Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Belasan warga sipil kembali meregang nyawa dalam serangan pengecut Rusia di Aleppo

Posted: 03 Nov 2015 03:32 PM PST

Gedung di Aleppo yang hancur dalam serangan udara Rusia

ALEPPO (Arrahmah.com) - Sedikitnya 12 warga sipil telah gugur dalam serangan udara pengecut oleh pasukan komunis Rusia di wilayah yang dikuasai oleh pejuang Suriah di Aleppo, ujar laporan Zaman Alwasl pada Selasa (3/11/2015).

Serangan udara telah menargetkan lingkungan Bustan Al-Qasr dan Al-Mashhad, meninggalkan 12 orang gugur dan puluhan lainnya terluka.

Angkatan udara Rusia telah melancarkan 2.084 serangan sejak awal kampanye udara mereka di Suriah, ujar kantor berita Rusia mengutip pernyataan kementrian pertahanan pada Selasa (3/11).

Sementara itu, aliansi Mujahidin yang dipimpin oleh Jabhah Nushrah telah merebut kembali dua bukit dari tangan rezim Nushairiyah di pedesaan selatan Aleppo, ujar aktivis Suriah.

Mujahidin merebut kembali bukit Al-Baraqah dan Bunjaira, sebuah langkah yang bisa menghalangi upaya rezim untuk mengendalikan rute suplai strategis dan gudang amunisi. (haninmazaya/arrahmah.com)

Website FBI yang diklaim untuk mencegah "ekstrimisme" menargetkan Muslim AS

Posted: 03 Nov 2015 03:04 PM PST

Ahmad Muhammad (14), seorang siswa Muslim yang membuat jam digital dan dikira sebuah bom hingga ditahan oleh polisi Texas

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Organisasi Muslim dan kelompok hak-hak sipil telah mengkritik website interaktif FBI yang diciptakan dengan dalih untuk mencegah kekerasan di sekolah, mereka mengatakan fokus terhadap Islam sama saja dengan rasial.

"Jangan Menjadi Boneka" adalah situs video interaktif seperti game yang dirancang untuk digunakan oleh guru dan siswa. Situs ini terdiri dari serangkaian game dan tips untuk mengajarkan pengguna bagaimana mengidentifikasi seseorang yang rentan terhadap perekrutan untuk serangan kekerasan, lansir Al Jazeera pada Selasa (3/11/2015).

"Hampir seluruh isi website berfokus pada Islam, menambah kecurigaan daripada mendorong seseorang dari belajar dan rasa ingin tahu," ujar Corey Saylor, juru bicara Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR).

"Permainan memiliki fokus hanya pada Muslim," lanjutnya kepada Al Jazeera.

Salah satu skenario di website tersebut memberitahu pengguna bahwa mereka harus curiga ketika seorang individu dengan nama Arab atau Islam menyebutkan akan ke Timur Tengah untuk suatu "misi", menunjukkan bahwa itu adalah niat untuk terlibat dalam kekerasan.

"Kenapa kita harus menaikkan bendera merah? Bagaimana jika dia melakukan misi kemanusiaan atau misi keagamaan misalnya?" kata Saylor.

"Inilah contoh lain ketika banyak anak berjalan menjauh dari game dan mungkin berpikir bahwa siswa Muslim adalah ancaman atau 'teroris'."

Website tersebut seharunya dirilis pada Senin (2/11), namun ditahan menyusul keberatan oleh berbagai pihak, terutama organisasi keagamaan dan hak-hak sipil.

Menurut klaim FBI, website tersebut dirancang untuk memberikan "kesadaran tentang bahaya predator kekerasan ekstrimis di internet, dengan masukan dari siswa, pendidik dan tokoh masyarakat".

Ini adalah bagian dari program Melawan Kekerasan Ekstrimisme (CVI) FBI yang melibatkan partisipasi masyarakat setempat.

Kritik yang muncul mengatakan bahwa itu akan menstigmatisasi Islam dan siswa Arab yang saat ini sudah rentan terhadap intimidasi dan xenofobia.

Sebuah laporan baru yang dipublikasikan oleh CAIR menemukan bahwa siswa Muslim di sekolah negeri dan sekolah swasta non-Muslim diganggu dua kali lipat. Dari mereka yang disurvei, 52 persen telah dilecehkan secara verbal tentang agama mereka oleh teman sekelas atau guru, sementara 29 persen anak perempuan yang mengenakan kerudung telah merasakan serangan atau hijab mereka sengaja ditarik dan menjadi bahan olokan.

Indikator lain yang disebutkan dalam website tersebut terkait siswa yang rentan direkrut untuk kekerasan adalah termasuk perilaku menyendiri atau mengalami masalah di rumah.

"Ini adalah perilaku khas untuk remaja, tapi bagi siswa Muslim mereka sedang diperlakukan sebagai orang yang mencurigakan," ujar Saylor.

Pada September lalu, seorang siswa berusia 14 tahun, Ahmad Muhammad, diborgol dan ditangkap di sekolahnya di Irving, Texas setelah memperlihatkan jam buatan sendiri untuk gurunya yang dikira bom.

Kelompok-kelompok HAM menuduh sekolah dan polisi telah melakukan diskriminasi dengan alasan bahwa remaja tersebut tidak akan ditangkap jika ia bukan Muslim.

"Bahkan ketika seorang anak melakukan apa yang Anda ingin mereka lakukan-inovatif dan menunjukkan antusiasme untuk belajar-dia diborgol," tambah Saylor. (haninmazaya/arrahmah.com)

Seorang pemuda menembak dirinya sendiri dekat gedung presiden di Istanbul

Posted: 03 Nov 2015 03:15 AM PST

Foto: Anadolu Agency

ISTANBUL (Arrahmah.com) - Seorang pemuda berusia 20 tahun meninggal setelah ia menembak dirinya sendiri di luar gedung presiden di Istanbul pada Senin (2/11/2015).

Seperti dilansir Anadolu (3/11), Insiden tersebut terjadi sekitar pukul satu siang waktu setempat di distrik Sariyer.

Kepala Jaksa Penuntut Umum Istanbul, Hadi Salihoglu, mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pemuda itu melompati penjaga keamanan dan memaksa mereka untuk membantunya bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Pada saat itu Erdogan sedang tidak ada di gedung.

Pria yang belum diketahui identitasnya itu mengatakan kepada staf keamanan, "Bantu saya bertemu dengan Erdogan dan buka pintu," tambah Saligholu.

Saligholu kembali memberi pernyataan, Pria itu kemudian menyambar senjata dari seorang penjaga keamanan, lalu melepaskan tembakan ke arah polisi, sampai akhirnya menembak dirinya sendiri.

Hingga saat ini penyelidikan kasus tersebut masih berlangsung.

(fath/arrahmah.com)

Dusta Syiah atas nama Ahlul Bait

Posted: 03 Nov 2015 02:07 AM PST

Ustadz Abu Jibril saat berorasi pada even dukungan terhadap Walikota Bogor yang melarang kegiatan Syiah di wilayahnya, di lapangan Sempur Bogor, Jumat (30/10/2015)

Oleh: Ustadz Abu Muhammad Jibriel

(Arrahmah.com) - Perkara penting untuk terus diingat adalah:Syiah bukan Islam,ajaran Syiah adalah karangan Abdullah bin Saba'. Ajaranya adalah yang berhak menjadi pewaris Rasulullah menjadi pemimpin umat Islam hanyalah Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Inilah yang kemudian terkenal dengan istilah Ahlul Bait.

Orang syiah menjadikan Ahlul Bait Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam sebagai barang dagangan, padahal mereka sama sekali tidak menghormati Ahlul Bait Rasulullah.

Ahlul bait Rasulullah adalah isetri-isteri beliau, anak-anak beliau, menantu-menantu beliau dan mertua-mertua beliau dan cucu-cucu beliau. Anak-anak beliau adalah Zainab, Rukaiyah, Ummu Kaltsum dan Fatimah Az Zhara. Abu Bakar dan Umar Radhiallahu anhuma adalah mertua beliau. Utsman dan Ali Radhillahu anhuma adalah menantu beliau. Aisyah dan Hafsah adalah dua istri beliau dari 9 isterinya.

Pertanyaannya kenapa Syiah mengkafirkan Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafsah Radhiallahu anhum? Padahal mereka semua adalah Ahlul Bait Rasulullah. Mengapa hanya keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah R.A,Hasan dan Husein saja yang dianggap Ahlul Bait Rasulullah? Kemudian Ali bin Abi Thalib mempunyai 11 orang anak antara lain bernama Hasan, Husein, Muhsin, Abu Bakar, dan Abbas, tetapi kenapa orang syi'ah hanya memuji Huein RA dan keturunannya saja yang berhak menjadi imam sampai imam 12?

Jawabannya karena Husein R.A menikah dengan salah satu dari tiga anak perempuan Raja Parsi (Yazdajir ) yang bernama Shahnzanah.Orang Parsi berkeyakinan bahwa darah ketuhanan Raja Parsi mengalir ke anaknya Shahnzanah yang menjadi istri Husain R. A. Kemudian anak-anaknya lah yang menjadi Ahlul Bait yang diagungkan oleh semua orang Syiah. Kesimpulannya bahwa orang Syiah berbohong dengan menjual nama Ahlul Bait Rasulullah, tetapi sebenarnya orang Syi'ah mengagungkan Ahlul Bait Raja Parsi. Na'uzubillahi min zalik.

Inilah kebohongan dan kedustaan Syi'ah laknatullah 'alaihim.

(*/arrahmah.com)

Upaya pembunuhan terhadap Bashar Asad hantui pendukungnya

Posted: 03 Nov 2015 02:00 AM PST

bashar asad

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Sebuah media pro rezim Asad mengungkapkan pada Senin (2/11/2015) bahwa intelijen Rusia melihat ada upaya serius untuk membunuh Bashar al-Assad, yang merupakan bagian dari teror pembunuhan yang menghantui para pendukungnya.

Sumber tersebut mengatakan bahwa intelijen Rusia melaporkan bahwa ada kemungkinan pesawat dari Aliansi Internasional atau pihak lainnya yang berupaya untuk menyerang Istana Presiden di mana Bashar al-Asad tinggal, sehingga Rusia telah menyiapkan Sukhoi-34 untuk melindungi daerah itu untuk menangkal setiap serangan, sebagaimana dilansir oleh ElDorar AlShamia.

Sumber-sumber itu menegaskan bahwa ada dua pesawat Sukhoi yang selalu siap siaga di basis Lattakia yang dalam hitungan detik siap menembak dan menjatuhkan setiap pesawat yang ingin menyerang Istana Presiden Bashar Asad.

Situs pro rezim Asad yang dekat dengan sistem keamanan dan intelijen mengungkapkan bahwa Rusia berencana untuk membangun pangkalan rudal surface to-air jarak pendek untuk melindungi area Istana Presiden dan menyerang setiap pesawat yang mencoba untuk menyerang istana.

(ameera/arrahmah.com)

Rezim Asad mengabaikan pendukungnya dan tetap melancarkan serangan ke Douma

Posted: 03 Nov 2015 01:00 AM PST

Foto: ElDorar AlShamia

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Koresponden ElDorar AlShamia mengatakan pada Senin (2/11/2015) bahwa rezim Asad kembali melancarkan serangan terbaru di kota Douma di Ghouta Timur; yang mengakibatkan korban tewas dan luka-luka di kalangan warga sipil.

Koresponden itu juga mengatakan bahwa pasukan Assad melancarkan serangan terbaru ke kota Douma dengan roket; yang menyebabkan enam warga sipil tewas, dan puluhan orang terluka.

Sebagaimana dilansir oleh ElDorar AlShamia, para pejuang di Ghautah Timur telah menempatkan kerangkeng besi yang berisi para tahanan dari pasukan Asad dan keluarganya di atap dan di jalan-jalan kota Douma selama dua hari berturut-turut, saat pengeboman terus berlanjut.

Kota Douma menjadi target serangan sengit yang dilancarkan oleh pasukan Asad, dan operasi pengeboman itu berlangsung hampir setiap hari, yang mengakibatkan ratusan orang tewas dan cedera; sehingga terpaksa para pejuang menyebarkan para tahanan dari pasukan Asad dan keluarganya yang ditaruh dalam kerangkeng dan ditempatkan di atap bangunan di kota Douma.

(ameera/arrahmah.com)

6 orang "Israel" terluka dalam dua serangan terpisah

Posted: 03 Nov 2015 12:30 AM PST

Bayi Paletina yang meninggal akibat terhirup gas air mata di Bethlehem

TEL AVIV (Arrahmah.com) - Tiga pemukim "Israel" terluka pada Senin sore (2/11/2015) dalam dugaan serangan penikaman di sebelah stasiun bus di Rishon Lezion, selatan Tel Aviv.

Sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Salah seorang yang terluka dibawa ke rumah sakit dalam kondisi serius.

Koran "Israel" Yediot Aharanot mengatakan bahwa warga Palestina yang diduga menikam pemukim ditangkap setelah ditembak dan terluka selama serangan itu.

Tiga warga "Israel" terluka dalam serangan yang dimulai di bus dan terus ke jalan di Rishon LeZion pada Senin sore, kata surat kabar itu.

Media "Israel" melaporkan bahwa tersangka warga Palestina itu terluka oleh pasukan "Israel" sebelum ia ditangkap.

Tahanan Palestina itu diidentifikasi sebagai Imad Trada, (19), dari al-Khalil (Hebron).

Sebelumnya pada Senin, seorang pria Palestina ditembak dan terluka setelah ia diduga menikam tiga pemukim "Israel" di kota Netanya, utara Tel Aviv.

Warga Palestina itu diidentifikasi sebagai Ziyad Ridha, (22), dari Desa Balaa timur Tulkarem, di utara Tepi Barat yang diduduki.

Lebih dari 70 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 1200 lainnya terluka oleh pasukan "Israel" sejak pecahnya Intifada Al-AQawal Oktober 2015. Sebagian dari mereka yang tewas itu tidak bersenjata, dan jumlah itu juga termasuk dua bayi di bawah usia dua tahun.

Meskipun klaim luas "Israel" tentang "serangan pisau" oleh warga Palestina terhadap "Israel", banyak dari dugaan serangan pisau itu yang kemudian dibantah oleh bukti dan video dari saksi mata.

Ada juga beberapa insiden yang membuktikan bahwa tentara "Israel" dengan sengaja menaruh pisau didekat tubuh warga Palestina yang telah mereka bunuh.

(ameera/arrahmah.com)

13 tewas dalam kekerasan pemilu di Pakistan

Posted: 03 Nov 2015 12:00 AM PST

Foto: Anadolu Agency

KARACHI (Arrahmah.com) - Sebuah bentrokan mematikan antara dua kelompok politik yang bersaing selama pemilu di Pakistan selatan telah menewaskan 12 orang dan 15 lainnya luka-luka pada Sabtu (31/10/2015), kata polisi yang dilansir Anadolu Agency.

Orang lain juga ikut tewas dalam kekerasan terkait pemilu di kota Faisalabad, mereka menambahkan.

Bentrokan terjadi di sebuah TPS di wilayah Khairpur provinsi Sindh yang terletak 450 km dari ibukota Karachi, ketika dua kelompok yang bersaing itu saling menembaki satu sama lain menyusul debat secara lisan atas tuduhan kecurangan.

Sebelas orang meninggal di tempat, sementara yang lain meninggal di rumah sakit, kepala polisi kota, Pir Muhammad Shah, mengatakan kepada wartawan.

Sayap kiri Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang memerintah provinsi Sindh menyatakan bahwa korban berasal dari pendukungnya. "Para pembunuh pendukung kami telah diidentifikasi, dan serangan sedang dilakukan untuk menangkap mereka," kata Nisar Khuhro, seorang menteri provinsi senior dan pemimpin PPP.

Sementara itu, beberapa bentrokan telah terjadi antara partai yang berkuasa dengan aktivis partai oposisi selama fase pertama pemilu di provinsi Punjab dan Sindh.

Polisi mengatakan mereka telah menahan lebih dari seratus aktivis dari kedua belah pihak yang telah mengganggu keamanan dan ketertiban selama proses pemilu.

(fath/arrahmah.com)

Sepanjang Oktober, 72 warga Palestina gugur oleh serangan brutal tentara Zionis "Israel" dan ekstrimis Yahudi

Posted: 02 Nov 2015 11:03 PM PST

Seorang Muslimah Palestina, Bayan Al-Esseili (17) gugur setelah ditembak oleh tentara Zionis yang mengklaim bahwa Bayan berupaya melancarkan serangan terhadap polisi perbatasan "Israel"

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Sebanyak 72 warga Palestina telah gugur oleh tembakan tentara Zionis "Israel" di seluruh wilayah Tepi Barat, Yerusalem dan Jalur Gaza sepanjang Oktober 2015, ujar laporan Ahrar Center untuk Hak Asasi Manusia dan Tahanan.

Laporan yang dirilis pada Ahad (1/11/2015) mengungkapkan bahwa 24 persen atau sekitar 17 orang dari korban adalah anak-anak dan lima lainnya adalah perempuan, lansir MEMO pada Senin (2/11).

Selama sebulan terakhir 66 orang gugur akibat tembakan menggunakan peluru tajam dengan dalih "mempertahankan diri" dari serangan oleh warga Palestina, sementara tiga orang meninggal dunia karena menghirup gas air mata termasuk seorang bayi berusia delapan bulan dari Bethlehem.

Dua orang meninggal setelah tentara "Israel" memblokir akses mereka ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, sementara seorang tahanan meninggal karena kelalaian medis di sebuah penjara "Israel".

Sekitar 106 warga Palestina telah meninggal dunia dalam kebrutalan pasukan Zionis sejak awal tahun. Dan 5.020 warga Palestina telah ditangkap sejak awal tahun termasuk 1.350 yang ditangkap sepanjang Oktober lalu termasuk 80 perempuan dan 170 anak yang hampir seluruhnya berasal dari Yerusalem.

Selain itu, Menurut laporan tersebut, Oktober menyaksikan peningkatkan penghancuran rumah milik warga Palestina dengan dalih bangunan-bangunan tersebut berdiri tanpa izin. (haninmazaya/arrahmah.com)

Tentara Zionis menghancurkan tiga apartemen Palestina di Yerusalem

Posted: 02 Nov 2015 10:30 PM PST

Tentara Zionis menghancurkan bangunan milik warga Palestina. (Foto: Palestine TV)

YERUSALEM (Arrahmah.com) - Tanpa alasan jelas, tentara pendudukan "Israel" pada Senin (2/11/2015) menghancurkan tiga apartemen Palestina di lingkungan Nosseia, kota Beit Hanina, Yerusalem yang diduduki. Satu rumah juga dihancurkan di hari yang sama, lansir IMEMC.

Televisi Palestina melaporkan bahwa tentara yang didukung dengan sejumlah buldoser menyerbu lingkungan tersebut sekitar pukul 8.30 waktu setempat dan menghancurkan tiga apartemen milik Mousa Dsouqi, saudaranya Mahmoud dan seorang pengacara Khaldoun Najm.

Apartemen yang dibongkar memiliki luas masing-masing 120 meter persegi. Para tentara juga menyerang anggota keluarga, warga yang berkumpul di sana dan bahkan wartawan yang meliput peristiwa tersebut.

Sebelumnya di hari yang sama, tentara pendudukan "Israel" menghancurkan rumah seorang warga Palestina, Sami Edrees di daerah Khallet Al-Abed, Yerusalem. (haninmazaya/arrahmah.com)