Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Serangan bom mobil menghantam dua hotel berbintang di ibukota Somalia

Posted: 10 Jul 2015 04:30 PM PDT

Korban dalam serangan bom di hotel Weheliye, Mogadishu. (Foto: Al Jazeera)

MOGADISHU (Arrahmah.com) - Bom mobil telah menghnatam dua hotel berbintang di ibukota Somalia, Mogadishu sebelum orang-orang bersenjata memasuki salah satu hotel dan mulai melepaskan tembakan, klaim sumber kepada Al Jazeera.

Sedikitnya lima orang dilaporkan tewas di Hotel Weheliye di pusat Mogadishu pada Jum'at (10/7/2015) dan lima belas lainnya mengalami luka-luka, ujar sumber menambahkan.

Tiga pria bersenjata yang mengenakan seragam tentara Somalia memasuki gedung sebagai tamu. Sumber mengklaim bahwa pria bersenjata lainnya diyakini bersembunyi di dalam hotel yang dimiliki oleh anggota parlemen Somalia, Isse Weheliye. Hotel kedua yang menjadi target terletak di distrik yang sama.

Badan intelijen Somalia dan badan keamanan mengklaim bahwa serangan tersebut telah diakhiri. Namun tidak jelas apakah penyerang masih berada di dalam hotel atau tidak.

Belum ada pernyataan resmi yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini dari kelompok manapun, namun BBC melaporkan bahwa Mujahidin Asy-Syabaab mengaku berada di balik serangan.

"Bom mobil menghantam hotel Weheliye dan Siyaad. Kemudian pejuang kami menyerbu masuk," lansir Reuters yang mengklaim mengutip pernyataan juru bicara Asy-Syabaab. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mujahidin IIA rilis video baru pembebasan distrik Khogyano

Posted: 10 Jul 2015 08:34 AM PDT

Khogyani-Fatha-english-

(Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) melalui sayap medianya Al Emarah Studio merilis sebuah video terbaru (no. 52), sebagaimana dipublikasikan online oleh Shahamat pada Kamis (20/7/2015).
Video ini mendokumentasikan pembebasan distrik Khogyano di provinsi Ghazni, sebagai bagian dari kampanye militer tahunan "Operasi Azam".
Video "Pembebasan Khogyano" ini dibagi menjadi 5 bagian yang dimulai dengan perkenalan, operasi militer pembebasan distrik, situasi setelah dibebaskan, wawancara dengan para tokoh Mujahidin lokal dan diakhiri dengan wawancara dengan para penduduk setempat.
Video yang berdurasi 47 menit dan 22 detik ini memperlihatkan pemandangan indah distrik tersebut, kehidupan masyarakatnya dan pengaruh Mujahidin di daerah tersebut. Untuk mengunduh video ini silahkan klik link berikut:
Mobile MP4
FLV
3GP
(siraaj/arrahmah.com)

Konsulat Thailand di Istanbul diserang massa setelah pendeportasian warga Uighur

Posted: 10 Jul 2015 07:56 AM PDT

istanbul_3369791b

ISTANBUL (Arrahmah.com) - Sekitar 200 demonstran Turki menyerbu konsulat Thailand di Istanbul sebagai aksi protes terhadap pendeportasian puluhan warga Muslim Uighur ke Cina, menurut laporan yang dilansir AFP pada Kamis (9/7/2015).

Penyerbuan ini merupakan serangkaian protes di Turki selama bulan Ramadhan ini terhadap perlakuan Cina terhadap Muslim Uighur yang berbicara bahasa Turki di wilayah Xinjiang.

Para demonstran merangsek ke dalam kantor konsulat Thailand dan mengacak-acak isi kantor. Mereka juga melemparkan sejumlah dokumen dari dalam konsulat ke luar, menurut laporan AP.

Sembilan orang ditangkap atas tindakan penyerangan di gedung konsulat ini pada Rabu (8/7) yang diorganisir oleh kelompok East Turkestan Education Assosiation, lapor kantor berita Dogan.

Bendera Thailand juga diturunkan dan gedung konsulat juga dilempari dengan batu, tambah Dogan. File dan dokumen yang dilemparkan ke luar nampak berserakan di jalan.
istanbul-2_3369794b

istanbul-2_3369794b

Thailand mengatakan bahwa pihaknya telah mendeportasi sekitar 100 imigran Muslim Uighur pada Kamis yang ditahan di negara tersebut sejak tahun lalu ke Cina.
Pendeportasian ini dinilai membahayakan nasib para imigran Uighur itu karena kekhawatiran adanya tekanan dari pemerintah Cina, sebagaimana selama ini diketahui bahwa pemerintah Cina di Xinjiang telah berupaya menekan warga Uighur hanya karena identitas agama mereka Islam. Terbukti dari kebijakan-kebijakan pemerintah Cina yang dikhususkan untuk warga Uighur menargetkan praktek-praktek keislaman warga Uighur. (siraaj/arrahmah.com)

Pakar NASA ini masuk Islam pasca sembunyikan fakta Lailatul Qadar

Posted: 10 Jul 2015 03:30 AM PDT

malampantai

BANDUNG (Arrahmah.com) - Subanallah ternyata banyak yang disembunyikan oleh orang-orang barat tentang kehebatan Islam yang ditunjukan dalam bentuk kejadian alam di dunia ini.

Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Quran dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan bahwa, Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA) telah menyembunyikan kepada dunia bukti empiris ilmiah tentang (malam) Lailatul Qadar. Demikian dilansir BIP, Ahad (5/7/2015).

Ia menyayangkan kelompok jutawan Arab yang kurang perhatian dengan masalah ini sehingga dunia tidak mengetahuinya. Menurutnya, sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qadar adalah "baljah" (بَلْجَة); tingkat suhunya sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke (atmosfer) bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa radiasi cahaya."

Sayyid menegaskan, terbukti secara ilmiah bahwa setiap hari (hari-hari biasa) ada 10 bintang dan 20 ribu meteor yang jatuh ke atmosfer bumi, kecuali Lailatul Qadr dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun.

Hal ini sudah pernah ditemukan Badan Antariksa NASA 10 tahun lalu. Namun mereka enggan mempublikasikannya dengan alasan agar non Muslim tidak tertarik masuk Islam.

Statemen ini mengutip ucapan seorang pakar di NASA bernama Carner, seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir.

Hal tersebut dikemukakan Abdul Basith Sayyid, Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Quran dan Sunnah di Mesir, serta Dr. Abdul Basith As-Sayyid juga mendukung hal tersebut dalam sebuah program di TV Mesir.

Sayyid juga menegaskan, pakar Carner akhirnya masuk Islam dan harus kehilangan jabatannya di NASA.

Ini bukan pertama kalinya, NASA mendapatkan kritikan dari pakar Islam. Pakar geologi Islam Zaglol Najjar pernah menegaskan, NASA pernah menghilangkan satu halaman di situs resminya yang pernah dipublikasikan selama 21 hari. Halaman itu berisi hasil ilmiah tentang cahaya aneh yang tidak terbatas dari Ka'bah di Baitullah ke Baitul Makmur di langit.

Sayyid menegaskan, "jendela" yang berada di langit itu mirip yang disebutkan dalam Al-Quran.

وَلَوْ فَتْحنَا عَلَيْهِمْ بَابًا مِنْ السَّمَاء فَظَلُّوا فِيهِ يَعْرُجُونَ لَقَالُوا إِنَّمَا سُكِّرَتْ أَبْصَارنَا بَلْ نَحْنُ قَوْم مَسْحُورُونَ

"Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya. tentulah mereka berkata: "Se sungguhnya panda ngan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir"." (Al-Hijr: 14)

Saat itu Carner menyaksikan dengan bukti jelas bahwa jagat raya saat itu gelap setelah "jendela" itu tersibak. Karenanya, setelah itu Carner mendeklarasikan keislamannya.

Sunnah mencium Hajar Aswad

Sunnah mencium Hajar Aswad

Setelah Carner masuk Islam, ia menafsirkan fenomena "mencium Hajar Aswad" atau mengisyaratkan kepadanya – seperti penjelasan Abdul Basith Sayyid – bahwa batu itu merekam semua orang mengisyaratkan kepadanya (dengan lambaian tangan) atau menciumnya. Carner juga mengungkapkan tentang sebagian potongan Hajar Aswad yang pernah dicuri. Setelah 12 tahun diteliti, seorang pakar museum Inggris menegaskan bahwa batu tersebut memang bukan dari planet tata surya Matahari.

Carner, pakar Inggris itu kemudian melihat sample Hajar Aswad sebesar biji (kacang) hims. Ia menemukan bahwa batu itu melancarkan gelombang pendek sebanyak 20 radiasi yang tidak terlihat ke segala arah. Setiap radiasi menembus 10 ribu kaki.

Carner menambahkan, batu itu mampu mencatat nama-nama orang yang berhaji dengan radiasi gelombangnya. Sebagaimana, tegas Sayyid Abdul Basith, Imam Syafi'i menyatakan bahwa Hajar Aswad mencatat nama setiap orang yang mengunjunginya baik dalam haji atau umroh sekali saja. (adibahasan/arrahmah.com)

Komandan Jaisyul Islam: Kehancuran Rezim Assad tinggal menghitung hari

Posted: 10 Jul 2015 03:00 AM PDT

Muhammad Zaharan Bin Abdullah Allaush, Komandan Jaisyul Islam

GHAUTAH (Arrahmah.com) - Pada Kamis (9/7/2015), Syaikh Mohammad Bin Abdullah Zaharan Allaush, komandan Jaisyul Islam menyampaikan sejumlah pesan penting selama pertemuan dengan Dewan Komando setelah kembali ke Ghautah Timur pada sebuah video yang dirilis melalui media resminya, jaishalislam.com. Ia berbicara tentang kemenangan yang dicapai Mujahidin merupakan nikmat Allah subhanahu wata'ala.

Padahal, saat itu terdapat beragam kesulitan seperti, kurangnya sumber daya dan perang sengit di semua media -baik tingkat internal dan eksternal yang diluncurkan- oleh rezim, munafik dan negara kriminal.

Berikut Arrahmah kutipkan 10 pesan utama dari Komandan Zaharan Allaush yang disarikan dari video yang berdurasi 1 jam 29 menit tersebut pada Youtube, Kamis (9/7). Bismillah.

  1. [Umur] Rezmin tinggal hitungan hari, biidznillah. [Posisi] kita semakin kuat di seluruh negeri dan mempermalukan tentara yang goyah.
  2. Anak-anak bangsa Suriah baru ikhlas jika Assad dan para letnannya serta mereka yang turut bagian dalam kejahatannya hengkang.
  3. Plot ISIS kami kenali [dengan baik]. Dia memperparah luka Muslimin dan kejahatannya tertolak oleh setiap pemilik ketulusan jiwa.
  4. Ghautah Timur dan Damaskus Selatan dikepung oleh kekuatan eksternal yang kotor, sementara rezim tak ubahnya sipir penjara.
  5. Kepada mereka yang tidak menginginkan persatuan Mujahidin dan selalu mengambil posisi prestise, saya katakan, Takutlah kepada Allah dan bersatulah dengan saudara-saudaramu.
  6. Seluruh faksi Jihad di Ghautah kini telah bersatu dalam Komando Bersatu, kecuali Jabhah Nushrah dan kami mengajaknya bergabung, jangan sampai mencetus perpecahan.
  7. Amnesti umum diberikan oleh Komando Bersatu kepada mereka yang tidak termasuk para tawanan dari ISIS, milisi Syiah, dan tentara rezim.
  8. Bangsa Arab dan Kurdi bersatu melalui Islam. Ideologi kaum Baats Arab dan PKK Kurdi telah merusak negara dan masyarakat kita.
  9. Beberapa negara kotor mendukung milisi komunis PKK dalam pengusiran masyarakat Arab dari kampungnya di Utara.
  10. Para pemimpin negara-negara Muslim seharusnya tidak condong kepada adidaya dunia yang memeras dan memprovokasi hasutan di negara mereka.
amnesti umum Jaisyul Islam

amnesti umum Jaisyul Islam

(adibahasan/arrahmah.com)

Mufti Ismail Menk: Etika menyampaikan nasihat

Posted: 10 Jul 2015 02:30 AM PDT

Mufti Ismail Menk

BANDUNG (Arrahmah.com) - Ada yang menarik dari tanya-jawab antara Mufti Ismail Menk dan seorang akhwat dalam sebuah acara Ramadhan 1436 Hijriyah ini, yakni bagaimana cara seorang ikhwan menasehati wanita berlipstik menor. Subhanallah.

Di luar dugaan, Kepala Departemen Fatwa Dewan Ulama Islam Zimbabwe atau dikenal sebagai Majlisul Ulama Zimbabwe itu menjawabnya dengan sangat sederhana dan jauh dari kesan menegangkan.

Berikut Arrahmah kutipkan tausyiah Mufti Ismail Menk yang juga Imam Masjid Al Falaah di Harare dari sebuah video pada Youtube, Kamis (9/7/2015). Bismillah.

Terkadang ada orang yang bermaksud menasehati saudaranya namun caranya tidaklah tepat, awalnya ingin meluruskan kesalahan justru hasilnya sebaliknya, yang dinasihati malah semakin menjadi kemungkarannya. Sesungguhnya tujuan nasihat adalah supaya orang yang dinasihati kembali pada kebenaran, bukan semangat mencelanya. Sehingga perlu diperhatikan adab-adabnya agar nasihat lebih mudah diterima.

Imam ibnu Hibban rahimahullaah berkata, "Sesungguhnya penyampaian dengan penuh perhatian kepada saudaranya sesama Muslim adalah kritik yang membangun, lebih besar kemungkinannya untuk diterima dibandingkan penyampaian dengan maksud mencelanya."

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (Q.S. Ali Imran : 159)

Semoga melalui tausyiah Mufti Ismail Menk di Ramadhan ini, kita semakin baik dalam nasehat-menasehati, terutama kepada diri sendiri. Ighfirlana yaa Rabbana. Aammiin. (adibahasan/arrahmah.com)

Kado pahit perayaan "Hari Al-Quds Sedunia", Hamas depak Syiah dari Palestina

Posted: 10 Jul 2015 02:00 AM PDT

Perayaan Hari Al-Quds Sedunia di depan Kedubes AS, di Jakarta pada tahun 2014. (Foto: Kiblat)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Sekarang adalah Jumat terakhir di Ramadhan 1436 H. Menjadi kelaziman bagi kaum Syiah di seluruh dunia untuk menggelar sebuah acara yang disebut "Hari Quds Sedunia" pada hari ini.

Media sosial kini dibanjiri artikel tentang perayaan Hari Quds yang dibagi sesama netizen, sebagaimana pantauan Arrahmah, Jum'at (10/7/2015). Semoga dengan perkembangan teknologi ini, pemahaman masyarakat diharapkan semakin membaik terkait agenda-agenda politik kelompok Syiah, baik di dalam, maupun di luar negeri. Aammiin.

Namun, bagi Ikhwah fiillah yang belum mengetahui hakikat Hari Quds Sedunia, berikut Arrahmah kutipkan ulasan "Apa sih Hari Quds itu?" yang dilansir Kiblat pada Jum'at (10/7). Bismillah.

Hari Quds Sedunia merupakan sebuah hari khusus dicetuskan oleh pemimpin tinggi syiah Iran, Imam Khomeini. Hari itu jatuh pada Jumat terakhir di Bulan Ramadhan. Maka, bagi pemeluk ajaran syiah, menghadiri acara Hari Quds Sedunia merupakan sebuah kewajiban karena telah difatwakan oleh pemimpinnya.

"Secara umum, mengagungkan syiar-syiar Islam dan menjaga Revolusi Islam adalah tugas setiap Muslim (Syiah). Seluruh aksi yang menyebabkan penguatan Islam dan pelemahan kaum kafir adalah hal yang ideal dan memiliki pahala dan ganjaran," cetus Imam Khomeini pendiri Republik Iran terkait Hari Quds Sedunia.

Maka pada hari yang dinamakan Hari Quds Sedunia itu, kaum Syiah akan berbondong-bondong menuju alun-alun atau kedutaan Amerika, bisa juga kedutaan "Israel" di negara masing-masing untuk melakukan ritual ibadah mereka: mencaci dan memaki.

Teriakan-teriakan dan slogan seperti, "Terkutuk Amerika, Terkutuk "Israel". Mampus Amerika, Mampus "Israel"," selalu terdengar saat aksi demonstrasi Hari Al-Quds Sedunia.

Lalu, apa yang membuat perayaan Hari Quds Sedunia pada kali ini patut dijadikan catatan khusus?

Sebelumnya kita perlu sedikit memahami posisi Hamas sebagai gerakan rakyat Palestina dan Iran sebuah negara yang mencoba mengambil peran penting dalam konstelasi politik Islam dan Timur Tengah.

Hamas, Iran dan kartu penting bernama Palestina

Dikutip dari tulisan Reza Ageung di Hidayatullah.com berjudul "Hamas, Iran dan Kartu Penting Bernama Palestina", setelah revolusi Iran 1979 yang menumbangkan Shah Pahlevi yang pro-Barat, politik luar negeri Iran berubah haluan. Imam Khomeini menggariskan kebijakan tersebut dengan ungkapan, "Laa Syarqiyah wa Laa Gharbiyah", artinya Tidak Barat dan juga Tidak Timur.

Maksudnya, Republik Islam Iran mesti menjadi blok ideologis tersendiri. Tentu saja term ideologi ini harus kita pahami dalam konteks Islam-Syiah yang menjadi sekte resmi negara tersebut.

Politik tersebut juga berarti tuntutan bagi Iran untuk menjadi kuasa hegemonik di kawasan Timur Tengah. Karenanya, Iran terus menerus berusaha meraih hati umat Islam sedunia dan bangsa Arab dengan menggunakan semangat anti-"Israel". Ini bisa dilihat retorika-retorika Ahmadinejad yang seringkali berapi-api dan frontal terhadap "Israel".

Hal ini melengkapi retorika pemimpin-pemimpin Iran yang lain, di antaranya sang pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei. Pada hari yang sama, Khamanei mengatakan, "Hari ini menjadi jelas bahwa rezim Zionis berada pada titik terendah dan tidak dapat menahan kesabaran bangsa Palestina."

Dukungan moral ini diikuti oleh dukungan materiil. Sepanjang tahun 2008, konon Iran memasok 120 mm mortir kepada HAMAS, di samping juga menyelundupkan roket dan senjata-senjata lainnya.

Jadi sekilas Iran menjadi "mendua". Setelah ia menjadikan milisi Syiah itu sebagai "perwakilan resmi" di front perlawanan dengan "Israel", sekarang Iran ingin masuk lebih jauh dengan menempatkan sahamnya di dalam batas wilayah Palestina, Gaza, di tengah-tengah pejuang yang lebih berhadapan langsung dengan "Israel", faksi-faksi yang merupakan insider.

Namun patut dicatat bahwa laporan-laporan ini sebagiannya berasal dari laporan lembaga intelejen Zionis-"Israel", yang entah fakta ataukah dugaan yang disengaja, mencerminkan ketakutan "Israel" akan aliansi Iran-Fatah, atau bisa juga sebagai upaya "Israel" untuk menempatkan HAMAS dan Iran pada satu blok musuh untuk menggiring publik dunia, khususnya Amerika, akan bahaya HAMAS.

Sebagaimana dimaklumi, "Israel" giat melakukan monsterisasi Iran. Dan jika HAMAS ditempatkan sepihak dengan Iran, akan lebih mudah melakukan monsterisasi HAMAS, sebagaimana AS melakukan monsterisasi terhadap kelompok Islam yang lain dengan dalih "terkait jaringan Al-Qaidah".

Walaupun pernyataan-pernyataan HAMAS sebagaimana dipaparkan di awal mencerminkan adanya hubungan dengan Iran, di samping juga adanya laporan bahwa Iran juga memberi bantuan dana lewat Damaskus, hal ini tidak membuat gerakan perlawanan itu menjadi kepanjangan tangan Iran. HAMAS sendiri menegaskan bahwa ia independen dari Iran.

Pada 3 Desember 2008, deputi Biro Politik HAMAS Abu Marzuq membuat klarifikasi, "Kami telah menjelaskan sikap kami ke Mesir yakni bahwa tidak ada campur tangan Iran dalam urusan Palestina. Hamas adalah gerakan yang paling independen dalam pengambilan keputusan."

Hamas bubarkan organisasi Syiah, As-Sobirin

Hamas bubarkan organisasi Syiah, As-Sobirin

Kado pahit untuk Syiah

Nah, menjelang perayaan Hari Al-Quds Sedunia pada Ramadhan 1436 H ini, HAMAS membuat keputusan yang mengejutkan (bagi kelompok Syiah).

Seperti dikutip Arrahmah dari situs berbahasa Arab, Arabi21.com pada Rabu (8/7), pemerintah Palestina di Jalur Gaza, memutuskan untuk membubarkan dan melarang gerakan Syiah 'Ash-Shabirin' dan menghentikan serta melarang semua aktivitas gerakan yang berafiliasi ke Iran.

Keputusan untuk membubarkan gerakan 'Ash-Shabirin' ini diambil untuk mengakomodir massifnya tuntutan dari masyarakat Gaza, yang menganggap bahwasanya gerakan tersebut bisa menjadi 'gerbang paham Syiah di Jalur Gaza'.

Perlu dicatat, bahwasanya gerakan Syiah 'Ash-Shabirin' tidak menyangkal loyalitasnya yang mutlak untuk pemerintah Iran. Sebagai buktinya, bahwa logonya merupakan salinan yang mirip sangat signifikan dengan logo "Hizbullah" Libanon, dengan gambar Khameini yang terpampang di dinding markas mereka.

Sebelum ini, banyak isu kurang sedap, Hamas banyak mendapat bantuan dan dukungan dari Iran. Informasi ini nampaknya membantah tuduhan itu.

Pendiri gerakan 'Ash-Shabirin', Hisham Salem, sejak dua tahun berlepas dari gerakan Jihad Islam dan telah ditangkap pejuang HAMAS.

Mudah-mudahan keputusan tegas HAMAS pada Jumat terakhir di bulan Ramadhan ini menjadi sebuah furqon (garis pemisah, red) yang tegas antara haq dan bathil. Sekaligus, menjadi kado pahit bagi kaum Syiah dan Iran yang telah setia mendukung rezim Assad membantai rakyatnya sendiri di Suriah.

(adibahasan/arrahmah.com)

Kelompok anti-Islam di Denmark tetap ngotot untuk menampilkan kartun Nabi Muhammad

Posted: 10 Jul 2015 01:30 AM PDT

anti islam denmark

ANKARA (Arrahmah.com) - Sebuah kelompok anti-Islam Denmark telah bersumpah untuk menampilkan kartun Nabi Muhammad dalam sebuah pameran di AS, radio lokal melaporkan, sebagaimana dilansir oleh Muslim News, Kamis (9/7/2015).

Anders Gravers Pedersen, ketua dari gerakan 'Stop Islamisasi Denmark', mengatakan kepada saluran DR bahwa kartun itu akan ditampilkan meskipun kelompoknya belum menemukan tempat untuk pameran yang diusulkan itu.

"Tapi tentu saja kartun-kartun itu akan ditampilkan," katanya.

Pada bulan Mei, dua orang menyerang sebuah pameran kartun di Garland, Texas, yang kemudian ditembak mati oleh polisi.

Sepuluh tahun yang lalu, surat kabar Denmark Jyllands-Posten menerbitkan kartun Nabi Muhammad yang mengakibatkan demonstrasi besar-besaran di seluruh dunia Muslim.

(ameera/arrahmah.com)

10 fakta tentang Negeri Xinjiang di balik sejarah Muslim Uighur

Posted: 10 Jul 2015 01:00 AM PDT

345372-UighurAFP-1330879201-277-640x480

JAKARTA (Arrahmah.com) - Bangsa Uighur merupakan etnis minoritas Cina yang menempati wilayah Xinjiang, sebelah barat Cina. Pemerintah Cina acap kali melakukan diskriminasi terhadap etnis tersebut lantaran mayoritas dari mereka adalah Muslim, salah satunya melalui pelarangan puasa pada bulan Ramadhan.

Bereaksi akan tekanan tersebut, ratusan muslim Uighur "hijrah" ke negeri Thailand. Sayangnya, harapan beroleh perlindungan HAM kandas. Alih-alih diterima dengan baik, Pemerintah Thailand mengembalikan 90 Muslim Uighur ke Cina. Beragram protes pun bermunculan, salah satunya di Turki, sebagaimana dilansir Arrahmah, Jum'at (10/7).

Diskriminasi terhadap minoritas Uighur oleh Pemerintah Cina sebenarnya telah berlangsung lama dan turuntemurun, semenjak era dinasti Han. Tak hanya melakukan pembasmian etnis, pemerintah komunis itu juga turut memusnahkan budaya Islam para pendahulunya. Lebih lanjut, berikut 10 fakta Xinjiang atau Turkistan Timur yang disajikan Majalah Resurgence Magazine Vol. 1 yang diterjemahkan dan dipublikasikan Kiblat pada Jum'at (10/7).

Usulan bendera di Turkistan Timur, terdapat lafadz Allah. (Foto: Kiblat)

Usulan bendera di Turkistan Timur, terdapat lafadz Allah. (Foto: Kiblat)

Satu: Secara historis, Turkistan Timur tidak pernah menjadi bagian dari Cina. Ia adalah sebuah wilayah yang menjadi jajahan Dinasti Han Cina. Terletak di luar Tembok Besar yang dibangun untuk mempertahankan Cina dari invasi, dan sebelah barat gerbang Jade yang oleh kebanyakan sumber sejarah menjadi tanda batas barat negara Cina. Penamaan wilayah Xinjiang/ Sinkiang (New Dominion) tidak mengubah realitas sejarah ini.

Dua: Dalam dua ribu tahun terakhir, Turkistan Timur tetap wilayah tersendiri dari Cina selama lebih dari 1800 tahun. Dalam 1000 tahun terakhir sejarah Islam; 763 tahun tetap menjadi wilayah tersendiri, sementara 237 tahun setelahnya berada di bawah pendudukan Cina.

Tiga: Pada tahun 1949, 93 persen dari populasi Turkistan Timur adalah Uighur (Muslim Turki), sementara 7 persen adalah Cina. Sekarang ini, dalam enam dekade pendudukan Dinasti Han Cina yang memindahkan paksa penduduk dari tempat mereka, hampir 45 persen dari populasi Turkistan Timur adalah Cina.

Protes anti-Cina terjadi di Turki pasca pelarangan puasa Ramadhan Muslim Uighur oleh pemerintah komunis itu

Protes anti-Cina terjadi di Turki pasca pelarangan puasa Ramadhan Muslim Uighur oleh pemerintah komunis itu

Empat: Setelah pengambilalihan komunis pada tahun 1949, lebih dari 4,5 juta Muslim Turki tewas oleh pemerintah komunis sebagai rangkaian dari pembersihan etnis.

Lima: Pemerintah Cina menyita semua salinan Al-Qur'an serta teks-teks keagamaan yang tersisa. Terjadi pembakaran 30.700 teks cetakan dan manuskrip Islam klasik. 28.000 masjid ditutup oleh pemerintah dan berubah menjadi bar. 18.000 madrasah berubah menjadi gudang. 120.000 tokoh agama (ulama, imam masjid) dieksekusi. 54.000 dikirim untuk bekerja di kamp kerja paksa.

Enam: Hukuman bagi pengajar Al-Qur'an di Cina adalah 10 tahun penjara.

Tujuh: Perempuan Muslim secara resmi dilarang mengenakan jilbab. Jika seorang wanita tertangkap mengenakan jilbab oleh otoritas, dia didenda 5600 dolar. Padahal, pendapatan tahunan rata-rata seorang Muslim di Turkistan Timur adalah 1000 dolar.

Delapan: Sejauh ini, China telah melakukan 35 tes nuklir di Turkistan Timur. Diperkirakan bahwa, lebih dari 200.000 Muslim telah meninggal karena radiasi. Selama tahun 1998, lebih dari 20.000 bayi lahir cacat di Turkistan Timur. Dalam beberapa dekade terakhir, pasien kanker meningkat tajam, banyak kematian dari penyakit yang tidak diketahui, dan penyakit lumpuh pun merajalela.

Sembilan: Pemuda di bawah usia 20 tahun tidak diperbolehkan untuk mempelajari Al-Qur'an, berdoa di masjid-masjid, atau mengajak shalat Jumat. Batas waktu untuk shalat Jumat hanya 20 menit.

Sepuluh: Cina menempatkan 1 juta tentara dan anggota dinas keamanan di Turkistan Timur.

Semoga Allah subhanahu wata'ala meringankan penderitaan saudara kita, Muslim Uighur dari tirani komunis Cina. Aammiin. (adibahasan/arrahmah.com)

Intelijen Australia indikasikan 2 pilot Indonesia dukung ISIS, benarkah?

Posted: 10 Jul 2015 12:30 AM PDT

2 Pilot Indonesia diduga dukung ISIS (Foto: Internet/Facebook/The Intercept)

CANBERRA (Arrahmah.com) - Pada Kamis (9/7/2015) detikcom mengutip media Australia, Sydney Morning Herald (SMH) bahwa, Kepolisian Federal Australia (AFP) meyakini ada dua pilot asal Indonesia yang diradikalisasi oleh militan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Dua pilot ini dianggap memberikan ancaman keamanan internasional.

Menurut laporan intelijen Australia yang bocor secara online dan dikutip SMH tersebut, Kamis (9/7), salah satu pilot Indonesia itu pernah terbang ke Australia, di antara banyak tujuan lainnya yang pernah didatanginya saat masih aktif sebagai pilot. Bahkan, pilot Indonesia itu pernah berfoto di depan Sydney Opera House yang ternama, tahun lalu.

Pilot kedua dilaporkan seorang mantan pilot untuk maskapai AirAsia Indonesia dan menikah dengan mantan pramugari dari maskapai yang sama. Disebutkan pilot ini kini tinggal di wilayah Raqqa, Suriah, yang dikuasai ISIS.

Laporan intelijen kepolisian federal Australia yang berjudul 'Identification of Indonesian pilots with possible extremist persuasions' didapatkan oleh majalah online Australia, The Intercept. Laporan tertanggal 18 Maret 2015 itu juga didistribusikan kepada penegak hukum di Turki, Yordania, London dan Amerika Serikat serta Europol.

Laporan intelijen itu menyebut bahwa pada Maret ini, kepolisian federal Australia mendapat peringatan soal dua pilot Indonesia, Ridwan Agustin dan Tommy Abu Alfatih kerap memposting informasi yang mendukung ISIS dalam akun Facebook mereka.

"Atas kajian terhadap konten dari kedua akun, menunjukkan bahwa orang-orang ini kemungkinan dipengaruhi oleh elemen radikal -- setidaknya dari lingkungan online -- dan hasilnya, mereka mungkin menjadi ancaman keamanan," demikian bunyi penggalan laporan intelijen tersebut.

Ridwan Agustin diklaim sebagai lulusan pilot AirAsia pada tahun 2010 dan pernah menerbangkan rute internasional termasuk Hong Kong dan Singapura. Sedangkan Tommy Abu Alfatih diyakini lulusan dari sebuah sekolah penerbangan di Indonesia pada tahun 1999 dan pernah menjadi pilot Angkatan Laut Indonesia sebelum bergabung dengan Premiair, sebuah perusahaan penerbangan swasta di Indonesia.

Ketika dihubungi oleh media Australia lainnya, Fairfax Media, untuk mengkonfirmasi kebenaran laporan itu, juru bicara kepolisian federal Australia enggan berkomentar banyak. "AFP tidak berkomentar soal intelijen," ucap juru bicara itu.

"AFP tetap menjaga hubungan erat dengan mitra penegak hukum dalam negara maupun luar negeri, untuk memastikan keselamatan warga Australia, baik yang ada di dalam wilayah Australia maupun di luar negeri," tegasnya.

Juru bicara itu enggan menjawab saat ditanya apakah laporan The Intercept itu benar adanya.

Sementara itu, pihak AirAsia menuturkan kepada The Intercept bahwa Ridwan Agustin dan istrinya sudah tidak lagi menjadi karyawan AirAsia Indonesia. "Oleh karena itu, kami tidak bisa banyak berkomentar soal pribadi keduanya," tutur juru bicara AirAsia, Audrey Petriny kepada The Intercept.

Sedangkan pihak Premiair menjelaskan kepada The Intercept bahwa Tommy Abu Alfatih yang juga dikenal sebagai Tomi Hendratno sudah berhenti bekerja dari perusahaan itu mulai 1 Juni tahun ini. Istri Ridwan Agustin dan Tomi Hendratno tidak merespons pesan-pesan yang dikirimkan ke akun Facebook mereka.

Penjelasan TNI AL

Dilain pihak, TNI AL pun membenarkan bahwa pria yang telah mengganti namanya menjadi Abu Alfatih itu adalah bekas perwira penerbang di angkatannya.

"Jadi benar, pernah bergabung bersama kami tapi dia sudah pensiun tahun 2010," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Laut (P) M Zainudin saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (9/7).

Dari data TNI AL, diketahui Tomi pernah menempuh pendidikan di sekolah penerbangan D3 Curug pada tahun 1999. Kemudian pria yang akhirnya bergelar sarjana hukum itu mengikuti pendidikan calon perwira angkatan 31 pada tahun 2002.

Tomi pun resmi menjadi personel TNI AL dengan pangkat Letda (letnan dua) pada 20 Oktober 2002. Pria asal Sidoarjo itu terakhir berdinas di Skuadron (Ron) 200 Wing Udara 1 Surabaya dengan pangkat Kapten dan akhirnya memutuskan pensiun pada 10 November 2010.

"Setelah pensiun dia bertugas di maskapai Premiair," kata Zainudin.

Hingga saat ini masih belum diketahui kebenarannya apakah Tomi benar-benar menjadi simpatisan ISIS. Jikalau benar, menurut Zainudin hal tersebut bukan lagi tanggung jawab jajarannya. TNI AL pun tidak lagi bisa menindak karena status Tomi yang sudah menjadi sipil.

"Begitu sudah pensiun sudah bukan tanggung jawab TNI AL. Kalau sudah lepas ya sudah, tidak akan ada tindakan dari kami karena bukan warga TNI AL lagi. Kalau sudah menyatakan keluar dan ingin melanjutkan ke penerbangan sipil, itu bukan tanggung jawab kami lagi," tutur Zainudin.

Menkopolkam Tedjo

Menkopolkam Tedjo (dok:detik)

Reaksi Menkopolkam Tedjo

Sementara, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno mengaku pihaknya belum mendapatkan informasi resmi atas dugaan AFP tersebut.

Nanti setelah mendapat informasi resmi, Tedjo mengaku akan segera berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara, Kepolisian RI, serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.

"Belum dapat informasi, nanti kalau dapat informasi yang benar kita nanti saya akan bicara dengan BIN, Kepolisian dan BNPT dan sebagainya," kata Tedjo kepada wartawan di kantor Wakil Presiden, jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (9/7).

Menurut Tedjo paham ISIS harus diantisipasi agar tak berkembang di Indonesia. Kementerian Polkam akan bekerjasama dengan BNPT, BIN dan Kepolisian untuk memonitor kemungkinan paham ISIS masuk ke Indonesia.

"Iya harus kita antisipasi masalah paham ISIS. Kami terus bekerjasama dengan BNPT, BIN, Kepolisian kita monitor, dan pihak imigrasi jangan sampai paham ISIS berkembang di Indonesia," kata Tedjo.

Komjen Buwas dalami kasus ini

Setelah kasus ini menjadi sorotan media internasional setelah laporan intelijen polisi Australia bocor di internet. Kepolisian Indonesia segera mendalami hal ini.

"Sedang didalami juga," kata Kabareskrim Pol Komjen Budi Waseso saat dikonfirmasi di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (8/7/2015).

Polisi belum bisa membuat kesimpulan pasti soal keterlibatan keduanya di ISIS. Yang jelas, semua masih dalam tahap penyelidikan.

"Itu kan permasalahan yang harus diungkap," terangnya.

Mengutip CNNINdonesia, Presiden Direktur AirAsia, Sunu Widyatmoko, mengatakan AirAsia sudah melakukan pemecatan setelah mengetahui adanya kontak dari pilot bersangkutan, Ridwan Agustin, dengan organisasi terduga ISIS.

"Dulu dia pernah bekerja di AirAsia, tapi sekarang sudah enggak. Waktu dengan kami bekerja semuanya normal. Namun, dalam proses, ada indikasi kontak internet dengan jaringan ISIS, kami langsung proses dan pecat," kata Sunu saat dihubungi CNNIndonesia, Kamis (9/7).

Informasi adanya kontak tersebut, kata Sunu, didapatkan pihaknya dari staf internal AirAsia. "Enggak ada pengawasan. Begitu tahu benar, langsung kami proses tindakan," kata Sunu.

Ridwan Agustin, eks-pilot AirAsia tersebut, mengatakan lokasi terkininya pada pertengahan Maret 2015 di Raqqa, Suriah. Tak hanya itu, dia juga mengubah namanya menjadi Ridwan Ahmad Indonesiy.

Tak hanya Agustin, seorang pilot asal Indonesia lainnya, Tomi Hendratno, yang pernah bekerja di maskapai penerbangan pribadi Premiair, juga diduga bergabung dengan jaringan ISIS.

Screeshot penjelasan Abu Alfatih Hendratmo pada status Facebooknya.

Screeshot penjelasan Abu Alfatih Hendratmo pada status Facebooknya.

Pernyataan Abu Alfatih

Namun, pada Kamis sore (9/7), seseorang mengirimkan pernyataan Abu Alfatih yang diposting pada akun Facebook pilot tersebut ke redaksi@detik.com. Yang bersangkutan menanggapi pemberitaan terkait pilot itu. Pada status itu, Abu Alfatih Hendratno menyebut dirinya masih sebagai WNI. Sayangnya tak disebutkan di mana lokasi dia berada.

Berikut pernyataan yang ditujukan Abu Alfatih ke redaksi detikcom:

Setelah membaca artikel Anda tentang pilot Indonesia terkait ISIS saya akan mencoba jawab tuduhan tersebut bahwa:

  1. Saya tidak ada kaitan dengan kelompok ISIS seperti mereka duga, itupun Anda muat sebelum ada klarifikasi
  2. Saya sebagai WNI yang berusaha menaati aturan dan kewajiban muamalah saya sebaik mungkin dalam hidup di negeri ini
  3. Apakah dengan hanya memberikan like pada status seseorang menjadikan kita serupa dengan mereka?
  4. Tidak ada baiat antara saya dengan ISIS sampai saat ini.
  5. Bukan karena dampak dari berita itu saja tapi tidak dilalui klarifikasi pada yang bersangkutan adalah hal yang menurut saya perlu diluruskan.

Demikian klarifikasi saya semoga kita semua bisa belajar menjadi lebih profesional dan lebih teliti dalam menjalani hidup ini. (adibahasan/arrahmah.com)