Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

416 warga Palestina ditangkap oleh "Israel" sejak awal November

Posted: 14 Nov 2015 06:55 AM PST

Tentara "Israel" menangkap seorang pria Palestina [file foto: MEMO].

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Tentara "Israel" telah melakukan 416 penangkapan di Tepi Barat dan Yerusalem sejak awal bulan ini, termasuk 122 anak-anak dan anak di bawah umur, menurut Kelompok Tahanan Palestina, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Jum'at (13/11/2015).

Kelompok Tahanan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara "Israel" melakukan penangkapan sebanyak 416, 181 penangkapan di kota Yerusalem, termasuk 42 anak-anak, dan 70 penangkapan di Hebron, termasuk diantaranya 50 anak-anak.

Kelompok itu juga menegaskan bahwa sejumlah tahanan telah dibebaskan baru-baru ini, tanpa menyebutkan berapa jumlah mereka.

"Israel" saat ini memenjarakan sekitar 6.500 warga Palestina, menurut angka resmi.

Sejak awal Oktober, wilayah Palestina telah menyaksikan bentrokan antara pemuda Palestina dan pasukan "Israel" yang pecah sebagai akibat dari ekstremis pemukim Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan militer "Israel".

(ameera/arrahmah.com)

Hina Muslimah, seorang wanita dipenjara di London

Posted: 14 Nov 2015 03:00 AM PST

Seorang wanita kulit hitam Inggris Simone Joseph memaki-maki Muslimah di bus London.

LONDON (Arrahmah.com) - Seorang wanita kulit hitam Inggris yang melontarkan kata-kata kasar kepada seorang Muslimah yang sedang hamil dan dua teman-temannya di sebuah bus London telah diseret ke penjara.

sebagaimana dilansir oleh The Guardian, Simone Joseph, yang menuduh Muslimah tersebut mendukung Negara Islam (ISIS) dan menyembunyikan bom di roknya, telah menyerahkan diri ke pihak berwajib setelah rekaman kata-kata makiannya yang panjang tersebar luas di internet.

Saat suasana semakin memanas. sopir bus berusaha untuk campur tangan, wanita Inggris itu mengatakan kepada Muslimah untuk kembali ke negara asal mereka di mana mereka "mengebom setiap hari", sebagaimana dilansir oleh ibtimes.

Wanita Inggris itu terus mengejek Muslimah itu dan mengatakan "pulanglah dan buatlah bom Anda di internet ". Dia juga menuduh wanita tidur dengan suami yang sama, menyebut mereka "menjijikkan".

Di akhir rekaman itu, wanita yang menghina itu terlihat mengeluarkan teleponnya, dan merekam setiap penumpang. Ketika ditantang oleh salah satu Muslimah bahwa dia telah melakukan penghinaan, wanita Inggris kulit hitam itu berteriak: "Sentuh saya lagi dan saya akan memukul wajahmu, sentuh saya lagi dan saya akan memukul kepalamu, tikus pasir yang kotor."

Dia jatuhi hukuman penjara selama 16 minggu, ditangguhkan selama 18 bulan, di pengadilan Hendon pada Jum'at (13/11/2015), lansir The Guardian.

Setelah menonton rekaman kata-kata kasarnya sendiri - yang disaksikan oleh anaknya - Joseph mengatakan bahwa dia muak dengan kelakuannya sendiri.

Sebuah surat dari pihak korban, Hanane Yakoubi, yang sedang hamil selama 34 minggu, dibacakan di pengadilan.

"Saya mengalami susah tidur di malam hari dan setiap kali saya pergi keluar saya takut bahwa sesuatu yang serupa akan terjadi, seperti yang telah terjadi sebelumnya, karena saya seorang Muslim," bunyi surat itu.

"Saya tidak bisa minum obat untuk [mengatasi susah tidur] ini karena saya sedang hamil dan karena saya tidak bisa berbicara bahasa setempat, saya tidak tahu bagaimana untuk meminta bantuan."

Joseph terus menundukkan kepalanya saat rekaman itu diputar di pengadilan, menyeka matanya saat teman dan keluarga menonton. Rekaman itu menunjukkan kepadanya saat ia menyebut Muslimah itu "ember pasir" dan "tikus pasir" dan mengatakan kepada mereka: "Saya tidak sebrengsek seperti bangsa kalian [Muslim] karena Anda sangat kasar. Anda datang ke Inggris dan Anda sama sekali tidak punya sopan santun, brengsek.!

Kata 'fucking' berulang kali dilontarkan kepada Muslimah itu.

"Kembalilah ke negara brengsek kalian, di mana mereka mengebom setiap hari. Jangan datang ke negara ini di mana kami merasa bebas."

Dalam rekaman yang diambil di barat laut London pada tanggal 13 Oktober, Joseph mencaci maki Muslimah itu dan mengatakan: "Kamu beruntung saya tidak menendang rahim Anda, dan Anda tidak akan pernah punya bayi lagi."

Tony Meisels, pengacara Joseph, mengatakan: "Ini adalah insiden yang menjijikkan dan sangat tidak menyenangkan, dimana setiap anggota masyarakat yang berpikiran benar akan berpikir begitu dan klien saya mengakuinya dengan jelas."

"Dia benar-benar malu atas apa yang telah terjadi dan ingin meminta maaf kepada pelapor, kepada orang-orang di bus dan kepada masyarakat luas." Kata Meisels.

Hakim Marion Stern, mengatakan: "Meskipun kami memahami dan menerima bahwa Anda menyesal, namun demikian, ini adalah insiden menjijikkan. Kejadian ini berlangsung di bus umum di ruang tertutup di hadapan masyarakat umum dan anak-anak."

Hakim itu mengatakan bahwa hukuman Joseph ditangguhkan karena memperhitungkan kelakuan baik Joseph sebelumnya dan fakta bahwa dia menunjukkan penyesalan. Joseph diperintahkan untuk membayar kompensasi sebesar £ 500 kepada Yakoubi dan biaya pengadilan sebesar £ 180, selain itu dia harus menyelesaikan kerja sukarela tanpa digaji selama 60 minggu.

(ameera/arrahmah.com)

Krisis Migran: Bulgaria dituduh brutal oleh Oxfam

Posted: 14 Nov 2015 01:00 AM PST

Sebuah perahu yang membawa pengungsi dan migran, melintasi Laut Aegea dari Turki menuju pulau Lesbos Yunani, pada tanggal 10 November 2015. (AFP).

BULGARIA (Arrahmah.com) - Pihak berwenang Bulgaria telah dituduh melakukan kebrutalan terhadap migran dalam sebuah laporan baru yang disokong oleh badan amal Inggris Oxfam.

Laporan tersebut, berdasarkan kesaksian migran yang berjalan dari Bulgaria ke Serbia, menyebutkan sejumlah kasus dugaan pemukulan dan pemerasan oleh polisi.

Banyak migran memilih untuk melakukan perjalanan melalui Balkan karna takut menyeberangi laut dari Turki ke pulau Yunani.

Pemerintah Bulgaria belum menanggapi tuduhan tersebut.

Ratusan ribu migran dari Suriah, Afrika, dan Afghanistan, melakukan perjalanan dari Turki ke Balkan dalam beberapa bulan terakhir. Mereka berusaha memasuki Jerman, Swedia, dan negara-negara Uni Eropa lainnya.

Laporan yang dikumpulkan oleh Pusat Hak Asasi Manusia Belgrade dan disponsori badan amal Oxfam ini, menyoroti bahaya yang menanti migran dekat perbatasan Turki-Bulgaria dan kemudian ketika mereka mencoba untuk menyeberang ke Serbia.

Kasus dugaan pemerasan oleh polisi Bulgaria, kekerasan fisik terhadap migran, dan seranga oleh anjing polisi dijelaskan secara rinci, ujar wartawan BBC.

Seperti dilansir BBC (13/11/2015), temuan laporan tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap lebih dari 100 pengungsi yang tiba dari Bulgaria di kota perbatasan Serbia, Dimitrovgrad, selama tiga hari di bulan Oktober.

Stefano Baldini, direktur Oxfam untuk Eropa Tenggara, mengatakan, "Mengingat pelanggaran yang dilaporkan, Uni Eropa harus turun tangan dan mengambil tindakan nyata untuk melindungi hak-hak asasi manusia dalam perbatasannya."

Kesaksian ini menyajikan gambaran yang konsisten atas dugaan insiden di Bulgaria," katanya menurut Asosiasi Pers Inggris.

Bulan lalu migran Afghanistan ditembak mati oleh penjaga perbatasan Bulgaria setelah memasuki negara itu dari Turki.

Para pejabat mengatakan ia terbunuh karena pantulan dari peluru yang ditembakkan sebagai peringatan bagi para migran.

(fath/arramah.com)

Mujahidin Asy-Syabaab rebut sebuah kota strategis di wilayah Shabelle

Posted: 14 Nov 2015 12:03 AM PST

Asy-Syabaab Somalia

SHABELLE (Arrahmah.com) - Pasukan Uni Afrika di Somalia telah mundur dari kota Fiidow, sebuah kota strategis di wilayah Shabelle tengah setelah Mujahidin Asy-Syabaab merebut kota tersebut.

Mengonfirmasi penangkapan kota itu, komisaris distrik Mahaday, Ahmad Hussein mengatakan kepada Shabelle melalui telepon bahwa penduduk di kota Fiidow bangun di pagi hari pada Jum'at (13/11/2015) dan menyaksikan pejuang Asy-Syabaab memenuhi kota setelah pasukan Uni Afrika mundur pada tengah malam.

Para pejabat boneka Somalia di wilayah tersebut mengklaim bahwa penarikan pasukan dari kota Fiidow sebagai "taktik militer" dan bersumpah akan melancarkan serangan terbaru untuk merebut kembali kota.

Fiidow adalah sebuah kota kecil di garis pemisah antara wilayah Shabelle tengah dengan Hiiraan, daerah yang memungkinkan Asy-Syabaab untuk melakukan serangan di kedua wilayah. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pesawat pembom Amerika terbang dekat Laut Cina Selatan

Posted: 13 Nov 2015 11:54 PM PST

pesawat pengebom b-52 milik amerika terbang dekat laut cina selatan

WASHINGTON DC (Arrahmah.com) - Dua pesawat pembom Amerika B-52 terbang di dekat pulau buatan yang dibangun oleh Cina di daerah yang disengketakan di Laut Cina Selatan, juru bicara Pentagon, Bill Urban, mengatakan.

Misi tersebut terus berlanjut meskipun telah diperingatkan oleh pengendali dataran Cina.

Seperti dilansir BBC (13/11/2015), insiden itu terjadi menjelang kunjungan Presiden AS Barack Obama untuk pertemuan puncak di Manila pekan depan, dimana Presiden Cina Xi Jinping juga akan hadir.

Cina terganjal dalam sengketa teritorial maritim dengan beberapa tetangga di Laut Cina Selatan.

Amerika telah menyatakan rencananya untuk menunjukkan kebebasan prinsip navigasi di laut, yaitu menentang apa yang dianggap menjadi "klaim berlebihan" untuk lautan di dunia dan wilayah darat.

Patroli AS, yang berlangsung pada hari Ahad dekat Kepulauan Spratly, adala misi rutin si Laut Cina Selata," ujar Urban.

Urban mengklaim B-52 tidak melanggar wilayah laut yang diklaim Cina. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat menerima dua peringatan "meskipun" tidak pernah menjelajah jarak 15 mil."

(fath/arrahmah.com)

Lagi, dua tentara Turki tewas dalam serangan oleh milisi PKK

Posted: 13 Nov 2015 11:05 PM PST

Tentara Turki di provinsi Diyarbakir. (Foto: WB)

DIYARBAKIR (Arrahmah.com) - Dua tentara Turki kembali tewas ketika sebuah ledakan bom ranjau yang ditanam oleh milisi PKK di sebuah jalan raya di tenggara kota Lice menghantam kedaraan mereka, ujar pernyataan polisi setempat pada Jum'at (13/11/2015).

Ledakan yang terjadi di provinsi Diyarbakir membunuh dua tentara yang tengah berpatroli di jalan raya Lice-Kulp, lanjut pernyataan polisi seperti dilansir WB.

Operasi militer telah dilincurkan di daerah tersebut untuk menangkap teroris PKK, tambahnya.

Menurut angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Turki, sedikitnya 180 pasukan keamanan Turki dan 1.700 milisi PKK telah tewas dalam pertempuran di wilayah Turki dan Irak utara termasuk serangan udara sejak Juli tahun ini. (haninmazaya/arrahmah.com)

Muslimah Australia ini menyumbangkan 1 dollar kepada UNICEF setiap kali dia dikirimi pesan kebencian

Posted: 13 Nov 2015 10:00 PM PST

Susan Carland memberikan $ 1 kepada badan amal untuk setiap Tweet kebencian Islamofobia yang dia terima.

SIDNEY (Arrahmah.com) - Seorang Muslimah telah muncul dengan cara baru dalam menangani Islamofobia: yaitu mengubah kebencian mereka menjadi amal.

Susan Carland, seorang akademisi Australia, secara rutin menerima pesan Islamofobia di media sosial.

"Sebagai seorang wanita Muslim, orang-orang dari berbagai kalangan yang berbeda begitu bersemangat untuk memberitahu saya bagaimana cara berpakaian dan cara berperilaku. Mereka juga tampaknya brtekad untuk memberitahu saya apa yang saya yakini," tulisnya di Sydney Morning Herald, sebagaimana dilansir oleh The Guardian, Jum'at (13/11/2015).

"Saya secara rutin mendapatkan tweets dan pesan Facebook yang mengatakan bahwa sebagai seorang Muslimah, saya suka penindasan, pembunuhan, perang, dan seksualisme,"

Sebelumnya, jika mendapat pesan kebencian seperti itu, Carland berusaha untuk mengabaikannya atau ikut terpancing, tapi ia kemudian menydari bahwa itu adalah sia-sia.

"Saya hanya kanvas kosong dimana mereka menggambarkan prasangka dan fantasi mereka sendiri tentang Muslim".

Itu sebabnya dia kemudian memutuskan untuk menyumbangkan uang untuk kegiatan amal setiap kali ia menerima pesan kebencian.

Carland memilih untuk memberikan $ 1 untuk kegiatan amal anak-anak UNICEF untuk setiap kali dia menerima pesan pelecehan dan kebencian.

Carland telah melakukan ini selama beberapa bulan dan sekarang dia telah memberikan sumbangan senilai hampir $ 1.000 untuk badan amal.

Carland dikenal di Australia sebagai seorang sosiolog Muslim yang dihormati dan menjadi bagian dari "a Muslim power couple" bersama dengan suaminya Waleed Aly, yang menyelenggarakan acara TV Australia.

(ameera/arrahmah.com)

Setelah tragedi Sinai, pesawat Mesir dilarang terbang ke Rusia

Posted: 13 Nov 2015 09:00 PM PST

Otoritas Bandara Domodedovo Moskow melaporkan bahwa mereka telah menerima telegram dari Badan Transportasi Udara Federal Rusia yang melarang penerbangan pesawat Mesir terbang ke wilayah Rusia.

MOSKOW (Arrahmah.com) - Otoritas penerbangan Rusia telah melarang pesawat Mesir untuk terbang ke negara itu, ungkap salah satu otoritas bandara Moskow pada Jum'at (13/11/2015), dengan penerbangan Rusia antara dua negara itu telah ditangguhkan setelah insiden kecelakaan yang menimpa pesawat penumpang Rusia di Sinai.

Otoritas bandara Domodedovo Moskow mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah menerima sebuah telegram dari Badan Transportasi Udara Federal Rusia (Rosaviatsia), yang melarang penerbangan udara Mesir untuk terbang ke wilayah Rusia dari 14 November.

Badan penerbangan Rusia Rosaviatsia menolak untuk berkomentar ketika dihubungi oleh AFP.

Menteri penerbangan Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Kairo belum secara resmi diinformasikan tentang pembatalan penerbangan pesawat Mesir menuju Moskow.

"Pembicaraan tingkat tinggi sedang dilakukan untuk memperjelas situasi ini," kata menteri Hossam Kamal.

Pengumuman ini datang seminggu setelah Moskow menghentikan penerbangan Rusia ke Mesir sejak kekhawatiran bahwa kecelakaan pesawat Rusia di semenanjung Sinai bisa saja disebabkan oleh bom.

Pesawat itu, yang diterbangkan oleh perusahaan Kogalymavia Rusia, turun tak lama setelah lepas landas dari resor Sharm el-Sheikh pada tanggal 31 Oktober, yang menewaskan semua 224 orang di dalamnya, yang merupakan bencana udara terburuk bagi Rusia.

Penyelidikan yang dipimpin Mesir tentang bencana itu masih sedang berlangsung, tetapi Inggris dan Amerika Serikat telah mengatakan bahwa sebuah bom bisa menjatuhkan pesawat itu setelah kelompok yang terkait dengan ISIS mengklaim telah menyerang pesawat itu.

(ameera/arrahmah.com)

Serangan bom menewaskan 18 orang di Baghdad

Posted: 13 Nov 2015 07:30 PM PST

ar-iraq_car_bomb_may_2015_baghdad_afp

BAGHDAD (Arrahmah.com) - Sedikitnya 18 orang tewas dan 53 lainnya terluka dalam serangan bom di lingkungan yang berbeda di ibukota Irak, Baghdad, lansir Albawaba pada Jum'at (13/11/2015).

Sejauh ini belum ada kelompok atau individu yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, kelompok "Daulah Islam", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, kerap mengklaim bertanggung jawab atas serangan serupa.

Bagian utara dan barat Irak telah berada di bawah serangan ekstrimis ISIS, yang memulai serangan mereka di bagian wilayah Irak pada Juni 2014.

Misi Bantuan PBB untuk Irak mengatakan total 717 warga Irak tewas dan 1.216 lainnya luka-luka dalam kekerasan dan konflik bersenjata pada September saja.

Menurut misi PBB, jumlah korban jiwa sipil mencapai 537. Kekerasan juga merenggut nyawa 180 anggota pasukan keamanan Irak. Sebagian besar dari mereka yang tewas tercatat di Baghdad, di mana 257 warga sipil tewas.

(banan/arrahmah.com)

Perancis tutup seluruh perbatasannya setelah serangan Paris terjadi

Posted: 13 Nov 2015 07:11 PM PST

Orang-orang berhamburan keluar dari gedung konser Bataclan setelah serangan penembakan terjadi di sana. (Foto: Reuters)

PARIS (Arrahmah.com) - Perancis telah memutuskan untuk menutup semua perbatasannya, menyatakan keadaan darurat dan menyebarkan ribuan tentara di dalam dan sekitar Paris setelah setidaknya 140 orang tewas (menurut laporan terbaru oleh Al Arabiya-red) dan puluhan lainnya terluka setelah beberapa penembakan dan ledakan mengguncang ibukota Perancis pada Jum'at (13/11/2015) malam.

Langkah-langkah drastis diumumkan oleh Presiden Perancis, Francois Hollande yang membuat pidato televisi pada Jum'at malam, beberapa menit sebelum tengah malam setelah serangan terjadi, lansir Al Arabiya pada Sabtu (14/11).

Serangan ini diyakini merupakan yang terbesar dalam sejarah Perancis.

Otoritas Perancis menyebutkan korban tewas setidaknya 140 orang, sementara beberapa laporan menunjukkan jumlah sekitar 160. Pada Sabtu (14/11) pagi, polisi Paris mengklaim bahwa sedikitnya lima penyerang telah tewas.

Salah satu serangan terjadi di gedung konser Bataclan di mana sekitar 100 orang tewas. Polisi menyerbu gedung tersebut setelah orang-orang bersenjata mengepungnya.

Mereka kemudian mengklaim bahwa empat penyerang dibunuh di gedung tersebut.

Sebelumnya, menurut saksi mata, salah satu penyerang di aula konser telah meneriakkan "Allahu Akbar" sebelum melepaskan tembakan ke kerumunan.

Seorang koresponden Al Arabiya mengutip saksi mata di Bataclan mengatakan bahwa penyerang diklaim telah mengatakan: "Apa yang kami lakukan adalah untuk merespon tindakan Anda di Suriah".

Sebuah pernyataan dari kantor Hollande pada Sabtu (14/11) mengatakan bahwa 1.500 tentara tambahan telah dikerahkan ke Paris setelah serangan.

Pada serangan lain di dekat stadion Stade de France, rekaman memperlihatkan tembakan di lepaskan di pertandingan sepak bola antara Perancis melawan Jerman ketika sebuah bom meledak di luar stadion.

Alex Olley, yang berada di stadion mengatakan kepada Al Arabiya bahwa ia mendengar lima ledakan di dekat stadion. Awalnya ia pikir itu adalah kembang api.

Serangan terkoordinasi yang menargetkan ibukota Perancis telah mendorong pertemuan darurat para menteri pemerintah Perancis. Walikota Paris telah meminta penduduknya untuk tetap tinggal di dalam rumah.

Seorang pengamat yang berbasis di Paris, Khattar Abu Diyab mengatakan kepada Al Arabiya bahwa ini adalah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Ini merupakan serangan terbesar terhadap negara Barat sejak satu dekade terakhir, sejak peristiwa 9/11," ujarnya.

"Ini benar-benar menunjukkan bahwa Perancis ditargetkan."

Sejauh ini belum jelas siapa yang berada di balik serangkaian serangan terkoordinasi tersebut yang mengguncang ibukota Perancis dan menewaskan lebih dari 140 orang. (haninmazaya/arrahmah.com)