Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Ngawurnya ceramah Maulana, mahasiswa dan pemuda Islam sindir Trans TV

Posted: 13 Nov 2015 06:17 AM PST

Para aktivis  mahasiswa dan pemuda Islam

JAKARTA (Arrahmah.com) - Terkait ceramah ngawur Maulana di televisi, sejumlah aktivis organisasi mahasiswa dan pemuda Islam menyindir stasiun Trans TV yang menurutnya hanya mencari rating dan membela penguasa dalam menayangkan ustadz gadungan tersebut.

"Bagi stasiun televisi Trans TV, agar menjadikan medianya sebagai sarana mengedukasi, bukan menyesatkan umat Islam. Jangan hanya mencari 'rating' dan membela kepentingan penguasa, " demikian pernyataan sikap sejumlah aktivis organisasi mahasiswa/pemuda Islam di Jakarta, Jumat (13/11/2015).

Menurut mahasiswa/pemuda Islam, Maulana mengatakan di Trans TV bahwa untuk urusan memilih pemimpin sebaiknya tidak mempertanyakan agama calon pemimpin. Maulana menyatakan, itu merupakan 'Black Campaign'.

Kalimat lancang Maulana disampaikan dalam salah satu program ceramah pagi yang ditayangkan oleh stasiun Trans TV dan ditonton banyak pemirsa.

"Itu tentu saja tidak sepatutnya diucapkan oleh seorang yang disebut sebagai 'ustadz' atau pendakwah, apalagi disampaikan dalam salah satu program ceramah pagi yang ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi dan ditonton banyak pemirsa," kata aktivis mahasiswa/pemuda Islam.

Mereka bersikap, dalam ajaran islam sudah jelas bagaimana seharusnya umat Islam memilih pemimpin, di antaranya harus seakidah dengan umat Islam dan menyuarakan kepentingan Islam dalam kepemimpinannya.

"Ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan kewajiban orang-orang beriman memilih pemimpin dari kalangan Mu'min sangat banyak."

Sejumlah Organisasi mahasiswa dan pemuda Islam yang turut menyatakan sikapnya tercatat; GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia) yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum Drs. Dedi Hermanto, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pusat yang ditandatangani oleh Ketua Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman, Novri Zulimet, Hima Al Washliyah yang ditandatangani oleh Ketua Umum Aminullah Siagian, Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) Jakarta ditandatangani oleh Ketua Umum Leo Bagusta Irman. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Umat Islam dimbau jangan mau dibodohi pelawak berkedok ustadz

Posted: 13 Nov 2015 05:37 AM PST

Maulana, pelawak

JAKARTA (Arrahmah.com) - Umat Islam dimbau jangan mau dibodohi oleh pelawak berkedok ustadz yang tampil di televisi. Ini disampaikan sejumlah organisasi mahasiswa dan pemuda Islam dalam pernyataan sikapnya terkait ceramah M. Nur Maulana di sebuah stasiun televisi, Senin (9/11/2015) lalu.

Mulut lancang Maulana mengucapkan bahwa untuk urusan memilih pemimpin sebaiknya tidak mempertanyakan agama calon pemimpin. Maulana bilang, itu merupakan 'Black Campaign'.

"Bagi umat Islam, agar cerdas dalam mengambil sumber ilmu dan jangan mau dibodoh-bodohi oleh pelawak berkedok 'ustadz'," demikian sikap organisasi mahasiswa dan pemuda Islam di Jakarta, Jumat (13/11/2015).

Menurut mahasiswa dan pemuda Islam, dalam ajaran Islam sudah jelas bagaimana seharusnya umat Islam memilih pemimpin, di antaranya harus seakidah dengan umat Islam dan menyuarakan kepentingan Islam dalam kepemimpinannya.

"Ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan kewajiban orang-orang beriman memilih pemimpin dari kalangan Mu'min sangat banyak," tegasnya.

Tercatat Organisasi mahasiswa dan pemuda Islam yang turut menyatakan sikapnya; GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia) yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum Drs. Dedi Hermanto, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Pusat yang ditandatangani oleh Ketua Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman, Novri Zulimet, Hima Al Washliyah yang ditandatangani oleh Ketua Umum Aminullah Siagian, Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) Jakarta ditandatangani oleh Ketua Umum Leo Bagusta Irman. (azmuttaqin/arrahmah.com)

ISIS mencoba membeli Baiat dari Ansar Al-Furqan

Posted: 13 Nov 2015 05:10 AM PST

ar-isisis

(Arrahmah.com) - Anshar Al-Furqan merupakan satu-satunya kelompok Jihad yang aktif melawan Syiah Rafidhah di Iran saat ini. Seorang anggota di jajaran Ansar Al-Furqan (@naser_alquuran) memberi kesaksian bagaimana kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, mencoba untuk membeli Baiat mereka dan mengeksploitasi kelemahan ekonomi mereka.

Kala itu IS menjanjikan bantuan kepada Ansar Al-Furqan dengan syarat mereka harus menerbitkan sebuah video resmi di mana isinya mereka akan mendeklarasikan Baiat kepada IS dan setelah itu IS bahkan mengiming-imingi akan menjadikan mereka pejabat di "Provinsi Balushistan".

Setelah syahidnya Abu Hafsh Al-Balushi Rahimahullah, Amir Ansar Al-Furqan sebelumnya yang menolak untuk memberi Baiat kepada IS, IS pun mencoba untuk mempengaruhi orang lain dalam jajaran Ansar Al-Furqan yang mengambil alih tanggung jawab dalam bidang komunikasi (media/humas).

Menanggapi hal tersebut, sebagaimana dilansir Muqawamah Media pada Selasa (10/11/2015), para Ikhwah di Ansar Al-Furqan mencoba untuk membahas masalah ini dengan IS secara ilmiah, tetapi mereka kemudian menyadari bahwa tidak ada orang yang berilmu di jajaran IS. Mereka pun terkejut dengan kurangnya ilmu pengetahuan orang-orang dalam jajaran IS.

IS berusaha sangat keras dalam mempengaruhi Ansar Al-Furqon untuk mencapai kesepakatan dengan mereka, tapi Ansar Al-Furqan menolak segala jenis bantuan yang diembel-embeli dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh mereka.

Ikhwah di Ansar Al-Furqan menekankan bahwa mendukung Ansar Al-Furqan adalah wajib untuk setiap orang yang mampu melakukannya, dalam rangka untuk membantu Jihad mereka melawan Iran. Dan Ikhwah mengatakan kepada IS bahwa jika mereka ingin membantu, maka mereka harus melakukannya dengan mencari keridhaan Allah tanpa mengemis Baiat atau apa pun sebagai syarat.

IS sangat tertarik untuk memenangkan Baiat mereka, tetapi semua upaya mereka gagal. Para Ikhwah pun menduga bahwa Daulah juga mencoba untuk menyusup ke inti dari kelompok mereka, ditutupi dengan alasan bahwa mereka ingin bertemu dengan mereka dan berkomunikasi, namun Ansar Al-Furqan dengan bijak menolak.

Sementara itu, Ikhwah Ansar Al-Furqan memahami mengapa "Daulah" pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi begitu terobsesi dengan mereka, karena mereka adalah satu-satunya kelompok Jihad yang aktif di Iran pada saat ini.

Mereka memahami bahwa serangan terhadap Iran dari dalam lebih berbahaya bagi Syiah Rafidhah dari serangan terhadap perbatasan dari luar, tetapi anggota dari Ansar Al-Furqan ini mengakui bahwa tentu saja kedua taktik tersebut terpuji. Al-Akh yang bijaksana ini lebih lanjut menjelaskan bahwa ia hanya berbagi info ini sehingga orang akan memahami peristiwa yang mungkin terjadi di masa depan.

Skenario yang berbeda mungkin saja terjadi. IS pernah mencoba untuk menyusup ke jajaran Mujahidin Balushistan sebelumnya tetapi mereka gagal. Sejumlah faksi Mujahidin tidak memberikan Baiat kepada IS serta tidak menyetujui tindakan dan manhaj mereka. Faksi-faksi tersebut adalah Ansar Al-Furqan, Jaisyul Adl dan Jaisyul Nasr.

Mereka bisa saja mencoba untuk menyusup ke faksi-faksi itu lagi, memecah belah mereka dan membuat mereka berperang satu sama lain, dan jika mereka gagal mereka bisa mendirikan cabang baru di wilayah yang akan mengulangi skenario Afghanistan. Dan Allah Maha Tahu yang terbaik.

(aliakram/arrahmah.com)

Rezim Asad lakukan penangkapan besar-besaran terhadap para pemuda untuk wajib militer

Posted: 13 Nov 2015 04:05 AM PST

Foto: ElDorar AlShamia

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Menurut sumber-sumber swasta untuk ElDorar AlShamia, bahwa pasukan Asad pada Kamis pagi (12/11/2015) meluncurkan kampanye penangkapan masal di kalangan anak muda di lingkungan Damaskus, untuk perekrutan wajib militer.

Menurut Syrian Observer, Rabu (11/11), pemuda di ibukota Suriah, Damaskus, hidup dalam suasana teror dan kecemasan setelah penangkapan untuk wajib militer mengalami peningkatan yang signifikan di pos pemeriksaan rezim Suriah.

Para pemuda di Damaskus lebih memilih untuk tidak keluar rumah, karena mereka tahu hidup mereka akan berakhir atau terluka, menurut juru bicara Kantor Media Damaskus.

"Rezim Asad meluncurkan kampanye penangkapan terbaru yang menargetkan orang-orang yang diincar sebagai tentara cadangan. Selama pekan lalu, banyak bus yang mengangkut pemuda terlihat di setiap area al-Mujtahed, Bab Musalla, Bab Sriejah, Salihiyah, Shalaan , Mazzeh dan Kafr Souseh," tambah juru bicara tersebut.

Pasukan rezim pada Senin (9/11) menangkap sedikitnya 80 pemuda di pos pemeriksaan di bawah Jembatan az-Zahira, kebanyakan dari mereka pemuda kelahiran antara tahun 1981 dan 1987. Para pemuda yang ditahan itu diizinkan untuk menghubungi keluarga mereka dan menginformasikan kepada kepada keluarganya tentang perekrutan mereka sebagai tentara rezim.

Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa rezim Suriah mengirimkan para pemuda itu ke medan tempur, sehingga dalam banyak kasus terjadi banyak korban tewas di pihak tentara rezim.

Saksi mata mengatakan bahwa pasukan rezim juga meluncurkan kampanye penangkapan saat jama'ah shalat Jum'at meninggalkan masjid Zaid Bin Tsabit di jalan Khalid Bin Waleed. Banyak pemuda yang lain ditangkap di pintu masuk Dweilaa, Jarmana dan pinggiran kota Kashkoul.

Rezim Asad menerapkan pendekatan baru dalam penangkapan masal itu, di mana nama-nama pemuda yang diincar secara langsung dikirim ke pos-pos pemeriksaan untuk mencegah mereka melarikan diri dari Suriah.

Para pemuda yang baru ditangkap itu dipaksa untuk melakukan pelatihan yang berlangsung hanya seminggu di Dimas dan ad-Direj sebelum kemudian dikirim ke medan perang.

"Selain itu, pemuda kaya yang ditangkap di pos pemeriksaan rezim akan membayar hingga 20.000 pound agar bisa dibebaskan. Dengan demikian, kampanye itu telah membuka pintu baru praktek suap untuk pejabat rezim," tambah kantor media.

(ameera/arrahmah.com)

Pria Palestina dieksekusi di pintu gerbang Damaskus

Posted: 13 Nov 2015 02:03 AM PST

Pria Palestina (37) ditembak di pintu gerbang Damaskus. (Foto: PNN)

YERUSALEM (Arrahmah.com) - Seorang pria pada Selasa pagi (10/11/2015) dieksekusi di pintu gerbang Damaskus, Yerusalem Timur.

Seperti dilansir PNN, pria yang diidentifikasi sebagai Mohammad Nimer (37) itu dituduh melakukan upaya penusukan, namun saksi mata membantahnya.

Eksekusi terjadi beberapa menit setelah pasukan pendudukan menembak seorang remaja berusia 12 tahun, dan menculik remaja lainnya yang berusia 13 tahun. Mereka diduga menusuk seorang tentara "Israel" di Shu'fat.

Sebuah video menunjukkan bahwa Mo'awiya Alqam (12) terluka parah, dilucuti pakainnya, dan disiksa oleh polisi "Israel". Kerabatnya, Ali Alqam (13) yang diklaim ikut berpartisipasi dalam serangan itu, ditahan.

Pada Senin (9/11), sebuah video penyelidikan bocor. Dalam video itu, penyidik "Israel" menginterogasi Ahmad Manasra (13) secara keras. Remaja itu ditembak dan dibiarkan berdarah di tanah, kemudian disiksa karena diduga melakukan upaya penusukan.

Dalam video itu, penyidik berteriak menyebut nama remaja itu, sementara remaja itu menangis dan berkata, "Saya tidak ingat apa-apa."

(fath/arrahmah.com)

Pemuda Palestina ditembak mati oleh tentara Zionis di pos pemeriksaan

Posted: 13 Nov 2015 01:04 AM PST

Foto: PNN

BETHLEHEM (Arrahmah.com) - Seorang pemuda Palestina pada Selasa sore (10/11/2015) ditembak mati di pos pemeriksaan sebelah timur Bethlehem.

PNN melansir, pemuda tersebut diidentifikasi sebagai Ziad Sadeq (16) dari kota Jenin, Tepi Barat utara. Dikatakan sebelumnya, ia adalah seorang mahasiswa di Universitas Al-Quds, tetapi kemudian dilaporkan salah.

Pasukan "Israel" mengatakan bahwa ia mencoba untuk menusuk seorang tentara setelah ia keluar dari taksi.

Sopir taksi mengatakan bahwa pemuda itu turun dari mobil untuk mengambil teleponnya yang terjatuh dari kaca mobil. Ketika ia keluar dari taksi, pasukan "Israel" menembaknya.

Sebuah foto menunjukkan setelah ia ditembak dengan pisau di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Analis mengatakan bahwa pisau itu ditaruh di tangannya setelah ia ditembak, karena tidak mungkin sebuah pisau dipegang diantara kedua jari tersebut.

(fath/arrahmah.com)

Komnas HAM mengutuk aksi intoleransi di Bitung

Posted: 13 Nov 2015 12:35 AM PST

Aksi warga intoleran di Bitung

JAKARTA (Arrahmah.com) - Komisi Nasional hak azasi manusia (Komnas HAM) RI mengutuk tindakan intoleransi sekelompok warga Bitung yang meneror pendirian Masjid As-Syuhada di Kelurahan Girian Permai, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Senin (9/11/2015).

"Mengutuk tindakan intoletansi aksi tersebut dan mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus intoleransi tersebut siapa pun pelakunya secara profesional dan independen," kata Maneger Nasution Komisioner Komnas HAM RI dalam keterangannya di Jakarta Kamis (12/11)

Menurutnya tindakan intoleransi ini tentu tidak bisa dibenarkan dan negara utamanya pemerintah harus hadir dan cepat menyikapi.

"Negara tidak boleh membiarkan tindakan intimidasi apalagi melakukan ancaman. Ini berpotensi akan memperkeruh situasi," tegas Maneger.

Kata Komnas HAM Negara wajib hadir melindungi, memajukan, menegakkan dan memenuhi hak-hak konstitusional warga negara dan memastikan semua warga bebas dari rasa takut dan merdeka menjalankan keyakinan agamanya.

"Pemerintah daerah setempat harus transparan dalam memproses Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) masjid yang diajukan pihak pengelolanya. Jangan mempersulit jika sudah terpenuhi persyaratannya," kata Maneger.

Lebih jauh sikap Komnas HAM, Negara harus mengedukasi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan, adanya ketegangan umat beragama jangan didasari niat balas dendam. Jangan sampai konflik rumah ibadah merembet ke pelbagai tempat yang diprovokasi sentimen solidaritas dan balas dendam.

Komnas HAM juga mendesak pemerintah khususnya Pemerintah Daerah setempat dan pihak keamanan untuk menjamin hak-hak konstitusional warga negara terutama hak hidup, rasa aman, dan kemerdekaan beragama serta hak pendidikan keagamaan masyarakat setempat dari aksi intoleransi.

"Negara tidak boleh tunduk kepada aktor non negara yang intoleran," katanya.

Lebih jauh menurut komnas HAM Peristiwa intokeransi ini adalah yang kesekian kalinya menimpa bangsa ini. Masih segar dalam ingatan kemanusiaan kita, imbuh Maneger, pembunuhan kasus intoleransi di Tolikara Papua dan Singkil Aceh dll. Ini adalah syiar ketakutan publik. Ini menjadi uji ketulusan kerukunan dan keutuhan NKRI. Negara harus menjamin bahwa peristiwa yang sama tidak terulang di masa mendatang (guarantees of non-recurrence) untuk keutuhan NKRI.

"Komnas HAM RI secepatnya akan melakukan investigasi ke lokasi. Hasilnya akan diterbitkan dalam bentuk rekomendasi akhir," tukas Komisioner Maneger Nasution.

Telah diwartakan ratusan orang dari organisasi massa Kristen hari Senin (9/11), menghentikan pembangunan mushollah di daerah Girian Permai Bitung. Aksi massa ini buntut penolakan massa atas rencana pembangunan Masjid Asy-Syuhada di Kompleks Aer Ujang, kelurahan Girian Permai, kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Kasus ini bermula ketika bulan Mei 2015, massa menolak pendirian Masjid Asy Syuhada Kompleks Aer Ujang, kelurahan Girian Permai, kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Akibat larangan pendirian rumah ibadah ini, warga Muslim di wilayah tersebut yang jumlahnya sekitar 350 KK berinisiatif membuat mushollah sementara berbahan triplek 4 X 6. Namun massa yang mengatasnamakan dirinya Brigade Manguni, Devisi Bela Negara dan Waranai mendatangi panitia dan menolak pendirian musholla. (azmuttaqin/arrahmah.com)

5 komandan dan 65 tentara Afghanistan menyerah kepada Mujahidin IIA di Sangin

Posted: 13 Nov 2015 12:02 AM PST

Tentara Afghanistan yang menyerahkan diri ke Mujahidin IIA mengibarkan bendera Liwa di kendaraan militer mereka.(Foto: Voice of Jihad)

HELMAND (Arrahmah.com) - Laporan yang datang dari distrik Sangin, provinsi Helmand, Afghanistan selatan, mengatakan bahwa 5 komandan dan 65 tentara Afghanistan menyatakan bertaubat dan menyerah kepada Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) pada Kamis (12/11/2015) sekitar pukul 5.00 waktu setempat, lansir Voice of Jihad.

Kelompok tersebut juga menyerahkan 5 APC, 3 tabung mortir, 2 artileri SPG9, 18 senapan mesin AS, 50 senapan dan sejumlah amunisi dan peralatan tempur lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Asy-Syabaab serang pasukan Uni Afrika di Shabelle bawah

Posted: 12 Nov 2015 11:33 PM PST

Tentara Uni Afrika tengah berpatroli

SHABELLE (Arrahmah.com) - Mujahidin Asy-syabaab Somalia telah meluncurkan serangan terhadap konvoy pasukan Uni Afrika di Shabelle bawah, Somalia selatan, ujar pejabat Somalia pada Kamis (12/11/2015).

Mengonfirmasi serangan untuk Radio Shabelle, wakil komisaris distrik Kurtunwarey, Muhaydin Khalif mengatakan bahwa Asy-Syabaab menghadang patroli tentara Uni Afrika di desa Bulo Mareer dan Golwayn.

Tidak jelas berapa jumlah korban yang mungkin jatuh dalam serangan tersebut karena pejabat menolak untuk mengungkapkannya.

Asy-Syabaab telah meningkatkan serangan "hit and run" terhadap pasukan boneka Somalia dan Uni Afrika di wilayah Shabelle bawah, daerah yang menyaksikan serangan mematikan yang meninggalkan puluhan tentara Uni Afrika tewas dalam beberapa bulan terakhir. (haninmazaya/arrahmah.com)

Untuk pertama kalinya Qatar mengumumkan kematian tentaranya dalam perang di Yaman

Posted: 12 Nov 2015 11:05 PM PST

Pasukan Qatar. (Foto: Flickr)

DOHA (Arrahmah.com) - Qatar mengatakan seorang tentaranya yang berperang di Yaman dan tergabung dalam koalisi pimpinan Arab Saudi untuk memerangi milisi Syiah Houtsi telah tewas.

Menteri Luar Negeri Khalid Bin Muhammad Al-Attiyah mengumumkan kematian tentara Qatar pada Rabu (11/11/2015) di Twitter tanpa mengidentifikasi nama tentara atau bagaimana atau kapan dia tewas, lansir AP pada Kamis (12/11).

Kantor berita yang dikelola oleh negara, Qatar News Agency juga melaporkan kematian tersebut.

Pertempuran Yaman pecah antara milisi Syiah Houtsi dengan pasukan yang setia kepada pemerintah yang diakui oleh negara-negara Barat dan Arab sejak beberapa bulan lalu.

Pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi mulai bergabung dalam perang Yaman pada Maret tahun ini, mereka mendukung pemerintah yang diakui oleh negara-negara Barat. Pasukan koalisi mengklaim bahwa mereka bertujuan untuk mengembalikan Mansour Hadi (presiden Yaman-red) ke kursi kekuasaan dan melumpuhkan kekuatan milisi Syiah Houtsi yang telah menduduki ibukota Sana'a sejak September 2014.

Negara-negara Arab yang tergabung dalam koalisi telah menderita kerugian, seperti serangan rudal pada September lalu yang membunh 52 tentara Uni Emirat Arab, 10 tentara dari saudi dan lima dari Bahrain. (haninmazaya/arrahmah.com)