Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Pasukan Zionis serbu rumah sakit di kota Hebron, seorang warga Palestina gugur

Posted: 12 Nov 2015 03:33 PM PST

Rekaman CCTV memperlihatkan pasukan Zionis "Israel" yang menyamar, menyerbu rumah sakit Al-Ahli. (Foto: Reuters)

HEBRON (Arrahmah.com) - Sebuah unit militer rahasia "Israel" telah menyerbu rumah sakit Al-ahli di kota Hebron, wilayah Tepi Barat yang diduduki dan membunh seorang pria Palestina berusia 28 tahun.

Diperkirakan 21 tentara yang menyamar-dikenal dengan Mustaarabin-menembak mati Abdullah Al-Shalaldeh sebelum fajar pada Kamis (12/11/2015) dan menyerang kamar rumah sakit dari sepupu korban, Azzam, menurut pernyataan oleh Kementrian Kesehatan Otoritas Palestina seperti dilansir Al Jazeera.

Komando "Israel" mendatangi Azzam untuk memberikan pertanyaan kepadanya. Azzam saat itu berada di unit operasi-menunggu untuk dioperasi setelah ditembak oleh ekstrimis Yahudi bulan lalu-ketika tentara Zionis menembak mati Abdullah. Azzam yang dituduh menikam seorang pria "Israel" kemudian ditangkap.

Dr. Jihad Shawar, direktur rumah sakit Al-Ahli mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pasukan "Israel" memasuki rumah sakit sekitar pukul 3.00 waktu setempat. Serangan tersebut terekam oleh kamera CCTV dan diposting online.

Para agen rahasia ini menyamar untuk berbaur dengan penduduk Palestina setempat, termasuk salah seorang di antara mereka yang menyamar sebagai wanita hamil.

"Mereka langsung menuju ke bangsal bedah di mana Azzam Al-Shalaldeh dirawat," ujar Dr. Shawar kepada Al Jazeera.

Ketika sepupu Azzam, Abdullah, keluar dari kamar mandi, dia ditembak beberapa kali di kepala dan tubuh.

"Mereka terus mengancam petugas rumah sakit dengan senjata. Mereka menangkap pasien dan membawanya pergi, meninggalkan sepupunya mati kehabisan darah," tambah Shawar.

Berbicara kepada Al Jazeera, Issa Amro koordinator Pemuda Melawan Pemukiman, sebuah kelompok aktivis Palestina yang berbasis di Hebron, mengatakan bahwa orang-orang sangat marah karena apa yang terjadi di rumah sakit.

Hebron telah menjadi titik fokus dalam gelombang kekerasan yang terjadi baru-baru ini antara "Israel" dan Palestina, di mana pasukan Zionis menggunakan kekuatan berlebihan.

"Anda tidak merasa aman di rumah, di jalan, di rumah sakit atau di Masjid," ujar Amro."Anda adalah target hanya karena Anda seorang Palestina."

Shada Haddad (25), seorang warga dari lingkungan Tel Rumaida di Hebron mengatakan banyak orang yang takut untuk meninggalkan rumah mereka.

"Setiap ibu di sini bertanya-tanya apakah anaknya akan pergi keluar dan tidak kembali ke rumah," ujarnya kepada Al Jazeera.

Amnesti Internasional menyerukan penyelidikan untuk serangan brutal itu.

"Fakta bahwa Abdullah Shalaldah ditembak di kepala dan tubuh bagian atas menunjukkan bahwa ini adalah eksekusi di luar hukum," ujar Philip Luther, direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah.

Luther menambahkan bahwa pembunuhan itu terjadi setelah insiden serupa baru-baru ini oleh pasukan "Israel" di Tepi Barat yang mengklaim akan menjamin penyelidikan mendesak. (haninmazaya/arrahmah.com)

Badan internasional menemukan bukti terkait penyiksaan tahanan di penjara Afghanistan oleh pasukan internasional

Posted: 12 Nov 2015 03:05 PM PST

Tentara teroris AS tengah berjalan di dekat lokasi serangan bom di jantung kota Kabul. (Foto: Reuters)

KABUL (Arrahmah.com) - Jaksa PBB pada Kamis (12/11/2015) mengatakan bahwa mereka memiliki bukti yang menunjukkan pasukan internasional yang dikerahkan di Afghanistan telah menyebabkan bahaya serius untuk tahanan dengan melakukan kekerasan fisik dan psikologis terhadap mereka, lansir Reuters.

Pengadilan telah menyelidiki kejahatan yang diduga dilakukan sejak tahun 2003 oleh semua pihak dalam konflik di Afghanistan, namun dalam laporan sebelumnya mereka lebih berhati-hati mengungkapkan status penyelidikan mengenai dugaan kejahatan dan bahaya yang ditimbulkan.

Dalam laporan terbaru pada banyak pemeriksaan, Kantor Pengadilan Jaksa mengatakan penyelidikan AS atas dugaan kejahatan oleh tentaranya tidak menghasilkan kepastian.

"Timbulnya peningkatan 'teknik interogasi' akan menyebabkan luka fisik dan psikologis yang serius," tulis jaksa.

Mereka juga mencatat bahwa ada bukti pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan yang mendukung pemerintah boneka Afghanistan. Menurut laporan mereka, pasukan pro-pemerintah telah memberikan perlakuan mengerikan terhadap sekitar 5.000 tahanan. (haninmazaya/arrahmah.com)

Diprotes Ormas Islam, acara LGBT di Semarang bubar

Posted: 12 Nov 2015 06:10 AM PST

Laskar Jamaah Ansharusy Syariah Semarang

SEMARANG (Arrahmah.com) - Ormas Islam Semarang memprotes acara Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) yang rencananya akan diselenggarakan di salah satu Universitas Negeri terkemuka di Semarang, Kamis (12/11/2015) petang pukul 15.30. Dengan protes itu acara akhirnya dapat dibubarkan.

Karena mendapatkan protes dari puluhan Laskar Jamaah Ansharusy Syariah Semarang, acara LGBT dibubarkan. Pintu masuk tempat acara langsung ditutup dan peserta diminta untuk membubarkan diri, lapor Abu Jundullah.

Acara ini diselenggarakan oleh majalah kampus Fakultas Hukum "Gema Keadilan" ini sedianya akan menghadirkan pembicara Yosef ketua komunitas homo di Semarang.

Menurut Amir Mudiriyah Jamaah Ansharusy Syariah Semarang Abu Sumayah, acara LGBT ini bertentangan dengan hukum dan norma-norma agama yang ada di indonesia.

"Acara tersebut bertentangan dengan norma-norma agama yang berlaku di negeri ini. Karena hubungan dan pernikahan sesama jenis di Indonesia dilarang. Apalagi dari sisi hukum agama Islam. Maka dari itu, ini bentuk kepedulian kami Jamaah Ansharusy Syariah terhadap remaja, khususnya mahasiswa, agar tidak terjebak dalam pergaulan yang bertentangan dengan norma hukum dan agama" tutur Abu Sumayah.

Senada dengan itu pihak Universitas ternyata juga melarang acara ini. Menurut Pembantu Dekan III Solehan, acara ini sangat sensitif dan pihak universitas melarang diselenggarakan di sini.

"Acara (LGBT) ini sangat sensitif. Karena menurut pandangan HAM berbeda dengan menurut pandangan agama. Oleh sebab itu pihak universitas melarang acara ini. Kalau mau menyelenggarakan acara seperti ini jangan di sini (kampus) dan jangan bawa nama kampus" kata Solehan. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Di Tasikmalaya, penjual miras berani tantang aparat dan Ormas Islam

Posted: 12 Nov 2015 04:04 AM PST

Polresta Tasikmalaya

TASIKMALAYA (Arrahmah.com) - Sejak Ahad pagi, (8/11/2015), aktivis Islam Kota Santri, Ustad Qushoy meringkuk dalam tahanan Polresta Tasikmalaya. Dia dijadikan tersangka pembakaran kios miras usai sejumlah ormas melakukan razia miras di Jalan BKR, Tawang, Kota Tasikmalaya pada hari yang sama.

Diwawancarai wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Ustad Qushoy mengatakan bahwa setelah dilakukan pengaduan kepada aparat namun tak digubris, sejumlah ormas yang merasa resah melakukan monitoring secara rutin aktivitas kios jamu yang menjual miras tersebut.

Dalam pemantauan para aktivis Islam di Tasikmalaya, Charles Chaniago alias Ibar, sang pedagang miras mengaku tak takut dengan keberadaan polisi atau ormas Islam.

"Saya tidak takut dengan aparat, dengan ormas. Saya terus pasok miras di Tasikmalaya," ujar Ibar seperti ditirukan oleh Ustadz Qushoy.

Meski demikian, ormas Islam belum bergerak karena masih menghormati keberadaan aparat. Namun, setelah lama tidak ada reaksi dari kepolisian, umat Islam dengan segenap elemennya di Tasikmalaya akhirnya gerah juga.

Apalagi, menurut keterangan warga sekitar, ditemukan dugaan bahwa polisi turut menerima uang dari hasil penjualan miras.

Polisi disuap penjual miras di Tasikmalaya

Polisi disuap penjual miras di Tasikmalaya

Diceritakan Ustad Qushoy, akhirnya pada Ahad dini sejumlah laskar Kota Santri bergerak ke Jalan BKR untuk men-sweeping kios miras. Namun, tak disangka, Ustad Qushoy malah diteriaki maling oleh pemilik kios dan dikeroyok massa.

"Jam 3 sampai jam 4 kurang 10 menit mereka memukul, menendang bahkan memakai alat (untuk menyiksa, red). Itulah ganasnya ahli maksiat," kata dia.

Sekitar satu jam setengah, ia dikeroyok preman dan warga. Namun Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah ia selamat. Adapun, temannya yang bernama Misbah, saat diteriaki maling berhasil melarikan diri. Keesokan harinya, Misbah juga diciduk oleh kepolisian dari rumahnya di Taman sari, Gobras, Kota Tasik.

Ustad Qushoy kemudian dibawa oleh polisi ke Polsek Tawang. Namun, aparat pun masih mengira bahwa dirinya benar-benar maling seperti yang dituduhkan. Tak ayal, di dalam mobil ia pun digebuki, dan disikut.

"Mereka (polisi) tidak tahu bawa saya Ustad Qushoy. Habis di Polsek Tawang, saya mengambil air wudu baru mereka sadar dan meminta maaf," jelas aktivis Islam ini.

Sekitar pukul 07.00 Ahad pagi, ia dilimpahkan ke Polresta Tasikmalaya dengan bahasa akan 'diamankan'. "Tapi malah diminta keterangan lalu dijadikan tersangka, innalillahi. Di sinilah penzaliman dan pengkhianatan terjadi," tukasnya.

Terakhir, dari balik jeruji, Ustad Qushoy berpesan semoga insiden kriminalisasi atas dirinya menjadi bahan dakwah dalam menegakkan amar maruf nahi munkar. Sebab, menurutnya, Tasikmalaya dikenal luas sebagai Kota Santri dan Kota Kyai. Oleh sebab itu, umat Islamnya jangan hanya bisa berbicara tanpa ada realisasi perbuatan.

"Karena jika itu yang terjadi, khawatir besok para kyai dan santri akan diinjak-injak oleh hukum setan, hukum thaghut, hukum yang dibuat-buat oleh manusia. Wassalam," katanya lugas. (azmuttaqin/ltff/fjr/jitu/arrahmah.com)

Warga: Penjual miras berkali-kali digerebek tetapi masih bisa berjualan

Posted: 12 Nov 2015 03:05 AM PST

Penjualan miras berkedok kios jamu  di Kota Tasikmalaya dibakar oleh OTK

TASIKMALAYA (Arrahmah.com) - Warga Kota Tasikmalaya mengatakan kios jamu penjual miras sudah berkali-kali digerebek aparat tetapi masih bisa berjualan.

Asep (45 tahun), warga Jalan BKR Kota Tasikmalaya menceritakan warga setempat tak banyak yang mengetahui bahwa kios milik Charles Chaniago yang dibakar ormas pada Ahad, (08/11/2015) lalu menjual miras.

"Masyarakat kebanyakn tahunya cuma dagang jamu, cuma gitu aja. Tapi memang warung itu bukan sekali dua kali digerebek, sering operasi oleh Dalmas tetapi tetap saja masih (berjualan, red)," kata Asep kepada Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Rabu (11/11).

Sebagai penduduk Kota Santri, Asep mengaku risih dan malu dengan keberadaan penjual miras secara bebas di Tasikmalaya. Apalagi sejak Juni 2012, perda Syariah telah diberlakukan secara resmi di kota tersebut.

"Kita tidak bisa berbuat banyak, padahal polisi juga tahu tapi kok diam-diam saja," keluhnya.

Sementara itu, Wawan Aples, ketua salah satu kelompok ormas, menceritakan, pada Ahad dini hari (08/11) tadi beberapa rekannya akan menggelar operasi minuman keras (miras) di jajaran kios yang dibakar.

Namun, sebelum menjalankan aksinya massa keburu diteriaki maling. Warga mengejar dan berhasil menangkap salah satu di antara mereka, yaitu Ustad Iwan Qushoy. Ia pun jadi sasaran amuk warga. Ustad Qushoy disiksa ramai-ramai.

Untuk meredam situasi, Ustad Qushoy langsung diamankan polisi. Hingga saat ini ia masih berada di kantor Polres Tasikmalaya Kota. Rekan-rekannya pun mendatangi kantor polisi untuk melihat keadaan Ustad Qushoy. Bersamaan dengan itu, sejumlah massa tak dikenal langsung bergerak ke Jl. BKR, lalu terjadilah pembakaran kios yang sering menjual miras itu. Di dalam kios, mereka mendapatkan puluhan botol miras yang disembunyikan di bawah papan.

Wawan menjelaskan, masih adanya ormas yang turun ke jalan untuk operasi miras, lantaran tidak puas dengan kinerja aparat. "Kami punya kewajiban untuk amar maruf nahyi munkar. Itu hukumnya wajib. Kalau polisi bisa membereskan tempat penjualan minuman keras, tempat esek-esek, cafe remang-remang, pasti kami tidak akan turun ke jalan," tuturnya.

Keberadaan kios jamu milik Charles Chaniago di Tasikmalaya memang diketahui sudah cukup lama. Menurut penuturan warga, kios itu sudah ada sejak tahun 2007.

Menurut salah seorang pemuda setempat, Galih (23 tahun), keberadaan kios penjual miras ini memang sudah sangat memprihatinkan sekali. Pasalnya, miras sudah diperjualbelikan secara bebas.

"Orang sudah gampang kalau mau mendapatkan miras. Anak-anak sekolah juga sudah gak bisa dikontrol lagi," kata Galih.

Sebagai putra Tasikmalaya Galih berharap aparat bertindak adil dan serius dalam kasus ini. Ia juga berharap orangtua dapat meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak sehingga tidak ikut-ikutan mngkonsumsi miras. Dan yang tak kalah penting, "Pengedarnya diberantas semua," pungkas Galih.

(azmuttaqin/ltf/fjr/jitu/arrahmah.com)

Ambulans untuk Muslim Suriah diserahkan

Posted: 12 Nov 2015 02:34 AM PST

Ambulan bantuan Muslim Indonesia untuk Muslim Suriah

JABAL AKORD (Arrahmah.com) - Bantuan umat Islam Indonesia berupa mobil ambulans memalui Auction4Humanity telah diterima pihak Rumah Sakit Lapangan yang terletak di Salma, Jabal Akrod, Suriah.

Ambulans tersebut dibeli dari hasil pengumpulan dana Auction4Humanity melalui penjualan barang-barang layak jual dari masyarakat maupun sumbangan tunai dari para dermawan umat Islam Indonesia.

Pihak Rumah Sakit Salma mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia atas kepeduliannya kepada penduduk Syam (Suriah-red) yang sedang dilanda konflik. Hingga saat ini berdasar data PBB, lebih dari 250.000 jiwa telah menjadi korban sejak 2011.

"Semoga setiap dollar yang disumbangkan untuk penduduk Syam melalui ambulan ini mendapat balasan kebaikan," ujar perwakilan dari RSL Salma melalui video, Kamis (12/11/2015).

Adapun mobil ambulan itu akan digunakan untuk mengangkut para korban atau pun jenazah di medan pertempuran. Seiring keterlibatan Rusia dalam konflik yang membuat kondisi semakin sulit.

"Ini adalah ambulan dari saudara kami Auction4Humanity dari Indonesia hasil penggalangan dana, ambulan ini nanti akan digunakan untuk mengangkut korban luka atau pun jenazah di lapangan," ujarnya. (azmuttaqin/*/arrahmah.com)

Di Tasikmalaya, Ustadz dipenjara bandar miras bebas berkeliaran

Posted: 12 Nov 2015 02:01 AM PST

Ustadz Iwan Qusoy

TASIKMALAYA (Arrahmah.com) - Tasikmalaya dikenal sebagai kota santri dan telah diberlakukan Perda Syariah. Ironisnya ustadz sebagai tokoh Islam malah dikriminalisasi saat sedang melakukan amar makruf nahi munkar, sementara para bandar minuman beralkohol malah bebas berkeliaran.

Seorang aktifis amar ma'ruf nahi munkar, Ustadz Iwan Qushoy, diserang warga dan ditangkap polisi usai merazia sebuah kios jamu yang menjual miras di Jl. BKR, Tawang, Kota Tasikmalaya, Ahad (8/11/2015) dini hari.

Berikut penelusuran Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di Tasikmalaya terkait kasus tersebut.

  1. Kios jamu milik Charles Chaniago diduga kerap menjual minuman keras secara ilegal. Warga setempat yang merasa resah dengan keberadaan kios tersebur sudah menegur berkali-kali, tapi tak digubris. Warga juga menduga aparat kepolisian sudah mengetahui penjualan miras secara ilegal di kios jamu milik Charles.
  2. Setelah diberlakukan Perda Syariat di Kota Tasikmalaya sempata ada kesepakatan awal antara warga dengan kepolisian, jika ada pelanggaran dalam Perda Syariat, warga maupun santri dipersilahkan melapor ke polisi nanti polisi yang akan mengambil tindakan.
  3. Namun, setelah dilaporkan berkali-kali kepada pihak yang berwajib, polisi tidak mengambil tindakan.
  4. Akhirnya pada Ahad, (8/11) sekitar pukul 02.00 sejumlah laskar ormas menggelar razia miras di kios Charles. Namun, salah seorang laskar, yaitu Ustad Iwan Qushoy yang menyambangi kios jamu tersebut malah diteriaki maling dan digebuki warga Jalan BKR.
  5. Malam itu juga, Ustad Iwan Qushoy ditangkap polisi, sekitar pukul 4.30 dini hari di Jl BKR Tawang, Kota Tasik.
  6. Keesokan harinya, Wali laskar datang ke Polresta Tasikmalaya untuk mengurusi laskar yang diamankan polisi.
  7. Bersamaan dengan itu, kios jamu milik Charles Chaniago alias Ibar dibakar oleh OTK. Sekitar pukul 10.30, Ahad siang (08/11), kios jamu ludes terbakar dan menjadi tontonan warga. Api turut menjalar ke kios sebelah yang menjual Nasi Tutug Oncom.
  8. Tak lama, polisi kembali menciduk seorang anggota ormas bernama Misbah di rumahnya, Taman Sari, Gobras, Kota Tasik.
  9. Masyarakat dan ormas Islam mengaku kecewa dengan sikap polisi yang dianggap berat sebelah. Pihak keamanan hanya menangkap ormas yang melakukan razia namun pemilik kios dan pelaku pengeroyokan tak disentuh aparat.

(azmuttaqin/ali/fjr/jitu/arrahmah.com)

TV Rusia secara tidak sengaja siarkan rencana rahasia sistem nuklir torpedo Rusia

Posted: 12 Nov 2015 01:18 AM PST

Dua saluran televisi yang dikendalikan oleh Kremlin, NTV dan Channel One, memperlihatkan seorang pejabat militer yang sedang melihat sebuah dokumen rahasia yang berisi gambar dan rincian dari sistem senjata yang disebut sebagai Status-6.

MOSKOW (Arrahmah.com) - Sebuah stasiun TV Rusia lupa untuk menyamarkan tayangan sebuah dokumen rahasia, yang secara tidak sengaja membocorkan rencana rahasia Rusia untuk menembus perisasi rudal NATO dengan menggunakan torpedo nuklir.

Sebagaimana dilansir oleh The Guardian, Kamis (12/11/2015), Kremlin telah mengakui bahwa televisi Rusia secara tidak sengaja menyiarkan secara langsung rencana rahasia untuk sistem torpedo nuklir

Dua saluran televisi yang dikendalikan oleh Kremlin, NTV dan Channel One, memperlihatkan seorang pejabat militer yang sedang melihat sebuah dokumen rahasia yang berisi gambar dan rincian dari sistem senjata yang disebut sebagai Status-6, yang dirancang oleh Rubin, sebuah perusahaan konstruksi kapal selam nuklir yang berbasis di St Petersburg.

Torpedo nuklir tersebut, yang akan ditembakkan oleh kapal selam, akan menciptakan "zona kontaminasi radioaktif yang luas yang membuat mereka tidak cocok untuk kegiatan militer atau ekonomi untuk jangka waktu yang panjang", kata dokumen itu, yang terlihat jelas dalam rekaman yang berlangsung selama beberapa detik.

Gambar-gambar itu terekam selama pertemuan Presiden Vladimir Putin dengan para pejabat militer di kota Laut Hitam Sochi pada Senin (9/11).

Rekaman itu ditayangkan pada Selasa (10/11) dan kemudian dihapus oleh saluran TV tersebut, tetapi beberapa situs masih mempublikasikan screenshot dari rekaman itu.

"Memang benar beberapa data rahasia masuk ke dalam pengambilan gambar, karena itu kemudian dihapus," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, kepada wartawan.

"Ke depannya kita pasti akan mengambil langkah-langkah pencegahan agar hal ini tidak terjadi lagi."

Dokumen ini ditampilkan pada pertemuan di mana Putin memperingatkan bahwa "Rusia akan mengambil langkah-langkah pembalasan yang diperlukan untuk memperkuat potensi kekuatan nuklir strategis kami."

(ameera/arrahmah.com)

Otoritas Zionis "Israel" hancurkan 3 sumur desa Palestina di Tepi Barat

Posted: 12 Nov 2015 12:13 AM PST

Warga Palestina berdiri di atas reruntuhan rumah yang dihancurkan oleh pasukan Zionis selama serangan malam hari di kota Jenin, Tepi Barat pada 1 September 2015. (Foto: AFP)

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Tentara Zionis "Israel" pada Selasa (10/11/2015) menghancurkan tiga sumur yang menjadi sumber air bagi warga Palestina di utara Tepi Barat yang diduduki dengan dalih mereka dibangun tanpa izin, menurut pernyataan sumber-sumber keamanan Palestina.

Sumber mengatakan kepada kantor berita Ma'an bahwa pasukan "Israel" yang didukung dengan buldoser, menyerbu desa Tinnik di barat laut Jenin di mana mereka menghancurkan tiga sumur di sana.

Satu sumur milik Emad Jaradat dari lingkungan Zabuba dan dua lainnya milik Suliman Salman dan Numan Yousif Jaradat dari Silat Al-Harithiya, sumber menambahkan.

Pejabat "Israel" tidak memberikan komentar ketika ditanya mengenai penghancuran tersebut.

Otoritas Zionis secara teratur menghancurkan rumah-rumah milik warga Palestina dan berbagai struktur di wilayah Palestina yang diduduki dengan klaim tidak memiliki izin membangun.

Desa Tinnik berada di wilayah yang dikelilingi oleh Area C, di mana warga Palestina harus mendapatkan izin membangun untuk semua struktur dari "pemerintah Israel".

Izin tersebut jarang diberikan dan meninggalkan penduduk tidak memiliki pilihan selain membangun tempat tinggal mereka tanpa "izin".

Hampir 600 struktur Palestina hancur pada tahun 2014, menurut dokumentasi oleh PBB, meninggalkan lebih dari 1.000 warga Palestina hidup tanpa tempat berlindung. (haninmazaya/arrahmah.com)

Dalam sehari tentara Zionis menangkap 41 warga Palestina

Posted: 11 Nov 2015 11:05 PM PST

Tentara Zionis "Israel"

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Tentara pendudukan "Israel" sepanjang Selasa (10/11/2015) menangkap 41 warga Palestina dari beberapa kota dan pemukiman di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki, ujar laporan harian Palestina Al-Resalah seperti dilansir MEMO pada Rabu (11/11).

Klub Tahanan Palestina (PPC) mengatakan tentara menangkap 26 warga Palestina di Qalqilya.

Enam orang termasuk seorang anak ditangkap dari Hebron.

Dua warga Palestina ditangkap dari desa Zita di Tulkarem dan dua orang lainnya ditangkap dari kamp pengungsi AS-Sultan di Jericho.

Seorang warga Palestina ditangkap dari Bethlehem dan seorang lainnya dari desa Bita di Nablus selatan.

Penangkapan dan pembunuhan oleh pasukan pendudukan "Israel" terhadap warga Palestina meningkat tajam sejak 1 Oktober. Sedikitnya 82 warga Palestina meninggal dunia dalam serangkaian serangan oleh tentara "Israel" dan dalam periode yang sama 10 warga "Israel" tewas dalam serangan pembalasan oleh warga Palestina. (haninmazaya/arrahmah.com)