Arrahmah.Com |
- Video: Shalat Istisqa' dari Masjidil Haram 29 Oktober 2015
- Syiah itu hanya modus
- Makna oportunistik terorisme
- Da'i Sunni dijatuhi hukuman mati di Iran
- Al-Walid Bin Talal membantah pernyataan pro-Israel
- Lembaga amil zakat harus biayai lembaga advokasi Muslim
- Belgia desak boikot "Israel"
- Densus 88 tangani Leopard karena memiliki niat serupa dengan terorisme
Video: Shalat Istisqa' dari Masjidil Haram 29 Oktober 2015 Posted: 31 Oct 2015 06:30 AM PDT RIYADH (Arrahmah.com) - Ummat Islam di seluruh Kerajaan Arab Saudi pada Kamis pagi (29/10/2015) melakukan shalat Istisqa' (shalat minta hujan), sebagaimana dilansir oleh QNA. Sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad (saw), pada saat kekeringan atau hujan yang terlambat turun, ummat Muslim melakukan shalat Istisqa', meminta kepada Allah SWT untuk melimpahkan berkah dan rahmatnya, memohon untuk diturunkan hujan. Shalat Istisqa' in diadakan di sejumlah masjid di seluruh Kerajaan Arab Saudi. Gubernur Provinsi Jeddah Pangeran Misha'al bin Majid bin Abdulaziz Al-Saud, Wakil Sekretaris Provinsi Mekkah Pangeran Faisal bin Muhammad bin Saad bin Abdulrahman Al-Saud, Presiden umum Masjidil Haram Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah Dr Shaikh Abdulrahman Al Sudais serta pejabat lainnya ikut ambil bagian dalam shalat Istisqa'. Imam Masjid Agung Mekkah Dr. Shaikh Khalid bin Ali Al-Ghamdi memimpin shalat Istisqa', dan menyerukan kepada ummat Islam untuk berdoa memohon ampun kepada Allah, melakukan perbuatan baik dan beramal, memohon kepada Allah SWT untuk diturunkan hujan. Pekan lalu, Raja Salman mengimbau kepada orang-orang untuk melakukan shalat Istisqa' pada Kamis (29/10), kata Kerajaan Arab Saudi dalam sebuah pernyataan. Pernyataan itu mengatakan bahwa sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad (saw), raja mengeluarkan pemberitahuan yang menyerukan kepada semua orang untuk sholat Istisqa' dan memanjatkan doa kepada Allah SWT, bertaubat dan memohon pengampunan dan diturunkan hujan. (ameera/arrahmah.com) |
Posted: 31 Oct 2015 05:00 AM PDT BOGOR (Arrahmah.com) - Syiah itu hanya modus alias modal dusta untuk kepentingan diri mereka. Ini ditegaskan Ustadz H. Willyuddin A.R. Dhani Koordinator Masyarakat Muslim Bogor usai apel akbar parade tauhid mendukung walikota Bogor memberantas maksiat dan Syiah di wilayah Bogor, Jumat (30/10/2015). Dalam perbincangannya kepada arrahmah.com.di tengah guyuran hujan lapangan Sempur Bogor, Ustadz Dhani memaparkan tiga modus misi syiah. Pertama, orang Syiah ingin mendapatkan hidup mewah untuk menghidupkan agama Majusi caranya menipu jamaahnya dengan membayar khumus. Kedua mereka ingin melampiaskan nafsu syahwatnya pada gadis-gadis muda bahkan anak-anak di bawah umur dengan istilah kawin mut'ahnya. Yang ketiga, kata ustadz Dhani, mereka ingin menjadi orang-orang yang dianggap suci sehingga memproklamirkan diri sebagai imam-imam yang lepas daripada dosa, maksum. Ketiganya, kata Ketua MUI Bogor bidang aliran sesat ini, sejalan dengan ciri-ciri seluruh aliran sesat yang pada umumnya ada tiga. Pertama ingin hidup enak, tidak mau kerja berat . Sehingga di menipu dengan doktrin-doktrin untuk nmedapatkan infak, khumus, hadiah dari jamaahnya. Kedua ingin melampiaskan syahwat-syahwatnya dengan istilah macam-macam, yang dalam Syiah adalah kawin Mut'ah. Ketiga ingin dipuji-puji disanjung-saanjung sebagai manusia yang hebat. "Pada dasarnya seperti itu setiap aliran sesat," tegasnya. Ustadz Dhani menyampaikan, Islam tidak mengajarkan seperti itu. Kalau seseorang ingin mendapatkan kenyamanan hidup maka harus mencari berkah Allah dengan berusaha, bekerja dalam banyak bidang yang halal. "Bukan nipu dengan alas an agama" Adapun cara melampiaskan syahwat yang benar, kata dia, maka menikah sesuai syariat Islam dengan perempuan hingga maksimal empat. Tidak bisa berganti-ganti pasangan sesuai yang dikehendaki manusia dalam tempo singkat. Lanjut ustadz Dhani, Islam tidak mengenal pengkultusan makhluk, "Yang berhak dipuji adalah Allah, bahkan Nabi tidak boleh dikultuskan," tegasnya. Islam mengajarkan bagaimana mencintai Nabi Muhammad dan keluarganya dengan cara yang benar, tidak mnelebi-lebihkan dan tidak mengurang. Kata Ustadz Dhani, kita diajarkan shalawat kepada Nabi keluarga dan para sahabatnya. "Yang berhak mencintai ahlul bait nabi adalah kita ahlulsunnah waljamaah dengan cara mencintai yang benar tidak melebih-lebihkan dan tidak mengurangi," tambahnya. "Kita doakan semuanya dengan shalawat" Ustadz Dhani menyampaikan shalawat kita kepada nabi, sahabat dan ahlul baitnya. "Karena itu yang berhak mencintai ahlul bait adalah kita, karena kita mencintainya dengan tulus tanpa ada modus," tutupnya. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Posted: 31 Oct 2015 01:05 AM PDT (Arrahmah.com) - Duarrr! Bom meledak di Mall Alam Sutera. Para pengamat 'profesional' langsung berkomentar. Topik utama pembicaraan langsung seputar terorisme dan ancaman nyatanya. Bahkan tak jarang dibumbui dengan kemungkinan jaringan anu dan anu. Bila ternyata pelakunya muslim, akan ramailah pemberitaan tentangnya, seolah tuduhan terorisme menemukan muaranya. Akan tetapi, jika pelakunya bukan muslim, lama kelamaan tuduhan itu akan menghilang, seiring berita yang tenggelam (baca: ditenggelamkan). Bom yang diberi nama The Mother Of Satan ini, bagaikan pembalik atas berbagai makar dan tuduhan yang mengindentikkan terorisme dengan Islam. Terduga lone wolf bomber yang bernama Leopard ini, ternyata seorang non muslim. Bagaimana tidak, sebelum pelaku tertangkap, kicau opini sudah ke sana ke mari, wira wiri menuduh teroris itu dan ini. Istilah teroris dan/atau terorisme sudah memiliki makna oportunistik. Makna yang hanya berpijak pada kepentingan tertentu, dan tidak berpijak pada prinsip yang tetap. Karena, jika kita mengikuti alur berpikir para pemberi istilahnya. Misal, karena motifnya pemerasan maka kasus bom Mall Alam Sutera tidak bisa dikategorikan teroris. Selain itu, pelaku tidak memiliki motif politis. Kita tentu.bertanya, bagaimana dengan gerombolam OPM? bukankah mereka bersenjata dan memiliki motif politis yang utama? Tetapi sampai sekarang pun pemerintah RI tidak pernah mengkategorikannya sebagai tindakan terorisme. Meskipun sudah banyak korban akibatnya dan menimbulkan teror tersendiri di tengah masyarakat. Adapun jika yang dipakai standar dalam penggunaan istilah terorisme adalah tingkat kengerian dan jumlah korban. Tentunya agresi AS ke dunia Islam, merupakan kejahatan yang mengerikan dan paling banyak memakan korban. Tetapi, pemerintah RI tidak berani mengkategorikan AS sebagai negara teroris, malah bermesraan dan memfasilitasinya untuk memeras SDA dan SDM negeri ini. Makna oportunistik terorisme ditarik ulur hanya untuk menyudutkan Islam dan kaum muslim, bukan yang lain. Buktinya, bisa kita lihat dari barang bukti yang sering ditampilkan dalam penangkapan para terduga teroris, biasanya buku-buku atau kitab yang berlatar belakang Islam. Istilah-istilah yang dilekatkan pun selalu diidentikkan dengan berbagai istilah yang ada di dalam Al Quran, mulai dari Jihad, Fai sampai ke Thaghut. Makar ini tentu tidak terlepas dari ketakutan Barat terhadap Islam dan kaum muslim. Terutama, kaum muslim yang sangat muak dengan penjajahan AS. Atau kaum muslim yang mencari solusi atas derita negeri, seraya mengajak masyarakat untuk kembali meniti aturan Ilahi. Wallohu a'lamu bishshowwaab. Ary Herawan www.aryherawan.blogspot.com. (*/arrahmah.com) |
Da'i Sunni dijatuhi hukuman mati di Iran Posted: 31 Oct 2015 12:05 AM PDT TEHERAN (Arrahmah.com) - Pengadilan Iran telah menyetujui hukuman mati yang dikeluarkan terhadap da'i Sunni Shahram Ahmadi, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Jum'at (30/10/2015). Ahmadi, seorang da'i Sunni Iran, dijatuhi hukuman mati setelah ia ditangkap pada 2009 oleh pasukan intelijen Iran. Pada bulan Juli, pengadilan Iran menolak hukumannya, tapi ia kembali disidang di pengadilan yang sama oleh hakim yang sama, dan kembali dijatuhi hukuman mati. Pengacaranya memberitahukan keputusan pengadilan yang dikeluarkan pada tanggal 15 Oktober dan kasusnya dirujuk ke pengadilan yang akan melaksanakan eksekusi. Selama dipenjara, Ahmadi mengalami berbagai bentuk penyiksaan fisik dan psikologis yang parah. Dia awalnya dijatuhi dihukum mati pada tahun 2012 oleh Pengadilan Revolusi Iran, dimana selama sidang pengacaranya dilarang menghadiri persidangan. Ahmadi menderita penyakit kronis, dan dia kehilangan salah satu ginjalnya karena penderitaan dan penyiksaan yang dilakukan terhadap dirinya selama ia berada di penjara. Meskipun demikian, kekuasaan kehakiman tidak memungkinkan dia untuk menerima perawatan di luar penjara, bahkan setelah adanya laporan medis yang menyatakan bahwa ia perlu segera dirawat di rumah sakit. Adiknya, Bahram Ahmadi, dieksekusi di Ghezel Hesar pada tanggal 27 Desember 2012. Aktivis Sunni di Iran mengatakan bahwa sebagian besar tuduhan yang dibuat oleh Pengadilan Revolusi Iran terhadap politisi dan da'i Sunni adalah bahwa mereka "menyebarkan korupsi dan penghasutan di Bumi". Dakwaan ini akan dijatuhi hukuman mati di Iran. (ameera/arrahmah.com) |
Al-Walid Bin Talal membantah pernyataan pro-Israel Posted: 30 Oct 2015 11:15 PM PDT RIYADH (Arrahmah.com) - Pangeran Arab Saudi Al-Walid Bin Talal membantah laporan media yang mengklaim bahwa ia akan mendukung "Israel" jika intifada Palestina yang baru pecah. Sebagaimana dilansir oleh MEMO, Jum'at (30/10/2015), kantor pangeran Walid menjelaskan bahwa artikel yang dirilis oleh media AWDNews merupakan berita yang "benar-benar palsu dan tidak benar". Kantor itu juga menambahkan bahwa pangeran Al-Walid tidak berbicara dengan outlet media Kuwait itu sebagaimana yang disebutkan dalam artikelnya atau membuat salah satu pernyataan yang dikaitkan dengannya. Kantor Al-Walid mengatakan bahwa situs yang bersangkutan telah "berulang kali menyebar berita palsu dan konten tentang Pangeran Al-Walid yang dibuat tanpa mengkonfirmasikan keasliannya." AWDNews telah melaporkan bahwa pangeran Saudi itu mengatakan ia akan memihak "Israel" jika pemberontakan Palestina pecah dan ia akan mencoba untuk mendobrak setiap inisiatif Arab yang dibuat untuk mengutuk bangsa Yahudi. "Saya akan berpihak pada bangsa Yahudi dan mendukung aspirasi demokratis dalam kasus pecahnya Intifada Palestina," rilis media itu yang mengatakan bahwa hal itu dikutip dari pernyataan pangeran Al-Walid. (ameera/arrahmah.com) |
Lembaga amil zakat harus biayai lembaga advokasi Muslim Posted: 30 Oct 2015 11:02 PM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Sebagaimana dalam agresi terhadap jamaah sholat Idul Fitri di Masjid Baitul Muttaqin Tolikara pada Idul Fitri lalu, pihak Islam juga menjadi korban dalam penertiban gereja liar di Singkil, Nangroe Aceh Darussalam, 13 Oktober lalu. Tapi, ironisnya, di kedua peristiwa tersebut justru pihak Islam dikalahkan. Usai agresi Tolikara, para pemimpin GIDI yang memicu tragedi tersebut, justru digelari karpet merah untuk diterima kepala negara di istana. Sementara, sampai saat ini pembangunan masjid di Tolikara masih dipermasalahkan. Dalam peristiwa Singkil, seorang Muslim tewas ditembak dengan senapan babi oleh aktivis gereja liar. Tapi yang kemudian ditangkap justru orang-orang Islam yang bermaksud menertibkan gereja liar. ''Ketidakadilan seperti ini seharusnya kita advokasi secara ikhlas dengan kerja keras yang cerdas hingga tuntas,'' kata Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Periode 2015-2020, Ustadz Mohammad Siddik, saat berkunjung ke Harian Republika di Jakarta, Kamis (29/10). Dalam silaturahim itu, Ketua Umum Dewan Dakwah didampingi antara lain oleh Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah, H Ade Salamun MA. Mereka disambut Pemimpin Redaksi Republika Nasihin Masha, para redaktur, dan sejumlah reporter. Menurut Nasihin Masha, para aktivis Islam seharusnya membentuk dan menggerakkan lembaga advokasi ummat yang profesional. Anggarannya, lanjut Nasihin, diambil dari alokasi zakat dan infak yang dihimpun para Lembaga Amil Zakat (LAZ). ''LAZ harus mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan strategis ini,'' tandasnya. Ia menjelaskan, lembaga advokasi itu bergerak di bidang hukum dan HAM, jaminan produk halal, dan riset keummatan di bidang sosial-ekonomi-politik. ''Riset politik itu kan tidak hanya tools, tapi juga sudah menjadi sarana kampanye untuk mempengaruhi publik,'' Nasihin mencontohkan. Kalau ummat tidak punya lembaga riset sendiri, akhirnya pilihan ummat dipengaruhi oleh ''orang lain''. Maraknya produk bermasalah seperti buah-buahan impor yang tidak sehat, daging oplosan halal-haram, produk haram berlabel halal, sandal berlafaz Allah, dan sebagainya, semestinya juga diadvokasi agar tidak merajalela terus. ''Lembaga advokasi ini memang memerlukan biaya besar agar bekerja profesional. Dengan iuran dari LAZ, kebutuhan itu bisa diatasi,'' katanya. (azmuttaqin/*/arrahmah.com) |
Posted: 30 Oct 2015 10:35 PM PDT BRUSSELS (Arrahmah.com) - organisasi Belgia menyerukan untuk melarang penjualan senjata dan membatalkan perjanjian kemintraan Uni Eropa-Israel karena pelanggaran "Israel" yang terus menerus atas hak asasi rakyat Palestina. Dalam pernyataan yang dimuat di situs serikat pekerja Belgia, sebuah konsorsium kelompok hak asasi manusia menyuarakan keprihatinan mereka yang mendalam atas gelombang kekerasan yang melanda wilayah Palestina yang diduduki, terutama di kota Yerusalem, lansir The Palestinian Information Center. Pernyataan itu dikaitkan dengan meningkatnya ketegangan dan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim "Israel" dan tentara pendudukan di kompleks Masjid al-Aqsa. Organisasi-organisasi Belgia mengutuk penganiayaan yang sedang berlangsung oleh "Israel" terhadap rakyat Palestina, dan serangan "Israel" tahun 2014 terhadap Jalur Gaza yang diblokade sebagai salah satu gambaran yang buruk. Mereka lebih lanjut menghimbau kepada pemerintah Belgia dan Uni Eropa untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menghentikan kekejaman "Israel" di wilayah Palestina dan melarang kerjasama dengan pemukiman ilegal "Israel". Organisasi-organisasi yang menandatangani pernyataan itu juga meminta kepada pemerintah Belgia untuk mendesak pemerintah "Israel" agar menghentikan penahanan administratif terhadap warga Palestina dan menghentikan kebijakannya yang menindas. (ameera/arrahmah.com) |
Densus 88 tangani Leopard karena memiliki niat serupa dengan terorisme Posted: 30 Oct 2015 06:01 PM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Tersangka pengebom Mall Alam Sutera Leopard Wisnu Kumara (L) diindikasikan memiliki niat serupa dengan terorisme. Karena itu dia akan dijerat dengan pasal terorisme dan sedang didalami Densus 88. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengatakan penyidikan dan pengembangan terkait kasus tersangka L, kini telah ditangani oleh Densus 88, karena diindikasikan memiliki niat serupa dengan terorisme, yakni menciptakan ketakutan masyarakat, lansir Antara. Iqbal mengatakan tersangka peledakan bom di Mal Alam Sutera, Serpong, mengaku kerap menonton "video" serangan kelompok ISIS, "Dalam pengakuannya pelaku memang sering nonton ISIS dari youtube," ujarnya ketika dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (30/10/2015). Gambaran mengenai peledakan bom di pusat perbelanjaan itu, lanjutnya, juga didapatkan pelaku dari peristiwa serupa yang terjadi di Mal ITC Depok pada 23 Februari 2015. Terkait tersangka baru, lanjutnya, kepolisian belum menerima laporan dari hasil pengembangan Densus 88, sehingga belum dapat memastikan keterkaitan pihak lain dalam kasus ini. Bom berdaya ledak tinggi meledak di kantin Timur, lantai LG, Mal Alam Sutera, Serpong, pada Rabu (28/10). Ledakan yang terjadi ketika karyawan mal sedang istirahat makan siang, pada pukul 12.05 WIB, menyebabkan satu orang karyawan terluka pada bagian kakinya. Terkait dengan kejadian tersebut, Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menetapkan satu orang berinisial L sebagai tersangka pada Kamis (29/10). Tersangka L yang ditangkap dua jam setelah peledakan itu terjadi, dijerat dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Terorisme, dengan hukuman maksimal seumur hidup. (azm/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |