Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Rusia lancarkan serangan udara di Suriah selatan untuk pertama kalinya

Posted: 29 Oct 2015 04:05 PM PDT

Foto ini diambil dari website resmi Kementrian Pertahanan Rusia yang memperlihatkan pandangan udara dari ledakan bom di Suriah pada 4 Oktober 2015. (Foto: AP)

DARAA (Arrahmah.com) - Rusia tampaknya telah memperluas kampanye udaranya di Suriah, pada Kamis (29/10/2015), untuk pertama kalinya serangan mereka menghantam selatan Suriah, tepatnya provinsi Daraa.

"Pesawat-pesawat tempur yang diyakini milik Rusia melakukan serangan udara di Hara, Tal Antar, Kafr Nasaj dan Aqraba di utara Daraa kemarin malam," ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris.

"Ini akan menjadi pertama kalinya pesawat Rusia melakukan serangan di Daraa," lanjut laporan SOHR seperti dilansir AFP.

Kelompok pemantau tersebut tidak memiliki rincian mengenai korban atau kerusakan yang disebabkan oleh serangan Rusia.

Wilayah yang menjadi target dikendalikan oleh pejuang Suriah termasuk Mujahidin Jabhah Nushrah.

Juga di hari yang sama (29/10), dilaporkan hampir 600 orang telah gugur dalam serangan udara pengecut oleh pasukan komunis Rusia di Suriah dalam kurun waktu kurang dari satu bulan sejak awal kampanye pada 30 September lalu.

Sekitar 185 dari korban adalah warga sipil termasuk 48 anak, ujar laporan SOHR.

Serangan Rusia di Suriah hanya menyentuh empat dari 14 provinsi sejak kampanye udara dimulai, lanjut SOHR. (haninmazaya/arrahmah.com)

Sebut Manokwari Kota Injil, massa Kristen demo tolak Masjid

Posted: 29 Oct 2015 07:46 AM PDT

Massa Kristiani Manokwari menolak kehadiran masjid

MANOKWARI (Arrahmah.com) - Sebut Kota Injil, massa umat kristiani di Manokwari melakukan aksi demostrasi di depan kantor Bupati Manokwari, menolak kehadiran masjid, Kamis, (29/10/2015) siang.

Selain melakukan orasi, dua ribuan orang kristen intoleran ini meminta aparat membongkar dan tidak dilanjutkan pembangunan sebuah masjid yang sedang dibangun di Kelurahan Anday, Kecamatan Manokwari Selatan.

Seorang saksi mata, Rudi (33), bukan nama sebenarnya, mengatakan kepada hidayatullah.com, ribuan masyarakat itu mendesak bupati dan meminta agar di Manokwari tidak didirikan masjid, karena Manokwari dianggap sebagai Kota Injil.

"Mereka menganggap kalau di Aceh saja bisa jadi Serambi Makkah, maka di sini adalah Kota Injil," ujar Rudi saat dihubungi hidayatullah.com beberapa menit usai aksi demonstrasi.

Menurut Rudi, masjid yang dimaksud para demonstran, adalah masjid masyarakat yang sedang dalam proses pembangunan yang berada di Jalan Trikora KM 19 Arfai II, Kelurahan Anday, Kecamatan Manokwari Selatan, Kab. Manokwari, Papua Barat.

Karyawan swasta yang sudah tinggal di Manokwari sejak 2004 ini mengatakan dalam aksi jam 13.00 WIT itu, kalangan pendemo meminra umat beragama lain menghormati status Manokwari sebagai "Kota Injil".

"Intinya mereka (umat kristen Manokwari, red) tidak ingin adanya rumah ibadah selain gereja. Termasuk masjid," jelas Rudi.

Dalam aksinya tersebut, massa juga membawa dengan sejumlah spanduk dan pamflet berisikan penolakan pembangunan masjid di kompleks Anday.

Sejumlah poster demonstran bertuliskan "Tolak Masjid Andai", "Kalian Datang Dari Mana? Main Tabrak Saja", "Anda di Papua Tahu! Manokwari Kota Injil, Di Sumatera Aceh Kota Serambi Meka", "Jangan Menodai Tanah Injil dengan Keserakahan dan Keangkuhan".

Demonstran tolak masjid di Manokwari menggunakan kaos bertuliskan Papua love Israel

Demonstran tolak masjid di Manokwari menggunakan kaos bertuliskan Papua love Israel

Tampak sejumlah massa menggunakan kaos hitam-hitam tanda berduka, sebagian bahkan menggunakan kaos bertuliskan "Papua Love Israel".

Pengamatan Rudi di lokasi, ribuan pendemo mulai membubarkan diri pada pukul 14.00 WIT setelah Bupati Manokwari, Bastian Salabai menyatakan akan menindaklanjuti permintaan pendemo dan memutuskan untuk menghentikan pembangunan rumah ibadah tersebut.

Setelah aksi reda, masjid yang dimaksud langsung mendapat penjagaan dari Brimob.

Menurut pantauan Rudi, menyangkut masalah masjid, sebelumnbya sudah ada dialog dengan unsur-unsur masyarakat terkait masalah masjid yang saat ini sedang dibangun dan menjadi keberatan umat kristen di Manokwari itu.

"Sudah pernah ada dialog, hanya saja memang izin masjidnya sedang diurus, sambil juga meminta rekomendasi dari Bupati. Tapi pihak masjid meminta agar pembangunan terus bisa dilakukan sembari mengurus izin dan rekomendasi bupati," papar pria yang rumahnya dekat dengan masjid yang menjadi sasaran aksi massa ini.

Menurutnya, dalam kasus pendirian tempat ibadah umat Islam di Manokwari bukan hal mudah.

"Memang agak sulit. Seperti kasus Masjid Raya yang sampai saat ini belum keluar rekomendasinya, padahal dari gubernur sudah dibolehkan," pungkas Rudi, lansir hidayatullah.com

(azm/arrahmah.com)

Dukungan Majelis Mujahidin kepada Walikota Bogor dan menanggapi surat Komnas HAM

Posted: 29 Oct 2015 05:55 AM PDT

Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin, kiri ke kanan: Ustadz Irfan S. Awwas, Ustadz Muhammad Thalib Al Yamani , dan Ustadz Shabbarin Syakur

YOGYAKARTA (Arrahmah.com) - Sebagai institusi penegakan Syariah Islam, Majelis Mujahidin menyatakan dukungan penuh kepada Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto berkenaan dengan Surat Edaran Walikota Bogor Nomor: 300/1321-Kesbangpol, tentang Himbauan Pelarangan Perayaan Asyura (Hari Raya Kaum Syiah) di Kota Bogor.

Salah satu alasan yang dikemukakan Majelis Mujahidin yakni gerakan transnasional Syiah merupakan sekte sesat dan menyesatkan dalam Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Rekomendasi Rakernas MUI 4 Jumadil Akhir 1404 H/7 Maret 1984 M, perlunya umat Islam bangsa Indonesia waspada terhadap menyusupnya paham Syi'ah yang memiliki perbedaan-perbedaan pokok dengan ajaran Islam Ahlu Sunnah (pengikut Qur'an dan Sunnah). Surat resmi PBNU Nomor: 724/A. II. 03/10/1997, 12 Rabiul Akhir 1418 H/14 Oktober 1997 M yang mengingatkan kepada bangsa Indonesia agar tidak terkecoh oleh propagandis-propagandis Syi'ah.

Sementara menanggapi surat teguran Komnas HAM terhadap Walikota Bogor atas keluarnya surat edaran tersebut, Majelis Mujahidin menilai Komnas HAM bersikap diskriminatif, paranoid, dan tidak professional, dengan menyalah gunakan wewenang atas desakan kepentingan kelompok tertentu di luar proporsinya. Karena Walikota, menurut Majelis Mujahidin, sebagai eksekutif pemerintahan dan Kepala Daerah memiliki kewajiban dan berwenang menjaga stabilitas keamanan dan kondusifitas kehidupan masyarakat di daerahya dari ancaman sekte sesat Syiah sesuai keputusan MUI dan aspirasi masyarakat Bogor.

Berikut selengkapnya surat dukungan Majelis Mujahidin yang diterima redaksi petang ini.

Dukungan Majelis Mujahidin Kepada Walikota Bogor
dan Tanggapan Surat Komnas HAM

Bismillahirrahmanirrahim...

Nomor : 101/LT MM/I/1437
Sifat : Penting
Lamp. : -
Hal : Dukungan kepada Walikota Bogor dan Tanggapan Surat Komnas HAM

Kepada :
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia RI
Jl. Latuharhary No. 48 Menteng Jakarta Pusat, 10310

Berkenaan dengan Surat Edaran Walikota Bogor Nomor: 300/1321-Kesbangpol, tentang Himbauan Pelarangan Perayaan Asyura (Hari Raya Kaum Syiah) di Kota Bogor, maka sebagai institusi penegakan Syariah Islam, Majelis Mujahidin menyatakan DUKUNGAN PENUH, dengan alasan:

Pertama, perayaan Asyura yang dilakukan pengikut Syiah bukan ajaran Islam, bahkan rawan konflik, menyulut kebencian dan permusuhan di kalangan umat Islam berkedok peringatan terbunuhnya cucu Rasulullah Saw.

Kedua, gerakan transnasional Syiah merupakan sekte sesat dan menyesatkan dalam Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Rekomendasi Rakernas MUI 4 Jumadil Akhir 1404 H/7 Maret 1984 M, perlunya umat Islam bangsa Indonesia waspada terhadap menyusupnya paham Syi'ah yang memiliki perbedaan-perbedaan pokok dengan ajaran Islam Ahlu Sunnah (pengikut Qur'an dan Sunnah). Surat resmi PBNU Nomor: 724/A. II. 03/10/1997, 12 Rabiul Akhir 1418 H/14 Oktober 1997 M yang mengingatkan kepada bangsa Indonesia agar tidak terkecoh oleh propagandis-propagandis Syi'ah, dan perlunya umat Islam bangsa Indonesia mengetahui perbedaan prinsipil ajaran Syi'ah dengan Islam. Dan surat edaran Departemen Agama RI Nomor: D/BA. 01/4865/1983, 5 Desember 1983 tentang Hal ihwal Mengenai Golongan Syi'ah, yang menyatakan bahwa ajaran Syi'ah tidak sesuai bahkan bertentangan dengan ajaran Islam.

Adapun surat teguran Komnas HAM RI No: 007/TIM-KBB/X/2015 terhadap Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto atas keluarnya surat edaran tersebut di atas tidak relevan. Komnas HAM bersikap diskriminatif, paranoid, dan tidak professional, dengan menyalah gunakan wewenang atas desakan kepentingan kelompok tertentu di luar proporsinya, berdasarkan:

  1. Dalam hirarki pemerintahan, Komnas HAM tidak memiliki kewenangan hukum dan konstitusional untuk menegur Kepala Daerah (Walikota Bogor). Sehingga tindakan teguran tertulis Komnas HAM kepada eksekutif pemerintahan melanggar aturan dan sewenang-wenang.

  2. Walikota sebagai eksekutif pemerintahan dan Kepala Daerah memiliki kewajiban dan berwenang menjaga stabilitas keamanan dan kondusifitas kehidupan masyarakat di daerahya dari ancaman sekte sesat Syiah sesuai keputusan MUI dan aspirasi masyarakat Bogor.

  3. Komnas HAM telah sengaja melakukan tindakan bullying dan diskriminasi SARA terhadap Walikota Bogor yang beragama Islam. Sekaligus menjadi alat Syiah untuk mendiskriditkan umat Islam, serta memecahbelah umat mayoritas di negeri ini. Jika Komnas HAM merasa mempunyai kewenangan menegur Kepala Daerah vang melakukan kewajibannya menjaga keamanan wilayahnya dari rongrongan aliran sesat Syiah. Mengapa Komnas HAM tidak menegur Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ketika melarang umat Islam mengadakan tabligh akbar di Monas, melarang takbir keliling saat Idul Fitri, melarang menyembelih hewan korban di sekolahan saat perayaan Idul Adha?

  4. Komnas HAM RI hanyalah komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang dibatasi oleh konstitusi dan hukum di Indonesia, bukan hukum sekuler dan liberal. Bukan pula untuk kepentingan gerakan transnasional Syiah yang mengancam Negara melalui isu-isu keagamaan, sebagaimana dilakukan gerakan Syiah di Negara-negara lain di dunia.

Demikian surat dukungan terhadap HIMBAUAN Walikota Bogor untuk melarang perayaan sekte sesat Syiah, sekaligus tanggapan atas surat teguran Komnas HAM. Apabila Komnas HAM RI berkeberatan dengan surat ini, Majelis Mujahidin mengajak Komnas HAM melakukan Debat Publik, secara ilmiah dan konstitusional berkenaan dengan hal di atas. Kami menunggu respon Komnas HAM terhadap surat ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jogjakarta, 15 Muharram 1437/28 Oktober 2015
Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin
ttd-lt-mm

Tembusan :

  1. Walikota Bogor
  2. Gubernur Jawa Barat
  3. Menteri Dalam Negeri RI
  4. Menteri Agama RI
  5. Menhankam RI

(azmuttaqin/ukasyah/arrahmah.com)

Belajar dari kasus Sampang, Walikota Bogor lakukan tindakan tepat dan berdasar

Posted: 29 Oct 2015 01:03 AM PDT

Tajul Muluk divonis  4 tahun penjara. Gembong syiah Sampang ini terbukti di pengadilan negeri hingga Mahkamah Agung mengajarkan Al Quran itu tidak otentik dengan mengistilahkan aqidah Tahrief, Al Quran sudah di rubah oleh sahabat-sahabat Nabi, sedangkan Al Quran yang asli sedang dibawa oleh Al Imam Al Mahdi Al Muntadhar yang sekarang ini disebut gaib. Dia juga mengajarkan Ahli Sunnah tidak benar,  karena banyak di rubah oleh sahabat, Al Quran dan sejarah  nabi-nabi juga di rubah oleh sahabat. Akibatnya muncul beberapa kali konflik horizontal berdarah di Sampang

JAKARTA (Arrahmah.com) - Pasca dikeluarkannya Surat Edaran Walikota Bogor Nomor 300/1321-Kesbangpol tertanggal 22 Oktober 2015 tentang Himbauan Pelarangan Perayaan Asyura (Hari Raya Kaum Syiah) di Bogor berbuntut panjang. Mulai dari Isu akan didatangi oleh Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) hingga dikeluarkannya Surat Teguran bernomor 007/TIM-KKB/X/2015 tetrtanggal 27 Oktober 2015 dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) kepada Walikota Bogor, Bima Arya.

Direktur Eksekutif SNH Advocacy Center, Sylviani Abdul Hamid menilai Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Walikota Bogor sudah tepat dan benar sesuai dengan hukum yang ada di Indonesia.

"Edaran yang dikeluarkan oleh Pak Bima Arya sudah tepat dan benar sesuai dengan hukum kita," jelasnya .

Aktivis yang juga pengacara publik ini mengingatkan kepada para pejabat agar tidak lupa ingatan dan keluar dari konteks hukum dimana terkait ajaran syiah, Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa ajaran syiah menyimpang dari agama Islam sebagaimana tertuang dalam Putusan Mahkamah Agung No.1787 K/Pid/2012 dengan terpidana Tajul Muluk yang merupakan salah seorang petinggi Syiah.

"Kasus Tajul Muluk jelas terbukti ajaran Syiah menyimpang dari Islam dan merupakan penodaan terhadap Agama Islam sebagaimana disebutkan dalam Pasal 156 huruf a KUHP. Kasusnya tersebut sudah inkracht van gewijsde, artinya sudah berkekuatan hukum tetap," pungkas Sylvi.

Sylvi mensinyalir adanya desakan dari kelompok internasional yang mendorong oknum Wantipres dan Komnas HAM serta organisasi-organisasi yang mengecam terbitnya Surat Edaran Walikota Bogor.

"Mengapa sigap sekali respon atas Surat Edaran Walikota Bogor tentang pelarangan asyura oleh kalangan istana dan Komnas HAM, jelas masyarakat sudah tahu itu, Syiah inikan skupnya bukan lokal, akan tetapi internasional. Syiah ini gerakan internasional," katanya.

Dia mengingatkan bahwa Indonesia adalah Negara hukum, maka segala tindakan harus sesuai dengan hukum.

"Kita harus hormati Putusan Mahkamah Agung sebagai panglima tertinggi. Ketika Mahkamah Agung telah menetapkan dalam putusannya Syiah ini merupakan penyimpangan dan penodaan terhadap agama Islam sebagai agama yang diakui di Indonesia, maka pemerintah harus patuh atas putusan itu," tutup Sylvi.

(azmuttaqin/*/arrahmah.com)

Tentara Zionis menyerbu rumah sakit di Yerusalem yang diduduki

Posted: 29 Oct 2015 12:05 AM PDT

Tentara Zionis menembakkan gas air mata ke arah demonstran Palestina


YERUSALEM (Arrahmah.com) - Tentara Zionis "Israel" menyerbu Rumah Sakit Makased di wilayah Yerusalem yang diduduki pada Selasa (27/10/2015) dan kembali melakukan penyerbuan pada Rabu (28/10) dengan dalih mencari data medis pasien rawat jalan.

Dr. ali Al-Husseini, kepala serikat pekerja di Rumah Sakit Makassed mengatakan bahwa lebih dari 40 tentara menyerbu gedung rumah sakit dan melakukan pencarian data medis pasien rawat jalan, lansir MEMO.

Konfrontasi terjadi antara penjaga rumah sakit dan tentara.

Tidak ada yang ditangkap selama penyerbuan berlangsung.

Al-Husseini menyerukan adanya perlindungan untuk rumah sakit dan pasiennya.

Seperti diketahui, sejak awal bulan, tentara Zionis meningkatkan serangan mereka terhadap warga Palestina di wilayah yang diduduki. Sedikitnya 65 warga Palestina dilaporkan gugur dalam serangkaian serangan oleh tentara Zionis. (haninmazaya/arrahmah.com)

Video: Pasukan rezim Asad kalah dalam penyerangan dan menyerah kepada Jaisyul Islam

Posted: 28 Oct 2015 11:30 PM PDT

Foto: ElDorar AlShamia

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Situs resmi untuk Jaisyul Islam menyiarkan rekaman video, di mana sejumlah elemen pasukan Asad menyerahkan diri kepada pejuang Jaisyul Islam setelah upayanya untuk menembus Ghouta Timur gagal, sebagaimana dilansir oleh ElDorar AlShamia, Rabu (28/10/2015).

Kantor Informasi Jaisyul Islam mengkonfirmasikan di situsnya bahwa tentara rezim Asad itu terpaksa menyerah setelah tewasnya sejumlah besar rekan-rekan mereka ketika mencoba bergerak maju ke pegunungan di Ghouta Timur.

Jaisyul Islam beberapa minggu yang lalu meluncurkan operasi militer "Allah Ghalib" yang memungkinkan para pejuang darat untuk mengambil kendali atas titik-titik strategis yang paling penting yang menghadap pegunungan Gouta Timur.

(ameera/arrahmah.com)

"Israel" menolak pulangkan jenazah warga Palestina yang dibunuh IDF

Posted: 28 Oct 2015 10:30 PM PDT

israeli-police-tear-gas-canister-protest-west-bank-hebron-refusal-return-bodies-palestinians-oct-27-2015-afp-hazem-bader

PALESTINA (Arrahmah.com) - Dua minggu yang lalu "Israel" mengatakan tidak akan mengembalikan jenazah warga Palestina yang dibunuh oleh Angkatan Pertahanan "Israel", atau Israel Defense Forces (IDF) atas tuduhan melakukan serangan.

Pengumuman itu jelas memancing kemarahan warga Palestina yang kemudian berunjuk rasa di Tepi Barat pada Selasa (27/10/2015) untuk melawan kebijakan nyeleneh itu setelah IDF menahan 11 jenazah warga Palestina, lansir Albawaba.

"Israel" mengklaim "kebijakan" itu untuk mencegah aksi unjuk rasa yang semakin sering dilakukan di tengah atau usai prosesi pemakaman.

Warga Palestina pun merencanakan "reli kemarahan," di mana mereka berbaris dari Masjid Al-Haras Hebron ke Ibnu Rush Square guna menuntut hak untuk menguburkan jenazah kerabat mereka.

Bagi keluarga yang ditinggalkan, tidak diperbolehkan untuk mengubur orang yang mereka cintai merupakan hal yang begitu menyakitkan. Kepergian orang terkasih sudah merupakan hal yang sangat berat, tetapi menjadi lebih menyedihkan lagi ketika mereka tidak bisa mengurus dan menyolati jenazah kerabat mereka secara Islami.

(banan/arrahmah.com)

Pasukan penjajah "Israel" manahan 7 warga Palestina di Yerusalem

Posted: 28 Oct 2015 10:00 PM PDT

ar-33

PALESTINA (Arrahmah.com) - Pasukan "Israel" pada Rabu (28/10/2015) pagi menahan tujuh warga Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki, kata penduduk setempat, sebagaimana dilansir Ma'an.

Dalam serangan di lingkungan Silwan itu, pasukan penjajah "Israel" dilaporkan masuk dan menggeledah sejumlah rumah di daerah Al-Tsauri, Wad Qaddum, dan Ras al-Amoud serta menahan empat warga Palestina.

Seorang pengacara dari kelompok hak narapidana, Muhammad Mahmoud, mengidentifikasi tahanan sebagai Ibrahim Abdl-Razzak (14), Muhammad Al-Natsha (16), Aziz Asila (16), dan Baha Bazlamit (19). Keempatnya dipindahkan ke kantor polisi Oz di lingkungan Jabal Al-Mukabbir.

Pasukan "Israel" juga menahan Suhaib Ghassan Idrees (14), dan Suhaib Atef Idrees (14), menurut Amjad Abu Asab, kepala Komite Otoritas Palestina untuk Urusan Tahanan di Yerusalem.

Pasukan "Israel" juga menahan Jihad Ghazzawi setelah menggerebek rumahnya dan membawanya ke kantor polisi "Israel" di Jalan Salah Al-Din.

Seorang juru bicara polisi "Israel" mengklaim kepada Ma'an bahwa ia tidak memiliki informasi mengenai penangkapan itu.

Lebih dari 1.000 warga Palestina telah ditahan sejak awal bulan, termasuk sekitar 150 anak-anak, menurut kelompok hak asasi tahanan Palestina Addameer. Sekitar setengah dari mereka ditahan dari Yerusalem Timur yang diduduki.

(banan/arrahmah.com)

Serangan udara Rusia di Suriah membunuh sedikitnya 120 orang sejak 1 Oktober

Posted: 28 Oct 2015 09:30 PM PDT

ar-rus

SURIAH (Arrahmah.com) - Pesawat-pesawat tempur Rusia telah membunuh sedikitnya 120 orang dalam lebih dari 300 serangan udara yang menargetkan enam kota di provinsi Homs barat Suriah bulan ini, menurut seorang aktivis lokal, sebagaimana dilansir Albawaba.

"Serangan Rusia menyebabkan perpindahan lebih dari 25.000 orang di pedesaan utara Homs," ungkap aktivis lokal Abdel Muhaimin Al-Homsi kepada Anadolu Agency, Selasa (27/10/2015).

"Pesawat-pesawat tempur Rusia melakukan empat pembantaian [pada bulan Oktober], salah satunya termasuk yang menargetkan kota Talbiseh dan membunuh 40 orang," kata Al-Homsi.

"Sebanyak 17 orang lainnya terbunuh ketika pesawat-pesawat tempur Rusia menyerang sebuah toko roti di kota Tair Maalah," tambahnya.

Pesawat-pesawat tempur Rusia, tegas Al-Homsi, juga menargetkan dua basis Tentara Pembebasan Suriah atau Free Syrian Army (FSA) hingga membunuh 30 pejuang, termasuk tiga komandan lapangannya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah intens melakukan serangan udara di Suriah di mana Moskow berdalih bahwa target utama mereka adalah kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.

Sejumlah negara Barat, bagaimanapun, mengatakan warga sipil - bersama dengan pasukan oposisi yang melawan rezim Suriah - telah turut menjadi target serangan Rusia.

"Tapi meskipun telah mendapat dukungan udara Rusia, pasukan rezim yang didukung oleh milisi-milisi sekutu tidak juga memperoleh kemenangan di lapangan di Homs utara," Jihad Abu Muslim, seorang komandan FSA, mengatakan kepada Anadolu Agency, Selasa (27/10).

"Bahkan," tambahnya, "mereka telah menderita kerugian yang cukup besar."

Menurut Abu Muslim, rezim Suriah saat ini sedang berusaha untuk menduduki kota Tair Maalah, di mana terdapat rute yang mengarah ke daerah Homs yang dikuasai pihak oposisi.

Pada Senin (26/10), Arab News Agency Suriah melaporkan bahwa pasukan rezim telah menguasai dua desa dan beberapa bangunan di Tair Maalah - sebuah pernyataan yang lekas dibantah oleh komandan FSA dan seorang lainnya yang Anadolu Agency belum dapat memverifikasinya secara independen.

Konflik yang terjadi di Suriah telah menewaskan lebih dari 250.000 jiwa sejak dimulai pada tahun 2011, menurut PBB. Hal ini juga membuat Suriah menjadi negara sumber pengungsi dan orang terlantar terbesar di dunia.

Sebanyak 3,9 juta warga Suriah sekarang menjadi pengungsi, sementara sedikitnya 7,6 juta lainnya telah terlantar.

Sementara Turki sebagai negara tetangga Suriah saat ini telah menjadi negara tuan rumah yang manampung pengungsi terbesar di dunia, dengan adanya lebih dari dua juta warga Suriah yang mengungsi ke sana.

(banan/arrahmah.com)

Pemuda Palestina tak bersenjata dibunuh tentara biadab "Israel" di Hebron

Posted: 28 Oct 2015 09:00 PM PDT

ar-ibeiduISM

PALESTINA (Arrahmah.com) - Seorang pemuda Palestina ditembak beberapa kali oleh tentara biadab "Israel" dekat pemukiman Kiryat Arba di Hebron, padahal jelas bahwa ia tidak bersenjata, saksi mata mengatakan pada Rabu (28/10/2015), sebagaimana dilansir MEE.

Islam Ibeidu (23), ditembak "11 kali dan dibiarkan berdarah sampai mati di tanah," kata seorang saksi mata. Para tentara "Israel" kemudian menancapkan pisau di dekat tangannya, saksi mata yang ditambahkan.

Sumber-sumber "Israel" mengklaim bahwa tentara "Israel" berhasil "menetralisir" seorang pria Palestina di dekat Kiryat Arba setelah melakukan upaya penusukan.

Namun, sejumlah saksi mata membantah klaim tentara Zionis itu, termasuk Gerakan Solidaritas Internasional yang berbasis di Hebron.

Menurut saksi mata, Ibeidu digeledah oleh tentara "Israel" di pos pemeriksaan dan dibebaskan, sebelum adanya perintah yang diberikan untuk mengeksekusinya.

Imad Abu Shamsieh, seorang aktivis lokal, mengatakan kepada Maan News Agency bahwa "tentara 'Israel' menembaki seorang pemuda di daerah Tel Rumeida di mana Hammam Said [juga] terbunuh pada hari Selasa."

Hammam Said merupakan warga Palestina ketiga yang ditembak dan dibunuh pada hari Selasa malam, setelah dua warga Palestina lainnya ditembak dan dibunuh di persimpangan Gush Etzion selatan Bethlehem.

Dalam kedua kasus itu, tentara "Israel" mengklaim bahwa para korban terlibat dalam serangan penusukan.

Namun aktivis lokal di Tel Rumeida mengatakan mereka mendengar enam suara tembakan sebelum melihat tentara "Israel" meletakkan pisau di dekat jasad Said.

Pada hari Rabu, seorang warga Palestina menikam dan melukai seorang wanita pemukim "Israel" di sebuah supermarket di Gush Etzion.

Warga Palestina itu ditangkap. Juru bicara polisi "Israel" Micky Rosenfeld mengonfirmasi insiden itu, mengatakan "teroris" telah ditangkap di tempat kejadian dan area itu ditutup.

Pembunuhan terbaru ini jumlah warga Palestina yang gugur menjadi sedikitnya 64 orang sejak awal Oktober. Sementara hanya sembilan warga "Israel" yang tewas selama periode yang sama.

(banan/arrahmah.com)