Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Dua tentara Garda Revolusi Iran tewas dalam pertempuran di Aleppo utara

Posted: 28 Oct 2015 04:32 PM PDT

Letnan Nasser (kanan) dan Khan Ali Yousafi (kiri) tewas dalam pertempuran di Aleppo, Suriah

ALEPPO (Arrahmah.com) - Dua anggota elit Korps Garda Revolusi (IRGC) tewas di pedesaan utara Aleppo, Suriah, ujar laporan kantor berita Fars pada Rabu (28/10/2015).

Kantor berita Iran tersebut mengatakan dua anggota IRGC, Letnan Nasser dan Khan Ali Yousafi dari Brigade Al-Mahdi tewas di Aleppo.

Minggu ini lebih dari tiga komandan IRGC telah tewas di Suriah termasuk seorang mantan pengawal pribadi mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.

Ini bukan pertama kalinya Iran mengumumkan kematian anggota militernya.

Iran merupakan sekutu utama rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan telah memberikan dukungan militer dan ekonomi selama perang Suriah berlangsung yang saat ini telah memasuki tahun kelima.

Sumber Reuters mengatakan awal bulan ini bahwa ratusan tentara Iran telah tiba sejak akhir Sepmtember untuk terlibat dalam serangan darat besar-besaran di barat dan barat laut Suriah dalam penyebaran terbesar pasukan Iran di luar negeri. (haninmazaya/arrahmah.com)

AS akan mengirim pasukan khusus ke Suriah dan helikopter tempur ke Irak

Posted: 28 Oct 2015 04:04 PM PDT

Tentara AS di Irak pada 1 Desember 2011. (Foto: AP)

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Negara teroris Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan untuk mengirim pasukan operasi khusus ke Suriah dan helikopter tempur ke Irak dengan dalih untuk meningkatkan kekuatan dalam pertempuran melawan Daulah Islam (yang dulu dikenal dengan akronim ISIS).

Barack Obama, yang diklaim sangat menolak untuk mengirimkan pasukan Amerika ke Timur Tengah, disebut-sebut berada di bawah tekanan untuk meningkatkan upaya Amerika terutama setelah kegagalan program militer AS untuk melatih dan mempersenjatai oposisi Suriah, lansir Reuters pada Rabu (28/10/2015).

Dua pejabat AS yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim mengatakan bahwa pembicaraan saat ini masih terus berlangsung dan setiap penyebaran akan disesuaikan, berusaha untuk memajukan tujuan militer tertentu yang terbatas di Suriah dan Irak.

Pilihan sementara mengerahkan sejumlah kecil pasukan khusus di Suriah untuk memberikan nasehat militer kepada oposisi moderat untuk pertama kalinya dan berpotensi untuk membantu memanggil serangan udara AS, klaim pejabat tersebut.

Kemungkinan lain termasuk mengirimkan sejumlah kecil helikopter Apache dan pasukan AS ke Irak, serta mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan Irak untuk merebut kembali wilayah mereka yang hilang.

Pentagon dan Gedung Putih menolak untuk berkomentar terkait laporan yang juga dilaporkan oleh Washington Post dan Wall Street Journal. (haninmazaya/arrahmah.com)

Syiah bukan soal kebebasan keyakinan tapi penistaan keyakinan kaum Muslimin

Posted: 28 Oct 2015 09:24 AM PDT

Tajul Muluk divonis  4 tahun penjara. Gembong syiah Sampang ini terbukti di pengadilan negeri hingga Mahkamah Agung mengajarkan Al Quran itu tidak otentik dengan mengistilahkan aqidah Tahrief Al Quran sudah di rubah oleh sahabat-sahabat Nabi, sedangkan Al Quran yang asli sedang dibawa oleh Al Imam Al Mahdi Al Muntadhar yang sekarang ini disebut gaib. Dia juga mengajarkan Ahli Sunnah tidak benar,  karena banyak di rubah oleh sahabat, Al Quran dan sejarah  nabi-nabi juga di rubah oleh sahabat.

JAKARTA (Arrahmah.com) - Kasus Syiah dalam kehidupan umat Islam bukan soal kebebasan keyakinan tapi penistaan kaum syiah terhadap keyakinan kaum muslimin. Hal ini ditegaskan oleh Harits Abu Ulya, Direktur CIIA.

Isu HAM dimainkan gerombolan liberal pro syiah dalam menyikapi surat edaran walikota Bogor yang melarang kegiatan Asyura Syiah di wilayahnya. Namun gerombolan liberal bungkam saat bersamaan syiah telah menista Al Quran dan agama Islam,

Oleh karena itu, kata Harits, dalam kasus penistaan agama yang dilakukan entitas tertentu tidak bisa diklaim sebagai tindakan legal hanya karena berpijak pada asumsi HAM.Atau sebaliknya, ketika ada upaya untuk menutup pintu-pintu penistaan terhadap agama juga divonis sebagai tindakan melanggar HAM seseorang atau entitas tertentu."

"Isu HAM dalam masyarakat yang beradab dan agamis tidak bisa dijadikan tameng dan godam untuk mereduksi keadaban dan mencemari religiusitas masyarakat yang ada," terang Harits.

Menurutnya mengambil contoh kasus pelarangan rencana kegiatan sekelompok orang Syiah di wilayah Bogor oleh Walikotanya dianggap melanggar HAM, maka para pengusung HAM dan ide liberalisme itu sejatinya sama saja mengajak untuk bebas melecehkan, menghina, menistakan dan mendiskriditkan keyakinan orang lain.

"Dalam kehidupan masyarakat yang beradab dan agamis tidak ada satupun anjuran dan ajaran untuk saling melecehkan dan menistakan keyakinan antar sesama mereka.
Dan dalam masyarakat yang beradab, tidak logis dan naif jika setiap individunya harus memikul hak untuk dihina dan menghina orang lain," paparnya.

Dia mengungkapkan, kehidupan harmonis dalam masyarakat hanya menjadi imajinasi jika budaya yang tumbuh di masyarakat adalah bebas dihina dan bebas menghina. Keadaan ini tabiatnya hanya pada komunitas binatang bukan manusia yang berakal apalagi beragama.

"Oleh karena itu, isu HAM ketika diangkat untuk menilai kasus penistaan agama sejatinya sarat dengan motif untuk merusak kehidupan masyarakat khususnya umat Islam," jelasnya.

Sudah selayaknya, imbuh Harits, negara melindungi keyakinan warga negaranya dari setiap bentuk penistaan. Baik melalui usaha preventif edukatif maupun penindakan dan penegakan hukum terhadap setiap individu atau entitas yang melakukan penistaan.

"Dalam hidup seseorang bisa memiliki keyakinan tertentu tapi tidak logis kemudian ia boleh menistakan keyakinan yang dimiliki apalagi keyakinan orang lain," tukasnya.

(azmuttaqin/arrahmah.com)

Balas kekalahan, tentara Asad melakukan pembantaian di Ghautah Timur

Posted: 28 Oct 2015 07:00 AM PDT

Foto: ElDorar AlShamia

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Menanggapi kekalahan pahit yang dideritanya, pasukan Asad melakukan pembantaian terhadap warga sipil di Ghautah imur di pinggiran kota Damaskus.

Sebagaimana dilansir oleh ElDorar AlShamia, Selasa (27/10/2015), pasukan Asad melakukan pembantaian terhadap dua orang dari Ghautah Timur; menyerang dengan roket peluncur dan mortir di pasar di daerah al-Qantara al-Marj sebelah selatan dari Ghautah, menewaskan tujuh orang dan puluhan orang terluka termasuk perempuan dan anak-anak.

Koresponden ElDorar AlShamia menunjukkan bahwa pasukan Asad melakukan pembantaian terhadap lima warga sipil lainnya di kota Deir al-A'safir, saat menargetkan warga sipil di sebuah peternakan yang merupakan tempat berlindung anak-anak dari kota Hammouria, mengakibatkan lima orang tewas dari keluarga yang sama, termasuk anak-anak.

Selain itu, dilaporkan juga bahwa pasukan Asad menembak dengan roket peluncur dan mortir di lingkungan Bzeena, dan Marj al-Sultan, kota Harasta dan kota Hammouria, yang mengakibatkan meningkatnya jumlah warga sipil yang tewas, dan menimbulkan kerugian material akibat rumah-rumah warga sipil yang hancur.

Serangan brutal ini datang dalam menanggapi kekalahan yang diderita oleh pasukan Asad di Ghautah.

Kantor Informasi dari Jaysh Al-Islam mengatakan bahwa Mujahidin berhasil menggagalkan upaya pasukan Asad untuk menyerbu wilayah yang menghadap ke daerah pegunungan Ghautah Timur setelah sebelumnya pasukan Asad gagal untuk maju menuju wilayah al-Marj, yang telah mengakibatkan bentrokan yang menewaskan lebih dari 17 tentara dan puluhan lainnya terluka.

(ameera/arrahmah.com)

Komnas HAM tidak memiliki wewenang hukum menegur kepala daerah

Posted: 28 Oct 2015 06:46 AM PDT

Ketua Lanah Tanidziyah Majelis Mujahidin Ustadz Irfan S. Awwas

JAKARTA (Arrahmah.com) - Surat edaran Walikota Bogor yang melarang kegiatan hari raya Syiah di wilayah Kota Bogor membuat geram gerombolan liberal dan syiah di negeri ini. Sampai-sampai Komisioner Komnas HAM Imdadun Rahmat membuat surat teguran kepada walikota Bogor terkait hal itu.

Padahal sejatinya, menurut Majelis Mujahidin, Komnas HAM tidak memiliki wewenang hukum untuk menegur seorang kepala daerah.

"Jika dia merasa punya kewenangan, mengapa Komnas HAM tidak menegur Ahok ketika melarang umat Islam mengadakan tablik akbar di Monas, melarang takbir keliling saat Idul Fitri, jual hewan kurban dan lain-lain," tanya Ustadz Irfan S. Awwas, Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin.

Menurutnya surat teguran Komnas HAM ini membuktikan bahwa Komnas HAM diskriminatif.

"Sekaligus menjadi alat syiah untuk mendiskreditkan umat Islam, serta memecah belah umat mayoritas di negeri ini," tegas Ustadz Irfan.

"Oleh karena itu sikap Komnas HAM harus dilawan, dan Majelis Mujahidin menantang Komnas HAM untuk debat terbuka," katanya lugas.

Majelis Mujahidin juga dalam waktu dekat akan segera mengirim surat dukungan kepada Walkot Bogor atas kebijakannya melarang praktik sesat sekte Syiah di wilayahnya.

"Sekaligus membantah kesewenangan Komnas HAM," terangnya.

Menurutnya Walikota berkewajiban menjaga keamanan wilayahnya dari rongrongan aliran sesat.

"Di negeri ini Syiah telah dinyatakan sebagai aliran sesat oleh MUI," kata Ustadz Irfan.

(azmuttaqin/arrahmah.com)

Jaisyul Islam mengumumkan tewasnya 24 tentara Asad dalam pertempuran di dekat Ghautah Timur

Posted: 28 Oct 2015 06:10 AM PDT

Jaysh Al-Islam mengumumkan tewasnya 24 tentara Asad dalam pertempuran di dekat Al-Ghouta.

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Jaisyul Islam mengumumkan di situs resminya bahwa pejuangnya berhasil membunuh dua puluh empat pasukan Asad selama pertempuran di pegunungan yang menghadap ke Ghautah Timur.

Sebagaimana dilansir oleh ElDorar AlShamia, Senin (26/10/2015), komando militer dari Jaisyul Islam membantah laporan tentang kemajuan pasukan Asad di wilayah pegunungan dan kontrol atas dua wilayah.

Dia juga mengatakan bahwa kemenangan fiksi ini dipromosikan oleh rezim Asad karena ketidakmampuannya untuk mencapai kemajuan di wilayah tersebut.

Jaisyul Islam menegaskan bahwa dua puluh elemen pasukan Assad tewas dalam pertempuran di wilayah Al-Marj, dan kerugian peralatan yang dialami oleh pasukan Asad baru-baru ini mencapai empat buah tank.

(ameera/arrahmah.com)

Tentara Rusia tewas bunuh diri di Suriah

Posted: 28 Oct 2015 05:00 AM PDT

Vadim Kostenko adalah salah satu staf angkatan udara Rusia di Suriah [akun media sosial Vadim Kostenko].

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Seorang tentara Rusia bunuh diri saat bertugas di Suriah, kematian pertama yang diketahui tentara Rusia di Suriah sejak Rusia mulai melakukan serangan udara dalam rangka mendukung Presiden Bashar al-Asad bulan lalu.

Sebagaimana dilansir oleh Independent, Selasa (28/10/2015), para kerabat Vadim Kostenko, (19), seorang teknisi militer Rusia, mengatakan bahwa petugas dari lapangan terbang militer di wilayah Krasnodar Rusia telah mengunjungi mereka dengan berita bahwa Kostenko telah meninggal pada 24 Oktober.

Sepupu Kostenko dan seorang mantan koleganya membenarkan laporan kematin itu dan menambahkan bahwa jenazah Kostenko itu belum diserahkan ke pihak keluarganya. Kostenko akan segera dimakamkan di daerah asalnya di Grechanaya Balka.

Menurut Reuters, seorang teknisi militer Rusia telah melakukan bunuh diri di sebuah pangkalan udara di Suriah, ungkap Kementerian Pertahanan Rusia, dan menambahkan bahwa dari analisa awal, alasan bunuh diri disebabkan karena putus cinta dengan pacarnya.

Insiden itu terjadi di Pangkalan Udara Hmaimeem di Latakia. Menurut kementerian itu, tentara tersebut adalah spesialis teknis di pangkalan militer.

Kementerian itu juga mengatakan bahwa setelah dianalisis dari pesan telepon pemuda itu, penyelidikan menyimpulkan bahwa alasan bunuh diri adalah karena putus dengan pacarnya. Ini adalah laporan awal sebelum penyelidikan dilanjutkan.

Orang tua Vadim Kostenko, Alexander dan Svetlana Kostenko, mengatakan kepada kantor berita Reuters di rumah mereka di desa Grechanaya Balka, di Rusia selatan, sebelum menerima jenazah anak mereka pada Selasa (27/10), bahwa mereka curiga tentang kondisi kematiannya.

"Saya tidak akan pernah percaya versi [bunuh diri] ini," kata Svetlana.

"Kami berbicara setiap hari melalui telepon selama setengah jam. [Pada hari Sabtu, hari kematiannya] dia ceria, bahagia, dan dia tertawa," katanya.

Alexander, ayah Vadim, mengatakan: "Kami diberitahu ia gantung diri karena seorang gadis. Dia tidak akan melakukan itu. Saya tahu anak saya dengan sangat baik."

Layanan Pers di Kementerian Pertahanan Rusia sejauh ini belum berkomentar terkait kematian Kostenko, tapi Dmitry Peskov, juru bicara pers untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan kemarin pagi bahwa pertanyaan atas kematian prajurit itu telah diteruskan ke Kementerian Luar Negeri.

Kostenko telah mendaftar untuk menjadi tentara kontrak dengan Close Air Support Regiment 906 pada bulan Juni tahun ini setelah menyelesaikan draf di militer, CIT melaporkan. Namun, tidak mengira bahwa Kostenko itu sendiri adalah seorang pilot.

Sementara para kerabat menunggu konfirmasi tentang hakikat kematiannya, seorang teman Kostenko mengatakan kepada aktivis dari CIT bahwa petugas militer telah mengubah versi mereka tentang kematian Kostenko ini lebih dari sekali ketika berbicara dengan sanak keluarganya.

Sebuah laporan dari Reuters pada tanggal 20 Oktober mengutip sumber pro-pemerintah Suriah mengklaim bahwa tiga orang Rusia telah tewas bersama rekan-rekan mereka di Latakia Suriah. Namun kementerian luar negeri Rusia membantah klaim itu, serta mengecam laporan itu dan mengatakan bahwa itu tidak terbukti dan merupakan "bagian dari perang informasi".

(ameera/arrahmah.com)

Mesir hancurkan 21 terowongan Gaza

Posted: 28 Oct 2015 04:00 AM PDT

Sejak penggulingan presiden terpilih pertama Mesir Muhammad Mursi pada bulan Juli 2013, rezim militer di Kairo telah meningkatkan tindakan keras terhadap terowongan-terowongan Gaza, yang merupakan garis hidup bagi rakyat Palestina yang terkepung di Gaza.

KAIRO (Arrahmah.com) - Tentara Mesir mengumumkan pada Senin malam (26/10/2015) bahwa pihaknya telah menemukan dan menghancurkan 12 terowongan di perbatasan Jalur Gaza. Beberapa orang Palestina yang melewati terowongan itu juga ditangkap, Anadolu Agency melaporkan.

Sejak penggulingan presiden terpilih pertama Mesir Muhammad Mursi pada bulan Juli 2013, rezim militer di Kairo telah meningkatkan tindakan keras terhadap terowongan-terowongan Gaza, yang merupakan garis hidup bagi rakyat Palestina yang terkepung di Gaza.

Tentara Mesir mengklaim bahwa terowongan itu digunakan oleh militan untuk melakukan serangan di Sinai.

Mesir telah mendirikan zona penyangga selebar 2 km dengan Gaza sejak Oktober 2014, dan Mesir baru-baru ini juga mulai membanjiri daerah itu dengan air laut untuk menutup terowongan.

(ameera/arrahmah.com)

"Israel" tidak ingin menghentikan serangan

Posted: 28 Oct 2015 02:15 AM PDT

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri. (Foto: MEMO)

YERUSALEM (Arrahmah.com) - "Israel" masih terus melakukan kejahatan dan sepertinya mereka tidak tertarik untuk menghentikannya.

Seorang gadis sekolah Palestina (17) yang dibunuh oleh tentara Israel adalah bukti bahwa kejahatan dan eksekusi di lapangan yang dilakukan Israel masih terus berlangsung.

"Pembunuhan itu adalah bukti bahwa kejahatan Israel masih terus terjadi. Adalah bohong jika mereka ingin mengurangi intensitas terhadap situasi di lapangan," ujar seorang tokoh Hamas kepada Anadolu Agency, kemarin (26/10/2015)

Pada Ahad (25/10), pasukan pendudukan Israel membunuh Danya Irshayyid (17) saat dia sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah. Dia mengenakan seragam sekolah dan sedang membawa tas sekolah ketika dia ditembak delapan kali di lehernya.

Sebelumnya, Wakil Kepala Hamas, Ismail Haniyeh, menyerukan kelanjutan "Intifada Yerusalem" untuk memperjuangkan hak-hak Palestina.

(fath/arrahmah.com)

IIA membuka pintu untuk badan amal yang ingin memberikan bantuan untuk korban gempa bumi

Posted: 28 Oct 2015 01:05 AM PDT

Pusat gempa bumi yang melanda Afghanistan, Pakistan dan India. (Foto: Washington Post)

KABUL (Arrahmah.com) - Pemimpin Imarah Islam Afghanistan (IIA) pada Selasa (27/10/2015) berjanji tidak akan mengganggu upaya bantuan setelah gempa mengguncang Afghanistan, Pakistan dan India, namun pertempuran sengit di sepanjang perbatasan dengan Pakistan masih terus terjadi, lansir Washington Post.

Sehari setelah gempa berkekuatan 7,5 SR melanda Afghanistan dan Pakistan serta India utara, jumlah korban tewas terus meningkat saat tim penyelamat mulai merambah daerah-daerah terpencil di wilayah perbatasan. Lebih dari 350 orang dilaporkan tewas dalam bencana tersebut.

Gempa juga memicu tanah longsor dan merusak atau menghancurkan sedikitnya 15.000 rumah.

Pada Selasa sore, IIA menyerukan pejuangnya untuk menghormati upaya bantuan internasional di Afghanistan.

"Kami menyeru saudara sebangsa kami dan organisasi amal untuk tidak menahan dalam menyediakan tempat tinggal, makanan dan obat-obatan kepada para korban," ujar IIA dalam sebuah pernyataan dan menambahkan bahwa pejuangnya juga harus membantu badan-badan amal tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)