Arrahmah.Com |
- Polisi Zionis membakar rumah warga Palestina di Yerusalem yang diduduki
- PM Hungaria: Kami tidak ingin lebih banyak Muslim membanjiri negara kami
- Google: 61% warga kota gunakan gadget 5,5 jam sehari
- Balita Suriah yang terdampar tak bernyawa itu ditolak di Kanada
- Ultah DPR dan kado pahit untuk rakyat
- BAZNAS salurkan bantuan paket makanan, obat dan Alkes ke Gaza
- Lebih dari 3 juta warga Irak telah mengungsi saat ini
- 1.325 orang tewas di Irak sepanjang bulan Agustus
- 1450 orang masuk Islam di Dubai tahun ini
- Gaza terancam tak layak huni dalam 5 tahun akibat blokade "Israel" dan Mesir
Polisi Zionis membakar rumah warga Palestina di Yerusalem yang diduduki Posted: 03 Sep 2015 04:37 PM PDT YERUSALEM (Arrahmah.com) - Sebuah rumah milik warga Palestina di lingkungan Al-Issawiyeh, Yerusalem Timur yang diduduki, telah terbakar setelah pasukan Zionis "Israel" melemparkan tabung gas air mata ke arah pemuda Palestina pada Rabu (2/9/2015), lapor Quds Press. |
PM Hungaria: Kami tidak ingin lebih banyak Muslim membanjiri negara kami Posted: 03 Sep 2015 04:05 PM PDT BRUSSELS (Arrahmah.com) - Pernyataan pedas dan seolah tidak memiliki perikemanusiaan datang dari Perdana Menteri Hungaria, salah satu negara Eropa yang saat ini menjadi sorotan terkait dengan para pengungsi Suriah yang berusaha memasuki negara-negara Eropa untuk mencari perlindungan. |
Google: 61% warga kota gunakan gadget 5,5 jam sehari Posted: 03 Sep 2015 06:02 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Sebanyak 61% masyarakat kota di Indonesia memiliki ponsel pintar dan menggunakannya selama 5,5 jam sehari, menurut riset yang dilakukan Google dan GfK. Survei yang dilakukan di lima kota, yaitu Jakarta, Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Bandung, Semarang dan Surabaya juga menunjukkan bahwa warga kota bisa menggunakan 16 aplikasi atau situs tiap hari. Indonesia Country Counsultant of Google, Henky Prihatna, mengatakan riset ini menunjukan "semakin pentingnya" ponsel bagi para pebisnis dan penyedia konten untuk menyentuh para konsumen. Pengguna ponsel biasanya menggunakan 5,5 jam waktu mereka untuk mengakses media sosial, mencari informasi, berbelanja, mencari hiburan, dan berkomunikasi. "Sayangnya untuk produktivitas masih sangat kecil sekali," tambah Henky, dalam paparannya Kamis (3/9/2015), dikutip bbcindonesia. (azm/arrahmah.com) |
Balita Suriah yang terdampar tak bernyawa itu ditolak di Kanada Posted: 03 Sep 2015 06:00 AM PDT ANKARA (Arrahmah.com) - Balita yang tubuhnya terdampar di pantai Turki pada Rabu (2/8/2015) merupakan seorang pengungsi Suriah yang keluarganya telah berusaha keras untuk mencapai Amerika Utara, meskipun Kanada telah menolak permintaan mereka untuk mendapatkan suaka, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba. Aylan tenggelam bersama dengan ibunya dan saudaranya yang berusia lima tahun. Setidaknya selusin yang lainnya juga tenggelam ketika perahu mereka yang kelebihan beban terbalik selama perjalanan dalam upaya untuk mencapai pulau Kos Yunani. Gambar Aylan yang tertelungkup di pinggai pantai dengan ombak menyentuh badan mungilnya di salah satu daerah wisata pantai utama du Turki telah memicu reaksi di seluruh dunia, dimana banyak orang menuntut Eropa untuk memberi kemudahan bagi ribuan pengungsi yang melarikan diri dari perang. Legislator Kanada Fin Donnelly mengatakan kepada The Canadian Press bahwa seorang wanita dari wilayah Vancouver telah berusaha untuk mensponsori ibu dan dua anak itu tapi permintaannya ditolak oleh petugas imigrasi Kanada. Aylan dan keluarganya melakukan perjalanan dengan perahu kecil yang cukup untuk empat orang tapi diduga perahu itu telah membawa 15 pengungsi. (ameera/arrahmah.com) |
Ultah DPR dan kado pahit untuk rakyat Posted: 03 Sep 2015 05:25 AM PDT Oleh Hanif Kristianto (Lajnah Siyasiyah-Divisi Politik-HTI Jawa Timur) (Arrahmah.com) - Tak banyak yang menyoroti ulang tahun ke 70 Dewan Perwakilan Rakyat. Jumat, 28 Agustus 2015, perayaan dilakukan dengan mewah dan pagelaran seni budaya. Dewan yang mengaku sebagai perwakilan rakyat itu, sebenarnya masih menuai kritik dan nilai negatif. Rakyat terkadang dibuat berdegup kencang dan copot hatinya, melihat tingkah polah anggota dewan. Keinginan yang segera harus dipenuhi terkait pembangunan gedung baru, dana aspirasi, dan dana resesi. Serta fasilitas wah lainnya. Kondisi seperti itu disaksikan jutaan mata rakyat. Barangkali rasa malu kian hilang dan keinginan besar untuk pribadinya sering disematkan atas nama rakyat. Adapun rakyat jadi stempel tanpa mau memahami keinginan dan penderitaan rakyat. Atas nama untuk kepentingan bersama dan demi bangsa. Naluri dan akal manusia sering tidak dipakai dalam menentukan kebijakan yang manusiawi. Seringnya terlalu mengada-ada. Rakyat sesungguhnya menagih janji, bagi mereka yang merasa beramanah dan sadar diri. Mewakili Siapa? Pembagian fungsi pemerintahan sistem demokrasi ditujukan check and balance (kontrol dan penyeimbang). DPR/MPR yang merupakan lembaga legislatif memiliki kewenangan tersendiri untuk mengontrol eksekutif. Hak yang dimiliki pun menjadikan DPR/MPR menjadi lembaga yang mewakili rakyat. Kondisi saat ini, DPR/MPR lebih pada legislasi dan penyusunan APBN bersama Presiden sebagai eksekutif. Hubungan eksekutif dan legislatif saat ini pasang surut. Ibarat orang yang saling mencintai dan memahami. Terkadang ada prahara dan badai di tengah hubungan. Rakyat juga tanda tanya, apakah ini disengaja? Ataukah untuk pencitraan diri agar dianggap peduli pada rakyat biasa? Kubu oposisi dan koalisi kerap mewarnai sidang dan kehidupan sehari-hari. Suara lantang dan kritik kepada ekskutif kerap menghiasi pemberitaan dan media sosial. Hal yang perlu dijawab berkaitan hubungan antara yang diwakili dan yang mewakili. Begitu pula keterikatan antara wakil rakyat dan keinginan rakyat yang diwakili. Konsep perwakilan—(Ramlan Surbakti dalam Memahami Ilmu Politik)—dibedakan menjadi dua tipe: Pertama, tipe delegasi (mandat), yang berpendirian bahwa wakil rakyat merupakan corong keinginan rakyat. Ia harus menyuarakan apa saja kepentingan rakyat yang diwakili. Keinginan itu dapat diketahui dengan hubungan secara periodik dengan rakyat. Apabila dalam suatu pemungutan suara (pengambilan keputusan) ia tidak sependapat dengan keinginan pemilihnya. Ia hanya memiliki dua pilihan, yakni mengikuti keinginan pemilih atau mengundurkan diri. Kedua, perwakilan tipe trustee(independen), yang berpendirian bahwa wakil rakyat dipilih berdasarkan pertimbangan yang bersangkutan dan memiliki kemampuan mempertimbangkan secara baik (good judgment). Untuk melaksanakan hal ini wakil rakyat memerlukan kebebasan dalam berpikir dan bertindak. Selain itu, tipe perwakilan ini berpandangan bahwa tugasnya adalah memperjuangkan kepentingan nasional. Secara implisit wakil rakyat memiliki kemampuan politik yang lebih tinggi daripada pemilihnya. Fakta saat ini, tidaklah seindah konsep dua tipe perwakilan rakyat. Justru sebaliknya, kepercayaan rakyat kepada wakilnya kian menurun dan terjun bebas. Hal ini dikarenakan sistem politik demokrasi liberal seperti memutar roda gila. Siapa pun yang berada dalam pusarannya akan tergilas dan tidak lagi berpikir untuk rakyat. Meski ini tidak bisa disamaratakan, namun kondisi sakit ini kian mengakar di gedung dewan. Rakyat pun masih ingat dengan kasus korupsi, penyelewangan dana dengan alasan kunjungan kerja ke luar negeri, legislasi RUU yang tak bergigi dan mudah di-judicial review-kan. Teringat peristiwa UU Pilkada yang sempat heboh, kemudian diganti dengan Perppu (Peraturan Pengganti Perundang-undangan). Padahal UU Pilkada digodok bertahun-tahun. Bukankah ini legislasi yang buruk? Di samping itu, UU pun masih banyak beraroma liberal, pro kepada asing kapitalis dan mengabaikan kepentingan rakyat banyak. Di sisi lain, rakyat yang kian menjerit dan terjepit dalam himpitan kehidupan yang tak pasti. Suaranya nyaring tak terdengar. Untuk bertemu secara periodik ataupun menyampaikan keluhannya, terkadang sulit. Tak semua wakil rakyat berhati baik dan menjadi pendengar yang baik. Maka jika dihadapkan pada dua tipe perwakilan, kiranya dapat diambil pelajaran berharga. Pertama, amanah yang diberikan oleh umat belum dimaksimalkan dengan baik. Kinerja yang buruk kian menjadi sorotan tajam. Belum lagi kalangan anggota DPR/MPR dari berbagai latar belakang. Mulai artis, orang biasa, akademisi, hingga yang biasa saja. Kesemuanya berangkat dari partai politik. Masing-masing memiliki agenda agar dikatakan peduli wong cilik. Sesungguhnya siapa wong cilik? Jangan-jangan kelompok pribadinya dan keluarganya? Kedua, ketiadaan independen wakil rakyat. Sudah menjadi hal maklum bahwa ketundukan utama kepada partai politik dengan mengesampingkan kepentingan rakyat dan nasional. Bukankah keputusan kenaikan harga BBM sering kali dijadikan ajang transksi politik melalui lobi-lobi? Waktu rapat yang hadir pun anggota dewan sering absen dan tidak berkualitas. Bahkan draft Rancangan Undang-Undang sering menjadi pesanan kapitalis asing. Semisal UU BPJS, UU Penanaman Modal Asing, UU Migas, UU Kelistrikan, dan sederet UU liberal lainnya. Nuansa barter kepentingan dengan kapitalis dan neo imprealis begitu terasa. Ketiga, merasa diri mewakili rakyat dan memiliki staf ahli, menjadikan anggota dewan lupa daratan. Tidakkah mereka ingat bahwa UU yang diputuskan berasal dari buah pemikiran manusia yang lemah dan terbatas. Tak jarang menimbulkan multitafsir dan perdebatan pada isi teks UU. Kebebasan yang dijadikan pijakan, membuat manusia semaunya memutuskan dan membuat UU. Terkadang UU itu pun melukai hati rakyat bahkan menyiksa secara perlahan. UU dijadikan alat kepentingan eksekutif untuk mengokohkan kekuasaan dengan sedikit merayu anggota legislatif. Kalaupun ada perdebatan di awal pembentukan UU, itu hanya sebagai skenario pemanis. Tak lebih dari itu. Keempat, penyusunan APBN 2016, kian liberal dan tak pro rakyat. Anggaran yang disusun pun merupakan kesepakatan antara legislatif dan eksekutif. Penyerapan anggaran pun sering tidak jelas. Ungkapan APBN untuk rakyat, selama ini tidak terbukti. Pembangunan cenderung tumpang tindih. Dana kerap ditilep dan uang rakyat jadi bancaan. Dengan demikian adanya, melihat fakta perwakilan anggota dewan. Perlu ada perumusan baru dengan menengok sistem politik selain demokrasi liberal. Sistem politik itu yakni Politik Islam. Saat ini tak banyak politisi maupun partai politik memiliki gambaran untuk terkait konsep Majelis Umat. Hal yang sering terjadi justru menyamakan sistem Majelis Umat dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat. Padahal sejatinya dua hal itu berbeda jauh. Konsep Majelis Umat Majelis Perwakilan dalam sistem demokrasi merupakan bagian dari pemerintahan. Karena dalam tradisi demokrasi memiliki wewenang pemerintahan. Sebab Majelis Perwakilan inilah yang berhak memberhentikan sekaligus mengangkat kepala negara. Majelis Perwakilan juga berwenang memberikan kepercayaan kepada kabinet, sekaligus berhak melontarkan mosi tidak percaya. Sehingga Kabinet (dipimpin oleh Perdana Mentri) seketika itu lengser dari tampuk pemerintahan. Faktanya, Majelis Perwakilan dalam demokrasi melakukan tiga perkara. Pertama, mengawasi dan mengoreksi pemerintah. Kedua, membuat undang-undang. Ketiga, mengangkat dan memberhentikan penguasa. Berbeda dengan Majelis Umat. Kedudukannya mengoreksi dan mengawasi penguasa, serta menampakkan ketidaksuakaan itu, seperti penguasa lalai dalam melakukan ri'ayah asy-syu'un (mengurusi urusan rakyat), menganggap sepele penerapan Islam, atau bediam diri tidak melakukan aktivitas mengemban dakwah, dan lain-lain. Akan tetapi, Majelis Umat tidak berhak membuat Undang-Undang serta tidak berhak mengangkat dan memberhentikan penguasa. Aturan yang dijalankan berupa syariah Islam yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya. Keberadaan pemerintahan dalam Islam adalah untuk menjalankan syariah Islam Kaaffah dalam bingkai khilafah. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ketidakberpihakan wakil rakyat dalam sistem demokrasi karena memisahkan agama dari kehidupan. Tanggung jawab dan pemenuhan janji bisa sekadar pemanis untuk memberikan legitimasi duduk di kursi dewan. Sementara itu, sistem islam pertangungjawaban kepada Allah Swt di akhirat kelak. Sehingga dalam sistem pemerintahan akan terwujud saling mengingatkan dan tolong menolong dalam kebaikan. Rakyat dijamin kebutuhannya, karena menerapkan aturan berkah dari Allah dan Rasul-Nya. Inilah esensi kesadaran politik bagi umat Islam. Saatnya hilangkan kegaduhan dan ketidakpastian politik pemerintahan yang ada saat ini. Tinggalkan politik dagang sapi dan pragmatis. Beralilah ke perubahan politik ideologis berdasarkan islam. (*/arrahmah.com) |
BAZNAS salurkan bantuan paket makanan, obat dan Alkes ke Gaza Posted: 03 Sep 2015 04:40 AM PDT GAZA CITY (Arrahmah.com) - Badan Amil Zakat Nasional Indonesia atau BAZNAS Indonesia adalah lembaga yang bertugas mengelola Zakat secara Nasional dibawah Kementrian Agama Republik Indonesia, berkiprah tidak hanya didalam negeri atau di seluruh penjuru Nusantara dalam urusan pengelolaan Zakat dan pemanfaatannya akan tetapi menebarkan fungsinya hingga ke Palestina dan kali ini BAZNAS Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza Palestina tentu sudah yang kesekian kalinya. Surat resmi yang disampaikan oleh pihak Kementrian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza kepada pihak Kementrian Kesehatan Indonesia dan tembusannya ke pihak Presiden RI Joko Widodo serta surat untuk Palang Merah Indonesia, surat tersebut berisi berkaitan dengan krisis yang berkelanjutan yang hingga kini masih dialami oleh pihak kementrian kesehatan Palestina di Jalur Gaza, Alhamdulillah surat resmi tersebut langsung direspon baik oleh pihak BAZNAS dan langsung ditindak lanjuti. Krisis Kesehatan dan krisis bahan makanan bagi para pasien korban perang yang sebagian dari mereka masih di rawat di Rumah Sakit Pemerintah Palestina di Jalur Gaza Yaitu Rumah Sakit As-Shifa Gaza City, memang tidak semua pasien yang dirawat adalah korban agresi Israel atas Gaza yang terjadi pada akhir tahun 2014, akan tetapi juga ada pasien yang menderita sakit seperti sakit kanker, sakit jantung, pasien cuci darah, pasien patah tulan dll. Kesulitan atau kendala yang masih dialami oleh pihak Kementrian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza dan mereka belum berhasil mendapat jalan keluarnya yaitu krisis obat-obatan, alat kesehatan serta sering mengalami kesulitan pendanaan untuk mengadakan konsumi atau bahan makanan bagi ratusan pasien yang terdapat dibeberapa Rumah Sakit Pemerintah di Jalur Gaza, jadi tidak hanya di Rumah Sakit Syifa. Bantuan kemanusiaan dari segi bidang kesehatan yang direalisasikan oleh Badan Amil Zakat Nasional Indonesia - BAZNAS Indonesia adalah berupa 4,700 paket bahan makanan untuk disalurkan kepada lebih dari 1,600 orang para pasien yang di rawat di Rumah Sakit pemerintah Palestina di Jalur Gaza. Selain bantuan bahan makanan juga bantuan berupa 1 truk obat-obatan dan alat kesehatan, dimana obat dan alat kesehatan ini khusus untuk penderita penyakit jantung, pasien yang rutin cuci darah serta alat kesehatan pendukung untuk proses operasi jantung dan penyakit dalam, obat-obatan dan alat tersebut langsung di serahkan kepada pihak Menkes Gaza di pusat gudang penampungan obat-obatan dan alat kesehatan milik Menkes Gaza. Abdillah Onim melaporkan, saat distribusi makanan kepada para pasien, mereka mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada rakyat dan Muslim di Indonesia dan juga kepda pemerintah Indonesia atas dukungan moril dan materil selama ini kepada rakyat Palestina yang hingga sekarang masih dibawah jajahan Israel. Dalam dalam proses serah terima obat dan alat kesehatan, Dr.Munir Abo Wasim direktur penampungan obat dan alat di kementrian kesehatan Palestina di Jalur Gaza ikut menyampaikan kata terima kasih kepada pihak BAZNAS Indonesia yang telah memberikan bantuan obat dan alat kesehatan, obat dan alat kesehatan ini bersifat urgent karena kini tidak memiliki stok seperti bantuan obat tersebut. Dia menambahkan apa jadinya nasib para pasien jika obat urgen ini tidak mereka dapatkan dan apa jadinya nasib para pasien yang rutin cuci darah jika alat kesehatan ini tidak tersedia untuk kelangsungan hidup mereka. Memang bahan makanan juga sangat penting bagi para pasien, akan sejalan jika ada obat obatan juga seperti ini, beliau menambahkan bahwa saya selaku atas nama pemeintah Palestina di kementrian Kesehatan Palestina ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan kepada rakyat Indonesia. (azmuttaqin/*/arrahmah.com) |
Lebih dari 3 juta warga Irak telah mengungsi saat ini Posted: 03 Sep 2015 04:00 AM PDT IRAK (Arrahmah.com) - Organisasi Internasional untuk Migrasi atau International Organisation for Migration (IOM) mengatakan bahwa lebih dari 3 juta warga Irak telah mengungsi dari Januari 2014 hingga 30 Juli 2015, lansir MEMO. Menurut Displacement Tracking Matrix (DTM) IOM Irak, 87 persen dari para pengungsi Irak ini berasal dari tiga wilayah: Anbar (40 persen), Nineva (33 persen), dan Salah Al-Din (14 persen). Kepala Misi IOM Thomas Lothar Weiss memperingatkan bahwa kondisi mereka yang mengungsi di Irak bahkan lebih lemah di musim panas, mencatat bahwa organisasinya bekerja bekerjasama dengan Humanitarian Country Team PBB, mitra kemanusiaan dan otoritas pemerintah untuk menyediakan tempat tinggal, perawatan kesehatan dan dukungan psikososial. Eskalasi pertempuran di Anbar antara kelompok ISIS dan pasukan Irak telah memberi kontribusi pada semakin banyaknya gelombang pengungsi di Irak. (banan/arrahmah.com) |
1.325 orang tewas di Irak sepanjang bulan Agustus Posted: 03 Sep 2015 03:30 AM PDT IRAK (Arrahmah.com) - Sedikitnya 1.325 orang tewas dalam kekerasan yang sedang berlangsung sepanjang bulan Agustus di seluruh Irak yang dilanda perang, menurut laporan bulanan yang diterbitkan pada Selasa (1/9/2015) oleh Misi Bantuan PBB untuk Irak atau UN Assistance Mission (UNAMI). Dari angka ini, 318 diantaranya terdaftar di ibukota Baghdad, lansir MEMO. Jumlah korban tewas bulanan, ungkap laporan itu, termasuk 585 warga sipil dan 740 personel keamanan Irak yang termasuk anggota milisi pro-pemerintah. Menurut laporan yang sama, sebanyak 1.811 orang lainnya - termasuk warga sipil dan personil militer - terluka selama periode yang sama. Pada bulan Juli, 1332 orang tewas dan 2.108 terluka di seluruh negeri, menurut UNAMI. Irak telah mengalami kekosongan keamanan yang menghancurkan sejak Juni tahun lalu, ketika kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, menyerbu kota Mosul. (banan/arrahmah.com) |
1450 orang masuk Islam di Dubai tahun ini Posted: 03 Sep 2015 03:18 AM PDT DUBAI (Arrahmah.com) - Lebih dari seribu penduduk Dubai dari berbagai kebangsaan telah memeluk Islam tahun ini di Pusat Informasi Islam Dubai Dar Al Ber Society (Dabs) yang dikelola pemerintah Dubai, ratusan di antaranya menjadi muallaf pada bulan Ramadhan, lapor OnIslam. "Pusat ini mengelola 6.100 makanan ifthar gratis, mengadakan 17 kegiatan dan perkumpulan, dan mendistribusikan 76.100 brosur selama bulan suci Ramadhan," kata Rashid Al Junaibi, manajer Pusat Informasi Islam tersebut, kepada Khaleej Times pada Rabu (2/8/2015), seperti dilansir OnIslam. Berdasarkan angka yang yang dirilis Dabs, 1450 orang dari berbagai kebangsaan yang tinggal di Dubai telah memeluk Islam tahun ini. Al-Junaibi mengatakan bahwa Dabs akan memperkenalkan ajaran-ajaran Islam yang murni melalui serangkaian 2.213 kajian keislaman dan 729.689 CD tentang keislaman. Lebih dari itu, Dabs telah sukses mengadakan 223 kajian dan kelas keislaman bagi para pengunjung sementara ratusan pencari kebenaran membanjiri pusat keislaman tersebut setiap harinya. "Pusat ini juga telah mengeluarkan 767 sertifikat perpindahan agama yang disahkan oleh Pengadilan Dubai dan Urusan Keislaman dan Badan Kegiatan Amal di Dubai, dan mengorganisir banyak kursus bagi Muslim yang baru yang sedang berencana untuk menikah," kata Al Junaibi.Setiap harinya, Dabs mengadakan berbagai kegiatan dan kursus bagi para Muallaf dan anak-anak dari komunitas asing sebagaimana yang dianjurkan dalam Al-Qur'an. "Mereka juga membagikan buku-buku yang mudah, kaset, CD Islam, Al-Qur'an, Sunnah, dan bahasa Arab kepada para pengunjung, orang-orang non-Muslim, dan Muslim yang baru, dan menjalankan program lanjutan bagi para calon ulama," tambahnya. Dabs didirikan lebih dari 20 tahun yang lalu, Dabs telah menyaksikan sekitar 20.000 orang memeluk Islam dari 200 kebangsaan yang berbeda. Menurut Dabs, sekitar 2.115 orang telah memeluk Islam pada 2013. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2012 yang mencapai sekitar 1.907 muallaf, menurut Al Junaibi. Sementara pada tahun 2011 hanya 1.380 orang yang dilaporkan masuk Islam, sedangkan 1.500 orang memeluk Islam pada 2010 dan sekitar 1.059 orang menjadi Muslim pada 2009. Alhamdulillah! (siraaj/arrahmah.com) |
Gaza terancam tak layak huni dalam 5 tahun akibat blokade "Israel" dan Mesir Posted: 03 Sep 2015 03:00 AM PDT GAZA (Arrahmah.com) - Laporan PBB yang dirilis pada Rabu (2/9/2015) mengatakan bahwa Gaza bisa menjadi tak layak dihuni dalam waktu kurang dari lima tahun jika keadaan ekonomi mereka terus seperti ini, The Guardian melaporkan. Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan membahas blokade ekonomi selama delapan tahun terhadap Gaza serta tiga serangan skala besar "Israel" di wilayah Palestina selama enam tahun terakhir. Serangan "Israel" pada tahun 2014 terhadap Gaza telah membunuh ribuan warga sipil, memaksa setengah juta orang mengungsi dan menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza. Serangan itu "telah efektif menghilangkan apa yang tersisa dari kelas menengah, membuat hampir semua penduduk menuju kemiskinan dan ketergantungan pada bantuan kemanusiaan internasional," kata laporan itu. PDB Gaza turun 15% pada tahun 2014 dan pengangguran mencapai rekor tinggi 44%, sementara 72% keluarga mengalami krisis pangan. Serangan skala besar telah menghancurkan kemampuan Gaza dalam mengekspor dan memproduksi untuk pasar domestik dan membuat tak ada waktu untuk rekonstruksi, kata laporan itu. "Israel" dan Mesir telah mempertahankan blokade Gaza sejak Hamas menguasai wilayah itu pada tahun 2007. Laporan ini datang saat buldoser-buldoser militer Mesir terus maju dengan proyek di perbatasan Mesir-Jalur Gaza mereka. Mesir bahkan membanjiri terowongan penyelundupan Gaza terakhir yang tersisa di bawah tanah. Laporan ini juga menyebut prospek ekonomi untuk tahun 2015 untuk wilayah Palestina "suram" karena situasi politik yang tidak stabil, kurangnya bantuan dan lambatnya rekonstruksi. (banan/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |