Arrahmah.Com |
- Arab Saudi tangkap puluhan pria yang mereka tuduh terlibat dengan ISIS
- Pesawat Iran tak hiraukan zona larangan terbang Yaman
- Mengapa Islam menjadi agama yang mengalami pertumbuhan tercepat?
- Aktivis HAM: Densus 88 langgar asas presumption of innocence
- "Israel" akan membangun 77 unit pemukiman baru di Al-Quds
- Please, stop misusing the qoute saying "If you want to know the truthful group, then follow the point of the arrow"
- Kelemahan perjuangan Muslim Rohingya: "Tidak punya pemimpin kharismatik dan menyatukan!"
- Stephen Schwartz, dulu jurnalis komunis, kini nikmati Iman-Islam nan manis
- Baarakallah, hafidz pelantun tilawah merdu dari penjara Kelantan itu kini menjadi Ustadz
- Foto: Selayang pandang pertempuran pembebasan Jisr Syughur oleh Mujahidin
Arab Saudi tangkap puluhan pria yang mereka tuduh terlibat dengan ISIS Posted: 28 Apr 2015 04:28 PM PDT RIYADH (Arrahmah.com) - Arab Saudi mengatakan telah menangkap 93 orang termasuk 65 warga negara Saudi karena dicurigai terkait dengan Daulah Islam (ISIS/IS). Kantor berita resmi Saudi Press mengklaim pada Selasa (28/4/2015) bahwa pihaknya telah menggagalkan beberapa plot di seluruh negeri, termasuk serangan terhadap kedutaan besar AS di ibukota Saudi, Riyadh, lansir Al Jazeera. Para pejabat AS menghentikan semua layanan konsuler selama seminggu dimulai pada 15 Maret lalu di kedutaan besar dan dua kantor diplomatik lainnya di Arab Saudi karena mengkhawatirkan masalah keamanan. Reporter Al Jazeera yang melaporkan dari Jizan di selatan Saudi mengatakan beberapa orang yang ditangkap dituduh memiliki senjata dan amunisi. Arab Saudi merupakan sekutu paling penting bagi negara-negara Barat yang memerangi ISIS, mereka bergabung dengan koalisi pimpinan AS dalam kampanye udara di Suriah dan Irak. Kerajaan telah mengambil beberapa langkah untuk menghentikan warganya bergabung dengan pejuang di Suriah atau Irak dengan menggunakan otoritas keagamaan tertinggi di negara itu yang mengeluarkan fatwa mengutuk kelompok bersenjata sebagai "murtad" dan melabeli mereka "musuh Islam nomor satu". (haninmazaya/arrahmah.com) |
Pesawat Iran tak hiraukan zona larangan terbang Yaman Posted: 28 Apr 2015 04:00 PM PDT SANA'A (Arrahmah.com) - Pasukan koalisi telah melakukan serangan bom di landasan di bandara Sana'a pada Selasa (28/4/2015) untuk mencegah sebuah "pesawat sipil" Iran mendarat di sana, Al Arabiya melaporkan. Serangan itu terjadi setelah pesawat Iran yang diterbangkan dari Oman, menantang zona larangan terbang oleh koalisi pimpinan Saudi yang diberlakukan di Yaman. Zona larangan terbang telah diberlakukan sejak 25 Maret 2015 ketika operasi "Decisive Storm" dimulai. Juru bicara operasi militer Brigjen Ahmed Assiri mengatakan dalam wawancara telepon dengan Al Arabiya bahwa pesawat Iran memasuki wilayah udara Yaman. "Tindakan Iran terhadap Yaman tidak bertanggung jawab," ujarnya. "Menentang zona larangan terbang tidak melayani kepentingan Yaman," tambahnya. Dia mengatakan mereka tidak mengerti mengapa pesawat tersebut tidak mengikuti arahan koalisi untuk berhenti di bandara Bisha, Saudi untuk pemeriksaan dan sebaliknya bersikeras untuk langsung pergi ke Sana'a. Dia menambahkan: "Kami menegaskan beberapa kali bahwa upaya kemanusiaan perlu dikoordinasikan dengan koalisi terlebih dahulu." "Landasar telah dibombardir dan kini butuh waktu untuk memperbaikinya, ini adalah tanggung jawab Iran karena menentang beberapa peringatakn yang kami buat." (haninmazaya/arrahmah.com) |
Mengapa Islam menjadi agama yang mengalami pertumbuhan tercepat? Posted: 28 Apr 2015 06:53 AM PDT (Arrahmah.com) - Perkiraan pertumbuhan Islam di seluruh dunia barangkali merupakan penemuan yang paling mengejutkan dalam laporan yang diungkap oleh Pew Research Center baru-baru ini yang memproyeksikan masa depan Muslim. Memang, Muslim akan tumbuh lebih cepat dua kali lipat dari populasi dunia secara keseluruhan antara tahun 2010 dan 2050, pada paruh kedua abad ini, kemungkinan akan melampaui Kristen sebagai kelompok agama terbesar di dunia. Saat penduduk dunia diproyeksikan tumbuh sebesar 35% dalam dekade mendatang, jumlah Muslim diperkirakan akan meningkat sebesar 73% - dari 1,6 miliar pada 2010 menjadi 2,8 milyar pada tahun 2050. Pada tahun 2010, ummat Islam membentuk 23,2% dari populasi global . Empat dekade kemudian, Muslim diperkirakan akan membentuk tiga dari sepuluh orang di dunia (29,7%). Pada tahun 2050, ummat Islam diperkirakan memiliki jumlah yang hampir sama dengan jumlah orang Kristen, yang diproyeksikan akan tetap menjadi kelompok agama terbesar di dunia yaitu 31,4% dari populasi global. Alasan utama terjadinya pertumbuhan pesat dari ummat Islam adalah karena faktor demografi. Muslim memiliki jumlah anak lebih banyak dibandingkan dengan tujuh kelompok keagamaan besar lainnya di dunia, berdasakan dianalisis dalam penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center. Setiap wanita Muslim memiliki jumlah anak rata-rata 3,1 anak, jauh di atas kelompok agama Kristen yaitu rata-rata 2,7 anak, dan rata-rata semua non-Muslim memiiki 2,3 anak. Di semua wilayah utama di mana ada populasi Muslim yang cukup besar, kesuburan Muslim melebihi kesuburan non-Muslim. Pertumbuhan populasi Muslim juga dibantu oleh fakta bahwa ummat Islam memiliki usia termuda median (23 tahun pada 2010) dari semua kelompok agama besar dunia, tujuh tahun lebih muda dari usia rata-rata non-Muslim (30). Pertumbuhan Muslim yang lebih besar terjadi pada titik ketika Muslim mulai memiliki anak. Hal ini, dikombinasikan dengan tingkat kesuburan yang tinggi, yang akan mempercepat pertumbuhan populasi Muslim. Lebih dari sepertiga dari Muslim terpusat di Afrika dan Timur Tengah, daerah yang diproyeksikan memiliki populasi yang mengalami peningkatan pesat. Tetapi, bahkan dalam wilayah-wilayah yang memiliki pertumbuhan populasi yang tinggi - serta wilayah yang lain - Muslim diproyeksikan berkembang lebih cepat daripada anggota kelompok agama lain. Misalnya, ummat Islam di sub-Sahara Afrika, rata-rata, berusia lebih muda dan memiliki kesuburan yang lebih tinggi daripada populasi keseluruhan wilayah tersebut. Bahkan, ummat Islam diperkirakan akan meningkat dalam persentase dari setiap wilayah kecuali Amerika Latin dan Karibia, di mana relatif sedikit Muslim yang tinggal di wilayah itu. Dinamika yang sama terus berlaku di banyak negara di mana Muslim tinggal bersama kelompok agama lain. Misalnya, jumlah India Muslim tumbuh pada tingkat yang lebih cepat daripada mayoritas penduduk Hindu di negara itu, dan diproyeksikan meningkat dari 14,4% dari penduduk India tahun 2010 menjadi 18,4% (atau 311 juta orang) pada tahun 2050. Sementara itu, diperkirakan Muslim dan Kristen memiliki jumlah yang sama di Nigeria pada 2010. Muslim memiliki kesuburan yang lebih tinggi di sana dan diperkirakan mengalami perkembangan pesat dan menjadi mayoritas (58,5%) di Nigeria pada tahun 2050. Sementara itu, perpindahan agama, yang diperkirakan dapat menghambat pertumbuhan beberapa kelompok agama lain, diperkirakan tidak akan memiliki dampak negatif terhadap Muslim. Sebaliknya, antara 2010 dan 2050, Kristen diproyeksikan akan kehilangan pemeluknya lebih dari 60 juta pengikut di seluruh dunia melalui perpindahan agama. source: www.pewresearch.org (ameera/arrahmah.com) |
Aktivis HAM: Densus 88 langgar asas presumption of innocence Posted: 28 Apr 2015 05:24 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Aktivis Hak Asasi Manusia dari SNH Advocacy Center, Sylviani Abdul Hamid mengecam tindakan Densus 88 dalam aksi penangkapan Ustad Muhammad Basri Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an. Sylvi mengatakan penangkapan yang dilakukan Densus 88 AT tidak mengindahkan norma dan asas hukum yang ada di Indonesia. "Negara kita Negara hukum, semuanya ada aturan dan tata caranya," ujarnya kepada redaksi Selasa (28/4/2015). Sebagaimana diketahui, Jum'at (24/4) lalu Satuan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap Pimpinan Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an, Ustad Muhammad Basri di depan sebuah Apotek Bunga Kelurahan Sudiang Raya yang tidak jauh dari pondok pesantren yang dipimpinnya. Sylvi mengingatkan kepada penegak hukum untuk menindak pelaku kejahatan atas nama hukum, tapi jangan sekaligus melanggar hukum, dimana terdapat asas presumption of innocence, seseorang dianggap tidak bersalah sebelum dinyatakan bersalah oleh pengadilan. "apakah asas ini hanya sebatas teori yang hanya wajib dipelajari oleh mahasiswa fakultas hukum, tapi tidak untuk dipraktekan?" ungkapnya dengan nada heran. Perlakuan Densus 88 terhadap seseorang yang diduga para pelaku teror selama ini sudah jauh dari aturan hukum dan mengindahkan asas praduga tak bersalah yang dianut oleh hukum pidana di Indonesia. Sylvi mengajak seluruh jajaran Polri untuk kembali mempelajari peraturan yang ada. "Anggota Satuan Densus 88 harus kembali mempelajari UU Terorisme dan KUHAP (Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana-red.) sebagai acuan dalam melakukan tindakan terhadap seseorang yang diduga terlibat aksi terorisme," tutup Sylvi. (azm/arrahmah.com) |
"Israel" akan membangun 77 unit pemukiman baru di Al-Quds Posted: 28 Apr 2015 04:29 AM PDT AL-QUDS (Arrahmah.com) - Otoritas "Israel" telah mengeluarkan tender untuk pembangunan 77 unit pemukiman baru yahudi di Al-Quds (Yerusalem Timur), sebuah LSM "Israel" mengungkapkan, Senin (27/4/2015), sebagaimana dilansir oleh MEMO. Menurut Peace Now, sebuah gerakan kiri yang berkampanye menentang kegiatan permukiman "Israel", mengungkapkan bahwa sebanyak 36 dari tender baru itu untuk pembangunan pemukiman Neve Yaakov dan sebanyak 41 untuk pemukiman Pisgat Zeev. Awal tahun ini, Peace Now juga mengungkapkan bahwa pembangunan permukiman "Israel" di wilayah Palestina yang diduduki meningkat 40 persen selama 2014. "Israel" menduduki Al-Quds (Yerusalem Timur) selama perang Timur Tengah tahun 1967. "Israel" kemudian menganeksasi kota bersejarah itu pada tahun 1980, dan mengklaim sebagai ibukota negara Yahudi, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. Hukum internasional memandang bahwa Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai wilayah yang diduduki dan menganggap semua pembangunan permukiman Yahudi di tanah itu adalah illegal. Palestina menuding "Israel" melancarkan kampanye Yahudisasi Al-Quds dan berupaya untuk mengusir penduduk Palestina. (ameera/arrahmah.com) |
Posted: 28 Apr 2015 03:30 AM PDT بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِيم (Arrahmah.com) - Many from youth misused the qoute saying of Ali radhiallahu anhu were he say "If you want to know the truthful group, then follow the point of the arrow" But remember when the time of Ali radhiallahu anhu, the khawarij is in his ranks and the group of Muawiya radhiallahu anhu fought them. When Ali radhiallahu anhu decided to stop the in fight between Muawiyah radhiallahu anhu the khawarij takfir ali radhiallahu anhu. Then when the khawarij tragress against muslim, Ali radhiallahu anhu fought the Khawarij after they killed a shahabah and his pregnant wife and took the baby inside the womb of his wife via opening her womb with the knife. So if Muawiyah radhiallahu anhu, and Ali radhiallahu anhu fought the khawarij then all the arrow pointed to the khawarij, so this is not make the khawarij in being haqq because all the arrows pointed to them. We have to know why Ali radhiallahu anhu said those qoute saying that most of the Youth misusing today, where is that taken, i know i saw some photos where it's also qouted by Sheikh Musa Jibril hafidhahullah, but in what kind of lecture which the sheikh said this? we can't just cutt and paste some opinions of our sheikh then apply it to every situations that fits to our thinking that this is haqq and we as layman should not take this out of context. Shaikh Mansoor Hafidahullah said: The problem is not what you derived from Quran and Sunnah The problems is in your understanding. If your understanding is agreed upon the sahaba, you are upon the Ahul Sunnah wal Jama'ah. If your understanding is on other way of sahaba, you is wronged It is must that understanding would agree the salaf. (May Allah peace be upon them). So still knowledge and understanding of the certain knowledge are needed to be applied properly when fitan strikes us, the opinions of ulama which are known to haqq are important, and those ulama are known not because they have website but they are known because most of mujahideen groups took their works in terms of aqeedah, took their works because it's haqq and with the guidance of Quran and Sunnah, they took their works because those sheikhs are not Murjia or Madhkali. They took their works because they are involving their selves in the affairs of the ummah, defending the tawheed wal Jihad, and defender of the truthful mujahideen. Narrated by Abu al-Darda' (Allah be pleased with him) that the Messenger of Allah (Allah bless him and give him peace) said, "Scholars are the inheritors of the prophets." [Related byTirmidhi, Abu Dawud, Nasa'i, Ibn Maja, Ahmad, Ibn Hibban, and others] Ibn al-Mulaqqin, Zayla'i, Ibn Hajar, and others seemed it sound (hasan) or rigorously authentic (sahih)] When Fudayl ibn Iyad (Allah be pleased with him) heard this hadith, he commented, "The people of spiritual wisdom (hukama') are the inheritors of the prophets," [Ibn Nu'aym, Hilyat al-Awliya, 8.92] explaining the nature of knowledge that is ultimately sought. Imam al-Ayni (Allah have mercy on him) explained in his commentary on Sahih al-Bakhari, Umdat al-Qari (2.39) that this hadith is inspired from the words of Allah Most High, "Then We gave the Scripture as inheritance unto those whom We elected of Our servants." [Qur'an, 35.32] The knowledge possessed by these scholars is the knowledge deemed beneficial (al-'ilm al-nafi') by Allah and His Messenger (Allah bless him and give him peace). This knowledge was defined by Imam Ghazali as being, "Knowledge of the way to Allah Most High and the next life." It is not just information: rather, it is the way of transforming oneself outwardly and inwardly, in order to become true slaves of Allah, on the path of His Beloved Messenger (peace and blessings be upon him). And if there's a matter specially it comes to other muslims, and the issue is very sensitive don't doubt your self to the people who have knowledge as Allah said: "Ask the people of Dhikr (the scholars) if you don't know" (an Nahl, 43) It will be arrogant of us, if we say we always know and only stick to a certain what we think is haqq, let's be humble and ask Allah to show us what are the real haqq specially we all recognized that we are in times of fitan. If we don't humble our selves and not ask Allah to guide us to the real haqq. We might misguided to the real haqq which are hidden from our hearts. Which Allah subhanahu wa ta'aala once said: "For surely it's not the eyes that are blind, but the heart." [Sûrah al-Hajj: 46] May Allah guide us all to the real haqq, amin ya Rabb (adibahasan/alnusra/arrahmah.com) |
Kelemahan perjuangan Muslim Rohingya: "Tidak punya pemimpin kharismatik dan menyatukan!" Posted: 28 Apr 2015 02:00 AM PDT ROHINGYA (Arrahmah.com) - Seorang dosen sebuah universitas di Malaysia memberikan pendapatnya terkait perjuangan nasib etnis Rohingya. Dosen berdarah Rohingya bersyarat anonimitas dengan alasan keselamatan ini menyatakan bahwa, sosok pemimpin kharismatik selama ini masih "absen" dalam perjuangan hak-hak etnis Rohingnya, di tanah asal mereka yang saat ini menjadi bagian dari negara Myanmar. "Masalahnya kita punya banyak orang yang ingin menjadi pemimpin tanpa kualifikasi memadai," jelas sang dosen seperti dikutip Risalah dari BBC Indonesia, Selasa (28/4/2015). Menurutnya, perjuangan Rohingnya bukan hanya kekuatan moral tapi juga kemampuan fisik. "Pertama, mereka harus kokoh dari sisi moral. Kedua, mereka juga harus kuat secara fisik. Masalahnya beberapa orang sudah berusia 70-80 tahun dan ingin menjadi pemimpin.", lanjutnya. Ia juga menjelaskan jika sebenarnya Rohingya memiliki berbagai wadah organisasi perjuangan internasional, namun pemimpin-pemimpin yang ada tidak saling mempercayai satu sama lain dan cenderung mengusung agenda masing-masing. Saat ini banyak pengungsi Rohingya mencari suaka ke berbagai negara lain, termasuk di Indonesia yang menjadi persinggahan. Salah satu negara yang telah memberikan status warga tetap bagi pendatang Rohingya adalah Arab Saudi. Etnis minoritas Rohingya menjadi korban kebijakan politik pemerintah Myanmar yang menolak mengakui mereka sebagai warga negara, sehingga mereka banyak kehilangan hak-haknya (tanpa status warga negara). Pemerintah Myanmar dan sebagian besar penduduknya yang mayoritas beragama Buddha ini beranggapan jika orang Rohingya adalah para imigran ilegal di perbatasan dari Bangladesh sejak masa kolonial Inggris. Masalah ini semakin diperparah dengan sentimen agama yang ada di negeri itu, sehingga memunculkan berbagai aksi kekerasan atau konflik berbau SARA dengan kelompok ekstrimis Buddha. Myanmar adalah sebuah negara dengan pandangan mengakar mengenai ide "Nasionalis-Buddhist", sementara mayoritas etnis Rohingya merupakan penganut agama Islam. PBB dan dunia internasional telah meminta pada pemerintah Myanmar untuk memberikan status warga negara bagi orang Rohingya. (adibahasan/arrahmah.com) |
Stephen Schwartz, dulu jurnalis komunis, kini nikmati Iman-Islam nan manis Posted: 28 Apr 2015 01:00 AM PDT (Arrahmah.com) - Setiap manusia pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Stephen Suleyman Schwartz, seorang jurnalis kelahiran Columbus, Ohio, Amerika Serikat (AS) memiliki rasa ingin tahu tentang keberadaan Tuhan. Pria yang sempat menganut paham komunis itu sempat mencari kebenaran Sang Khalik dalam setiap agama yang ada di dunia ini. Awalnya, Schwartz mencari Tuhan dalam agama ibunya, Protestan. Namun, kolumnis dan penulis itu tak berhasil menemukannya. Ia lalu beralih ke Katholik, sebuah agama yang dipandangnya Indah. Lagi-lagi, ia tak berhasil menemukan Tuhan yang dicarinya. Hingga kemudian, mantan aktivis buruh itu berkenalan dengan Yahudi. Schwartz sempat tertarik dengan ajaran Kabalah pada Yahudi. Tak hanya itu, ia juga meneliti Shinto dan Zen di Jepang dan Korea. Ia pun sempat mengagumi agama Buddha. Akan tetapi, ia merasa bahwa seorang Barat ak bisa benar-benar menjadi seorang pemeluk Buddha. Semua agama yang dipelajarinya itu tak mampu membuat Schwartz menemukan kedamaian. Ia menilai tidak satu agama pun yang mengajarkannya sesuatu yang sederhana dan mudah dipahami. Hingga akhirnya, ia menemukan kedamaian dan Tuhan dalam Islam. Pada 1997, dia mengukuhkan hati dan dirinya sebagai seorang Muslim di Bosnia. Schwartz dan masa lalu Schwartz terlahir dari ayah berdarah Yahudi dan ibu penganut Kristen. Sang ibu adalah putri dari seorang pendeta Protestan. dan ia dibaptis ketika bayi digereja Presbyterian. Ia tak berasal dari keluarga yang relijius. Ibunya adalah aktivis Partai Komunis, sedangkan ia menyebut ayahnya sebagai seorang ''kawan seperjalanan''. Mulanya, Schwartz juga seorang pendukung Komunis dan pembela Uni Soviet. Ayahnya berjualan buku dan ibunya adalah pekerja sosial. Keluarganya hijrah ke San Francisco, ketika dirinya masih kecil. Di kota itu, Schwartz menempuh pendidikan pada Lowell High School. Sejak remaja, Schwartz sudah gemar menulis. Awalnya, ia amat gandrung membuat puisi. Setelah menamatkan pendidikannya, Schwartz sempat bergabung menjadi aktivis pergerakan buruh. Kemudian, menjadi seorang wartawan, penulis, dan kolumnis. Selama delapan tahun, ia menjadi wartawan pada sejumlah surat kabar San Fransisco Chronicle. Schwartz juga menulis beberapa artikel dan kolom di koran-koran terkemuka, seperti; The New York Times, The Wall Street Journal, The Weekly Standard, dan The New York Post. Nenek menjadi orang yang memiliki pengaruh penting dalam perkembangan hidupnya. Dari merekalah, Schwartz mempelajari agama. Pada usia delapan tahun, ia mulai diajarkan untuk mempercayai adanya Tuhan. Dan sejak itu pula ia memberontak melawan orangtuanya yang mengikuti garis kiri dan menjadi orang yang religius. Schwartz kerap berdiskusi dengan nenek dan ibunya mengenai agama, namun tidak membiarkan ayahnya mengetahui kegiatan ini. "Apabila saya memberitahunya, reaksinya akan sangat ekstrem," ujarnya dalam pesan yang dikirimkan kepada seorang Direktur Institut Yahudi Amerika, Kerry Olitzky. Ketika remaja, ia melihat adanya kesamaan secara sosiologi antara agama radikal dan komunisme. Ia sempat berafiliasi dengan Komunisme Lenin hingga 1984, ketika ia tidak bisa terlibat lagi di dalamnya. Ia menjadi seorang kripto-theis di antara para atheis. Komunitas iman pertama yang didatangi adalah Reformasi Protestan. Pada usianya yang ke-17, ia juga terlibat dengan spiritualitas Katolik. Ia mendatangi misa dan bersiap untuk pindah keyakinan ke Katolik pada 1966. Namun reaksi orang-orang di sekitarnya tidak ramah dan bahkan memusuhinya. "Ini kemunduran dalam perjalanan religi saya," tuturnya. Pada saat yang sama, ia berkenalan dengan seorang penyair, Kenneth Rexoth yang memiliki pengaruh terhadap Budhaisme di Amerika. Stephen bahkan berusaha untuk meneliti Shinto dan Zen di Jepang dan Korea. Ia menemukan banyak hal yang mengagumkan dan inspiratif dalam Buddha. Katolik adalah hal pertama yang membuatnya melakukan kontak dengan Sufisme. Hal ini ia dapat melalui membaca tulisan-tulisan filsuf dan pendeta Catalan, Ramon Llull, yang secara eksplisit sebagai model dalam gaya eksposisi religiusnya. Katolik mempengaruhinya cukup lama dibandingkan tradisi lain. Ia meneliti sinkretisme adat Katolik pada orang Brazil dan Kuba. Ia banyak bekerja bersama orang-orang Katolik. Penulis yang juga jurnalis itu juga mendatangi misa, namun tidak mengambil Komuni. Selain misa Katolik, ia juga menghadiri pelayanan Yahudi sebagai seorang peneliti yang penasaran. Ketertarikan serius Schwartz terhadap Yahudi dimulai pada 1979 di Paris, ketika ia menemukan sebuah buku yang berjudul The Zohar in Moslem and Christian Spain. Karena itulah, ia berpaling ke Kabalah dan Yahudi Sephardis dengan ketertarikan yang besar, namun menahan diri untuk bergabung. Saat berada di Spanyol itulah, ia mengenal Islam. Schwartz mengamati di balik kejayaan Katolik Spanyol terdapat pengaruh kuat sejarah Islam, ketika berkuasa di Spanyol. Ia merasa takjub dan terinspirasi terhadap agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW tersebut. "Sebagai penulis saya mengamati ini (Islam) selama bertahun-tahun," tuturnya. Sejak itulah, ia mulai mempelajari Islam selama 20 tahun. Ia tertarik dengan tasawuf yang ada dalam ajaran Islam. Schwartz memandang Islam mampu menawarkan jalan untuk mendapatkan kasih sayang Allah. Ia terpesona dengan agama Islam. Hingga akhirnya, ia membulatkan tekad untuk menjadi seorang Muslim. Ia pun bersyahadat di Bosnia pada 1997. Schwartz memandang Islam sebagai sebuah agama yang sederhana. Saat mempelajari Protestan, ia tidak menemukan kedalaman spiritual. Ia menyukai Katolik, namun tidak dapat menerima ketuhanan Yesus. Ia juga tidak dapat menerima Buddha, karena Allah tidak hadir di sana. Ia percaya bahwa agama diutus kepada manusia untuk membuat hidup lebih baik dan ringan. Ia tidak dapat mempercayai dosa yang diturunkan ataupun kejatuhan manusia. Schwartz tertarik terhadap Islam karena penolakan keras mereka terhadap pengkarakteristikan Tuhan seperti manusia (antropomorfisme). Dalam sufisme Islam, ia mengaku menemukan kebijaksanaan terhadap agama populer dari Bosnia ke Khazakstan, Maroko ke Indonesia. Banyak hal-hal positif yang ia temukan di agama Samawi. Nilai positif itu terefleksikan dalam ajaran Islam. "Islam datang untuk menyempurnakan agama terdahulu," kata Schwartz. Setelah memeluk Islam, hal yang sangat berkesan baginya adalah kedamaian hati disertai kehadiran Allah pada setiap hal. Schwartz sangat yakin nilai-nilai Islam itu mampu menyelesaikan permasalahan di Amerika, terutama krisis moral. Berhenti menjadi seorang jurnalis, ia dipercaya menjadi direktur Eksekutif Pusat Pluralisme Islam di Washington. Ia juga banyak menulis buku, salah satunya yang terjual habis adalah The Two Faces of Islam: Saudi Fundamentalism and Its Role in Terrorism. Sejak menjadi seorang mualaf, ia sangat berhati-hati mengungkapkan perubahan itu kepada keluarganya, apalagi ayahnya. Ia tidak ingin sembarangan mengabarkan karena takut menimbulkan konflik dan kontroversi. Ia berusaha untuk mengatakan keislamannya bukan karena pengaruh dari Balkan. "Saya menyukai Islam karena pesan indah yang dibawa Rasulullah sebagai utusan Allah kepada umat-Nya," simpul Schwartz manis. (adibahasan/kisahmuallaf/arrahmah.com) |
Baarakallah, hafidz pelantun tilawah merdu dari penjara Kelantan itu kini menjadi Ustadz Posted: 28 Apr 2015 12:30 AM PDT KELANTAN (Arrahmah.com) - Masih terngiang alunan suara merdu remaja hafidz yang dipenjara di Kelantan beberapa waktu lalu. Videonya bahkan menjadi populer di media sosial. Alhamdulillah, kini dilaporkan TH Filem, bahwa ia telah mendapatkan kebebasan, bahkan Allah menghantarkannya menjadi Ustadz melalui ayat-ayat Al-Qur'an yang dihafalnya, pada awal tahun 2015. Namun, sebenarnya ada pengajaran yang disampaikan di dalam ayat Al Quran (surah Al-Qalam) yang dilantunkannya, mengenai janji Allah kepada orang-orang beriman dan azab yang akan menimpa mereka yang mendustakan ayat Allah. Demikian TH Filem melansir pada You Tube, Jum'at (27/3/2015). Hikmah dari ayat-ayat itu dirasakan oleh remaja tertawan bernama Muhammad Jamaluddin, ataupun dengan nama panggilan Ustadz Nafis Yaaqub. Ia yang dahulu berusia 16 tahun (2014) mengalunkan hafalan surah Al-Qalam di balik tirai besi sejak awal Ramadhan 2014 lalu. Ketika itu, ia ditangkap saat sedang melakukan khuruj bersama Jama'ah Tabligh di Kota Baru, karena kedapatan tidak memiliki kartu identitas. Walhasil, ia dipenjarakan selama 6 bulan di Penjara Machang Kelantan, dengan dakwaan berada di Malaysia melebihi tempo. Karena berkelakuan baik, Ustadz Nafis akhirnya hanya mendekam di penjara selama 4 bulan saja. Alhamdulillah. Kini Ustadz muda itu sudah bebas dari penjara dan sudah mengeluarkan satu album bacaan surah pilihan Al-Quran. Allahu yahfidz, dijaga-Nya para pengemban Qur'an dalam keadilan. Maasyaa Allah. (adibahasan/arrahmah.com) |
Foto: Selayang pandang pertempuran pembebasan Jisr Syughur oleh Mujahidin Posted: 28 Apr 2015 12:04 AM PDT JISR SUGHUR (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, Ma'rakatun Nashr atau "Perang Kemenangan" yang digencarkan Aliansi Mujahidin Jaisyul Fath berakhir dengan kemenangan. Pasukan rezim syiah nusyairiyah melarikan diri dari berbagai tempat persembunyiannya. Markas mereka habis dihancurkan Mujahidin. Keberhasilan operasi tersebut berlangsung sejak Kamis (23/4/2015) di Ariha dan terus berkembang hingga ke Jisr Syughur. Berikut awal operasi "Perang Kemenangan" dari sudut tempur Mujahidin Jabhah Nushrah, yang didokumentasikan secara langsung oleh sayap media resminya, Marasil Al-Manarah Al-Baidha', Sabtu (24/4/2015). Pasca kota Jisr Syughur ditembus Mujahidin, pos-pos tentara nusyairiyah yang berada di dalam kota segera ditargetkan. Selain itu, rudal Mujahidin juga mengenai pos pertahanan Al-Masyfa. Hingga berita ini diturunkan, pembersihan kota Jisr Syughur dari tentara nusyairiyah masih berlangsung. Alhamdulillah. (adibahasan/muqawamah/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |