Arrahmah.Com |
- Komandan senior Iran terluka parah dalam sebuah serangan di Suriah
- Bayi Suriah yang ditahan di rumah sakit Libanon selama 8 hari akhirnya dibebaskan setelah seorang dermawan melunasi biaya perawatannya
- 198 personel militer dan 140 pegawai pemerintah Afghan bergabung dengan Mujahidin IIA di Nuristan
- Mujahidin IIA membantah melibatkan anak-anak dalam operasi jihadnya
- Rusia menyerang konvoi bantuan pengungsi di Suriah, membunuh dan melukai 24 warga sipil
- Erdogan: Kami mendukung pejuang Suriah yang melawan rezim penindas
- Mujahidin Suriah memukul mundur pasukan pro-rezim Nushairiyah dari pedesaan Aleppo
- Erdogan: Tanpa Rusia dan Iran, Asad akan jatuh dalam 24 jam
- Kesaksian mantan petinggi ISIS bertaubat kembali ke Al-Qaeda (bag. 1)
- Rusia mengebom pabrik roti Turki di Suriah
Komandan senior Iran terluka parah dalam sebuah serangan di Suriah Posted: 30 Nov 2015 03:33 PM PST ALEPPO (Arrahmah.com) - Seorang jenderal Iran, Qassem Suleimani, kepala pasukan elit Garda Revolusi Iran, dilaporkan telah terluka parah di Aleppo, Suriah. |
Posted: 30 Nov 2015 03:05 PM PST AKKAR (Arrahmah.com) - Seorang bayi Suriah yang baru lahir yang telah ditahan oleh sebuah rumah sakit Libanon saat keluargnya-pengungsi Suriah-tidak dapat membayar total biaya sebesar 1.200 USD, akhirnya dibebaskan setelah seorang dermawan melunasi biaya tersebut, lansir Zaman Alwasl pada Senin (30/11/2015). |
198 personel militer dan 140 pegawai pemerintah Afghan bergabung dengan Mujahidin IIA di Nuristan Posted: 30 Nov 2015 06:47 AM PST NURISTAN (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, sebanyak 198 personel militer bersama 140 pegawai pemerintah Afghan telah bergabung dengan Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) di provinsi Nuristan dalam beberapa hari yang lalu, menurut laporan Al-Emarah News pada Ahad (29/11/2015). Laporan mengatakan bahwa para personel militer itu meliputi tentara, polisi dan milisi Arbaki. Mereka menyerahkan diri kepada Mujahidin di distrik Want Waygal menyusul operasi skala besar yang dilancarkan Mujahidin di distrik tersebut. Para ulama, tokoh agama, para tetua suku dan rakyat di daerah tersebut menyambut seruan Mujahidin dan berjanji setia kepada Mujahidin untuk mendukung dan bekerjasama dengan Mujahidin dalam setiap upaya Mujahidin untuk membawa kedamaian dan keamanan di wilayah itu. Sebuah dewan yang diorganisir oleh para ulama terkenal setempat dan para tetua suku telah dibentuk dengan tujuan memperbaiki keimanan dan merubah pola pikir masyarakat setempat agar tetap di jalan yang lurus. (siraaj/arrahmah.com) |
Mujahidin IIA membantah melibatkan anak-anak dalam operasi jihadnya Posted: 30 Nov 2015 06:29 AM PST AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) membantah telah melibatkan anak-anak dalam operasi jihadnya. Dalam sebuah rilisan resminya yang dipublikasikan Shahamat pada Senin (30/11/2015), Mujahidin IIA menyatakan bantahan atas laporan yang mengklaim bahwa anak-anak dimanfaatkan dalam operasi mereka di medan perang. "Lingkaran musuh baru-baru ini telah mulai mempublikasikan laporan palsu yang mengklaim bahwa anak-anak dimanfaatkan dalam jajaran Jihad Imarah Islam, bahwa mereka digunakan dalam medan perang dan yang paling penting adalah bahwa mereka dikerahkan dalam operasi-operasi syahid," tulis peranyataan resmi IIA. "Demi memberikan kredibilitas kepada propaganda musuh beberapa organisasi telah membuat klaim serupa tanpa melakukan investigasi independen." "Kami menolak semua klaim semacam itu dengan keras. Imarah Islam tidak mengizinkan melibatkan anak-anak dalam jajaran Jihad dan tidak juga melihat adanya kebutuhan akan itu. Mujahidin IIA menegaskan bahwa mengerahkan anak-anak dalam jajaran jihad adalah dilarang dalam syariah dan juga dilarang dalam panduan kode etik militer IIA. "Mengerahkan anak-anak dalam jajaran Jihad adalah dilarang dalam syariah. Kode etik militer dalam buku Imarah Islam juga melarang melibatkan anak-anak dan yang paling penting adalah anak-anak tidak memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan militer." IIA menganggap propaganda seperti itu disebarkan dalam upaya untuk merusak reputasi jihad. "Propaganda demikian dilakukan semata-mata dalam upaya untuk menodai nama Jihad dan pemandangan palsu juga sering disiapkan dan disebarkan oleh agen intelijen Kabul yang terkenal." Menurut IIA justru jajaran pasukan rezim telah melibatkan anak-anak dalam operasi mereka. "Sebaliknya jajaran musuh khususnya kelompok-kelompok milisi Arbaki dipenuhi dengan anak-anak berkaitan dengan banyaknya bukti yang telah dipublikasikan dan bangsa ini juga saksi akan hal itu." (siraaj/arrahmah.com) |
Rusia menyerang konvoi bantuan pengungsi di Suriah, membunuh dan melukai 24 warga sipil Posted: 30 Nov 2015 05:10 AM PST SURIAH (Arrahmah.com) - Pesawat-pesawat tempur Rusia terus menargetkan konvoi bantuan yang memberikan pasokan kepada pengungsi Suriah. Aktivis di lapangan mengatakan serangan udara Rusia menghantam sebuah konvoi bantuan yang melintas dekat kota perbatasan Suriah, Azaz, di provinsi Aleppo pada Ahad (29/11/2015). Serangan itu membunuh 6 orang dan melukai 18 lainnya. Sepuluh truk sarat dengan bantuan darurat terbakar akibat serangan yang terjadi lima kilometer dari Azaz itu, lansir NCS. Aktivis lokal mengatakan bahwa tim pertahanan sipil dan petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api yang melalap truk bantuan. Mereka yang mengalamin luka kritis dilarikan ke Turki untuk menerima perawatan. Pada hari Jum'at, 7 orang tewas dan 10 luka-luka ketika serangan jet tempur Rusia menghantam truk yang membawa bantuan kemanusiaan di daerah yang sama di sekitar Azaz. Sekretaris Jenderal Koalisi Suriah Mohammed Yahya Maktabi mengatakan bahwa pengeboman berulang Rusia terhadap konvoi bantuan adalah tindakan teroris yang bertentangan dengan hukum internasional dan bukan merupakan perilaku yang harus diizinkan oleh anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Maktabi menambahkan bahwa operasi Rusia di Suriah adalah agresi murni yang menargetkan warga sipil terutama mereka yang tidak bersalah, Tentara Pembebasan Suriah, dan konvoi bantuan; yang justru memberikan keuntungan untuk kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS. (banan/arrahmah.com) |
Erdogan: Kami mendukung pejuang Suriah yang melawan rezim penindas Posted: 30 Nov 2015 04:40 AM PST NAMATEMPAT (Arrahmah.com) - Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengatakan bahwa Turki tulus mendukung kelompok oposisi yang berjuang melawan rezim Bashar Asad penindas rakyat Suriah. Presiden Erdogan menyampaikan hal itu pada Sesi ke-31 Ministerial Session of the Standing Committee for Economic and Commercial Cooperation of the Organization of the Islamic Cooperation (COMCEC), lansir NCS pada Rabu (25/11/2015). Dia menambahkan bahwa wilayah Gunung Turkmen di utara pedesaan Latakia bebas dari kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS. "Mari kita tidak menipu siapa pun, hanya kerabat kami, Bayırbucak Turkmens yang ada di sana. Mereka [Rusia] menyerang Bayırbucak Turkmens namun mereka mengklaim menyerang Daulah (ISIS). "Kita tahu alasan di balik serangan yang menargetkan Bayırbucak Turkmens oleh rezim Asad dan negara-negara yang mendukungnya. Serangan-serangan ini, yang menargetkan wilayah ini, di mana tidak ada Daulah sama sekali, bertujuan untuk mendukung rezim Asad," Erdogan menekankan. Dia juga mengatakan bahwa Turki bertekad untuk mengusir semua organisasi teroris dari daerah Jarabulus hingga Mediterania. "Turki telah memberikan segala macam bantuan bagi saudara-saudara kita yang tinggal di wilayah ini dan akan terus melakukannya." (banan/arrahmah.com) |
Mujahidin Suriah memukul mundur pasukan pro-rezim Nushairiyah dari pedesaan Aleppo Posted: 30 Nov 2015 04:10 AM PST SURIAH (Arrahmah.com) - Melanjutkan serangan perlawanan untuk mengusir pasukan pro-rezim Nusyhairiyah dari pedesaan selatan Aleppo, Mujahidin Suriah kembali menguasai desa Tal Bajir, Makhala, Khirbet Kusa dan kota Banis setelah melancarkan serangan mendadak terhadap pasukan rezim, lansir RCS pada Sabtu (28/11/2015). Pejuang Suriah juga menargetkan posisi pasukan rezim di Al-Eis dan bukit Banjira serta di desa Aziziyah dengan mortir dan roket buatan sendiri. Lebih dari 30 pasukan pro-rezim dan militan Korps Garda Revolusi Iran tewas dalam serangan itu. Mereka juga menangkap seorang tentara bayaran Iran. Kemenangan ini diraih satu hari setelah keruntuhan jajaran Asad, "Hizbullah" dan milisi Iran di pedesaan selatan Aleppo. (banan/arrahmah.com) |
Erdogan: Tanpa Rusia dan Iran, Asad akan jatuh dalam 24 jam Posted: 30 Nov 2015 03:25 AM PST TURKI (Arrahmah.com) - Dalam sebuah wawancara dengan saluran TV CNN pada Ahad (7/8/2015), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa tanpa dukungan Rusia dan Iran, rezim Bashar Asad akan jatuh dalam waktu dua puluh empat jam. "Mereka memberi dia (Assad) dukungan senjata, dukungan keuangan, sehingga pemerintahan ini bisa berlanjut, dan mereka mencoba untuk menyingkirkan oposisi di sana," tambah Presiden Erdogan, sebagaimana dilansir National Coalition of Syrian. "Bukankah Daulah (ISIS) bekerjasama dengan rezim sekarang? Pendukung terbesar ISIS sekarang adalah rezim [Asad], dan mereka yang melakukan upaya untuk menjaga rezim ini berdiri adalah orang-orang yang harus bertanggungjawab." "Mengapa mereka merasa diri mereka berhutang budi kepada Asad? Kami menghadapi Suriah yang dihancurkan, dibakar, dan rakyatnya sendiri dibantai. Mereka masih mencoba untuk mendukung orang seperti Presiden Suriah yang mendukung organisasi teroris separatis." Erdogan melanjutkan: "Saya berbicara dengan mereka tentang hal ini. Saya mengatakan kepada mereka ini tidak bisa dilanjutkan. Saya mengatakan kepada mereka untuk menarik dukungan kalian, hentikan campur tangan kalian dan dia akan jatuh dalam 24 jam." "Saya juga telah membahas masalah ini panjang lebar dengan [Presiden Rusia] Putin di Olimpiade di Baku. Saya melihat Putin dengan cara berbeda, dan kami menugaskan menteri luar negeri kami untuk bekerja sama. Tapi kemudian pernyataan-pernyataan dari Rusia selanjutnya benar-benar mengejutkan saya. Saya mengalami kesulitan memahami hal ini." Sekretaris komite politik Anas Al-Abdah sebelumnya mengatakan bahwa rezim Iran tidak memenuhi syarat apapun untuk bisa mengusulkan inisiatif bagi solusi politik di Suriah mengingat fakta bahwa Suriah memandang Iran sebagai negara yang menduduki dan mendukung rezim pembunuh Asad dalam hal militer, finansial dan politik. "Satu-satunya jalan inisiatif Iran yang bisa diterima rakyat Suriah adalah ketika rezim Iran mencabut milisi sektarian yang mendatangkan malapetaka dan kematian di Suriah," ujar Abdah. (banan/arrahmah.com) |
Kesaksian mantan petinggi ISIS bertaubat kembali ke Al-Qaeda (bag. 1) Posted: 30 Nov 2015 01:35 AM PST (Arrahmah.com) - Salah seorang mantan petinggi kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS), yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di Yaman, mengungkapkan sebuah pengakuan setelah ia menyatakan diri bertaubat meninggalkan ISIS dan kemudian kembali ke Al-Qaeda. Dalam kesaksian ini, Abu AbduRazzaaq menyatakan bahwa ia menyadari dirinya telah terjerembab ke dalam kepalsuan ISIS. Ia bersaksi bahwa selama ia dan sejumlah ikhwan lainnya bergabung dengan ISIS, mereka telah belajar berbohong, menipu, memata-matai, mengafirkan, menyuburkan kebencian, ekstremisme, dan hal-hal dengan yang, oleh Allah, disebut sebagai sifat merusak (kefasikan). Selain itu ia juga mengungkapkan bahwa hampir setiap hari telinga mereka dijejali dengan berbagai tuduhan, hasutan dan pengafiran terhadap Al-Qaeda. Padahal di sana mereka berada di wilayah yang diatur dan dikendalikan oleh Mujahidin Al-Qaeda yang justru memperlakukan mereka secara baik dengan tidak pernah menahan diri mengulurkan bantuan kepada mereka. Ia pun menegaskan bagaimana mungkin ISIS bisa mendeklarasikan kekhalifahan di Yaman sementara tidak ada satupun wilayah di Yaman yang berada di tangan mereka. Dalam setiap pernyataannya, ia membahas setiap masalah berdasarkan apa yang ia lihat dan dengar. Ia menyeru kepada semua saudara-saudara untuk membacanya dengan agama dan keikhlasan untuk memperoleh kebenaran. Berikut terjemah bagian pertama untaian kalimat kebenaran yang disampaikan oleh mantan petinggi ISIS tersebut selengkapnya, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Ahad (29/11/2015). Untaian Kalimat Kebenaran (Bagian Pertama) Oleh: Abu AbduRazzaaq Dalam kesempatan ini, saya akan mengatakan kebenaran setelah saya terjerembab ke dalam kepalsuan dan mengetahui hakikat kepalsuan itu dari dekat, sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Khatthab Radhiallahu Anhu ketika ditanya tentang seorang lelaki yang tidak tahu apa-apa tentang kejahatan. Umar menjawab "Dia lebih mungkin untuk jatuh ke dalamnya". Dalam setiap pernyataan yang saya kirim, saya akan membahas setiap masalah berdasarkan apa yang saya lihat dan dengar, saya juga tidak akan mengungkapkan hal-hal yang seharusnya dirahasiakan, tetapi saya akan menjelaskan hal-hal yang memang pantas diketahui oleh semua pihak, dan saya menyeru kepada saudara-saudara saya untuk membacanya dengan agama dan keikhlasan, dan melihat apa yang saya katakan, apakah benar atau salah? Jika benar maka tidak ada pilihan lain kecuali kembali kembali kepada Kebenaran, dan Allah Subhabahu wa Ta'ala berfirman, "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (Adz-Dzariyaat: 55) Hal yang kami sesali, selama kami mengikuti Jamaah Daulah/ISIS di Yaman, kami telah belajar berbohong, menipu, memata-matai, mengafirkan, menyuburkan kebencian, ekstremisme, dan hal-hal dengan yang, oleh Allah, disebut sebagai sifat merusak (kefasikan). Persaudaraan di antara kita berakhir dengan kata pemutus yang berkedok Syariah Allah yang digunakan sebagai alasan. Kami juga mengafirkan orang-orang dengan alasan yang sama, hati kami menyempit dengan kebencian terhadap Al-Qaeda. Kami juga didoktrin untuk tidak perlu khawatir kepada apapun kecuali mereka. Hampir setiap hari telinga kami dijejali dengan berbagai tuduhan, hasutan dan pengafiran terhadap Al-Qaeda. Hal tersebut membuat sempit hati saya dan meningkatkan kebencian kami terhadap Al-Qaeda. Mereka mengatakan, "Al-Qaeda melakukan ini dan mereka melakukan itu, dan Al-Qaeda akan melakukan ini dan itu." Dan salah satu hal yang biasa mereka gunakan untuk mencuci otak kita adalah perkataan bahwa Al-Qaeda telah mencapai Tamkin (menguasai) wilayah Al-Mukallah tetapi mereka tidak mengatur Al-Mukallah dengan Syariah Islam, pada saat itu hati saya ingin membantah pernyataan tersebut, tetapi sayangnya saya tidak bisa menyatakan hal tersebut. Jika Al-Qaeda tidak menegakkan Syariah Islam secara total di Al-Mukallah maka (sebagaimana yang saya lihat) adalah wajar jika mereka tidak menyatakan diri sebagai kekhalifahan dan tidak pula mengklaim telah meraih Tamkin/kekuasaan. tidak sebagaimana kami, (yang bahkan tidak menguasai satu wilayah pun) tetapi menjadi orang-orang yang mendeklarasikan sebuah kekhalifahan, yang berdasarkan Manhaj (Metodologi) Nabi sebagaimana yang kami klaim. Sungguh naif, bagaimana mungkin kami bisa mendeklarasikan kekhalifahan di Yaman sementara tidak ada satupun wilayah di Yaman yang berada di tangan kami, melainkan berada di tangan Abdu Rabbi Mansour Hadi, Syiah Houtsi, Al-Islah (partai Islam Yaman), Al-Qaeda, kekuasan kabilah dan suku serta Al-Hirak (Pergerakan Politik Yaman Selatan). Demikianlah, Al-Qaeda secara jujur menyadari bahwa mereka tidak mampu menegakkan Syariah Islam secara total di Al-Mukallah, maka hal pertama yang mereka lakukan adalah tidak tergesa-gesa mendeklarasikan kekhalifahan atau mengklaim telah memiliki kekuasaan secara lengkap (Tamkin). Al-Qaeda bahkan mengatakan secara jelas bahwa mereka hanyalah sebuah kelompok gerilyawan yang melaksanakan Syariah Islam sesuai batas kemampuan dan kekuatan mereka, dan bahwa mereka masih berada di jalan dakwah dan jihad, serta bahwa mereka belum mencapai buah Dakwah dan Jihad. Dan sebagaimana yang diketahui, orang yang tergesa-gesa untuk meraih sesuatu sebelum waktunya, maka ia justru akan kehilangan sesuatu yang ia usahakan tersebut. (1) Demikianlah yang terjadi pada kami, kami (ISIS) tergesa-gesa menyatakan Khilafah dan menuduh mereka yang tidak memberikan baiat mereka kepada kami, (sungguh ini sangat kami sesali), sebagai orang-orang yang rusak (fasik), para pelaku bid'ah, kami bahkan mengafirkan mereka yang tidak memberikan baiat kepada kami. Mengherankan juga bahwa banyak dari kami yang mengafirkan Al-Qaeda dalam pertemuan-pertemuan yang kami adakan secara rahasia sementara pada saat yang sama kami berada dan bermukim di wilayah mereka. Selanjutnya, Demi Allah Subhanahu wa Ta'ala! Sebagian dari kami bahkan mengirim orang untuk meminta bantuan kepada Al-Qaeda di depan mata saya, dan Al-Qaeda tidak pernah menahan diri untuk mengulurkan bantuan kepada kami. Saya juga selalu bertanya kepada diri saya sendiri, "Bagaimana mungkin kami bisa mengatakan bahwa Al-Qaeda tidak menerapkan Syariah di Al-Mukallah, sementara kami hidup dan bermukim di wilayah ini?" Bukankah ini berarti bahwa kami hidup dan bermukim wilayah orang kafir (Dar Al-kufur), jadi bagaimana kami bisa kita tinggal di sana? Kenyataannya adalah, jika kami akan meninggalkan Hadramout, maka di mana kami akan menemukan tempat untuk menegakkan Syariah? Semua ini karena setiap wilayah di Yaman memiliki penguasa yang memerintah wilayah tersebut. Jadi dimanakah kekhalifahan itu dan di mana Metodologi Manhaj Nabi yang mereka klaim itu? Serta di manakah kekuasaan dan kekuatan yang akan melindungi kekhalifahan dan manhaj Nabawi ini? Di manakah tanah orang-orang mukmin itu (Dar Al-Mukminin)? Saya takut jika kami telah memperolok-olok ayat-ayat Allah seperti yang dikatakan oleh salah seorang saudara kami, tanpa kami sadari. Ketika Allah menyebut Nabi Daud dengan sebutan Khalifah, Allah Ta'ala menghubungkan sebutan itu dengan kekuasaan yang memerintah manusia. Dia berfirman: "Wahai Daud! Sesungguhnya engkai Kami jadkan Khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil!" (Shaad: 26) Jadi di manakah tanah yang benar-benar menjadi daerah kekuasaan kami? Bukankah pada kenyataannya, Ibukota Yaman (Sana'a) sendiri berada di dalam genggaman Rawafid yang menindas Ahlu Sunnah dengan keras. Jadi, dimanakah kekhalifahan dan tentara kekhalifahan, dan di mana hak-hak rakyat yang seharusnya kami layani dan lindungi? Kapankah kami menghilangkan penindasan terhadap kaum Muslimin, dan melindungi otoritas Negara Islam yang kami aku-akui telah berada di Yaman? Bukankah pada kenyataannya orang-orang di Sana'a justru tidak tahu apa-apa tentang apa yang kita namakan khilafah atau khalifah ini, mereka bahkan menganggap bahwa aksi bom bunuh diri di Masjid Syiah ini dilakukan oleh Al-Qaeda (padahal, kami [ISIS] lah pelakunya) Dan saya ingin bertanya kepada Khilafah atau gubernur mereka di Yaman, meskipun fakta menyatakan bahwa tidak ada yang satupun yang mengenalinya, saya ingin bertanya, "Berapa besar jumlah warga sipil di bawah perawatan Anda?", "Berapa banyak orang yang miskin dan apa kebutuhan mereka?", dan "Bagaimana tentang orang-orang tertindas yang membutuhkan seseorang untuk membela mereka melawan para penindas itu?" Kepada siapakah rakyat Sana'a harus mengadukan beratnya penindasan yang mereka alami? Demikian juga para penduduk Aden, Hadramout, Al-Baydhaa, Shabwah, Al-Hadidah, Umran, Sa'ad, Al-Jawf, dan Ma'rib? Di manakah gubernur, di mana para hakim, di mana para prajurit, dan di mana Bait Al-Maal kaum Islam? Wahai gubernur, wahai Khalifah, apakah kalian membantu kaum yang tertindas? Dan apakah kalian menolong para fakir miskin dengan tangan kalian? Apakah ibu kota Negara Islam, Sana'a, diperintah oleh Syariah Allah ataukah justru diperintah oleh Syariah Khomeini? Jika diperintah dengan Syariah Khomeini dan konstitusi Perancis, maka mengapa engkau berbohong dan mengatakan kepada orang-orang bahwa ini adalah pemerintahan berdasarkan Syariah Allah di bumi, sementara Daulah yang kalian klaim itu lemah dan lemah; Ini hanyalah sebuah nama tanpa makna. Allah berfirman: "Dan siapa yang bisa lebih jahat dari orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah?" Ketika saya bermuhasabah diri dan bertanya pada diri saya, akhirnya saya menyadari dan saya benar-benar merasa sangat menderita, sedih dan sangat malu. Ini tidak hanya bohong tapi ini adalah sebuah kebohongan yang bercampur dengan hilangnya rasa malu. Nabi ï·º bersabda: "Jika engkau tidak punya malu, maka berbuatlah semaumu." (Shahih) Dan terakhir, jika ini adalah Khilafah yang berlandaskan Metodologi Nabi maka menurut saya, pernyataan seperti jelas-jelas telah menganiaya Nabi (ï·º) dalam cara yang paling buruk, dan palsu yang menunjukkan bahwa ini adalah Manhajnya yang sebenarnya (Manhaj yang mengkhianati Nabi), sementara ini adalah kebohongan yang mengatasnamakan Metodologi Nabi (ï·º), tidakkah mereka teringat dengan Sabda Nabi ï·º yang mengatakan "Barangsiapa menceritakan kebohongan tentang aku, maka biarkan dia mengambil tempatnya di neraka." (Shahih) Ya Allah saya menyatakan bahwa saya tidak bersalah dari segala kebohongan ini, dan dari segala bentuk permainan dan upaya untuk mempermainkan ayat-ayat Engkau. Catatan kaki: (aliakram/arrahmah.com) |
Rusia mengebom pabrik roti Turki di Suriah Posted: 30 Nov 2015 12:05 AM PST IDLIB (Arrahmah.com) - Jet Rusia mengebom sebuah pabrik roti yang dibangun oleh lembaga kemanusiaan Turki di Kota Idlib, barat laut Suriah pada Ahad (29/12/2015). World Bulletin melansir (30/11), pabrik roti didirikan 16 bulan yang lalu oleh Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (IHH) dan memproduksi sekitar 65.000 roti perharinya, dan melayani 40.000 orang, ungkap pejabat yayasan. |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |