Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

AS mengklaim serangan drone mereka telah membunuh 150 pejuang Asy-Syabaab

Posted: 07 Mar 2016 04:00 PM PST

Peta Mogadishu

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Militer negara penjajah AS mengklaim telah melancarkan serangan pesawat tak berawak di sebuah kamp pelatihan Asy-Syabaab di Somalia selama akhir pekan dan membunuh sedikitnya 150 pejuang.

Pentagon mengklaim pada Senin (7/3/2016) bahwa serangan terjadi selama akhir pekan di kamp yang terletak sekitar 195 km dari utara ibukota Somalia, Mogadishu.

"Para pejuang tengah dilatih dan dilatih untuk serangan besar-besaran. Kami tahu mereka akan meninggalkan kamp dan mereka menjadi ancaman untuk pasukan Uni Afrika dan AS," klaim Kapten Jeff Davis, juru bicara Pentagon seperti dilansir Al Jazeera.

"Itu adalah operasi udara. Penilaian awal adalah bahwa lebih dari 150 pejuang dibunuh," lanjutnya mengklaim tanpa memberikan bukti berupa foto atau apapun untuk memperkuat pernyataannya.

Davis mengatakan sebanyak 200 pejuang diyakini berada di dalam kamp yang menurut militer AS telah dipantau selama beberapa minggu sebelum serangan.

Sejauh ini pihak Asy-Syabaab belum mengeluarkan pernyataan resmi untuk merespon klaim AS tersebut.

Dalam peristiwa lain, pada Senin (7/3), enam orang terluka ketika sebuah bom yang ditanam di dalam notebook meledak di bandara di pusat kota kecil Beledweyne. Bom meledak di sebuah pos pemeriksaan.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu. (haninmazaya/arrahmah.com)

Serangan udara rezim Nushairiyah bunuh 50 orang di kota Abu Al Duhur, Idlib

Posted: 07 Mar 2016 03:30 PM PST

Serangan udara gempur pedesaan timur Idlib, membunuh sedikitnya 50 orang. (Foto: Internet)

IDLIB (Arrahmah.com) - Sedikitnya 50 orang gugur pada Senin (7/3/2016) dalam serangan udara rezim Nushairiyah Suriah di sebuah pasar di provinsi Idlib, ujar laporan aktivis lokal.

Pesawat-pesawat tempur rezim telah melakukan tiga serangan di pasar utama di kota Abu Al Duhur di pedesaan timur Idlib, sekitar 30 km dari selatan Aleppo, meninggalkan 50 orang gugur dan puluhan lainnya luka-luka, lansir Zaman Alwasl.

Koordinator oposisi, Riad Hijab, mengatakan kepada para wartawan bahwa pembantaian tersebut merupakan bagian dari pola pelanggaran "gencatan senjata" yang dilakukan rezim.

Hijab mengatakan pertempuran terbaru serta penangkapan oleh pasukan rezim menyebabkan oposisi mempertimbangkan kembali apakah harus menghadiri perundingan perdamaian di Jenewa.

"Akan ada keputusan yang jelas tentang hal ini," ujar Hijab.

Lima tahun perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 400.000 orang dan menciptakan krisis pengungsi besar-besaran di Libanon, Turki dan Uni Eropa.

"Gencatan senjata" parsial, yang disusun oleh AS-Rusia mulai berlaku seminggu lalu, namun serangan demi serangan udara tetap menggempur kota-kota Suriah bahkan wilayah yang tercakup dalam perjanjian "gencatan senjata". (haninmazaya/arrahmah.com)

Dari Astronot menjadi pengungsi Suriah di Istanbul

Posted: 07 Mar 2016 08:33 AM PST

In 1985 Mohammad Faris was selected to join the Interkosmos training programme, for allies of the Soviet Union. Today he is one of highest ranking defactors from the Syrian regime, dedicating his life to helping refugees

Kemudian Faris meminta presiden untuk mendanai institusi ilmu pengetahuan luar angkasa nasional untuk membantu warga Suriah lainnya untuk mengikuti jejaknya menginjakkan kaki di angkasa. Namun jawaban yang ia dapatkan adalah "tidak".

"Dia [Hafez Asad] ingin agar rakyatnya tetap tidak berpendidikan dan terpecah belah, dengan pemahaman yang terbatas," kata Faris. "Begitulah para diktator tetap berkuasa. Sangat berpikiran bahwa memberikan rakyat visi bahwa institusi ilmu pengetahuan ruang angkasa adalah berbahaya." Sebaliknya, Faris diberikan posisi di kampus angkatan udara, mengajar ratusan pemuda untuk menerbangkan pesawat jet. Hafez Asad mungkin disebut "Top Gun" tetapi Faris mengatakan bahwa kekuasannya adalah "kekuasaan kosong".

Saat ia menjadi kepala akademi angkatan udara Suriah, ia menjadi seorang penasehat militer, berharap ia bisa masuk akademi pada 2011. Namun pada saat itu, Arab Spring tersebar di seluruh wilayah.

"Saat protes dimulai, tidak ada apa-apa selain kedamaian, selama berbulan-bulan." Faris mengatakan ia dan istrinya bergabung dalam demonstrasi, berkumpul di Damaskus, dan menyerukan perubahan yang damai. Mereka diancam pleh para pendukung rezim Asad karena berdemo tetapi mereka tidak berhenti.

"Ini adalah rakyat saya, semuanya adalah rakyat saya, rakyat kita," katanya. Faris dan istrinya mendiskusikan protes itu secara langsung dengan para pemimpin, menyeru kepada mereka untuk membuat perubahan yang berani, " tetapi mereka [Asad] menganggap diri mereka adalah Tuhan.

Menyaksikan perang di Suriah yang semakin rumit, ia dan keluarganya diam-diam melarikan diri, memberanikan diri menyeberang perbatasan Turki bersama istri dan ketiga anaknya.

Tiba di Istanbul, ia diterima dan dihormati. Hal itu nampak dari kantornya di Istanbul yang dihiasi dengan medali dan hingga saat ini ia menerima undangan dari Rusia untuk menghadiri konferensi tetapi ia menolak hingga kondisi tertentu kembali seperti semula.

"Mereka harus menghentikan kekerasan mereka. Masalahnya adalah Saya memahami cara mereka berpikir, sayangnya, Saya tidak bisa jadi teman mereka."

Saat ini ia menjadi penasehat bagi pemerintah Turki tentang hak-hak pengungsi Suriah.

Dia juga telah menolak tawaran dari LSM Eropa untuk membantu dengan aplikasi suaka yang juga menyindirnya apakah ia akan dimanfaatkan untuk kepentingan politik. "Mereka tidak turun tangan saat mereka dibutuhkan," katanya, mengacu pada pemerintah Eropa dan AS, "dan mereka menentang cita-cita saya, jadi Saya tidak bisa tinggal di sana."

Meskipun demikian, ia tetap berharap banyak akan perubahan Suriah yang lebih baik. (siraaj/arrahmah.com)

Mujahidin IIA berhasil rebut 2 basis strategis musuh di Babaji

Posted: 07 Mar 2016 07:35 AM PST

babaji

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Laporan dari Babaji, ibukota Lashkar Gah, menyatakan bahwa sekitar pukul 01:00 waktu setempat hari ini Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) meluncurkan serangan terhadap basis strategis batalion musuh dan pos pemeriksaan pertahanan musuh yang terletak di wilayah Sepan Masjid Spin.

Serangan ini dilancarkan di tengah operasi tahunan 'Azm' yang sedang berlangsung.

Serangan itu berlangsung sampai sekitar pukul 3:00, di mana kedua posisi musuh berhasil diserbu seluruhnya dan pasukan bayaran musuh melarikan diri dan meninggalkan mayat 21 rekan bersenjata mereka.

Sebanyak 2 senapan mesin As, 3 senapan US, 2 senapan AK, peluncur RPG, tabung mortar, senapan sniper, 1 item NVG, 13 artileri dan sejumlah besar peralatan lainnya disita dalam operasi tersebut. Sementara sebuah APC musuh dihancurkan.

Seluruh area saat ini berada di bawah kendali Mujahidin, lansir Voice of Jihad.

Pada waktu yang sama (tengah malam), Mujahidin juga menyerang sebuah pos pemeriksaan polisi di daerah Baezo Babaji selama satu setengah jam, menewaskan 8 musuh bersenjata serta merebut ebuah PKM, peluncur RPG, 6 senapan AK dan sejumlah besar peralatan lainnya.

Segala puji bagi hanya Allah, tidak ada Mujahidin yang gugur maupun cedera dalam operasi ini.

(banan/arrahmah.com)

Nyatakan diri bertaubat, milisi Arbaki serahkan kendaraan dan senjata kepada Mujahidin IIA di Seyuri

Posted: 07 Mar 2016 04:00 AM PST

arbakitaubat

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Seorang milisi Arbaki yang bekerja di pos pemeriksaan desa Shara distrik Seyuri menyatakan bertaubat atas kesalahannya.

Voice of Jihad melaporkan bahwa ia menyerahkan diri kepada Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) sekitar pukul 11:00 waktu setempat, Sabtu(5/3/2016).

Milisi Arbaki bernama Azizullah bin Hamdullah dari distrik Deh Rawud, Uruzgan, ini juga membawa sebuah truk pickup, senapan mesin PKM, senapan AK dan sejumlah besar amunisi.

Mujahidin menyambutnya dengan tangan terbuka dan memindahkannya ke sebuah lokasi yang aman.

(banan/arrahmah.com)

Operasi Mujahidin IIA di Nawa tewaskan 8 pasukan musuh, sejumlah ghanimah disita

Posted: 07 Mar 2016 03:50 AM PST

iia

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Sebuah pos pemeriksaan utama musuh yang terletak di wilayah Tangano Godar distrik Nawa menjadi target serangan Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) pada pukul 01:00 waktu setempat, Ahad (6/3/2016), di tengah operasi tahunan 'Azm' yang sedang berlangsung.

Mujahidin menggunakan senjata berat dan ringan dalam operasi yang berlangsung selama dua jam ini, lansir Voice of Jihad.

Mujahidin akhirnya berhasil merebut pos pemeriksaan tersebut dan memaksa sejumlah musuh bersenjata melarikan diri meninggalkan mayat 8 rekan mereka.

Sebanyak 2 senapan mesin PKM, peluncur RPG, 2 senapan Ak, senapan mesin peluncur granat dan sejumlah besar peralatan lainnya disita oleh Mujahidin sebagai ghanimah.

Bala bantuan musuh yang dikirim ke lokasi pertempuran membuat musuh menderita kerugian yang lebih besar.

(banan/arrahmah.com)

Gerhana Matahari Total picu gempa dan air pasang

Posted: 07 Mar 2016 02:30 AM PST

Gerhana matahari dapat memicu gempa dan air pasang. (Foto: Internet)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Ada sedikit persamaan antara Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan, yaitu sama-sama menyebabkan gaya pasang surut maksimum, mantan Kepala Observatorium Bosscha, Moedji Raharto mengatakan kepada CNN Indonesia.

Moedji menjelaskan, sebagaimana dilansir CNN (7/3/2016), siklus bulan dan gaya tariknya terhadap gravitasi sangat kuat. "Hal ini bisa memicu gempa, apalagi untuk daerah-daerah yang rawan mengalami patahan," ungkap Moedji.

Moedji tidak bisa memprediksi seberapa besar kekuatan gempa jika benar-benar terjadi, sebab selama ini belum ada dampak yang kentara mengenai gempa yang diakibatkan oleh gerhana.

Ia menambahkan, "tapi pasang surut yang kuat ini memang sudah seharusnya terjadi."

Selain gempa, Moedji menyatakan setiap menjelang Gerhana Matahari akan menimbulkan angin semilir dan suhu lebih rendah dari biasanya di kawasan yang tertutup bulan. (fath/arrahmah.com)

Korut ancam serang Korsel dan AS dengan nuklir

Posted: 07 Mar 2016 02:00 AM PST

Korea Utara mengatakan latihan militer bersama yang rutin ini merupakan persiapan untuk invansi ke wilayahnya. (Foto: Getty Images)

PYONGYANG (Arrahmah.com) - Korea Utara telah mengancam akan melakukan serangan nuklir "tanpa pandang bulu" terhadap Korea Selatan dan AS jika mereka memaksa untuk melakukan latihan militer bersama.

Korea Utara menganggap latihan perang rutin yang digelar AS-Korsel merupakan persiapan untuk invasi.

Latihan bersama yang disebut Foal Eagle and Key Resolve ini merupakan latihan terbesar yang melibatkan sekitar 300.000 tentara Korea Selatan dan 15.000 personil tentara AS.

Latihan itu dilakukan beberapa hari setelah PBB meloloskan sanksi baru untuk Korea Utara sebagai reaksi atas uji coba nuklir dan peluncuran rudal oleh Korea Utara pada awal tahun.

Sebagaimana dilansir BBC (7/3/2016), Korea Utara bereaksi keras terhadap sanksi PBB tersebut dengan menembakkan rudak jarak dekat ke laut dan Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, memerintahkan aparatnya agar mengatur senjata nuklir milik negara itu 'agar siap digunakan'. (fath/arrahmah.com)

Hadang pengungsi, kapal NATO patroli di Yunani dan Turki

Posted: 07 Mar 2016 01:30 AM PST

Akan ada lebih banyak kapal yang dikirim ke wilayah perairan Yunani dan Turki. (Foto: AFP)

YUNANI (Arrahmah.com) - Upaya untuk membendung arus pengungsi dan migran ke Eropa mendapat momentum baru ketika kapal-kapal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) beroperasi di perairan Yunani dan Turki.

Sebagaimana dilansir BBC (7/3/2016), NATO mengungkapkan akan ada lebih banyak kapal yang dikirim ke sana dan sekarang kapal-kapal tersebut akan beroperasi di wilayah perairan Yunani dan Turki.

"Tujuan pengerahan kapal NATO tidak untuk menghentikan atau mendorong kembali perahu-perahu migran, tetapi membantu sekutu-sekutu kami Yunani dan Turki, juga Uni Eropa, dalam upaya mereka mengatasi perdagangan manusia dan jaringan kriminal yang mengobarkan krisis ini," klaim Sekjen NATO Jens Stoltenberg.

NATO juga akan meningkatkan kerja sama dengan Badan Pengawasan Perbatasan Uni Eropa yang beroperasi di kawasan Aegea.

Uni Eropa dan Turki direncanakan akan membahas krisis pengungsi Senin ini (7/3). Muncul lapora-laporan tentang kemungkinan kesepakatan untuk menutup rute Balkan Barat menuju Eropa. (fath/arrahmah.com)

KTT OKI dan kemerdekaan 'semu' Palestina

Posted: 07 Mar 2016 01:02 AM PST

Peta perubahan wilayah "Israel" dan Palestina

Oleh: Umar Syarifudin

(Lajnah Siyasiyah DPD HTI Kota Kediri)

(Arrahmah.com) - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk di Maroko pada 25 September 1969 yang dituangkan dalam Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan pada Piagam Perserikatan Bangsa- Bangsa dan hak asasi manusia (HAM). Saat ini, OKI beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim di Asia dan Afrika. Salah satu tujuan pokok pembentukan OKI adalah membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Setidaknya 56 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa di Jakarta yang secara khusus membahas isu Palestina. KTT ini mengangkat tema 'United for a Just Solution'. Hal ini diselenggarakan untuk mencari terobosan guna menyelesaikan isu Palestina dan Al-Quds Al-Sharif. Pertemuan pejabat tinggi Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) ke-5 fokus membahas rancangan dua dokumen hasil, yakni resolusi dan deklarasi serta langkah-langkah terkait lainnya.

Banyak pihak berharap, Indonesia sebagai negara dengan Muslim terbesar di dunia memegang tanggung jawab besar atas keberlangsungan dan efektivitas OKI sebagai media perjuangan negara-negara Islam, di tengah berbagai permasalahan yang mencuat seperti perang saudara di Suriah yang sudah berlangsung selama lima tahun dan sengketa di dalam dan di antara negara- negara Islam di Timur Tengah.

Banyak Negara baik di Asia dan Eropa dan dari benua Amerika yang menyatakan pengakuan dan dukungan bagi kemerdekaan palestina serta dukungan akan bergabungnya palestina menjadi bagian dari anggota tetap dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB.

Dalam pidato pembukaannya, Jokowi menyatakan, keberadaan OKI harus dipertanyakan jika tak sungguh-sungguh mencari jalan keluar persoalan Palestina yang saat ini wilayahnya masih diduduki secara ilegal oleh Israel."OKI harus jadi bagian dari solusi (masalah Palestina). Jika tak bisa keberadaan OKI jadi tak relevan," ucap Jokowi di JCC Jakarta, Senin (7/3/2016) - liputan6.com (7/3). Presiden Joko Widodo pun menyampaikan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa Indonesia mendukung berbagai terobosan dan inisiatif untuk menyelenggarakan konferensi internasional tentang perdamaian Palestina.

Dukungan Indonesia atas kemerdekaan Palestina, lanjut Presiden, akan dilaksanakan sesuai kerangka "two-state solution" yang mengikuti format PBB. Indonesia mendukung berbagai terobosan, inisiatif untuk menyelenggarakan konferensi internasional tentang perdamaian Palestina. Terkait rencana peresmian Konsul Kehormatan RI di Ramallah pada bulan ini, Jokowi menyampaikan terima kasih atas persetujuan yang diberikan. Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah Indonesia akan mengutus Menlu Retno ke Ramallah untuk meresmikan Konsul Kehormatan tersebut.

Harapan umat Islam, tentu ada langkah kongkrit dari penguasa negeri-negeri muslim untuk membebaskan kembali rakyat dan tanah Palestina seutuhnya. Namun berkaca dari pengalaman sebelumnya, seringkali dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, hanya sekadar retorika politik kosong, tanpa ada bukti nyata. Sekadar pencitraan untuk mencari simpati umat yang memang sangat berharap penjajahan Palestina bisa dihentikan. Terkait dengan dukungan dari Negara-negara peserta KTT OKI, dukungan ini bisa diduga untuk membangun citra anti penjajahan.

Fatamorgana

Jika dihitung sejak pendudukan Israel sekaligus pendirian Negara Yahudi itu di Palestina pada tahun 1948 hingga hari ini, maka Tragedi Palestina sudah berumur lebih dari 68 tahun. Selama itu pula sudah tak terhitung korban di pihak rakyat Palestina oleh kebiadaban Yahudi tersebut. Kekejaman demi kekejaman yang dilakukan oleh Yahudi terhadap rakyat Palestina seolah tak pernah akan berhenti, terus berulang dari waktu ke waktu.

Sejarah puluhan tahun telah membuktikan, segala upaya diplomasi selalu gagal dalam menindak dan menghukum Israel. Serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan dan aktifis di atasnya membuktikan bahwa Israel sama sekali tidak mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan. Juga menunjukkan bahwa satu-satunya bahasa yang dipahami oleh Israel adalah bahasa perang. Karenanya hanya bahasa perang sajalah yang akan bisa diperhatikan oleh Israel.

Dengan adanya konspirasi Zionisme-Imperialisme ini, jelas perdamaian apapun yang digagas oleh negara-negara Barat pimpinan AS, meski itu melibatkan PBB, adalah perdamaian yang penuh kepura-puraan. Terakhir, peta jalan (road map) yang diprakarsai oleh kwartet AS, Uni Eropa, Rusia dan PBB jelas bernasib sama dengan usulan perdamaian yang lain seperti Konferensi Madrid (Oktober 1991) dan Perjanjian Oslo (September 1993). Berdasarkan peta jalan ini, dijanjikan sebuah negara Palestina yang merdeka pada tahun 2005. Faktanya, hingga tahun 2011 ini, kemerdekaan Palestina masih sebatas mimpi. Bahkan ada kesan, Amerika sebagai penyokong utama institusi Israel, siap untuk terus menghambat kemerdekaan Palestina dan pengakuan dari PBB.

Bahkan jika pun puluhan resolusi itu berhasil dikeluarkan oleh PBB, tidak pernah efektif menindak Israel atas kejahatannya itu. Lagi-lagi sejarah menunjukkan bahwa resolusi PBB itu seakan hanya efektif diberlakukan terhadap negeri-negeri Islam namun melempem dan tumbul terhadap Israel. Sejak berdirinya Israel sudah melanggar lebih dari 85 resolusi PBB, namun tidak ada satupun tindakan tegas dijatuhkan terhadap Israel. Maka lagi-lagi sejarah dengan gamblang mengatakan resolusi PBB tidak akan berarti apa-apa. Karena itu menggantungkan tindakan tegas dan hukuman terhadap Israel kepada PBB dengan resolusinya adalah sia-sia. Kenyataan itu sudah diketahui oleh semua orang.

Termasuk dengan berbagai acara-acara seremonial konferensi, termasuk KTT OKI, para penguasa dan politisi pasti sangat mengetahui kenyataan bahwa seruan-seruan dan pengakuan kemerdekaan Palestina bukanlah solusi riil. Lalu kenapa sesuatu yang sudah jelas tidak efktif itu masih saja diupayakan dan dijadikan sandaran harapan?

Pernyataan berulang mendukung kemerdekaan Palestina kerap disampaikan Indonesia. Namun kita perlu tegaskan, dukungan yang diberikan selama ini tidaklah cukup. Bahkan jauh dari upaya sungguh-sungguh untuk menyelesaikan persoalan Palestina. Sebab persoalan Palestina bukanlah masalah pertanian, bukan pula masalah keuangan mikro atau pemerintahan yang bersih. Namun masalah Palestina adalah keberadaan penjajah Yahudi di bumi yang diberkati itu. Kita ulangi , persoalan Palestina adalah masalah penjajahan entitas Yahudi.

Segala bentuk solusi yang tidak mengarah kepada penghilangan penjajahan ini tidak akan menyelesaikan persoalan Palestina. Termasuk pemberian kemerdekaan kepada Palestina dalam konteks "solusi dua negara" (two states solution ) yang diadopsi Indonesia. Solusi ini justru merupakan pembenaran terhadap keberadaan penjajah Yahudi yang ilegal.

Bantuan kesehatan hanya bersifat mengobati, setelah itu penjajah Yahudi,- kalau tidak ada yang mencegah-, kembali membombardir , membunuh, dan melukai umat Islam. Bantuan pembangunan atau ekonomi pun tidak begitu berarti, apabila serangan bersenjata yang menargetkan rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, dan pemukiman penduduk tidak dihentikan. Dibangun, berhenti sejenak, dihancurkan lagi. Begitulah terjadi secara berulang.

Keterlibatan Indonesia dalam proses perdamaian yang disponsori PBB, Amerika Serikat, atau negara-negara Eropa, tidak akan menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Pasalnya, segala bentuk proses perdamaian ala Barat, tetap dalam kerangka mempertahankan penjajah Yahudi. Padahal penjajah ini lah yang menjadi persoalannya. Proses perdamaian hanyalah membuang-buang waktu yang memperpanjang penderitaan rakyat Palestina.

Jalan terang

Palestina merupakan negeri Islam yang ditaklukkan secara damai oleh Daulah Khilafah Islamiyyah pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Hâfidz Abu Qâsim Ibnu 'Asâkir di dalam al-Mustaqshâ fi Fadhail al-Masjid al-Aqsha, setelah menaklukkan Damsyiq beliau kemudian mengarahkan pasukannya yang dipimpin oleh Abu Ubaidah ke daerah Iliya (Palestina) dan mengepung daerah tersebut selama beberapa hari hingga penduduk negeri tersebut meminta damai kepada kaum Muslimin dengan syarat Umar bin Khattab menjumpai mereka.

Bertolak dari kenyataan tersebut, tanah Palestina termasuk dalam katagori ardh al-shulhi (tanah yang diperoleh melalui perundingan damai). Sedangkan status ardh al-shulhi sesuai dengan isi perjanjian yang disepakati antara pemerintahan Islam dengan penduduk negeri yang ditaklukkan. Selama tidak bertentangan dengan syara', kaum Muslim pun wajib menaati klausul perjanjian yang telah disepakati itu. Rasulullah saw bersabda:

الصُّÙ„ْØ­ُ جَائِزٌ بَÙŠْÙ†َ الْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ِينَ Ø¥ِÙ„َّا صُÙ„ْØ­ًا Ø­َرَّÙ…َ Ø­َÙ„َالًا Ø£َÙˆْ Ø£َØ­َÙ„َّ Ø­َرَامًا

Perjanjian damai itu boleh antara kaum Muslim kecuali perjanjian damai yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram (HR Abu Dawud dan al-Tirmidzi).

Di dalam kitab 'Awn al-Ma'bûd dijelaskan bahwa kata bayna al-muslimîn memberikan makna kharaja makhraj al-ghâlib (mengikuti adat kebiasaan). Alasannya, perjanjian damai antara kaum Muslim dan kaum kafir diperbolehkan. Pada ghalibnya, yang diseru dengan hukum adalah kaum Muslim. Sebab, merekalah yang bersedia tunduk terhadapnya.

Rasulullah saw juga bersabda:

الْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ُونَ عَÙ„َÙ‰ Ø´ُرُوطِÙ‡ِÙ…ْ

Kaum Muslim tunduk dengan syarat-syarat mereka (HR al-Bukhari, Abu Dawud, dan al-Tirmidzi).

Berkaitan dengan tanah Palestina, terdapat klausul yang jelas mengenai status Yahudi. Di situ termaktub: Dan tidak seorangpun dari orang Yahudi boleh tinggal di Iliyâ.

Ketentuan ini berlaku hingga hari kiamat. Berdasarkan klausul tersebut, kaum Yahudi tidak boleh tinggal di Palestina. Terlebih dengan cara merampas dari pemiliknya, mengusir penduduknya, dan mendirikan negara yang berkuasa di atasnya.

Dukungan yang diberikan oleh penguasa-penguasa negeri Islam terhadap eksistensi negara Israel dan dukungan berdirinya negara Palestina jelas merupakan tindakan yang dzalim sekaligus merupakan pengkhiatan terhadap kaum muslimin. Mereka tanpa malu meridhai eksistensi negara yang berdiri di atas tanah yang dirampas dari kaum muslim. Sikap ini sekaligus menunjukkan bahwa tidak lain adalah agen-agen Barat ('umalâ) yang terus mendukung berbagai strategi negara-negara penjajah untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin.

Solusi final

Kegagalan masyarakat internasional, konvensi-konvensi dan lembaga-lembaga internasionalnya, untuk melindungi umat Islam Palestina, telah menjadi jelas. Bahkan hal yang sebaliknya telah terjadi . Merekalah yang justru menyetujui penindasan ini. Merekapun mendukung kejahatan keji terhadap umat Islam yang menjadi korbannya.

Maka jalan satu-satunya untuk menindak tegas Israel adalah dengan memobilisasi tentara dan senjata untuk mengepung Israel dan menghancurkannya serta menghukum para pemimpin dan siapa saja yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap kaum muslim khususnya penduduk Palestina. Negeri-negeri Islam sejatinya memiliki kekuatan militer dan persenjataan yang lebih dari mencukupi untuk melakukan itu. Yang belum ada di negeri kaum muslim adalah seorang penguasa mukhlis yang mau memobilisasi militer dan persenjataannya untuk melakukan itu.

Perlu kembali kita tegaskan, siapapun yang memang sungguh-sungguh dan serius untuk membebaskan Palestina dan negeri-negeri Islam lainnya, harus sungguh-sungguh pula memperjuangkan tegaknya Khilafah Islam. Apalagi, tegaknya khilafah adalah merupakan kewajiban syar'i yang tidak boleh kaum Muslimin berlepas dari dari kewajiban ini.

Karena itu kaum Muslim harus berjuang keras mewujudkan pemimpin mukhlis itu yaitu dengan membaiat seorang khalifah yang rasyid dan mukhlis. Khalifah akan menggerakkan tentara dan memobilisasi persenjataan dalam rangka jihad membela Islam dan kaum Muslim, membela penduduk Palestina dan siapapun dari kekejaman dan kebrutalan Israel dan mencabutnya entitas zionis itu sejak dari akarnya.

(*/arrahmah.com)