Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Puluhan sipil gugur dalam serangan udara pengecut oleh pasukan rezim Nushairiyah dan Rusia di pinggiran Damaskus

Posted: 13 Dec 2015 03:30 PM PST

Saksi mata mengatakan pasukan rezim Nushairiyah dan Rusia memulai pembantaian pada Ahad pagi. (Foto: EPA)

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Puluhan warga sipil Suriah gugur dalam serangan udara pengecut oleh tentara rezim Nushairiyah dan Rusia pada Ahad (13/12/2015) di pinggiran ibukota Suriah, Damaskus, ujar sumber kepada Al Jazeera.

Ahmad, seorang petugas dari Departemen Pertahanan Sipil di Douma mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan udara rezim dan serangan roket menargetkan distrik-distrik di Ghautah Timur, pinggiran Damaskus.

"Sedikitnya 41 warga sipil, termasuk sembilan anak tewas dalam serangan di Douma saja, 250 mengalami luka-luka," ungkap Ahmad.

"Sebuah sekolah bernama Al-Hosn Al-Basri juga menjadi target. Kepala sekolah bersama dengan empat siswa tewas dalam serangan itu. Siswa lain yang terluka telah dilarikan fasilitas medis terdekat," lanjut Ahmad.

Serangan dimulai pada pukul 8.30 waktu setempat.

"Dalam tiga bulan terakhir, daerah ini terus-menerus menjadi target serangan roket dan serangan udara, tidak ada dari korban tewas yang merupakan pejuang, semuanya warga sipil," ujar Ahmad.

"Orang-orang membayar harga untuk konflik bersenjata ini setiap harinya."

Pembantaian

Berbicara kepada Al Jazeera, fotografer yang berbasis di Douma, Muhammad Al-Abdullah mengatakan ia terbangun karena suara serangan udara pada Ahad pagi.

"Kebanyakan orang bersembunyi di ruang bawah tanah mereka. Tiga serangan udara mendarat di sebelah rumah saya. Pembantaian terjadi di sini," ujar Abdullah.

Pasukan rezim juga menargetkan kota terdekat, Sabqa, yang juga terletak di pinggiran Damaskus. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pernikahan massal diselenggarakan di Aleppo, 45 pasangan berpartisipasi

Posted: 13 Dec 2015 03:00 PM PST

Pejuang Suriah di Aleppo

ALEPPO (Arrahmah.com) - Organisasi amal Insan Channel pada Jum'at (11/12/2015) mengadakan pernikahan massal untuk 45 pasangan Suriah yang terdiri dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA), aktivis dan perawat di daerah yang dikuasai oleh pejuang Suriah di Aleppo, seperti dilaporkan Anadolu.

Aleppo adalah salah satu kota di Suriah yang berada di bawah serangan sengit hampir setiap harinya oleh pasukan rezim Nushairiyah dan sekutunya Rusia.

Wael Adel, koordinator pernikahan massal tersebut mengatakan kepada Anadolu bahwa "pernikahan massal ini adalah bagian dari salah satu yang lebih besar, yang akan mencakup semua provinsi Suriah". Ia mencatat bahwa jutaan dollar AS digelontorkan untuk proyek tersebut.

Adel menambahkan, dua dari calon pengantin pria yang terdaftar untuk mengikuti pernikahan massal tersebut, telah meninggal dunia beberapa hari sebelum pernikahan terjadi.

Insan Channel membayar semua biaya pernikahan dan memberikan sejumlah uang tunai kepada calon pengantin pria untuk membantu mereka dalam memulai kehidupan baru mereka.

Beberapa anggota dan pemimpin dari faksi oposisi menghadiri pernikahan tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)

Erdogan apresiasi dukungan Zuckerberg terhadap Muslim atas retorika Islamophobia Trump

Posted: 13 Dec 2015 05:30 AM PST

Erdogan apresiasi dukungan Zuckerberg terhadap Muslim atas retorika Islamophobia Trump.


ANKARA (Arrahmah.com) - President Turki Recep Tayyip Erdogan telah merilis sebuah pernyataan di akun Facebook-nya yang menyatakan bahwa dia menghargai pesan dukungan CEO Facebook Mark Zuckerbeg terhadap Muslim setelah pernyataan Islamophobia yang dilontarkan oleh calon presiden AS Donald Trump.

Sebagaimana dilansir oleh Daily Sabah, (Kamis (10/12/2015), Erdogan memposting pernyataannya dalam bahasa Turki dan Inggris, "saya ingin menyampaikan bahwa saya sangat menghargai pesan Mark Zuckerberg untuk menunjukkan perbedaan yang mendalam antara Islam dan terorisme sejak dua konsep ini sering disebutkan secara bersamaan akhir-akhir ini."

Presiden Erdogan, dalam berbagai kesempatan, telah menekankan bahwa "Islam adalah agama damai," dan menekankan bahwa tindakan terorisme tidak dapat dikaitkan dengan agama.

Zuckerberg telah mengungkapkan dukungannya terhadap Muslim yang mengkhawatirkan adanya aksi balas dendam atas serangan kekerasan yang terjadi baru-baru ini di Paris dan San Bernardino.

Donald Trump telah mengusulkan untuk melarang secara total semua Muslim untuk memasuki Amerika Serikat. Pemimpin politik lainnya telah mengutuk gagasan Trump sebagai suatu bentuk diskriminatif.

(ameera/arrahmah.com)

Musim dingin di Suriah, ayo bantu saudara kita!

Posted: 13 Dec 2015 02:19 AM PST

WHC peduli Suriah di musim dingin

(Arrahmah.com) - Saat ini saudara-saudara kita di Suriah hidup di bawah tenda-tenda pengungsian yang kian hari terasa kian dingin. Tubuh seakan tidak mampu menahan udara dingin hingga mencapai minus 16 derajat celcius. Kondisi semakin memburuk ketika mereka hanya mengandalkan bantuan kemanusiaan karena minimnya sarana-prasarana untuk menghangatkan tubuh mereka…

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Orang-orang yang mendermakan harta mereka untuk membela Islam adalah laksana orang menanam sebuah biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan pahala kepada siapa yang dikehendaki-Nya karena kedermawanannya. Allah Mahaluas rahmat-Nya lagi Maha Mengetahui niat orang-orang yang berderma." [Al-Baqarah, 2: 261]

Salurkan bantuan Anda sebagai bentuk peduli terhadap mereka melalui World Human Care (WHC)

Berikan Infaq terbaiknya melalui rekening:

Bank Mandiri
No. rek 900.00.2109881.0
An. Ismail Abdurrahman

Konfirmasi Infaq melalui SMS/WA : 0821 6625 1818

Tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat Suriah, disebut-sebut merupakan konflik terpanjang dan paling mematikan dalam gerakan masyarakat sipil melawan penguasa zhalim yang mulai meluas di dunia Arab sejak tahun 2011. Jumlah korban tewas akibat konflik Suriah sampai saat ini mencapai lebih dari 310.000 jiwa.

Suriah selalu ada di hati kaum muslimin. Suriah negeri yang diberkahi dan dimuliakan Allah, senantiasa istimewa dengan segala keutamaannya seperti yang dikabarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Penduduknya sedang diuji dengan ketakutan, kelaparan dan serba kekurangan, terlebih lagi saat musim dingin tiba. Ambillah perhatian dengan peduli terhadapnya, jadilah pionir dalam kebaikan, sisihkan sebagian harta yang Allah titipkan kepada kita dengan menginfakkannya. Sungguh Allah Maha Kaya, cukuplah Allah yang akan menggantikan setiap harta yang kita dermakan di jalan-Nya.

Hubungi kami :

Tel.: +62-813-1036-4433
📧 Email: worldhumancare.info@gmail.com
🌍 www.worldhumancare.org
Sekretariat: Jl. Gg. Mawar, Kp. Buaran, Serpong, Tangerang Selatan.
Facebook: worldhumancare.whc
Twitter: @whc_info
Instagram: worldhumancare
📝 Media Partner : arrahmah.com

Mohon bantu menyebarkan informasi ini.

Semoga menjadi pemberat timbangan amal shalih di akhirat nanti. Aamiin ya rabb…

(*/arrahmah.com)

Seorang pelajar Muslim AS kesal karena dicurigai membawa bom di ranselnya

Posted: 12 Dec 2015 11:00 PM PST

Seorang pelajar Muslim diintrogasi oleh gurunya apakah dia membawa bom di ranselnya.

GEORGIA (Arrahmah.com) - Ayah dari seorang pelajar Muslim di sekolah menengah mengatakan bahwa seorang guru bertanya kepada putrinya apakah ia membawa bom di ranselnya.

Kepala sekolah telah meminta maaf atas insiden itu, menurut juru bicara pihak sekolah.

Abdirizak Aden mengatakan bahwa guru di Sekolah Menengah Shiloh di Gwinnett County, Georgia, menghentikan putrinya yang berusia 13 tahun, memakai kerudung, dan bertanya apakah dia membawa bom.

Aden mengatakan kepada Atlanta Journal-Constitution bahwa putrinya sangat kesal dengan komentar itu dan ia pergi ke sekolah untuk melihat apa yang terjadi.

"Saya marah," kata Aden, yang tinggal di Snellville dan bekerja sebagai sopir truk dan pemilik toko kelontong. "Saya akan mengeluarkan anak saya [dari sekolah]."

"Kami dari Afrika, kami adalah Muslim, kami tinggal di Amerika," katanya.

"Saya tidak mengajarkan kepada anak-anak saya untuk membenci orang atau berpikir mereka lebih baik daripada orang lain," tambahnya.

Sloan Roach, juru bicara sekolah umum Gwinnett County, mengatakan kepada surat kabar itu bahwa kepala sekolah telah meminta maaf kepada keluarga mereka.

Insiden ini menunjukkan bahwa tingkat Islamofobia berdampak terhadap hubungan seseorang satu sama lain", ungkap Yusof Burke, presiden Dewan Hubungan Amerika-Islam Chapter Georgia.

(ameera/arramah.com)

Presiden Gambia deklarasikan negaranya sebagai Republik Islam

Posted: 12 Dec 2015 09:00 PM PST

Jammeh, Presiden Gambia sejak tahun 1994, telah menyatakan: 'takdir Gambia berada di tangan Allah SWT'

BRUFUT (Arrahmah.com) - Gambia sekarang adalah sebuah negara Islam, demikian pernyataan presiden negara Afrika bagian barat itu.

Presiden Gambia, Yahya Jammeh, membuat deklarasi itu di kota Brufut, yang merupakan kota pesisir di Gambia, pada Kamis (10/12/2015).

"Takdir Gambia berada di tangan Allah SWT. Karena sejak hari ini, Gambia adalah negara Islam. Kami akan menjadi negara Islam yang akan menghormati hak-hak warga negara," kata Jammeh seperti yang dikutip dalam pernyataan resmi yang dirilis di situs kantornya, pada Sabtu (12/12/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

Gambia menjadi republik yang merdeka pada tahun 1970. Sejak itu Gambia telah memiliki dua presiden, dimana Jammeh menjadi presiden sejak tahun 1994.

Menurut angka resmi Gambia, Muslim membentuk 90 persen dari 1,5 juta populasi negara itu.

Selain Gambia, Mauritania adalah negara lain di Afrika yang dikenal secara resmi sebagai Republik Islam.

"Sebagaimana Muslim mayoritas di negeri ini, Gambia tidak mampu untuk melanjutkan warisan kolonial," katanya lagi, lansir Reuters, Sabtu (12/12/2015).

Presiden Jammeh mengatakan bahwa warga Gambia dari komunitas agama lain masih bisa beradaptasi.

Jammeh mendapatkan reputasi di negaranya setelah berkuasa selama 21 tahun. Dia membuat gebrakan pada tahun 2013 dengan menyatakan Gambia keluar dari Negara Persemakmuran yang dia sebut sebagai neo-kolonial.

Pada tahun 2007, dia pernah mengklaim telah menemukan obat herbal untuk AIDS. Meskipun hubungan komersial dengan Inggris dan negara-negara Eropa lain masih kuat, hubungan Gambia dengan Barat secara politik telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir.

(ameera/arrahmah.com)

Badai Desmond melanda Inggris, relawan Muslim sigap membantu korban bencana

Posted: 12 Dec 2015 08:00 PM PST

Relawan Al-Imdaad Foundation melakukan perjalanan 100 mil untuk membantu korban Badai Desmond. (Foto: Daily Mail)

CUMBRIA (Arrahmah.com) - Setelah Badai Desmond mengamuk, warga Cumbria dan Lancashire utara memiliki dua cerita, yaitu tentang kehancuran dan kemurahan hati manusia.

Bencana memang akan melahirkan kehancuran fatal yang memilukan, tetapi bencana juga bisa melahirkan cerita-cerita segar tentang kemurahan hati, keberanian, dan kasih sayang. Beberapa tindakan yang terlihat sepele telah membuat perbedaan yang cukup besar.

Salah satu contoh kisah kemurahan hati tersebut adalah berasal dari relawan Muslim Al-Imdaad Foundation, sebuah badan amal Islam dari Blakcburn.

Dalam laporan yang dilansir Daily Mail (11/12/2015) menyebutkan bahwa relawan Muslim itu rela menolong para korban bencana dengan menawarkan makanan, air bersih, dan tenaga kerja bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Selain itu, relawan Muslim itu juga mendampingi para pemilik rumah yang untuk pertama kalinya sejak banjir akhirnya kembali lagi ke rumah mereka yang sudah hancur.

"Banyak orang menghias rumah mereka untuk Natal, mereka benar-benar menangis di bahu kami," kata relawan Sufyan Valimulla (23).

Tim Al-Imdaad telah mengambil jatah cuti mereka hanya untuk berada di lokasi bencana. 60 relawan Muslim lainnya akan tiba akhir pekan ini demi membantu para korban bencana.

Relawan Al-Imdaad Foundation rela mengambil cuti demi melakukan perjalanan ke Carlisle dan Keswick untuk membantu korban Badai Desmond. (Foto: Daily Mail)

Relawan Al-Imdaad Foundation rela mengambil cuti demi melakukan perjalanan ke Carlisle dan Keswick untuk membantu korban Badai Desmond. (Foto: Daily Mail)

2F3D151500000578-3355277-image-m-23_1449792043698

-

-

-

Relawan tengah membersihkan rumah penduduk. (Foto: Daily Mail)

Relawan tengah membersihkan rumah penduduk. (Foto: Daily Mail)

(fath/arrahmah.com)

Pasien Irlandia menolak dirawat oleh dua dokter Muslim

Posted: 12 Dec 2015 07:30 PM PST

Seorang dokter kedua dipanggil untuk mengobati wanita tua itu, tapi dia pun ditolak mentah-mentah lantaran dia juga seorang Muslim. (Foto: Belfast Telegraph)

DUBLIN (Arrahmah.com) - Seorang pasien wanita tua berada di dalam Rumah Sakit Tallaght pada Selasa malam. Dia didatangi oleh seorang perempuan yang mengenakan jilbab.

Seperti dilansir Belfast Telegraph (10/12/2015), pasien tua itu menanyakan apakah dokter itu Muslim, dan dokter itu menjawab "ya". Mendengar jawaban itu sang pasien meminta untuk dirawat oleh orang lain. Dia mengatakan bahwa dia "tidak ingin seorang Muslim terlibat dalam perawatannya."

Anak gadis pasien itu menceritakan kisah tersebut di grup Facebook "Anti Islam Irlandia". Di sana dia memuji ibunya karena tidak mengizinkan seorang Muslim merawatnya.

Seorang dokter kedua dipanggil untuk mengobati wanita tua itu, tapi dia pun ditolak mentah-mentah lantaran dia juga seorang Muslim.

Dokter kedua itu digambarkan oleh anak gadisnya sebagai "seorang pria besar berjanggut hitam".

Dokter kedua ini berusaha untuk berbicara dengan pasien wanita itu untuk mengatasi masalahnya. Namun, pasien wanita itu berkata, "Aku di Dublin, Irlandia, negara asal saya pasti tidak terlalu sulit untuk menemukan dokter non-Muslim".

Anak putrinya terus memuji sikap ibunya. "Saya bangga kepadanya karena telah bersuara untuk dirinya sendiri."

Dia juga menambahkan bahwa banyak perawat dan pasien sepakat dengan sikap ibunya yang menolak dirawat oleh seorang Muslim, tetapi "mereka terlalu takut untuk mengatakan apa-apa".

Pihak Rumah Sakit Tallaght mengonfirmasi insiden itu, tetapi menolak tuduhan yang mengatakan pihak rumah sakit tidak merawat wanita itu lantaran mengikuti amarahnya.

"Rumah Sakit Tallaght tidak bisa mengomentari kasus pasien secara individu karena itu menyangkut kerahasiaan pasien."

Seorang juru bicara Rumah sakit mengatakan bahwa Rumah Sakit Tallaght menekankan pada "rasa hormat" dan menjamin kebebasan profesi dan praktik keagamaan tertentu bagi anggota stafnya.

"Nilai-nilai dijunjung tinggi oleh semua staf dan pihak rumah sakit mengharapkan para pasien menghormati nilai-nilai dari keadilan dan kesetaraan," ujar mereka

(fath/arrahmah.com)

Ahrar Syam menyatakan tidak akan mengikuti keputusan Konferensi Riyadh

Posted: 12 Dec 2015 07:00 PM PST

ar-ahrarsyam

(Arrahmah.com) - Makar dan tipudaya orang kafir untuk menghancurkan jihad dan hasil-hasil jihad fi sabilillah di negeri Syam benar-benar sangat besar, setelah berkali-kali gagal menghancurkan jihad di Suriah dengan berbagai konferensi yang mereka adakan di Oslo, Jenewa dan berbagai tempat lainnya, kini orang-orang kafir dan munafik kembali menggelar konferensi untuk menghancurkan jihad dan Islam tepat di jantung dunia Islam, yakni di Riyadh-Arab Saudi.

Pertemuan yang digelar di kota Riyadh, yang kemudian dikenal dengan nama Konferensi Riyadh tersebut, telah menentukan sebuah daftar akhir yang sangat tidak adil bagi Islam, umat Islam dan Jihad. Diantaranya adalah pembentukan negara sekuler di Suriah dan pengusiran kelompok IS dan seluruh faksi jihad termasuk Jabhah Nushrah, sekaligus ancaman pengeboman dari Rusia dan Amerika bagi faksi-faksi yang tidak mau menaati daftar kekufuran tersebut.

Lebih dari itu, berbagai fitnah pun dihembuskan yang menyatakan, bahwa pihak-pihak Mujahidin yang sempat hadir dalam muktamar tersebut adalah termasuk dalam golongan munafikin, murtaddin yang layak untuk dibunuh dan diperangi, yang dimaksud di sini adalah Harakah Ahrar Syam Al-slamiyah yang kala itu ikut menghadiri Konferensi Riyadh tersebut.

Berkenaan dengan hal ini, Ahrar Syam Al-Islamiyah akhirnya mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan kepada umat alasan Ahrar Syam untuk menyertai konferensi tersebut, sekaligus menjelaskan tentang kebusukan dan pengkhianatan terhadap revolusi Suriah dalam konferensi ini.

Pernyataan ini juga mencalkup sikap Ahrar Syam yang memutuskan secara tegas untuk keluar meninggalkan majelis konferensi dan untuk tidak mengikuti keputusan apapun yang dikeluarkan oleh konferensi kekufuran tersebut.

Berikut terjemahan lengkap penjelasan Ahrar Syam Al-Islamiyah terkait Konferensi Riyadh, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Sabtu (12/12/2015).

Jabhah Al-Islamiyah - Ahrar Syam

Penjelasan Walk Out dari Muktamar Riyadh

Sungguh kami sangat ingin menjadi pelopor untuk setiap inisiatif apapun di bidang politik yang bisa mewujudkan tujuan-tujuan revolusi rakyat kami, dan meringankan beban penderitaan mereka.

Dari titik tolak itulah kami mengikuti secara aktif dalam pertemuan Muktamar Riyadh untuk menghilangkan berbagai pertentangan-pertentangan dan menyatukan perbedaan, meskipun kami menyadari lemahnya daya tawar kami dalam mewakili kelompok-kelompok Mujahidin lain dan adanya oknum-oknum yang diketahui bergabung dengan rezim Suriah.

Kami pergi ke Muktamar Riyadh karena berterima kasih kepada orang yang mengundang kami dan juga membawa tugas dari rakyat kami di dalam negeri, kami telah menjanjikan kepada mereka untuk tetap berperang baik secara politik maupun militer demi menjaga prinsip-prinsip dan ketetapan-ketetapan mereka yang sudah diumumkan sebelumnya.

Namun kami mendapati diri kami berada di depan kewajiban syariat maupun negara yang membuat kami wajib untuk keluar meninggalkan muktamar ini dan menolak semua solusi-solusi yang dikeluarkannya, itu dikarenakan sebab-sebab berikut ini:

  1. Memberikan peranan penting/mendasar kepada Lembaga Rekonsiliasi Nasional dan oknum-oknum lainnya yang berada di bawah pengawasan rezim, hal ini jelas merupakan bentuk penghancuran yang nyata dan terang-terangan bagi aksi revolusi.
  1. Tidak mau menerima beberapa catatan-catatan dan tambahan yang disodorkan oleh kelompok-kelompok (revolusi) sebagai pertimbangan ketetapan yang telah disepakati atasnya dalam muktamar, termasuk di dalamnya dokumen lima poin ketetapan dan tidak ada kesungguhan untuk memenuhi harapan dan keinginan rakyat Muslim kami.
  1. Tidak memberikan peranan penting dan semestinya bagi kelompok-kelompok revolusi baik dalam pelaksanaannya dan tidak pula memberikan ruang bagi mereka untuk berperan dalam menentukan solusi.

Dan kami mundur dari Muktamar ini sembari menyeru kepada kelompok-kelompok Mujahidin dan lembaga-lembaga revolusi yang aktif untuk berhenti dan melakukan perenungan secara historis demi kepentingan agama, umat dan rakyat mereka, memfokuskan pandangan mata mereka terhadap sejauh mana pengorbanan besar mereka yang dipersembahkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan dan kesepakatan-kesepakatan ini.

Dan segala puji hanya bagi Allah

Harakah Ahrar Syam Al-Islamiyah

Pimpinan Umum

28 Shafar 1437 H

10 Desember 2015 M

 

(banan/arrahmah.com)

Serangan udara Rusia dan rezim Asad bunuh 65 warga sipil di Damaskus, Aleppo dan Deir Azzur

Posted: 12 Dec 2015 04:33 PM PST

Anak Suriah menjadi korban kebrutalan serangan udara oleh rezim Nushairiyah dan Rusia

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Serangan udara oleh pasukan rezim Nushairiyah telah membunuh 14 warga sipil di pinggiran timur dan barat ibukota Suriah, Damaskus, ujar laporan kelompok pemantau.

Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR), sebuah kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan enam orang termasuk ibu dan bayinya yang baru lahir, tewas dalam serangan di distrik Daraya.

Di wilayah pinggiran Damaskus, Ghautah Timur, 8 orang lebih telah gugur di Zamalaka dan Hamouriyeh dalam seragan misil.

Rezim Nushairiyah yang didukung oleh pesawat tempur Rusia meningkatkan serangan udaranya di Ghautah Timur, pinggiran Damaskus selama lebih dari dua bulan.

Pekan ini, pengeboman di Ghautah Timur telah menewaskan 85 orang, masih menurut laporan kelompok pemantau. Serangan udara mematikan telah menggempur kota Douma, Kafr Batna, Irbeen, Jisrin dan Al-Abbadeh, Zamalaka dan Hamouriyeh.

Di provinsi Aleppo, 41 orang gugur dan 65 terluka dalam serangan udara oleh tentara Rusia pada Sabtu (12/12/2015), ujar sumber Pertahanan Sipil Suriah kepada Anadolu.

Sumber di kota-kota Atarib dan Munbij mengatakan bahwa serangan udara Rusia menargetkan perumahan penduduk di Munjib, meninggalkan 30 orang tewas termasuk 15 anak.

11 orang lainnya tewas dalam serangan udara di Atarib, menurut laporan Anadolu.

Di timur Suriah, pesawat-pesawat tempur Rusia pada Sabtu (12/12) membunuh 10 orang sipil, sebagian besar dari mereka berasal dari satu keluarga yang sama, dalam serangan yang menghantam kota Al-Bukamal di provinsi Deir Azzur.

Dalam serangan itu 50 orang lainnya mengalami luka-luka, lansir Zaman Alwasl. (haninmazaya/arrahmah.com)