Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Lagi, hotel mewah jadi target serangan di Somalia, 13 orang tewas

Posted: 26 Jul 2015 04:14 PM PDT

Hotel Jazeera pernah menjadi target serangan di tahun 2012. (Foto: Al Jazeera)

MOGADISHU (Arrahmah.com) - Sedikitnya 13 orang tewas pada Ahad (26/7/2015) ketika Mujahidin Asy-Syabaab melancarkan serangan bom mobil di pintu gerbang sebuah hotel, ujar polisi dan pernyataan kelompok tersebut.

Seorang saksi mengatakan kepada Reuters bahwa darah dan potongan tubuh berserakan di sekitar lokasi ledakan yang menargetkan hotel Jazeera. Puing-puing dari empat mobil yang terparkir di dekat lokasi ledakan juga memenuhi jalan.

Asy-Syabaab yang mengaku berada di balik ledakan sering meluncurkan serangan bom dan serangan langsung menargetkan pasukan keamanan dan pejabat boneka Somalia yang didukung oleh Barat.

"Ini merupakan respon terhadap serangan dan pemboman helikopter terhadap Asy-syabaab oleh AMISOM (Pasukan Uni Afrika-red) dan pemerintah Somalia," ujar Syaikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer Asy-Syabaab mengatakan kepada Reuters.

Pasukan teroris Uni Afrika dan Somalia tengah meluncurkan operasi militer terbaru memerangi Asy-Syabaab dan mengklaim telah berhasil merebut kota strategis yang sebelumnya dikuasai oleh Asy-Syabaab. Tak jarang dalam operasi militer mereka warga sipil yang tinggal di bawah kekuasaan Asy-Syabaab menjadi korban serangan tak pandang bulu.

Pada Selasa (21/7), tentara Uni Afrika dilaporkan telah membunuh sedikitnya 24 warga sipil Somalia dan melukai 22 lainnya di kota Marka, Somalia selatan.

Tentara yang mengendarai kendaraan lapis baja pergi ke lapangan olahraga dan mulai melepaskan tembakan ke arah anak-anak Somalia yang tengah bermain bola, membunuh sembilan anak dan melukai delapan lainnya, ujar sesepuh desa Haji Muse Mohamud kepada Al Jazeera melalui sambungan telepon pada Selasa (21/7).

"Mereka kemudian pergi ke rumah-rumah di dekatnya dan menyeret orang-orang keluar dan menembak 17 orang. Mereka juga meninggalkan 14 orang lainnya terluka parah," lanjut keterangan Mohamud.

Mohamud juga mengatakan bahwa tentara yang merupakan bagian dari misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM) telah memperkosa dua perempuan.

Hotel-hotel mewah di Mogadishu sering dijadikan tempat pertemuan para petinggi Somalia dan telah beberapa kali serangan terhadap hotel dilancarkan oleh Asy-Syabaab.

Hotel Jazeera pernah menjadi target serangan sebelumnya. Menurut laporan Al Jazeera, hotel tersebut merupakan rumah bagi beberapa kedutaan. Ledakan pada Ahad (26/7) membuat gumpalan asap hitam mengepul di atas pesisir ibukota. Tembakan sporadis terdengar tak lama setelah serangan itu.

Sebelumnya pada Sabtu (25/7), serangan Asy-Syabaab telah menewaskan seorang anggota parlemen dan pengawalnya dan seorang pejabat dari kantor perdana menteri dalam dua serangan terpisah. (haninmazaya/arrahmah.com)

Inilah Pedoman Jihad dan Dakwah Kaum Muslimin

Posted: 26 Jul 2015 03:00 AM PDT

taujihat-amah

(Arrahmah.com) - Perjuangan kaum Muslimin dalam membela dien dan umat Islam yang tertindas di berbagai belahan dunia meliputi dua aspek, yakni aspek militer dan aspek dakwah.

Aspek militer menargetkan pemimpin kekafiran dunia dan sekutu-sekutu lokalnya yang berkuasa di negeri-negeri kaum Muslimin, sementara aspek dakwah memiliki tujuan memahamkan umat Islam tentang bahaya invasi salibis, menerangkan makna tauhid bahwasanya hanya Allah semata yang berhak menetapkan hukum, merealisasikan ukhuwah Islamiyah dan kesatuan negeri-negeri kaum Muslimin sebagai pengantar bagi tegaknya Khilafah Islamiyah 'ala Minhaj An-Nubuwah dengan izin Allah Ta'ala.

Dalam menjalankan pejuangan ini, kaum Muslimin membutuhkan pedoman dan arahan dari aspek siyasah syar'iyah yang berusaha untuk menarik kemaslahatan-kemaslahatan dan menolak kerusakan-kerusakan.

Tak dapat dipungkiri, melencengnya jalan perjuangan suatu kelompok yang mengklaim diri sebagai kelompok jihad tidak akan membawa manfaat bagi Islam, dan justru mendatangkan kerusakan-kerusakan yang semakin merugikan serta menghambat jalan jihad dan dakwah itu sendiri.

Perjuangan ini diiringi usaha yang sangat serius secara terus-menerus untuk memunculkan dari dalam barisan gerakan-gerakan jihad kapabilitas ilmiah dan kapabilitas dakwah yang akan menjaga kelurusan perjalanan dan menyebar luaskan dakwah di tengah kaum muslimin.

Jihad bukanlah tindakan menyerang musuh secara membabi buta tanpa memperhatikan dan mempedulikan kerugian yang justru akan menimpa kaum Muslimin akibat kecerobohan yang dilakukan. Jihad dalam Islam ialah memahami bahwa dalam melawan musuh, ada sejumlah aturan yang harus kita perhatikan sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ï·º.

Jihad tidaklah menyakiti orang tua, wanita, anak-anak, dan warga sipil yang tak mengangkat senjata, bahkan dalam barisan musuh. Jihad tidaklah menyerang rumah ibadah kaum lain yang tidak melakukan perlawanan terhadap Mujahidin. Jihad ialah memilah mana target serangan yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Jihad memiliki sejumlah aturan yang perlu dipahami, begitu pula dengan dakwah.

Yayasan Media As-Sahab, bidang media Tanzhim Al-Qaeda Pusat, pada bulan Dzulqa'dah 1434 Hijriyah atau bertepatan dengan pekan ketiga September 2013 merilis tulisan Amir Al-Qaeda Syaikh Aiman Az-Zhawahiri. Syaikh Aiman pun menjelaskan secara singkat dan padat arahan-arahan umum untuk gerakan jihad. Rilisan As-Sahab tersebut secara resmi dipublikasikan oleh Al-Fajr Media Center.

Dalam pedoman jihad ini, Syaikh Aiman mendesak untuk menahan diri dalam menyerang kelompok Muslim yang "berbeda" maupun non-Muslim. Syaikh Aiman menyeru untuk menahan diri dalam memulai konflik di negara-negara di mana mujahidin mungkin bisa menemukan basis yang aman untuk menyampaikan gagasan-gagasan mereka.

Dokumen pedoman jihad ini memaparkan strategi Al-Qaeda yang sudah jarang terlihat selama 12 tahun setelah serangan 11 September di Amerika Serikat. Dokumen ini juga menyampaikan tujuan-tujuan global di sejumlah wilayah kaum Musimin.

Syaikh Aiman menyampaikan bahwa tujuan militer Al-Qaeda tetap untuk melemahkan Amerika Serikat dan "Israel". Selain itu, Syaikh juga menekankan pentingnya dakwah untuk menyebarkan gagasan-gagasan jihad. Beliau menyatakan bahwa menargetkan kepentingan-kepentingan Amerika tidaklah sama di setiap tempat.

Al-Qaeda menjunjung pedoman ini sebagai strategi dan taktik perang agar tidak berlebihan menarik perhatian musuh dan untuk menghindari serangan besar musuh yang dapat merugikan sipil Muslim, karena perjuangan masih panjang, dan jihad membutuhkan basis yang aman.

Berikut terjemahan pedoman jihad Al-Qaeda tersebut yang sebelumnya telah dipublikasikan Arrahmah.com pada 19 September 2013 lalu.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Yayasan Media As-Sahab
mempersembahkan

"Arahan-arahan Umum untuk Perjuangan Jihad"

Syaikh Aiman Az-Zhawahiri
1434 H

taujihat 'amah

Pedoman Jihad

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

"Arahan-arahan Umum untuk Perjuangan Jihad"

Pertama: Mukadimah

  1. Tidak asing lagi bagi ikhwan-ikhwan bahwasanya usaha (perjuangan) kita pada fase ini memiliki dua aspek; pertama, aspek militer dan kedua, aspek dakwah.

  2. Usaha (perjuangan) jihad pertama kali menargetkan pemimpin kekafiran dunia yaitu Amerika Serikat dan sekutunya yaitu Israel. Kedua kalinya menargetkan sekutu-sekutu lokalnya (rezim-rezim murtad sekuler) yang berkuasa di negeri-negeri kita.

    1. Tujuan dari menargetkan Amerika adalah memayahkan dan menguras habis kekuatan Amerika agar Amerika berakhir seperti berakhirnya Uni Soviet dan menahan dirinya (dari menginvasi negeri-negeri kaum muslimin) akibat kerugian yang ia alami secara militer, personil, dan ekonomi. Dengan demikian genggaman Amerika terhadap negeri-negeri kita akan melemah dan sekutu-sekutunya (rezim murtad sekuler) akan berjatuhan satu demi satu.

      Revolusi-revolusi Arab yang telah terjadi merupakan bukti bahwa hegemoni Amerika mulai mengalami kemunduran. Diakibatkan oleh serangan-serangan mujahidin terhadap Amerika di Afghanistan dan Irak, dan disebabkan oleh keamanan Amerika yang selalu terancam sejak serangan 11 September (2001), Amerika mulai membiarkan tekanan rakyat bernafas, sehingga tekanan rakyat itu meledak terhadap sekutu-sekutunya (rezim-rezim murtad sekuler). Fase yang akan datang, insya Allah, akan menyaksikan Amerika bertambah mundur dan menahan diri, sehingga semakin menggoyahkan kekuasaan sekutu-sekutu (lokal) nya.

    2. Adapun menargetkan sekutu-sekutu lokal Amerika, maka hal itu berbeda-beda antara suatu tempat dengan tempat lainnya. Pedoman pokoknya adalah tidak melakukan konfrontasi dengan mereka kecuali di negara-negara yang harus terjadi konfrontasi dengan mereka.

      Di Afghanistan konfrontasi melawan sekutu lokal Amerika (rezim Hamid Karzai) mengikuti konfrontasi melawan Amerika.

      Di Pakistan konfrontasi melawan sekutu lokal Amerika (rezim sekuler Pakistan) merupakan pelengkap bagi perang melawan Amerika untuk membebaskan Afghanistan kemudian menciptakan kawasan yang aman bagi mujahidin di Pakistan.

      Di Irak konfrontasi melawan sekutu lokal Amerika (rezim Syiah Irak) bertujuan membebaskan wilayah-wilayah Ahlus Sunnah dari sekutu-sekutu Amerika yaitu orang-orang Shafawi (rezim Syiah Irak).

      Di Aljazair di mana keberadaan tentara Amerika sedikit dan tidak terlihat secara mencolok, konfrontasi melawan rezim (sekuler Aljazair) bertujuan untuk melemahkan rezim, menyebar luaskan pengaruh jihad di Maghrib Islam, Negara-negara pesisir Afrika Barat, dan negara-negara di selatan Sahara. Di wilayah-wilayah tersebut bibit-bibit konfrontasi dengan Amerika dan sekutu-sekutunya mulai muncul.

      Di Semenanjung Arab konfrontasi dengan rezim-rezim lokal adalah karena posisi rezim-rezim tersebut sebagai agen-agen (boneka-boneka) Amerika.

      Di Somalia konfrontasi dengan rezim lokal adalah karena posisi rezim tersebut sebagai ujung tombak penjajahan salibis.

      Di negeri Syam konfrontasi dengan rezim local adalah karena rezim lokal sama sekali tidak membiarkan eksistensi sebuah gerakan Islam, apalagi gerakan jihad. Sejarah berdarah rezim lokal (Nushairiyah Suriah) dalam usahanya mencabut Islam sampai ke akar-akarnya sudah terkenal dan disaksikan (oleh semua pihak).

      Di Serambi Baitul Maqdis (Palestina) konfrontasi pokok dan fundamental dilakukan terhadap Yahudi, dan sedapat mungkin bersabar atas (kezaliman) penguasa lokal hasil "kesepakatan" Oslo.

  3. Adapun gerakan (usaha) dakwah bertujuan memahamkan umat Islam tentang bahaya invasi salibis, menerangkan makna tauhid bahwasanya hanya Allah semata yang berhak menetapkan hukum, merealisasikan ukhuwah Islamiyah dan kesatuan negeri-negeri kaum muslimin sebagai pengantar bagi tegaknya Khilafah Islamiyah 'ala Minhaj an-Nubuwah dengan izin Allah Ta'ala.

    Usaha dakwah pada fase ini berkonsentrasi pada dua front:

    1. Melakukan penyadaran (tau'iyah) dan pembinaan (tarbiyah) sebuah kelompok pelopor yang berjihad (thali'ah mujahidah) yang menanggung dan akan menanggung, insya Allah, beban konfrontasi dengan pasukan salibis dan agen-agen (boneka-boneka lokal)nya sampai tegak khilafah dengan izin Allah Ta'ala.

    2. Melakukan penyadaran terhadap mayoritas rakyat, menghasungnya dan berusaha untuk menggerakkannya, agar bangkit menentang para penguasa (rezim sekuler)nya dan memihak Islam dan para aktivis Islam.

***

Kedua: Arahan-arahan yang diperlukan

Dari mukadimah ini kami bisa mengajukan beberapa arahan berikut ini dari aspek siyasah syar'iyah yang berusaha untuk menarik kemaslahatan-kemaslahatan dan menolak kerusakan-kerusakan:

  1. Fokus untuk menyebarluaskan penyadaran pada tataran mayoritas rakyat dengan tujuan menggerakkannya, dan fokus untuk menyebarluaskan penyadaran pada tataran kelompok pelopor jihad untuk membentuk kekuatan jihad yang berakidah, terorganisir, memiliki pemahaman (kesadaran) dan bersatu, yang mengimani akidah-akidah Islam, berkomitmen dengan syariat-syariat Islam, merealisasikan sikap lemah lembut kepada kaum beriman dan sikap tegas kepada kaum kafir. Dan melakukan usaha yang sangat serius secara terus-menerus untuk memunculkan dari dalam barisan gerakan-gerakan jihad kapabilitas ilmiah dan kapabilitas dakwah yang akan menjaga kelurusan perjalanan dan menyebar luaskan dakwah di tengah kaum muslimin.

  2. Dalam operasi jihad memfokuskan diri untuk memayahkan pemimpin kekafiran dunia (Amerika) sehingga ia bisa dikuras habis secara militer, ekonomi dan personil tentaranya, serta Amerika mengerut (menysut) sampai tahapan menarik mundur (pasukannya) dan terbatas pada wilayah (negara)nya saja, dalam waktu dekat insya Allah.

    Kepada seluruh ikhwan mujahidin haruslah menganggap bahwa menyerang kepentingan-kepentingan aliansi Barat salibis-zionis di tempat manapun di dunia sebagai salah satu kewajiban mereka yang paling penting dan mereka harus berusaha melakukannya semampu mereka. Termasuk dalam hal ini, para ikhwan mujahidin harus mengerahkan kemampuan maksimal mereka untuk membebaskan kaum muslimin yang ditawan musuh (aliansi salibis-zionis Barat dan sekutu lokalnya) dengan beragam sarana termasuk menyerang penjara-penjara mereka atau menculik sandera-sandera dari (warga negara) negara-negara yang turut serta menginvasi negeri-negeri kaum muslimin, untuk ditukarkan dengan tawanan kaum muslimin.

    Fokus untuk memerangi pemimpin kekafiran dunia (Amerika) tidak bertentangan dengan hak bangsa-bangsa muslim untuk berjihad melawan penguasa yang menzalimi mereka dengan ucapan, tangan dan senjata.

    Hak saudara-saudara kita kaum muslimin di Kaukasus untuk berjihad melawan Rusia dan sekutu-sekutunya yang memerangi mereka.

    Hak saudara-saudara kita kaum muslimin di Kasymir untuk berjihad melawan (rezim Hindu) India yang berbuat jahat kepada mereka.

    Hak saudara-saudara kita kaum muslimin di Turkistan Timur (Xinjiang) untuk berjihad melawan (rezim komunis) Cina yang menyerang mereka.

    Hak saudara-saudara kita kaum muslimin di Filipina, Burma (Rohingnya) dan tempat-tempat lain yang diserang untuk berjihad melawan pihak-pihak jahat yang menyerang mereka.

  3. Tidak terlibat dalam konfrontasi peperangan dengan rezim-rezim lokal kecuali jika kondisi memaksa kita, misalnya rezim lokal menjadi bagian dari kekuatan Amerika seperti di Afghanistan, atau mujahidin memerangi boneka Amerika seperti di Somalia dan Semenanjung Arab (Yaman), atau rezim lokal tidak menerima keberadaan mujahidin seperti di Maghrib Islami, Irak dan Syam.

    Namun harus berusaha untuk menghindari peperangan melawan rezim lokal setiap kali hal itu bisa dilakukan dan jika kita terpaksa harus berperang melawan rezim lokal, maka kita harus menunjukkan bahwa peperangan kita melawan rezim lokal tersebut merupakan bagian dari pembelaan diri kita dari invasi salibis terhadap kaum muslimin.

    Di mana saja kesempatan memungkinkan kita untuk meredakan konfrontasi melawan rezim-rezim lokal guna memanfaatkan fase tersebut untuk kegiatan dakwah, penjelasan, penghasungan untuk berjihad, pembentukan mujahidin (pelatihan militer), mengumpulkan dana dan pendukung, maka kita harus memanfaatkannya semaksimal mungkin. Karena peperangan kita ini panjang, jihad membutuhkan qa'idah-qa'idah aminah (basis-basis pendukung yang aman), dan bantuan terus-menerus baik berupa tenaga tempur (mujahidin), harta maupun kapabilitas-kapabilitas lainnya.

    Dan hal ini tidak bertolak belakang dengan (kegiatan untuk) memahamkan rezim-rezim boneka bahwa kita bukanlah makanan empuk yang mudah mereka lahap dan bahwa setiap aksi akan ada reaksi yang sesuai, meski setelah waktu yang lama. Hal ini harus diterapkan dalam semua front sesuai dengan situasi masing-masing.

  4. Tidak memerangi sekte-sekte menyimpang seperti Rafidhah (Syiah Imamiyah Itsna 'Asyariah), (Syiah) Ismailiyah, (Ahmadiyah) Qadiyaniyah dan sufi yang menyimpang selama sekte-sekte sesat tersebut belum memerangi Ahlus Sunnah. Jika sekte-sekte sesat tersebut memerangi Ahlus Sunnah, maka Ahlus Sunnah hendaknya melakukan pembalasan sebatas kepada pihak yang melakukan penyerangan kepada mereka dari sekte-sekte sesat tersebut.

    Dengan tetap menjelaskan bahwa kita (Ahlus Sunnah) sekedar membela diri, dan kita harus menghindari dari menyerang penganut-penganut sekte sesat tersebut yang bukan tenaga tempur [wanita, anak-anak, orang jompo] dan keluaga [anak-istri] mereka yang berada di rumah-rumah mereka, rumah-rumah ibadah mereka, tempat perayaan dan perkumpulan sekte mereka. Hal itu dengan tetap terus-menerus menjelaskan dan membongkar kesesatan-kesesatan akidah dan perilaku mereka.

    Adapun di tempat-tempat yang berada di dalam kekuasaan dan pemerintahan mujahidin, maka sekte-sekte sesat ini diperlakukan dengan hikmah, setelah dilakukan dakwah, penyadaran dan penyingkapan syubhat-syubhat mereka, memerintahkan hal yang ma'ruf dan mencegah hal yang mungkar dengan cara yang tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar dari kemungkarannya, seperti jika menyebabkan mujahidin diusir keluar dari wilayah-wilayah tersebut, atau membangkitkan perlawanan mayoritas rakyat kepada mujahidin, atau menimbulkan fitnah (kekacauan) yang dimanfaatkan musuh-musuh mereka (Amerika dan sekutunya) untuk menginvasi wilayah-wilayah tersebut.

  5. Tidak mengganggu pemeluk agama Nasrani, Sikh dan Hindu di negeri-negeri Islam. Jika terjadi penyerangan oleh mereka, maka kaum muslimin melakukan pembalasan sebatas serangan yang terjadi, disertai penjelasan bahwa kita tidak ingin memulai peperangan melawan mereka, karena kita sibuk memerangi pemimpin kekafiran dunia (Amerika) dan kita ingin hidup bersama mereka dalam kondisi tenang dan stabil, jika daulah Islam telah tegak dalam waktu dekat insya Allah Ta'ala.

  6. Secara umum kita menghindari dari memerangi atau menyerang setiap orang yang tidak mengarahkan senjata kepada kita atau membantu (musuh dalam) memerangi kita, dan kita memfokuskan diri pada memerangi aliansi salibis sebagai (agenda) pokok dan memerangi boneka-boneka lokalnya sebagai buntutnya.

  7. (Kita) tidak membunuh dan tidak memerangi keluarga (anak-anak, istri atau orang jompo) yang tidak memerangi kita, bahkan sekalipun mereka adalah keluarga dari orang-orang yang memerangi kita, selama kita mampu melakukannya.

  8. (Kita) tidak menyakiti kaum muslimin dengan melakukan peledakan, pembunuhan, penculikan, atau perusakan harta dan barang milik mereka.

  9. (Kita) tidak menyerang musuh-musuh Islam di dalam masjid-masjid, pasar-pasar dan tempat-tempat perkumpulan di mana musuh-musuh Islam bercampur baur dengan kaum muslimin atau bercampur baur dengan (orang-orang kafir) yang tidak memerangi kita.

  10. (Kita) antusias dalam menghormati ulama dan membela mereka, sebab mereka adalah para pewaris Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam dan pemimpin umat. Kewajiban ini semakin kuat terhadap diri para ulama yang lantang menyuarakan kebenaran dan berkorban di jalan kebenaran. Permusuhan kita terbatas kepada para ulama su' dengan membongkar syubhat-syubhat mereka dan menyebar luaskan bukti-bukti valid pengkhianatan mereka, namun mereka tidak dibunuh dan tidak diperangi kecuali jika mereka terlibat dalam operasi peperangan terhadap kaum muslimin atau mujahidin.

  11. Sikap terhadap kelompok-kelompok Islam lainnya:

    a. Kita bekerja sama dalam hal-hal yang kita sepakati dan kita saling menasehati dalam hal-hal yang kita berselisih.

    b. Skala prioritas perlawanan adalah terhadap musuh-musuh Islam, sehingga perbedaan pendapat kita dengan kelompok-kelompok Islam yang lain tidak mengeluarkan kita dari (agenda pokok dan skala prioritas) menghadapi musuh-musuh Islam secara militer, dakwah, pemikiran dan politik.

    c. Kita mendukung mereka dan berterima kasih kepada mereka atas setiap amalan yang benar dan ucapan yang benar yang bersumber dari mereka, dan kita menasehati mereka atas kesalahan yang mereka lakukan. Jika kesalahan yang dilakukan secara sembunyi, maka kita menasehati secara sembunyi dan jika kesalahan dilakukan secara terang-terangan, maka kita menasehati secara terang-terangan. Dalam menasehati dan membantah, kita memaparkan dalil-dalil (bukti-bukti)nya dengan manhaj yang ilmiah dan rendah hati, jauh dari sikap menyerang pribadi dan mencelanya, karena sesungguhnya kekuatan itu pada dalil, bukan pada kerasnya caci-makian.

    d. Jika sebuah kelompok yang menyatakan dirinya kelompok Islam terlibat dalam perang bersama musuh yang kafir (Amerika dan sekutunya), maka kelompok Islam tersebut dibalas dengan kadar seminimal mungkin sebatas yang bisa menghentikan serangannya (kepada kaum muslimin atau mujahidin), demi menutup pintu terjadinya fitnah di antara kaum muslimin atau mencegah dari menimpakan bahaya terhadap orang yang tidak berperang bersama musuh yang kafir.

  12. Sikap terhadap revolusi-revolusi rakyat yang tertindas melawan rezim penindas adalah mendukung, turut serta dan mengarahkan.

    a. Mendukung: karena mendukung orang yang dizalimi melawan orang yang menzalimi adalah kewajiban berdasar syariat, tanpa memandang apakah salah satu pihak seorang muslim atau non-muslim.

    b. Turut serta: karena ia termasuk memerintah hal yang ma'ruf dan mencegah hal yang mungkar, yang diwajibkan atas diri kita.

    c. Mengarahkan: dengan menjelaskan bahwa tujuan dari setiap usaha manusia haruslah merealisasikan tauhid dengan menetapi perintah-perintah Allah, menerapkan syariat-Nya, dan bekerja untuk menegakkan pemerintah Islam dan daulah Islam.

  13. Menghasung dan mendukung setiap orang (pihak) yang mendukung hak-hak kaum muslimin yang dirampas dan menghadang orang-orang yang menyerang (hak-hak) kaum muslimin dengan ucapan, pikiran dan perbuatan, dan menghindari dari sikap menyerang mereka dengan tangan dan menyakiti mereka dengan ucapan, selama mereka mendukung dan tidak memusuhi kaum muslimin.

  14. Menjaga hak-hak kaum muslimin dan menghormati kehormatan mereka di manapun mereka berada.

  15. Menolong orang-orang yang dizalimi dan orang-orang yang ditindas baik mereka orang-orang muslim maupun orang-orang non-muslim dari orang-orang yang menzalimi dan menyerang mereka, dan mendukung serta menghasung orang-orang yang membela orang-orang yang dizalimi dan ditindas meskipun mereka berasal dari kalangan non-muslim.

  16. Setiap tuduhan palsu yang mujahidin melihat ditujukan kepada mereka secara palsu dan dusta, maka mujahidin wajib membantahnya dan menerangkan kebenaran dalam perkara tersebut. Dan setiap kesalahan yang mujahidin melihat diri mereka terjatuh ke dalamnya, maka mereka harus meminta ampunan Allah dari kesalahan tersebut, berlepas diri dari pelakunya, dan berusaha mengganti kerusakan yang dialami oleh korban kesalahan tersebut berdasar aturan syairat Islam sesuai kadar kemampuan mereka.

Kami meminta kepada ikhwan para Amir kelompok-kelompok yang tergabung dalam Tanzhim Al-Qaeda, juga kepada setiap orang yang mendukung kami dan bersimpati kepada kami, untuk menyebarluaskan arahan-arahan ini di tengah pengikutnya baik kalangan anggota maupun pimpinan, sebab hal ini bukanlah perkara rahasia, melainkan arahan-arahan umum dan siasat yang terbimbing.

Tujuan kami dari arahan-arahan ini hanyalah merealisasikan maslahat-maslahat syariat dan menolak kerusakan-kerusakan [dalam fase gerakan jihad Islam saat ini] dengan ijtihad yang tidak menyelisihi hukum-hukum syariat dan dengan izin Allah sesuai dengan kaedah-kaedah syariat.

Allah Ta'ala semata di balik semua tujuan dan Dia-lah Yang menunjukkan jalan. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya.

Akhir dari seruan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam.

Ditulis demi mencari ridha Allah

Saudara kalian
Aiman Az-Zhawahari

Saudara-saudara kalian pada
Yayasan Media As-Sahab
Sumber: Al-Fajr Media Center

(banan/muhibalmajdi/arrahmah.com)

Komentar Obama mendukung gay menuai kecaman di Kenya

Posted: 26 Jul 2015 02:00 AM PDT

Obama berdiri di samping Presiden Kenya Uhuru Kenyatta. (Foto: AFP)

NAIROBI (Arrahmah.com) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menuai kecaman dari masyarakat Kenya atas komentarnya yang mengatakan bahwa diksriminasi terhadap kaum gay seperti memperlakukan seseorang dengan berbeda karena ras.

Komentar Obama itu disampaikan dalam kunjungannya ke Nairobi, pada Sabtu (25/7), sebagaimana dilansir oleh Reuters.

Komentar Obama, yang ayahnya adalah orang Kenya, mengungkapkan tentang kesenjangan hak-hak gay antara negara-negara Barat dan pandangan agama yang dianut di Afrika di mana banyak negara melarang hubungan homoseksual.

"Sebagai seorang Amerika-Afrika di Amerika Serikat saya sangat menyadari apa yang terjadi ketika orang diperlakukan berbeda," kata Obama dalam konferensi pers di Nairobi selama perjalanan pertamanya sebagai presiden ke tanah air ayahnya.

Berdiri di samping Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Obama mengatakan bahwa pesannya kepada Afrika adalah sama: "Ketika Anda mulai memperlakukan seseorang dengan berbeda, bukan karena mereka menyakiti orang lain, tetapi karena mereka berbeda, maka itu adalah jalan dimana kebebasan mulai mengikis."

Obama, yang mendukung pernikahan gay selama kampanye pada tahun 2012, memuji keputusan Mahkamah Agung AS bulan lalu yang memperbolehkan pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat.

Wakil Presiden Kenya William Ruto, yang menghadiri pembicaraan dengan Obama, mengatakan pada bulan Mei bahwa "tidak ada ruang" untuk kaum gay di Kenya, di mana hubungan homoseksual dilarang di negara itu.

Komentar Obama ini seakan memperlihatkan jurang perbedaan antara AS yang menganut nilai kebebasan dan Afrika yang memiliki sisi keagamaan yang kental.

Kenya sendiri telah menyatakan melarang homoseksual bahkan menganggapnya sebuah kejahatan.

Kenyatta menanggapi komentar Obama tersebut dengan mengatakan bahwa Kenya dan AS memang banyak memiliki nilai-nilai yang sama, namun dalam hal hak-hak homoseksual, tidak ada toleransi di Kenya.

"Ada beberapa hal yang harus kita akui tidak sama dan tidak diterima oleh budaya dan masyarakat kita," ujar Kenyatta, disambut tepuk tangan hadirin.

Kunjungan Obama ke kampung halaman ayahnya itu memang disambut gembira oleh rakyat Kenya, namun komentarnya ini membuat gerah kelompok dan partai anti-gay yang mengatakan bahwa Obama mencoba memaksakan nilai-nilai Barat di Afrika.

"Dia mencoba mengaitkan dirinya dengan Afrika tapi dia malah menghina nilai-nilai Afrika," kata Kidaha Vincent, ketua Partai Republican Liberty.

Tapi di pihak lain, pendukung gay di Kenya menyambung girang. Eric Gitari, yang memimpin kelompok hak asasi Kenya, memuji Obama dan mengatakan bahwa Obama telah menjunjung "martabat warga dengan menyatakan hal sederhana soal interaksi antar manusia."

Beberapa kelompok hak asasi Afrika mendesak Obama untuk melangkah hati-hati dalam masalah ini untuk mencegah berkobarnya opini publik. Afrika Selatan adalah satu-satunya negara Afrika yang membolehkan pernikahan sesama jenis.

Negara tetangga Kenya, Uganda, bahkan telah menerapkan hukuman penjara pada pelaku gay sejak 2014. Langkah ini memicu kecaman Barat dan menghentikan pemberian hibah, namun Uganda tidak menyerah dan tetap menerapkannya.

(ameera/arrahmah.com)

Basis strategis di Warduj dikuasai oleh Mujahidin IIA, 110 tentara boneka ditangkap

Posted: 26 Jul 2015 01:01 AM PDT

Mujahidin IIA berhasil menguasai sebuah basis militer musuh yang terletak di provinsi Badakhshan. (Foto: Voice of Jihad)

BADAKHSHAN (Arrahmah.com) - Laporan datang dari distrik Warduj di provinsi utara Badakhshan mengatakan bahwa Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) berhasil menguasai sebuah basis musuh yang bernama "Qala" di daerah Terigran pada Sabtu (25/7/2015).

Mujahidin IIA berhasil membunuh dan melukai 25 tentara sebelum mengambil alih basis tersebut dan menawan 110 militan bayaran yang disewa oleh ANA serta menyita 10 senjata PKM, 10 RPG, 90 senapan, 3 senapan mesin berat, 2 tabung mortir, dan sejumlah besar amunisi dan peralatan militer lainnya.

Para pejabat mengatakan bahwa Mujahidin juga mengambil alih kontrol 6 pos pemeriksaan di dekat basis tersebut serta membersihkan 12 desa terpencil dari musuh. Laporan menambahkan bahwa hanya satu Mujahid yang syahid (in Syaa Allah) dalam operasi ini dan sembilan lainnya terluka, seperti dilaporkan Voice of Jihad.

Masih menurut laporan tersebut, musuh kini hanya menguasai kantong-kantong kecil di sekitar pusat distrik, sementara seluruh distrik saat ini di bawah kendali Imarah Islam Afghanistan.

Pengepungan terhadap basis tersebut telah berlangsung selama 2 hari terakhir di mana 12 polisi sebelumnya tewas dan 15 orang bersenjata lengkap ditahan di awal operasi. (haninmazaya/arrahmah.com)

Penelitian terbaru di Kanada akan mengungkapkan mengapa warga Kanada banyak yang memeluk Islam

Posted: 26 Jul 2015 12:10 AM PDT

PSC membiayai penelitian Prof. Flower untuk mengungkapkan alasan meningkatnya pemeluk Islam di Kanada

OTTAWA (Arrahmah.com) - Di tengah meningkatkan jumlah orang yang memilih untuk memeluk Islam, sebuah penelitian di Kanada yang akan diluncurkan berusaha untuk menjawab pertanyaan: mengapa banyak warga Kanada yang kembali ke Islam?

"Kanada adalah negara yang bahkan tidak pernah menerbitkan satu jurnal artikel mengenai muallaf. Jadi menurut saya, 'wow kesempatan yang baik'," ujar Profesor Scott Flower dari Universitas Melbourne dalam sebuah wawancara dengan Radio CBC dalam acara Ottawa Morning seperti dilaporkan kantor berita CBC pada Sabtu (25/7/2015).

Melihat alasan tersebut, Public Safety Canada (PSC) membiayai proyek oleh seorang akademisi Australia untuk mempelajari mengapa warga Kanada memilih Islam.

Menjadi penelitian pertama dari sejenisnya di Kanada, penelitian ini mengikuti pola dari sejumlah penelitian lain yang menerima dana dari PSC .

Profesor Flower berencana untuk menghabiskan beberapa bulan ke depan di Kanada untuk mewawancarai muallaf dalam rangka untuk mengetahui alasan di balik keputusan mereka.

Flower tidak tahu bagaimana pemerintah akan menggunakan penelitiannya.

"Kalian akan sangat bodoh untuk tidak merasakan tingkat kepedulian di antara masyarakat Muslim pada umumnya, apalagi komunitas muallaf. Sudah ada sejumlah undang-undang baru yang disahkan di negara ini-aku tidak ingin menggunakan kata menindas-tapi aku mengatakan bahwa itu benar-benar membuat ummat Islam berada di bawah," ujar Flower.

Dia menambahkan bahwa atmosfer ini membuat rumit penelitiannya.

"Itu benar-benar sebuah tantangan untuk merekrut partisipan untuk penelitian yang tidak memiliki keamanan apapun," ujarnya.

Penelitian Flower menerima dana 169.240 USD.

Di Kanada, ummat Islam berjumlah sekitar 2,8 persen dari total penduduk dan Islam merupakan agama terbesar setelah Kristen di negara ini. (haninmazaya/arrahmah.com)

Sebanyak 600 ekspatriat memeluk Islam di Qatar

Posted: 26 Jul 2015 12:00 AM PDT

Di antara para muallaf itu, 26 orang berasal dari India, 32 orang dari Sri Lanka, 15 orang dari Nepal, dan 25 orang dari Inggris.

DOHA (Arrahmah.com) - Lebih dari 600 ekspatriat di Qatar telah memilih untuk memeluk Islam selama bulan suci Ramadan, bergabung dengan ribuan muallaf lainnya di negara Teluk yang kaya gas itu.

Berita itu, yang diumumkan oleh Qatar Guest Center, Asosiasi Amal Idul Fitri, mengatakan bahwa sebanyak 615 orang yang tinggal di Qatar telah memeluk Islam selama bulan Ramadhan tahun ini, Qatar News Agency melaporkan, sebagaimana dilansir oleh onislam, Sabtu (25/7/2015).

Mayoritas muallaf itu berasal dari Filipina, yang diperkirakan berjumlah sekitar 517 pria dan wanita.

Menurut statistik Qatar Guest, di kalangan muallaf tersebut, sebanyak 26 orang dari India, 32 orang dari Sri Lanka, 15 orang dari Nepal dan 25 orang dari Inggris.

Ada sebanyak 144 perempuan dan 417 laki-laki di antara mereka.

Menurut Qatar Guest, banyaknya jumlah muallaf itu terkait dengan akses yang mudah untuk mendapatkan informasi tentang Islam.

Didirikan pada tahun 1998, Qatar Guest Center merupakan pelopor dalam bidang dakwah Islam yang gencar mendakwahkan Islam bagi semua orang, khususnya bagi warga di Qatar.

Jumlah non Muslim yang memeluk Islam pada bulan Ramadhan tahun ini meningkat.

Ramadhan ini, sebanyak 644 ekspatriat memeluk Islam di Riyadh, Arab Saudi.

Beberapa hari sebelumnya, sekitar 220 warga Filipina di Arab Saudi memeluk Islam, beberapa hari setelah ikut serta dalam buka puasa bersama di Kantor Bimbingan Islam di Makkah.

Pada bulan yang sama terdapat 20 pekerja asing dari Filipina yang memeluk Islam di salah satu masjid di Riyadh setelah jama'ah menyelesaikan shalat tarawih.

Para ekspatriat tersebut, kebanyakan dari mereka berasal dari Filipina, semuanya bekerja di Rumah Sakit King Abdulaziz di Riyadh.

Pada April lalu, sebanyak 600 pekerja Cina memeluk Islam, setelah mereka diperkenalkan kepada ajaran Islam oleh ulama di kota Makkah.

Berita itu menyusul laporan sebelumnya, pada Januari lalu, ketika sebanyak 500 ekspatriat asal Cina memeluk Islam setelah tersentuh oleh kesederhanaan dari pemakaman almarhum Raja Abdullah bin Abdul Aziz.

(ameera/arrahmah.com)

Brigade Al-Qassam membuka kamp musim panas untuk memberikan pelatihan tempur dasar kepada pemuda Palestina

Posted: 25 Jul 2015 11:27 PM PDT

Anggota pasukan keamanan Palestina yang loyal terhadap Hamas. (Foto: AFP)

GAZA (Arrahmah.com) - Sayap bersenjata Hamas membuka kamp musim panas di Gaza yang bertujuan untuk memberikan pelatihan tempur dasar bagi 25.000 warga Palestina di wilayah Gaza.

"Tujuan dari kamp-kamp pelatihan militer adalah untuk melatih barisan terdepan untuk pembebasan, untuk siap dan mampu memainkan perannya dalam pembebasan," ujar pernyataan oleh Brigade Izzudin Al-Qassam, sayap militer Hamas seperti dilansir
IMEMC pada Sabtu (25/7/2015).

Menurut laporan AFP, peserta latihan berusia antara 15-60 tahun, akan menghabiskan waktu selama dua minggu untuk dilatih teknik militer dan menembak menggunakan peluru tajam serta teknik pertolongan dan penyelamatan pertama.

Semua kegiatan di dalam kamp bisa dilihat oleh publik dan media.

Hamas telah lama menjalankan kamp musim panas di Gaza untuk olahraga juga mempelajari Al-Qur'an namun selama musim dingin, Brigade Al-Qassam menjalankan kamp jenis lain, memberikan pelatihan militer untuk pemuda berusia 15-20 tahun.

Akhir tahun lalu, "Israel" meluncurkan kampanye militer di Gaza selama 50 hari yang meninggalkan lebih dari 2.200 warga Palestina gugur dan ribuan lainnya luka-luka. Sebagian besar wilayah Jalur Gaza tetap dalam kehancuran hingga saat ini dengan 18.000 rumah yang benar-benar atau sangat hancur selama konflik dan lebih dari 100.000 warga Palestina masih menjadi tunawisma. (haninmazaya/arrahmah.com)

"Israel" bersiap untuk meratakan desa Susiya di Tepi Barat

Posted: 25 Jul 2015 11:00 PM PDT

seluruh desa Susiya - yang terletak di perbatasan antara Tepi Barat yang diduduki dan

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Administrasi sipil "Israel" pekan lalu mengeluarkan perintah pembongkaran lebih dari 40 bangunan di desa Susiya di kota Al-Khalil, Tepi Barat, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Sabtu 925/7/3025).

Menurut perintah tersebut, seluruh desa itu - yang terletak di perbatasan antara Tepi Barat yang diduduki dan "Israel" - akan dibuldoser, yang akan menyebabkan ratusan warga Palestina di desa itu tidak memiliki tempat tinggal.

"Pasukan 'Israel' memasuki desa dan mengeluarkan perintah pembongkaran," kata Jihad al-Nawaja, kepala dewan desa Susiya.

"Perintah pembongkaran rasis ini akan menyebabkan lebih dari 330 warga Palestina tanpa atap di atas kepala mereka," kata al-Nawaja sedih.

Menurut al-Nawaja, pembongkaran desa itu dimaksudkan untuk menyediakan lahan seluas puluhan kilometer persegi bagi perluasan pemukiman Yahudi yang berada di dekat desa itu.

Salah seorang penduduk Susiya, Salem Abu Haddar, (44), mengatakan bahwa tentara "Israel" telah menyerahkan kepadanya surat perintah pembongkaran terhadap rumah sederhananya yang terbuat dari seng.

"Sebelas orang tinggal di rumah ini; kami tidak punya tempat lain untuk pergi," kata Abu Haddar.

Dia menambahkan bahwa sejumlah warga desa menolak untuk pergi dan merencanakan untuk menolak perintah pembongkaran itu.

"Kami mewarisi tanah ini dari orang tua kami" tegasnya. "Kami tidak akan menyerah."

(ameera/arrahmah.com)

SNH: Perda Tolikara yang memuat pelarangan pendirian rumah ibadah selain GIDI harus dibatalkan

Posted: 25 Jul 2015 10:40 PM PDT

Usman Wanembo, Bupati Tolikara

JAKARTA (Arrahmah.com) - Tragedi yang terjadi di Tolikara-Papua sepekan lalu nampaknya hingga hari ini masih menyisakan persoalan hukum yang belum terselesaikan. Bukan hanya terkait persoalan proses peradilan terhadap para pelaku penyerangan warga yang melaksanakan Sholat Idul Fitri, pembakaran masjid dan kios-kios milik warga, dan pemasangan bendera serta lambang negara "Israel" di rumah-rumah warga di Tolikara. Namun juga persoalan eksistensi Peraturan Daerah (Perda) Tolikara yang diduga memuat pelarangan pendirian rumah ibadah selain Gereja Injili Di Indonesia (GIDI).

Perda Tolikara ini menjadi polemik di masyarakat sejak diakui kehadirannya oleh Bupati Tolikara, Usman G Wanimbo. Kehadiran Perda yang melarang pendirian rumah ibadah ini dinilai sebagai akar permasalahan yang terjadi di Tolikara. Bahkan kehadiran Perda tersebut telah menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan, tidak terkecuali DPR, Majelis Ulama Indonesia, dan Pegiat Hukum. Reaksi yang sebenarnya beralasan, karena secara hukum, Indonesia memang tidak mengizinkan Perda maupun Perkada ("Peraturan Kepala Daerah") yang pembentukannya tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Pasal 250 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah tegas menyebutkan bahwa Perda dan Perkada dilarang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau kesusilaan", ungkap Harry Kurniawan, Pegiat Hukum yang saat ini menjabat sebagai Sekjen SNH Advocacy Center.

Menurut ketentuan Pasal 250 tersebut, Perda atau Perkada yang terbukti bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau kesusilaan dapat dibatalkan. Pembatalan Perda dan Perkada Provinsi dilakukan oleh Mendagri, sedangkan Perda dan Perkada Kota/Kabupaten dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Apabila Gubernur tidak mau membatalkan, maka Mendagri yang akan mengambil alih kewenangan untuk membatalkan Perda dan Perkada Kota/Kabupaten tersebut, terangnya.

Harry menambahkan, bicara mengenai hukum adalah bicara tentang bukti. Untuk itu ia menyarankan agar Perda Tolikara tersebut dihadirkan wujud fisiknya terlebih dahulu dan kemudian dianalisis secara hukum baik dari aspek formil maupun materiilnya. Apabila benar terbukti apa yang disampaikan oleh Bupati Tolikara terkait keberlakuan Perda Pelarangan Rumah Ibadah, maka Perda tersebut tidak hanya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, namun juga bertentangan dengan kepentingan umum.

Pasal 250 UU Pemerintahan Daerah telah melarang Perda dan Perkada yang bertentangan dengan kepentingan umum, yaitu menyebabkan terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat, terganggunya akses terhadap pelayanan publik, terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum, terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan/atau menyebabkan diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar-golongan, dan gender. Untuk itu menurut Harry, Mendagri dengan kewenangan executive review yang dimilikinya dapat segera mengkaji Perda Tolikara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan kepentingan umum. Apabila terbukti, Perda tersebut harus dibatalkan. Sedangkan pemerintah daerahnya, baik Bupati maupun DPRD Tolikara yang memberlakukan Perda tersebut, diberikan sanksi administratif.

Ia sangat mendukung upaya Mendagri yang akan mengkaji dan menemukan Perda Tolikara yang ramai diperbincangkan di masyarakat tersebut.

"Kami dukung upaya Pak Tjahjo Kumolo, kami pun akan melakukan upaya hukum judicial review ke Mahkamah Agung apabila benar ditemukan Perda pelarangan pendirian rumah rumah ibadah tersebut", pungkas Harry.

Terkait, Bupati Tolikara Usman Wanimbo menegaskan kepastian pendirian masjid di Tolikara yang terbakar pasca kerusuhan berada di tangan gereja. Musibah, Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.

Hal itu ditegaskan Usman usai prosesi peletakan batu pertama rumah dan kios di bekas kantor Sekretariat Partai Golkar di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara pada Kamis, (23/7/2015).

Mengutip Kiblat.net, "Soal (pendirian masjid) itu urusan dengan gereja. saya tidak bisa bicara," ujar Usman kepada awak media.

Usman menambahkan, kepastian pendirian Masjid Baitul Muttaqin harus dibicarakan juga dengan pihak yang memegang tanah adat yang punya hak ulayat di Tolikara.

"Soal komentar itu saya tidak bisa tanggapi. Karena itu selalu ada urusan dengan gereja. Jadi yang ada saja saya bicara," ujarnya.

Saat dikonfirmasi gereja apa yang dimaksud, Usman menandaskan, "GIDI, dengan GIDI maksudnya," tandasnya. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Pengadilan Suriah menjatuhi hukuman mati terhadap host TV Al Jazeera

Posted: 25 Jul 2015 10:00 PM PDT

Faisal Al-Qassim (foto: MEMO)

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Pengadilan Damaskus menjatuhkan hukuman mati kepada host channel Al-Jazeera, Faisal Al-Qassim, dengan tuduhan "mendukung terorisme, berupaya melawan negara dan menghasut perselisihan sektarian", Al-Jazeera melaporkan, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Jum'at (24/7/2015).

Menurut sebuah dokumen yang bocor terkait dengan "Pengadilan Terorisme" Suriah, Al-Qassim telah dituduh "menghasut perselisihan sektarian dan mengajak orang Suriah untuk mengangkat senjata melawan negara, mengirim uang, makanan dan senjata kepada kelompok 'teroris' serta menyusun rencana dengan negara asing untuk melakukan agresi terhadap Suriah."

Hukuman itu juga termasuk penyitaan seluruh aset dan properti yang dimiliki oleh Al-Qasim dan keluarganya di Suriah atas tuduhan pembuatan bom, mendanai "terorisme" dan menghina presiden.

Intelijen militer Suriah menyerbu rumah Al-Qasim di Sweida awal tahun lalu dan mengubahnya menjadi barak militer.

(ameera/arrahmah.com)