Bersamaan dengan dimulainya kampanye serangan Rusia ke kota-kota di Suriah, sebuah fakta mengejutkan kembali terjadi di bumi Suriah. Berbagai kenyataan dan fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa koalisi Rusia & Assad benar-benar berperan membuka jalan bagi kemenangan terbesar Daulah Baghdadiyah terhadap Mujahidin setelah sebelumnya ISIS gagal menguasai Aleppo setelah sebelumnya gagal menguasai wilayah itu selama 2 tahun, meskipun telah berusaha sekuat tenaga.
Sebelum ini, Rusia menggunakan isu “Perang Melawan ISIS” untuk mendapatkan simpati dari rezim-rezim thaghut di muka bumi. Namun hanya dalam hitungan hari, fakta-fakta yang ada semakin menunjukkan bahwa Rusia tidak menyerang ISIS. Hal ini tampak dengan wilayah Raqqah, Hasakah dan wilayah-wilayah kekuasaan ISIS lainnya yang benar-benar selamat dari serangan pasukan Vladimir Putin ini.
Serangan demi serangan yang muncul justru menghantam wilayah-wilayah Mujahidin Jabhah Nushrah, wilayah Ahrar Syam, wilayah kekuasaan Mujahidin Jaisyul Fath. Kenyataan menyedihkan ini menyebabkan Rakyat Suriah menyimpulkan adanya koalisi persekutuan “tidak resmi” antara pasukan Rusia dan ISIS, sebagaimana yang tampak dalam seruan-seruan demonstrasi menentang invasi Rusia akhir-akhir ini,
Pasukan darat ISIS telah memanfaatkan periode serangan udara dan gempuran rudal jarak jauh Rusia yang menghantam basis-basis Mujahidin anti Assad ini, untuk menghancurkan pos-pos Ribath dan benteng Mujahidin di Aleppo utara. Hasilnya, gerak laju pasukan ISIS di Aleppo semakin tak terbendung saat Mujahidin bersusah payah menyelamatkan penduduk sipil dari serangan udara dan rudal Rusia.
Berkat serangan Rusia ini, ISIS dapat menguasai sekolah Lamasha, Tel Farah, Fafin, Tel Sousin, Ma’arata, Kafr Qars, Al Mantaga Al Hurra & Kompleks Penjara Al Ahdath.
Selain berkolaborasi dalam kemenangan ISIS di Aleppo, fakta-fakta lainnya juga menunjukkan bahwa Rusia memainkan strategi untuk mendukung rezim Assad secara terang terangan dalam penyerbuan kota Hama dan pesisir Lattakia.
Sebelum ini, Rusia menggunakan isu “Perang Melawan ISIS” untuk mendapatkan simpati dari rezim-rezim thaghut di muka bumi. Namun hanya dalam hitungan hari, fakta-fakta yang ada semakin menunjukkan bahwa Rusia tidak menyerang ISIS. Hal ini tampak dengan wilayah Raqqah, Hasakah dan wilayah-wilayah kekuasaan ISIS lainnya yang benar-benar selamat dari serangan pasukan Vladimir Putin ini.
Serangan demi serangan yang muncul justru menghantam wilayah-wilayah Mujahidin Jabhah Nushrah, wilayah Ahrar Syam, wilayah kekuasaan Mujahidin Jaisyul Fath. Kenyataan menyedihkan ini menyebabkan Rakyat Suriah menyimpulkan adanya koalisi persekutuan “tidak resmi” antara pasukan Rusia dan ISIS, sebagaimana yang tampak dalam seruan-seruan demonstrasi menentang invasi Rusia akhir-akhir ini,
Berkat serangan Rusia ini, ISIS dapat menguasai sekolah Lamasha, Tel Farah, Fafin, Tel Sousin, Ma’arata, Kafr Qars, Al Mantaga Al Hurra & Kompleks Penjara Al Ahdath.
Selain berkolaborasi dalam kemenangan ISIS di Aleppo, fakta-fakta lainnya juga menunjukkan bahwa Rusia memainkan strategi untuk mendukung rezim Assad secara terang terangan dalam penyerbuan kota Hama dan pesisir Lattakia.