Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Amir Jabhah Nushrah, Syaikh Al-Jaulani tawarkan jutaan Euro untuk mereka yang bisa membunuh Bashar Asad

Posted: 13 Oct 2015 04:42 PM PDT

Mujahid Jabhah Nusrah mengibarkan Ar-Roya. (Foto: AP)

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Amir Jabhah Nushrah, Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani hafidzahullah pada Senin (12/10/2015) dalam pesan audio, menawarkan hadiah sebesar 3 juta Euro untuk siapa saja yang bisa membunuh pemimpin rezim Nushairiyah Suriah, Bashar Asad dan 2 juta untuk pemimpin "Hizbullah", Hassan Nasrallah.

"Berapa lama Muslim harus menunda hak-hak mereka dan menumpahkan darah mereka untuk seorang pria yang mencintai kekuasaannya?" Tanya Syaikh Al-Jaulani.

Amir Jabhah Nushrah mengatakan ia akan membayar jumlah tersebut bahkan jika anggota keluarga Asad sendiri yang membunuhnya dan Jabhah Nushrah akan melindungi pembunuh dan keluarganya, lansir Al Arabiya.

Syaikh Al-Jaulani juga menawarkan hadiah sebesar 2 juta Euro untuk siapa saja yang membunuh pemimpin milisi Syiah asal Libanon yang menamai diri mereka "Hizbullah", Hassan Nasrallah karena "Hizbullah" telah melakukan intervensi militer dalam perang Suriah atas nama Asad, dan mengirimkan ribuah pejuangnya ke berbagai wilayah di seluruh negeri.

Dalam pesan suara yang diposting online, Syaikh Al-Jaulani menjelaskan bahwa intervensi Rusia baru-baru ini di Suriah sebagai bukti kegagalan Iran dan indikasi keruntuhan rezim Suriah yang telah dekat.

Syaikh Al-Jaulani menambahkan bahwa baru-baru ini Mujahidin menyerang rezim Nushairiyah Suriah dan menggagalkan rencana rezim untuk mendirikan negara Alawiyah yang membentan dari selatan Damaskus ke provinsi Latakia, lansir MEMO pada Selasa (13/10).

Dia melanjutkan untuk menegaskan bahwa Rusia telah mengeksploitasi situasi di Suriah dengan melakukan intervensi yang digunakan sebagai "kartu melawan Barat dengan maksud untuk memaksa solusi untuk krisis di Ukraina".

Syaikh juga menegaskan bahwa Rusia telah membunuh warga sipil Suriah dan mendesak Mujahidin di wilayah Kaukasus untuk melakukan pembalasan terhadap Rusia untuk operasi-operasinya di Suriah.

Rusia telah melancarkan serangan udara pengecut di Suriah sejak 30 September untuk menopang kekuasaan rezim Nushairiyah. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mulianya akhlak Mujahidin, mereka mundur dari kota Kunduz untuk menyelamatkan kehidupan warga sipil

Posted: 13 Oct 2015 04:19 PM PDT

Peta provinsi Kunduz

KUNDUZ (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) telah menarik diri dari ibukota provinsi Kunduz, Kunduz, setelah tiga minggu pertempuran intensif melawan pasukan boneka Afghanistan yang didukung dengan serangan udara AS.

Zabiullah Mujahid, juru bicara IIA mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka menarik diri dari kota untuk melindungi warga sipil.

"Kami meninggalkan Kunduz sehingga pertempuran bisa berhenti dan warga sipil bisa kembali ke kehidupan normal," ujar Mujahid seperti dilansir Al Jazeera pada Selasa (13/10/2015).

"Musuh kami telah menghancurkan pasar-pasar, bangunan komersil dan rumah sakit dalam pertempuran dan kami menyaksikan orang-orang mati dan menderita karena serangan-serangan itu."

Dalam pernyataan resmi yang dirilis di situs Voice of Jihad, Mujahidin IIA menyatakan bahwa dalam operasi untuk menguasai Kunduz, mereka telah mencapai harapan bahkan melampauinya karena nikmat Allah Subhanahu Wataa'la.

"Menyerang penjara Kunduz di mana ratusan Mujahid dan individu tak bersalah lainnya yang dituduh mendukung Jihad, adalah tujuan utama dari operasi ini. Segala puji bagi Allah, penjara jatuh di bawah

kendali Mujahidin pada hari pertama operasi dan ratusan Mujahid dibebaskan," ujar pernyataan Mujahidin IIA.

Kota Kunduz dianggap sebagai wilayah strategis dan pusat komando untuk seluruh provinsi di timur laut Afghanistan, saat Mujahidin IIA mengambil alih kontrol atas kota tersebut, gelombang kepanikan di tubuh musuh meningkat. Mujahidin terus memperluas kontrol mereka di provinsi Kunduz, Baghlan, Takhar, Badakhshan dan provinsi lainnya di utara Afghanistan. Hal ini direspon dengan serangan-serangan udara pengecut oleh pasukan teroris koalisi pimpinan AS yang menghantam target-target sipil.

"Seluruh distrik jatuh ke tangan Mujahidin dalam beberapa hari, sementara puluhan kendaraan, ratusan senjata berat dan ringan dan sejumlah peralatan lainnya juga disita oleh Mujahidin dan kemudian ditransfer untuk mengamankan lokasi. Penaklukkan berturut-turut seperti ini belum pernah disaksikan di masa lalu," lanjut pernyataan.

Dalam pertempuran Kunduz, fakta bahwa Afghanistan masih diduduki oleh orang-orang kafir juga terbuka, karena tentara penjajah yang mengklaim telah mentransfer kekuasaan ke tangan pasukan boneka Afghan secara penuh, masih terlibat dalam pertempuran dan melakukan pemboman terus-menerus di Kunduz serta menyebarkan pasukan darat mereka.

"Penaklukkan Kunduz san wilayah utara Afghanistan dicapai dengan kerugian yang sangat kecil di kubu Mujahidin dan karena rencana operasional yang terorganisir dengan baik, korban sipil juga sangat minimal. Namun saat musuh mencoba untuk merebut kembali kehormatan yang hilang, mereka mulai mengebom kota Kunduz dengan kekuatan udara AS, mereka tanpa pandang bulu menargetkan dan menyebabkan kerugian besar terhadap warga sipil, rumah sakit MSF (Dokter Tanpa Batas) juga dibom, menewaskan semua tenaga medis dan 105 pasien," ungkap IIA dalam pernyataannya.

"Mempertimbangkan situasi militer dan kerugian yang dialami dalam pertempuran berlarut-larut dalam mempertahankan kota Kunduz, karena itu Imarah Islam memerintahkan Mujahidinnya untuk menarik diri dari alun-alun utama dan gedung-gedung pemerintahan ke daerah pedesaan."

Menurut Imarah Islam, penarikan dari Kunduz dilakukan semata-mata untuk kepentingan yang lebih tinggi dari Jihad, tujuan utama untuk mengamankan penduduk dari serangan udara dan melindungi nyawa serta harta penduduk Kunduz. (haninmazaya/arrahmah.com)

Amir Jabhah Nushrah Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani menyeru Mujahidin Suriah untuk membalas serangan Rusia

Posted: 13 Oct 2015 08:45 AM PDT

ar-syaikhjaulani

SURIAH (Arrahmah.com) - Amir Jabhah Nushrah, cabang Al-Qaeda Suriah, mendesak Mujahidin Suriah untuk meningkatkan serangan terhadap benteng Syiah Nushairiyah sebagai pembalasan atas pembunuhan tanpa pandang bulu kepada kaum Muslimin yang dilakukan oleh penjajah Rusia.

Syaikh Al-Fatih Abu Muhammad Al-Jaulani menyampaikan seruan ini melalui pesan audio terbarunya yang dirilis Yayasan Al-Minara Al-Baydha' dan diposting di Youtube pada Senin (12/10/2015).

Ia mengatakan intervensi militer Rusia yang dilakukan sejak pekan lalu bertujuan untuk menyelamatkan pemerintahan rezim Bashar Asad dari kehancuran, tetapi ditakdirkan untuk gagal, walaupun sebelumnya mendapat dukungan militer Iran dan "Hizbullah".

"Tidak ada pilihan selain meningkatkan pertempuran dan menargetkan kota-kota dan desa-desa Alawiah di Latakia dan saya menyerukan kepada semua faksi untuk membombardir desa mereka setiap hari dengan ratusan rudal seperti yang mereka lakukan terhadap kota dan desa-desa Ahlu Sunnah," ujar Syaikh Al-Jaulani, sebagaimana dilansir Muqawamah Media.

Lebih hebat lagi, Syaikh Al-Jaulani menawarkan hadiah 3 juta euro bagi siapapun yang dapat membunuh Bashar Asad, dan juga 2 juta euro bagi mereka yang membunuh Hasan Nasrullah. Bahkan jika pelakunya dari keluarganya sendiri, dia dan keluarganya akan dijaga serta dipindahkan ke tempat yang mereka tentukan sendiri.

Jabhah Nushrah adalah salah satu kelompok jihad paling kuat yang melawan rezim Syiah Nushairiyah dalam konflik yang semakin kompleks dengan adanya intervensi Rusia di Suriah.

Rusia secara dramatis telah mengintensifkan kampanye pengeboman dalam beberapa hari terakhir dan mengklaim kampanye pengeboman berat itu telah menyerang banyak target Jabhah Nushrah dan kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di Suriah, dari depot amunisi, kamp-kamp pelatihan hingga pangkalan militer.

Tetapi pihak oposisi mengatakan kebijakan pengeboman "bumi hangus" Rusia justru telah membunuh puluhan warga sipil yang tidak berdosa. Syaikh Al-Jaulani juga mengatakan serangan Rusia itu juga menargetkan kelompok Jihad seperti Jaisyul Fath dan brigade Mujahidin lain yang aktif terlibat pertempuran melawan tentara Syiah Nushairiyah, serta membuat daerah yang dikuasai oleh ISIS justru tak tersentuh.

Perlu diingatkan, tujuan utama yang digembar-gemborkan oleh Rusia dalam kampanye pengebomannya adalah untuk menargetkan posisi ISIS di Suriah, namun justru yang menjadi target pertama kali adalah kelompok Jihad dari Tentara Pembebasan Suriah atau Free Syrian Army (FSA).

"Rusia jelas tahu bahwa Daulah (ISIS) tidak mengancam rezim karena daerah kontrolnya tidak berdampingan dengan jantung rezim. Jadi tidak mengherankan jika mereka telah memulai pengeboman mereka terhadap brigade yang langsung berhadapan dengan pasukan rezim," ujarnya.

Syaikh Al-Jaulani selanjutnya menggambarkan intervensi Rusia sebagai perang salib baru dari Timur. Ia menyatakan serangan itu dilakukan tak lama setelah serangkaian kemenangan yang dibuat oleh mujahidin yang mengancam pemerintahan Asad.

"Perang di Syam (Suriah) akan membuat Rusia mengingatkan kengerian yang mereka hadapi di Afghanistan. Invasi terbaru Rusia adalah panah terakhir dalam persenjataan musuh-musuh Islam dan musuh-musuh Suriah," katanya.

Ia mempertanyakan, "Apakah pemerintah Rusia berpikir bahwa tentara rezim Bashar Asad dapat diselamatkan dengan beberapa pesawat dan artileri?"

"Serangan Rusia sampai hari ini tidak lebih seperti serangan bombardir membabi buta rezim. Dan mereka akan dikalahkan di depan pintu Damaskus," tegasnya.

(banan/arrahmah.com)

Diteror "Israel", Universitas Palestina ditutup sementara

Posted: 13 Oct 2015 07:00 AM PDT

ar-israeli-soldier-full-combat-gear

PALESTINA (Arrahmah.com) - Dewan Pengawas Universitas Teknik Palestina - Khadoorie di kota Tepi Barat yang diduduki, Tulkarem, memutuskan meliburkan kegiatan belajar-mengajar untuk sementara waktu karena penjajah "Israel" mengancam akan menyerbu kampus, Quds Press melaporkan, sebagaimana dilansir MEMO pada Selasa (13/10/2015).

Kepala Dewan Pembina Ahmed Ammar mengatakan dalam sebuah pernyataan kemarin bahwa universitas akan ditutup sampai hari Ahad karena adanya "agresi 'Israel' yang terus-menerus" di kampus selama beberapa hari terakhir.

"Keputusan ini diambil untuk menjaga mahasiswa tetap aman dari peluru penjajah 'Israel'," katanya.

Kemarin, Quds Press menyatakan bahwa universitas dikosongkan setelah "Israel" meneror kampus usai bentrokan yang terjadi di sekitar kampus itu.

Sekitar 20 mahasiswa dilaporkan terluka dalam bentrokan di gerbang barat universitas.

Kemudian, pasukan "Israel" menyerbu universitas dan meneror mahasiswa dengan berkeliaran beberapa meter dari kantor pusatnya.

Quds Press juga menyatakan bahwa pasukan "Israel" menggunakan peluru tajam dan gas air mata dalam bentrokan itu.

(banan/arrahmah.com)

Saudi mentransfer $ 60 juta untuk Otoritas Palestina

Posted: 13 Oct 2015 06:45 AM PDT

ar-saudi-flag

MESIR (Arrahmah.com) - Duta Besar Arab Saudi untuk Mesir dan Perwakilan Liga Arab Ahmad Qattan mengungkapkan bahwa negaranya telah mentransfer $ 60 juta untuk Otoritas Palestina, Al-Resalah melaporkan pada Ahad (11/10/2015), sebagaimana dilansir MEMO.

Qattan mengatakan bahwa uang yang ditransfer ke Otoritas Palestina itu meliputi angsuran bulan Juli, Agustus dan September..

Dia mencatat bahwa pemerintah Saudi telah mendukung perjuangan rakyat Palestina di semua tingkatan dan menegaskan bahwa mereka akan terus melakukannya di masa depan.

(banan/arrahmah.com)

Dua roket menghantam kedutaan Rusia di Damaskus

Posted: 13 Oct 2015 06:20 AM PDT

damaskus

RUSIA (Arrahmah.com) - Dua roket menghantam kedutaan Rusia di Damaskus pada Selasa (13/9/2015), lansir AFP.

Serangan ini memicu kepanikan setelah ratusan orang berkumpul untuk mengekspresikan dukungan mereka terhadap serangan udara Moskow di Suriah, lapor seorang fotografer AFP.

Menurut fotografer yang berada di lokasi kejadian itu, sekitar 300 orang mulai berkumpul untuk melakukan demonstrasi mengungkapkan dukungan kepada Rusia yang baru-baru ini mulai melakukan intervensi di Suriah ketika roket-roket itu menghantam kedutaan di ibukota Mazraa.

Dengan kepanikan yang terjadi belum jelas mengenai ada tidaknya yang terluka atau terbunuh.

Rusia mengklaim bahwa serangan udara yang mereka lakukan di Suriah menargetkan kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.

Namun demikian, sejauh ini serangan-serangan mereka dilaporkan justru menyasar sejumlah posisi sipil dan pejuang Suriah yang menentang rezim Nushairiyah Suriah,

(banan/arrahmah.com)

Putin: Operasi militer Rusia akan berakhir bila tentara Asad telah membuat kemajuan di Suriah

Posted: 13 Oct 2015 06:00 AM PDT

ar-vladimir-putin-7

SURIAH (Arrahmah.com) - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan operasi militer Angkatan Udara Rusia di Suriah akan berakhir ketika tentara Presiden Suriah Bashar Asad membuat kemajuan, lansir MEMO pada Selasa (12/10/2015).

"Kami tidak bisa mengambil kewajiban tambahan dan tidak pernah melakukannya. Saya telah mengatakan dari awal bahwa fase aktif dari pekerjaan kami akan terbatas sampai akhir serangan tentara Suriah, "kata Putin Rusia kepada Channel One kemarin.

Presiden Rusia mengesampingkan kemungkinan serangan darat di Suriah, mengatakan: "Ini tidak mungkin, apa pun yang terjadi, kami tidak berniat untuk melakukannya, rekan-rekan Suriah kami tahu itu."

Putin menekankan bahwa segala sesuatu yang pasukan Rusia lakukan di Suriah dilancarkan sesuai dengan rencana dan bukan merupakan tindakan acak, mengklaim bahwa Rusia telah mengumpulkan informasi sebelum memulai operasi ini.

(banan/arrahmah.com)

Turki menyelamatkan 1.361 pengungsi di Laut Aegea

Posted: 13 Oct 2015 05:45 AM PDT

AR-turkey-turkish-coast-guard

TURKI (Arrahmah.com) - Pejaga pantai Turki menyelamatkan 1.361 pengungsi di Laut Aegea selama empat hari terakhir, lansir MEMO pada Selasa (13/9/2015).

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh provinsi Izmir kemarin, penjaga pantai telah melakukan 31 operasi pencarian dan penyelamatan antara 9-12 Oktober sebagai bagian dari "Operation Hope in the Aegean Sea".

Pernyataan itu menambahkan bahwa, selama operasi ini, tim menyelamatkan 28 pengungsi dekat distrik Ayvacik, 346 pengungsi di lepas pantai Bodrum, 278 pengungsi dekat Izmir serta 263 pengungsi di provinsi Aydin dan 46 pengungsi lainnya di lepas pantai Balikesir.

Penjaga pantai juga menangkap seorang penyelundup selama operasi itu, pernyataan tersebut menambahkan.

Penjaga pantai Turki telah menyelamatkan sebanyak 59.934 pengungsi di Laut Aegea sepanjang tahun ini, dan menangkap 76 pelaku perdagangan manusia serta merawat 120 pengungsi.

(banan/arrahmah.com)

Cina: Barat dan Rusia kembali memainkan Perang Dingin di Suriah

Posted: 13 Oct 2015 03:00 AM PDT

Pejuang Suriah membawa senjata mereka saat mereka menuju ke arah posisi mereka di kota Kafr Nabudah, di provinsi Hama, saat pasukan Presiden Suriah Basyar al-Asad melakukan serangan untuk menguasai kota itu pada 11 Oktober 2015.

BEIJING (Arrahmah.com) - Surat kabar Cina hari ini, Selasa (13/10/2015), menuduh Amerika Serikat dan Rusia mengulang permusuhan Perang Dingin mereka dengan terlibat dalam aksi militer di Suriah.

Surat kabar itu mengatakan bahwa mereka perlu untuk menyadari bahwa era Perang Dingin telah berakhir dan saatnya sekarang mereka mendorong pembicaraan damai.

The People's Daily, koran resmi Partai Komunis yang berkuasa di Cina, mengatakan dalam sebuah komentar bahwa Amerika Serikat dan Rusia tampaknya menggunakan Suriah sebagai ajang kompetisi diplomatik dan militer, seperti selama era Perang Dingin.

"Amerika Serikat dan Uni Soviet menggunakan segala macam tindakan diplomatik, ekonomi dan militer di tanah negara-negara ketiga untuk meningkatkan pengaruh mereka - itu adalah adegan lama dari Perang Dingin," surat kabar itu menulis dalam sebuah komentar.

"Tapi, kita sekarang berada di abad ke-21, dan orang-orang perlu perlu mengambil sikap atas hal ini!," tambahnya.

Cina yang biasanya satu suara dengan anggota Rusia di Dewan Keamanan PBB terkait isu Suriahturut mengutarakan perhatiannya terhadap campur tangan dalam hubungan internal Suriah, dan berkali-kali menyerukan solusi politik.

Bulan lalu, Rusia mulai meluncurkan serangan udaranya di Suriah. Peningkatan dramatis dari keterlibatan Rusia dalam konflik sipil itu dikritik oleh Barat sebagai usaha mendukung Presiden Suriah, Bashar al-Asad.

Amerika Serikat dan koalisinya juga telah lama melakukan serangan udara di Suriah juga dengan klaim melawan ISIS. Namun berbeda dengan Rusia, AS mendukung kelompok milisi moderat yang merupakan oposisi Asad.

The People's Daily juga mengatakan bahwa tak seorangpun yang tinggal diam ketika Suriah menjadi ajang perang, dan upaya untuk mencapai penyelesaian damai terhadap krisis tidak seharusnya mengendur.

"Masyarakat internasional, terutama negara-negara besar dengan banyak pengaruh, sepenuhnya harus menyadari kondisi kritis ini, dan merupakan kebutuhan mendesak untuk mencapai solusi politik terhadap masalah Suriah," katanya.

Komentar itu diterbitkan di bawah nama pena "Zhong Sheng", yang berarti "Voice of China", yang sering digunakan untuk memberikan pandangan tentang kebijakan luar negeri negara itu.

Cina, pemain diplomatik rendah di Timur Tengah yang menggantungkan Timur Tengah atas kebutuhan minyaknya, telah berulang kali memperingatkan bahwa aksi militer tidak dapat mengakhiri krisis Suriah.

(ameera/arrahmah.com)

Innaa lillaah, pelajar putri Palestina ditembak oleh tentara zionis "Israel"

Posted: 13 Oct 2015 02:15 AM PDT

Polisi "Israel", pada Senin sore (12/10/2015) telah menembak seorang pelajar putri Palestina Palestina yang diklaim oleh "Israel" "mencoba untuk menusuk seorang perwira".

YERUSALEM TIMUR (Arrahmah.com) - Polisi "Israel", pada Senin sore (12/10/2015) telah menembak seorang pelajar putri Palestina yang diklaim oleh "Israel" "mencoba untuk menusuk seorang perwira".

Penembakan itu terjadi di Bukit Amunisi di Sheikh Jarrah kota, Yerusalem Timur.

Menurut PNN, laporan awal mengatakan bahwa gadis itu berusia 15 tahun, dan akan pulang dari sekolah bersama dengan teman-temannya.

Dia ditembak saat masih mengenakan seragam sekolahnya.

Seorang pria Palestina di lokasi kejadian juga dicegat dan ditangkap setelah ia mencoba untuk membantu gadis itu.

Senin pagi, Mustafa Al-Khatib (18) juga telah ditembak mati oleh polisi "Israel". Lagi-lagi "Israel" mengkliam bahwa pemuda itu berusaha untuk menusuk seorang tentara "Israel"

Saksi mata mengatakan bahwa Mustafa tidak memiliki senjata, dan polisi menembaknya tanpa alasan.

(ameera/arrahmah.com)