Arrahmah.Com |
- Jenderal AS : Kampanye anti-ISIS akan memakan waktu minimal tiga tahun
- 45 tentara rezim Nushairiyah tewas dalam satu hari dalam serangkaian serangan di seluruh Suriah
- Ansharusy Syariah: Umat Islam haram natalan dan menggunakan atribut natal
- Dukungan untuk Da'i Mentawai yang dizalimi terus mengalir
- Refleksi 2014: Menghalau tantangan-tantangan, menyongsong abad Khilafah Rosyidah
- Universitas Al-Azhar Mesir memberhentikan 71 mahasiswa pro-Mursi
- Pengadilan Uni Eropa hapus Hamas dari daftar "teroris"
- Pernyataan juru bicara Taliban Afghanistan terkait serangan Taliban Pakistan di sekolah Peshawar
- Modi perintahkan partai untuk kendalikan agenda pro-Hindu di India
- تصريحات المتحدث باسم الإمارة الإسلامية حول الواقعة الحاصلة في مدرسة بمدينة بشاور
Jenderal AS : Kampanye anti-ISIS akan memakan waktu minimal tiga tahun Posted: 18 Dec 2014 03:49 PM PST WASHINGTON (Arrahmah.com) - Panglima pasukan AS yang terlibat dalam perang yang berdalih untuk memerangi Daulah Islam (ISIS) mengatakan pada Kamis (18/12/2014) bahwa perang tersebut minimal akan menghabiskan waktu tiga tahun. Ditanya mengenai kemajuan di lapangan dalam pertemuan di Pentagon, Letnan Jenderal James Terry mengatakan bahwa serangan udara pertama AS baru saja terjadi empat bulan yang lalu dan ia memperkirakan setidaknya memakan waktu minimal tiga tahun, lansir Al Arabiya. Selama pertemuan tersebut, Terry mengklaim pasukan Kurdi yang didukung oleh pesawat-pesawat tempur koalisi telah merebut kembali wilayah yang luas di Irak dekat perbatasan Suiah dalam serangan pekan ini. Lebih dari 50 serangan udara pengecut diluncurkan dalam beberapa hari terakhir yang memungkinkan Kurdi merebut kembali sekitar 100 km persegi dari wilayah di dekat Sinjar, ujar klaim Terry. Pasukan Peshmerga Kurdi sebelumnya juga mengklaim telah merebut beberapa desa di sekitar Sinjar. AS dan sekutunya sejak Agustus telah melakukan 1.361 serangan udara di Irak dan serangan diperluas ke Suriah pada September. (haninmazaya/arrahmah.com) |
45 tentara rezim Nushairiyah tewas dalam satu hari dalam serangkaian serangan di seluruh Suriah Posted: 18 Dec 2014 03:31 PM PST DAMASKUS (Arrahmah.com) - Pejuang Suriah menewaskan 45 tentara rezim Nushairiyah dalam serangkaian serangan di seluruh negeri pada Kamis (18/12/2014). Ledakan bom di desa Kasr Abo Samra yang berlokasi di timur kota Hama menewaskan 30 pasukan rezim. Menurut laporan Zaman Alwasl,bom tersebut ditanam oleh pejuang dari faksi Tentara Pembebasan Suriah (FSA). "Tentara Pembebasan Suriah menyerang banyak posisi militer dan berhasil merebut sejumlah kendaraan militer. Pasukan rezim menderita banyak kerugian," ujar Komisi Umum Revolusi Suriah seperti dilansir Zaman Alwasl. Sedangkan Jabhah Islamiyah menewaskan 15 tentara rezim di hari yang sama di Aleppo, ujar laporan Anadolu Agency. Jabhah Islamiyah dilaporkan berhasil menguasai enam pos militer milik tentara rezim. "Fraksi-fraksi dari Jabhah Islamiyah menyerang pasukan Assad melalui serangan rudal dan proyektil lokal buatan di wilayah Ardul Melah," ujar juru bicara Jabhah Islamiyah kepada Anadolu. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Ansharusy Syariah: Umat Islam haram natalan dan menggunakan atribut natal Posted: 18 Dec 2014 08:44 AM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini sering disalahartikan oleh sebagian umat Islam dan mereka merasa ini adalah bagian dari toleransi beragama dengan ikut merayakannya atau minimal dengan menggunakan atribut natal. Terkait hal itu Jamaah Ansharusy Syariah lewat Juru Bicaranya Ustadz. Ahmad Fatih menegaskan haram hukumnya merayakan natal Kristen dan mengenakan atributnya. "Haram hukumnya ikut merayakan natal dengan cara merayakannya bersama atau menggunakan atribut khas natal," katanya dalam siaran persnya malam ini. Dalam rilis berjudul Himbauan kepada umat Islam untuk tidak ikut merayakan natal dan menggunakan atribut natal, Anshorus Syariah juga mendukung dan memperkuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah mengeluarkan fatwa terkait haramnya ikut perayaan natal bersama dan seruan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris, SE MH kepada pengusaha retail terkait himbauan untuk tidak mewajibkan karyawannya menggunakan topi santa atau sejenisnya. Untuk itu, kata Ustadz Fatih, Jamaah Ansharusy Syariah di 6 wilayah yakni DKI. Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur , Nusa Tenggara Barat dan Banten untuk selalu melakukan dakwah. "Amar ma'ruf nahi munkar kepada masyarakat, umat Islam di perkantoran, mall dan pusat perbelanjaan tentang haramnya merayakan natal dan menggunakan atribut natal sebagai upaya untuk mencegah dan membentengi aqidah umat islam agar tidak bercampur dengan kebatilan," terangnya. Selanjutnya menyeru kepada pemerintah agar melindungi kebebasan setiap umat beragama dalam menjalankan agamanya termasuk umat Islam yang dilarang untuk merayakan natal dan menggunakan atribut natal karena itu bagian dari aqidah umat Islam. Dalil Al Quran-Hadits Haram hukumnya ikut merayakan natal dengan cara merayakannya bersama atau menggunakan atribut khas natal. Hal ini ditegaskan dalam Al Qur'an dan Hadits Rosulullah Shallallaahu alaihi wa Salam "Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al Ikhlas: 1-4) "Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 42) Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh kalian akan mengikuti umat sebelum kalian, persis seperti jengkal telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri, seperti hasta kanan dan hasta kiri. Hingga andaikan mereka masuk ke lubang kadal gurun, kalianpun akan mengikutinya" (HR. Muslim) Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: "Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut" (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban). (azm/arrahmah.com) |
Dukungan untuk Da'i Mentawai yang dizalimi terus mengalir Posted: 18 Dec 2014 06:41 AM PST PADANG (Arrahmah.com) - Dukungan untuk Da'i muda Mentawai yang dikriminalisasi karena kegigihan dakwah Islamnya Farhan Muhammad alias Ramses Saogo terus mengalir. Solidaritas Muslim menyerahkan donasi untuk kasus Farhan melalui Tim Pengacara beliau yakni Fitri Yeni, SH. senilai Rp 10.juta Rabu (17/12/2014). Diharapkan dengan bantuan awal ini semoga bisa mengawal kasus Farhan hingga cepat selesai. Selanjutnya donasi diharapkan bisa diarahkan membantu anak-anak Mentawai untuk bisa sekolah kembali. Fitri Yeni, SH pengacara Farhan, sebagaimana diwartakan laman Solidaritasmuslim.com mengatakan, "Terima kasih atas bantuan dan kepedulian dari kawan-kawan semua. kawan-kawan yang tidak pernah kita bertemu muka tapi sangat peduli dengan kasus Farhan. Bagi kami di PAHAM (Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia) Sumatera Barat, apa yang telah dilakukan oleh kawan-kawan Solidaritas Muslim sungguh sangat luar biasa, dan kepedulian kawan-kawan memberikan energi yang luar biasa juga bagi kami. Insya Allah kami akan menjaga amanah dari para donatur dan kawan-kawan semua," ungkapnya. Sementara itu pada sidang Dai muda Mentawai yang dizalimi ini di Pengadilan Negeri Padang, Sumatra Barat, Kamis (10/12/14) diwarnai dengan isak tangis haru. Suasana persidangan kasus Farhan menjadi haru ketika saksi yang didatangkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) memberikan kesaksian. Korban (anak-anak Mentawai) semua datang di sidang beserta dengan kedua orang tuanya. Isak tangis tak terbendung ketika orang tua anak-anak mentawai bergantian memeluk Farhan dan Maya. Pengacara Farhan mengungkapkan, dalam persidangan terungkap bahkan paman Farhan (Marleytias) dulu juga pernah mengenyam dunia pendidikan yang dikelola orang Islam, dia (Marley) pernah Islam dan sekarang Kristen lagi. Marley memberikan kesaksian, "Farhan adalah anak yang baik, dia Islam dan kami percaya kalau Farhan akan menjaga adik dan keponakannya." Pada kesempatan itu Penasehat hukum Farhan dan Mayarni mengajukan penangguhan penahanan terdakwa kepada majelis hakim. Sidang berikutnya diagendakan pada Rabu 24 Desember 2014 dengan agenda mendengarkan kesaksian dari saksi JPU. Farhan Muhammad seorang Dai muda Mentawai ditangkap oleh Polisi Polresta Padang pada tanggal 25 Juni 2014 saat dirinya bersama 9 (sembilan) anak-anak mentawai akan berangkat ke Jakarta. Anak-anak ini rencananya akan disekolahkan di Jakarta. Semua anak-anak tersebut masih memiliki hubungan darah dengan Farhan, bahkan salah satu diantaranya adalah adik kandung terdakwa. Para orang tua anak-anak tersebut sudah menyetujui anak-anaknya dibawa oleh Farhan, karena berharap mendapatkan pendidikan yang jauh lebih baik kedepannya. Para orang tua sadar dan tahu kalu anak-anak mereka akan disekolahkan di pondok pesantren di Jakarta kata Fitri Yeni, yang juga Direktur Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatra Barat. Bahkan ada salah satu orang tua anak-anak ini berujar "Biarlah mereka belajar di sekolah Pesantren daripada dikampung tidak sekolah, nanti kelak sudah besar biarkan mereka memilih agama yang mereka yakini; dimana persetujuan orang tua anak-anak tersebut dibuat secara tertulis," cerita Fitri. Zulhesni, juga penasihat hukum terdakwa menyampaikan, dalam kasus ini selain Farhan Muhammad juga ditahan seorang ibu muda Mayarni Mzen. Rencananya Mayarni ini akan memfasilitasi bertemu dermawan yang akan membiayai anak-anak ini mendapatkan pendidikan yang jauh lebih baik. Menurut Zulhesni, ironis memang penegakan hukum di Indonesia. Seperti dalam kasus ini dimana niat baik tidak melulu dipandang baik oleh aparatur penegak hukum. Dalam mengajak anak-anak, Farhan tidak mengiminng-imingi apalagi paksaan, bahkan orang tua mereka malah berlomba-lomba meminta anaknya untuk diikut sertakan agar dapat pendidikan yang jauh lebih baik. Sehingga para orang tua memberikan persetujuan tertulis. Namun aparat selalu mencari-cari kesalahan bahkan terkesan kasus ini adalah kriminalisasi terhadap Dai, lebih kental nuansa sentimen keagamaan dalam kasus ini. Donasi Bantuan dan donasi untuk kasus #Farhan Mentawai bisa melalui rekening Solidaritas Muslim. Dengan menambahkan nominal 3.000 dibelakang nominal yang ditransfer, agar donasi tidak bercampur dengan program yang lain. Rekening:
a.n. SOLIDARITAS MUSLIM Konfirmasi transfer: 0812 2718 2211 Format konfirmasi: Nama_Alamat_Bank_Nominal Donasi Adapun donasi yang terkumpul dipergunakan untuk mensupport proses hukum dan biaya pendidikan anak-anak Mentawai. (azm/arrahmah.com) |
Refleksi 2014: Menghalau tantangan-tantangan, menyongsong abad Khilafah Rosyidah Posted: 18 Dec 2014 03:58 AM PST Oleh Umar Syarifudin, Lajnah Siyasiyah Hizbut Tahrir Indonesia Kota Kediri (Arrahmah.com) - Segala puji bagi Allah, Tuhan Pencipta bumi, langit dan isinya, Tuhan Maha mengatur alam, manusia dan kehidupan. Sholatan wa salaman atas Nabi Muhammad, saw. Kepada shahabatnya, dan pengikut jejak langkah dakwahnya. Tahun 2014 akan berlalu. Secara umum tidak banyak perubahan mendasar yang terjadi di dunia Islam. Negeri-negeri Islam masih menjadi objek imperialisme negara-negara Kapitalisme dunia.Irak, Afghanistan, Palestina, Suriah dan Pakistan masih diduduki.Pangkalan militer Amerika tersebar di antero dunia Islam terutama di Timur Tengah.Cerminan pendudukan Amerika yang disetujui para bonekanya.Masyarakat internasional yang dipimpin oleh Amerika dan sekutunya tidak peduli sama sekali terhadap ribuan orang tua, wanita dan anak-anak yang telah mereka tumpahkan darahnya, serta ratusan ribu terluka yang telah mereka lempari roket-roket peledak hingga anggota tubuhnya hilang, kemudian jutaan orang yang telah mengungsi setelah rumah-rumahnya dihancurkan. Di belahan dunia Islam lainnya, kaum minoritas Muslim tak beranjak dari kondisi terpuruk. Muslim di Xinjiang (Cina), Rohingya (Myanmar), dan Pattani (Thailand) berjuang untuk membebaskan diri dari kekejaman rezim penguasa. Sementara di Barat, minoritas Muslim sering mendapatkan perlakukan diskriminatif. Mereka semua tak bisa berbuat banyak, kecuali bertahan dan membela diri dengan kemampuan yang ada. Di sisi lain, negara adidaya Amerika Serikat mulai berjalan gontai. Krisis ekonomi membuat negara itu limbung.Utang kian menumpuk. Rezim Obama bersitegang dengan Kongres terkait anggaran belanja negara sehingga pemerintahan AS sempat mengalami shutdown tahun lalu karena rencana pemerintah menambah utang tak disetujui oleh Kongres. Kapitalisme sekuler menyebarkan populasi "masyarakat sakit" di barat dan timur.Kemajuan dan modernitas yang ditawarkan Kapitalisme justru menjadi resep manjur bagi arus massal dehumanisasi bagi umat manusia, karena membuat masyarakatnya lebih menghargai materi dan kesenangan fisik daripada bangunan masyarakatnya, ide kebebasan telah membuat mereka abai terhadap kemanusiaan dan pelestarian ras manusia itu sendiri. Paham individualistik akut telah melahirkan generasi yang rusak mentalnya, kosong secara spiritual, gagal mendefinisikan realitas kehidupan, tidak memiliki tujuan hidup dan terobsesi pada tokoh-tokoh superhero imajinatif dan inhuman dari industri hiburan kapitalistik yang mereka ciptakan sendiri. Indonesia dalam sejarahnya telah beberapa kali berganti rezim kekuasaan. Mulai era orde lama yang dipimpin rezim Soekarno, kemudian beralih ke era orde baru yang dipimpin rezim Soeharto, hingga era reformasi yang dipimpin oleh beberapa rezim mulai dari BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono selama 2 periode, dan saat ini dilanjutkan oleh Joko Widodo. Pergantian rezim di Indonesia berada pada simpul sistem yang sama, yakni demokrasi, meskipun diinterpretasikan berbeda oleh masing-masing rezim. Pada periode 2014-2019, Indonesia dipimpin oleh Joko Widodo dan Jusuf Kala sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Apabila melihat sejarah, permasalahan serupa akan dijumpai pada masa pemerintahan mereka. Hal ini disebabkan sistem demokrasi yang dijadikan panutan dalam menyelenggarakan pemerintahan.Padahal, sistem demokrasi penuh dengan kecacatan dan membunuh dirinya sendiri. Kegelisahan terhadap demokrasi sudah lama diutarakan oleh para penganut demokrasi itu sendiri, lihatlah sinisme John Adams (mantan Presiden AS ke-II), dia pernah menulis: Remember, democracy never lasts long. It soon wastes, exhausts, and murders itself. There never was a democracy yet that did not commit suicide. (Ingatlah, demokrasi tidak akan bertahan lama. Ia akan segera terbuang, melemah dan membunuh dirinya sendiri; demokrasi pasti akan bunuh diri). Demokrasi tidak memberikan apa-apa, kecuali segudang permasalahan. Harapan kepada demokrasi merupakan harapan semu yang tidak akan menghasilkan kebaikan sedikit pun. Ketaatan kepada Syariat Islam secara menyeluruh merupakan wujud keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.Maka penerapan Syariat Islam secara menyeluruh merupakan syarat terlimpahkannya berkah Allah dari langit dan bumi.Tentunya, penerapan Syariat Islam yang dimaksud bukan semata-mata dalam aspek individual, tetapi dalam semua hal, termasuk bernegara.Karena sungguh tidaklah sedikit hukum-hukum Allah SWT yang hanya dapat diimplementasikan, kecuali dengan keberadaan negara.Namun, negara yang dimaksud bukanlah sembarang negara.Negara tersebut adalah negara yang menerapkan Syariat Islam secara menyeluruh, yakni Al Khilafah Rasyidah 'ala min haajin nubuwwah. Tegaknya Khilafah semakin dekat Banyak penulis telah menggambarkan kemerosotan Barat ini, baik penulis Barat sendiri, maupun penulis dari kalangan anak umat Islam. Sejak sekitar tahun 1980-an hingga kini, buku-buku seperti ini terus hadir untuk membangkitkan kesadaran kita akan keroposnya Peradaban Barat. Muhammad Sulaiman pada tahun 1984 telah menulis buku As-Suquth min ad-Dakhil (Keruntuhan AS dari Dalam).Pada tahun 1992 terbit buku We're Number One karya Andrew L. Saphiro, penulis Amerika, yang menggambarkan kebobrokan AS di berbagai bidang di balik kesan palsu AS sebagai negara nomor satu di dunia. Belakangan muncul Muhammad Nuroddin Usman tahun 2003 menulis buku berjudul Menanti Detik-Detik Kematian Barat. Lalu ada Harry Shutt, seorang Amerika lainnya, pada tahun 2005 menulis buku Runtuhnya Kapitalisme (The Decline of Capitalism). Mohammad Shoelhi menulis Di Ambang Keruntuhan Amerika pada tahun 2007. Bahkan, orang kafir saja ada yang yakin akan tegaknya Khilafah. Michael Loreyev, direktur sebuah perusahaan dan Wakil Presiden Rusia Onion of Industrialists dan Wakil Ketua Duma (Rusia Assembly) memprediksi pada tahun 2020 akan muncul beberapa negara besar di dunia. Salah satunya adalah Khilafah.Ini juga sejalan dengan prediksi The National Intelligence Counted yang menyebut kemungkinan munculnya Khilafah baru pada tahun 2020. Keseriusan negara-negara kafir penjajah melakukan berbagai cara untuk menghalangi perjuangan Khilafah menjadi bukti nyata bahwa mereka tidak menganggap Khilafah sebagai utopia, namun ancaman nyata. Kerinduan umat terhadap khilafah dibarengi oleh kondisi peradaban barat yang kian merosot.Sesungguhnya Peradaban Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat saat ini boleh diibaratkan sebagai "the new sick man" (orang sakit baru) yang tengah menunggu sekarat.Berbagai krisis multidimensional mulai dari krisis ekonomi dan finansial, krisis politik, krisis lingkungan, krisis moralitas dan seterusnya telah menjadi semacam kanker ganas yang menggerogoti peradaban Barat yang sakit dan gagal. Indikasi tersebut terlihat dari rindunya umat Islam untuk kembali dipimpin oleh seorang khalifah di bawah naungan Khilafah. Dua konteks yang memberikan gambaran kerinduan tersebut adalah: Pertama, perjuangan kaum muslimin di Suriah adalah perjuangan penegakkan Khilafah. Revolusi Syam di Suriah terjadi mulai tahun 2012. Ketika Arab Spring nyaris berakhir setelah tumbangnya sejumlah rezim di Mesir dan Yaman, serta dimulainya pengadilan terhadap rezim-rezim tersebut, seperti yang terjadi di Tunisia dan Mesir, justru Revolusi Syam ini membara. Revolusi ini berbeda dengan revolusi-revolusi rakyat di Tunisia, Mesir, Bahrain, Libya, Yaman dan beberapa wilayah yang lain. Ciri yang membedakan Revolusi Syam dengan Revolusi di Dunia Arab lainnya adalah sifat keIslamannya. Jika Revolusi di dunia Arab lainnya menuntut ditumbangkannya rezim boneka, maka Revolusi Suriah tidak hanya itu. Mereka juga menuntut diterapkannya syariah dan tegaknya khilafah. Bahkan, mayoritas pejuang Islam di sana telah menandatangi Mitsaq al-'Amal li Iqamati al-Khilafah (Komunike Perjuangan untuk Menegakkan Khilafah). Dalam kasus Suriah, kesadaran menegakkan Islam dalam bingkai Khilafah itu jelas-jelas nyata.Ketika revolusi ini hendak dibajak oleh antek-antek Barat yang menyusup di tengah-tengah mereka, baik melalui koalisi nasional, oposisi karbitan, hingga penyusupan di tengah-tengah aksi, seperti yang terjadi di Banash, semuanya berhasil digagalkan.Ini bukti, bahwa kesadaran politik umat jelas semakin menguat. Peluang berdirinya khilafah Islam di Syam tidak bisa dilepaskan dari kembalinya kesadaran politik dan keberislaman kaum Muslim di sana. Terlebih, ketika rezim boneka dukungan Barat dengan sistem monarki, republik dan demokrasinya jelas-jelas telah merampas hak-hak politik mereka, dan gagal menyejahterakan kehidupan mereka. Sejarah khilafah dengan segala kejayaannya juga menjadi bagian dari sejarah mereka.Mereka bisa membandingkan, terlebih saat mereka mengalami nasib tragis seperti saat ini. Di zaman khilafah mereka dihormati oleh kawan dan lawan, tetapi di bawah rezim boneka, mereka dinistakan, dan bahkan dibantai di sana sini. Hizbut Tahrir, sebagai partai ideologis, benar-benar menyadari tanggung jawabnya, bukan hanya kepada rakyat Syam, tetapi juga kepada Allah, Rasul-Nya dan seluruh umat Islam. Karena itu, siang dan malam, Hizbut Tahrir terus bekerja keras untuk mengawal Revolusi Islam ini hingga mencapai tujuannya, yaitu tumbangnya rezim kufur Bashar, kemudian menggantikannya dengan khilafah. Hizbut Tahrir memobilisasi para pejuang Islam di sana untuk menandatangani Mitsaq al-'Amal li Iqamati al-Khilafah. Hizbut Tahrir juga telah menyiapkan RUUD Negara Khilafah yang siap kapan saja diterapkan.Hizbut Tahrir juga telah mempersiapkan para aktivis terbaiknya untuk menjalankan roda pemerintahan. Kedua, PEW Research Center yang bermarkas di Washington DC merilis hasil surveinya terkait opini publik mengenai dukungannya terhadap penerapan syariah di level negara. Cakupan survei ini cukup luas dengan melibatkan 38.000 responden di 39 negara di wilayah Afrika, Asia dan Eropa. Hasilnya, dukungan umat Islam terhadap penerapan syariah di Indonesia sebesar 72 persen, Pakistan (84 persen), Bangladesh (82 persen), Afghanistan (99 persen), Thailand (72 persen), dan Malaysia (86 persen). Di Timur Tengah dan Afrika: Irak (91 persen), Palestina (89 persen), Maroko (83 persen), Mesir (74 persen), Yordania (71 persen), Niger (86 persen), Djibouti (82 persen), Kongo (74 persen) dan Nigeria (71 persen). Hasil survei ini menunjukkan bahwa bukan hanya di Indonesia, tapi juga di banyak negeri Muslim, aspirasi untuk kembalinya syariah ternyata juga sangat besar.Umat sudah menyadari bahwa kebaikan hanya ada pada Islam dengan syariahnya, bukan dalam sistem sekuler yang telah nyata-tanya gagal membawa kebaikan. Tantangan Serius Beberapa situs mempublikasikan pernyataan seorang mantan pejabat CIA, Robert Baer, bahwa "Teorinya tentang dominasi Syiah Iran di Timur Tengah benar-benar telah runtuh. Sekarang, kami hidup era revolusi rakyat Sunni.Dan tanda-tanda munculnya Khilafah Islam telah kembali. Mesir, Tunisia, Yordania, Libya dan Suriah merupakan negara-negara Sunni, dan akan mengadopsi contoh Turki dalam pemerintahan (Khilafah Utsmani). Sedang pemerintahan (Turki sekarang) ini tidak ada hubungannya dengan pemerintahan Islam." Dia menambahkan: "Keberhasilan revolusi di Suriah akan meluas ke Yordania. Rakyat menginginkan perubahan dan membersihkan korupsi.Bahkan neo-kolonialisme telah meninggal setelah invasi Irak." Ya, tanda-tanda munculnya khilafah Islam telah kembali lagi.Sehingga kaum kafir terus memonitor dan mengawasinya, serta menyiapkan rencana untuk memeranginya jika tipu daya dan makar mereka tidak dapat mencegah munculnya Khilafah.Barat dan antek-anteknya sangat serius untuk menghalangi kebangkitan kaummuslimmelalui berbagai cara. Cara berpikir sesat yang merasuki kaum sekular-liberal yang membenci dan sekaligus takut dengan konsep Khilafah.Sekularisme yang merupakan pengalaman sempit dan lokal dari Barat, dianggap suci, mutlak benar, dan dapat berlaku universal.Sekularisme inilah yang kemudian digunakan untuk menghakimi dan memvonis Khilafah.Kesimpulan mereka, Khilafah harus dihukum dengan mengeluarkannya dari bagian ajaran Islam. Penolakan ini tentu bukan karena Khilafah bertentangan dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits, tapi karena Khilafah tidak cocok dengan logika sekularisme yang menghapuskan peran agama dalam pengaturan kehidupan publik. Selain itu, kewajiban Khilafah juga ditolak karena katanya sejarah Khilafah penuh konflik yang berdarah-darah, otoriter, dan gagal.Khilafah juga dikatakan sekedar ijtihad sahabat sepeninggal Nabi SAW, yang bisa saja berubah-ubah sesuai waktu dan tempat. Dan seterusnya bla bla bla… (Luthfi Assyaukanie, Perlunya Mengubah Sikap Politik Kaum Muslim, www.islamlib.com; Jajang Jahroni, Khilafah Islam : Khilafah Yang Mana? www.islamlib.com). Segala macam penolakan Khilafah, sesungguhnya terbit dari satu paradigma saja, yaitu sekularisme, tidak ada yang lain. Sekularisme itulah yang dijadikan paradigma pemikiran oleh kaum sekular-liberal yang membenci Khilafah. Maka dari itu, bisa dimaklumi mengapa kaum sekular-liberal sangat memuja-muja Ali Abdur Raziq (w. 1966), bekas ulama dan hakim agama di Mesir, yang dalam bukunya Al-Islam wa Ushul Al-Hukm : Bahts fi al-Khilafah wa Al-Hukumah (terbit 1925) telah menolak sistem Khilafah sebagai bagian ajaran Islam (Luthfi Assyaukanie, Ali Abd Ar-Raziq (1888-1966) Peletak Dasar Teologi Modern, http://www.islamlib.com). Padahal, secara sosio-historis, sekularisme adalah pengalaman lokal Barat, tidak universal, dan jelas tidak bisa dipaksakan atas Dunia Islam yang berbeda karakteristiknya. Th.Sumartana secara jujur mengakui : "Apa yang sudah terjadi di Barat sehubungan dengan hubungan agama dan negara sesungguhnya sejak awal bercorak lokal dan berlaku terbatas, tidak universal. Dan prinsip-prinsip yang dilahirkannya bukan pula bisa dianggap sebagai resep yang mujarab untuk mengobati komplikasi yang terjadi antara agama dan negara di bagian dunia yang lain…" (Th. Sumartana, "Pengantar", dalam Robert Audi, Agama dan Nalar Sekuler dalam Masyarakat Liberal, 2002:xiv) Kejahatan kapitalis paling mendasar adalah sekulerisme, yaitu: prinsip pemisahan antara agama dan tata kehidupan (fashluddin 'anil hayat). Sehingga setiap manusia memiliki hak kebebasan yang diletakkan oleh sistem kapitalis ini, yaitu kebebasan beraqidah, berpendapat, kepemilikan dan kebebasan individu. Kemudian kebebasan ini dilindungi oleh HAM, yagn dikukuhkan hukumnya melalui deklarasiHuman rigts yang disponsori PBB. Sejumlah mitos-mitos palsu, kecaman, tuduhan, dan fitnahan telah dilontarkan oleh kaum sekuler untuk menyerang konsep Khilafah. Jika ditelaah dengan cermat dan seksama, berbagai tuduhan itu menyiratkan 3 (tiga) hal penting : Pertama, paradigma yang melandasi bermacam tuduhan itu adalah sekularisme, bukan yang lain. Kedua, berbagai tuduhan itu secara implisit telah menggunakan perspektif nilai-nilai Barat dan didasarkan pada pengalaman historis Barat. Ketiga, seringkali tuduhan itu menunjukkan bahwa penuduhnya tidak memahami persoalan, atau memang sengaja melakukan disinformasi untuk kepentingan penyesatan. Berbagai tuduhan itu akan gugur dengan sendirinya setelah kita tahu bahwa bahwa paradigmanya (yaitu sekularisme) adalah paradigma yang keliru dan sesat. Berbagai tuduhan itu dapat diumpamakan cabang dan ranting pohon yang berasal dari akar yang sama. Jika akarnya telah tercerabut dari tanah, maka seluruh bagian pohon tidak akan bisa berdiri tegak dan akan roboh dengan sendirinya. Firman Allah SWT (artinya): "Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dari akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun."(QS Ibrahim [14] : 26) Bentuk-Bentuk Mitos-mitos palsu dan tuduhan-tuduhan miring agar umat tersesat, diantaranya:
Ada baiknya kita mengetahui tujuan tuduhan-tuduhan kaum sekular-liberal yang membenci Khilafah itu. Berbagai tuduhan itu tujuannya adalah : Pertama, agar umat Islam tersesat dan tertipu lalu menolak Khilafah yang sebenarnya sudah diketahui merupakan bagian ajaran Islam yang sangat penting (ma'luum min al-din bi al-dharurah). Kedua, agar umat Islam terus menerus menderita di bawah tindasan sistem sekuler yang kufur yang dipaksakan penjajah kafir atas umat Islam. Mereka akan mengerahkan segala potensi pemikirannya untuk menangkal pemikiran yang shohih tentang tegaknya Syari'at Islam, baik dengan manufer pernyataan politik, konferensi press, berdalil yang tidak jelas asal-usulnya dalil dan yang paling tidak luwes mengerahkan massa melalui politik penyesatan (tadhilul ummat Iis-siyasah) dan manuver politik pembohongan umat (takdzibul ummat Iis-siyasah) demi kelestarian kesenangan yang selama ini dinikmati hawa nafsunya.. Jadi, segala macam tuduhan itu dimaksudkan untuk menjegal perjuangan umat yang ikhlas untuk mengembalikan Khilafah, serta untuk menjustifikasi dominasi penguasa sekuler yang menjadi antek-antek kaum penjajah kafir, khususnya Amerika Serikat.Jelas, berbagai fitnah dan mitos-mitos palsu yang diciptakan musuh-musuh Allah harus ditangkal dengan jalan dakwah. Upaya mengembalikan Khilafah Rosyidah adalah merupakan usaha mulia yang harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Lebih dari itu merupakan kewajiban dari Allah SWT bagi kita. Oleh karena itu, tantangan-tantagan tersebut harus dihadapi secara serius dan sistematis sesuai thoriqoh yang diridhoi Allah Swt.Umat harus segera dijelaskan secara naqli dan aqli agar terbentuk kesadaranumum terhadap cinta-cita yang mulia ini. Allah SWT mengingatkan kita: Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu.Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya."(QS. An-Nisaa' 60). Penutup Mengutip pernyataan amir Hizbut Tahrir bahwa "Sesungguhnya perkara al-Khilafah al-Islamiyah amatlah agung dan posisinya sungguh sangat signifikan. Berdirinya tidak akan sekadar berita yang menjadi bahan ejekan media massa menyesatkan. Akan tetapi dengan izin Allah, berdirinya Khilafah akan menjadi 'gempa' menggema, yang membalikkan neraca internasional dan mengubah wajah dan arah sejarah". Masalah ini bukanlah sekadar romantisme sejarah. Menegakkan khilafah merupakan kewajiban kita semua.Ketiadaan Khilafah Islamiyyah telah mengakibatkan telantarnya banyak hukum Islam. Kita wajib memfokuskan diri dalam perjuangan menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah, dengan cara menjadikan agenda penegakan Khilafah Islamiyyah sebagai persoalan hidup dan mati. Kita wajib secara terus-menerus tanpa kenal lelah memberikan penyadaran kepada umat Islam mengenai kewajiban dan pentingnya perjuangan menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah. Mengubah pemerintahan demokrasi menjadi Daulah Islamiyah adalah sesuatu yang mungkin terjadi, membebaskan umat muslim dan negeri-negeri muslim dari penjajahan Barat adalah sesuatu yang mungkin terjadi. Mengalahkan Amerika Serikat dan sekutunya dengan jihad di bawah naungan daulah Khilafah adalah sesuatu yang mungkin terjadi. Oleh karena itu mari kita mengajak kaum muslimin untuk melakukan aktivitas politik Islam untuk meraih kemungkinan yang bisa merubah realitas yang rusak ini menjadi realitas baru yakni tegaknya daulah Khilafah. Gerbong perjuangan penegakkan Khilafah kini sedang melaju.Gerbong itu siap diisi tatkala berhenti di setiap stasiun oleh siapapun yang hendak mengikutinya. Maka sungguh beruntunglah bagi mereka yang masuk menjadi bagian dari para penumpang yang menaikinya. Mereka hanya mengharapkan ridha Allah SWT untuk menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini. Kerahkanlah segenap tenaga dan pikiran demi tegaknya Khilafah. Gelegar penegakannya harus selalu lantang di setiap ruang sadar masyarakat. Sambutlah perubahan ini, sambutlah keagungan Khilafah. Allahu Akbar. (*/arrahmah.com) |
Universitas Al-Azhar Mesir memberhentikan 71 mahasiswa pro-Mursi Posted: 18 Dec 2014 03:20 AM PST MESIR (Arrahmah.com) - Tujuh puluh satu mahasiswa dikeluarkan dari Universitas Al-Azhar Mesir pada Rabu (17/12/2014) atas tuduhan keterlibatan dalam kerusuhan kampus, kata pejabat universitas, sebagaimana dilansir WB. Dalam sebuah pernyataan, universitas itu mengklaim bahwa mereka telah membuktikan bahwa mahasiswa yang diberhentikan terlibat dalam kekerasan di kampus sejak tahun ajaran baru dimulai pada awal Oktober. Administrator universitas mendesak mahasiswa lain untuk mematuhi peraturan universitas, menambahkan bahwa ujian yang akan datang akan diadakan sesuai dengan jadwal pada tanggal 4 Januari. Pada akhir Oktober, presiden diktator Abdel Fattah As-Sisi menyetujui undang-undang baru yang memberikan rektor universitas hak untuk memberhentikan mahasiswa yang terlibat dalam protes atau kerusuhan kampus. Universitas Al-Azhar telah menjadi pusat protes mahasiswa yang mendukung mantan Presiden Muhammad Mursi, yang digulingkan oleh militer pada bulan Juli tahun lalu. Lembaga keamanan Mesir malah menuduh kelompok Ikhwanul Muslimin Mursi memanfaatkan mahasiswa sebagai alat untuk menentang pemerintah diktator saat ini. (banan/arrahmah.com) |
Pengadilan Uni Eropa hapus Hamas dari daftar "teroris" Posted: 18 Dec 2014 01:55 AM PST BRUSSEL (Arrahmah.com) - Pengadilan tertinggi kedua Uni Eropa pada Rabu (17/12/2014) membatalkan keputusan untuk tetap memasukkan Hamas dalam daftar organisasi "teroris", namun, pembekuan dana Hamas akan tetap berlaku selama tiga bulan menunggu hasil banding Uni Eropa. Pengadilan Umum Uni Eropa mengatakan keputusan untuk memasukkan Hamas dalam daftar organisasi "teroris" tidak didasarkan kepada penyelidikan terhadap gerakan Hamas akan tetapi berdasarkan informasi yang berasal dari media dan internet. Meski demikian, aset-aset Hamas untuk sementara waktu akan tetap dibekukan setidaknya selama tiga bulan sambil menunggu kemungkinan munculnya banding dari Uni Eropa. Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza sejak 2007 itu selama ini telah mengajukan langkah hukum untuk mencabut nama mereka dari daftar hitam Uni Eropa. Keputusan pengadilan ini muncul beberapa jam sebelum parlemen Uni Eropa dijadwalkan melakukan pemungutan suara terkait pengakuan terhadap negara Palestina, setelah sejumlah negara anggota Uni Eropa secara resmi mengakui eksistensi Palestina, sebuah tindakan yang memicu kemarahan "Israel". Sementara itu, kelompok Hamas menyambut baik keputusan pengadilan Uni Eropa dan menggambarkan keputusan pengadilan tersebut sebagai sebuah kemenangan. "Ini adalah kemenangan bagi rakyat Palestina dan kemenangan untuk hak-hak rakyat kami," kata juru bicara Hamas Fawzi Bahrum. "Dimasukkannya Hamas dalam daftar organisasi teroris merupakan sebuah kesalahan besar yang tidak adil bagi rakyat Palestina," kata Abu Zuhri kepada Anadolu Agency. "Hamas adalah gerakan perlawanan Palestina dan aktivitasnya terbatas untuk melawan pendudukan "Israel", yang merupakan hak yang diatur dalam semua hukum internasional," tambahnya. Perdana Menteri "Israel" Benjamin Netanyahu pada rabu (17/12) mendesak Uni Eropa untuk tetap memasukkan Hamas kedalam daftar "teroris". "Kami mengharapkan mereka untuk segera memasukkan kembali Hamas dalam daftar," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan. Hamas telah dimasukkan ke daftar kelompok teroris oleh Uni Eropa pada tahun 2003 setelah mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap sasaran-sasaran "Israel" selama Intifadah Palestina kedua, pemberontakan rakyat yang meletus pada tahun 2000 dalam rangka melawan dekade panjang pendudukan "Israel". Ribuan warga Palestina tewas selama intifadhah yang terjadi antara tahun 2000 dan 2005. (ameera/arrahmah.com) |
Pernyataan juru bicara Taliban Afghanistan terkait serangan Taliban Pakistan di sekolah Peshawar Posted: 18 Dec 2014 01:40 AM PST AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Juru bicara Imarah Islam Afghanistan (IIA), Zabihullah Mujahid, menyampaikan pernyataan resmi terkait insiden berdarah pada Selasa (16/12/2014) pagi di sebuah sekolah di kota Peshawar, Pakistan. Insiden yang menewaskan sedikitnya 200 orang itu disebut-sebut merupakan serangan yang dilakukan oleh Taliban Pakistan (TTP) dengan menargetkan sekolah yang dikelola oleh militer di barat laut Pakistan. Juru bicara TTP, Muhammad Khorasani, mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa penyerang telah diberikan perintah untuk membiarkan siswa-siswa untuk pergi dan menargetkan sisanya. "Pejuang kami telah memasuki sekolah, mereka diperintahkan untuk tidak membahayakan anak-anak tetapi untuk menargetkan personil militer," ujar Khorasani kepada Reuters. Khorasani juga mengatakan bahwa serangan itu merupakan pembalasan atas operasi militer Pakistan yang sedang berlangsung terhadap TTP dan sekutunya di kawasan suku di Waziristan Utara. Berikut terjemahan pernyataan juru bicara Imarah Islam Afghanistan terkait insiden tersebut, yang dirilis oleh Voice of Jihad pada Rabu (17/12). Pernyataan Juru Bicara Imarah Islam Afghanistan terkait Insiden di Sekolah Peshawar Sebuah serangan telah terjadi terhadap sebuah sekolah di kota Peshawar di provinsi Khyber Pakhtunkhwa Pakistan pagi ini sekitar pukul 10:00 waktu setempat. Informasi dari daerah itu menunjukkan bahwa sejauh ini sekitar 200 orang telah tewas dan terluka dalam insiden tersebut, yang sebagian besar [korban] dikabarkan merupakan anak-anak. Imarah Islam Afghanistan menyatakan belasungkawa atas insiden tersebut dan turut berduka cita dengan keluarga anak-anak yang terbunuh. Pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja terhadap orang-orang yang tidak bersalah, wanita dan anak-anak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam dan setiap pemerintahan serta gerakan Islam harus mematuhi esensi mendasar ini. Imarah Islam Afghanistan selalu mengutuk pembunuhan terhadap anak-anak dan orang-orang yang tak berdosa di setiap titik waktu. Pesan belasungkawa ini juga dirilis terkait ledakan di taman bermain di distrik Khel Yahya provinsi Paktika dan sebuah masjid di provinsi Nangarhar serta tindakan-tindakan yang dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Juru bicara Imarah Islam Afghanistan Zabihullah Mujahid 16/12/2014 (banan/arrahmah.com) |
Modi perintahkan partai untuk kendalikan agenda pro-Hindu di India Posted: 18 Dec 2014 12:57 AM PST NEW DELHI (Arrahmah.com) - Perdana Menteri India Narendra Modi untuk yang pertama kalinya memperingatkan kepada anggota parlemen untuk berhenti mempromosikan isu-isu kontroversial seperti konversi agama dan mendesak mereka untuk fokus pada reformasi ekonomi, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Rabu (17/12/2014). Sebuah kelompok Hindu sayap kanan membatalkan rencana untuk memurtadkan ribuan ummat Islam ke Hindu pada Natal ini, setelah adanya intervensi dari Modi. Tapi politisi oposisi terus mengganggu parlemen pada Rabu (17/12), dan mengatakan bahwa mereka tidak yakin kelompok penguasa telah menyerah kepada agenda partisannya. "Perdana menteri merasa bahwa kita tidak boleh menyimpang dari agenda reformasi ekonomi dan pembangunan kami," kata Yogi Adityanath, seorang anggota parlemen Hindu yang telah menjalankan kampanye rekonversi Hindu, sebuah isu yang sensitif. Modi, yang terpilih sebagai presiden India pada bulan Mei dengan mandat untuk menyediakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, telah melihat agenda reformasinya terhalang oleh pernyataan inflamasi oleh anggota partai nasionalis Hindunya. Dengan seminggu lagi sebelum sidang parlemen berakhir, ia berisiko mengakhiri tahun ini tanpa melakukan reformasi besar apapun. Pemilihan Modi sebagai presiden menimbulkan harapan bahwa pemimpin sayap kanan itu akan membangun transformasi ekonomi yang dimulai pada 1990-an. Sebaliknya, upaya untuk merombak sistem pajak dan menarik investasi asing telah gagal oleh kebuntuan antara partai-partai pemerintah dan oposisi. "Masalah dengan Modi bukanlah partai oposisi, itu adalah unsur-unsur pinggiran dalam partainya sendiri," kata S. Chandrasekharan, direktur Kelompok Analis Asia Selatan, yang berbasis di New Delhi. Naiknya Modi sebagai presiden membuat aktivis sayap kanan semakin berani untuk secara terbuka menyatakan India sebagai bangsa Hindu, dimana sekitar seperlima dari India 1,27 miliar orang di India mengidentifikasi diri mereka beragama selain agama Hindu. Salah satu anggota dewan dari partai Modi menyebut non-Hindu sebagai "bajingan" dalam sebuah kampanye pemilu dan anggota partai yang lain mengatakan orang yang membunuh pejuang kemerdekaan Mahatma Gandhi adalah seorang patriot. Bahkankelompok Hindu sayap kanan Dharam Jagran Samiti, yang membatalkan konversi massal yang direncanakan akan digelar pada 25 Desember di kota Aligarh, mengatakan itu hanya kampanye itu dihentikan untuk menggiring Muslim dan Kristen kembali ke kandangnya. "Kami telah menghentikan rencana kami tapi ini hanya sementara, tidak larangan," kata ketua penyelenggara Satya Prakash Navmann, yang dituding teribat dalam enam kasus kerusuhan komunal, kepada Reuters. "Tidak ada yang bisa menghentikan kami dari rencana kami untuk membuat India sebagai bangsa Hindu." kata Navmann. (ameera/arrahmah.com) |
تصريحات المتحدث باسم الإمارة الإسلامية حول الواقعة الحاصلة في مدرسة بمدينة بشاور Posted: 18 Dec 2014 12:53 AM PST وقع في حوالي الساعة العاشرة من صباح اليوم هجوم على مدرسة في مدينة بشاور بإقليم خيبر بشتونخوا بباكستان، استناداً إلى المعلومات الأخيرة قتل وأصيب قرابة 200 شخص، يقال بأن أغلبهم أطفال. إن إمارة أفغانستان الإسلامية تظهر حزنها على هذا الحادث، وتشارك الحزن والألم مع أسر الأطفال المقتولين في الحادث. إن قتل أناس أبرياء و النساء والأطفال عمداً مخالف للأصول الإسلامية، ويجب أن تأخذ كل منظمة إسلامية أو حكومة إسلامية هذا الأصل في الحسبان. إن إمارة أفغانستان الإسلامية دائماً شجبت واستنكرت في حينه قتل أناس أبرياء والأطفال، وقد أصدرت قبل مدة رسالة العزاء والأسى على إنفجار في ميدان لعبة الكرة الطائرة بمديرية يحيى خيل بولاية بكتيكا، وكذلك على انفجار في مسجد بولاية ننجرهار، واعتبرت تلك الأعمال مخالفة للمعايير الإسلامية.
ذبيح الله مجاهد/ المتحدث باسم الإمارة الإسلامية ۲۴/۲/۱۴۳۶هـ ق (shabakataljahad/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |