Arrahmah.Com | |
- "Israel" tidak akan setuju pembangunan pemukiman Yahudi di Al-Quds dibatasi
- 'Muslim, bukan Columbus, yang menemukan Amerika'
- Wawancara Media Al-Malahim bersama Syaikh Nashir bin Ali Al-Anasi seputar permasalahan Jihad Global (bag.1)
- US Navy beroperasi di Indonesia? Mikir!
- ISIS dikabarkan telah menyembelih mualaf Amerika Peter 'Abdul Rahman' Kassig
- Foto terbaru pelatihan sniper "Kelompok Serigala" Mujahidin Jabhah Nushrah
- Seorang bocah Palestina kehilangan penglihatannya akibat peluru tajam "Israel"
- Wawancara Al-Jazeera dengan Syaikh Al-'Allamah Abu Qatadah Al-Filisthini
- MasyaAllah, bocah Muslim Ayan Qureshi menjadi ahli komputer termuda di dunia
- Dilarang memasuki Al-Quds, para aktivis pro Palestina memanjat tembok pemisah "Israel"
"Israel" tidak akan setuju pembangunan pemukiman Yahudi di Al-Quds dibatasi Posted: 16 Nov 2014 06:29 AM PST AL-QUDS (Arrahmah.com) - "Israel" tidak akan pernah setuju untuk membatasi aktivitas konstruksi di Al-Quds yang dicaplok, kata Menteri Luar Negeri "Israel" Avigdor Lieberman, sebagaimana dilansir oleh Hurriyet Daily News, Ahad (16/11/2014). "Satu hal yang harus jelas: kita tidak akan pernah menerima definisi pembangunan di lingkungan Yahudi Al-Quds sebagai aktivitas pemukiman," kata Lieberman dalam sebuah konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier. "Kami tidak akan menerima pembatasan pembangunan pemukiman di wilayah Yahudi Al-Quds," katanya. Pernyataan itu disampaikan empat hari setelah "Israel" menyetujui rencana untuk membangun 200 unit rumah baru di kota Ramot Al-Quds meskipun terjadi bentrokan dan ketegangan yang berlangsung hampir setiap hari dengan rakyat Palestina, yang diantaranya dipicu oleh perluasan pemukiman Yahudi di Al-Quds. "Israel" merebut Al-Quds pada tahun Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan kemudian Al-Quds dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. (ameera/arrahmah.com) |
'Muslim, bukan Columbus, yang menemukan Amerika' Posted: 16 Nov 2014 05:55 AM PST ISTANBUL (Arrahmah.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Sabtu (15/11/2014) bahwa Amerika telah ditemukan oleh Muslim pada abad ke-12, hampir tiga abad sebelum Christopher Columbus menginjakkan kaki di sana, sebagaimana dilansir oleh Arab News. "Hubungan antara Amerika Latin dan Islam terjadi sejak abad ke-12. Muslim menemukan Amerika pada tahun 1178, bukan Christopher Columbus," kata Erdogan dalam pidatonya yang disiarkan di televisi selama KTT pemimpin Muslim dari Amerika Latin yang diadakan di Istanbul. "Pelaut Muslim tiba di Amerika sejak tahun 1178. Columbus menyebutkan adanya sebuah masjid di sebuah bukit di pantai Kuba," kata Erdogan. Buku-buku sejarah mengatakan bahwa Columbus menginjakkan kaki di benua Amerika pada tahun 1492 saat ia mencari rute maritim baru ke India. Pelaut Muslim tiba di pantai Amerika tahun 1178. Dalam catatan hariannya, Colombus menyebut sebuah masjid di atas bukit di Kuba. "Catatan harian itu adalah bukti otentik bahwa Islam telah menyebar ke Amerika sebelum penjelajah Eropa kali pertama menemukan dunia baru yang disebut Amerika tahun 1492," kata Erdogan. Dr Youssef Mroueh, dari A-Sunnah Foundation of America, mempublikasikan klaim adanya sebuah masjid di Kuba — seperti dicatat Columbus. Tahun 1996, Dr Youssef menulis; Columbus, dalam surat-suratnya, mengakui bahwa pada Senin, 21 Oktober 1492 melihat sebuah masjid di timur laut Kuba. Ia melihat sebuah masjid yang indah di atas sebuah bukit. Saat itu kapalnya berlayar dekat Gibara. Erdogan mengatakan bahwa Ankara siap untuk membangun sebuah masjid di lokasi yang disebutkan oleh penjelajah Genoa itu. "Saya ingin berbicara tentang hal ini kepada saudara-saudara saya dari Kuba, kemungkinan mendapatkan ijin untuk pembangunan masjid di puncak bukit itu," kata Erdogan. (ameera/arrahmah.com) |
Posted: 16 Nov 2014 05:45 AM PST (Arrahmah.com) - Yayasan Media Al-Malahim, sayap media Mujahidin Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), pada Kamis (16/10/2014) telah melangsungkan wawancara bersama Syaikh Nashir bin Ali Al-Anasi Hafizhahullah. Wawancara tersebut membahas seputar permasalahan jihad global dan operasi salibis di Irak dan Syam, serta jalannya peperangan musuh melawan mujahidin secara umum. Dalam wawancara ini Syaikh Nashir menyatakan bahwa dari kondisi saat ini, yaitu perang musuh Islam terhadap siapa saja yang identik dengan Islam meskipun dari kalangan moderat, kita dapat mengetahui bahwa perang ini adalah menyeluruh tidak membedakan antara satu kelompok atau organisasi kaum muslimin dengan yang lainnya. Syaikh Nashir juga menyatakan bahwa jihad pada saat ini adalah wajib karena mujahidin adalah bagian dari umat. Dia mengatakan bahwa bahkan seorang muslim yang tidak berjihad dengan dirinya dan hartanya, minimal ia harus menjadi pelayan para mujahid dan membantu mereka. Berikut ini merupakan rilis lengkap Yayasan Media Al-Malahim yang diterjemahkan oleh Tim Muqawamah Media pada Kamis (13/11) tersebut.
YAYASAN MEDIA AL-MALAHIM Mempersembahkan : Bagian Pertama dari Versi Visual WAWANCARA BERSAMA SYAIKH NASHIR BIN ALI AL-ANASI -Hafizhahullah- BIODATA SYAIKH NASHIR BIN ALI AL-ANASI Syaikh Nashr bin Ali Al-Anasi, beliau dilahirkan di Kota Taiz pada tanggal 8 Oktober 1975. Masa kecilnya dihabiskan untuk belajar di madrasah-madrasah Shan'a, setelah menyelesaikan jenjang tsanawiyah, beliau melanjutkan studinya di Jami'ah Al Iman pada tahun pertama ia didirikan, yaitu tahun 1993. Selain menekuni studi reguler, saat itu beliau juga menuntut ilmu syar'i kepada sejumlah masyayikh, di antara mereka yang terkenal adalah Syaikh Muhammad bin Ismail Al Imrany, Syaikh Husain bin Syu'aib, dan Al Qadhi Ali bin Nasr Al Anasi. Pada tahun 1995, beliau berangkat ke Bosnia untuk ikut berperang melawan Serbia, di sana beliau bertemu dengan Komandan Abu Tsabit Al Mishri, Abu Yusuf Al Kuwaiti, Abu At Tunisi, dan beberapa ikhwah pelatih. Dari tangan mereka, beliau banyak belajar ilmu-ilmu militer spesialis dalam masalah taktik, penaggulangan situasi, dan program khusus untuk mempelajari seputar Topografi. Beliau turut serta dalam operasi Al Karamah dan operasi Badr Al Busnah. Setelah terjadi perjanjian Daytone dan banyak para mujahidin yang kembali ke negeri mereka masing-masing, beliau pun kembali ke Yaman. Pada tahun 1996 beliau bersama sekelompok mujahidin arab yang berjumlah 12 orang berangkat ke Azad Kashmir, beliau menetap di sana selama 5 bulan dan sibuk melatih serta mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam negeri Kashmir yang terjajah, namun pemerintah Pakistan menolak untuk membuka front pertempuran dan bersikeras agar perang melawan India di Kashmir haruslah menggunakan taktik perang gerilya, sehingga para mujahidin kesulitan untuk menjalankan taktik perang tersebut karena penampilan mereka yang asing. Maka syaikh bersama 8 orang saudaranya pun pindah ke Afghanistan, 4 orang dari kelompok tersebut telah gugur di Kashmir. Di Afghanistan, beliau mendatangi kamp militer Surobi di Jalalabad untuk mempersiapkan dan menambah pengalaman militer. Saat itu beliau bersama saudara-saudaranya mendengar bahwa ada sekelompok mujahidin dari Tanzhim Al Qaeda yang dipimpin oleh komandan Abdul Hadi Al Iraqi akan segera berangkat ke Tajikistan – semoga Allah segera membebaskan beliau – untuk membuka celah yang dijaga oleh Rusia, yaitu di perbatasan Tajikistan Selatan yang bersebelahan dengan Afghanistan. Misi kelompok ini adalah melaksanakan operasi dengan berkoordinasi bersama kelompok Komandan Khattab Rahimahullah yang telah lebih dahulu tiba di Tajikistan untuk membuka front dari arah utara. Dan setelah Syaikh Nashir Al Anasi bertemu dengan Syaikh Komandan Abu Hafsh Al Mishri Rahimahullah, beliau diizinkan untuk bergabung dengan kelompok ini, maka mereka pun berangkat ke Tajikistan, di kalangan mujahidin perjalanan ini dikenal dengan nama perjalanan utara. Namun mereka ditakdirkan untuk kembali sebelum sampai ke tempat tujuan, sebabnya adalah musim dingin dan tebalnya salju. Pada tahun 1997 Syaikh kembali ke Yaman dan diberikan kemudahan oleh Allah untuk melangsungkan pernikahan, kemudian atas permintaan dari Komandan Khattab Rahimahullah, Syaikh pun berangkat ke Suriah, kemudian melanjutkan ke Turki dengan tujuan berhijrah ke Chechnya, namun ternyata beliau mengalami kesulitan sehingga beliau pun kembali ke Yaman. Pada tahun 1998 Syaikh bersama keluarganya berhijrah ke Afghanistan, di sana beliau bertemu dengan Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah dan beliau sempat mendampingi Syaikh Usamah dalam sebuah perjalanan ke Kabul, saat itulah Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah menyerahi beliau tugas administrasi di Kabul yang termasuk administrasi yang paling penting, tugasnya adalah membagi-bagikan para mujahidin ke kamp-kamp militer dan front-front pertempuran, bertanggung jawab terhadap mereka yang terluka, dan beberapa urusan Humas dengan jamaah-jamaah lain. Pada tahun 1999 Syaikh dipindah tugaskan dari bidang administrasi ke bidang militer. Saat itu ada 24 orang mujahid yang dipilih untuk mengikuti sebuah program intensif paling penting yang pernah diselanggarakan di Afghanistan, program tersebut dikenal dengan program rehabilitasi para kader, di mana ada beberapa pelatih besar yang berkontribusi untuk melatih di dalam program tersebut, semisal Syaikh Abu Abdurrahman Al Muhajir, Abu Al Faraj Al Libi, Abu Khalid Al Habib, Abdul Wakil Al Mishri, dan Muhammad Fadhl. Program tersebut diawasi langsung oleh Syaikh Abu Muhammad Al Mishri – semoga Allah segera membebaskan beliau –, program tersebut juga diikut sertai oleh sejumlah petinggi jamaah-jamaah Islam yang ada pada saat itu, seperti amir Jamaah Mujahidin Uzbekistan, amir Jamaah Al Libiyah Al Muqatilah, amir mujahidin di Tajikistan, serta amir mujahidin di Turkistan Timur yang terjajah. Di antara mujahid yang berlatih bersama Syaikh ketika itu adalah Komandan Abu Khalid At Ta'azzi Rahimahullah dan Komandan Qasim Ar Rimi. Setelah program tersebut usai, dipilihlah 7 orang dari lulusan program tersebut untuk mengikuti pelatihan di kamp militer Al Faruq di Helmand. Pada kesempatan tersebut Syaikh membantu Yayasan Media As Sahab untuk mempersiapkan dan mengedit dua buah rilisan As Sahab yang berjudul: At Tadakhkhul Al Amriki(intervensi Amerika) dan Waqi' Al Ummah Al Islamiyyah (Realitas Umat Islam). Pada tahun 2001 Syaikh Usamah bin Laden menugaskan beliau bersama sekelompok mujahidin untuk berangkat ke Filipina dengan misi menjalin kerjasama dengan saudara-saudara mujahidin di sana dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan kemampuan mereka dari segi syar'i, militer dan manajemen. Namun setelah mereka sampai ke Filipina, mereka diberi kabar mengenai terjadinya operasi 11 September, maka setelah beliau menyelesaikan tugasnya dan setelah operasi salibis dilancarkan untuk menyerang Imarah Islam Afghanistan, beliau pun memutuskan untuk kembali ke Afghanistan dan bergabung bersama para mujahidin lainnya untuk mempertahankan Afghanistan. Namun setibanya di Bandara Shan'a beliau tertangkap dan ditahan di markas Keamanan Politik di Shan'a, hal ini berlangsung pada permulaan tahun 2002. Setelah menjalani hukuman selama 6 bulan, beliau dibebaskan dan dikenakan larangan bepergian, maka beliau memanfaatkan waktu yang ada untuk menyiapkan kurikulum akademi militer jihadi dan menuntut ilmu, beliau belajar secara mulazamah kepada sejumlah masyayikh hingga berhasil mendapatkan ijazah dalam ilmu pemikiran Syafi'i, beliau juga menuntut ilmu kepada Al Allamah As Sayyid Muhammad Al Kabsiy, seorang ulama terkenal di kalangan madzhab Zaidiyah. Pada tahun 2011 setelah Revolusi Musim Semi Arab yang diberkahi usai, beliau bergabung dengan para mujahidin yang ada di Tanzhim Al Qaida di Jazirah Arab untuk menyempurnakan karier jihadnya bersama saudara-saudaranya. Kami mempersilahkan anda untuk menyimak wawancara ini… Yayasan Media Al-Malahim : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji bagi Allah rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, amma ba'du: Dengan senang hati kami menyambung kedatangan Syaikh Nashir bin Ali Al Anasi, kami ingin berbincang-bincang dengan beliau mengenai sejumlah problematika dan beberapa topik, perlu disebutkan bahwa wawancara ini diselenggarakan pada tanggal 22 Dzul Hijjah 1435 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Oktober 2014. Semoga Allah memberkahi anda wahai Syaikh Nashir. Syaikh Nashir Al-Anasi : Semoga Allah memberkahi kalian semua. Yayasan Media Al-Malahim : Kita masuk ke dalam topik pertama mengenai operasi salibis di Iraq dan Syam, serta jalannya peperangan melawan mujahidin ini secara umum. Operasi salibis di Iraq dan Syam; mengapa dilakukan pada momen seperti ini dan apa tujuannya? Syaikh Nashir Al-Anasi : Segala puji bagi Allah rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, berserta keluarga dan para sahabat beliau, amma ba'du: Tidak diragukan lagi bahwa tujuan utama dari operasi dan perang melawan kaum muslimin yang berskala internasional ini adalah agama dan tauhid, Allah Ta'ala berfirman: وَلَا يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمۡ عَن دِينِكُمۡ إِنِ ٱسۡتَطَٰعُواْۚ "…mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup…" [Qs. Al Baqarah: 217] Allah Ta'ala juga berfirman: وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡۗ "…orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.."[Qs. Al Baqarah: 120] Kaum kafir barat beserta pasukannya yaitu orang-orang munafik tidak sudi menerima keseluruhan dari Islam, mereka tidak menerima segala sesuatu yang berhubungan dengan Islam. Perang melawan kaum muslimin yang berskala internasional ini hanya mengikuti prinsip prioritas saja, tidak lain. Ketika mereka menyaksikan kekuatan mujahidin di Iraq dan Syam telah menguat dan dukungan rakyat kepada mereka terus bertambah dan mereka merasakan bahwa kenyataan ini semakin berbahaya, mereka pun bergerak untuk menggempur kekuatan baru ini, faktor inilah yang menjelaskan kepada kita mengapa serangan ini terjadi pada momen sekarang, bahkan lingkup kerja geografis juga menjelaskan apa sebenarnya prioritas dari serangan ini bagi mereka. Namun apabila kita mengamati apa yang terjadi di negara-negara yang melakukan Revolusi Musim Semi Arab dan kondisi saat ini yaitu perang terhadap siapa saja yang identik dengan Islam meskipun dari kalangan moderat, maka kita akan mengetahui bahwa perang ini menyeluruh tidak membedakan antara satu kelompok atau organisasi kaum muslimin dengan yang lainnya. Tentu saja kami tidak mengabaikan kondisi khusus Amerika, saat ini Amerika tengah dilanda krisis ekonomi besar-besaran dan sudah berada di pinggir jurang kehancuran, namun ia masih berusaha untuk bermain-main dengan kertas krisis global dan menciptakan suasana panik dan kacau di kancah global untuk membuka peluang pasar yang luas untuk melakukan bisnis perang, sebagai usaha untuk mendukung sikap politiknya serta menstimulan ekonominya yang kacau-balau. Yayasan Media Al-Malahim : Banyak kaum muslimin yang bertanya-tanya mengenai cara atau metode untuk menghadapi operasi salibis ini, apakah anda memiliki nasehat seputar kebingungan ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Pertama, umat Islam harus mengetahui bahwa perang ini adalah perang antara umat Islam mennghadapi kekuatan kufur global, karenanya sudah seharusnya ia menyambut perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang tertera di dalam firman-Nya: ٱنفِرُواْ خِفَافٗا وَثِقَالٗا وَجَٰهِدُواْ بِأَمۡوَٰلِكُمۡ وَأَنفُسِكُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٤١ "Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." [Qs. At Taubah: 41] Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: فَقَٰتِلُوٓاْ أَئِمَّةَ ٱلۡكُفۡرِ إِنَّهُمۡ لَآ أَيۡمَٰنَ لَهُمۡ لَعَلَّهُمۡ يَنتَهُونَ ١٢ "jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti." [Qs. At Taubah: 12] Adapun jikalau kita berbicara menganai rincian cara dan metode, maka di sana terdapat beberapa kewajiban yang harus dipenuhi. Ada kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para ulama, ada kewajiban yang harus ditunaikan oleh para hartawan, ada juga yang dijalankan oleh jamaah-jamaah Islam dan organisasi-organisasi jihad, bahkan ada pula kewajiban yang harus dilakukan oleh masing-masing personal umat, yaitu jihad secara personal dan lain sebagainya. Yayasan Media Al-Malahim : Mari kita mulai dari para ulama, apa saja kewajiban yang harus mereka lakukan untuk melawan operasi salibis ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Sebagaimana yang sudah diketahui bersama, bahwasanya kewajiban para ulama dan da'i adalah memberikan penjelasan dan motivasi, serta memperjelas hukum syariat yang berkaitan dengan operasi salibis ini. Karena di sana terdapat kubu kekufuran dan nifaq tengah datang bersama pasukannya di bawah panji kekufuran dan panji salib apapun itu namanya, dengan alasan untuk memerangi Islam atau alasan untuk memerangi terorisme, atau atas nama HAM, atau menyebarkan demokrasi atau apapun itu embel-embelnya yang mereka dan nenek moyang mereka ada-adakan, namun Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun mengenainya. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan cap orang-orang kafir kepada mereka, dan hukum yang diberikan kepada orang-orang yang loyal kepada mereka adalah sama seperti hukum yang diberikan kepada mereka. Jadi hukum-hukum seputar ini harus dijelaskan oleh para ulama, dan bagaimana menyikapinya dalam fase seperti sekarang ini. Allah Ta'ala berfirman: وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ إِلَّا تَفۡعَلُوهُ تَكُن فِتۡنَةٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَفَسَادٞ كَبِيرٞ ٧٣ "Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai Para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar." [Qs. Al Anfal: 73] Allah Ta'ala juga berfirman: ۞أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ نَافَقُواْ يَقُولُونَ لِإِخۡوَٰنِهِمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَئِنۡ أُخۡرِجۡتُمۡ لَنَخۡرُجَنَّ مَعَكُمۡ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمۡ أَحَدًا أَبَدٗا وَإِن قُوتِلۡتُمۡ لَنَنصُرَنَّكُمۡ "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu."…" [Qs. Al Hasyr: 11] Hanya dengan perkataan tersebut, hanya dengan janji dari kaum munafikin tersebut, mereka rela menyumbangkan kekuatan mereka kepada orang-orang kafir sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di atas. Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: ۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوۡلِيَآءَۘ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka…" [Qs. Al Maidah: 51] Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُوٓاْ ءَابَآءَكُمۡ وَإِخۡوَٰنَكُمۡ أَوۡلِيَآءَ إِنِ ٱسۡتَحَبُّواْ ٱلۡكُفۡرَ عَلَى ٱلۡإِيمَٰنِۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ ٢٣ "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan…" [Qs. At Taubah: 23] Ini adalah peringatan keras dari Allah Subhanahu wa Ta'ala bagi siapa saja yang jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaranya wali karena faktor kedekatan dan karena mereka lebih mengutamakan kekafiran dan condong kepadanya. Maka bagaimana halnya dengan orang yang menjadikan orang-orang kafir yang asing lagi musuh bagi umat ini sebagai wali? Ulama juga harus menjelaskan hukum membantu rang-orang kafir, menolong mereka serta bersekutu dengan mereka untuk melawan kaum muslimin, karena perbuatan ini seperti yang dituturkan oleh bukan hanya satu ulama; adalah perbuatan riddah yang jelas dan kekufuran yang nyata, sedangkan perkataan para imam Islam dalam hal ini tidak ada keraguan lagi. Di hadapan kubu kekufuran ini ada kubu keimanan dan tauhid, para pengikunya berperang di jalan Allah dan tidak takut dengan celaan orang yang mencela, mereka tidak terpengaruh dengan orang yang merendahkan dan menentang mereka, mereka adalah orang-orang pilihan dan mereka adalah orang-orang yang beruntung, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: لَٰكِنِ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ جَٰهَدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡخَيۡرَٰتُۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٨٨ "Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." [Qs. At Taubah: 88] Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱلطَّٰغُوتِ فَقَٰتِلُوٓاْ أَوۡلِيَآءَ ٱلشَّيۡطَٰنِۖ إِنَّ كَيۡدَ ٱلشَّيۡطَٰنِ كَانَ ضَعِيفًا ٧٦ "Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." [Qs. An Nisa': 76] Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: وَقَٰتِلُوهُمۡ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتۡنَةٞ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ كُلُّهُۥ لِلَّهِۚ "dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah…" [Qs. Al Anfal: 39] Bahkan para ulama pun harus menjelaskan hukum menolong para mujahidin dan mengatakan bahwa hal itu wajib atas kaum muslimin. Yayasan Media Al-Malahim : Apakah maksud anda adalah bahwa jihad pada saat ini adalah wajib, sesuai dengan makna syar'i dari definisi wajib? Sehingga orang yang melaksanakannya mendapat ganjaran dan orang yang meninggalkannya mendapatkan dosa? Syaikh Nashir Al-Anasi : Benar, karena mereka adalah bagian dari umat. Maksudnya para mujahidin itu adalah bagian dari umat, mereka adalah para wali mereka sesuai dengan ketentuan dan firman dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." [Qs. Al Hujurat: 10] Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain…" [Qs. At Taubah: 71] Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ ءَاوَواْ وَّنَصَرُوٓاْ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ "Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia." [Qs. Al Anfal: 74] Bahkan seorang muslim yang tidak berjihad dengan dirinya dan hartanya, minimal ia harus menjadi pelayan para mujahidin dan membantu mereka. Jika tidak maka ia diancam dengan adzab, tidak ada bedanya antaranya dirinya dengan orang yang mati dalam keadaan berbuka puasa di siang hari bulan Ramadhan, karena keduanya sama telah melalaikan kewajiban yang agung, karena Dzat yang telah berfirman: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣ "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." [Qs. Al Baqarah: 183], adalah Dzat yang sama yang juga telah berfirman: كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٞ لَّكُمۡۖ "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci…" [Qs. Al Baqarah: 216] Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman dengan jelas dan sambil memperingatkan: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَا لَكُمۡ إِذَا قِيلَ لَكُمُ ٱنفِرُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱثَّاقَلۡتُمۡ إِلَى ٱلۡأَرۡضِۚ أَرَضِيتُم "Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." [Qs. At Taubah: 38-39] Yayasan Media Al-Malahim : Apabila kondisi orang yang merendahkan para mujahidin seperti ini, maka bagaimana dengan kondisi tentara yang berperang dan bersekutu dengan kaum nashara untuk melawan para mujahidin? Syaikh Nashir Al-Anasi : Ini adalah musibah dan bencana yang besar, tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah. Banyak para ulama yang lalai memberikan penjelasan tentang hal ini, ini adalah salah satu kewajiban ulama yang terpenting, yaitu melakukan antispasi dalam hal ini, karena tentara tersebut diseret ke arah kemurtadan dikarenakan amalan seperti ini, sedangkan masyarakat sendiri lalai dalam memperhatikan musibah besar yang melanda umat ini. Bagaimana bisa bencana dan musibah yang melanda umat ini dibiarkan begitu saja? Namun atas karunia Allah banyak para pejabat militer dan prajurit yang setelah mengetahui hukum dari perbuatan semacam ini dan setelah terjadi perbincangan dan dakwah bersama mereka, mereka memilih untuk meninggalkan ketentaraan dan berlepas diri darinya, bahkan di antara mereka ada yang berjihad di jalan Allah bersama para mujahidin di berbagai penjuru dunia. Para ulama wajib untuk menerangkan hukum dari persekutuan semacam ini, mereka juga harus menjelaskan kepada umat dan para kesatuan bersenjata yang bergabung dengan pasukan ini, bahwa persekutuan antara pemimpin dan para penguasa dengan Amerika dan kaum nashara lainnya adalah perbuatan riddah yang jelas sehingga menyebabkan tentara tidak akan diampuni, mereka harus memiliki sikap dan harus berlepas diri dari hal ini. Jika tidak, maka mereka terlibat dalam problem yang sangat berbahaya. Tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah. Yayasan Media Al-Malahim : Anda berbicara mengenai kewajiban jihad dan keharusannya untuk dilaksanakan oleh kaum muslimin, namun ada sebagian kaum muslimin yang tidak mampu untuk berjihad dengan jiwa raganya, akan tetapi ia sudah memberikan dukungannya berupa harta, atau masukan, atau yang lainnya. Syaikh Nashir Al-Anasi : Syariat itu sempurna, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: مَّا فَرَّطۡنَا فِي ٱلۡكِتَٰبِ مِن شَيۡءٖۚ "…Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab…" [Qs. Al An'am: 38] Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: لَّيۡسَ عَلَى ٱلضُّعَفَآءِ وَلَا عَلَى ٱلۡمَرۡضَىٰ وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُواْ لِلَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ مَا عَلَى ٱلۡمُحۡسِنِينَ مِن سَبِيلٖۚ "Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik…" [Qs. At Taubah: 91] Mereka adalah orang-orang yang dimaafkan apabila mereka memberikan nasehat karena Allah dan Rasul-Nya. Nasehat di sini maksudnya adalah dakwah, motivasi dan do'a, mereka adalah orang-orang yang dimaafkan. Adapun bagi orang yang tidak mampu berjihad dengan jiwa dan raganya, maka ia bisa berjihad dengan hartanya, bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mendahulukan jihad dengan harta di seluruh ayat yang memerintahkan untuk berjihad dengan harta dan jiwa, kecuali pada ayat bai'at, sebagaimana yang diketahui, dan para hartawan yang tidak bisa berjihad dengan jiwa mereka, maka sekurang-kurangnya mereka harus berjihad dengan hartanya. Yayasan Media Al-Malahim : Apabila kewajiban-kewajiban yang anda sebutkan tersebut ditujukan kepada kaum muslimin, maka apa kewajiban yang harus dikerjakan oleh para mujahidin yang menghadapi operasi salibis ini secara langsung, tepatnya di Iraq dan Syam? Syaikh Nashir Al-Anasi : Adapun para mujahidin yang semoga senantiasa ditolong oleh Allah, mereka wajib merapatkan barisan, mudah bergaul dengan sesama saudara, bersikap rendah hati terhadap sesama, melupakan perselisihan dan godaan setan manusia dan jin, menghapus khayalan dan menjaga diri, karena ini adalah permasalahan serius dan bukan main-main. Pertempuran terus memanas dan terus berlangsung tanpa henti, pertempuran antara iman dan kufur, pertempuran tauhid dan syirik, tidak ada kata-kata lain selain kata-kata ini, tidak ada kata-kata kelompok, organisasi, negara, suku, atau keturunan, tidak ada waktu untuk mengurusi loyalitas yang lemah dan fanatisme yang sifatnya duniawi ini, bahkan seperti yang difirmankan oleh Rabb kita Azza wa Jalla: إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِهِۦ صَفّٗا كَأَنَّهُم بُنۡيَٰنٞ مَّرۡصُوصٞ ٤ "Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." [Qs. Ash Shaf: 4] Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: وَقَٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ كَآفَّةٗ كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمۡ كَآفَّةٗۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ ٣٦ "…dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." [Qs. At Taubah: 36] Yayasan Media Al-Malahim : Di sini ada satu poin yang sangat penting, kami sering mendengar kalian mendorong para mujahidin agar merapatkan barisan untuk menghadapi operasi salibis ini, namun ada orang yang merasa kaget dengan ajakan kalian ini dan mengatakan, "bagaimana mungkin kalian mengajak kami untuk merapatkan barisan dengan orang yang berbeda pemahaman dengan kami dalam urusan visi atau manhaj, atau dengan orang yang di antara kami dengannya sudah terjadi saling perang dan menumpahkan darah?". Bagaimana anda menanggapi permasalahan ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Ketika kita berbicara tentang merapatkan barisan untuk memerangi musuh yang melakukan agresi, maka kita sedang berbicara tentang menyatukan usaha dan mengkoordinasikannya untuk sama-sama melawan musuh yang bekerjasama untuk menyerang kaum muslimin serta menciptakan konflik internal dan peperangan horizontal antar faksi-faksi islam dan jihadi, tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah. Apabila tidak ada kemungkinan untuk bersatu di bawah satu panji dan satu pimpinan, maka minimal harus ada penyatuan usaha dan menghimpun kekuatan untuk menghadapi musuh ini, karena sesuatu yang mudah itu tidak bisa gugur karena sesuatu yang sulit. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا لَقِيتُمۡ فِئَةٗ فَٱثۡبُتُواْ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٤٥ وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٤٦ "Hai orang-orang yang beriman. Apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." [Qs. Al Anfal: 45-46] Bertaqwalah kepada Allah wahai para mujahidin, orang-orang kafir tidak akan bisa bersatu di dalam kebathilan dan kekufuran mereka, dan kalian justru berpecah-belah di atas kebenaran dan tauhid. Bertaqwalah kepada Allah dan urusan darah yang haram untuk ditumpahkan, bertaqwalah kepada Allah dan berusahalah sebisa mungkin untuk tidak mencari-cari masalah, waspadalah terhadap kezhaliman, karena hal-hal krusial seperti inilah yang menjadi sebab kehancuran yang paling utama. Setiap personal juga harus sadar bahwa kelak ia akan menemui Rabb-Nya seorang diri, Allah Ta'ala berfirman: وَكُلُّهُمۡ ءَاتِيهِ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَرۡدًا ٩٥ "dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri." [Qs. Maryam: 95] Yayasan Media Al-Malahim : Kita sudah membahas poin yang berkaitan dengan mujahidin di medan tempur nyata, baiklah, sekarang apa peran jamaah-jamaah Islam dan organisasi-organisasi jihad yang tersebar di seluruh dan dunia Islam secara umum? Syaikh Nashir Al-Anasi : Jamaah-jamaah Islam dan organisasi-organisasi jihad memiliki kewajiban yang besar, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memudahkannya untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh individu kaum muslimin. Jamaah-jamaah tersebut memiliki kemampuan dan jaringan yang tidak dimiliki oleh banyak kalangan untuk membela agama, sehingga mereka harus berkonsentrasi untuk menyerang kepentingan-kepentingan dan target-target barat dimanapun ketika ada kesempatan untuk melakukannya, dan target yang harus mereka prioritaskan adalah negara-negara yang bergabung bersama koalisi yang memerangi kaum muslimin ini, serta memilih target-target strategis dan persendian musuh yang menyebabkan kematian. Di sini kami juga ingin mengingatkan jamaah-jamaah Islam bahwa jihad bukanlah terbatas milik organisasi-organisasi jihad saja, akan tetapi ia adalah sebuah bentuk ibadah yang harus diniatkan ikhlash untuk Allah semata, dan ia adalah kewajiban bagi setiap muslim dan setiap jamaah, jadi mengapa mereka tidak menjalankan kegiatan dalam bidang ini walaupun harus secara rahasia dan tidak diumumkan, dengan tujuan menolong Allah, Rasul-Nya, agama-Nya dan orang-orang yang beriman? Yayasan Media Al-Malahim : Bagaimana halnya dengan para pahlawan yang berjihad secara individu, atau yang biasa dijuluki 'The Lone Wolf' (orang yang suka bekerja sendirian), apakah ada kemungkinan bagi mereka untuk memberikan kontribusi dalam melawan operasi salibis ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Saya sampaikan kepada singa-singa Allah yang tersebar di berbagai belahan dunia, yang memilih untuk menjadi pahlawan yang berjihad secara individu, atau seperti yang anda sebutkan sebagai The Lone Wolf ini, mereka harus tahu bahwa mereka adalah mimpi buruk yang menghantui barat, kini mereka telah menebarkan kekhawatiran bagi barat dan mewaspadainya di seluruh penjuru dunia, maka janganlah kita meremehkan pekerjaan mereka dan menyepelekan jihad mereka. Ketika kita menyaksikan jasad kekafiran global bergelimpangan di mana-mana, kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberkahi amalan mereka, kami juga mendorong saudara-saudara kita untuk memanfaatkan kesempatan semacam ini, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memudahkan mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh kaum muslimin selain mereka, mereka memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam wilayah musuh yang paling dalam dan menyerang target vitalnya. Yayasan Media Al-Malahim : Seberapa besar kemungkinan berhasilnya operasi salibis ini untuk mencapai targetnya, khususnya setelah para komandan perang koalisi barat ini menyatakan bahwa perang melalui udara tidaklah cukup, dan mereka mengatakannya secara berulang-ulang? Syaikh Nashir Al-Anasi : Atas karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala, dahulu operasi semacam ini tidak berhasil, padahal ketika itu Amerika sedang berada di puncak kejayaannya, namun itu tetap saja ia keluar dari peperangan tersebut dan dari koalisi tersebut dalam kondisi hancur dan menyeretnya ke dalam kekalahan dan rasa malu, padahal para mujahidin mengalami kekurangan personel dan persenjataan. Maka apalagi dengan koalisi yang ada sekarang, sedangkan Obama mengangkat salib dengan tangannya yang gemetaran karena terluka dan berdarah-darah, dengan izin Allah serangan udara mereka tidak akan membawa keuntungan bagi mereka, begitu juga dengan serangan darat yang tidak diragukan lagi bahwa mereka akan terpaksa melakukannya meskipun mereka selalu menghindarinya. Ketika itulah dengan izin Allah, mereka akan mengetahui bahwa ada neraka yang berupa singa-singa tauhid dan para penjaga aqidah yang sedang menanti mereka di Iraq dan Syam, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: قُلۡ هَلۡ تَرَبَّصُونَ بِنَآ إِلَّآ إِحۡدَى ٱلۡحُسۡنَيَيۡنِۖ وَنَحۡنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمۡ أَن يُصِيبَكُمُ ٱللَّهُ بِعَذَابٖ مِّنۡ عِندِهِۦٓ أَوۡ بِأَيۡدِينَاۖ فَتَرَبَّصُوٓاْ إِنَّا مَعَكُم مُّتَرَبِّصُونَ ٥٢ "Katakanlah: "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. Dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu."" [Qs. At Taubah: 52] Yayasan Media Al-Malahim : Ada sejumlah negara arab yang mendukung dari sisi udara secara terbuka maupun secara terselebung, ada juga pengeboman yang dilancarkan secara langsung terhadap posisi-posisi para mujahidin di Suriah, bahkan media massa sempat mengekspos seorang wanita UEA yang bergabung dengan Angkatan Udara dan turut serta dalam melakukan pengeboman melalui kesatuannya di AU UEA, ada pula seorang pangeran dari keluarga kerajaan Saudi yang turut serta dalam melakukan pengeboman, pertanyaannya adalah: mengapa negara-negara ini diikutkan dalam peperangan ini dan melakukan pengeboman secara langsung, kemudian kontribusinya di-blow-up oleh media? Syaikh Nashir Al-Anasi : Tentu saja negara-negara kecil tersebut diikutkan dalam peperangan semacam ini agar dapat melibatkannya dalam pertempuran yang mematikan bagi barat, serta mengajaknya untuk berperang secara langsung hingga ia harus mati-matian dalam mendukung operasi salibis yang melawan kaum muslimin ini. Ini menunjukkan akan lemahnya barat, terlebih lagi Amerika, khususnya di bidang materil dan dukungan ekonomi. Adapun melakukan blow-up terhadap orang-orang seperti ini dan menggambarkannya seolah-olah seorang pahlawan, maka ini adalah upaya untuk menyerang aqidah rakyat muslim dan aqidah al wala' wal bara' yang diyakini oleh kaum muslimin. Namun dengan melakukan blow-up terhadap seorang pengkhianat seperti ini dan menggambarkannya seolah-olah seorang pahlawan yang patut dijadikan panutan, mereka sebenarnya tidak menyadari bahwa tindakan semacam ini menjelaskan kepada masyarakat mengenai seberapa besar tingkat ketundukan kepada barat dan keburukan yang dicapai oleh pemerintahan tersebut. Yayasan Media Al-Malahim : Pada saat acara peringatan 13 tahun serangan 11 September, Obama berbicara dengan nada penuh kemenangan, ia mengatakan bahwa ia telah berhasil memusnahkan Tanzhim Al Qaeda. Yang menjadi pertanyaan: setelah hampir satu setengah dekade, kemana arah perang ini bermuara? Siapakah yang akan meraih hasil dari peperangan ini? Apakah Amerika, ataukah mujahidin? Syaikh Nashir Al-Anasi : Tentu saja di tengah peperangan dan di tengah hiruk-pikuk dan keramaiannya, tidaklah heran apabila masing-masing kubu mengklaim bahwa ia menang, karena itu adalah bagian dari perang informasi dan psikologi serta mengangkat moral para sekutunya. Namun apabila kita melihat setelah kurang lebih 13 tahun sejak berlangsungnya perang melawan terorisme, apa yang tersisa dari Amerika? Bagaimana kondisinya sekarang? Apakah ada krisis yang melandanya? Sebaliknya mari kita perhatikan perkembangan para mujahidin, perkembangan risalah yang diperjuangkan oleh Syaikh Usamah Rahimahullah untuk disampaikan, bahkan sudah dapat dipastikan bahwa pengikut risalah ini jauh lebih banyak dari pada pengikut organisasi. Atas karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala dakwah mengenai jihad ini telah tersebar, umat berbondong-bondong berangkat berjihad di jalan Allah, dan ini adalah kemenangan yang besar. Jikalau misalnya kita melihat apa yang terjadi di Afghanistan, ada Thaliban yang kembali berkuasa dan ada Amerika yang menarik mundur pasukannya, ini adalah indikator yang jelas yang dapat menyatakan siapakah pemenangnya, siapakah yang masih berkuasa di kawasan tersebut dan siapakah yang mundur dan angkat kaki merasakan kekalahan dan kehancuran. Begitu juga runtuhnya alternatif yang diterapkan oleh barat bagi kaum muslimin untuk membendung revolusi mereka, mulai dari kampanye perdamaian, mendirikan negara kerakyatan, runtuhnya alternatif dan ide semacam ini menambah keseimbangan umat yang jihadis ini, dan menjadikan para individu umat ini khususnya para pemuda bertambah yakin bahwa apa yang diperjuangkan oleh para mujahidin itulah yang benar. Mereka juga yakin bahwa para mujahidin – atas izin dan karunia dari Allah – akan terus berjalan di atas manhaj sunnah kauniyyah dan syar'iyyah yang telah ditunjukkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam kepada kita, ini semua menambahkan keseimbangan bagi umat yang jihadis ini dan menjaga kemaslahatan umumnya dengan izin Allah, serta akan merubah komposisi kekuatan di muka bumi ini. Yayasan Media Al-Malahim : Namun Obama menggembar-gemborkan akan kesuksesan perang yang ia lancarkan melawan para mujahidin, dengan fakta bahwa Amerika berhasil membunuh Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah, mengingat sosoknya sebagai lambang simbolis dari peperangan ini. Syaikh Nashir Al-Anasi : Benar bahwa Syaikh Usamah Rahimahullah adalah lambang terpenting dalam peperangan antara Islam dan kekufuran, namun kami tidak mengabaikan bahwa tidaklah beliau Rahimahullah keluar berangkat berjihad di jalan Allah sejak masa mudanya dahulu, kecuali ia mencari kesyahidan di jalannya, ini adalah akhir yang tidak diduga-duga bagi siapa saja yang menempuh jalan ini. Kita semua mengharapkan kesyahidan seperti ini bagi para komandan dan para masyayikh kami, agar mereka gugur secara mulia, sebagai seorang yang syahid di jalan Allah. Adapun peristiwa pembunuhan Syaikh Usamah Rahimahullah, maka itu adalah upacara penobatannya sebagai seorang pahlawan karena risalah yang beliau perjuangkan, ia juga merupakan upacara penyucian manhajnya dengan menggunakan darah yang suci dan bersih, kami memohon kepada Allah agar menerimanya di dalam barisan para syuhada. Kesyahidan Syaikh Usamah tidak akan membawa dampak buruk bagi umat, karena beliau pasti juga akan meninggal dunia, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: إِنَّكَ مَيِّتٞ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ ٣٠ "Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)." [Qs. Az Zumar: 30] Terbunuhnya para pahlawan, para komandan dan sosok simbolis seperti itu tidak akan merubah komposisi peperangan, dan tidak akan menghentikan jihad di jalan Allah, berkat karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala. Yayasan Media Al-Malahim : Bulan lalu Syaikh Al Mujahid Abu Zubair Al Mukhtar, Amir Harakah Syabab Mujahidin di Somalia gugur syahid bersama sejumlah saudara-saudara beliau dalam sebuah serangan pengeboman yang licik yang dilancarkan oleh Amerika, apa komentar anda mengenai peristiwa ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Apabila komandan kita gugur maka muncullah komandan lainnya Barangsiapa yang membolak-balik lembaran sejarah, tepatnya sejarah Islam, maka ia akan menyaksikan keajaiban yang sangat mengagumkan. Tidaklah seorang komandan atau seorang pahlawan gugur, kecuali akan digantikan oleh komandan lainnya. Adapun saudara kita Abu Zubair – kami memohon kepada Allah agar menerima beliau – maka kami ucapkan selamat atas akhir yang berbahagia ini, saya meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar mempertemukan kita dengan beliau dalam kondisi yang baik dan tidak hina dan terkena fitnah. Sebagaimana mereka berkata: "Syahidnya para komandan Al Qaeda merupakan sunnah dan dasar perjuangan." Semoga Allah merahmati mereka semua dan mengangkat derajat mereka kepada derajat para syuhada. Syaikh Abu Zubair memiliki andil di dalam jihad dan pengorbanan yang tidak bisa dianggap enteng. Adapun kejadian ini, maka ia menguatkan fakta sebenarnya dari perang yang dilancarkan oleh Amerika terhadap para mujahidin, dimana ia berusaha menargetkan pimpinan para mujahidin dengan tujuan dapat mematahkan semangat mereka dan membelokkan perjalanan jihad mereka. Namun dengan izin Allah, Amerika gagal dalam hal ini, karena umat ini sangat subur dalam melahirkan para pahlawan dan komandan yang senantiasa berjihad di jalan Allah untuk mengangkat kalimat Allah dan menegakkan agama, dan apa yang terjadi kepada Syaikh Abu Zubair itu adalah penghormatan – Insya Allah – kami mengucapkan syukur kepada Allah karena beliau terbunuh dalam keadaan tetap teguh di atas jalan jihad yang telah lama beliau harapkan di dalam doa-doanya. Adapun saudara-saudaranya yang ditinggalkan oleh beliau, maka semoga mereka mendapatkan kebaikan dan keberkahan Insya Allah, sesungguhnya para pahlawan tersebut tidaklah terbunuh kecuali sebelumnya pasti mereka telah mempersiapkan kader prajurit dan komandan yang memiliki kemampuan untuk menyempurnakan perjalanan ini, bertekad kuat untuk terus berjuang, terjun ke tengah-tengah resiko dan kesukaran hingga mereka lulus dari kawah candradimuka. Yayasan Media Al-Malahim : Ini menggiring kami untuk mengajukan sebuah pertanyaan, apakah strategi Amerika untuk melancarkan peperangan dengan menggunakan pesawat tanpa awaknya serta menggunakan jasa informan di darat sudah mencapai kesuksesan? Khususnya metode ini telah digunakan di Afghanistan, Pakistan, Somalia, dan sekarang di Iraq dan Syam. Syaikh Nashir Al-Anasi : Tentu saja semua orang yang memiliki dasar militer walaupun sedikit, ia akan tahu bahwa pertempuran tidak akan bisa diatasi hanya dengan pesawat. Benar mungkin ia bisa menyebabkan para komandan dan sebagian anggota terbunuh, namun kubu yang menguasai wilayah dan medan, kubu yang mengibarkan panjinya di lapangan, dan memiliki basis di dalamnya lah yang menjadi pemenang yang sejati. Seagaimana perang ini memberikan efek bumerang yang sangat bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh Amerika, maka operasi-operasi seperti ini berkat karunia Allah hanya menambah kredibilitas para mujahidin di mata masyarakat dan individu umat, sehingga bertambah banyaklah orang yang berangkat berjihad di jalan Allah. Bahkan yang sangat mengagumkan adalah apabila ada seorang ikhwah yang terbunuh, maka datanglah 10 orang pengganti bahkan terkadang puluhan orang. Jadi serangan ini berdampak bumerang bagi Amerika, baik itu di bidang media informasi, ataupun di sisi taktikal, ataupun di sisi perolehan kredibilitas mujahidin di mata umat. Bahkan kemampuan umat dalam menambal kekurangan tenaga dan kekurangan lainnya sangat mengagumkan berkat karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya ketika barat menerapkan kebijakannya untuk melibatkan umat ke dalam fase militer, bukan militer yang berbau anarkisme seperti yang diinginkan oleh Amerika, akan tetapi militer yang berbasis aqidah, dan ini adalah jihad yang berkesinambungan dan tidak akan terlepas dari tumbuhnya pengalaman dan kapabilitas. Apakah mungkin pesawat-pesawat dan serangan-serangan udara tersebut dapat mengimbangi hal-hal positif yang diraih oleh umat? Amerika telah gagal di awal sehingga kegagalan tersebut menggiringnya ke arah menggunakan metode seperti ini, dan metode ini akan menjadi neraka raksasa bagi Amerika dan menjadi rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada para mujahidin Yayasan Media Al-Malahim : Pada bulan lalu Tanzhim Al Qaeda mengumumkan pembentukan cabang baru di Wilayah Sub Benua India, mereka juga menjelaskan mengapa cabang ini dibentuk, apa komentar anda mengenai pembentukan cabang baru ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Pertama-tama kami mengucapkan selamat kepada umat Islam atas dibentuknya cabang semacam ini di sebuah wilayah sensitif di dunia Islam. Siapa saja yang mengetahui perihal negeri tersebut dan mengetahui tabiat kaum muslimin yang ada di sana, ia pasti tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang ramah, lemah lembut, penuh emosional dan memiliki hasrat yang tinggi terhadap Islam. Mereka memiliki kelebihan dalam hal mendengar dan mematuhi serta semangat jihad di jalan Allah yang membedakan antara mereka dengan bangsa muslim lainnya di banyak negara. Kondisi kaum muslimin di sana jelas tengah ditimpa dengan kezhaliman yang parah, seperti permasalahan Kashmir dan pemerintah Pakistan yang tidak serius menanganinya, begitu juga dengan permasalahan Bangladesh, yang mana pemerintahnya yang merupakan antek India menimpakan kezhaliman terhadap rakyat muslim di sana, dan juga pembantaian yang kita saksikan di Burma, serta berbagai permasalahan dan penderitaan yang ada di wilayah tersebut. Semuanya menjelaskan betapa pentingnya pembetukan cabang baru semacam ini, dan dengan izin Allah cabang ini akan menjadi faktor kemenangan bagi kaum muslimin di sana dan faktor penyelamat bagi kaum yang tertindas. Kami juga tidak bisa melupakan fakta mengenai betapa banyaknya kepentingan barat di wilayah tersebut, ia tersebar dimana-mana dan dalam skala yang besar. Begitu pula dengan koalisi zionisme-hindu yang dampaknya sangat terasa oleh kaum muslimin yang tertindas di wilayah tersebut. Pembentukan cabang baru ini menguatkan kembali keyakinan bahwa ideologi jihad global masih diterima secara luas dan terus berkembang berkat karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal ini sungguh bertentangan dengan apa yang dinyatakan oleh Obama dan kepala-kepala negara kafir lainnya. Yayasan Media Al-Malahim : Kita beralih ke topik lain mengenai poros kekuatan lain yaitu antara Iran dan Amerika, serta mengenai kerjasama baru dan terbentuknya hubungan yang dekat di antara keduanya pada bulan-bulan terakhir ini. Tadi kita sudah berbicara tentang poros kekuatan pertama, yaitu koalisi salibis yang menyerang Iraq dan Syam, dan ini menggiring kita untuk membicarakan mengenai hubungan Iran-Amerika serta pembagian kepentingan di kawasan tersebut, dan apakah hubungan Amerika-Iran ini sedang memasuki tahapan yang baru? Syaikh Nashir Al-Anasi : Sebenarnya hubungan Iran-Amerika adalah hubungan yang sudah ada sejak lama, ini dibuktikan dengan jelas oleh sejarah kawasan tersebut, keberhasilan Amerika memasuki Afghanistan tidak mungkin dapat dicapai jika Iran tidak bekerjasama dengan Amerika. Begitu juga ketika Amerika memasuki Iraq, persoalan ini pun sudah dinyatakan oleh para penanggung jawab di Iran. Tahapan yang dicapai oleh Amerika dan Iran pada hari ini adalah memindahkan hubungan yang tadinya berada di ranah yang terselubung dan dari tahapan rahasia ke tahapan yang terbuka dengan alasan bahwa perkembangan situasi di kawasan tersebut dan kondisi global menuntut untuk menciptakan hubungan kerjasama dalam bentuk yang semacam ini. Baru-baru ini Rouhani (Presiden Iran,-red) melakukan kunjungan ke Amerika, di dalam kunjungan tersebut ia mengatakan bahwa rakyat Iran memiliki beberapa permasalahan dengan Amerika dan itu harus diselesaikan namun membutuhkan beberapa waktu, hal ini menjelaskan bahwa pemerintah Iran tega melakukan penipuan walaupun terhadap rakyatnya sendiri, karena memang beginilah kebiasan Rafidhah, mereka mengangkat panji palsu. Negara yang pertama kali mengangkat panji "Matilah Amerika dan Matilah Israel" saat itu adalah Khomeini, awalnya semboyan ini tersebar luas di Iran, kemudian Iran mulai mengenalkannya seiring ia mengenalkan konsep revolusinya ke seluruh dunia Islam. Fakta mengenai hubungan ini, mengenai pertukaran peran dan penyelubungan terhadap ranah politiknya dapat kita ketahui secara jelas di dunia nyata, ketika Amerika bersepakat dengan Iran untuk bekerjasama dalam bidang tertentu, contohnya mendukung pemerintahan Iraq, dan di sisi lain mereka menutup mata mengenai isu tertentu, seperti Hizbullah dan lain-lain. Begitu juga mereka bekerjasama untuk memerangi musuh bersama yaitu para mujahidin ahlus sunnah di Iraq dan Syam, ini semua menjelaskan kepada kita akan hakekat dan rupa dari hubungan antara dua kubu ini. Kenyataan bahwa para pengikut Iran dari berbagai penjuru dunia bersatu untuk berperang bersama Basyar sang tiran untuk melawan rakyat muslim Suriah merupakan bukti yang jelas akan adanya permainan dan pembiaran oleh Amerika terhadap permasalahan semacam ini, ini juga menujukkan dengan jelas bahwa terdapat kesepakatan yang terencana di antara keduanya. Yayasan Media Al-Malahim : Kita berbicara tentang Iran dan Amerika dan bagaimana keduanya membagi harta rampasan dan pengaruh; jamaah Hautsi menguasai Shan'a melalui persekongkolan dan pengkhianatan dari pemerintah boneka Yaman dan diiringi oleh sikap impoten dari PBB dan negara teluk yang tidak berkutik. Mungkin ini termasuk strategi baru untuk membagi-bagi kekuasaan antara Iran dengan Amerika. Dalam skala Yaman, apa faktor paling penting yang menyebabkan Shan'a jatuh dengan cara seperti ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Jelas sekali bahwa kesepakatan di tingkat internasional dan kondisi di tingkat lokal membawa dampak terhadap kondisi di Yaman, kegiatan politik baru-baru ini yang diawasi oleh 10 negara, dan didahului oleh prakarsa dari negara-negara teluk yang salah satu isinya adalah memberikan perlindungan kepada Ali Abdullah Saleh, kemudian proses mediasi Jamal Benomar serta dipilihnya orang ini untuk melakukan proses mediasi ini (mediasi antara pemerintah Abdu Rabbuh dengan kelompok Hautsi – red.), begitu juga dengan lembaga mediasi pusat dan kegiatan yang ia lakukan; semua pendahuluan tersebut adalah demi mewujudkan satu tujuan yang harus diraih, yaitu menjatuhkan Shan'a dan menyerahkannya ke tangan Hautsi. Yayasan Media Al-Malahim : Tindakan barbar yang digunakan oleh kelompok Hautsi untuk menginvasi Shan'a, merebut masjid-masjid dan kampus-kampus yang ada, dan penjarahan properti, bagaimana kita mentoleransi antara perbuatan dan tindakan seperti ini dengan semboyan-semboyan Hautsi seperti: "Matilah Amerika", "Matilah Isarel", "Terlaknatlah Yahudi" dan semboyan-semboyan lainnya? Syaikh Nashir Al-Anasi : Tentu saja tindakan ini menyingkap siapa sebenarnya Hautsi di hadapan semua orang serta para pengikutnya, dan siapa saja yang telah termakan umpannya, maka ia akan menyadari akan kepalsuan dari propaganda tersebut. Bagaimana bisa ia berteriak "Matilah Amerika" dan "Matilah Israel" sedangkan ia justru menyerang masjid-masjid ahlus sunnah dan lembaga Tahfizhul Quran serta Jami'ah Al Iman? Jadi semboyan-semboyan tersebut hanyalah dinamo yang digunakan oleh Hautsi untuk mengatasi akal masyarakat dan memancing emosi mereka sehingga mereka mengikutinya. Yayasan Media Al-Malahim : Maksudnya Hautsi yang selama ini melakukan protes demi kepentingan rakyat dan menggalang dukungan untuk menjatuhkan hegemoni, kini terlihat hakekatnya dan muka buruknya? Syaikh Nashir Al-Anasi : Iya tentu saja, dimana sekarang semua tuntutan Hautsi tersebut? Dimana sekarang semua kepentingan rakyat yang ia klaim ia perjuangkan tersebut? Sekarang ia hanya disibukkan untuk memperluas daerah kekuasaan dan menaklukkan wilayah-wilayah strategis mulai dari pelabuhan-pelabuhan hingga sumber-sumber minyak. Yayasan Media Al-Malahim : Beberapa pemimpin partai politik yang anti Hautsi mengeluarkan pernyataan yang lemah dan menandatangani serta ridha dengan Perjanjian Kemitraan Nasional yang bersedia mengabulkan tuntutan Hautsi, apakah faktor pendorong para pemimpin parpol tersebut mengambil sikap seperti ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Lemah, kelemahan lah yang menjadikan parpol-parpol tersebut mengambil sikap seperti ini. Apa yang bisa diharapkan dari komunitas yang tidak memiliki kekuatan secara riil di lapangan? Komunitas-komunitas yang hidup di alam hipotesa dan tidak mengambil langkah usaha yang sesuai dengan hukum syariat dan hukum alam, bahkan ia bekerja selama bertahun-tahun untuk menjauhkan para pemuda dan putra-putranya dari melakukan persiapan perang dan mempersenjatai diri, serta membujuk mereka untuk bersandar terhadap metode-metode barat yang jauh dari nash-nash Al-Quran dan As Sunnah, mereka melakukannya demi mendapatkan keridhaan dari Amerika dan menjauhkan mereka dari tuduhan terorisme; apa yang dihasilkan dari semua ini adalah generasi yang bermewah-mewahan dan jauh dari semangat berkorban, semangat perjuangan dengan gagah berani dan semangat jihad, mereka bersandar kepada kedamaian palsu yang kemudian menjadi agama dan syiar mereka. Di sini kita harus menjelaskan kepada kaum muslimin bahwa memang ada yang namanya tata cara diplomasi dan berpolitik, namun ada juga yang namanya kekuatan militer, sehingga apapun diplomasinya, apapun sistem perpolitikannya, dan apapun ideologinya, apabila ia tidak memiliki kekuatan yang dapat menjaganya di dunia nyata, dan tidak memiliki basis ancaman yang dapat digunakan untuk menakuti musuh, maka seluruh usaha politik dan diplomasi ini hanya sebatas untuk membujuk musuh. Adapun apabila engkau memiliki kekuatan yang dapat menjaganya, dapat melindunginya, dan dapat menyebarkannya dengan menggunakan kekuatan senjata selain dengan kekuatan penjelasan, ketika itulah engkau memiliki kekuatan politik yang berkuasa di dunia nyata. Dan kondisi yang kita saksikan di berbagai negara Islam, merupakan hasil dari keteledoran mereka dalam memperhatikan poin penting ini. Yayasan Media Al-Malahim : Selama beberapa waktu terakhir ini, perlawanan terhadap Hautsi terus konsisten dilakukan di berbagai front, namun mayoritas front tersebut berhasil dikuasai dan Hautsi berhasil meraih kemenangan di medan tempur, apa sebab dari kekalahan yang terjadi beberapa waktu lalu ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Sebenarnya kemenangan Hautsi bukan disebabkan karena kekuatannya yang mampu melemahkan kaum muslimin, akan tetapi perselisihan antara jamaah-jamaah Islam, perpecahan di kalangan kaum muslimin, berbeda-bedanya misi mereka serta kecondongan mereka kepada kezhaliman dan negara-negara asing lah yang menyebabkan kekalahan. Kita juga tidak bisa memandang sebelah mata terhadap banyaknya suku yang pro terhadap terntara yang terbukti menjadi boneka, yang disetir melalui arahan asing, semua ini merupakan sebab dan faktor utama dari kemenangan Hautsi. Begitu pula dengan Komisi Kepresidenan (Yaman) yang hanya menjadi kendaraan yang disediakan bagi Hautsi untuk menghadapi kesulitan yang ia alami, belum lagi kebijakan yang salah dan keputusan yang mematikan yang diambil oleh beberapa jamaah, yang itu juga menyebabkan Hautsi menang. Yayasan Media Al-Malahim : Anda menyebut nama Komisi Kepresidenan, bagaimana Komisi Kepresidenan memainkan perannya untuk melayani kepentingan Hautsi? Syaikh Nashir Al-Anasi : Komisi Kepresidenan adalah jalur penyelamatan yang digunakan oleh Hautsi ketika krisis mulai bertambah dahsyat. Setiap kali Hautsi mendapatkan perlawanan yang sengit baik dari para kader ataupun dari beberapa jamaah Islam di setiap tempat atau di setiap front, secara spontan Hautsi akan berlindung di balik Komisi Kepresidenan, yang akan langsung melakukan penawaran perjanjian damai, memberikan janji dan bersandiwara untuk memecahkan masalah, tujuannya adalah demi memberikan kesempatan bagi Hautsi untuk menertibkan kekuatannya dan memusatkan kegiatan perlawanannya terhadap front pertempuran tertentu. Contohnya ketika Hautsi dikepung di 6 front pertempuran sedangkan 6 front lagi berhasil direbut dari mereka dan ia tengah terkepung di Dammaj, ia kekurangan sumber pasokan, posisinya pun sudah sangat terdesak, maka Komisi Kepresidenan langsung menengahi antar dua kubu, sehingga banyak front pertempuran yang mulai mereda dan tertutup, dampaknya Hautsi yang ada di Dammaj dan Kitaf menjadi terbengkalai. Ketika front pertempuran di Kitaf dibuka, maka Komisi Kepresidenan langsung terlibat untuk menengahi di wilayah Hashid dan Haradh, namun apabila Kitaf sudah mulai mereda, Hautsi akan membatalkan perjanjian dan menyerang Hashid. Beginilah, setiap kali Hautsi mendapatkan jalan buntu, ia akan meminta bantuan kepada Komisi Kepresidenan untuk menyelamatkannya dan mengeluarkannya dari sana. Yayasan Media Al-Malahim : Ada surat kabar Saudi yang memberitakan bahwa Komisi Kepresidenan Yaman berkomitmen untuk merekrut 15.000 anggota Hautsi untuk ditempatkan di kemiliteran dan pasukan keamanan, mengapa para anggota Hautsi berhasrat untuk direkrut ke dalam kemiliteran, padahal mereka adalah milisi yang memiliki persenjataan berlimpah? Syaikh Nashir Al-Anasi : Hasrat Hautsi untuk melakukan penetrasi ke dalam militer bukanlah keinginan Hautsi sendiri, melainkan itu adalah rencana Amerika yang sebelumnya telah berhasil diterapkan di Iraq, dan ini adalah rencana yang sudah disempurnakan sehingga kita harus mewaspadainya. Dengan langkah ini mereka yakin bahwa mereka mengambil langkah yang sesuai dengan metode yang mereka gunakan di Iraq. Adapun Hautsi, ia tahu bahwa ada banyak wilayah dan suku yang ia tidak mampu untuk menghadapinya, karenanya ia berencana untuk menyerangnya dengan mengatasnamakan militer, dan rencana ini mendapat restu global dari Amerika dan negara lainnya. Yayasan Media Al-Malahim : Secara khusus, Abdul Malik Al Hautsi telah mengumumkan bahwa tahapan selanjutnya yang akan ia jalankan adalah perang melawan Al Qaeda? Syaikh Nashir Al-Anasi : Ya tentu saja, ia telah mengumumkannya secara resmi dan menurut pandangan mujahidin, ini tidak ada bedanya. Sebelumnya Amerika memerangi mujahidin dengan menggunakan kekuatan pemerintahan boneka dan menggunakan pasukan kemiliterannya, dan kini Amerika ingin memerangi mujahidin dengan menggunakan Hautsi. Dengan izin Allah semua itu tidak akan membawa hasil bagi mereka, dan sebagaimana Amerika gagal dalam memerangi mujahidin dengan menggunakan pasukan kemiliteran Yaman, maka mereka pun akan gagal dan kalah ketika mereka menggunakan Hautsi untuk memerangi mujahidin. Mujahidin sendiri dengan izin Allah akan memaksa mereka dan komplotannya untuk merasakan pahitnya empedu, dan serangan Hautsi nantinya tidak akan seberapa dibandingkan dengan Amerika dan antek-anteknya. Yayasan Media Al-Malahim : Kini beranjak kepada pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh kaum muslimin, apa saja kewajiban yang harus dilakukan untuk menghadapi serangan Hautsi, kejahatannya dan penaklukannya? Syaikh Nashir Al-Anasi : Yang wajib dilakukan adalah melawan serangannya dan menyingkap semboyan palsunya dan menyingkap konspirasi lokal dan internasional serta aliansi yang ada sekarang ini, yaitu antara Amerika dengan Iran yang bagi siapa saja yang masih belum mendapatkan gambaran yang jelas di Yaman, lihatlah dampaknya dapat kita saksikan dengan jelas di Iraq. Masyarakat wajib merapat ke sekitar mujahidin, mendukung dan menolong mereka, karena sejarah para mujahidin dalam menghadapi Hautsi tidak perlu diragukan lagi bagi siapa saja yang mengikuti perkembangan isu yang satu ini. Yayasan Media Al-Malahim : Ada banyak orang yang mengandalkan para mujahidin dari Tanzhim Al Qaeda dan Anshar Syariah untuk menghadang serangan Hautsi. Syaikh Nashir Al-Anasi : Alhamdulillah, ini adalah sikap berbaik sangka kaum muslimin di Yaman terhadap saudara-saudara mereka para mujahidin, kami memberikan kabar gembira kepada mereka bahwa mujahidin dengan izin Allah mereka ahli dalam hal ini. Meskipun terdapat sikap dualisme dari beberapa lembaga atau beberapa kalangan yang mengandalkan para mujahidin untuk menghadapi gelombang serangan ini, namun sayangnya di sisi lain mereka jelas-jelas mengkhianati para mujahidin dalam berbagai kasus yang mendapat perhatian besar dari para mujahidin. Seperti kasus para mujahidin yang ditawan, berapa banyak para mujahidin pada hari ini yang mendekam di dalam tahanan negara? Begitu juga dengan persoalan pengeboman Amerika terhadap para mujahidin dengan menggunakan pesawat tanpa awak. Sayangnya banyak jamaah yang bersikap lemah terhadap sisi yang satu ini. Bahkan Hautsi mengambil keuntungan dari persoalan ini, menipu banyak orang dan mengumpulkan simpati untuk menolak intervensi ini, padahal yang dirugikan oleh kasus-kasus seperti ini secara keseluruhan atau secara global adalah Anshar Syariah. Begitu juga dengan propaganda yang dilancarkan secara intensif dan instan terhadap para mujahidin tidak akan cocok dengan kondisi ekonomi Yaman dan tidak akan cocok dengan ancaman nyata dari meluasnya kekuasaan Hutsi, sehingga daripada kita mengurusi sikap yang dualisme ini, lebih baik kita memberikan kabar gembira kepada kaum muslimin dan khususnya yang ada di Yaman bahwa mujahidin akan melakukan antisipasi terhadap ancaman ini. Yayasan Media Al-Malahim : Ada beberapa orang yang berbicara secara berulang kali dan masih saja terus mengulanginya, mereka berbicara tentang bahaya dari konflik sektarian, dan mereka mengajak semua orang agar tidak terseret ke dalamnya, namun kini setelah Hautsi menguasai Shan'a dan melakukan kejahatan, bagaimana anda menanggapi hal ini? Syaikh Nashir Al-Anasi : Subhanallah, apakah semua penyerangan dan kejahatan yang dilakukan oleh Hautsi sampai saat ini tidak dianggap sebagai konflik sektarian? Semua perang yang dilancarkan oleh Hautsi adalah perang sektarian, seluruh tujuannya adalah sektarian, seluruh permusuhannya adalah sektarian, seluruh dakwahnya adalah sektarian, dan sekarang ketika kaum muslimin ingin mempertahankan diri mereka dari serangan ini atau membalas serangan yang dilancarkan oleh penjahat ini, dan mereka mengancam dan menakut-nakuti dengan pernyataan larangan turut campur ke dalam perang sektarian. Sedangkan apabila Hautsi membunuh kami dan menyerang kami, masjid-masjid kami dan pusat-pusat keilmuan kami, semua ini sampai saat ini tidak dianggap sebagai perang atau konflik sektarian!? Mereka menyerang Jami'ah Al Iman, mereka menyerang tempat-tempat lingkar studi Al-Quran dan mereka menyerang sekolah-sekolah tahfizh Al-Quran, tentu saja semua ini adalah perang sektarian. Yayasan Media Al-Malahim : Jikalau kita merinci kembali wahai Syaikh, kita akan menemukan bahwa barat memerangi kita dengan menggunakan istilah-istilah seperti ini; konflik sektarian, terorisme, dan menentang perjanjian internasional. Seakan-akan barat memasukkan kita ke dalam lingkup yang sempit sehingga membatasi pandangan umat terhadap kita. Syaikh Nashir Al-Anasi : Benar, tepat seperti yang anda katakan. Yayasan Media Al-Malahim : Kita sampai pada pertanyaan terakhir dalam sesi pertemuan kali ini, kita berbicara mengenai Yaman, beberapa waktu lalu pemerintah Yaman melancarkan beberapa serangan besar terhadap para mujahidin di Abyan, Syabwah, Bayda, dan juga Hadhramaut. Sekarang yaitu 6 bulan setelah serangan tersebut, bagaimana kondisi di lapangan khususnya ketika pemerintah mengumumkan bahwa pihaknya berhasil meraih kemenangan besar dan mengklaim berhasil menewaskan 500 orang mujahid. Syaikh Nashir Al-Anasi : Alhamdulillah, kami memberikan kabar gembira kepada umat bahwa para mujahidin dalam keadaan baik, adapun kedustaan yang merupakan perangkat media massa corong penguasa ini dipercaya begitu saja oleh masyarakat, padahal mayoritas isinya adalah hal-hal yang dilebih-lebihkan. Namun jikalau kita memperhatikan 6 bulan terakhir ini saja, maka kita akan mendapati angka yang besar dari operasi-operasi yang telah dilakukan oleh para mujahidin di berbagai provinsi atau wilayah, ini merupakan bukti nyata yang menunjukkan bahwa serangan-serangan musuh tersebut berkat karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak bisa menggeser eksistensi para mujahidin, semua itu menguatkan keyakinan bahwa para mujahidin akan terus melaksanakan jihad mereka dengan diiringi karunia dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan operasi-operasi mereka masih terus mengalami perkembangan, kekuatan mereka juga mengalami peningkatan dari hari ke hari, berkat karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala. Yayasan Media Al-Malahim : Kita sampai pada penghujung sesi pertemuan kali ini, moga-moga kita dapat melanjutkan perbincangan kita pada pertemuan yang akan datang dengan izin Allah Azza wa Jalla. Kami mengucapkan terima kasih kepada Syaikh karena telah bersedia meluangkan waktunya, Assalamualaikum Warahmatullahi wa Barakatuhu. Syaikh Nashir Al-Anasi : Semoga Allah membalas amal kalian dengan kebaikan, Wa Alaikumus Salam Warahmatullahi wa Barakatuhu Jangan lupakan ikhwan-ikhwan kalian dari do'a kalian yang shalih Tanzhim Al-Qaeda di Jazirah Arab
(banan/arrahmah.com) |
US Navy beroperasi di Indonesia? Mikir! Posted: 16 Nov 2014 03:45 AM PST JAKARTA (Arrahmah.com) - Duta Besar Amerika Serikat (AS) Robert Blake seperti diberitakan CNN Indonesia , Jumat (7/11/2014) mengatakan pemerintah Amerika Serikat menawarkan bantuan kerjasama pengawasan laut kepada pemerintah Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir aksi pencurian ikan ilegal yang terjadi di laut Indonesia. "Kami terbuka dengan (kerjasama) di bidang maritim. Saya sudah bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan akan membicarakan lebih lanjut," ujar Blake di rumah dinasnya, Jakarta, Kamis (6/11) petang. Dia menyebut sejauh ini sudah ada kerjasama yang dilakukan di antaranya membantu melindungi area-area kelautan yang menjadi bagian dari wilayah Indonesia. "Kerjasama terkait pengawasan laut, bagaimana melindungi laut dari illegal fishing," ucap mantan asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk urusan Asia Selatan dan Tengah ini. Jika pemerintah setuju, Blake mengaku akan meminta bantuan dari Angkatan Laut AS (US Navy) untuk turut memantau praktik pencurian ikan ilegal di wilayah teritorial Indonesia. "Ada banyak yang akan bersinergi terutama soal militer," ujarnya. Pernyataan Duta Besar AS yang akan meminta keterlibatan US Navy untuk membantu pengawasan laut RI khususnya dalam memberantas illegal fishing mendapat reaksi dan penolakan keras. Salah satunya dari Direktur Indonesia Maritime Institute (IMI), DR. Y. Paonganan yang mengatakan bahwa pengawasan wilayah kedaulata RI adalah kewenangan TNI AL dan urusan dalam negeri RI, tidak boleh ada negara lain yang boleh ikut apalagi melibatakan kapal perangnya untuk menjaga perairan kita. Hal ini menurut pakar maritim ini merupakan pelecehan, seakan-akan bangsa ini tidak mampu mengawasi wilayah kedaulatannya. "Bila mendapat tawaran seperti itu, sebaiknya Menteri Susi harus menolaknya karena hal itu bertentangan dengan UUD dan prinsip-prinsi bernegara, jangan seenaknya mengambil keputusan-keputusan yang mencederai harga diri bangsa ini, apalagi dengan melibatkan angkatan perang nagara lain untuk mengawasi periaran kita adalah sebuah langkah yang sangat keliru bila hal itu terjadi," tegas Y Paonganan, dilansir RMOL, Senin (10/11/2014). Jika ingin memberantas illegal fishing, menurut Paonganan, banyak hal yang bisa di lakukan, salah satunya dengan memperkuat armada kapal TNI AL sehingga dapat memperketat wilayah-wilayah yang rawan pencurian ikan. Dan illegal fishing terbesar terjadi bukan karena banyaknya kapal pencuri ikan yang masuk ke perairan kita, tapi karena banyaknya illegal license, dimana satu ijin bisa digunakan oleh puluhan bahkan ratusan kapal. "Banyak hasil tangkapan yang tidak terecord, karena kapal-kapal berijin itu mengirim hasil tangkapan langsung ke luar negeri dengan transhipment di tengah laut, selain itu mafia minyak yang juga orang kita sendiri menjual minyak subsidi ditengah laut ke kapal-kapal ikan yang sedang beroperasi, sehingga memberi peluang kapal-kapal itu tidak sandar di pelabuhan-pelabuhan perikanan untuk mengisi BBM sambil melaporkan hasil tangkapannya," ungkap Y Paonganan. Ditegaskannya pula, hal-hal tersebutlah yang harus dibenahi menteri Susi, jangan karena ingin sukses jadi menteri lantas membawa-bawa negara asing untuk ikut mencampuri urusan dalam negeri kita dan menerima tawaran negara lain mengawasi laut kita. Bila hal itu terjadi maka nasionalisme Menteri Susi patut dipertanyakan. Senada dengan itu akun facebook Kopassus Indonesia menulis; "TNI disuruh anteng diem, untuk keamanan laut pun harus kerja sama dengan Asing MIKIR !!! Menteri kelautan dan perikanan Puji Astuti dan.Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake sudah melakukan kesepakatan untuk memakai Angkatan Laut AS akan mengambil alih pengaman laut Indonesia.. Bisa kita bayangkan apabila nanti Angkatan Laut Amerika Serikat sudah menguasai Indonesia. Bahkan isunya salah satu Kapal Induk USS George Washington nya akan merapat ke daerah Kalimantan dengan mengangkut ratusan pesawat tempur canggih." (azm/arrahmah.com) |
ISIS dikabarkan telah menyembelih mualaf Amerika Peter 'Abdul Rahman' Kassig Posted: 16 Nov 2014 02:45 AM PST SURIAH (Arrahmah.com) - Sebuah video yang disebut-sebut menunjukkan penyembelihan terhadap beberapa tentara Suriah dan seorang pekerja bantuan asal AS, Peter 'Abdul Rahman' Kassig, oleh anggota kelompok Islamic State (IS), atau yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, telah beredar secara online, lapor Al-Jazeera pada Ahad (16/11/2014). Rekaman video penyembelihan tawanan yang dikabarkan dirilis pada Ahad (16/11) ini menunjukkan pemenggalan terhadap sedikitnya 12 orang yang ISIS sebut sebagai para pilot dan pasukan rezim Bashar Assad. Klip ini beredar melalui akun-akun media sosial kredibel yang sebelumnya telah berbagi video yang kemudian diverifikasi, ungkap Imran Khan Al-Jazeera, yang melaporkan dari Baghdad. Namun demikian, masih sulit untuk memverifikasi keaslian rekaman tersebut, kata Imran. "Untuk Obama anjing Roma, hari ini kami menyembelih tentara Bashar dan besok kami kami akan menyembelih tentara Anda dan Insyaa Allah kami akan mematahkan salib akhir dan terakhir ini," kata seorang pria bertopeng sebelum dia tampak memenggal kepala salah seorang tawanan. Video itu juga menunjukkan satu kepala yang berlumuran darah di atas tanah, yang ISIS sebut dalam video itu sebagai sang pekerja bantuan AS, Peter Kassig. "Ini adalah Peter Edward Kassig, seorang warga negara AS di negara Anda. Peter, yang berperang melawan Muslim di Irak, bertugas sebagai seorang tentara dalam pasukan Amerika, tidak banyak berbicara," kata seorang bertopeng yang berdiri di dekat kepala itu. Abdul Rahman Kassig, seorang mualaf dan pekerja bantuan yang sebelumnya dikenal sebagai Peter Edward Kassig, telah ditunjuk IS sebagai sasaran mereka berikutnya dalam seri eksekusi tawanan Inggris dan Amerika yang mereka videokan. Para anggota IS beberapa pekan lalu memperingatkan melalui Twitter bahwa Kassig akan dibunuh, saat "batas waktu" pemenuhan tuntutan mereka kepada AS – bahwa Amerika harus membatalkan serangan pengeboman mereka di Suriah. Abu Omar Aqidi, seorang anggota terkemuka dari faksi Al-Qaeda, Jabhah Nushrah, mengatakan bahwa Kassig adalah seorang aktivis kemanusiaan yang bertugas di Deir Ez-Zour selama lebih dari satu tahun dan kemudian diculik oleh IS. Bulan lalu Kassig muncul dalam sebuah video yang diposting di YouTube, mengenakan jubah oranye dan berlutut di padang gurun sementara seorang ekstremis bertopeng berjanji bahwa dia akan dibunuh dalam menanggapi serangan udara Amerika. Sebelum ini, IS juga telah menyembelih empat tawanan mereka, di mana yang terbaru adalah penyembelihan tehadap pekerja bantuan asal Inggris, Alan Henning. (aliakram/arrahmah.com) |
Foto terbaru pelatihan sniper "Kelompok Serigala" Mujahidin Jabhah Nushrah Posted: 16 Nov 2014 12:15 AM PST (Arrahmah.com) - Sniper "Kelompok Serigala" Mujahidin Jabhah Nushrah dibentuk oleh Asy-Syahid Abu Yusuf At-Turki -semoga Allah menerimanya sebagai syuhada- yang dilaporkan gugur dalam serangan pemboman brutal yang dipimpin oleh salibis AS terhadap salah satu markas Jabhah Nushrah di Kafar Dariyan, Idlib, pada Selasa (23/7/2014). Abu Yusuf At-Turki adalah seorang sniper yang paling disegani dan merupakan seorang komandan jihad yang melatih Mujahidin Jabhah Nushrah, cabang resmi Al-Qaeda di Suriah, untuk menjadi penembak jitu. Dia merupakan seorang mujahid yang pernah berjuang di Afghanistan, Irak dan Suriah. Dia kemudian menjadi seorang instruktur yang sangat dihormati dalam jajaran kelompok Al-Qaeda di Suriah. Berikut adalah foto-foto terbaru pelatihan sniper "Kelompok Serigala" yang dulu pernah dilatih olehnya. Foto-foto ini dirilis oleh Ribat Medya, @ribatmedya. (banan/arrahmah.com) |
Seorang bocah Palestina kehilangan penglihatannya akibat peluru tajam "Israel" Posted: 16 Nov 2014 12:00 AM PST AL-QUDS (Arrahmah.com) - Saleh Mahmoud, seorang bocah Palestina berusia 11 tahun dari desa Al-Issawiyeh Al-Quds harus kehilangan penglihatannya setelah ia ditargetkan oleh seorang tentara "Israel" pada Kamis (13/11/2014), sebagaimana dilansir oleh MEMO, Sabtu (15/11). Ayah bocah tersebut, Samir Mahmud, mengatakan bahwa anaknya ditembak oleh peluru karet berlapis logam tepat di antara hidung dan matanya, membuat kondisinya kritis. Dia sejauh ini telah mengalami dua operasi bedah darurat di mata kirinya. Menurut Mahmud, staf medis di Rumah Sakit Hadasa di Al-Quds memberitahukan bahwa anaknya tidak akan pernah melihat cahaya lagi. Saleh masih berada di ICU dan ia masih membutuhkan beberapa operasi untuk mengobati patah tulang berkelanjutan dalam tengkoraknya. Sang ayah mengatakan bahwa penembakan terhadap anaknya oleh tentara brutal "Israel" tidak bisa dibenarkan. Samer saat itu hanya ingin membeli beberapa sayuran dari toko terdekat, ia masih sangat muda dan tidak berpartisipasi dalam bentrokan yang terjadi di desa itu. (ameera/arrahmah.com) |
Wawancara Al-Jazeera dengan Syaikh Al-'Allamah Abu Qatadah Al-Filisthini Posted: 15 Nov 2014 10:05 PM PST (Arrahmah.com) - Tidak diragukan lagi bahwa Umar Mahmud Utsman, atau yang lebih dikenal sebagai Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini, adalah seorang pemikir aliran salafi jihad yang paling menonjol dalam melawan Tanzhim Daulah Islamiyah. Dia menganggap bahwa organisasi tersebut adalah organisasi yang gagal, organisasi yang ditunggagi oleh intelejen dan organisasi yang merugikan perkembangan aliran jihad. Dia menyangkal apabila Tanzhim Daulah berhasil mendapat simpati masyarakat, kemudian dia memandang bahwa organisasi ini tengah menuju kehancuran karena banyak terjadi kontradiksi di dalamnya. Pemikir aliran jihadi ternama ini berkata bahwa dirinya bebas dari penjara setelah 13 tahun mendekam di dalamnya – 12 tahun di Inggris dan setahun di Yordania – setelah terbukti bahwa dia bebas dari tuduhan yang dilamatkan kepadanya, dia juga menolak untuk menyepakati kontrak apapun sebelum dia dibebaskan. Syaikh Abu Qatadah menekankan di dalam wawancara perdananya sejak tahun 2002, bahwa dia menentang Tanzhim Daulah Islamiyah dan semboyan-semboyan para pendukungnya seperti baqiyah, dia mengatakan bahwa organisasi adalah faniyah (lawan kata baqiyah). Dia juga menyebut petinggi dan anak buahnya sebagai pengikut sekte Khawarij dan para pengikut ideologi sesat. Berikut ini adalah wawancara Al-Jazeera dengan Syaikh Abu Qatadah. Transkrip wawancara ini bersumber dari Aljazeera.net dan telah dikonfirmasi oleh akun Twitter resmi Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini @sheikhabuqatada, serta diterjemahkan oleh Tim Muqawamah Media pada Ahad (16/11/2014): Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Sayangnya misi penjara yang ada di Yordania adalah membuat para tahanan tidak bisa mengakses dunia nyata, namun saya menentang kebijakan ini dan mendobrak ketidak mampuan untuk mengakses dunia nyata ini melalui surat kabar Yordania, melalui berita lokal yang disampaikan oleh para pengunjung khususnya anak saya yang selalu menyampaikan perkembangan peristiwa di dunia sekitar saya, sehingga mungkin saya lebih banyak tahu dari pada mereka yang ada di luar. Disebabkan absennya saya dari negara ini selama 24 tahun, kini saya memberikan prioritas untuk menjalin kembali hubungan saya bersama keluarga dan saudara-saudari saya yang sempat terputus dalam waktu yang lama. Dan saya yakin bahwa sekarang waktunya masih terlalu dini untuk keluar berbaur dengan kehidupan normal, meskipun saya selalu mengikuti perkembangan segala hal bahkan dalam hal detail di kawasan-kawasan konflik sekalipun, seperti di Suriah, Libya, Yaman, atau di negara lainnya. Tugas saya saat ini adalah membaca, mendengar dan menasehati umat yang ada di sekitar saya sesuai dengan apa yang diwajibkan oleh Allah kepada saya. Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Pada saat persidangan saya di Yordania, Inggris dihadapkan pada dua pilihan, yang pertama menjebloskan saya ke dalam penjara melalui keputusan pengadilan tanpa menghormati kesepakatan dengan Yordania yang menetapkan bahwa saya tidak harus diadili menggunakan segala bukti lama yang sudah diputuskan oleh pengadilan Inggris bahwa itu tidak berlaku kemudian menerapkan penyiksaan terhadap saya, yang kedua adalah membebaskan saya melalui eksepsi, dan ketika saya dibebaskan berdasarkan kesepakatan (bilateral Inggris-Yordania – red.) kedubes Inggris di Amman mengatakan bahwa eksepsi saya diterima berkat kerjasama bilateral antara dua negara tersebut. "Tidak ada umur lagi yang tersisa bagi saya untuk melakukan kompromi. Dan percayalah, terkadang saya merasa sedih berada di luar penjara, karena di dalam penjara saya dapat lebih produktif dan lebih banyak mendapatkan pengalaman yang positif. Demi Allah saya tidak berkompromi dalam urusan agama saya, pernah suatu kali saya berkata kepada orang-orang Inggris itu, 'jikalau kalian meminta saya untuk melepaskan sepatu saya dan sebagai gantinya saya akan dibebaskan dari penjara, tentu saya tidak akan melepaskannya.'" Saya berterima kasih kepada mereka yang menambahkan pahala bagi saya di sisi Allah, yaitu mereka yang menuduh saya dengan hal ini. Dan saya memohon kepada Allah agar jangan sampai saya mengkhianati keluarga saya, saudara-saudara saya, dan sahabat-sahabat saya. Yang terpenting saya tidak mengkhianati keluarga saya, karena apabila saya telah mengkhianati agama saya, maka otomatis saya mengkhianati kehormatan saya, isteri saya dan putri saya. Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Sejak dimulainya revolusi-revolusi, bahkan sejak dimulainya pergerakan jihad di Afghanistan secara terang-terangan, jihad ini terus berjalan meskipun semua orang membencinya, sebagaimana revolusi melakukanshock teraphy kepada masyarakat, kita menyaksikan bagaimana Amerika merubah pandangannya terhadap revolusi Mesir sebanyak tiga kali, dan ketika revolusi Tunisia dimulai, saya terkejut melihat reaksi Prancis. Para peneliti mengatakan bahwa apa yang terjadi tersebut adalah perbuatan sejarah, sedangkan saya menilainya sebagai perbuatan rabbaniyah, karenanya saya melihat bahwa siapa saja yang menentang takdir ketuhanan ini, maka ia akan menderita kerugian. Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Ketika para mujahidin pergi ke Afghanistan, mereka tidak menimbulkan usaha untuk meruntuhkan negara tersebut, namun mereka hanya memanfaatkan kondisi dari keruntuhan yang ada. Dan ini pula lah yang saat ini sedang terjadi di Suriah, negara tersebut tidak jatuh di tangan mujahidin, akan tetapi mereka memanfaatkan kondisi negara tersebut yang sudah usang dan memanfaatkan kebencian rakyatnya terhadap pemerintah negara tersebut. Satu hal lagi yang saya pikirkan, bahwa orang yang paling gembira atas kelurusan manhajnya adalah Ayman Azh Zhawahiri. Jikalau Usamah bin Laden masih hidup, maka dialah yang paling gembira, karena dialah satu-satunya orang yang bertahan di kancah jihad, karena gerakan reformis politik yang selalu menjadi pendamping budak hanya akan menuai penyesalan. Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Sedangkan dari sisi realita atau yang dinamakan perpolitikan, misi Daulah ini adalah pukulan bagi pergerakan jihad dan pemecahan terhadapnya. Saya tidak berkata bahwa Daulah adalah bikinan intelejen, namun saya berkata bahwa ia adalah kendaraan intelejen yang ingin menumpas misi jihad yang sudah mendapatkan penerimaan. Kalau saja Daulah tidak masuk ke dalam jalur konflik Suriah untuk menyapu gerakan jihad Suriah dari arah utara ke selatan, dan ketika ada putusan pendamaian antara Jabhah Nushrah dengan Daulah dan Al Jaulani mengumumkan bahwa ia berafiliasi kepada Azh Zhawahiri sehingga sekitar setengah anggota organisasi menetap bersamanya kemudian setengahnya lagi memilih bergabung bersama Al Baghdadi. Namun media massa barat kemudian arab mengarahkan lampu sorot kearah Tanzhim Daulah dan mengeksposnya secara berlebihan, dan juga mengarahkan perhatian kepada Al Baghdadi, dan ini memiliki maksud tertentu. Saya ingin menyampaikan sesuatu yang penting, sesungguhnya misi Daulah adalah bertentangan dengan rakyat Suriah dan kontra dengannya, sebaliknya misi Jabhah Nushrah adalah mengarahkan panahnya ke arah rezim, melindungi rakyat serta bersikap selaras dengan mereka. Barat tidak tertarik kepada metode Jabhah Nushrah untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat di Suriah, barat dengan media massa dan perangnya lebih tertarik untuk fokus menghadapi Tanzhim Daulah demi menghancurkan misi jihad di Suriah. Saya tidak mengatakan bahwa Daulah adalah rekayasa barat, akan tetapi ia adalah manifetasi dari ideologi yang cacat dan sesat, para pemudanya bodoh, mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui agama kecuali bungkusnya saja, jamaah ini memiliki halaman yang di dalamnya terdapat ideologi takfiri ala khawarij, ia mengarahkan tombaknya kepada umat, dan ia tidak melakukan perbuatan apapun dalam rangka melawan musuh. Organisasi ini menyerang misi jihad melalui dua tahap. Yang pertama, ia membagi-bagi misi menjadi beberapa kategori, dan yang kedua menjadikannya masuk ke dalam konflik internal, hingga sampai pada tahap permusuhannya kepada Jabhah Nushrah berbubah hanya dalam kurun waktu 6 bulan, dari permusuhan atas kekuasaan menjadi permusuhan karena aqidah, ini menjadi bukti yang menguatkan akan penyimpangan dan kesesatannya, dan ini adalah cara orang-orang yang sesat dan khawarij. Saya percaya bahwa Daulah ini adalah Daulah yang faniyah (fana), bukan baqiyah seperti yang mereka katakan. Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Jamaah-jamaah jihad memiliki kemampuan untuk mengabadikan konflik dan peperangan mengingat terdapat inti yang solid di dalamnya. Sedangkan yang ada di dalam Tanzhim Daulah adalah kontradiksi, saya mengamati orang yang pindah ke dalam organisasi tersebut, motif yang mengumpulkan mereka semua adalah marah karena panjangnya perjalanan jihad atau karena sebab permusuhan pribadi, sedangkan kemarahan itu tidak akan bertahan lama. Ideologinya juga tidak memiliki pandangan kecuali yang buruk kepada pihak lain, ini akan mengakibatkan masing-masing di antara mereka akan saling melemparkan pandangan yang sama. Saya tidak peduli berapa banyak perlengkapan dan persenjataan mereka, karena kekuatan jamaah jihad adalah terletak pada dukungan masyarakat terhadapnya, dan ini tidak bisa dipenuhi oleh Jamaah Daulah, yang mana jika kondisinya mulai melemah di wilayah semisal Raqqah, maka ia akan segera dihabisi dan diperangi oleh rakyat yang kepentingannya adalah mencari pihak yang dapat membasmi kezhaliman Basyar Al Assad, membantunya dalam mengedukasi dan hal-hal lainnya, namun masyarakat mendapati bahwa sang zhalim hanya berganti wajah saja, jadi kemusnahannya akan segera datang dan itu akan terjadi di tangan rakyat. Kita tengah terjebak sehingga menjadi mangsa yang dipermainkan oleh barat akibat ulah Daulah, melalui strategi musuh dalam memblow up isu tentang lawan, dan ini adalah perkara yang sudah ma'lum diketahui yang dinamakan dengan metode memenangkan pertarungan. Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Saya tidak meyakini bahwa pergerakan jihad di Suriah mengalami kemunduran, saya pengamat dan saya tahu bahwa pergerakan ini terus berkembang di Suriah dan kawasan lain, seperti Yaman dan Libya yang keduanya menyamai kepentingan yang ada di Suriah, namun media massa tidak mengekspos kecuali hanya Daulah, tujuannya adalah sebagai pendahuluan atas kemenangannya yang akan di-blow up, kalau pun ia berhasil meraihnya. Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Saya sedang berada dalam tahapan bersikap diam, karena saya merasakan bahwa umat sedang dalam proses interaksi, sehingga apabila kita berbicara maka kita salah, umat tengah merasakan pergantian dari satu keadaan ke keadaan lainnya, dan kita berada dalam fase yang memprihatinkan, sehingga kita tidak boleh menghukumi masyarakat dalam kondisi fase seperti ini. Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Menurut pandangan saya, permasalahan Palestina adalah tantangan dan bukan penyakit, sehingga solusi dari permasalahan Palestina akan didapatkan apabila permasalahan umat berhasil dipecahkan terlebih dahulu, sedangkan permasalahan yang ada tidak bisa dipecahkan kecuali dengan jihad, dan jihad sendiri tidak akan berjaya kecuali dengan cara menciptakan basis. Sehingga tidak mengherankan apabila di dalam revolusi arab, setiap kali sebuah pemerintahan tumbang, semua orang menyerukan Palestina, karena mereka tahu bahwa pemerintahan-pemerintahan inilah yang menjadi penghalang antara mereka dengan Palestina. Saya menilai bahwa permasalahan Palestina tidak akan terpecahkan kecuali ketika basis ini berusaha berubah kepada kondisi jihad, maksudnya umat beralih untuk melaksanakan jihad. Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Al Jazeera: Syaikh Abu Qatadah: Ahlus sunnah mendukung Hizbullah ketika ia memerangi Israel, namun setelah revolusi arab, semua orang menemukan tabiat sektarian yang ada pada kelompok yang menolak revolusi rakyat Suriah ini, hari ini ia membunuhi rakyat Suriah. Yusuf Qardhawi yang selama ini menyemangati Hizbullah, berbalik arah karena ia tahu sudah tahu mengenai hakekat kelompok sektarian ini. Misi Iran bagaikan nanah yang hendak pecah di dalam tubuh umat, ia akan menyebabkan banyak penderitaan bagi umat ini, karena Iran mempunyai realitas sosial tidak hanya sekedar politik atau militer saja. Dan saya meminta kepada Iran agar segera menghentikan kegiatan mereka di seluruh tempat, dan menyadarkan Hizbusy Syaithan itu bahwa jalan ke Palestina bukan lewat Damaskus dan tidak perlu melangkahi nyawa ahlus sunnah. Tak ada kata rujuk dengan mereka, saya meminta agar mereka mengkaji kembali situasi yang ada, karena angin umat ini akan segera bertiup ke arah mereka apabila mereka tidak mundur. (banan/arrahmah.com) |
MasyaAllah, bocah Muslim Ayan Qureshi menjadi ahli komputer termuda di dunia Posted: 15 Nov 2014 08:45 PM PST CONVENTRY (Arrahmah.com) - Seorang bocah Muslim dari Coventry telah menjadi ahli komputer termuda di dunia. Ayan Qureshi ditetapkan sebagai seorang Ahli Microsoft bersertifikat setelah melewati ujian besar teknologi ketika ia baru berusia lima tahun. Ayan baru saja mulai mengenyam pendidikan di sekolah dasar, tetapi ia telah berhasil lulus ujian di Birmingham City University untuk menjadi seorang Ahli Microsoft bersertifikat. Ayan, yang sekarang berusia enam tahun, bahkan telah mendirikan jaringan komputer sendiri di rumahnya. Anak seorang konsultan IT ini mengatakan kepada BBC bahwa ia menghadapi ujian yang sulit tapi menyenangkan, dan berharap untuk bisa mendirikan pusat teknologi berbasis di Inggris suatu hari nanti. "Ada pertanyaan pilihan ganda, pertanyaan drag and drop, pertanyaan hotspot dan pertanyaan berbasis skenario," katanya kepada BBC Asian Network pada Jum'at (14/11/2014). "Tantangan paling sulit ialah menjelaskan bahasa tes kepada anak berusia lima tahun. Tapi sepertinya dia menguasainya dan memiliki memori yang sangat baik," jelas ayah Ayan, Asim. Asim memperkenalkan anaknya dengan komputer ketika ia berusia tiga tahun. Dia membiarkan anaknya bermain dengan komputer-komputer tuanya, sehingga ia bisa memahami hard drive dan motherboard. "Saya menemukan apa saja yang saya katakan kepadanya, hari berikutnya ia akan mengingat semua yang saya katakan, jadi saya mulai memberinya informasi lebih lanjut," jelasnya. "Terlalu banyak komputasi pada usia ini dapat menyebabkan efek negatif, tetapi dalam kasus Ayan, ia telah menangkap kesempatan ini." Ayan memiliki lab komputer sendiri di rumahnya di Coventry, berisi jaringan komputer yang ia bangun. Ia menghabiskan sekitar dua jam sehari belajar tentang sistem operasi komputer dan cara menginstal program. Ketika tiba saatnya anak itu mengikuti ujian Microsoft, pengawas ujian khawatir bahwa ia terlalu muda untuk menjadi seorang kandidat. Ayahnya meyakinkan mereka bahwa Ayan akan baik-baik saja. Tes ini biasanya diambil oleh orang-orang yang ingin menjadi teknisi IT. Ibu Ayan, Mamoona, tengah pelatihan untuk menjadi seorang dokter umum. Keluarganya pindah ke Inggris dari Pakistan pada tahun 2009. "Saya sangat senang dan sangat bangga, saya tidak ingin melihat dia menetapkan rekor dunia setiap hari. Tapi saya ingin dia melakukan yang terbaik apa pun yang dia lakukan dalam hidupnya," katanya. Ayan mengatakan ia berharap untuk bisa meluncurkan pusat IT yang berbasis di Inggris yang mirip dengan Silicon Valley Amerika suatu hari nanti, yang ingin ia namakan E-Valley. Bocah luar biasa ini bahkan ingin merintis perusahaannya sendiri. MasyaAllah. (banan/arrahmah.com) |
Dilarang memasuki Al-Quds, para aktivis pro Palestina memanjat tembok pemisah "Israel" Posted: 15 Nov 2014 07:00 PM PST PALESTINA (Arrahmah.com) - Sekelompok aktivis lokal dan asing pada Jum'at (14/11/2014) berhasil menyeberangi tembok pemisah "Israel" di dekat bandar udara Qalandia di kota Al-Quds yang diduduki, kantor berita lokal Palestina Quds Net melaporkan. Mengusung tema 'Menuju ke Al-Quds', sekitar 100 aktivis Palestina dan asing memanjat untuk menyeberangi tembok pemisah "Israel" sebagai bentuk protes atas pelarangan bagi warga Palestina untuk memasuki masjid Al-Aqsha di Al-Quds. Dalam sebuah pernyataan, kelompok Perlawanan Rakyat mengatakan: "Muslim dan Kristen telah dilarang untuk memasuki masjid dan gereja-gereja mereka." Langkah ini diambil untuk melawan larangan ini. Pasukan pendudukan "Israel" berkonfrontasi dengan para aktivis dan berupaya untuk menggagalkan upaya mereka untuk memasuki lota suci Al-Quds. Selanjutnya, para aktivis memblokir jalan-jalan yang dilalui oleh para pemukim ilegal "Israel" di Tepi Barat, namun pasukan "Israel" membubarkan paksa mereka dengan menembakkan gas air mata dan menembakkan peluru karet berlapis logam. Kerusuhan antara Palestina dan pasukan pendudukan "Israel" meletus di beberapa tempat setelah shalat Jum'at di sepanjang Tepi Barat dan Al-Quds yang diduduki. Aktivis internasional ikut serta dalam beberapa protes bersama dengan rakyat Palestina. Sekitar 20 warga Palestina dilaporkan terluka selama bentrokan yang terjadi pada Jum'at (14/11) di berbagai wilayah Tepi Barat dan Al-Quds. Beberapa diantara mereka mengalami cedera, sumber medis Palestina mengatakan bahwa mereka terkena peluru tajam. (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |