Arrahmah.Com |
- Mujahidin Ahrar Asy Syam berhasil kuasai 5 desa di Aleppo dan membunuh 14 tentara rezim dalam sebuah pertempuran
- Australia akan tolak visa para da'i Islam yang masuk kategori "radikal"
- Perusahaan-perusahaan internet diskusikan soal "jihad online" dengan pejabat Uni Eropa
- Facebook akan luncurkan aplikasi untuk "interaksi anonim"
- Besok 10 Kloter pulang ke Tanah Air
- WHO: Penyebaran Ebola di Eropa tidak dapat dihindari
- Innalillahi, puluhan warga Palestina dan Suriah ditemukan tenggelam di laut Libya saat berupaya mengungsi
- Kanada akan bergabung dengan koalisi internasional dalam misi menyerang ISIS
- Mujahidin AQAP merilis video serangan terkoordinasi di Shabwa
- Dua warga sipil Afghan gugur dalam serangan drone teroris AS di Paktia
Posted: 08 Oct 2014 04:47 PM PDT ALEPPO (Arrahmah.com) - Mujahidin Ahrar Asy Syam telah berhasil menewaskan 14 pasukan rezim Syi'ah Nushairiyah di provinsi Aleppo, mereka mengalami kemajuan karena berhasil menguasai lima desa di pedesaan utara, ujar laporan kelompok pemantau. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bentrokan di kota al Sfireh, pedesaan timur laut Aleppo antara Ahrar Syam dengan pasukan rezim, lansir Zaman Alwasl pada Rabu (8/10/2014). Bentrokan mengakibatkan kematian 14 pasukan rezim dan setidaknya 5 pejuang Ahrar Syam gugur, lanjut laporan. Gerakan yang pada bulan lalu telah kehilangan amir serta 44 Mujahid senior lainnya dalam sebuah ledakan yang menghantam pertemuan rahasia mereka, telah mengambil kontrok dari lima desa di hari pertama pertempuran yang mereka namai "Zaeir al Observatorium mengatakan pertempuran ini, seperti apa yang disebutkan dalam sebuah pernyataan oleh Ahrar Syam, bertujuan untuk menyerang tiga lokasi tentara rezim di Adnaneyyi, al Zera'ah al Foqaneyyi dan al Zera'ah al Tehtaneyyi dalam upaya untuk membuka jalan untuk menyerang pabrik pertahanan di mana helikopter pasukan rezim melakukan lepas landas untuk menjatuhkan bom barel ke Aleppo, Hama dan Idlib. Jika berhasil mengendalikan lokasi tersebut, jalur suplai utama untuk pasukan rezim di Aleppo akan terputus. Informasi melaporkan bahwa Mujahidin Ahrar Syam telah menghancurkan dua helikopter yang mencoba untuk lepas landas dari lokasi itu. Pentingnya mengambil kontrol atas Pabrik Pertahanan yang berdekatan dengan kota al Sfireh akan menyebabkan pemotongan jalur suplai pasukan rezim dari Aleppo ke Hama. Pabrik ini memproduksi bom barel yang dijatuhkan ke kota Aleppo dan pedesaan sekitarnya. Selain itu, jika menguasai pabrik ini maka pasukan rezim akan terkepung di dalam kota al Sfireh serta dua kota Tal Aran dan Tal Hasel yang terletak di barat laut Al Sfireh. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Australia akan tolak visa para da'i Islam yang masuk kategori "radikal" Posted: 08 Oct 2014 08:47 AM PDT (Arrahmah.com) - Perdana Menteri Australia Tony Abbott pada Rabu (8/10/2014) mengatakan bahwa dia memerintahkan untuk langkah tegas untuk mencegah para da'id Islam "radikal" masuk ke negaranya, lapor Reuters. Abbott mengatakan bahwa para "penceramah kebencian" sekarang akan "dikartu merah" saat proses visa. Sistem baru yang lebih ketat ini, yang katanya tidak membutuhkan undang-undang baru, muncul setelah acara pertemuan publik yang digelar oleh organisasi Hizbut Tahrir di Sydney pada pekan lalu. "Apa yang kami ingin lakukan adalah untuk memastikan bahwa para penceramah kebencian yang dikenal tidak datag ke negara ini untuk menjajakan pesan ekstremis mereka yang memecah belah," kata Abbott kepada para wartawan d Sydney, seperti dilansir PanARMENIAN.Net. "Apa yang saya lakukan adalah menyatakan bahwa kita mulai sekarang akan memiliki sistem baru di tempat yang akan memastikan bahwa para penyebar kebencian tidak bisa datang ke Australia untuk menjajakan sikap ekstrim, memecah belah dan ideologi asing mereka." Australia sedang sibuk dengan ketakutannya akan serangan-serangan yang mungkin dilakukan oleh Muslim yang merka sebut telah menjadi "radikal" setelah pulang dari berjihad di Timur Tengah. Para pejabat Australia meyakini 160 orang Australia telah terlibat perang di Timur Tengah atau aktif mendukung jihad di sana, diyakini 20 orang telah kembali ke Australia dan dianggap sebagai ancaman bagi keamanan negara. Perlu diketahui bahwa di negara-negara barat para da'i Islam yang menyerukan kepada tauhid dan jihad serta pendirian khilafah Islam disebut sebagai "para penyebar kebencian" karena bertentangan dengan ideologi negara. (siraaj/arrahmah.com) |
Perusahaan-perusahaan internet diskusikan soal "jihad online" dengan pejabat Uni Eropa Posted: 08 Oct 2014 08:21 AM PDT (Arrahmah.com) - Uni Eropa meminta perusahaan-perusahaan teknologi besar AS termasuk Facebook, Google, Twitter dan perwakilan Microsoft untuk membantu mengatasi "ekstremisme" online dalam sebuah pertemuan pada Rabu (8/10/2014), kata para pejabat, lansir The Daily Star. Rapat yang diadakan dalam acara makan malam di Luxembourg itu dilakukan karena kekhawatiran mereka tentang penggunaan Internet oleh para jihadis online untuk apa yang mereka sebut sebagai "radikalisasi" , merekrut para pemuda Muslim Eropa untuk turut berperang di Suriah dan Irak. Menteri dalam negeri dari 28 negara Uni Eropa dan para pejabat dari Komisi Eropa (European Commission) akan bertemu dengan perwakilan dari perusahaan-perusahaan Internet raksasa seperti Google, Facebook, Twitter dan perintis software Microsoft, kata juru bicara Komisi Eropa kepada AFP. "Khususnya para peserta akan menyinggung soal tantantangan yang ditimbulkan oleh penggunaan Internet para teroris dan respon yang memungkinkan, dan mereka akan mendiskusikan alat-alat dan teknik-teknik untuk merespon aktivitas online para teroris," kata juru bicara Komisi Michele Cercone. Para pejabat Uni Eropa utamanya khawatir tentang perekrutan para warga Eropa untuk ikut berperang dengan Mujahidin di Timur Tengah serta seruan untuk melakukan jihad media yang juga memiliki peran yang signifikan. "Internet dan media sosial memainkan peran yang sangat positif dalam kehidupan dan masyarakat kita. Namun, mereka juga digunakan oleh para ekstremis keras untuk mencapai tujuan-tujuan mereka, apakah melalui keterlibatan, propaganda, radikalisasi atau perekrutan," tambah Cercone. Menurut Cercone, pertemuan itu tidak untuk membicarakan terkait langkah-langkah spesifik, tetapi yang pertama-tama adalah untuk membangun relasi kuat antara perusahaan-perusahaan teknologi swasta dengan pemerintah dalam kerjasama untuk mengatasi "ekstremisme". (siraaj/arrahmah.com) |
Facebook akan luncurkan aplikasi untuk "interaksi anonim" Posted: 08 Oct 2014 07:38 AM PDT (Arrahmah.com) - Situs jejaring sosial raksasa Facebook, dilaporkan berencana untuk meluncurkan sebuah aplikasi baru yang memungkinkan user untuk berinteraksi secara anonim, lansir PanARMENIAN Net. Digital Spy melaporkan, mengutip New York Times, aplikasi tersebut akan dirilis dalam hitungan minggu. Saat ini nama aplikasi tersebut belum disebutkan, layanan ini dikatakan akan melangkah jauh dari kebijakan Facebook yang berlaku saat ini yang mana mengharuskan user untuk memakai nama asli. Sumber-sumber yang dekat dengan proyek ini mengklaim bahwa tujuannya untuk memberikan user opsi untuk mendiskusikan topik secara online yang mungkin mereka tidak nyaman untuk mendiskusikannya dengan menggunakan nama asli. Walaupun demikian, aplikasi semacam ini mungkin akan lebih rentan disalahgunakan oleh user tidak bertanggung jawab. Sebagaimana selama ini banyak kasus penipuan yang berawal dari akun Facebook yang disamarkan alias palsu, padahal kebijakan Facebook saat ini mengharuskan user memakai identitas asli. (siraaj/arrahmah.com) |
Besok 10 Kloter pulang ke Tanah Air Posted: 08 Oct 2014 07:21 AM PDT MAKKAH (Arrahmah.com) - Menurut jadwal, ada 10 kloter jamaah yang berangkat ke Indonesia besok yakni kloter satu dari embarkasi Padang, Makassar, Pondok Gede Jakarta, Lombok, Medan, Batam, Bekasi, dan Surabaya, serta kloter dua Solo. Jadwal pemulangan jamaah haji Indonesia, kelompok terbang (kloter) satu dari embarkasi Padang akan menjadi rombongan pertama yang berangkat ke Tanah Air pukul 08.20 waktu setempat. Insya Allah. "Kloter satu embarkasi Padang, menurut jadwal akan siap keluar dari penginapan di Makkah hari ini (Rabu) pada pukul 22.00," kata Kepala Seksi Media Center Haji, Rosidin Karidi, di Makkah, Rabu, tulis Antaranews. Koper jamaah haji yang berangkat besok sudah dikumpulkan sejak 1 Oktober atau satu hari sebelum jamaah berangkat Arafah untuk melaksanakan wukuf. Lama perjalanan Jeddah ke Indonsesia antara sembilan hingga 10 jam. Dari sepuluh kloter yang berangkat hari itu hanya kloter satu embarkasi Padang yang akan tiba di Tanah Air pada hari yang sama. Sembilan kloter lainnya akan tiba di Indonesia mulai Jumat dini hari. Gelombang pertama jamaah haji Indonesia berangkat dari Tanah Air secara bertahap sejak 1 September. Mereka ditempatkan dulu di Madinah dan selanjutnya diberangkatkan ke Makkah sebelum melaksanakan ibadah haji. Sementara jamaah gelombang kedua berangkat tanggal 15 September dan langsung ditempatkan di Makkah. Setelah ibadah haji mereka diberangkatkan ke Madinah. Ibadah haji sudah selesai pada Selasa (7/10/2014). Pemulangan jamaah haji juga dilakukan secara bertahap seperti ketika pemberangkatan. "Gelombang dua akan diberangkatkan dari Makkah ke Madinah mulai 14 Oktober. Di mana jamaah haji akan tinggal di Madinah selama 10 hari untuk melakukan ziarah makam Rasul dan shalat arbain," Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi, Ahmad Jauhari. Jamaah haji reguler Indonesia yang berangkat ke Arab Saudi tahun ini sebanyak 154.467 orang. Selain itu ada sekitar 13.800 orang yang menunaikan ibadah haji menggunakan layanan haji khusus (dulu ONH plus). Seluruh jamaah haji Indonesia djadwalkan sudah dipulangkan ke Tanah Air pada 6 November 2014. (azm/arrahmah.com) |
WHO: Penyebaran Ebola di Eropa tidak dapat dihindari Posted: 08 Oct 2014 05:00 AM PDT LONDON (Arrahmah.com) - Virus Ebola yang mematikan telah menyebar di Eropa, tapi benua itu melakukan persiapan untuk mengendalikan penyakit ini, kata direktur regional World Health Organization (WHO), Selasa (7/10/2014). Berbicara kepada Reuters beberapa jam setelah kasus infeksi Ebola pertama di Eropa ditemukan pada seorang perawat di Spanyol, direktur WHO Eropa, Zsuzsanna Jakab, mengatakan bahwa penyebaran virus Ebola di Eropa "tidak dapat dihindari". Pejabat kesehatan Spanyol mengatakan ada empat orang yang telah dirawat di rumah sakit, dan pihaknya berupaya untuk membendung penyebaran lebih lanjut dari virus Ebola setelah seorang perawat di Spanyol menjadi orang pertama di wilayah Eropa yang terjangkit virus mematikan itu. "Kemungkinan besar kasus tersebut dan kejadian serupa seperti yang terjadi di Spanyol akan terjadi juga di dimasa yang akan datang," kata Jakab kepada Reuters dalam wawancara telepon dari kantornya di Copenhagen. "Hal ini sangat tidak dapat dihindari ... kejadian tersebut akan terjadi di masa depan karena tingginya perjalanan warga Eropa ke negara-negara yang terkena dampak dan sebaliknya," katanya. Beberapa negara di kawasan Eropa, termasuk Perancis, Inggris, Belanda, Jerman, Swiss, Norwegia dan Spanyol, telah merawat pasien yang terinfeksi virus Ebola. Mereka terinfeksi virus Ebola di Afrika Barat, dan dipulangkan ke negaranya. Virus Ebola dengan ganas mewabah di Guinea, Sierra Leone dan Liberia sejak Maret . Ebola telah menginfeksi sekitar 7.200 orang di Afrika Barat, menewaskan lebih dari 3.400 dari mereka, yang merupakan wabah penyakit terbesar sepanjang sejarah. Kasus ini juga telah menyebar ke Nigeria, Senegal dan Amerika Serikat. Jakab mengatakan bahwa dalam wilayah Eropa, petugas kesehatan yang merawat pasien terinfeksi Ebola yang dipulangkan, begitu juga dengan keluarga mereka, merupakan yang paling berisiko terinfeksi virus mematikan itu. "Ini akan terjadi," katanya. "Tapi yang paling penting dalam pandangan kami adalah bahwa Eropa masih beresiko rendah dan terutama beberapa negara di bagian barat kawasan Eropa memiliki persiapan terbaik di dunia dalam menanggapi virus Ebola." Ebola, salah satu penyakit paling mematikan yang bisa memiliki masa inkubasi hingga 21 hari dan ahli penyakit mengatakan bahwa virus Ebola menular bila pasien menunjukkan gejala-gejala seperti demam, muntah dan diare. Infeksi ini ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seperti darah, muntah dan kotoran. Sebuah studi oleh para ilmuwan yang melacak epidemi Ebola dan data lalu lintas penerbangan memprediksi bahwa risiko tinggi penyakit ini tanpa disadari dibawa oleh orang yang melakukan perjalanan ke Eropa tanpa mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi. (ameera/arrahmah.com) |
Posted: 08 Oct 2014 03:30 AM PDT LIBYA (Arrahmah.com) - Otoritas Libya telah menemukan puluhan imigran, sebagian besar warga Palestina dan Suriah, meninggal dunia pada awal bulan ini setelah kapal mereka tenggelam karena masalah teknis, ungkap pengawas hak asasi manusia internasional pada Selasa (7/10/2014), seperti dilansir MEMO. "Perahu yang diyakini membawa 200 imigran itu tenggelam pada awal Oktober karena masalah teknis dua hari setelah berlayar dari pelabuhan di dekat Tripoli," Ramy Abdu, ketua Euro-Mid Observer untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan kepada Anadolu Agency melalui telepon. Menurut informasi awal, ujarnya, sebagian besar penumpang kapal adalah warga Suriah dan Palestina yang menyelamatkan diri dari konflik Suriah. Perahu itu membawa 10 warga Palestina dari Gaza dan beberapa imigran Afrika juga, tambahnya. Bulan lalu, sedikitnya 15 warga Palestina dari Jalur Gaza tenggelam di lepas pantai kota pesisir Mesir, Iskandariyah setelah kapal mereka tenggelam saat dalam perjalanan ke Italia. Perahu lain yang dilaporkan telah membawa lebih dari 400 imigran, sebagian besar pengungsi Gaza, tenggelam di lepas pantai Malta pekan lalu. Sebagian besar imigran dikhawatirkan tenggelam. Laporan dari korban yang selamat menunjukkan bahwa pelaku perdagangan manusia telah sengaja menenggelamkan perahu itu dengan dorongan kapal lain setelah calon imigran menolak untuk naik kapal yang lebih kecil. Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan bulan lalu bahwa tahun 2014 telah menjadi tahun paling mematikan bagi para imigran yang berusaha mencapai Eropa melalui Laut Mediterania. Kepala Organisasi Penelitian dan Publikasi Frank Laczko mengatakan pada Senin (6/10) bahwa 3.072 imigran meninggal saat melintasi Mediterania dalam sembilan bulan pertama tahun 2014. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. (banan/arrahmah.com) |
Kanada akan bergabung dengan koalisi internasional dalam misi menyerang ISIS Posted: 08 Oct 2014 03:07 AM PDT (Arrahmah.com) - Parlemen Kanada pada Selasa (7/10/2014) memutuskan untuk bergabung dengan koalisi internasional pimpinan penjajah AS dalam misi menyerang ISIS atau ISIL, menurut pernyataan pemerintah Kanada. Keputusan tersebut muncul setelah debat parlemen yang dimulai pada Senin (6/10) dan berakhir pada Selasa (7/10) dengan hasil mayoritas suara mendukung misi tersebut. "Selama dua hari kami telah memperdebatkan gerak di Parlemen untuk berpartisipaski dalam serangan melawan ISIL bersama dengan Amerika Serikat, UK, Perancis, Australia, Denmar, Belanda, Belgia, Yordania, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan mungkin yang lainnya. Kanada telah berkomitmen untuk enam pesawat tempur CF-18 sebagai bagian dari pasukan angkatan udara," kata Perdana Menteri Kanada Stephen Harper dalam sebuah pernyataan setelah debat tersebut, dikutip Anadolu Agency. Harper menyatakan bahwa sangat penting bagi Kanada untuk menghentikan tersebarnya ISIL bersama dengan sekutu-sekutunya dan "mengurangi kapasitasnya untuk melancarkan serangan teroris di luar wilayah, termasuk terhadap Kanada." Kampanye serangan udara yang dipimpin oleh teroris AS telah dilancarkan pada 9 Agustus untuk menargetkan Mujahidin di Irak. Serangan yang pada dasarnya ditujukan pada Suriah dan Irak tersebut telah didukung oleh Perancis, UK dan Belgium, serta negara-negara Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. (siraaj/arrahmah.com) |
Mujahidin AQAP merilis video serangan terkoordinasi di Shabwa Posted: 08 Oct 2014 03:00 AM PDT YAMAN (Arrahmah.com) - Pada Jum'at (3/10/2014), Mujahidin Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) merilis seri video dokumentasi serangan terbarunya, "Dari Medan Pertempuran." Episode terbaru, "Serangan Terkoordinasi pada Beberapa Lokasi Militer," ini termasuk rekaman dari sejumlah serangan AQAP di wilayah Mayfa'a provinsi Shabwa selatan Yaman. Meskipun video ini tidak menunjukkan lokasi tepat dilancarkannya serangan, target dan rincian operasi menunjukkan sebuah serangan terkoordinasi terhadap instalasi militer di Shabwa yang dilakukan pada 31 Agustus lalu. Video ini dimulai dengan pernyataan untuk melanjutkan serangan AQAP melawan militer boneka Yaman. Pesan tersebut menggambarkan militer boneka Yaman sebagai "[Syiah] Houtsi-mengubah-militer," yaitu dukungan militer terhadap pemberontak Syiah Houtsi dan bahwa tentara Yaman telah terbiasa untuk meninggikan suara mereka dengan rafidi [Syiah] Houtsi menangis selama pertempuran. Pernyataan dalam video itu menyatakan bahwa AQAP telah "mengeksekusi puluhan operasi" terhadap militer boneka Yaman sejak awal serangan atas Wilayat Shabwa. Operasi terbaru dan sukses ini, menurut AQAP, adalah serangan terkoordinasi pada "markas, pos pemeriksaan, dan lokasi keamanan dan militer" di wilayah Mayfa'a Shabwa. Video ini kemudian menunjukkan pertemuan pejuang AQAP yang merencanakan serangan terkoordinasi. Salah seorang mujahid yang diidentifikasi sebagai Majed Al-Sa'ari dan juga dikenal sebagai Abu Amal terlihat menyampaikan pengarahan kepada mujahidin sebelum operasi. Dengan semangat jihad, dia menyatakan bahwa ribuan mati untuk kesemuan tapi pejuang AQAP yang gugur akan menjadi syuhada demi kalimat tauhid. Mujahid lainnya yang bernama Abu Mohammad Al-Awlaki, mengatakan bahwa tujuan AQAP adalah untuk mengibarkan bendera tauhid di seluruh negeri. Video tersebut kemudian menunjukkan mujahidin berpisah dengan rekan-rekan AQAP mereka saat mereka berangkat untuk menjalankan operasi mereka. Kelompok pertama Mujahidin AQAP menargetkan barak militer Kherma yang terletak di wilayah Mayfa'a Shabwa sepanjang jalan yang menghubungkan Azan Al-Houta, sementara kelompok kedua menuju pos pemeriksaan Jissr Azan. Kedua kelompok ini menyerang lokasi militer dengan persenjataan ringan dan berat. Video ini juga menunjukkan kemajuan pesat serangan para pejuang AQAP. Sekelompok pejuang pendukung AQAP juga terlihat tiba di lokasi serangan setelah kelompok pejuang awal mulai maju pada dua lokasi. Abu Amal, yang terlihat pada awal video, syahid, in syaa Allah, selama serangan pos pemeriksaan Jissr Azan. Video ini juga menunjukkan pejuang AQAP merebut truk lapis baja dan senjata musuh dari dua lokasi, serta membakar barak militer Kherma setelah serangan terkoordinasi mereka. Ketika musuh mencoba melarikan diri dengan sebuah tank, pejuang AQAP segera mengepung dan menyerang tank itu. Video ini diakhiri dengan pesan lainnya yang menguraikan hasil serangan terkoordinasi di Shabwa. Pesan tersebut menyatakan para pejuang AQAP berhasil menewaskan dan melukai sekitar 50 tentara boneka Yaman dan menghancurkan serta membakar sebuah pangkalan militer, barak, dan pos pemeriksaan musuh. Pernyataan itu juga menyatakan bahwa Mujahidin AQAP membakar mesin dan kendaraan yang digunakan oleh militer boneka Yaman, termasuk empat tank, dan menyita beberapa senjata ringan dan amunisi. Dalam beberapa pekan terakhir, AQAP telah melakukan serangkaian serangan penyergapan yang menargetkan tentara Yaman di Shabwa, terutama di sepanjang jalan Gol Al-Raydah Rudhoum. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada akhir September, AQAP juga menyatakan bertanggung jawab atas sebuah serangan terhadap personil dan fasilitas militer boneka di wilayah Mayfa'a Shabwa yang telah merenggut nyawa lebih dari 50 tentara boneka Yaman dalam waktu sekitar satu bulan. (banan/arrahmah.com) |
Dua warga sipil Afghan gugur dalam serangan drone teroris AS di Paktia Posted: 08 Oct 2014 02:28 AM PDT PAKTIA (Arrahmah.com) - Pada Senin (6/10/2014), drone tentara penjajah AS melancarkan serangan di sebuah distrik di provinsi Paktia, menewaskan warga sipil Afghan. Menurut laporan Al-Emarah News, media resmi Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA), drone teroris AS menembakkan rudal di distrik Khair Kot di provinsi tersebut. Rudal itu mengenai warga sipil sehingga menewaskan dua warga Muslim tak bersalah. Serangan udara drone AS di Afghanistan sering menewaskan warga sipil tak bersalah, bahkan anak-anak tak berdosa. Penjajah AS berdalih bahwa operasi dro ne-nya untuk menargetkan anggota "militan", tetapi faktanya korban terbanyak adalah warga sipil tak bersenjata. (siraaj/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |