Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Perangi Boko Haram, jet militer Nigeria menghilang tanpa jejak

Posted: 14 Sep 2014 04:30 PM PDT

Tentara teroris Nigeria saat melakukan latihan.  (Foto : EPA)

ADAMAWA (Arrahmah.com) - Jet tempur angkatan udara Nigeria telah menghilang tanpa jejak selama dua hari di timur laut negara tersebut di mana pasukan teroris Nigeria tengah memerangi Mujahidin yang dikenal dengan sebutan Boko Haram.

Sebuah operasi pencarian dan penyelamatan tengah berlangsung untuk jet Alpha yang sedang dalam misi operasional rutin pada Jum'at (12/9/2014) di atas negara bagian Adamawa saat tiba-tiba menghilang, ujar militer Nigeria dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Al Jazeera pada Ahad (14/9).

Pesawat dengan dua pilot di dalamnya, meninggalkan basis militer di Yola, Adamawa sekitar pukul 9.45 pada Jum'att dan diharapkan kembali pada tengah hari di hari yang sama.

"Sejak saat itu, semua upaya untuk menjalin kontak dengan pesawat tersebut belum membuahkan hasil yang positif," ujar juru bicara militer teroris Nigeria, Chris Olukolade dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Boko Haram telah menguasai wilayah di Adamawa, Borno dan Yobe dalam beberapa minggu terakhir, menimbulkan kekhawatiran mengenai hilangnya kontrol pemerintah Nigeria di timur laut dan menempatkan militer dalam tekanan tinggi untuk segera mengakhiri kemajuan Boko Haram. (haninmazaya/arrahmah.com)

Australia kirimkan ratusan tentaranya untuk bergabung dengan pasukan yang memerangi ISIS

Posted: 14 Sep 2014 04:20 PM PDT

Ratusan tentara termasuk delapan jet tempurSuper Hornet dikirimkan oleh Australia.  (Foto : AFP)

CANBERRA (Arrahmah.com) - Australia mengatakan sedang mengirim 600 tentara ke Timur tengah menjelang operasi tempur terhadap Daulah Islam (ISIS) di Irak.

Perdana Menteri Tony Abbot mengatakan pengerahan, awalnya untuk Uni Emirat Arab sebagai tanggapan terhadap permintaan AS.

Hampir 40 negara termasuk 10 negara Arab telah mendaftar untuk rencana yang dipimpin AS tersebut, lansir BBC pada Ahad (14/9/2014).

Pengumuman ini datang dua hari setelah Australia menaikkan tingkat ancaman "terorisme" dari level sedang menjadi tinggi.

Menteri Luar Negeri negara penjajah AS, John Kerry tiba di Paris pada Sabtu (13/9) setelah tur empat hari di Timur Tengah yang berusaha menggalang dukungan bagi tindakan terhadap ISIS.

Pekan lalu, Barack Obama menyajikan strategi untuk melawan ISIS di Irak dan Suriah.

Otoritas Syi'ah Irak menyatakan sangat menyambut kontribusi militer asing untuk "memulihkan" keamanan.

Serangan udara AS telah dilakukan menargetkan wilayah-wilayah yang dikuasai ISIS di Irak dalam beberapa pekan terakhir. (haninmazaya/arrahmah.com)

Kisah kronologi penangkapan WN Turki di kandang kambing

Posted: 14 Sep 2014 09:01 AM PDT

Brimob saat operasi pencarian mereka yang dituduh teroris terkait jaringan Santoso di Poso (Foto : Metrosulteng.com)

PALU (Arrahmah.com) - Salah seorang anggota Brimob yang bertugas dalam operasi penghadangan di jalur trans Sulawesi, tepatnya di depan Mapolres Parigi Moutong yang dilakukan Densus 88 Mabes Polri, Brimob Polda Sulteng dan anggota Polres Parigi Moutong Sabtu (13/9/2014) menuturkan tentang kronogi penangkapan empat orang warga negara Turki.

Penangkapan empat orang Warga Negara Turki dan 3 warga Sulawesi Tengah yang dituduh jaringan kelompok Santoso di Poso dini hari itu katanya berlangsung dramatis.

Menurut pengakuan salah satu anggota Brimob, yang terlibat dalam operasi itu. 7 orang yang dicurigai kelompok jaringan Santoso di Poso sudah dibuntuti sejak dari Makassar-Palu.

Dari Palu mereka mengendari mobil daihatsu Xenia berplat B 1925 UKY menuju Poso. Saat melintasi jalur Trans Sulawesi tepatnya di depan Mapolers Parimo sekitar pukul 03;00 dini hari puluhan pasukan sudah menghadang mengarahkan kendaraan masuk ke Mapolres.

Namun mobil yang dicuriga itu tiba-tiba berbalik arah. Polisi sempat memberi peringatan. Namun mereka tetap melaju sampai akhirnya pasukan beberapa kali membuang tembakan peringatan.

Mobil akhirnya terjerembab. Tiga orang berhasil ditangkap dan 4 orang kabur. Polisi awalnya mencurigai empat orang itu berhasil lari ke hutan-hutan di Desa Marantale, Kecamatan Simiu, Parigi untuk mencari jalan tikus menuju Poso

Operasi pencarian sepanjang Sabtu pagi hingga siang pun dilakukan pasukan dengan terus menyisir pegunungan, hutan. Nanti setelah masuk sore hari pasukan turun dari gunung.

Saat turun gunung itulah, beberapa pasukan mencurigai setelah melihat beberapa ekor kambing berhamburan dari belakang rumah warga di Desa Marantale.

"Setelah kami cek, ternyata 4 orang warga asing itu sedang bersembunyi di belakang rumah warga. Kami minta mereka angkat tangan dan menyerahkan senjata dengan bahasa Indonesia, tapi tak satu pun diantara keempat orang itu mengerti, pakai bahasa Inggris juga tidak mengerti," ujar salah seorang anggota Brimob menceritakan operasi itu, dilaporkan Metrosulteng.com Ahad (14/9/2014).

Namun akhirnya 4 WNA itu menyerah. Mereka ditangkap tanpa perlawanan dan langsung digiring ke Mapolda Sulteng. Didalam mobil yang mereka tumpangi Polisi menemukan satu paspor milik satu WNA berkebangsaan Turki. (azm/arrahmah.com)

Densus 88 tangkap tujuh orang di Parigi Moutong

Posted: 14 Sep 2014 08:22 AM PDT

Salah seorang warga turki yang ditangkap Densus 88

JAKARTA (Arrahmah.com) - Aparat Densus 88 menangkap 7 orang yang dituduh sebagai teroris di Desa Marantale Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/9/ 2014).

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Frangki Sompie dalam rilisnya menyebut, penangkapan dilakukan pada Sabtu (13/9/2014) sekitar pukul 02.30 Wita.

Tiga orang yang ditangkap merupakan warga Palu, Sulawesi Tengah yakni, Saiful Priatna alias Ipul (29 tahun), warga Tawaili, Palu Utara. Keterlibatan Ipul adalah menyembunyikan DPO atas nama Mukhtar alias Romi.

Kemudian, M Irfan (21 tahun), warga Tawaili Palu dan Yudit Chandra alias Ichan (28 tahun), warga Palu Utara. Keterlibatan keduanya adalah menjemput empat WNA asal Turki itu di Makassar yang diduga kelompok teroris internasional, tulis vivanews.

Selain menangkap tiga warga lokal Densus 88 juga menangkap empat WNA. Penangkapan terjadi pukul 16.00 Wita Sabtu (13/9/2014), di Desa Marantale Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong.

Aparat menuduh keempatnya itu hendak bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso.

Usai ditangkap keempat WNA tersebut diterbangkan dari Sulteng hari ini Ahad 14 September 2014. Dilaporkan beberapa media televisi keempatnya telah tiba di Jakarta Ahad pagi, untuk kemudian di bawa ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. (azm/arrahmah.com)

Jaksa Mesir akan meminta Interpol untuk menangkap tokoh Ikhwanul Muslimin

Posted: 14 Sep 2014 06:57 AM PDT

interpol

KAIRO (Arrahmah.com) - Kepala Kejaksaan Mesir telah meminta para anggota pemerintahan yang berafiliasi ke kantornya untuk memintah bantuan Interpol untuk menangkap beberapa pemimpin dan anggota Ikhwanul Muslimin, termasuk beberapa tokoh Ikhwanul Muslimim yang baru-baru ini diminta untuk meninggalkan Qatar, kata sumber peradilan, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin, Ahad (14/9/2014).

Tujuh pemimpin dan anggota dari Ikhwanul Muslimin diminta untuk meninggalkan Qatar dalam waktu seminggu, sumber Ikhwanul Muslimin mengatakan kepada Anadolu Agency, Jum'at (12/02/104).

Para tokoh Ikhwanul Muslimin yang diminta untuk meninggalkan Qatar termasuk Mahmud Hussein, Amr Darrag, Hamza Zoubaa, Wagdi Ghoneim, Gamal Abdul-Sattar, Essam Telima dan Ashraf Badr.

Sejumlah besar pimpinan, anggota dan afiliasi Ikhwanul Muslimin meninggalkan Mesir menuju Qatar setelah penggulingan presiden terpilih Muhammad Mursi tahun lalu.

Masalah ini telah memperburuk hubungan antara negara Teluk dan Mesir, yang telah berulang kali meminta pemerintah Qatar untuk mendeportasi para tokoh yang terkait dengan Ikhwanul Muslimin.

(ameera/arrahmah.com)

15 migran Gaza tenggelam dekat pantai Mesir

Posted: 14 Sep 2014 06:29 AM PDT

kapal palestina

KAIRO (Arrahmah.com) - Setidaknya 15 warga Palestina dari Jalur Gaza tenggelam di dekat pantai kota Alexandria Mesir setelah perahu yang membawa puluhan migran tenggelam saat melakukan perjalanan ke Italia.

Surat Kabar Palestina Al-Quds mengutip dari sejumlah keluarga korban di Jalur Gaza mengatakan mereka telah menerima panggilan telepon dari pemerintah Mesir pada Sabtu malam (13/9) yang mengatakan kepada mereka bahwa perahu yang membawa keluarga mereka telah tenggelam di dekat pantai Alexandria.

Pemerintah Mesir belum mengomentari insiden tersebut.

Sekitar 72 orang telah diselamatkan dan dibawa ke Alexandria oleh pasukan penjaga pantai Mesir, sumber tersebut mengatakan kepada surat kabar Al-Quds.

Sumber-sumber mengatakan bahwa kapal yang tenggelam itu membawa sekitar 160 migran Palestina, termasuk anak-anak, dari kota Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza selatan.

Sebuah sumber terpercaya mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa puluhan warga Palestina dari Jalur Gaza baru-baru ini banyak yang berupaya meninggalkan wilayah tersebut menuju Mesir melalui terowongan lintas-perbatasan dalam usaha untuk bermigrasi ke Eropa melalui laut.

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa jumlah warga Palestina yang berusaha beremigrasi telah meningkat setelah serangan "Israel" baru-baru ini yang telah menghancurkan Jalur Gaza, menyebabkan lebih dari dua ribu warga Gaza meninggal dan ribuan rumah hancur.

(ameera/arrahmah.com)

Dr. Iyadh Al-Qunaibi: Pelajaran penting dari pembebasan tentara PBB oleh Jabhah Nushrah

Posted: 14 Sep 2014 05:33 AM PDT

Dr Iyad Al-Qunaibi

MENGAPA JABHAH NUSHRAH MELEPASKAN PARA SERDADU PBB?
Pelajaran yang Dapat Diambil Darinya dan Bantahan Terhadap Kedustaan yang Ditujukan Kepadanya

Oleh: Dr. Iyadh Al Qunaibi

(Arrahmah.com) - Di tengah perjalanannya untuk menaklukkan Provinsi Quneitra, ternyata Jabhah Nushrah perlu melewati sebuah titik rumah sakit yang dikelola oleh PBB, maka salah seorang dokter dari Jabhah Nushrah pun meminta kepada para serdadu PBB untuk mempersilahkan mereka melewatinya, dan sebagai konsekuensinya Jabhah Nushrah tidak akan membahayakan para serdadu tersebut.

Para serdadu itupun mempersilahkan mereka dan Quneitra pun berhasil ditaklukkan, namun ternyata bala tentara Jabhah Nushrah justru menyandera para serdadu PBB itu.

Ketika sang dokter itu tahu mengenai hal ini, maka ia segera mengabarkan kepada penanggung jawab umum urusan syar'i Jabhah Nushrah (Dr. Sami Al Uraidi) bahwa ia telah memberikan jaminan keamanan kepada para serdadu PBB tersebut, Dr. Sami pun lalu meminta fatwa kepada sejumlah ahli ilmu yang di antaranya adalah Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi, maka beliaupun memberikan fatwa kepada mereka bahwa jaminan keamanan yang diberikan oleh sang dokter wajib dipatuhi.

undof pbb

Sebelumnya Jabhah Nushrah berharap bahwa para serdadu itu biarlah disandera terlebih dahulu sembari menunggu kejelasan mengenai konsekuensi (yang akan diberikan oleh PBB) setelah Jabhah Nushrah digolongkan ke dalam kebijakan yang diatur oleh Chapter 7 Piagam PBB, yang biasanya PBB akan menerapkan embargo dan penyerangan. Jabhah Nushrah juga berharap untuk menukar para serdadu tersebut dengan para tawanan laki-laki maupun wanita yang ada di dalam penjara-penjara pemerintahan Suriah. Selain itu Jabhah Nushrah juga berharap untuk membebaskan mereka dengan syarat agar Jabhah Nushrah dapat memasukkan bahan makanan ke dalam wilayah-wilayah yang dikepung di Suriah.

Namun ketika sang penanggung jawab syariat membawa permasalahan ini kepada Abu Muhammad Al Jaulani Amir Jabhah Nushrah, dan mengabarkan kepada beliau bahwa hukumnya wajib untuk melepaskan para serdadu itu tanpa syarat berdasarkan jaminan keamanan yang telah diberikan kepada mereka, maka Al Jaulani berkata kepada mereka: "Kami mendengar dan kami mentaati" akhirnya mereka semua dilepaskan.

Ini merupakan salah satu bentuk dari sikap tunduk yang tulus kepada syariat Allah Ta'ala – kama nahsabuhum–, walaupun itu bertentangan dengan keinginan dan harapan, bahkan keinginan untuk melayani agama sekalipun, yaitu memberi makan kepada orang-orang yang terkepung dan membebaskan para tawanan.

Dalam hal ini Jabhah Nushrah mengamalkan sabda Nabi Muhammad SAW berikut:

الْمُؤْمِنُونَ تَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ

"Orang-orang mukmin darah mereka sederajat, orang yg paling rendah di antara mereka berjalan dengan jaminan keamanan dari mereka dan mereka adalah satu tangan atas orang selain mereka.." [HR. Nasai No.4664].

Kalau saja ada seorang wanita (muslimah) yang tidak mengangkat senjata memberikan jaminan keamanan kepada seorang lelaki kafir yang mengangkat senjata, maka kaum muslimin wajib untuk patuh terhadap status ke-dzimmah-annya.

Ini adalah sebuah sikap yang mengingatkan kami mengenai sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Muslim dari Hudzaifah bin Al Yaman, sesungguhnya ia berkata:

مَا مَنَعَنِي أَنْ أَشْهَدَ بَدْرًا إِلَّا أَنِّي خَرَجْتُ أَنَا وَأَبِي حُسِيْلٍ فَأَخَذَنَا كُفَّارُ قُرَيْشٍ فَقَالُوا إِنَّكُمْ تُرِيدُونَ مُحَمَّدًا قُلْنَا مَا نُرِيدُ إِلَّا الْمَدِينَةَ فَأَخَذُوا مِنَّا عَهْدَ اللَّهِ وَمِيثَاقَهُ لَنَنْصَرِفَنَّ إِلَى الْمَدِينَةِ وَلَا نُقَاتِلُ مَعَهُ فَأَتَيْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْنَاهُ الْخَبَرَ فَقَالَ انْصَرِفَا نَفِي بِعَهْدِهِمْ وَنَسْتَعِينُ اللَّهَ عَلَيْهِمْ

"Tidak ada yang menghalangiku untuk turut bertempur di Badar kecuali karena aku dan ayahku yaitu Husail tertangkap oleh orang-orang Quraisy ketika kami keluar dari Makkah. Mereka bertanya, "Apakah kalian hendak pergi menemui Muhammad?" Kami menjawab, "Tidak, kami hanya akan berjalan-jalan ke Madinah." Lalu mereka membuat perjanjian dengan kami, bahwa kami boleh pergi ke Madinah akan tetapi tidak boleh berperang memihak beliau. Lalu kami mendatangi Rasulullah Shallallhu alaihi wa sallam dan memberitahukan kepada beliau akan peristiwa kami tersebut. Maka beliau bersabda: "Pergilah kalian, dan pegang teguhlah janji kalian dengan mereka, kita akan memohon pertolongan kepada Allah untuk mengalahkan mereka."

Allahu Akbar! Mereka itu adalah orang-orang kafir yang mengangkat senjata, namun Nabi kita Shallallhu alaihi wa sallam justru memerintahkan Hudzaifah dan ayahnya untuk mematuhi perjanjian dengan mereka, dan kaum muslimin tidak merasa kehilangan atas ketidakhadiran keduanya untuk menolong mereka dalam perang, karena Allah mengimbangi kaum muslimin dengan sesuatu yang lebih baik.

Tentara UNDOF yang disandera oleh Jabhah Nushrah

Tentara UNDOF yang disandera oleh Jabhah Nushrah

Saya telah menyebutkan di dalam perkataan saya yang berjudul, "Perbedaan Penting Antara Menerapkan Hukum Hudud Dengan 'Menerapkan' Syariat", yaitu tidak diharuskan untuk mencapurkan antar keduanya, karena ijtihad kaum muslimin bisa saja mengarahkan mereka untuk tidak menerapkan hukum hudud dalam situasi ketika imam dan kekuasaan tidak ada, dan pada saat bersamaan mereka telah menerapkan syariat, karena tidaklah mereka membangun sikap mereka itu kecuali di atas dasar syariat dan mengambil dalil dari nash-nashnya.

Sikap seperti ini menunjukkan ketulusan dalam menegakkan syariat.

Jabhah Nushrah tahu bahwa kekuatan barat tidak akan membalas budi, ia juga tahu bahwa pengumuman perang terhadap 'terorisme' telah berdampak terhadap Jabhah Nushrah, Jabhah Nushrah juga tahu bahwa ia mungkin saja menjadikan para serdadu itu sebagai pagar betis dari serangan yang akan segera melanda, agar ia dapat menyelamatkan diri, namun pada akhirnya ia melaksanakan perintah rabbnya Azza wa Jalla seperti yang kalian semua saksikan, yaitu mengabaikan perilaku musuhnya.

Pada tahun 2001 Thaliban pernah menyandera para pekerja kemanusian, karena menurut informasi yang didapat, mereka adalah para pekerja badan kemanusiaan yang misinya adalah membuat kaum muslimin Afghan ragu-ragu terhadap agama mereka dengan memanfaatkan kefakiran dan kebutuhan hidup mereka (misionaris). Namun ketika agresi Amerika terhadap Afghanistan dimulai, Thaliban justru melepaskan para pekerja tersebut lalu menempatkan mereka di lokasi yang aman.

Saya masih ingat sekali ketika itu bagaimana media massa propaganda Amerika memberitakan peristiwa ini, contohnya ada judul berita semacam ini: "The Relief Workers Saved" (para pekerja kemanusiaan berhasil diselamatkan", pemberitaannya menggunakan kalimat pasif seperti ini, dalam keterangan lebih lanjut di dalam berita itu disebutkan bahwa pesawat-pesawat Amerika berhasil membawa mereka.. tidak ada penyebutan bahwa Thaliban melepaskan mereka!

Begitu juga sebagian media massa pada hari ini, ia berusaha untuk menutup-nutupi bagusnya kelakuan Jabhah Nushrah dengan menyebarkan isu-isu yang tidak benar, di antaranya isu-isu itu adalah: sesungguhnya Jabhah Nushrah meminta sejumlah uang sebagai tebusan bagi para serdadu itu! Jabhah Nushrah membebaskan mereka berkat mediasi dengan pihak Qatar! Jabhah Nushrah menuntut untuk menghapus dirinya dari Chapter 7 sebagai ganti atas kebebasan mereka (di sini kami tidak akan mengomentari apakah permintaan ini sesuai syari atau tidak). Semua itu ditolak oleh Jabhah Nushrah.

Ya Allah berkahilah siapa saja yang Engkau cintai dan ridhai, siapa saja yang beramal dengan tujuan untuk meninggikan kalimat-Mu dan membela kaum muslimin yang tertindas.

Diterjemahkan oleh :
logo-muqawamah-189x177

(aliakram/arrahmah.com)

Drama "Israel" memicu protes di Athena

Posted: 14 Sep 2014 03:26 AM PDT

protes pro palestina

ATHENA (Arrahmah.com) - Puluhan aktivis Pro-Palestina di Yunani turun ke jalan-jalan Athena, mengecam lembaga kebudayaan Yunani atas diselenggarakannya pertunjukan teater yang dipentaskan oleh rombongan "Israel".

Para demonstran itu berkumpul di depan markas besar Michael Cacoyannis Foundation yang berbasis di Athena untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka atas acara tersebut yang diselenggarakan oleh universitas Ibrani Yerusalem dan rencananya akan terus digelar sampai Sabtu (13/9/3014).

Para demonstran itu mengibarkan bendera Palestina dan spanduk yang mengecam genosida "Israel" terhadap anak-anak Gaza yang tak berdosa. Para demonstran membakar bendera "Israel", meneriakkan slogan-slogan seperti: "Tidak untuk budaya penjahat" dan "Nazi Israel harus diusir dari Yunani".

Para demonstran kemudian menyerukan untuk menutup kedutaan "Israel" di Athena.

"Protes ini adalah untuk membuat "Israel" merasa bahwa mereka tidak diterima dimanapun mereka berada dan mereka tidak akan pernah mengalami ketenangan di mana pun mereka pergi," kata aktivis Jaringan Solidaritas Pro-Palestina, Sana al-Kacem, mengatakan kepada al-Jazeera, dalam bahasa Yunani.

"Para aktivis pro-Palestina memperingatkan lembaga Cacoyannis terhadap penyalahgunaan budaya untuk menutupi kejahatan dan kekejaman "Israel" terhadap warga sipil Palestina," kata al-Kacem.

Para aktivis pro-Palestina menentang pembentukan universitas Yahudi "Israel" atas wilayah Palestina yang diduduki dan dengan mengorbankan hak-hak penduduk asli Palestina, yang bertentangan dengan hukum internasional.

Aktivis sayap kiri Stavros Sagriotis mengatakan bahwa orang-orang "Israel" yang telah hadir di yayasan Cacoyannis adalah para anggota Mossad.

Sagriotis mengungkapkan kekecewaannya yang besar atas pementasan teater untuk acara "Israel" dengan membawa nama Michalis Cacoyannis yang sangat legendaris, yang secara historis dikenal bersimpati terhadap rakyat Palestina.

Sagriotis mengecam slogan rasis yang disuarakan oleh "Israel" dalam acaran tersebut seperti: "kami akan memotong kepala Anda" dan "Ini bagus bahwa kami telah membunuh anak-anak Anda di Gaza" yang merupakan bentuk penghinaan dan menyinggung yang ditujukan kepada para demonstran pro-Palestina .

Sagriotis mengungkapkan kekhawatiran atas terbentuknya kerja sama sosial-politik Yunani-Israel dan mengecam pihak berwenang Yunani atas sikap apatis mereka terhadap penderitaan rakyat Palestina.

"Bangsa Yunani, yang telah berjuang untuk kemerdekaan mereka, tahu benar bagaimana orang-orang Palestina mencoba bertahan di bawah penjajahan "Israel", tambahnya.

(ameera/arrahmah.com)

Serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah berlanjut di Douma, ratusan Muslim Suriah gugur

Posted: 13 Sep 2014 05:47 PM PDT

Korban anak-anak dalam pembantaian di Douma.  (Foto : Zaman Alwasl)

DOUMA (Arrahmah.com) - Jumlah korban tewas dalam serangan udara pengecut oleh pasukan rezim Syi'ah Nushairiyah di Doma dalam empat hari terakhir telah mencapai 120 orang, sepertiga dari mereka adalah anak-anak dan lebih dari 170 lainnya
terluka, ujar pernyataan pusat medis di kota yang dikuasai oleh Mujahidin Suriah.

Pesawat tempur rezim melancarkan serangan sejak Rabu (10/9/2014) yang menghancurkan kota di mana seluruh bangunan telah berubah menjadi puing-puing, pusat medis mengatakan masih banyak mayat di bawah reruntuhan bangunan.

Meskipun jumlah korban begitu banyak, aktivis dan kelompok pemantau mengatakan peralatan medis sangat kurang di daerah tersebut dan saat ini menjadi kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan hidup mereka yang terluka, lansir Zaman Alwasl pada Sabtu (13/9).

Douma telah berada di bawah pengepungan oleh pasukan rezim selama lebih dari satu tahun.

Dalam peristiwa terpisah, Zahran Alloush, seorang komandan di Ghoutah Timur, dekat Damaskus, mengatakan ia akan mengeksekusi seorang pilot tentara rezim yang disandera dalam merespon pembantaian di Douma. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mujahidin Suriah menduduki lebih banyak wilayah di Dataran Tinggi Golan

Posted: 13 Sep 2014 05:08 PM PDT

Pejuang Suriah yang dilatih di dekat Aleppo pada Juli 2012.  (Foto : AFP)

GOLAN (Arrahmah.com) - Mujahidin Suriah yang berafiliasi dengan Al Qaeda telah menduduki lebih banyak wilayah di Dataran Tinggi Golan, ujar pernyataan kelompok pemantau pada Sabtu (13/9/2014).

Mujahidin Jabhah Nushrah dan sekutunya melancarkan serangan besar terhadap pasukan rezim Nushairiyah di provinsi Qunaitirah pada bulan lalu dan berhasil menguasai titik persimpangan tunggal di garis gencatan senjata antara Suriah-"Israel" di Dataran Tinggi Golan.

"Rezim saat ini telah kehilangan kendali atas sekitar 80 persen dari kota-kota dan desa-desa di provinsi Qunaitirah," ujar Rami Abdel Rahman, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) kepada AFP.

Sebelumnya Jabhah Nushrah menawan 45 pasukan PBB dalam pertempuran di wilayah tersebut dan pada Kamis (11/9) mereka membebaskannya.

Dataran Tinggi Golan terbagi antara wilayah yang dikuasai oleh Suriah dan "ISrael". "Israel" merebut 1.200 kilometer persegi dari wilayah Golan dalam perang enam hari pada tahun 1967, kemudian mencaplok lebih banyak wilayah di tahun 1981.

Terjadi "pembicaraan damai" antara kedua negara tersebut pada tahun 1990 dan 2008 yang akhirnya membagi Dataran Tinggi Golan. (haninmazaya/arrahmah.com)