Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Seorang jenderal Iran dilaporkan tewas di dekat Aleppo

Posted: 09 Oct 2015 04:38 PM PDT

Brigadir Jenderal Hussein Hamedani. (Foto: AFP)

ALEPPO (Arrahmah.com) - Seorang jenderal Garda Revolusi Iran telah tewas di dekat Aleppo, di mana ia menjadi penasehat militer tentara rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dalam memerangi Mujahidin Suriah, ujar sebuah laporan mengutip pernyataan Garda Revolusi pada Jum'at (9/10/2015).

Jenderal Hussein Hamedani tewas pada Kamis (8/10) malam dan ia telah memainkan peran penting dalam memperkuat perlawanan terhadap pejuang di Suriah, pernyataan itu menambahkan seperti dilansir Reuters.

"Selama bertahun-tahun, Hamadani memainkan peran yang sangat penting di Suriah sebagai penasihat.Ia memainkan peran penting dalam mencegah jatuhnya Damaskus," ujar seorang politikus Iran, Esmail Kosari kepada kantor berita Tasnim.

"Ia kembali ke Suriah selama beberapa hari karena pengetahuan yang mendalam tentang wilayah."

Iran adalah sekutu utama rezim Nushairiyah Suriah pimpinan Basahr Asad dan telah memberikan dukungan militer dan ekonomi selama perang yang telah memasuki tahun kelima.

Hamedani adalah veteran perang Iran-Irak yang berlangsung selama 1980-1988 dan menjadi wakil komandan pasukan elit pada tahun 2005.

Dalam penyebaran terbesar pasukan Iran, sumber mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa ratusan tentara Iran telah tiba di Suriah sejak akhir September untuk mengambil bagian dalam serangan darat besar-besaran yang rencananya akan berlangsung di barat dan barat laut Suriah. Namun Iran membantah memiliki kekuatan militer di Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)

Enam warga Palestina gugur dalam penembakan oleh pasukan Zionis di Gaza

Posted: 09 Oct 2015 04:05 PM PDT

Warga Palestina membawa korban luka. (Foto: Reuters)

GAZA (Arrahmah.com) - Tentara Zionis "Israel" menembak mati enam warga Palestina yang tengah menggelar aksi unjuk rasa di Gaza pada Jum'at (9/10/2015) dan seorang pria Yahudi yang membawa pisau, melukai empat orang Arab di wilayah selatan "Israel" dalam gelombang kekerasan baru yang telah memicu pembicaraan tentang intifada ketiga.

Para tentara Zionis melintasi perbatasan Gaza setelah warga Palestina berunjuk rasa di dekat perbatasan. Petugas medis Gaza mengatakan lima orang tewas dan 30 luka-luka, seperti dilansir Al Arabiya.

Protes yang digelar sebagai aksi solidaritas untuk warga Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki, di mana ketegangan telah meningkat tajam dalam 10 hari terakhir di mana sedikitnya empat ekstrimis Yahudi tewas dan delapan warga Palestina meninggal dunia dalam kekerasan.

Warga Palestina dibuat marah dengan peristiwa di kompleks Masjid Al-Aqsa dan takut "Israel" mengubah status quo di tempat suci ketiga ummat Islam tersebut.

Perdana Menteri otoritas pendudukan "Israel", Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa ia tidak ingin mengubah kondisi di mana orang-orang Yahudi diperbolehkan untuk mengunjungi situs sementara Muslim dilarang untuk sholat di sana. Namun fakta memperlihatkan hal tersebut di mana jamaah Muslim dilarang memasuki Masjid mereka sendiri dan ekstrimis Yahudi dibiarkan bebas berkeliaran di dalam kompleks Masjid.

Di Jalur Gaza, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh memuji warga Palestina yang telah melakukan serangan pisau di wilayah Tepi Barat yang diduduki, menjulukinya sebagai seorang pahlawan dan mengatakan intifada baru yang difokuskan di Yerusalem sedang berlangsung.

"Ini adalah hari Jum'at, ini adalah hari kemarahan, ini adalah hari yang akan mewakili intifada baru di seluruh Palestina," ujarnya di hadapan jamaah setelah melaksanakan sholat Jum'at.

"Kami memberikan jiwa dan raga untuk Yerusalem, Yerusalem dan Al-Aqsa adalah bagian dari agama."

Sementara itu di hari yang sama (9/10), seorang ekstrimis Yahudi yang bersenjatakan pisau, menikam empat orang Arab di kota Dimona, selatan "Israel".

Di kota afula, seorang perempuan Arab, warga "Israel", ditembak beberapa kali oleh polisi Zionis dan mengalami luka cukup serius. Ia diklaim telah mengangkat pisau dan mencoba untuk menikam penjaga stasiun, meskipun rekaman video dari insiden tersebut tidak menunjukkan hal tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)

Gubernur Malut kecewa pada PPIHD

Posted: 09 Oct 2015 03:47 AM PDT

Jjamaah haji Indonesia

TERNATE (Arrahmah.com) - Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Gani Kasuba kecewa terhadap kinerja 10 petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji daerah (PPIHD) Malut yang mendampingi para jamaah haji daerah ini di Tanah Suci. Ini dipicu oleh seorang jamaah haji Malut yang wafat di Makkah dan baru dilaporkan ke keluarganya setelah 12 hari,

"Saya sangat kecewa dan meminta laporan pertanggungjawaban mereka, sekaligus menanggapi adanya aksi yang dilakukan keluarga almarhum Mahmud Bin Kimsan, salah seorang jamaah haji Malut yang meninggal di Mekkah karena sakit namun tidak diketahui oleh petugas PPIHD Malut," ujarnya, lansir Okezone Jumat (9/10/2015).

Pemprov Maluku Utara mengirim 10 orang petugas PPHID untuk mendampingi 853 jamaah haji MaluKu Utara di Tanah Suci.

Dia mengaku kaget ketika mengetahui ada salah jamaah haji Malut bernama Mahmud Bin Kimsan yang meninggal di rumah sakit tanggal 25 September 2015. Tetapi baru diketahui oleh petugas PPIHD Malut di sana tanggal 6 Oktober atau sudah 12 hari. "Itu berarti mereka tidak mengeceknya di rumah sakit," katanya.

Gubernur mengatakan, petugas PPIHD memang memikul tugas berat saat mendampingi jamaah haji di Tanah Suci. Tetapi kalau ada salah seorang jamaah haji yang sakit dan kemudian meninggal di rumah sakit tidak diketahui oleh petugas PPIHD selama 12 hari, jelas itu suatu hal yang mengecewakan. Abdul Gani mengatakan hal itu menunjukkan mereka tidak serius melaksanakan tanggung jawabnya.

Salah seorang keluarga almarhum Mahmud Bin Kimsan Effendi Mahmud ketika melakukan aksi demo di halaman Gedung Dhuafa Center Ternate mengatakan bahwa ia mengetahu ayahnya telah meninggal tanggal 6 September 2015 dari salah seorang petugas PPIHD dari Gorontalo.

"Kami mengetahui ayah kami meninggal dari petugas PPIHD Gorontalo. Lalu di mana tanggung jawab petugas PPHID Malut. Berarti mereka tidak pernah mengecek ayah kami selama berada di rumah sakit," katanya dengan bercucuran air mata, lansir Republika.

Keluarga almarhum mengancam melaporkan Muhammad Abdullah ke polisi karena dinilai lalai menjalankan tugasnya sebagai ketua rombongan kloter tujuh.

"Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Maluku Utara dan tim medis kloter tujuh lalai mengemban tugasnya karena selama 12 hari, ayah meninggal tetapi tidak diberitahukan ke keluarga," kata anak jamaah haji yang meninggal di Mekkah, M Nasir Kiliolan di Ternate, Jumat (9/10), lansir Okezone.

Da mengungkapkan, kabar mengenai kematian sang ayah justru diberitahu oleh saksi bernama Muhajir. Beliau menginformaskan kepada keluarga bahwa ayah telah meninggal dunia pada pada 25 September 2015.

"Terkesan para penyelenggara haji melindungi diri karena mereka sudah salah. Terindikasi ada unsur pembiaran dan kelalaian terhadap ayah, baik dari sakit hingga meninggal," ujar Nasir.

Dia berencana akan melakukan proses hukum terhadap pihak yang bertanggung jawab. Bukan karena mereka tidak ikhlas atas kepergian almarhum, tetapi sistem pengawalan yang tidak tuntas.

"Kami ikhlas mulai dari kabar duka yang diterima karena itu kuasa Allah SWT. Hal yang membuat kami tidak ikhlas itu adalah jenazah orangtua diterlantarkan selama 12 hari," tegas Nasir.

Terlebih lagi ada pengakuan dari petugas medis PPIH mengatakan bahwa setelah dicek almarhum telah meninggal pada 11 Zulhijjah atau 25 September 2015.

"Itu yang harus dipertanggung jawabkan Ketua Kloter 7 dan mengakui tidak memberitahu keluarga almarhum karena kelalaian," tandasnya.

(azm/arrahmah.com)

Santunan korban musibah crane Mekkah mulai diproses

Posted: 09 Oct 2015 02:48 AM PDT

Musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram (Foto: MK)

MEKKAH (Arrahmah.com) - Pemerintah Arab Saudi mulai memroses pemberian santunan bagi korban robohnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyebut sudah ada permintaan dari Konsulat Jenderal RI untuk memperbaharui korban crane agar jamaah yang menjadi korban, baik wafat dan luka, mendapatkan hak mereka dari Pemerintah Saudi.

"Sudah kami lakukan," kata Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat Jumat (9/10/2015), lansir Kemenag.go.id.

Dia menyatakan, PPIH Arab Saudi segera mengkoordinasikan ke Konsulat Jenderal RI di Jeddah. Selanjutnya, dia menuturkan, Konsulat Jenderal RI di Jeddah akan menyampaikan daftar tersebut ke Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Mobile crane di Masjidil Haram roboh pada Jumat (11/9) lalu. PPIH Arab Saudi sudah melansir sebanyak 54 jamaah haji Indonesia menjadi korban dalam peristiwa itu, terdiri dari 12 korban wafat dan 42 korban luka.

Terkait, seorang korban wafat teridentifikasi Janniro Siregar binti Gadumbang (32 tahun) dari Kelompok terbang (Kloter) 09 Embarkasi Medan (MES 09) pada Kamis (8/10). Janirro dipastikan wafat setelah ada keterangan dari keluarga dan saksi-saksi bahwa dia berada di lokasi kejadian ketika crane roboh.

Pemerintah Saudi menjanjikan seluruh korban crane akan mendapatkan santunan. Seluruh jamaah wafat akan mendapatkan santunan 1 juta riyal, keluarga dan ahli waris juga akan diundang berhaji pada penyelenggaraan tahun depan.

Seluruh jamaah yang mengalami cacat permanen juga akan mendapatkan santunan 1 juta riyal. Sedangkan seluruh jamaah yang mengalami luka akan mendapatkan santunan Rp 500 juta riyal. Saudi juga akan mengundang jamaah yang tidak bisa menyempurnakan ibadah hajinya tahun ini untuk berhaji tahun depan.

Pemerintah Saudi sudah membentuk komite khusus untuk memroses pemberian santunan. Sejak Kamis (8/10), Komite Khusus ini telah mulai mengumpulkan data para korban jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

Direktur Departemen Kesehatan Arab Saudi Mustapha Baljoun menyatakan tidak ada ruang untuk kecurangan dalam proses pemberian santunan. Dia juga menjanjikan tidak ada seorangpun yang mendapatkan keuntungan dari kompensasi tersebut.

Baljoun menerangkan data pribadi setiap korban tewas atau terluka telah didaftarkan secara teliti, termasuk jam dan menit mereka terdaftar di rumah sakit. Data juga akan mencakup nama, kebangsaan, nomor paspor, tempat tinggal, waktu masuk dan juga waktu kematian.

"Kami akan hati-hati mengumpulkan data semua korban tewas atau terluka, selanjutnya laporan akan diteruskan kepada otoritas yang bersangkutan," kata dia seperti dilansir Saudi Gazette, Kamis (8/10).

Menurut Baljoun, komite medis akan menindak lanjuti setiap kasus untuk menentukan status jamaah yang mengalami luka. Ini untuk mengidentifikasi jumlah jamaah yang lukanya permanen dan dapat disembuhkan. "Hampir semua korban telah diidentifikasi dan banyak yang mulai pulih, " ujar dia. (azm/arrahmah.com)

Qatar: Pengeboman Putin di Suriah akan memicu jihad melawan Moskow

Posted: 09 Oct 2015 01:19 AM PDT

Asap membumbung setelah serangan udara Rusia menghantam kawasan Mansoura di barat Aleppo, Suriah pada 6 Oktober. (foto: AnadoluAgency).

DOHA (Arrahmah.com) - Rusia sedang menciptakan "sebuah rakasa Frankenstein" dalam kampanye pengeboman di Suriah yang akan memicu "jihad" melawan Moskow, sumber senior Qatar mengatakan kemarin, Kamis (8/10/2015), sebagaimana dilansir oleh Middle East Eye.

Sumber itu mengatakan bahwa sebanyak 52 ulama Muslim di Arab Saudi telah mengumumkan "jihad," efek yang akan mengubah sebuah revolusi melawan kediktatoran Bsyar Asad menjadi perang pembebasan Suriah melawan Rusia, Iran dan "Hizbullah".

Sumber Qatar mengatakan bahwa setelah bertemu dengan Sergei Lavrov di PBB di New York, ia mendapat kesan bahwa menteri luar negeri Rusia itu tidak "100 persen" senang dengan apa yang telah dilakukan oleh Presiden Vladimir Putin.

"Kami mengantisipasi pendekatan gaya Grozny," katanya mengacu pada dua perang berdarah Rusia yang berperang melawan milisi di Chechnya di Kaukasus Utara. "Ketika Rusia ingin memulai pertempuran, mereka selalu menunjukkan kekuatan mereka dan ini adalah apa yang mengkhawatirkan kami."

"Kami mengatakan kepadanya (Lavrov). Serangan Anda tidak melawan ISIS," kata sumber Qatar itu.

"Anda dapat bergabung dengan aliansi ini dan kita semua bisa menyerang ISIS. Tapi Anda menyerang Idlib di mana tidak ada ISIS, di Aleppo Anda menyerang milisi moderat, di Homs Anda melakukan hal yang sama."

Qatar merasa bahwa strategi Rusia adalah untuk menjaga agar rezim Asad tetap berkuasa, tetapi mengapa mereka harus menempatkan pasukannya di medan perang. Qatar menduga bahwa ada kecemburuan terhadap Iran.

"Jika Rusia memiliki tujuan yang sama seperti Iran, mereka tidak akan perlu untuk menempatkan pasukannya di tanah Suriah. Mereka hanya akan memberikan perlindungan udara untuk pasukan Iran dan 'Hizbullah'. Tapi Rusia bersikeras untuk terlibat langsung di Suriah, dan itulah yang meyakinkan kita bahwa ada persaingan di sana."

Qatar berpikir aliansi pimpinan AS tidak memiliki strategi yang tepat, dan upaya yang dilakukan oleh AS untuk melatih milisi moderat berakhir dengan kegagalan, ketika mereka yang direkrut dan dilatih itu menyerahkan senjata mereka kepada Jabhah Nusra, kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda.

"Mereka melatih orang yang 'salah'." kata Sumber Qatar.

(ameera/arrahmah.com)

LSM: Serangan Rusia menyasar tiga fasilitas medis di Suriah

Posted: 08 Oct 2015 09:39 PM PDT

Dokter untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa fasilitas medis dihantam serangan Rusia di Suriah.

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Serangan udara Rusia telah menghantam tiga fasilitas medis di barat laut Suriah. Para ahli mengatakan bahwa ini merupakan kelanjutan dari serangan empat tahun terhadap fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah yang dikuasai oleh oposisi di negara itu, menurut laporan di Al Jazeera, sebagaimana dilansir World Bulletin, Kamis (8/10/2015).

Tenaga Medis untuk Hak Asasi Manusia (PHR) yang berbasis di New York mengatakan bahwa tiga serangan yang terjadi pada 2 dan 3 Oktober berlangsung di Hama, Idlib dan Latakia. Serangan itu menyebabkan korban terluka, menghancurkan fasilitas medis dan menghambat pelayanan yang sangat dibutuhkan, kata kelompok itu.

"Pasukan Basyar Asad tanpa henti telah menyerang faslitas kesehatan Suriah selama empat tahun terakhir dan pemerintah Rusia kini mengikuti jejak mereka," Widney Brown, direktur PHR, mengatakan dalam siaran pers, lansir World Bulletin.

"Dengan tindakan ini, Rusia telah merusak rumah sakit, menempatkan pasien dan staf medis dalam resiko, dan merampas akses warga sipil untuk mendapatkan layanan kesehatan."

PHR telah mendokumentasikan sebanyak 307 serangan terhadap fasilitas medis di Suriah sejak awal 2011, dimana sebanyak 90 persen dari serangan itu dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah.

Secara sengaja menargetkan fasilitas medis merupakan kejahatan perang menurut Konvensi Jenewa, tegas PHR.

(ameera/arrahmah.com)

Jet Rusia meluncurkan serangan di Dataran Ghab

Posted: 08 Oct 2015 09:21 PM PDT

Asap mengepul setelah bom cluster dijatuhkan oleh pasukan teroris Rusia di provinsi Idlib pada 7 Oktober 2015. (Foto: Reuters)

HAMA (Arrahmah.com) - Pasukan rezim Nushairiyah Suriah dan sekutu milisi yang didukung oleh serangan udara Rusia melancarkan serangan terhadap pejuang Suriah di Dataran Ghab, Suriah barat, Kamis (8/10/2015), Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan kepada Reuters.

Pejuang Suriah menguasai daerah tersebut pada Juli lalu, mendapatkan keuntungan yang menimbulkan ancaman ke wilayah pesisir terhadap kontrol rezim Bashar Asad dari Suriah barat dan intervensi Rusia di sisinya.

Rami Abdurrahman, direktur SOHR, mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan darat menargetkan wilayah yang dikuasai pejuang Suriah dengan serangan rudal, sedangkan jet Rusia membom dari atas.

Abdurrahman juga mengatakan bahwa serangan yang diluncurkan oleh tentara Suriah dan sekutu asing pada Rabu (7/10/2015) di daerah terdekat dari provinsi Hama telah gagal membuat keuntungan yang signifikan.

"Tiga belas pasukan rezim tewas. Hanya ada tujuh yang dipastikan gugur di antara pejuang, namun jumlahnya tentu lebih dari tujuh," katanya.

Sekitar 15 tank militer dan kendaraan lapis baja juga telah dihancurkan oleh serangan misil pejuang Suriah, lanjut pernyataan Abdurrahman.

Serangan udara pengecut oleh negara komunis Rusia dimulai pekan lalu dan sebagian besar telah difokuskan di daerah-daerah Suriah barat di mana Asad telah berusaha menopang kekuasaannya setelah kalah melawan pejuang Suriah.

Abu al-Baraa al-Hamawi dari kelompok Ajnad asy-Syam, mengatakan kepada Reuters bahwa jet Rusia telah melakukan pengeboman sejak subuh. Itu bukan pertama kalinya Rusia melakukan serangan bom, tapi ini adalah serangan paling ganas mereka, katanya melalui layanan pesan internet.

"Ada upaya oleh rezim untuk mendapatkan kemenangan, tapi situasi berada di bawah kendali kami," katanya. (fath/arrahmah.com)

Rekaman CCTV memperlihatkan kebrutalan pasukan "Israel" terhadap anak dan pemilik toko Palestina

Posted: 08 Oct 2015 09:12 PM PDT

Screen Shot dari rekaman CCTV pasukan "Israel" yang menyerbu toko Palestina dan memukul pemilik toko itu.

YERUSALEM TIMUR (Arrahmah.com) - Rekaman CCTV dari pasukan keamanan "Israel" yang sedang menyerbu toko kelontong di Yerusalem Timur ini memicu kemarahan di media sosial, meningkatkan ketegangan di Yerusalem Timur.

Dalam sebuah rekaman CCTV pada Rabu (7/10/2015) menunjukkan beberapa tentara "Israel" menyerbu toko dan mengejar seorang anak Palestina tak bersenjata. Pemilik toko berpindah dari belakang meja setelah semakin banyak pasukan "Israel" yang meyerbu toko itu, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba.

Dari rekaman itu terlihat beberapa pasukan "Israel" memukul pemilik toko itu saat yang lain mencoba untuk menangkap anak yang dikejarnya.

Pasukan "Israel" itu menabrak rak-rak yang berada di toko itu.

Rekaman CCTV itu merupakan contoh terbaru dari tindakan brutal pasukan "israel" terhadap warga Palestina, setelah sebelumnya terjadi bentrokan sengit di kompleks masjid Al-Aqsa.

Dalam bentrokan yang terjadi pada Rabu (7/10), kantor berita Palestina Ma'an News Agency mengatakan bahwa sekitar 100 demonstran Palestina terluka dalam konfrontasi dengan pasukan keamanan "Israel" di daerah-daerah di seluruh Tepi Barat.

Lonjakan perlawanan dari rakyat Palestina memicu kekhawatiran meletusnya Intifada ketiga.

Videonya bisa dilihat di link berikut:

https://www.facebook.com/sawtelghad/videos/991728314218326/

(ameera/arrahmah.com)

Pengungsi kembali ke Suriah setelah Yordania menghentikan bantuan makanan

Posted: 08 Oct 2015 08:45 PM PDT

Pengungsi Suriah. (Foto: AP)

AMMAN (Arrahmah.com) - Jumlah pengungsi yang telah kembali ke Suriah dari Yordania semakin meningkat. Menurut laporan yang dilansir The Huffington Post pada Selasa (6/10/2015), di Yordania mereka menghadapi kemiskinan yang mengerikan karena bantuan makanan telah dihentikan.

Pengungsi itu nekat pulang meskipun situasi keamanan di Suriah masih sangat berbahaya.

Jumlah orang yang kembali ke Suriah dari Yordania mencapai 340 orang dalam sehari pada pertengahan September, dibandingkan pada bulan Agustus 120 orang perhari, dan pada bulan Juli 60 orang perhari, menurut badan pengungsi PBB (UNHCR).

"Tidak jelas berapa banyak orang yang kembali ke Suriah untuk melakukan perjalanan selanjutnya ke Turki dan Eropa," kata Catherine Osborn, penasihat perlindungan di Norwegian Refugee Council (NRC), yang memperkirakan ada sekitar 630.000 pengungsi Suriah di Yordania.

"Banyak orang yang mengatakan kepada kami bahwa mereka akan kembali ke Suriah untuk menjual properti mereka demi mendapatkan dana yang mereka butuhkan untuk membuat perjalanan ke Eropa," lanjut Catherine.

Ada juga laporan lain yang mengatakan ratusan warga Suriah mengungsi ke Istanbul setiap hari dari Bandara Internasional Yordania, NRC mengatakan dalam sebuah pernyataannya.

Alasan utama para pengungsi pulang kembali ke Suriah adalah kemiskinan, kata NRC. Lebih dari 200.000 pengungsi Suriah telah hidup di bawah garis kemiskinan di Yordania, di mana mereka tidak akan lagi menerima bantuan makanan, dan bantuan lainnya untuk mereka telah dipotong setengah.

"Banyak keluarga melihat tidak ada alternatif lain selain pulang kembali ke Suriah yang dilanda perang, dengan risiko keamanan yang parah, atau untuk memulai perjalanan berbahaya melintasi Laut Tengah. Ini bukan pilihan, melainkan upaya putus asa untuk melindungi keluarga mereka ," kata Petr Kostrohyrz, pemimpin daerah untuk NRC di Yordania.

(fath/arrahmah.com)

Wikileaks menawarkan hadiah sebesar 50.000 USD untuk rekaman video pemboman rumah sakit di Kunduz yang dilakukan pesawat AS

Posted: 08 Oct 2015 08:23 PM PDT

Bocah Afghanistan yang menjadi korban dalam serangan udara oleh tentara teroris AS di rumah sakit MSF di Kunduz. (Foto: EPA)

KUNDUZ (Arrahmah.com) - Wikileaks menawarkan hadiah sebesar 50.000 USD untuk rekaman video pesawat AS yang membom rumah sakit Dokter Tanpa Batas atau yang dikenal dengan akronim MSF dalam bahasa Perancis di Afghanistan pekan lalu.

Di situs resmi mereka pada Kamis (8/10/2015) mengatakan akan mengumpulkan uang demi "mendapatkan rekaman, audio kokpit, laporan penyelidikan, dan bahan terkait lainnya seperti Aturan Keterlibatan pada saat itu".

Rumah sakit MSF di Kunduz, timur laut Afghanistan, dibom oleh pesawat tempur AS AC-130 pada 3 Oktober. 22 orang, termasuk 12 staf dan 10 pasien MSF-tiga di antaranya adalah anak-anak-tewas.

Lima hari setelah serangan tersebut Barack Obama "meminta maaf" atas apa yang Gedung Putih gambarkan sebagai tindakan "mengerikan, kecelakaan tragis".

MSF menganggap serangan tersebut sebagai kejahatan perang dan menyerukan penyelidikan independen.

Joanne Lie, Presiden MSF, mengkritik pasukan AS dan mengatakan organisasinya "tidak bisa hanya mengandalkan penyelidikan internal militer oleh AS, NATO, dan pasukan Afghanistan."

Menurut laporan yang dilansir The Independent, dalam beberapa jam, permohonan dana yang diposting di website Wikileaks telah mengumpulkan dana lebih dari 2.500 USD.

(fath/arrahmah.com)