Setelah melalui pertempuran selama berhari-hari, akhirnya hari selasa (8/9/2015) mujahidin Jabhah Nushrah, Jundul Aqsha, Faylaq Syam dan koalisi mujahidin lainnya yang tergabung dalam Jaisyul Fath berhasil menguasai 80% lebih wilayah kompleks Bandara Abu Dzuhur yang sebelumnya masih dalam kekuasaan rezim. Serangan ini dilakukan bersamaan dengan datangnya badai pasir yang melanda wilayah-wilayah Suriah.
Pada bulan Februari 2015, diisukan bahwa pasukan Daulah Baghdadiyah (ISIS) sempat memasuki dan menyerang bandara Abu Dzuhur. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bandara tersebut masih efektif digunakan oleh rezim Assad untuk membombardir kaum Muslimin di kawasan sekitar bandara.
Dengan pertolongan Allah, Mujahidin Jabhah Nushrah dan Jaisyul Fath berhasil menembus pertahanan bandara tersebut, sekaligus merebut sejumlah pesawat tempur canggih milik pasukan udara Bashar Assad.
Peta situasi wilayah Bandara Abu Duhur
Sebelumnya, badai pasir yang melanda bagian Timur Suriah dan utara Idlib ini telah memaksa pasukan SAA untuk mundur dari posisi-posisi strategis mereka. Meski serangan badai pasir ini juga dirasakan begitu berat oleh pasukan Mujahidin Jaisyul Fath, akan tetapi demi menghentikan serangan bom Barel yang telah membunuh ribuan warga Muslim Suriah, Mujahidin tetap tabah dan bersabar untuk terus bergerak maju memasuki kawasan bandara Abu Dzuhur.
Pada bulan Februari 2015, diisukan bahwa pasukan Daulah Baghdadiyah (ISIS) sempat memasuki dan menyerang bandara Abu Dzuhur. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bandara tersebut masih efektif digunakan oleh rezim Assad untuk membombardir kaum Muslimin di kawasan sekitar bandara.
Dengan pertolongan Allah, Mujahidin Jabhah Nushrah dan Jaisyul Fath berhasil menembus pertahanan bandara tersebut, sekaligus merebut sejumlah pesawat tempur canggih milik pasukan udara Bashar Assad.