Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Tentara rezim Afghan melemparkan granat ke jamaah shalat jumat, lebih dari 20 terluka

Posted: 14 Feb 2015 07:54 AM PST

ana soldier1

KAPISA (Arrahmah.com) - Puluhan orang dilapokan terluka pada Jum'at (13/2/2015) setelah tentara nasional rezim Afghan (ANA) melemparkan granat terhadap kerumunan jamaah shalat Jum'at di Masjid Jami di sebuah distrik di provinsi Kapisa, lapor Al-Emarah News, media resmi Mujahidin Imarah Islam Afghanistan.

Insiden penyerangan itu terjadi di distrik Alasay, para tentara rezim melemparkan granat ke masjid kemudian melepakan tembakan terhadap jamaah masjid. Akibatnya, lebih dari 20 orang luka-luka. (siraaj/arrahmah.com)

Tokoh MUI salahkan K.H. Arifin Ilham

Posted: 14 Feb 2015 12:57 AM PST

KH. Arifin Ilham (kiti) dan tampang gerombolan preman Syiah,  para tersangka penyerang jamaah majlis zikir Az Zikra

BOGOR (Arrahmah.com) - Ada yang mengagetkan dari suara salah seorang tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang penyerangan Komplek Majelis Az Zikra pimpinan Ustaz Arifin Ilham di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Penyerangan itu dilakukan puluhan preman kelompok syiah, sebagaimana dilansir Pojoksatu, Kamis (12/2/2015).

Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri, KH. Muhyiddin Junaidi mengatakan bahwa penyerangan terjadi karena ada sebab akibat. Menurutnya penyebabnya adalah Majelis Az Zikra memasang spanduk anti Syiah di area masjid. Hal itulah yang memicu penyerangan.

Muhyiddin Junaidi yang pernah menjadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bogor itu mengatakan, sejauh ini MUI belum pernah mengeluarkan fatwa tentang kesesatan Syiah. Fatwa yang dikeluarkan pada tahun 2004 itu hanya mewaspadai faham Syiah.

"Memang ada aliran Syiah yang sesat, tetapi ada juga yang tidak. Karena itu, sampai hari ini MUI belum pernah mengeluarkan fatwa Syiah sesat," ujar Muhyiddin Junaidi saat dihubungi Pojoksatu, Kamis (12/2/2015).

Pernyataan Muhyiddin Junaidi ini diklaim meluruskan keterangan Ustaz Arifin Ilham di laman Faceboknya. Dalam akun itu disebutkan "Faham Syiah adalah ajaran yang difatwakan Majelis Ulama Indonesia Sesat".

Menurut Muhyiddin Junaidi, pemasangan spanduk itu menebar kebencian di masjid dan seharusnya dihindari. Menurutnya, masjid merupakan ruang publik. "Janganlah menunjukkan kebencian kepada kelompok atau orang lain, itu tidak baik," ujarnya.

Kompleks Majelis Az Zikra pimpinan Ustaz Arifin Ilham di Sentul, Bogor, Jawa Barat, diserang puluhan preman yang mengaku dari kelompok Syiah, Rabu (11/2) malam sekitar pukul 23:00 wib.

Ustaz Arifin Ilham menjelaskan kronologi penyerangan tersebut. Menurut Arifin Ilham, para penyerang menculik dan menganiaya salah satu aktivis masjid Az Zikra bernama Faisal. Penyerang mengaku sebagai penganut faham Syah dari Tangerang.

"Allahu Akbar, malam Kamis ini sekitar pukul 23:00 wib, kampung Majelis Az Zikra diserbu segerombolan preman yang mengaku dari faham Syiah yang dipimpin oleh seorang yang mengaku Habib Ibrahim," tulis Ustaz Arifin Ilham pada laman Facebooknya. (adibahasan/arrahmah.com)

Alhamdulillah, inilah titik temu Wahabi-NU

Posted: 14 Feb 2015 12:37 AM PST

Ali Musafa Yaqub saat Istiqlal dikunjungi Obama 2010

JAKARTA (Arrahmah.com) - Baru-baru ini video seorang warga NU menghujat habis-habisan Wahabi begitu populer. Maka hubungan di masyarakat mulai terganggu, seperti air dengan minyak. Namun alhamdulillah, hal ini akhirnya dapat diredakan dengan titik temu Wahabi-Nu, seperti yang dikemukan Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Ali Mustafa Yaqub pada Republika, Jum'at (13/2/2015).

Banyak orang terkejut ketika seorang ulama Wahabi mengusulkan agar kitab-kitab Imam Muhammad Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, diajarkan di pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah Islam di Indonesia. Hal itu karena selama ini dikesankan bahwa paham Wahabi yang dianut oleh pemerintah dan mayoritas warga Arab Saudi itu berseberangan dengan ajaran Nahdlatul Ulama yang merupakan mayoritas umat Islam Indonesia.

Tampaknya selama ini ada kesalahan informasi tentang Wahabi dan NU. Banyak orang Wahabi yang mendengar informasi tentang NU dari sumber-sumber lain yang bukan karya tulis ulama NU, khususnya Imam Muhammad Hasyim Asy'ari. Sebaliknya, banyak orang NU yang memperoleh informasi tentang Wahabi tidak dari sumber-sumber asli karya tulis ulama-ulama yang menjadi rujukan paham Wahabi.

Akibatnya, sejumlah orang Wahabi hanya melihat sisi negatif NU dan banyak orang NU yang melihat sisi negatif Wahabi. Penilaian seperti ini tentulah tidak objektif, apalagi ada faktor eksternal, seperti yang tertulis dalam Protokol Zionisme No 7 bahwa kaum Zionis akan berupaya untuk menciptakan konflik dan kekacauan di seluruh dunia dengan mengobarkan permusuhan dan pertentangan.

Untuk menilai paham Wahabi, kita haruslah membaca kitab-kitab yang menjadi rujukan paham Wahabi, seperti kitab-kitab karya Imam Ibnu Taymiyyah, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dan termasuk kitab-kitab karya Syekh Muhammad bin Abdul Wahab yang kepadanya paham Wahabi itu dinisbatkan. Sementara untuk mengetahui paham keagamaan Nahdlatul Ulama, kita harus membaca, khususnya kitab-kitab karya Imam Muhammad Hasyim Asy'ari yang mendirikan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama.

Kami telah mencoba menelaah kitab-kitab karya Imam Muhammad Hasyim Asy'ari dan membandingkannya dengan kitab-kitab karya Imam Ibnu Taymiyyah dan lain-lain. Kemudian, kami berkesimpulan bahwa lebih dari 20 poin persamaan ajaran antara Imam Muhammad Hasyim Asy'ari dan imam Ibnu Taymiyyah. Bahkan, seorang kawan yang bukan warga NU, alumnus Universitas Islam Madinah, mengatakan kepada kami, lebih kurang 90 persen ajaran Nahdlatul Ulama itu sama dengan ajaran Wahabi.

Kesamaan ajaran Wahabi dan NU itu justru dalam hal-hal yang selama ini dikesankan sebagai sesuatu yang bertolak belakang antara Wahabi dan NU. Orang yang tidak mengetahui ajaran Wahabi dari sumber-sumber asli Wahabi, maka ia tentu akan terkejut. Namun, bagi orang yang mengetahui Wahabi dari sumber-sumber asli Wahabi, mereka justru akan mengatakan, "Itulah persamaan antara Wahabi dan NU, mengapa kedua kelompok ini selalu dibenturkan?"

Di antara titik-titik temu antara ajaran Wahabi dan NU yang jumlahnya puluhan, bahkan ratusan itu adalah sebagai berikut. Pertama, sumber syariat Islam, baik menurut Wahabi maupun NU, adalah Alquran, hadis, ijma, dan qiyas. Hadis yang dipakai oleh keduanya adalah hadis yang sahih kendati hadis itu hadis ahad, bukan mutawatir. Karenanya, baik Wahabi maupun NU, memercayai adanya siksa kubur, syafaat Nabi dan orang saleh pada hari kiamat nanti, dan lain sebagainya karena hal itu terdapat dalam hadis-hadis sahih.

Kedua, sebagai konsekuensi menjadikan ijma sebagai sumber syariat Islam, baik Wahabi maupun NU, shalat Jumat dengan dua kali azan dan shalat Tarawih 20 rakaat. Selama tinggal di Arab Saudi (1976-1985), kami tidak menemukan shalat Jumat di masjid-masjid Saudi kecuali azannya dua kali, dan kami tidak menemukan shalat Tarawih di Saudi di luar 20 rakaat. Ketika kami coba memancing pendapat ulama Saudi tentang pendapat yang mengatakan bahwa Tarawih 20 rakaat itu sama dengan shalat Zhuhur lima rakaat, ia justru menyerang balik kami, katanya, "Bagaimana mungkin shalat Tarawih 20 rakaat itu tidak benar, sementara dalam hadis yang sahih para sahabat shalat Tarawih 20 rakaat dan tidak ada satu pun yang membantah hal itu." Inilah ijma para sahabat.

Ketiga, dalam beragama, baik Wahabi maupun NU, menganut satu mazhab dari mazhab fikih yang empat. Wahabi bermazhab Hanbali dan NU bermazhab salah satu dari mazhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Baik Wahabi (Imam Ibnu Taymiyyah) maupun NU (Imam Muhammad Hasyim Asy'ari), sama-sama berpendapat bahwa bertawasul (berdoa dengan menyebut nama Nabi Muhammad SAW atau orang saleh) itu dibenarkan dan bukan syirik.

Kendati demikian, Imam Muhammad Hasyim Asy'ari dalam kitabnya, al-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-Mursalin, mensyaratkan bahwa dalam berdoa dengan tawasul menyebut nama Nabi Muhammad SAW atau orang saleh, kita tetap harus yakin bahwa yang mengabulkan doa kita adalah Allah SWT, bukan orang yang namanya kita sebut dalam tawasul itu. Wahabi dan NU sama-sama memercayai adanya karamah para wali (karamat al-awliya) tanpa mengultuskan mereka.

Memang ada perbedaan antara Wahabi dan NU atau antara Imam Ibnu Taymiyyah dan Imam Muhammad Hasyim Asy'ari. Namun, perbedaan itu sifatnya tidak prinsip dan hal itu sudah terjadi sebelum lahirnya Wahabi dan NU.

Dalam praktiknya, baik Wahabi maupun NU, tidak pernah mempermasalahkan keduanya. Banyak anak NU yang belajar di Saudi yang notabenenya adalah Wahabi. Bahkan, banyak jamaah haji warga NU yang shalat di belakang imam yang Wahabi, dan ternyata hal itu tidak menjadi masalah. Wahabi dan NU adalah dua keluarga besar dari umat Islam di dunia yang harus saling mendukung. Karenanya, membenturkan antara keduanya sama saja kita menjadi relawan gratis Zionis untuk melaksanakan agenda Zionisme, seperti tertulis dalam Protokol Zionisme di atas. Wallahu al-muwaffiq.

Ali Mustafa Yaqub
Imam Besar Masjid Istiqlal

Praktisi intelijen senior: Penyerangan Syi'ah ke Komplek Az Zikra bentuk Ops Intelijen untuk "test the water"

Posted: 14 Feb 2015 12:05 AM PST

KH. Arifin Ilham (kiti) dan tampang gerombolan preman Syiah,  para tersangka penyerang jamaah majlis zikir Az Zikra

JAKARTA (Arrahmah.com) - Menurut praktisi intelijen senior berinisial DS, penyerangan kelompok syiah ke Komplek Az Zikra merupakan operasi intelijen untuk "test the water". Demikian dilansir @bang_dw dalam kultwitnya, Jum'at (13/2/2015), sebagai berikut:

  1. Malam ini (13/2/2015) saya akan kultwit tentang sebuah taktik yang sedang dimainkan | dan kedepannya | taktik ala PKI oleh sebuah ops Intelejen
  2. Belajar melihat jejak kelam masa lalu | untuk dijadikan pelajaran kedepannya | jangan lupa akan sejarah
  3. Semua berawal dari peristiwa penyerangan komplek Az zikra belum lama ini | sebenarnya ini sebuah test the water sebuah operasi intelejen
  4. Praktisi intelejen senior berinisial DS memberikan pendapatnya | untuk 'membaca' kedepannya terkait peristiwa Az Zikra | kita harus
  5. Melihat taktik lama yg dilakukan PKI pada masa lalu | ingat peristiwa madiun dan G30S | arah managemen konflik yg dibangun pada waktu itu
  6. Yang di 'tebas' pertama adalah kalangan Islamis (ulama dan pemilik ponpes) | kalangan ulama dianggap musuh pertama bagi komunis
  7. Kaum ulama dianggap penentang ideologis komunis | dan dijadikan sebagai musuh pertama yang harus di habisi
  8. Banyak kyai dan ulama yang dikejar dan di habisi | ‪#‎pembantaian‬ ala PKI | peristiwa magetan dan madiun | ‪#‎sejarah‬
  9. Aalim ulama ataupun para kyai pada waktu itu dianggap musuh besar komunis | krn sebagian besar menolak paham komunis
  10. Taktik PKI adalah dengan mengajak para warga masyarakat untuk membenci pondok pesantren dan kyai (ulama) dengan jualan issu
  11. Dari jualan issu terkait ideologi sesat, pengambil alihan tanah, anti nasakom | ‪#‎taktik‬ PKI mainkan issu
  12. Hingga akhirnya banyak jatuh korban dari para santri ponpes, penduduk dan para ustadz, kyai, alim ulama yang menjadi target PKI
  13. Warga yang di doktrin oleh PKI sehingga membangkitkan kebencian pada alim ulama, ponpes dengan alasan menyelamatkan NKRI
  14. Pembangunan issu ala PKI mampu mengerakkan massa untuk menyerang pondok pesantren serta melakukan pembantaian
  15. Kebencian kebencian mulai dibangun PKI kepada alim ulama dan ponpes dengan memanfaatkan issu fitnahan keji | #taktik
  16. Sejarah negara ini telah meninggalkan jejak kelam berupa bukti bernama PKI 48 dan 65 | ‪#‎baca‬ taktiknya yang anti ulama dan adu domba
  17. Menurut DS | dirinya tertarik dari teriakkan para penyerang komplek Az zikra | yang berteriak wahabi dan ISIS
  18. Dan kepada pernyataan penyerang komplek Az.Zikra yang katakan demi menyelamatkan NKRI | ‪#‎statement‬
  19. Dan alasannya karena terkait penolakan atas keberadaan spanduk anti syiah yang dipasang di komplek Az Zikra | ‪#‎data‬
  20. Penyerangan kepada komplek Az Zikra | jadi jelas terlihat sebuah test the water ala taktik PKI | dan sepertinya sedang mulai dibangun
  21. Dengan kembali memainkan issu ala PKI seperti memilih daftar | dan memetakan target | dan berikut analisa
  22. Kaum syiah seperti nya memakai taktik ala PKI dengan cara memainkan opini jualan ISIS dan Wahabi sebagai musuh NKRI krn memusuhi syiah
  23. Ulama ulama yang anti syiah akan di opinikan sebagai wahabi dan ISIS | dan memakai doktrin demi menyelamatkan NKRI
  24. Kaum syiah sepertinya berusaha main lempar issu | dengan membangun opini yang membenci syiah berarti anti NKRI | opini kpd publik
  25. Sebagai pelempar issu | tentu bisa saja syiah katakan mereka tidak berada di balik penyerangan | dan mbiarkan masyarakat yg terpancing
  26. Dan membiarkan masyarakat menjadi eksekutor alias penyerang | karena itu tadi alasan ini demi menyelamatkan NKRI | masyarakat bisa bergerak
  27. Mirip sekali dengan taktik ala PKI
  28. Mereka (syiah) sangat mudah membangun opini di tingkat masyarakat yang awam | tinggal mainkan opini wahabi dan ISIS
  29. Dulu PKI juga membangun issu di tingkat rakyat yang awam dengan kebencian kebencian pada ulama dan ponpes
  30. PKI menginventaris kyai dan ulama yang anti komunis | dan bergerak.melawan ideologi komunis | #data untuk di lalukan penyerangan
  31. Dan saat ini pun ibarat memutar balik kearah sejarah yang sama | ‪#‎syiah‬
  32. Mereka kaum syiah mginventaris kyai dan ulama anti syiah | dan bgerak.melawan ideologi paham syiah | #data untuk dilakukan penyerangan
  33. Dan sebagai jualannya kepada masyarakat awam adalah demi menyelamatkan NKRI
  34. Masyarakat digiring untuk membenci ulama dan melabeli mereka dengan issu wahabi dan ISIS yang tidak suka syiah bagian NKRI
  35. Lalu dimana operasi beraroma intelejen nya | berikut informasinya
  36. Perekrutan para preman dan orang yang tidak paham itu, merupakan hasil kerja intelejen
  37. Perekrutan siap pakai ala intelejen dengan tujuan mudah digerakkan sebuah doktrin
  38. Perekrutan siap pakai itu tidak mungkin menarik kaum terpelajar yang sudah ngerti apa itu wahabi, apa itu ISIS dan apa itu syiah
  39. Perekrutan siap pakai itu sangat mudah dilakukan pada para preman, penguasa keamanan wilayah | yang bisa didekatkan dgn alasan NKRI
  40. Dan biasa nya data mereka sudah ada dipihak keamanan karena biasa dikenal kejaring razia premanisme | dan lalu doktrin pun diberikan
  41. Doktrin tentang nasionalisme | NKRI | tetapi sudah dalam bentuk revisi sesuai keinginan settingan | waspadai ISIS yg wahabi anti NKRI
  42. yang saya kuatirkan adalah ingpo berikut ini
  43. test the water ini terkait perekrutan para preman dan para pelaku kejahatan fisik untuk dididik semi militer oleh para imigran syiah
  44. Para imigran syiah itu sudah menyebar | dan data nya mereka cepat bergaul ditempat publik seperti pasar dan terminal
  45. Dipasar dan terminal mereka dapat dengan mudah bertemu para pelaku premanisme dengan jualan habib atau kedok agama
  46. Mereka menyebarkan virus pemahaman anti ISIS | ISIS itu di sebarkan para wahabi | wahabi itu siapa | wahabi itu yg membenci syiah
  47. Doktrin yg sengaja dibangun dan mulai disebarkan | dengan tagline perjuangan demi menyelamatkan NKRI
  48. Mereka memberi comtoh dari nasib para imigran yang harus terbuang dari negaranya karena ISIS | maka sebelum terlambat | lawan
  49. lawan nya dengan menyerang tempat ulama ulama yang dikenal dengan gerakan anti syiah | ‪#‎doktrin‬
  50. Ulama anti syiah itu berarti wahabi dan ISIS | #doktrin | harus di lawan | demi NKRI
  51. Itu gaya ops intelejen | dalam taktik pen doktrin an dan sistem perekrutan siap pakai
  52. Ingat dulu issu dukun santet | taktiknya mirip dalam mengolah issu dan opini di masyarakat
  53. Dan ini adalah wahana dan keahlian seorang profesor intelejen | ‪#‎AMHP‬ | taktik siap pakai | untuk sebuah settingan
  54. Penyerangan Az Zikra | sebuah test awal | untuk sebuah hitungan besar kedepan | hitungan dengan agenda yang sudah disiapkan
  55. Ibarat sebuah test | tentu yang dihitung dampak | kelemahan dan kelemahan | untuk diukur strategiknya kedepan
  56. Sudah saatnya ummat bersiap dan selalu waspada | ini sebuah 'pemanasan'
  57. Demikian kultwit saya malam ini | dibantu pencerahan ingpo oleh DS | wass

(adibahasan/arrahmah.com)

Teror Syiah dinilai robek NKRI, Pemuda PUI: tangkap dan hukum otak penyerangan Az Zikra

Posted: 14 Feb 2015 12:00 AM PST

Emilia Renita az, salah satu misionaris syiah

JAKARTA (Arrahmah.com) - Sebagaimana ditulis Ust. Arifin Ilham dalam akun facebooknya, bahwa telah terjadi penyerangan ke kampung Az-Zikra oleh sekelompok orang yang mengaku dari faham syi'ah. Mereka bergerombol berjumlah 30 orang. Tidak itu saja, satpam pun menjadi bulan-bulanan para penyerang. Tindakan ini tentu ironi di negara Indonesia yang menjunjung tinggi asas hukum. Dan terlebih kejadian ini tepat pasca Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VI yang menyerukan agar umat Islam menjaga keutuhan NKRI, menjunjung tinggi hukum serta HAM.

Kecaman datang dari organisasi pemuda Pemuda PUI. Dalam rilisnya, Raizal Arifin, Ketua Umum PP Pemuda PUI, Rizal Arifin menyatakan sikap, bahwa penyerangan kampus Az-Zikra telah melukai ummat Islam.

"Ini tindakan pidana yang tidak bisa ditolerir. Mereka telah melukai rasa keamanan umat Islam," tegas Rizal Arifin, dalam rilisnya kepada redaksi.

Sebagaimana diketahui dalam banyak berita. Mereka (penyerang) mengaku sebagai warga yang mencintai NKRI. Tapi dengan aksi anarkis itu menjadi bertolak-belakang. Mereka mulai merobek keutuhan NKRI yang mayoritas Islam Ahlus Sunnah Waljamaah. Paham mayoritas muslim Indonesia yang telah ratusan tahun berjuang memerdekakan Indonesia dan merawatnya hingga sekarang. Tindakan kekerasan ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil'alamin penebar kasih sayang.

Rizal menyatakan bahwa para pelaku penyerangan harus ditangkap dan adili, demi menjunjung asas hukum yang adil dan menjaga kondusifitas umat dan bangsa.

"Saya minta otak penyerangan ditangkap dan diadili. Saya percaya aparat hukum akan menindak segala makar yang memecah belah bangsa" tegasnya.

Dia khawatir, jika aparat tidak tuntas menindak maka akan terjadi gelombang perlawanan dari ummat Islam secara luas. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya respon masyarakat yang siap berjihad melawan segala bentuk kekerasan terhadap Islam.

Perlu diketahui bersama, imbuh Rizal, bahwa umat Islam selama ini mentolerir tindakan-tindakan provokatif dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Dan majelis Az Zikra adalah lembaga pengajian Arifin Ilham yang jauh dari sikap-sikap anarkis dan provokatif. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Masjid bergerak akan hadir di Moskow

Posted: 13 Feb 2015 11:00 PM PST

masjid mobil

MOSKOW (Arrahmah.com) - Menghadapi kendala sangat kurangnya masjid di Moskow, Muslim Rusia memimpin kampanye penggalangan dana terbaru untuk mendanai armada mobil Trailer yang bisa digunakan sebagai masjid di ibukota Moskow.

"Hari ini 2 juta Muslim di Moskow terpaksa harus berpuas diri dengan hanya empat tempat yang berfungsi sebagai masjid di kota," tulis Alsu Khafis, penggagas proyek Masjid bergerak memposting di situs Boomstarter, Radio Free Europe melaporkan pada Jum'at (13/2/2015), sebagaimana dilansir oleh onislam.net.

"Ritme kota yang modern dan kapasitas masjid yang kecil tidak memungkinkan bagi Muslim untuk melaksanakan shalat di masjid."

Ibukota Rusia adalah tempat tinggal bagi sekitar dua juta Muslim.

Menghadapi kendala sangat minimnya masjid, banyak Muslim yang terpaksa shalat di pusat-pusat bisnis, rumah dan gudang milik Muslim.

Selain itu, pembangunan masjid baru telah menghadapi protes, termasuk komentar yang diberikan oleh Walikota Moskow Sergei Sobyanin pada bulan November 2013 bahwa ibukota Rusia itu telah memiliki cukup masjid.

Dalam upaya untuk mengatasi masalah tersebut, sebuah inisiatif pendanaan berupaya untuk menggalang dana untuk membeli armada mobil Trailer yang bisa digunakan sebagai masjid.

Mobil-mobil itu, yang telah dirubah menjadi tempat ibadah Muslim yang bisa bergerak, akan menyediakan ruangan kecil untuk shalat, dan juga dilengkapi dengan tempat wudhu.

Masjid bergerak ini kemudian akan berkeliling di sekitar ibukota, memfasilitasi Muslim untuk menunaikan shalat.

Rencananya proyek ini akan menempatkan enam masjid bergerak di pusat-pusat bisnis di sekitar kota.

Dua masjid bergerak juga akan tersedia untuk melayani panggilan oleh klien melalui website khusus.

(ameera/arrahmah.com)

K.H. Arifin Ilham: Puncak dari zikir adalah jihad!

Posted: 13 Feb 2015 10:04 PM PST

Ustadz Arifin Ilham serukan jihad sebagai puncak dzikir, demi melawan musuh dakwah

BOGOR (Arrahmah.com) - Pasca segerombolan preman yang mengaku dari faham syiah dipimpin oleh seorang yang mengaku Habib Ibrahim menyerbu Majelis Az Zikra Sentul, Bogor, usai sholat Subuh Kamis pagi (12/2/2015), K.H. Arifin Ilham melaporkannya ke kepolisian. Dalam wawancara beliau dengan pers terkait penyerangan tersebut, Jum'at (13/2), UK.H. Arifin mengatakan bahwa, ia akan melawan mereka dan mencarinya dimanapun mereka berada, sebab puncak dzikir adalah jihad, sebagaimana terdokumentasi pada video Youtube.

Dalam video wawancara pers tersebut, K.H. Arifin menjelaskan bahwa selama ini Majelis Az Zikra selalu berskap santun, ramah, hornat, dan penuh kasih sayang. Maka sangat mengherankan jika kelompok syiah menyerang mereka dengan biadab, dengan memukul, menculik, dan aksi merusak lainnya.

Majelis Az Zikra adalah majelis yang cinta damai, tetapi jika kelompok syiah tetap memerangi Az Zikra maka K.H.M. Arifin Ilham bersumpah, "...akan berjihad karena Ummat Islam wajib berperang bila diperangi. Puncak dzikir adalah Jihad!" tegasnya. Allahu akbar! (adibahasan/arrahmah.com)

Syiah serang umat Islam, ANNAS: Pemerintah tidak bisa tingal diam

Posted: 13 Feb 2015 09:56 PM PST

K.H. Athian Ali M. Da'i, Lc, MA, Ketua Harian Aliansi Nasional Anti Syiah saat di DPR Ri beberapa waktu lalu

BANDUNG (Arrahmah.com) - Serangan brutal gerombolan Syiah terhadap jamaah majelis Zikir Az Zikra yang juga terror terhadap KH. Arifin Ilham sekaligus teror terhadap kaum Muslimin banyak menuai kecaman dan kutukan, termasuk dari Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS).

"Mengecam dan mengutuk tindakan gerombolan Syiah yang melakukan penyerangan dan penganiayaan ke Majelis Az Zikra Bogor pimpinan Ustadz H Arifin Ilham, tindakan mana merupakan wujud dari pelecehan Syiah kepada ummat Islam," rilis ANNAS kepada redaksi Sabtu (14/2/2014) siang.

Dalam keterangannya ANNAS menyebut peristiwa Sampang dan konflik-konflik dimana-mana dan terakhir penyerangan ke Majelis Az Zikra, Sentul, Bogor adalah insiden pendahuluan. Umat Islam di Indonesia. Untuk itu ANNAS meminta pemerintah tidak bisa tinggal diam.

"Jika tak ingin api kecil menjadi kebakaran. Harus diantisipasi sedini mungkin dengan melarang Syiah berkembang di bumi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Umat Islam dan Pemerintah harus berani bersikap untuk menjadikan pengembangan faham Syiah sebagai agenda serius dan prioritas," tegas pernyataan yang ditandatangani KH. Athian Ali M. Da'i Lc, MA dan Tardjono Abu Muas tersebut.

Caranya adalah dengan Pemerintah c.q Kementrian Agama dan Kejaksaan Agug RI agar lebih serius dalam memantau perkembangan faham sesat Syiah di Indonesia dan segera mengambil langkah-langkah nyata sebagai antisipasi dini dari konflik Sunni Syiah di Indonesia yang mungkin terjadi masa yang akan datang.

Kepada pihak Kepolisian, ANNAS meminta tidak memberikan izin untuk acara-acara Syiah seperti majelis Kumail, peringatan 10 Muharam, Arbain, atau Iedul Ghadir yang dapat memancing reaksi dari umat Islam karena cara-acara tersebut disamping ritus kultus berlebihan juga sarat dengan ungkapan penistaan kepada para shahabat, istri Nabi. Padahal mereka adalah orang-orang yang dimuliakan oleh kaum Muslimin Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

ANNAS berkeyakinan bahwa Syiah yang berkembang di Indonesia cepat atau lambat akan menampakkan diri sebagai kelompok pengacau yang dengan keyakinan palsunya tentang "darah Imam Husen" akan melakukan aksi aksi konfrontatif. Sendi-sendi kerukunan dan kesatuan umat, bangsa dan negara terancam di masa depan. Hal ini terindikasi dari perjalanan pengembangan Syiah di Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, dan negara-negara lainnya. Dari awalnya pengajian hingga akhirnya pembantaian.

Untuk itu ANNAS mengajak umat Islam khususnya organisasi kemasyarakat Islam, lembaga-lembaga da'wah, dan kelompok-kelompok perjuangan Islam di Indonesia untuk mengkonsolidasikan diri bahu membahu bersama-sama berjuang melawan ajaran sesat dan menyesatkan Syiah yang nampak kini semakin berani menampilkan jati dirinya sebagai ajaran yang membahayakan. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Banyak insiden Syiah belum berbuah seperti Ahmadiyah, ada apa?

Posted: 13 Feb 2015 09:12 PM PST

KH. Arifin Ilham (kiti) dan tampang gerombolan preman Syiah,  para tersangka penyerang jamaah majlis zikir Az Zikra

Oleh: Usyaqul Hurr

(Arrahmah.com) - Insiden penyerangan kelompok Syiah ke perkampungan Muslim Az Zikra pada Rabu (11/2) malam menambah panjang catatan aksi brutal kelompok Syiah setelah beberapa waktu lalu beberapa insiden serupa terjadi di Sampang, Jember dan Masjid-Masjid berbagai daerah yang mendapat teror dari kelompok Syiah ketika akan mengadakan acara yang membongkar kesesatan Syiah.

Keterlibatan ormas FBR (Forum Betawi Rempug) bersama kelompok Syiah bukan kali pertama, belum lama ini pada akhir Januari 2015 sebuah Masjid di Sentul diserang dan diancam agar membatalkan acara yang membahas seputar kesesatan Syiah. Aksi-aksi kelompok Syiah dengan melibatkan ormas FBR telah terjadi beberapa kali dalam skala kecil, penyerangan ke kampung Muslim Az Zikra menjadi besar karena disana ada tokoh kharismatik yaitu Ust. Arifin Ilham.

Umat Islam kembali dibuat resah dengan insiden yang melibatkan 40 orang preman dan penganut Syiah itu.

Mencermati insiden serangan kelompok Syiah kita perlu mengingat satu aliran sesat yang serupa dengan Syiah yaitu Ahmadiyah. Pada 2008 lalu terjadi 2 insiden penyerangan kepada Ahmadiyah di Parung dan Monas. Setelah terjadi 2 insiden tersebut isu Ahmadiyah menjadi isu nasional hingga menggerakkan pemerintah untuk mengeluarkan peraturan khusus untuk menertibkan Ahmadiyah.

Selain itu, 2 insiden Ahmadiyah tersebut juga melahirkan "garis tegas" antara umat Islam secara umum dan Ahmadiyah, umat Islam sepakat kesesatan Ahmadiyah baik kalangan ulamanya maupun awamnya, sampai pada kesimpulan jika ada pihak-pihak mengatasnamakan Islam yang membela Ahmadiyah maka pihak-pihak tersebut adalah pihak yang menyimpang dari Islam sebagaimana Ahmadiyah. Mengapa insiden demi insiden yang terkait dengan aliran sesat Syiah tidak melahirkan situasi dan kondisi seperti Ahmadiyah ?.

Sebagian orang mungkin akan menjawab sederhana bahwa kasus Ahmadiyah dan Syiah berbeda jika dilihat dari beberapa sisi. Hanya saja yang penting jadi sorotan adalah kedua kasus tersebut baik Syiah maupun Ahmadiyah merupakan bentrokan antara umat Islam dan aliran sesat yang merusak Islam.

Mengapa output antara insiden Ahmadiyah dan Syiah berbeda dari sisi sikap umat Islam dengan segenap elemen-elemennya baik ulama maupun awamnya ?. Jawabannya adalah karena Syiah memiliki strategi yang lebih matang ketimbang Ahmadiyah dengan menempatkan "agent plat merah" dan "agent swasta" di tengah-tengah umat Islam.

"Agent plat merah" dan "agent swasta" Syiah tersebar di tengah-tengah umat dari akar rumput, ormas, organisasi kemahasiswaan, lembaga kemanusiaan sampai partai politik.

"Agent plat merah" adalah orang-orang yang secara jelas dan nyata-nyata mengaku sebagai penganut Syiah dengan berbagai latar profesi dan mendakwahkan ajaran Syiah.

"Agent swasta" adalah orang-orang yang tidak mengaku penganut Syiah atau bahkan sesekali ikut mengecam Syiah, bukan anggota ormas Syiah, namun secara konsisten menyerukan ide-ide, cara berfikir, propaganda dan opini Syiah kepada umat Islam sehingga mendukung dakwah Syiah.

"Agent plat merah" relatif lebih mudah untuk diatasi karena jelas menunjukkan identitas Syiah dan menjalankan kesesatannya, sementara yang menjadi masalah serius adalah "agent swasta" yang samar bergentayangan bahkan sebagaiannya memegang posisi prestisius di mata umat Islam seperti tokoh ormas, aktifis dakwah amar ma'ruf nahi munkar, aktifis kemanusiaan Islam, dan lain-lain.

Posisi para "agent swasta" ini mengamankan posisi para "agent plat merah" dan gerakan-gerakan Syiah, sesekali mereka memberi ruang publik untuk Syiah menjajakan ajarannya seperti melalui mimbar masjid, media online, radio dan sarana lain.

Kelompok Syiah sukses merekrut dan atau memanfaatkan para "agent swasta" ini, walau secara zhahir mereka bukan penganut Syiah. Kelompok-kelompok Syiah mengikat para "agent swasta" ini dengan berbagai cara, diantaranya dengan pemberian materi berupa fasilitas rumah, masjid, tempat majelis ta'lim, kantor, dana sosial, dana kemanusiaan dan sejumlah pemberian-pemberian materi lain.

Para "agent swata" ini seakan tertawan dan dibuat berhutang budi dengan kelompok Syiah sehingga mereka membalas budi orang-orang Syiah ini dengan pembelaan baik langsung maupun tidak langsung kepada Syiah. Pola hubungan ini memang kompleks untuk diurai tetapi semuanya bisa nampak jelas terasa dan terjadi hari ini di tubuh umat Islam Indonesia.

Penjabaran diatas lah yang menjadi faktor penghambat utama isu aliran sesat Syiah sampai hari ini belum melahirkan "garis tegas" di tengah umat Islam antara umat itu sendiri dan Syiah. Isu Syiah belum bisa mendorong pemerintah untuk mengeluarkan aturan sebagaimana yang terjadi pada Ahmadiyah. Sekedar fatwa MUI Pusat saja belum bisa dikeluarkan. Padahal insiden yang melibatkan aliran sesat Syiah sudah terjadi berkali-kali.

Akar masalahnya adalah tidak ada "garis tegas" pemisah antara umat Islam dan penganut aliran sesat Syiah. Sehingga sulit untuk "meng-Ahmadiyah-kan" Syiah.

Langkah-langkah elemen umat Islam diantaranya melalui wadah ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syiah) sudah cukup baik menembus DPR RI. Namun langkah strategis untuk melawan para "agen swasta" Syiah tidak kalah penting guna memuluskan jalan membasmi Syiah.

Umat Islam sekarang harus sadar memilah, mewaspadai, mengantisipasi dan melawan dengan cara tepat nan akurat para "agent swasta" Syiah guna memuluskan jalan menuju Indonesia bebas dari aliran sesat bernama Syiah.

(*/arrahmah.com)

Foto: Aksi solidaritas warga dan mahasiswa AS terhadap 3 mahasiswa Muslim korban penembakan

Posted: 13 Feb 2015 08:00 PM PST

Chapel Hill 2

RALEIGH (Arrahmah.com) - Ribuan pelayat berkumpul di kampus University of North Carolina pada Kamis (12/2/2015) untuk mengucapkan bela sungkawa dan mendoakan tiga pemuda Muslim korban penembakan brutal di rumahnya yang terjadi pada Selasa malam, sebagaimana dilansir oleh The Independent.

Deah Barakat, (23), istrinya, Yusor Mohammad Abu-Salha, (21), dan adiknya Razan Mohammad Abu-Salha, (19), dibunuh secara brutal oleh tetangganya yang bernama Craig Stephen Hicks.

Craig Stephen Hicks, (46), yang menggambarkan dirinya sebagai seorang atheis telah didakwa dengan tiga dakwaan pembunuhan tingkat pertama.

Berikut ini beberapa foto-foto dari para keluarga, sahabat dan warga AS yang mengucapkan bela sungkawa dan mendoakan tiga pemuda Muslim korban penembakan tersebut. Mereka bertiga merupakan sosok yang memiliki kepedulian tinggai terhadap nasib kaum Muslim, dan mereka aktif dalam penggalangan dana dan penyaluran bantuan bagi para pengungsi Suriah dan Palestina.

chapel hill 11 Chapel Hill 2 Chapel Hill 3 Chapel hill 4 Chapel Hill 5 Chapel Hill 6 Chapel hill 7 Chapel Hill 8 Chapel hill 9 Chapel Hill 10

 

(ameera/arrahmah.com)