Arrahmah.Com |
- AS masukkan nama tiga petinggi Hamas ke dalam daftar "teroris"-nya
- Badai pasir terjang Libanon dan Suriah, menewaskan sedikitnya 12 orang
- Pengungsi Suriah ini menggendong adiknya yang cacat melintasi perbatasan
- Sayap Al-Qaeda di Afrika Utara bantah telah berbaiat kepada ISIS
- Komite tahanan Palestina: 100 anak Palestina ditahan di penjara Ofer "Israel"
- Sebuah reality show tunjukkan kepedulian warga AS terhadap Islam meningkat pasca 9/11
- 13 ahli ranjau darat Houtsi tewas dalam serangan udara oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi
- Menolak untuk menyajikan alkohol kepada penumpang, seorang pramugari Muslimah dipecat
- Netanyahu: Saya tidak akan membiarkan "Israel" tenggelam oleh pengungsi
- Rusia kerahkan pasukan darat untuk dukung rezim Suriah
AS masukkan nama tiga petinggi Hamas ke dalam daftar "teroris"-nya Posted: 08 Sep 2015 04:34 PM PDT WASHINGTON (Arrahmah.com) - Amerika Serikat pada Selasa (8/9/2015) menempatkan tiga nama anggota senior gerakan perlawanan Palestina, Hamas, termasuk dua orang yang pernah dibebaskan dari penjara "Israel" dalam pertukaran dengan Gilad Shalit, dalam daftar "teroris"-nya. |
Badai pasir terjang Libanon dan Suriah, menewaskan sedikitnya 12 orang Posted: 08 Sep 2015 04:05 PM PDT BEIRUT (Arrahmah.com) - Badai pasir telah menerjang wilayah Libanon dan Suriah, menewaskan sedikitnya 12 orang dan mengirim ratusan lainnya ke rumah sakit karena mengalami sesak nafas. |
Pengungsi Suriah ini menggendong adiknya yang cacat melintasi perbatasan Posted: 08 Sep 2015 06:12 AM PDT BUDAPEST (Arrahmah.com) - Seorang pengungsi Suriah menggendong adiknya yang menderita Cerebral Palsy saat mereka melakukan perjalanan berbahaya dengan berjalan kaki melintasi perbatasan Macedonia, sebagaimana dilansir oleh Mirror, Jum'at (4/9/2015). Pengungsi ini, bersama dengan ribuan pengungsi lainnya melakukan perjalanan melintasi jalur yang di sebut "Rute Balkan" yang bermula dari Turki dan melakukan trekking melalui Yunani, Makedonia, Serbia dan akhirnya tiba Hungaria di mana mereka berharap bisa menumpang kereta api menuju ke Austria dan Jerman. Meskipun kenyataan pahit hidup di sebuah kamp pengungsi, beruntung mereka masih bisa melakukan perjalanan menuju Eropa Timur. Banyak diantara mereka yang tidak memiliki nasib demikian, dan memilih untuk bertahan di tanah berkonflik itu, dengan penuh ketakutan ditingkahi desingan peluru dan gelegar bom yang mengintai nyawa mereka setiap saat. Gambar memilukan dari anak Suriah berusia tiga tahun Aylan Al-Kurdi yang terdampar tak bernyawa di pantai Turki memicu curahan kesedihan pekan ini. Jenazah Aylan, bersama saudaranya Galip, (5), dan ibu Rehan, (35), kini telah dibawa kembali ke Suriah dan dimakamkan di kampung halamannya Kobani yang dilanda perang. Walaupun para pengungsi itu bisa melarikan diri dari perang berkecamuk, tapi mereka harus menjalani hari-hari yang berat. Mereka menghabiskan malam tidur di kamp-kamp darurat di jalan-jalan Budapest saat mereka menunggu apakah kereta yang akan membawa mereka ke Austria dan Jerman sudah tiba. Tak jarang terlihat anggota keluarga yang menggendong anak-anak mereka sambil membawa kardus untuk mencari tempat menghabiskan malam di dekat stasiun kereta api utama di Budapest. Dalam perjalanan mencari tempat yang lebih aman, para pengungsi ini harus melewati berbagai bahaya, bersemunyi di kebun untuk menghindari penangkapan, berjalan kaki sejauh ratusan mil, ditangkap oleh polisi penjaga perbatasan, dan kadang nasibnya harus berakhir di dalam tahanan. Tragedi tubuh mungil Aylan yang terdampar tak bernyawa menyentak perhatian dunia, walaupun kejadian serupa yang dialami oleh anak-anak yang dilanda perang sudah begitu banyak. Anak-anak tak bersalah terisak dalam gendongan ibunya, tak tahu harus berbuat apa dan masa depan seperti apa yang akan mereka alami. Di benaknya dipenuhi oleh pertanyaan, inikah dunia? Seorang ibu yang sedang menggendong bayi mungilnya menjatuhkan diri ke rel kereta api saat polisi mencoba untuk membawa mereka ke kamp-kamp pengungsi di Hungaria. Petugas yang membawa tongkat dan mengenakan perlengkapan anti huru-hara lengkap terlihat berupaya meraih lengan sang ibu dan menyeretnya keluar dari jalur ketea api saat ia berjuang untuk mempertahankan bayinya. Apa yang ada dibenak bayi polos itu? Seharusnya masa kecil mereka dihiasai oleh gelak tawa, bermain bersama teman-teman, dan menghabiskan malam dengan bermain kembang api. Tapi kembang api itu telah berubah menjadi percikan cahaya dari dentuman bom yang yang melanda targetnya. Perang telah merenggut semuanya. Perang telah menjadikan jiwa mereka ketakutan, dan tubuh mereka cacat. Dan kisah tragis ini akan terus menemani perjalanan sejarah ummat manusia, jika keserakahan masih merajai semesta. (ameera/arrahmah.com) |
Sayap Al-Qaeda di Afrika Utara bantah telah berbaiat kepada ISIS Posted: 08 Sep 2015 03:00 AM PDT (Arrahmah.com) - Amir wilayah tengah cabang Al-Qaeda di Maghrib Islam atau Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM), Abu Shuhaib Usamah, membantah salah satu sayapnya, Katibah Al-Anshar, telah berbiat kepada kelompok "Daulah Islamiyah" atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS. Pernyataan komandan yang beroperasi di wilayah Aljazair dan sekitarnya ini dikeluarkan untuk menanggapi propaganda palsu berupa rekaman audio visual yang telah tersebar beberapa hari sebelumnya.dari sekelompok orang tak dikenal yang mengklaim diri mereka sebagai Mujahidin Katibah Al-Anshar. Pencitraan yang berlebihan tersebut disajikan sedemikian rupa sehingga tampak seperti sebuah pernyataan resmi. Menurut komandan cabang Al-Qaeda yang berbasis di Afrika Utara ini, adapaun mereka yang menyatakan keluar dari AQIM hanya kurang dari sepuluh orang saja, sehingga tidak mewakili kelompok. Dalam pernyataan tertanggal Kamis (3/9/2015) ini, Abu Shuhaib juga menegaskan bahwa Katibah Al-Anshar masih berbaiat kepada Amir AQIM, Syaikh Abu Mush'ab Abdul Wadud, dan masih berada di bawah komando wilayah tengah serta mendengar dan taat kepada Syaikh Abu Mush'ab. Berikut terjemahan pernytaan resmi Katibah Al-Anshar tersebut, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Ahad (6/9). Tandzim Jihad Al-Qaeda di Negeri Islam Maghribi Wilayah Tengah Penjelasan Keterangan Seputar Isu Berbaiatnya Katibatul Anshar kepada Tandzim Daulah
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan kepada seluruh keluarga dan sahabatnya. Beberapa hari yang lalu, beberapa orang mengeluarkan keterangan yang mengumumkan sikap pemisahan diri Katibatul Anshar yang beroperasi di Wilayah Tengah dari Tandzim Jihad Al-Qaeda di Negeri Islam Maghribi dan pembaiatannya kepada Tandzim Daulah. Bersama penjelasan ini, saya sebagai komandan Wilayah Tengah menjelaskan kepada saudara-saudaraku para mujahid, baik di dalam maupun luar wilayah, dengan keterangan berikut ini: 1. Kami dan seluruh Mujahidin Katibatul Anshar di Wilayah Tengah masih tetap di bawah sikap mendengar dan taat kepada Syaikh Abu Mush'ab Abdul Wadud pemimpin tandzim jihad Al-Qaeda di Negeri Islam Maghribi. 2. Jumlah personal yang keluar dari tandzim dan berbaiat kepada tandzim "Daulah", mereka hanyalah sedikit, kurang dari sepuluh. 3. Kami menyeru kepada seluruh mujahidin di Maghrib Islami kita khususnya dan seluruh medan-medan jihad umumnya untuk berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai pemahaman salafus umat dan berkumpul di atas hal itu, dan kita buang semua hal-hal yang dapat memecah belah barisan mereka dan mencerai beraikan jama'ah, dan hendaklah mereka memenuhi janji dan sumpah setia yang mereka lakukan atas diri mereka sendiri. Inilah, dan Allah Mahatahu apa yang di balik niatnya, dan Allah Maha Pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam atas nabi kita Muhammad, keluarga dan seluruh sahabat. Saudara kalian (aliakram/arrahmah.com) |
Komite tahanan Palestina: 100 anak Palestina ditahan di penjara Ofer "Israel" Posted: 08 Sep 2015 12:15 AM PDT TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Komite Tahanan Palestina telah melaporkan bahwa jumlah anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Ofer telah mencapai 100 orang. Agustus lalu menyaksikan jumlah terbesar dari penculikan anak Palestina oleh tentara Zionis "Israel". |
Sebuah reality show tunjukkan kepedulian warga AS terhadap Islam meningkat pasca 9/11 Posted: 08 Sep 2015 12:02 AM PDT (Arrahmah.com) - Saat ini, sepertinya pelabelan dengan kacamata majas "pars pro toto" atau "penyebutan sesuatu berdasarkan sebagian dari keseluruhannya telah menggejala," seperti halnya memandang bahwa "semua Muslim adalah teroris." Tak sedikit cara pandang sempit seperti itu merusak kerukunan di sebuah masyarakat yang heterogen. Padahal Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam mencontohkan bagaimana Islam adalah rahmat bagi semesta alam, dimana Muslim dapat hidup berdampingan dengan kaum kafir tanpa mengorbankan aqidahnya demi sebuah toleransi salah kaprah. Gejala pelabelan negatif terhadap Muslim ternyata marak terjadi di Amerika Serikat (AS), sehingga tak sedikit masyarakat dunia merasa jengah dengan dominasi kebijakan Pemerintah AS yang sering menyudutkan dunia Islam. Akibatnya sebagian masyarakat memandang bahwa warga AS seperti tidak toleran kepada Muslim. Namun, apakah semua warga AS demikian? Berikut sebuah reality show "What Would You Do" (WWYD) pada stasiun televisi ABC yang memperlihatkan pembelaan warga Amerika terhadap seorang kasir yang beragama Islam di AS yang dituduh sebagai "teroris". Episode WWYD tersebut dipublikasikan pertama kali pada 8 Agustus 2014. Menggunakan kamera tersembunyi, pembawa acara John Quiñones mengamati dan mengupas lebih dalam bagaimana orang-orang umum menyikapi dilema sosial kemasyarakatan. Banyak orang memilih menghadapinya dengan mengambil tindakan atau pergi meninggalkan lokasi dan berprinsip "ini bukan urusan saya." Dalam skenario kali itu, seorang aktor berperan sebagai petugas kasir restauran beragama Islam dan aktor lain berperan menjadi "penjahat sosial" yang menghina kasir itu karena ia Muslim. Saat adegan penghinaan terjadi, beragam reaksi terjadi. Situasi itu memaksa orang-orang di dalam restauran untuk memilih tindakan, beberapa di antaranya sangat mengejutkan. Maasyaa Allah, ternyata pasca tragedi 9/11 banyak warga AS mendapatkan lebih banyak informasi tentang Islam. Maka istilah "tak kenal maka tak sayang" terbukti disana. Setelah mengenali Islam lebih dekat, masyarakat non-Muslim di AS sedikit demi sedikit mau memahami Muslimin. Seperti pada video WWDY tersebut, beberapa orang warga AS turut membela kasir Muslim itu. Saat mereka ditanya pembawa acara, dominasi mereka mengatakan bahwa orang Amerika sejati tentu tidak rasis. Buktinya tidak semua warga AS harus berkulit putih seperti peran penghina kasir Muslim itu. Dengan demikian, benarlah firman Allah Ta'ala berikut. لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (9) "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim." (QS. Al Mumtahanah: 8-9) (adibahasan/arrahmah.com) |
13 ahli ranjau darat Houtsi tewas dalam serangan udara oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi Posted: 07 Sep 2015 11:06 PM PDT SANA'A (Arrahmah.com) - Pasukan koalisi pimpinan Saudi melanjutkan kampanye udara mereka dengan menargetkan posisi Houtsi di ibukota Sana'a, terutama pangkalan udara Al-Dailami yang diduduki oleh Houtsi dan markas mereka di dekat gunung Al-Nahdain dan Al-Suwad juga Al-Hafa yang berlokasi di selatan Sana'a, ujar laporan Al Arabiya pada Senin (7/9/2015). |
Menolak untuk menyajikan alkohol kepada penumpang, seorang pramugari Muslimah dipecat Posted: 07 Sep 2015 10:35 PM PDT MICHIGAN (Arrahmah.com) - Seorang pramugari Muslim telah mengatakan bahwa dia diskors oleh sebuah maskapai penerbangan karena dia menolak untuk menyajikan alkohol kepada pelanggan karena alasan agama, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Senin (7/9/2015). Seorang pramugari ExpressJet Airlines, Charee Stanley, mengatakan bahwa majikannya mengambil tindakan itu terhadap dirinya setelah seorang rekan mengeluhkan tentang keengganan dia untuk menyajikan alkohol. Stanley merasa bahwa perusahaan telah gagal untuk memberikan 'akomodasi yang layak' terhadap keyakinan agamanya, dengan kasus yang memicu perdebatan sengit. Stanley, (40), mulai bekerja di ExpressJet, makapai AS, sejak tiga tahun yang lalu. Sekitar dua tahun lalu, ia memeluk Islam. Tahun ini, ia baru tahu bahwa agamanya melarangnya bukan hanya untuk mengonsumsi alkohol, tapi juga menyajikannya. Diapun kemudian memberi tahu menganai hal ini kepada atasannya pada 1 Juni. Dan pihak maskapai memberitahukan untuk membuat pengaturan agar orang lain yang menyajikan alkohol kepada penumpang. "Atas petunjuk pihak maskapai, ia mulai berkoordinasi dengan pramugari lain yang bertugas sehingga ketika penumpang meminta alkohol, pramugari lain akan mengakomodasi permintaan itu," kata Lena Masri, dari Council on American-Islamic Relations (CAIR). "Kita tahu bahwa pengaturan ini telah bekerja dengan baik dan tanpa insiden dan bahwa hal itu tidak menyebabkan beban yang tidak semestinya pada maskapai. Lagi pula, itu adalah anjuran dari maskapai," lanjut Masri. Hingga, seorang pramugari lain mengajukan komplain terhadap Stanley pada 2 Agustus, mengklaim dia tidak memenuhi tugasnya dengan menolak untuk menyajikan alkohol. Komplain dari pramugrari itu juga mengatakan bahwa Stanley memiliki sebuah buku dengan "tulisan asing" [ Al-Qur'an], dan mengenakan hiasan kepala [kerudung]. Setelah rekan kerjanya menyampaikan keprihatinan mereka, Stanley diberitahu oleh bos maskapai itu pekan lalu bahwa ia telah dipecat. Masri menambahkan: "Kami memberitahu ExpressJet Airlines Airlines untuk mengakomodasi keyakinan agama Ms Stanley." "Sebaliknya, ExpressJet Airlines melanggar hak-hak konstitusional Stanely, menempatkannya pada cuti administratif selama 12 bulan, setelah itu pekerjaannya secara administratif mungkin akan berakhir. " Berbicara pada konferensi pers, Stanley mengatakan: "Saya tidak berpikir bahwa saya harus memilih antara menjalankan agama saya dengan benar atau mencari nafkah." "Saya tidak harus memilih antara satu atau yang lain karena keduanya penting." ExpressJet Airlines telah menolak mengomentari kasus ini. (ameera/arrahmah.com) |
Netanyahu: Saya tidak akan membiarkan "Israel" tenggelam oleh pengungsi Posted: 07 Sep 2015 10:00 PM PDT TEL AVIV (Arrahmah.com) - Perdana Menteri "Israel" Benjamin Netanyahu pada Ahad (6/9/2015) mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan negaranya "tenggelam" oleh pengungsi setelah adanya seruan kepada "Israel" untuk mengambil penggungsi yang melarikan diri dari perang Suriah, sebagaimana dilansir oleh Middle East Eye. Berbicara pada pertemuan mingguan kabinet, Netanyahu juga mengumumkan dimulainya pembangunan pagar di sepanjang perbatasan "Israel" dengan Yordania. "Kami tidak akan membiarkan "Israel" tenggelam oleh gelombang migran ilegal dan aktivis teroris," kata Netanyahu. "'Israel' bukannya tidak perduli terhadap tragedi kemanusiaan pengungsi Suriah dan Afrika, tapi "Israel" adalah sebuah negara kecil, sangat kecil, tanpa kedalaman demografis atau geografis. Itulah sebabnya kita harus mengontrol perbatasan kita." Pemimpin oposisi Isaac Herzog, pada Sabtu (5/9) mengatakan bahwa "Israel" harus mengambil pengungsi Suriah, yang mengingatkan akan nasib orang-orang Yahudi yang mengungsi dari konflik masa lalu. Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas juga menyerukan kepada "Israel" untuk memungkinkan warga Palestina dari kamp-kamp pengungsi di Suriah untuk melakukan perjalanan ke wilayah Palestina, yang perbatasan eksternalnya dikendalikan oleh "Israel". Sudah ada kebencian di "Israel" terhadap pencari suaka dari Afrika dan upaya pemerintah "Israel" untuk memulangkan mereka. (ameera/arrahmah.com) |
Rusia kerahkan pasukan darat untuk dukung rezim Suriah Posted: 07 Sep 2015 09:03 PM PDT DAMASKUS (Arrahmah.com) - Pasukan Rusia sekarang berperang bersama dengan pasukan pro-Assad di Suriah, menurut televisi negara itu, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Jum'at (4/9/2015). Dalam rekaman video terlihat pasukan dan kendaraan lapis baja Rusia sedang berperang bersama pasukan Presiden Bashar al-Assad di Latakia. Mereka yang telah menyaksikan video itu dapat mendengar bahasa Rusia yang diucapkan oleh pasukan itu dalam rekaman. Indikasi lebih lanjut dari keberadaan pasukan darat Rusia juga dirilis di akun Twitter yang terkait dengan Jabhah Nusra, yang menerbitkan gambar dari apa yang tampaknya merupakan pesawat dan drone Rusia yang sedang terbang di atas Idlib. Sebuah blog pelayaran juga menyatakan bahwa kapal angkatan laut Rusia difoto sedang menuju ke selatan melalui selat Bosphorus dengan membawa sejumlah besar peralatan militer, menurut media sosial dan blog pelayaran itu. Meskipun penasihat militer Rusia diduga telah berada di Suriah selama berbulan-bulan, namun bila rekaman ini dikonfirmasi, ini akan menjadi bukti pertama keberadaan pasukan Rusia yang bertempur di garis depan. Hal ini juga memungkinkan bahwa pasukan Rusia yang terlihat dalam tayangan televisi negara itu bisa saja adalah kontraktor militer, sehingga menempatkan beberapa jarak antara mereka dan Kremlin. Seorang aktivis dari kelompok pejuang Suriah yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada The Times: "Rusia telah ada di Suriah sejak lama." "Ada banyak sekali pejabat Rusia yang datang ke Slunfeh dalam beberapa pekan terakhir. Kami tidak tahu berapa banyak tapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa telah ada pengerahan bala bantuan Rusia." Rusia juga menunda peluncuran penyelidikan internasional yang bertujuan untuk menetapkan kesalahan atas adanya serangan senjata kimia di Suriah, ungkap diplomat Dewan Keamanan PBB, meskipun utusan PBB Moskow mengatakan bahwa penundaan itu karena alasan teknis. (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |