Arrahmah.Com |
- Sebuah laporan menyatakan serangan udara AS di Irak dan Suriah telah membunuh 459 warga sipil
- Jet tempur rezim Nushairiyah terjatuh di Idlib, puluhan orang dilaporkan tewas
- Penyebutan Bima pos baru terorisme hanya kibulan dan proyek
- Bom ikan Makassar, polisi: Tidak terkait "terorisme"
- Hundreds of Jihadi commanders, religious scholars and dignitaries pledged their oath of allegiance to the newly appointed leader of the Islamic Emirate
- Emmanuel Adebayor: Inilah 13 alasan mengapa saya memeluk Islam
- Pernyataan jubir IIA terkait isu kematian Jalaluddin Haqqani
- Muslimah Rohingya dipaksa menikah agar tidak dijual ke prostitusi
- Polda Papua periksa Presiden GIDI terkait tragedi Tolikara
- Jokowi hidupkan kembali Pasal Penghinaan Presiden, ahli hukum tata negara: Itu melanggar HAM
Sebuah laporan menyatakan serangan udara AS di Irak dan Suriah telah membunuh 459 warga sipil Posted: 03 Aug 2015 04:30 PM PDT WASHINGTON (Arrahmah.com) - Serangan udara pengecut oleh koalisi pimpinan negara teroris Amerika Serikat yang mengklaim menargetkan pejuang Daulah Islam (atau dikenal dengan ISIS) telah membunuh sedikitnya 459 warga sipil sepanjang tahun lalu, ujar sebuah laporan oleh kelompok pemantau independen yang dikeluarkan pada Senin (3/8/2015). Laporan oleh Airways, sebuah proyek yang bertujuan untuk melacak serangan udara internasional yang mengklaim menargetkan "ekstrimis", mengatakan mereka yakin 57 serangan jelas-jelas menargetkan warga sipil, lansir AP. Sementara itu Airways mencatat adanya kesulitan memverifikasi informasi di wilayah yang dikuasai ISIS. AS meluncurkan serangan udara di Irak pada 8 Agustus 2014 dan di Suriah sejak 23 September 2014. Hingga saat ini, koalisi salibis pimpinan AS telah meluncurkan lebih dari 5.800 serangan udara di kedua negara. AS hanya mengakui kematian dua warga sipil dalam serangan pengecut mereka, dua orang anak yang meninggal dalam serangan udara AS di Suriah tahun lalu. Serangan tersebut juga melukai dua orang dewasa. Airways mengatakan sedikitnya terjadi 57 serangan yang jelas-jelas menargetkan warga sipil. Mereka mendapatkan informasi dari dua atau lebih sumber kredibel, bukti biografi, foto atau video. Kelompok ini dikelola oleh para jurnalis dan menyatakan bahwa mereka adalah organisasi non-profit. Kelompok-kelompok lain juga melaporkan korban sipil yang disebabkan oleh serangan udara koalisi yang dipimpin oleh AS. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan sedikitnya 173 warga sipil Suriah telah gugur sejak serangan udara dimulai. Mereka termasuk 53 anak di bawah usia 18 tahun. Sebagian besar warga sipil tewas dalam serangan udara di dekat kilang minyak dan ladang minyak di provinsi Hassakah, Raqqa, Aleppo dan Deir Azzur. SOHR mengatakan insiden paling mematikan terjadi pada 4 Mei ketika serangan udara pengecut oleh AS di desa Bir Mahli yang dikuasai oleh ISIS, membunuh 64 orang termasuk 31 anak. Korban tewas dikonfirmasi oleh kelompok-kelompok aktivis Suriah. Dalam insiden lain pada 8 Juni, serangan udara di desa Dali Hassan di utara Suriah telah membunuh tujuh orang dari keluarga yang sama, ujar laporan SOHR. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Jet tempur rezim Nushairiyah terjatuh di Idlib, puluhan orang dilaporkan tewas Posted: 03 Aug 2015 04:00 PM PDT IDLIB (Arrahmah.com) - Sedikitnya 27 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka ketika sebuah jet tempur milik rezim Nushairiyah Suriah terjatuh dan menghantam sebuah pasar yang sibuk di kota Ariha yang dikuasai oleh pejuang Suriah Sebagian besar korban adalah warga sipil-termasuk anak-anak-yang tinggal di kota yang dikuasai oleh Mujahidin sejak Mei lalu, menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris, seperti dilansir Reuters. Sejumlah orang juga terluka dalam insiden tersebut. SOHR menyatakan 70 orang terluka dalam insiden. Tidak ada reaksi segera dari pihak militer rezim. "Enam orang masih terjebak di reruntuhan dan kami tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal," ujar Direktur SOHR, Rami Abdel Rahman. Jet tempur rezim telah menjatuhkan bom di pusat kota di jalan utama di mana para pemilik toko membuka tokonya di pagi hari sebelum jet tersebut jatuh di tengah-tengah pasar, ujar dua orang saksi kepada Reuters. "Pesawat itu menjatuhkan bom di jalan utama Bazaar di ketinggian rendah, hanya beberapa detik sebelum jatuh," ujar Ghazal Abdullah, warga setempat. SOHR mengatakan jet tersebut tidak ditembak jatuh. Komite Koordinator Lokal (LCC), kelompok aktivis Suriah, juga mengatakan tidak jelas apakah jet tersebut ditembak jatuh atau tidak. Rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Al-Assad sangat bergantung pada kekuatan udara dalam perang yang kini memasuki tahun kelima. Berulangkali mereka membombardir kota-kota yang dikuasai oleh Mujahidin. Mereka telah kehilangan sejumlah jet tempur, beberapa karena tembakan musuh mereka, beberapa karena kegagalan mekanik. Pada pertengahan Januari, sedikitnya 35 tentara rezim tewas ketika sebuah pesawat militer terjatuh di Idlib. Provinsi Idlib sebagian besar telah dikuasai oleh aliansi Mujahidin termasuk Jabhah Nushrah yang merebut Ariha pada 28 Mei. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Penyebutan Bima pos baru terorisme hanya kibulan dan proyek Posted: 03 Aug 2015 03:00 PM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Direktur The Community Of Islamic Ideology Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai terkait pernyataan aparat BNPT dan Densus 88 bahwa "teroris" yang ada di Indonesia itu terkait dengan jejaring "teroris" di luar negeri, hanya ngibul alias dusta belaka. "Itu kibulan, narasinya bisa di buat. Narasi yang mengeneralisasi kelompok "teroris" dianggap terkait Al Qaida, kemudian terkait ISIS atau jaringan baru dan sebagainya," ujarnya kepada Arrahmah.com, Senin (4/8/2015) Kata Harits, termasuk juga penyebutan oleh aparat adanya daerah baru yakni Bima setelah Posos yang menjadi hot spot kelompok teroris, "Itu semua upaya branding proyek," tegasnya. Lebih jauh pengamat kontra terorisme ini memaparkan mencermati agenda kontra terorisme di Indonesia dari waktu ke waktu makin memperlihatkan problem kompleksnya. Dari soal paradigma yang salah kaprah dengan menempatkan label teroris fokus kepada kelompok Islam tertentu. Begitu juga, imbuh Harits, paradigma ancaman terhadap NKRI, dimana komponen Islam di posisikan sebagai ancaman potensial dan aktual. Hal ini jelas- jelas cacat memahami konstalasi ancaman dalam kontek global dan regional. "Isu teroris hanyak kedok untuk memberangus kekuatan Islam, disamping jadi alasan dan nomenklatur anggaran agar proyek kontra teroris kontinyu berjalan," terangnya. Menurutnya, sikap BNPT dan Densus 88 sangat berbeda pada kasus-kasus lain seperti Tolikara atau lainnya. "Apakah "teroris" betul-betul menjadi sertifikat "halal" bagi aparat kepolisian, BNPT atau lainnya untuk berbuat sesuka hati dengan cara yang dzalim kepada umat Islam? Wahai penguasa, wahai aparat lakukan apa saja yang engkau suka jika tidak lagi punya rasa malu dan keadaban di negeri ini," tukasnya. Sebelumnya bertempat di lapangan tenis Kompleks Yonif 742, Mataram, NTB, Satgas BNPT AKBP Didik Novi yang juga tergabung dalam tim Densus 88 memaparkan peta kondisi terakhir perkembangan terorisme, khususnya di NTB. Di Bima, sebutnya, masuk dalam dua kelompok besar yaitu NII di bawah pimpinan Daeng Koro, yang masih melakukan gerakan senyap meski pernah dibubarkan. Kelompok kedua adalah Jamaah Ansorut Tauhid (JAT) Pimpinan Santoso. Kata dia juga, secara global, dua kelompok ini menjadikan ISIS dan Al Qaida sebagai patronnya. Baca: Acuhkan teror Tolikara, Densus 88 "kondisikan" Bima setelah Poso. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Bom ikan Makassar, polisi: Tidak terkait "terorisme" Posted: 03 Aug 2015 02:00 PM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Mabes Polri menegaskan bom yang meledak di sebuah rumah di komplek Puri Pattene Permai, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (03/07) sore, tidak terkait dugaan tindak terorisme. Analisa terhadap barang bukti menunjukkan bahwa bom yang menewaskan dua orang itu adalah bom untuk memcari ikan, kata pejabat penerangan mabes Polri. Aparat kepolisian menurut Agus Riyanto, meyakini bom yang meledak itu adalah bom ikan berdasarkan "barang bukti yang ditemukan." Dua tewas "Jenisnya langsung dianalisa oleh teman-teman Gegana, dan makanya Bapak Kapolda sudah menyampaikan, berdasarkan laporan dari tim kita, bahwa jenis benda tersebut adalah sejenis bom yang digunakan untuk menangkap ikan," ungkap Agus Riyanto. Sejumlah laporan menyebutkan ledakan itu "cukup besar" di sebuah rumah di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, telah menyebabkan dua orang tewas. "Yang meninggal dunia itu adalah pembuat bom ikan itu," kata Agus. Ledakan ini juga menyebabkan sedikitnya 10 orang terluka serta sedikitnya empat unit rumah dilaporkan rusak. (azm/arrahmah.com) |
Posted: 03 Aug 2015 07:02 AM PDT (Arrahmah.com) - As reported by the correspondent of the Alemara website, on Thursday 30th July 2015, in the afternoon, several members of the high commissions of the Islamic Emirate, governors, district-chiefs, heads and members of the provincial commissions, numerous group leaders from various parts of the country, teachers from several madrasas and other venerable people took an oath of allegiance to Mullah Akhtar Mohammad Mansoor, the new Amir (leader) of the Islamic Emirate. On this occasion, in which, the new leader of the Islamic Emirate, Mullah Akhtar Mohammad Mansoor, his deputy, Moulavi Haibatullah Akhunzada and several other scholars, saints, dignitaries and Mujahidin of the Islamic Emirate participated, some religious scholars and leaders of the Islamic Emirate delivered speeches. Afterwards, Mullah Akhtar Mohammad Mansoor, the leader of the Islamic Emirate spoke and gave detailed information about the passing away of late Amir-ul-Momineen (may his soul rest in peace) and the appointment of his successor to the participants. He said that he has bowed to accept this huge responsibility bestowed by the discerned and influential scholars only for the sake of serving the Divine religion and the continuation and sustainability of the ongoing Jihadi process. He added that in these intricate circumstances, the liability of leadership is certainly a huge obligation and we should all together pray to Almighty Allah to assist and guide us to honestly discharge this responsibility. He further said that all the responsible people in the Islamic Emirate should co-operate with the new leadership so that the sacrifices of the previous decades of Jihad is preserved and we reach our destination with the support of Almighty Allah. After delivering his speech, allegiance was sworn to him as new legitimate Amir (leader) of the Islamic Emirate and later, the afternoon (Asr) prayer was offered in congregation in his leadership. According to another report, in the abode of migration, when thousands of religious scholars, saints, Mujahidin and ordinary Muslim masses who had gathered to participate in the funeral ceremony of a renowned religious scholar, late Moulana Abdul Sattar Jan (may his soul rest in peace), were informed by the dignitaries that His Excellency, Amir-ul-Momineen, Mullah Mohammad Umar Mujahid has passed away and is succeeded by Mullah Akhtar Mohammad Mansoor with Moulavi Haibatullah Akhunzada and Mullah Sirajuddin Haqqani as his deputies and an oath of allegiance should be taken to them; in these moments of grief and mourning, while majority of the participants were bitterly shedding tears, they raised their hands and swore their allegiance to them and vowed their support for the new leadership of the Islamic Emirate as they were changing the Holy slogans of 'Allah-o-Akbar' i.e. 'Allah is the Greatest'. It is worth-mentioning that news of support and oath of allegiance to the newly appointed leadership of the Islamic Emirate have been regularly coming in from various parts of the country and the details can be found on the official 'Alemara' website of the Islamic Emirate. (shahamat/arrahmah.com) |
Emmanuel Adebayor: Inilah 13 alasan mengapa saya memeluk Islam Posted: 03 Aug 2015 07:00 AM PDT (Arrahmah.com) - Striker Tottenham Hotspur, Sheyi Emmanuel Adebayor, telah meninggalkan agama Kristen dan memeluk Islam. Video yang menunjukkan ia tengah mengucapkan dua kalimat syahadat pun diunggah ke laman Youtube dan telah tersebar secara online pada Ramadhan lalu. Mantan pemain Arsenal, Manchester City dan Real Madrid ini juga merilis sejumlah alasan mengapa ia memeluk Islam. Ia mengungkapkan bahwa ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa (Alaihi Salam) memiliki beberapa kesamaan dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad ï·º, bahwa betapa Islam datang untuk menyempurnakan agama-agama yang dibawa oleh para nabi terdahulu. Inilah 13 alasan yang diungkapkan oleh Emmanuel Adebayor sehingga ia memutuskan untuk memeluk Islam, sebagaimana dilansir oleh The Herald, pada Jum'at (31/7/2015).
Ma syaa Allah. Hidayah hanyalah milik Allah, dan Allah memberi hidayah kepada orang yang dikehendakinya. Barangsiapa yang Allah beri hidayah, tidak ada seorang pun yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang telah Allah sesatkan, tidak ada seorang pun yang bisa memberi hidayah kepadanya. Allah berfirman yang artinya, "Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberinya petunjuk." (QS. Az-Zumar: 23). Belum lama ini, bintang lapangan hijau asal Togo, Afrika, yang kini berstatus sebagai pemain bernomor punggung 10 itu pun mendoakan supaya semua saudara Muslim berbahagia dalam Hari Raya Idul FitrI. Pernyataan itu ia sampaikan melalui akun Instagramnya dengan menampilkan foto dirinya yang tengah tersenyum mengenakan gamis putih. Barakallah, semoga hidayah yang diperoleh Adebayor akan menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk mengenal Islam dan mentauhidkan Allah, Tuhan Yang Esa. (ameera/banan/arrahmah.com) |
Pernyataan jubir IIA terkait isu kematian Jalaluddin Haqqani Posted: 03 Aug 2015 06:29 AM PDT (Arrahmah.com) - Beberapa media baru-baru ini mencuatkan isu kematian salah satu petinggi Imarah Islam Afghanistan (IIA) Jalaluddin Haqqani tak lama setelah kabar meninggalnya amir IIA Mullah Muhammad Umar Mujahid rahimahullah. Menanggapi isu tersebut, juru bicara IIA merilis pernyataan resmi yang membantah kabar bohong itu yang dipublikasikan Voice of Jihad. Berikut terjemahannya: ***** Beberapa awak media menyebarkan berita pada kemarin (31/72015) tentang kematian sosok Jihadi negara kami yang terhormat, Al-Haj Mawlawi Sahib Jalaluddin Haqqani hafizhahullah. Klaim ini tidak memiliki dasar. Haqqani Sahib hafizhahullah memang menderita sakit sebelumnya tetap Alhamdulillah beliau telah dikaruniai kesehatan dalam waktu yang panjang dan tidak memiliki masalah saat ini. Juru bicara Imarah Islam Afghanistan 16/10/1436 H 01/08/2015 M (siraaj/arrahmah.com) |
Muslimah Rohingya dipaksa menikah agar tidak dijual ke prostitusi Posted: 03 Aug 2015 06:20 AM PDT BANGKOK (Arrahmah.com) - Melepaskan diri dari kekerasan dan kemiskinan di tanah airnya, ratusan Muslimah Rohingya dari Myanmar, beberapa diantara mereka masih remaja, dipaksa menikah. Sementara sebagian besar dari mereka dipaksa, ada juga kaum perempuan yang menyetujui pernikahan tersebut untuk melarikan diri dari penjara atau agar tidak bernasib lebih buruk di tangan penyelundup, ungkap dalam sebuah laporan di New York Times, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Senin (3/8/2015). Muslimah Rohingya, Shahidah Yunus, (22), berada di sebuah kamp di Thailand selama dua bulan ketika kesepakatan untuk menikah harus dia hadapi. Keluarganya tidak mampu membayar uang sebesar $ 1.260 kepada penyelundup agar ia bisa melarikan diri ke Malaysia. Pada saat yang sama orang asing datang menawarkan untuk menikah supaya ia bisa bebas. Dalam panggilan telepon ke orang tuanya, mereka mengatakan bahwa hal itu akan lebih baik untuk seluruh keluarganya jika dia bersedia untuk menerima tawaran tersebut. Shahidah tidak sendirian. Budaya kawin paksa telah berlangsung selama beberapa waktu, dan telah terjadi peningkatan yang substansial. Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi telah melaporkan bahwa gelombang terbaru dari pencari suaka dari Bangladesh dan Myanmar tahun ini telah menyebabkan peningkatan "penculikan dan pernikahan yang telah diatur tanpa persetujuan dari perempuan." "Ratusan, bahkan ribuan wanita dan anak perempuan telah dipaksa, dijual atau diatur untuk menikah melalui koridor perdagangan ini sejak 2012," kata Matthew Smith, direktur eksekutif dari Fortify, sebuah kelompok advokasi di Bangkok yang memantau pengungsi Rohingya. "Untuk beberapa keluarga, itu dipandang sebagai keharusan, sebagai mekanisme bertahan hidup." "Kelompok perdagangan manusia menjalankan ini sebagai bisnis yang menguntungkan," katanya, menambahkan bahwa bagi wanita dan anak perempuan, "dijual atau dipaksa menikah adalah yang paling buruk, dan itu merupakan sebuah masalah." Shahidah, yang tinggal dengan suaminya yang berusia 38 tahun dan 17 Rohingya lainnya di Pulau Penang, Malaysia, tidak memiliki pilihan setelah pamannya yang telah berjanji untuk membayar perjalanannya tidak bisa melakukannya. "Saya memilih untuk menikahi suami saya karena penyelundup membutuhkan uang untuk melepaskan saya," kata Shahidah. "Kami takut diperkosa. Lebih baik menikah dengan pria Rohingya yang bisa mengurus kita." (ameera/arrahmah.com) |
Polda Papua periksa Presiden GIDI terkait tragedi Tolikara Posted: 03 Aug 2015 03:13 AM PDT JAYAPURA (Arrahmah.com) - Penyidik Poda Papua memeriksa Presiden Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Pdt Dorman Wandikbo terkait tragedi Tolikara, Senin (3/8/2015). Dilaporkan dua dari enam pengacara mendampingi pemeriksaan Dorman Wandikbo di Direskrim Umum Polda Papua di Jayapura. Ketua DPRP Papua Yunus Wonda di Jayapura, Senin, mengakui, Presiden GIDI masih diperiksa penyidik di Polda Papua. "Saya sempat mendampingi Presiden GIDI menemui penyidik bersama dua pengacara," kata Yunus Wonda yang mengaku kehadirannya ke Polda Papua sebagai umat gereja, lansir Republikaonline. Menurut dia, kehadirannya di Polda Papua hanya untuk memberi dukungan Sementara itu data yang di Polda Papua terungkap, pemeriksaan terhadap Presiden GIDI Pdt Dorman Wandikbo terkait insiden yang terjadi di Karubaga, 17 Juli lalu. Penyidik Polda Papua juga memanggil tiga pengurus GIDI lainnya namun hingga kini belum memenuhi panggilan. Hingga berita ini dipublikasikan pemeriksaan terhadap Presiden GIDI Dorman Wandikbo masih berlangsung. Sebagai informasi, gerombolan masa GIDI menyerang kaum Muslimin Tolkara saat menjalankan shalat Idul Fitri 1346 H, Jumat (3/8/2015). Akibat dari aksi anarkisme dan intoleran yang sudah di disain itu sebuah masjid dan puluhan kios musnah dibakar. TPF Komat Tolikara dalam kesimpulan lapangan soal tragedi Tolikara menyebut, Presiden GIDI patut dijadikan tersangka, karena tidak mengindahkan dan abai terhadap peringatan yang dilakukan oleh Kapolres, sehingga insiden yang melukai umat muslim ini terjadi. Selanjutnya, kata TPF, faktanya massa Gereja Injili Di Indonesia yang berkumpul telah melakukan teror dengan melakukan pelemparan baik secara langsung kepada jamaah sholat Ied ataupun dengan melemparkan batu ke atap seng kios yang membuat suara gaduh untuk membubarkan sholat Id. (azm/arrahmah.com) |
Jokowi hidupkan kembali Pasal Penghinaan Presiden, ahli hukum tata negara: Itu melanggar HAM Posted: 03 Aug 2015 03:00 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Pada tahun 2006 Pasal Penghinaan Presiden sudah dihapus Mahkamah Konstitusi (MK). Setelah 9 tahun berlalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyodorkan kembali pasal 263 ayat 1 RUU KUHP itu ke DPR untuk dihidupkan kembali. Pasal tersebut berbunyi :
"Masuknya pasal yang telah dimatikan oleh MK dalam ketentuan suatu RUU berpotensial mengancam Hak Asasi Manusia yang dijamin dalam konsitusi mengingat pasal tersebut dibatalkan oleh MK oleh karena terbukti melanggar HAM." Demikian ujar ahli hukum tata negara Dr. Dwi Bayu Anggono kepada detikcom, Ahad (2/8/2015). Ia melanjutkan, "Upaya untuk memasukkan ketentuan pasal yang sudah mati dalam ketentuan RUU jika diniatkan sebagai upaya kesengajaan (penyelundupan hukum) karena ada kepentingan tertentu merupakan hal yang percuma, karena jika nanti ada pihak yang mengajukan pengujian kembali terhadap ketentuan tersebut maka dapat dipastikan akan dibatalkan kembali oleh MK dan hal tersebur justru akan dapat menurunkan wibawa DPR dan Presiden sebagai pembentuk UU." (adibahasan/ar1/arrahmah) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |