Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Ini kronologi tragedi Tolikara temuan TPF Komat

Posted: 31 Jul 2015 04:19 PM PDT

Masjid Baitul Muttaqin, puluhan kios dan rumah warga Muslim di Karubaga, Tolokara Papua   dibakar teroris Gereja Injili Di Indoneisa (GIDI) Jumat, 1 Syawal 1436 H

JAKARTA (Arrahmah.com) - Tim pencari fakta komite umat (TPF Komat) untuk Tolikara telah bekerja mengumpulkan fakta dan data di Tolikara, Papua dari tanggal 21 Juli 2015 sampai dengan 29 Juli 2015, terkait aksi anarkis dan intoleran dari jamaah Gereja Injili di Indonesia yang menyerang umat Islam yang sedang shalat Idul Fitri 1436 H dan membakar masjid Baitul Muttaqin serta puluhan kios kaum Muslimin di distrik Karubaga, Tolikara.

Dalam keterangan persnya yang dibacakan oleh ketua TPF Komat Tolikara, Ustadz Fadzlan Garamatan menjelaskan bagaimana kronologis tragedi 1 Syawal 1436 H itu yang by design.

Senin, 13 Juli 2015

1. Selembar surat ditemukan oleh anggota intel Polres, Bripka Kasrim yang tengah berada di Pos Maleo. Surat tersebut berasal dari Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Badan Pekerja Wilayah Toli dengan nomor surat 90/SP/GIDI-WT/VII/2015 yang ditandatangani oleh Ketua Wilayah Toli, Pdt Nayus Wenda, S.Th dan Sekretaris, Pdt Marthen Jingga S.Th, MA dengan tembusan Polres Tolikara. Surat yang ditujukan kepada umat Islam se-Kabupaten Tolikara ini memberitahukan adanya kegiatan Seminar dan Kebaktian Kebangkitan Ruhani (KKR) Pemuda Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) tingkat Internasional pada tanggal 13-19 Juli 2015.

Dalam surat itu juga berisi poin-point LARANGAN yang kami tulis sebagaimana aslinya, sebagai berikut:

  1. Acara membuka lebaran tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengijinkan dilakukan di wilayah Kabupaten Tolikara.
  2. Boleh merayakan hari raya di luar Kabupaten Tolikara (Wamena) atau Jayapura.
  3. Dilarang Kaum Muslimat memakai pakai Yilbab.

2. Anggota intel, Bripka Kasrim memfoto surat, kemudian melaporkan melalui alat telekomunikasi handy talky kepada Kapolres Tolikara saat itu, AKBP Soeroso, SH, MH tentang adanya surat tersebut. Foto surat itu pun dikirimkan kepada Kapolres, dan Kapolres langsung mencetak foto tersebut.

3. Selanjutnya, Kapolres melalui telepon menghubungi Bupati Tolikara, Usman Wanimbo. Saat komunikasi itu, diketahui Bupati sedang berada di Jakarta, dan baru akan kembali ke Tolikara pada keesokan harinya (14/7/2015). Namun, Kapolres tetap menyampaikan perihal isi surat tersebut dengan membacakannya.

Menanggapi informasi itu, menurut Kapolres, Bupati menyampaikan, "Itu tidak betul! Saya akan telepon ketua GIDI wilayah Tolikara. Saya akan minta itu (surat) dicabut atau diralat."

Lalu, Kapolres menyatakan, "Itu yang saya mau, karena itu akan menimbulkan keresahan umat Islam."

4. Kapolres juga menghubungi Presiden GIDI, Pdt.Dorman Wandikbo, S.Th di Jayapura, melalui telepon. Komunikasi melalui telepon itu direkam oleh Kapolres. Menanggapi informasi dari Kapolres, berikut ini kutipan tanggapan Presiden GIDI dalam rekaman yang kurang jelas suaranya itu, "Pak Kapolres, nanti saya akan berkordinasi dengan adik-adik ...."

Kapolres kembali menyatakan, "Jadi izin Bapak, untuk pengamanannya kami sudah siap mengamankan seluruh kegiatan GIDI maupun kegiatan lebaran. Jadi kami sudah siapkan pengamanan, TNI dan Polri akan bersama-sama agar kegiatan ini aman kondusif dan lancar tanpa hambatan. Kedua, saya juga sudah lapor Pak Bupati. Pak Bupati sependapat dengan Presiden GIDI, nanti Pak Bupati akan tiba di Tolikara lagi. Saya harap agar tidak menimbulkan keresahan bagi warga Muslim, mohon ditinjau kembali dan dicabut agar tidak menimbulkan permasalahan. Terutama masalah SARA, Pak Presiden."

Presiden GIDI juga mengatakan. "Saya akan telepon Pak Bupati sebentar, saya juga akan telepon Pak Nayus, dan juga adik sekretaris. Saya akan telepon mereka, Bapak. Sekali lagi itu anak-anak emosional, saya sampaikan permohon maaf. Cukup Bapak saja tidak usah sampaikan kepada teman-teman Muslim yang lain. Itu sangat tidak sehat, dan kurang sehat untuk surat itu. Saya pesan begitu"

Kapolres menyatakan, "Baik, itu hanya akan di tangan saya saja. Nanti tokoh-tokoh Muslim nanti akan saya panggil juga."

Rabu, 15 Juli 2015

  1. Kapolres kembali melakukan komunikasi dengan Bupati dan Presiden Geraja Injili Di Indonesia (GIDI), karena pada siang hari itu akan ada acara pembukaan Seminar dan KKR. Namun Kapolres tidak mengikuti acara pembukaan, karena ada perang suku di Kampung Panaga, Tolikara. Kapolres berangkat ke lokasi perang suku itu bersama Bupati dan Ketua DPRD Kab Tolikara.
  2. Pada malam harinya, Kapolres yang mendapat kabar ada peresmian monumen Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) di bagian atas Tolikara. Dalam acara peresmian monumen itu, Muspida yang hadir hanya Kapolres. Kehadiran Kapolres saat itu hanyaingin menegaskan kepada Presiden GIDI agar tidak terjadi gejolak. "Pak, saya ingatkan kembali tanggal 17 Juli, umat Islam akan melaksanakan Idul Fitri. Masalah surat kemarin agar ditindaklanjuti."

Kepada Kapolres, Presiden Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) dengan tegas menyatakan dan menjamin shalat Idul Fitri. "Iya gak apa-apa, Pak Kapolres. Silakan dilanjutkan."

Pak Kapolres membalas, "Pak mohon ijin, masalah surat kemarin itu agar ditindaklanjuti."

Kapolres juga menyatakan, bahwa ada ada orang asing yang datang, yaitu dari perwakilan Israel, Belanda, dan Papua Nugini(untuk menghadiri KKR)

Kamis, 16 Juli 2015

  1. Sore hari, Kapolres menelepon Presiden GIDI lagi, namun tidak diangkat. Lalu mengirimkan pesan singkat yang isinya :Mohon ijin saya telepon, mohon diangkat. Baru dijawab 30 menit kemudian, namun saat dihubungi telepon tidak terangkat. Dan hanya membalas dengan SMS, "Maaf Bapak, saya sedang di lapangan."
  2. Akhirnya, Kapolres mengirim pesan singkat: "Bapak ijin mengingatkan kembali bahwa besok salat Idul Fitri mulai dari 06.30 – 07.30." Presiden GIDI menjawab pesan singkat itu: "Baik Bapak, terima kasih. Selama melaksanakan shalat, Tuhan memberkati."
  3. Malam hari, sebelum ada pengumuman isbat 1 Syawal, Kapolres mendatangi masjid sekitar pukul 19.30 WITA, kesepakatan para pengurus pelaksanaan shalat dilaksanakan di halaman Markas Koramil, karena masjid hanya menampung 100 orang jamaah, sedangkan jamaah shalat diperkirakan 300 orang. Kapolres juga menyatakan siap memberikan pengamanan selama shalat Ied.
  4. Arkam Jalil, salah seorang warga Muslim mengaku pada malam itu belum mendapat kepastian perihal diadakan shalat Id. Berkaitan dengan adanya surat edaran dari GIDI yang sudah beredar di tengah masyarakat.

Jum'at, 17 Juli 2015

  1. Pukul 7 pagi, shalat Idul Fitri dimulai. Sebelum itu, Kapolres yang duduk di belakang imam shalat Id, Junaedi, agar pelaksanaan shalat Ied harus sudah selesai pukul 07.30 WIT.
  2. Konsentrasi massa sudah mulai berkumpul di 3 titik yang mengarah ke lokasi shalat Id. Pertama, depan kantor BPD. Kedua, dari arah Jalan Irian yang akan masuk melalui jalan samping Markas Koramil. Ketiga, Jl Gili Batu yang berada di bawah Markas Koramil.
  3. Lettu Inf TNI Wahyudi Hendra, Komandan Pos Pengamanan Daerah Rawan (Pos Pam Rawan) mengaku, pada takbir kedua sudah mendengar suara massa yang memprovokasi dengan melempar atap seng kios dan teriakan-teriakan hentikan shalat. Mendengar itu, Lettu Wahyudi langsung meninggalkan shalat sambil mengajak pasukan lainnya yang tengah shalat.Wahyudi langsung memerintahkan memperkuat anggota TNI yang tengah berjaga bersama Brimob dan anggota polisi Polres.
  4. Sementara itu, Kapolres meninggalkan shalat saat takbir ke-7. Bahkan Kapolres meminta agar Imam menhentikan Shalat. "Pak Ustadz, sudah hentikan nggak usah dilanjutkan." Kapolres langsung balik kanan dan langsung menugaskan anggota polisi untuk mengamankan ibu-ibu dan anak-anak ke belakang kantor Koramil.

Dalam penuturan yang sama, Kapolres dan Komandan Pos Pam Rahwan, mendengarkan adanya teriakan mass, "Hentikan...bubarkan ..." Diiringi lemparan batu, seng, dan kayu ke arah jamaah yang makin riuh.

Menurut Kapolres, massa yang pertama mendesak masuk dari titik pertama berjumlah 150 orang. Massa dari titik ini melakukan penyerangan pelemparan batu. Kapolres bersama 10 orang petugas gabungan dari Polisi, Brimob, dan TNI mencoba menghalau massa sambil bernegosiasi dengan massa. "Saya Kapolres, mohon jangan melempar." Massa berhasil dihalau.

Sementara, massa dari titik kedua mulai merangsek masuk jalan samping Koramil. Kapolres beranjak ke titik massa kedua, "Dikhawatirkan massa itu akan menerobos masuk ke arah lapangan Koramil." Kapolres kembali melakukan negosiasi dengan memegang megaphone yang dibawa oleh massa yang ingin menghentikan shalat Ied. "Saya Kapolres, saya sudah koordinasi dengan Bupati dan Presiden GIDI."

Saat negosiasi itu, terdengar suara letusan tembakan. Kapolres beranjak dari titik kedua menuju titik massa pertama untuk mencari sumber suara tembakan. Namun, gelombang massa titik pertama ini kian besar diperkirakan Kapolres mencapai 500 orang. Sementara di saat yang sama, kepulan asap sudah meninggi dari arah kios milik Pak Sarno yang juga ketua DKM Baitul Muttaqin yang berjarak sekitar 20 meter dari masjid.

Hal ini dibenarkan Pak Sarno, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Muttaqin yang ditemui TPF, "Titik pertama memang berada di kios saya. Itu pun sebenarnya, aksi pembakaran itu sudah dihalau oleh tokoh tua GIDI."

  1. Kapolres yang masih menghalau gelombang massa di titik pertama mengaku mendapatkan pukulan di dada kiri. Bahkan, Kapolres menyaksikan, Bupati yang datang menghalau massa itu diabaikan, bahkan sempat terdorong desakan massa. Setelah itu, Kapolres mengaku tak lagi melihat keberadaan Bupati.
  2. Menurut Kapolres, kebakaran yang menghanguskan 64 kios di tanah (Informasi dari Panitia Pemulihan Tolikara) seluas sekitar 4000 m2 itu berlangsung selama 2 jam. Setelah kejadian itu, Kapolres mengaku mendapatkan informasi ada korban luka tembak yang dibawa ke rumah sakit di Wamena.
  3. Tentang luka tembak ini, berdasarkan berita yang dimuat di koran Cenderawasih Pos, 29 Juli 2015. Keterangan dari dokter menyatakan, luka tembak pada korban itu berasal dari pecahan proyektil ditembakkan ke bawah (richocet).

(azmuttaqin/arrahmah.com)

Pernyataan resmi Dewan Pimpinan IIA terkait pengangkatan amir baru IIA

Posted: 31 Jul 2015 08:45 AM PDT

Foto yang di klaim sebagai Mullah Akhtar Muhammad Mansur (hafizahullah), amir baru IIA menggantikan Mullah Mohammad Umar Mujahid rahimahullah

(Arrahmah.com) - Kabar duka meninggalnya pemimpin tertinggi Imarah Islam Afghanistan (IIA) telah dikonfirmasi resmi oleh dewan pimpinan IIA. Segera setelah Mullah Muhammad Umar Mujahid (semoga Allah merahmatinya) meninggal dunia, dewan pimpinan IIA bermusyawarah untuk mengangkat kepemimpinan baru bagi IIA. Dalam sebuah pernyataan resmi yang dipublikasikan Voice of Jihad pada Sabtu (31/7/2015), dewan pimpinan IIA telah mengangkat amir IIA yang baru berdasarkan hasil musyawarah dengan para ulama dan tokoh IIA. Mullah Akhtar Muhammad Mansur adalah sosok yang diangkat untuk menggantikan Mullah Umar. Sementara diantara wakil-wakil yang diangkat adalah dari keluarga Haqqani, yang selama ini Barat menyebutnya sebagai tokoh "Jaringan Haqqani". Diangkatnya dari keluarga Haqqani, seperit Sirajuddin Haqqani, sebagai wakil kepala IIA menjadi penegasan yang tak terbantahkan bahwasannya tidak ada perpecahan di tubuh IIA, dan "Jaringan Haqqani" hanyalah label yang disematkan oleh pihak Barat. Berikut terjemahan pernyataan dewan pimpinan IIA terkait pengangkatan pimpinan baru:

*****

Wahai saudara-saudara Muslilm.

Sebagaimana yang kalian ketahui bahwa pendiri dan pemimpin Imarah Islam Afghanistan, Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar Mujahid (semoga Allah merahmatinya) telah meninggal dunia karena sakit yang beliau derita.

Setelah beliau meninggal dunia, dewan pimpinan Imarah Islam [Afghanistan], para ulama dan rakyat negara ini yang patut dimulliakan mulai memilih kepemimpinan yang baru.

Para anggota dewan pimpinan Imarah Islam, para ulama dan orang-orang shalih, mereka semua adalah orang-orang cerdas dan berpengaruh, tengah dalam diskusi panjang, memutuskan dalam sebuah pertemuan untuk menunjuk orang dekat dari Mullah Muhammad Umar Mujahid yang terpercaya dan dikenal baik, sekaligus mantan wakil kepala Imarah Islam Afghanistan, Mullah Akhtar Muhammad Mansur, sebagai pemimpin baru Imarah Islam [Afghanistan].

Mullah Akhtar Muhammad Mansur, yang dianggap sebagai pribadi yang pantas dan dapat dipercaya untuk memikul beban berat bahkan di masa akhir hidup Muhammad Mullah Umar Mujahid (semoga Allah merahmatinya) dan telah mengatur Imarah Islam sejak lama, oleh karena itu dewan pimpinan Imarah Islam dan para ulama yang lurus menilainya sebagai pribadi yang pantas dan berbakat untuk kepemimpinan Imarah Islam Afghanistan dan menunjuknya sebagai pemimpin mereka yang sah.

Dalam pertemuan pengangkatan kepemimpinan ini, para ulama, orang-orang shalih dan para tokoh terkemuka di Imarah Islam berbaiat kepada Mullah Akhtar Muhammad Mansur sebagai Amirul Mukminin dengan prinsip mendengar dan taat (sami'na wa atho'na). Beliau, sebagai Amir yang sah, juga menyatakan komitmennya kepada hukum Syariah.

Demikian juga, setelah bermusyawarah dan persetujuan dalam pertemuan ini, masing-masing, mantan kepala peradilan Imarah Islam, ulama Moulavi Haibatullah Akhunzada dan putera dari tokoh ulama dan jihadi yang terkemuka Moulavi Jalaluddin Haqqani (semoga Allah menjaganya), seorang komandan jihad terkemuka Mullah Sirajuddin Haqqani, sebagai wakil-wakil kepala Imarah Islam Afghanistan.

Dewan pimpinan Imarah Islam Afghanistan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk melimpahkan berkah kepada kepemimpinan yang baru diangkat ini dengan keteguhan, kejujuran dan ketaatan kepada Syariah Ilahi dan mengundang bangsa Muslim ini, khususnya, seluruh Mujahidin Imarah Islam Afghanistan, untuk mentaati beliau sebagai Amir yang sah.

Dewan Pimpinan Imarah Islam Afghanistan

14 Syawal 1436 H

30 Juli 2015

(siraaj/arrahmah.com)

Pernyataan resmi Dewan Pimpinan Imarah Islam Afghanistan dan Keluarga Almarhum atas wafatnya Mullah Muhammad Umar Mujahid Rahimahullah

Posted: 31 Jul 2015 07:25 AM PDT

Mullah Mohammad Umar rahimahullah saat bersama Rakyat Afghanistan

JAKARTA (Arrahmah.com) - Pada pertengahan Syawal 1436 Hijriyah ini, seluruh pelosok bumi berbelasungkawa atas wafatnya Amirul Mukminin Imarah Islam Afghanistan, Mullah Muhammad Umar Mujahid Rahimahullah. Kabar tutup usia beliau begitu tidak diduga oleh banyak pihak, sehingga hati para perindu Kedaulatan Islam resah menanti kepastian berita duka itu.

Hingga akhirnya, secara resmi penghormatan dan rasa duka terdalam disampaikan Dewan Pimpinan Imarah Islam Afghanistan dan keluarga Almarhum dalam sebuah pernyataan, duka itu ternyata sebuah kebenaran.

Berikut pernyataan resmi Dewan Pimpinan Imarah Islam Afghanistan dan Keluarga Almarhum atas wafatnya Amirul Mukminin, Mullah Muhammad Umar Mujahid Rahimahullah, yang Arrahmah terjemahkan dari rilis resmi pada situs Shahamat, Jum'at (31/7/2015).

Bismillahirrahmanirrahiim....

إن الحمد لله؛ نحمده، ونستعينه، ونستغفره، ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله؛ فلا مضل له، ومن يضلل؛ فلا هادي له. ونشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، ونشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليماًکثیرا.

أما بعد. فقد قال الله تبارک و تعالی:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلاَّ بِإِذْنِ الله كِتَابًا مُّؤَجَّلاً وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ۱۴۵وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ۱۴۶وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلاَّ أَن قَالُواْ ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ۱۴۷ آل عمران.

145. Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.146. Dan betapa banyak Nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar. 147. Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebihan (dalam) urusan kami, tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (Q.S. Ali Imran)

Kematian itu pasti. Adalah bagian dari keimanan kita bahwa hanya karena Allah Subhanahu wa Ta'ala semua makhluk hidup akan merasakan mati. Bahkan makhluk yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala, pemimpin kedua Jagad Raya, Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam, mencicipi pahitnya kematian dan meninggalkan dunia ini.

Mengingat kenyataan ini Pimpinan Imarah Islam Afghanistan dan keluarga Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar Mujahid Rahimahullah mengumumkan bahwa pendiri dan pemimpin Imarah Islam, sebagai akibat dari suatu penyakit, menyerahkan ruhnya kepada Pengambil jiwa dan meninggalkan dunia yang sementara ini menuju ke suatu kekal (akhirat), innalillaahi wa inna ilaihi raaji'uun, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keampunab tak terbatas kepada dirinya.

Mullah Muhammad Umar Mujahid Rahimahullah adalah pemimpin terhormat dan tulus dari Ummat Islam, yang mengangkat bendera Islam yang telah jatuh di bawah keadaan yang paling sulit. Di bawah nama Imarah Islam, beliau mendirikan sebuah pemerintahan yang lengkap dalam kerangka politik Islam dan secara penuh sesuai dengan hukum-hukum Islam. Melalui beliau, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak hanya menghiasi Afghanistan tetapi seluruh Ummat dengan pemerintahan Islam dan menggambarkan kepada dunia makna sebenarnya dari kedaulatan Islam.

Beberapa baris kata ini barangkali tidak cukup untuk memberi kesaksian atas prestasinya, oleh karenanya kita langsung saja kepada masalah utamanya, yaitu bahwa yang terhormat Amirul Mukminin Rahimahullah telah meninggalkan dunia ini. Dalam keadaan ini adalah tugas kita untuk mengendalikan Imarah Islam ini, ditinggalkan untuk kita sebagai sebuah kepercayaan, dalam arah yang sama seperti yang ia lakukan. Untuk tetap berkomitmen terhadap Syariah seperti yang ia lakukan. Untuk tetap setulus dan seteguh seperti yang dilakukannya. Untuk bersiap mengorbankan semuanya demi jalan yang benar, untuk menepati janji, yakin kepada Allah, sabar, tabah, dan takut kepada Allah sebagaimana beliau sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala juga akan berlaku serupa membantu kita mempertahankan beban berat ini dan mencapai tujuan kita juga memungkinkan kita untuk menegakkan kepala kita setingginya, baik di dunia dan akhirat.

Almarhum Mullah Muhammad Umar Mujahid Rahimahullah, meskipun kekuatan militer dan pelacakan intelijen Amerika dan semua sekutunya, terus tinggal di Afghanistan dan dalam empat belas tahun sebelumnya tidak pernah untuk satu hari pun beliau meninggalkan Afghanistan untuk mengunjungi Pakistan atau negara lain. Dari tempatnya, beliau memimpin urusan Imarah Islam dan ada cukup bukti serta saksi untuk memberi kesaksian atas ketekunannya yang bersejarah. Beberapa waktu lalu ia menjadi sakit yang kemudian menjadi kian intensif dalam dua minggu terakhir sebelum beliau meninggalkan dunia ini.

Sementara yang terhormat Amirul Mukminin Rahimahullah adalah hanya sesosok tubuh namun beliau mengemas seluruh gerakan, filosofi, dan berpembawaan yang ideal. Jika ada yang ingin menyenangkan jiwanya dan menunjukkan bukti kesetiaan mereka kepadanya, maka mereka harus menunjukkan kesetiaan kepada yang diwariskannya, Imarah Islam. Dalam keadaan sekarang, merupakan tugas kita masing-masing sebagai Ummat Islam untuk bekerja menuju pendirian sistem Islam dengan membantu, mempersatukan, memperluas dan akhirnya memungkinkan keberhasilan Imarah Islam. Fondasi rumah bersama ini harus dipadatkan dan penguatan barisan kita adalah satu-satunya cara untuk memastikan kita mencapai tujuan bangsa kita dan Mujahidin.

Almarhum Amirul Mukminin Rahimahullah mendirikan dan memperkuat gerakan ini sedemikian rupa yang berdasarkan pada fondasi yang kuat, tulus dan rekan yang bijaksana, juga didukung oleh formasi solid. Oleh karena itu para Mujahidin dan semua Muslim harus yakin bahwa, dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala, para pemimpin dan anggota Imarah Islam akan mengarahkan kafilah ini dengan bantuan Allah dan dukungan dari Ummat Islam menuju tujuan yang Almarhum Amirul Mukminin harapkan secara abadi, dan tidak ada yang sulit bagi Allah.

Kepemimpinan Imarah Islam, Dewan Pimpinan, dan keluarga Almarhum Amirul Mukminin telah sepakat bahwa selama tiga hari berikutnya (dari 14 Syawal 1436 H) di seluruh pelosok bumi, ulama, tokoh nasional dan Jihad - atas nama dari para pemimpin Imarah Islam, Mujahidin dan semua bangsa - agar mendoakan jiwa almarhum Amirul Mukminin dan melakukan tilawah Quran, melaksanakan shalat ghaib dan berbelasungkawa juga berdoa untuk pengampunan Almarhum serta ketabahan dan keberhasilan Imarah Islam.

Akhirnya kami ingin mengingatkan bahwa saudara seibu dari Mullah Muhammad Umar - Mullah Abdul Manan Akhund - dan putra sulungnya - Maulawi Muhammad Yaqoob - secara khusus meminta semua umat Islam bahwa jika selama pemerintahan Imarah Islam, di bawah kepemimpinan Almarhum Mullah Muhammad Umar , mereka tidak diberi haknya maka mereka harus memaafkannya dan selalu mengingat beliau dalam doa mereka. Kami menganggap seluruh Ummat Islam, dan terutama bangsa Mujahid dari Afghanistan sebagai mitra kami dalam bencana besar ini dan meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk memberi kita segala kesabaran dan penghiburan.

Wassalam

Dewan Pimpinan Imarah Islam Afghanistan dan keluarga
yang terhormat Mullah Muhammad Umar Mujahid

14 Syawal 1436 Hijriah

08 Assad 1394 Kalender Matahari

30 Juli 2015

Sumber : Shahamat

(adibahasan/arrahmah.com)

TPF: Tragedi Tolikara termasuk pelanggaran HAM berat

Posted: 31 Jul 2015 06:00 AM PDT

komat

JAKARTA (Arrahmah.com) - Ketua Tim Pencari Fakta Komite Umat (TPF Komat) untuk Tolikara, ustadz Fadzlan Garamatan dalam keterangannya kepada para wartawan, Jum'at (31/7/2015) siang ini, menyampaikan beberapa temuan terkait tragedi Tolikara.

Berikut temuan TPF Komat Tolikara:

1. Insiden Tolikara sama sekali bukan kasus kriminal biasa. Dan bukan kasus spontanitas. Namun ditengarai ada upaya untuk menciptakan dan mengusik kehidupan beragama secara sistematis. Faktanya massa yang mengepung jamaah shalat Ied berasal dari tiga titik, dan ada suara-suara yang mengomando penyerangan.

2. Insiden Tolikara termasuk pelanggaran HAM berat, karena Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) menghalangi umat beragama lain untuk melakukan ibadah dan menjalankan ajaran-ajaran agamanya.

3. Presiden Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) patut dijadikan tersangka, karena tidak mengindahkan dan abai terhadap peringatan yang dilakukan oleh Kapolres, sehingga insiden yang melukai umat muslim ini terjadi.

4. Faktanya, massa Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) yang berkumpul telah melakukan teror dengan melakukan pelemparan baik secara langsung kepada jamaah sholat Ied ataupun dengan melemparkan batu ke atap seng kios yang membuah suara gaduh untuk membubarkan sholat Ied.

4. Faktanya, pembakaran dimulai dari rumah Ketua DKM, Sdr Sarno, yang jaraknya terhitung sangat dekat dengan masjid, yang hanya 20 meter.

5. Lahan Masjid Baitul Muttaqin memiliki sertifikat resmi. Ini mematahkan anggapan bahwa masjid ini berdiri di atas tanah ulayat. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Innalillahi, pemukim Yahudi "Israel" membakar bayi Palestina berusia 18 bulan hingga meninggal

Posted: 31 Jul 2015 05:30 AM PDT

baby_killed

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Pemukim ekstrimis Yahudi di dekat Nablus membom sebuah rumah warga Palestina pada Kamis malam (30/7/2015), menyebabkan kebakaran yang menghancurkan rumah itu dan seorang bayi terbakar sampai mati, serta saudaranya yang berusia empat tahun, ibu dan ayahnya menderita luka bakar yang parah, sebagaimana dilansir oleh IMEMC.

Bayi yang tewas terbakar dalam serangan itu berusia sekitar 18 bulan. Dia diidentifikasi sebagai Ali Saad Dawabsha.

Serangan itu terjadi sekitar pukul 02:30 dini hari, di desa Douma, di bagian utara Tepi Barat, dekat kota Nablus.

Ekstrimis "Israel" itu tiba pada tengah malam di desa itu, dan mulai menyemprotkan slogan kebencian terhadap warga Palestina di rumah keluarga Dawabsha. Mereka kemudian memecahkan jendela dan melemparkan bom api ke dalam rumah, yang kemudian menewaskan bayi itu.

Meskipun juru bicara militer "Israel" mengeluarkan 'Tweet' di akun Twitter-nya bahwa ini adalah "tindakan biadab terorisme," tapi militer "Israel" belum mengeluarkan pernyataan resmi, dan pelaku belum ditemukan.

Bapak Sa'ad Dawabsha, ibu Reham, (37), dan anak mereka Ahmad, (4), terluka parah dalam serangan itu.

Rumah Sa'ad terbakar semuanya, sementara rumah Ma'mun Rashid Dawabsha terbakar sebagian.

Musallam Dawabsha, (23), mengatakan kepada Ma'an News Agency, bahwa keluarganya melihat empat ekstrimis "Israel" melarikan diri menuju Ma'ale Efrayim yang merupakan koloni illegal "Israel", yang dibangun di atas tanah Palestina yang dicuri di dekat desa itu.

Dia menambahkan bahwa seorang wanita muda, yang tinggal di dekat rumah Dawabsha, melihat ekstrimis "Israel" melemparkan bom api ke dalam rumah itu sebelum pergi meninggalkan lokasi.

Kelompok hak asasi manusia Palestina dan internasional telah mendokumentasikan beberapa kejadian adanya kekebalan hukum terhadap pemukim "Israel" yang menyerang warga sipil Palestina. Sangat jarang sekali pelaku ditangkap, atau di bawa ke pengadilan.

(ameera/arrahmah.com)

Legislator tegaskan, bubarkan GIDI

Posted: 31 Jul 2015 03:27 AM PDT

Nasir Djamil

JAKARTA (Arrahmah.com) - Pimpinan otonomi khusus Aceh-Papua, sekaligus anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil mendesak pemerintah segera membubarkan organisasi Gereja Injili Di Indonesia (GIDI). Sebab, GIDI dinilai telah bertentangan dengan dasar NKRI.

"Sebagai pimpinan pemantauan khusus Aceh dan Papua serta dari Komisi III di DPR RI saya meminta agar GIDI dibubarkan. Pemerintah diharapkan serius dalam pembuabaran GIDI," tegas dia saat jumpa pers Tim Pencari Fakta Komite Umat (Komat) untuk Tolikara, di Jakarta, Jumat (31/7/2015).

Nasir menjelaskan, pembubaran GIDI lantara organisasi tersebur telah mencatut nama Indonesia namun tidak menaati hukum dan berprilaku keindonesiaan. Indonesia adalah negara yang mengakui keberagaman dan hak hidup umat beeragama. "Tapi GIDI tidak melaksanakan ini,"ujarnya.

GIDI, ungkap Nasir juga telah melanggar Hak Asasi Manusia dan diduga berafiliasi dengan negara "Israel". Sementara Israel, katanya, negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Dia mempertanyakan, bagaimana orang-orang Israel bisa hadir dalam kegiatan tersebut dalam keadaan bermasalah.

"Pertanyaannya adalah bagaimana peserta Seminar dan KKR itu bisa hadir di Indonesia? Dimana mana ada petugas Imigrasi. Sedangkan, ketika pemain bola dari AS Roma tidak memiliki visa dipulangkan ke negaranya," katanya.

Dia menilai bahwa tindakan GIDI melarang umat beragama beribadah, memerintahkan pengecatan bendera Israel, dan pelarangan berjilbab adalaha bentuk pengingkaran terhadap NKRI. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Ansharu Syariah Libya tegakkan hudud di Benghazi

Posted: 31 Jul 2015 01:00 AM PDT

Pihak pelaksana hudud memeluk 3 Muslim yang telah menebus kesalahannya

BENGHAZI (Arrahmah.com) - Beberapa waktu lalu, Daulah Al-Baghdadi mengeluarkan tuduhan bahwa Al-Qaeda tidak menerapkan Hukum Allah di daerah kekuasaannya. Sehingga melalui rilis video-video eksekusinya, ISIS melakukan klaim bahwa pihaknya merupakan satu-satunya penegak Syariat Islam di dunia saat ini.

Namun, propaganda bombastis yang sengaja ditujukannya untuk menyedot simpati para perindu Khilafah sedunia itu ternyata terbantahkan, bahkan tidak menuai ba'iat dari mayoritas warga Libya. Hal tersebut terbukti dengan adanya dokumentasi penegakan hudud oleh Ansarus Syariah Libya, yang merupakan cabang resmi Al-Qaeda Internasional. Demikian Islamina melansir pada Rabu (29/7/2015).

Sebuah rilis resmi dari Ansaru Syariah Libya mendokumentasikan penegakan hudud yang penuh khidmat di bumi Benghazi. Eksekusi itu merupakan keputusan dari Mahkamah Islamiyyah.

Pada Rabu siang (29/7), Mahkamah Islamiyyah menegakkan salah satu hukum hudud kepada tiga warga Muslim dari tanah yang dikuasai oleh Mujahidin. Berbeda dengan eksekusi dramatis ISIS, pelaksanaan hukuman Syariah itu dilakukan di tengah khalayak ramai.

Setelah para pelanggar hukum memenuhi hududnya, mereka kemudian dikembalikan kepada masyarakat untuk meminta islah. Maasyaa Allah, betapa praktik hudud yang dilaksanakan Al-Qaeda Libya itu meneladani hudud yang dicontohkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

Sesuai kadar kesalahan pelaku, pada hudud kali ini tidak ada kesan mencekam dan seram. Semua pihak begitu khidmat menerima keputusan Mahkamah Islamiyyah sesuai Qur'an dan Sunnah. Bahkan ada senyuman dari warga di balik pelukan mereka terhadap para pelaku yang sudah menebus kesalahannya. Allahu Akbar.

Hudud oleh Ansharu Syariah Libya (1)

3 Muslim yang akan dikenai hudud oleh Ansharu Syariah Libya

Hudud oleh Ansharu Syariah Libya (2)

Eksekutor Hudud dari Ansharu Syariah Libya

Pembacaan keputusan Mahkamah Islamiyyah tentang hudud tersebut

Pembacaan keputusan Mahkamah Islamiyyah tentang hudud tersebut

Masyarakat menyaksikan proses hudud

Masyarakat menyaksikan proses hudud

Pencambukan mulai dilakukan

Pencambukan mulai dilakukan

Pencambukan dilaksanakan terhadap pelaku dosa, sebagai bentuk hukuman Syar'i yang sesuai kejahatannya

Pencambukan dilaksanakan terhadap pelaku dosa, sebagai bentuk hukuman Syar'i yang sesuai kejahatannya

Pencambukkan dilakukan sesuai kadar kejahatan masing-masing pelaku dosa

Pencambukkan dilakukan sesuai kadar kejahatan masing-masing pelaku dosa

Pencambukkan menjadi pelajaran bagi masyarakat yang menyaksikan agar tidak mengikuti perbuatan dosa dan pelaku menjadi jera

Pencambukkan menjadi pelajaran bagi masyarakat yang menyaksikan agar tidak mengikuti perbuatan dosa dan pelaku menjadi jera

Pihak pelaksana hudud memeluk 3 Muslim yang telah menebus kesalahannya

Pihak pelaksana hudud memeluk 3 warga Muslim yang telah menebus kesalahannya

Pihak Mahkamah Islamiyyah mengumumkan ketaubatan 3 pelaku maksiat yang telah dikenai hudud

Pihak Mahkamah Islamiyyah mengumumkan ketaubatan 3 pelaku maksiat yang telah dikenai hudud, dan memeinta masyarakat mengislahkannya

Masyarakat memeluk 3 warga yang telah dikenai hudud sebagai bentuk pengakuan bahwa mereka telah dishlahkan

Masyarakat memeluk 3 warga yang telah dikenai hudud sebagai bentuk pengakuan bahwa mereka telah dishlahkan

Dengan penjagaan ketat, masyarakat mengishlahkan ketiga warga Muslim yang telah taubat itu

Dengan penjagaan ketat, masyarakat mengikuti prosesi ishlah terhadap ketiga warga Muslim yang telah taubat itu dengan instruksi dari Mahkamah Islamiyyah

(adibahasan/arrahmah.com)

Statement by the Leadership Council and family of the deceased regarding the passing away of Amir ul Mumineen Mulla Muhammad Omar Mujahid May Allah have mercy on him

Posted: 31 Jul 2015 12:00 AM PDT

Mullah Mohammad Umar rahimahullah saat bersama Rakyat Afghanistan

(Arrahmah.com) - Bismillahirrahmanirrahim...

إن الحمد لله؛ نحمده، ونستعينه، ونستغفره، ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله؛ فلا مضل له، ومن يضلل؛ فلا هادي له. ونشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، ونشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليماًکثیرا.

أما بعد. فقد قال الله تبارک و تعالی:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلاَّ بِإِذْنِ الله كِتَابًا مُّؤَجَّلاً وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ۱۴۵وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ۱۴۶وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلاَّ أَن قَالُواْ ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ۱۴۷ آل عمران.

(Translation) 145. And no person can ever die except by Allah's Leave and at an appointed term. And whoever desires a reward in (this) world, We shall give him of it; and whoever desires a reward in the Hereafter, We shall give him thereof. And We shall reward the grateful. 146. And many a Prophet (i.e. many from amongst the Prophets) fought (in Allah's Cause) and along with him (fought) large bands of religious learned men. But they never lost heart for that which did befall them in Allah's Way, nor did they weaken nor degrade themselves. And Allah loves As-Sabirin (the patient ones, etc.). 147. And they said nothing but: "Our Lord! Forgive us our sins and our transgressions (in keeping our duties to You), establish our feet firmly, and give us victory over the disbelieving folk." (Surah Al-Imran)

Death is certain. It is part of our faith that except for the Almighty Allah all living beings will taste death. Even the most beloved being to Allah Almighty, the leader of both Universes, the Prophet Muhammad Peace be Upon Him, tasted the bitterness of death and passed away from this World.

In light of this reality the Leadership of the Islamic Emirate of Afghanistan and the family of Amir ul Mumineen Mulla Muhammad Omar Mujahid May Allah have mercy on him announce that the founder and leader of Islamic Emirate, as a result of an illness, handed his spirit over to the taker of souls and passed away from this temporary world towards the everlasting one, surely to Allah we belong and to Him we must return And May Allah SWT have boundless mercy on him.

Mulla Muhammad Omar Mujahid May Allah have mercy on him was an esteemed and sincere leader of the Islamic Ummah, who raised the fallen flag of Islam under the most difficult of circumstances. Under the name of Islamic Emirate, he founded a complete government within the framework of Islamic politics and in full compliance with the laws of Islam. Through him, Allah Almighty graced not only Afghanistan but the entire Ummah with an Islamic government and portrayed to the world the true meaning of Islamic sovereignty.


These few lines might not be sufficient to testify to his achievements, so therefore we turn to the issue at hand, which is that the esteemed Amir ul Mumineen May Allah have mercy on him has passed away from this world. Under these circumstances it is our duty to steer this Islamic Emirate, left behind to us as a trust, in the same direction as he had done. To remain as committed to Shariah as he had done. To remain as sincere and steadfast as he had done. To be as ready to sacrifice it all for the right path, to keep promises, trusting in Allah, patient, steadfast, and fearful of Allah as he had been so that Allah Almighty similarly helps us sustain this heavy burden and reach our destination as well as enables us to hold our heads high both in this world and hereafter.

The deceased Mullah Muhammad Omar Mujahid may Allah have mercy on himwho, despite the military might and intelligence tracking of America and all her allies, continued to live in Afghanistan and in the previous fourteen years never for a single day did he leave Afghanistan to visit Pakistan or another country. From his place he led the affairs of Islamic Emirate and there are ample proofs and witnesses to testify to his historic perseverance. Some time ago he became ill which intensified in the last two weeks before he passed away from this world.

While the esteemed Amir ul Mumineen May Allah have mercy on him was bodily a single person yet he encapsulated an entire movement, a philosophy, and the bearer of an ideal. If anyone wants to please his soul and show proof of their loyalty to him, then they should show loyalty to his inheritance which is the Islamic Emirate. Under the present circumstances, it is our individual duty as Muslims to work towards establishing an Islamic system by assisting, unifying, expanding and ultimately enabling the success of the Islamic Emirate. The foundations of this joint home must be solidified and the strengthening of our ranks is the only way to ensure we achieve the objectives of our people and the Mujahideen.

The deceased Amir ul Mumineen May Allah have mercy on him founded and strengthened this movement in such a way that it is based upon strong foundations, sincere and prudent colleagues, and supported by solid formations. Therefore the Mujahideen and all Muslims should be rest assured that, with the help of Allah Almighty, the leaders and members of Islamic Emirate will steer this caravan with the help of Allah and backing of Muslims towards its destination which was the deceased Amir ul Mumineen's lasting wish, and nothing is hard for Allah.

The leadership of the Islamic Emirate, the Leadership Council, and the family of the deceased Amir ul Mumineen have agreed that for the following three days (from 14th Shawwal 1436) in all the lands, scholars, clerics, national and Jihadi figures – on behalf of the leaders of the Islamic Emirate, Mujahideen and all the nation – should pray for the soul of the deceased Amir ul Mumineen and offer Quranic recitations, prayers and condolences and pray for the forgiveness of the deceased and the steadfastness and success of the Islamic Emirate.

Finally we would like to recall that Mullah Muhammad Omar's maternal brother – Mullah Abdul Manan Akhund – and his eldest son – Maulawi Muhammad Yaqoob – specifically ask all Muslims that if during the rule of the Islamic Emirate, under the leadership of the deceased Mullah Muhammad Omar, they were deprived of any rights then they should forgive him and always remember him in their prayers. We consider the entire Muslim Ummah, and especially the Mujahid nation of Afghanistan as our partners in this great calamity and ask Allah Almighty to give us all patience and consolation.

Wassalam

Leadership Council of Islamic Emirate of Afghanistan and family of the esteemed Mullah Muhammad Omar Mujahid

14th Shawwal 1436 Hijri Lunar

08th Assad 1394 Hijri Solar

30th July 2015 Gregorian

Source : Shahamat

(samirmusa/arrahmah.com)

Seorang warga Palestina tolak tawaran uang puluhan juta dolar kompensasi pemukiman Yahudi

Posted: 30 Jul 2015 11:00 PM PDT

Abdul Rahman Kassem

RAMALLAH (Arrahmah.com) - Tiga puluh satu tahun setelah pemerintah "Israel" menyita tanahnya di desa Dura Al-Qar Ramallah Utara, Palestina, pemilik tanah Abdul Rahman Kassem telah berjuang untuk mendapatkan kepastian hukum terkait pembongkaran dua bangunannya di pemukiman Beit El. Alasannya, bangunan tersebut tersebut dibangun di atas properti pribadinya.

Meskipun keputusan itu tidak memungkinkan Kassem untuk memiliki akses ke tanah itu sehingga iia bisa kembali menanam anggur, seperti yang ia lakukan di masa lalu bersama dengan ayah dan kakeknya, tapi ia berjanji bahwa "suatu hari anak-anak dan cucu-cucu saya akan mampu melakukannya." Demikian MEMO melansir, Kamis (30/7/2015).

Kisahnya dimulai ketika "Israel" menyita tanahnya, seluas sekitar 3,5 hektar, pada tahun 1984 untuk tujuan militer sebagai bagian dari keputusan untuk menyita hampir 450 hektar tanah di desa itu dalam rangka membangun pemukiman Beit El. Pemukiman ini telah dianggap sebagai pos militer di Tepi Barat yang diduduki sejak tahun 1978.

Kassem telah melakukan berbagai upaya politik dan hukum selama 30 tahun terakhir agar bisa mendapatkan kembali tanah itu, tapi belum mampu mencapai apa-apa. Ketika perusahaan konstruksi "Israel" mulai membangun unit perumahan pemukiman di tanah itu pada tahun 2009, ia kembali melakukan perjuangan hukum di pengadilan.

Mahkamah Agung "Israel" awalnya mengeluarkan putusan menghentikan pembangunan di tanah Kassem, tapi pihak perusahaan konstruksi tidak menghadiri persidangan dan tetap melanjutkan pembangunan. Ia bahkan menawarkan kepada kassem uang sebesar $ 28 juta untuk tanah itu, atau "berapapun jumlah yang diinginkan". Kassem mengatakan kepadanya bahwa tanah itu tidak dijual.

Pada tanggal 8 September tahun lalu, Kassem berhasil mendapatkan surat keputusan dari Mahkamah Agung yang memerintahkan pembongkaran dua unit pemukiman yang dibangun di atas tanah itu, tapi kelompok pemukiman itu mengajukan banding atas putusan itu.

"Saya ditawari dengan tawaran yang menggiurkan untuk menghentikan kasus ini," jelas Kassem, "tapi saya mengatakan kepada investor itu bahwa sembilan pemuda tewas di tanah ini saat mereka mempertahankannya, empat dari kamp Jalzone dan lima dari desa saya sendiri, salah satunya adalah anak saya Ibrahim yang saat itu adalah seorang mahasiswa, pada tahun 1991. Jika anak Anda tewas demi tanah Anda, Anda akan menjualnya? "

Tanahnya sekarang berada dalam area permukiman yang dikelilingi oleh pagar logam dan dinding semen. "Ini tidak penting sekarang," katanya dengan penuh keyakinan. "Suatu hari kami akan mendapatkannya kembali."

(ameera/arrahmah.com)

10 Foto perkembangan perluasan Mataf Masjidil Haram

Posted: 30 Jul 2015 10:00 PM PDT

Mataf (8)

MEKAH (Arrahmah.com) - Di Masjidil Haram, yang merupakan kiblat Muslimin sedunia, terdapat area yang disebut Mataf. Mataf adalah kawasan terbuka di tengah Masjidil Haram di mana terdapat Kabah dan merupakan tempat untuk melakukan Tawaf.

Alhamdulillah, seiring bertambahnya jamaah haji dan umrah setiap tahunnya, maka Pemerintah Arab Saudi memberlakukan kebijakan perluasan Mataf. Berikut Arrahmah sajikan beberapa foto aerial perkembangan proyek tersebut, Jum'at (31/7/2015), yang didokumentasikan oleh Departemen Keamanan Udara Publik pada 25 Ramadhan 1436 H lalu.

Nampak jumlah jamaah yang memadati Mataf meningkat 2 kali lipat. Dengan demikian pungkasnya bagian utara Mataf sangat membantu kelancaran ibadah jamaah haji dan umrah. Insyaa Allah.

Mataf (1)

Mataf (1)

Mataf (2)

Mataf (2)

Mataf (3)

Mataf (3)

Mataf (4)

Mataf (4)

Mataf (5)

Mataf (5)

Mataf (6)

Mataf (6)

Mataf (7)

Mataf (7)

Mataf (8)

Mataf (8)

Mataf (9)

Mataf (9)

Mataf (10)

Mataf (10)

(adibahasan/arrahmah.com)