Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Koalisi Arab umumkan jeda dalam kampanye militer di Yaman

Posted: 25 Jul 2015 04:24 PM PDT

PBB telah menyatakan bahwa Yaman berada di level ketiga darurat kemanusiaan. (Foto: AP)

SANA'A (Arrahmah.com) - Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah mengumumkan jeda kemanusiaan selama lima hari dalam kampanye militer mereka melawan milisi Syiah Houtsi di Yaman, menurut laporan kantor berita SPA seperti dilansir Al Jazeera.

Jeda serangan udara akan berlaku pada Ahad (26/7/2015) mulai pukul 11.59 waktu setempat yang akan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke negara Semenanjung Arab tersebut.

Pernyataan mengatakan bahwa meskipun jeda berlangsung, namun pasukan koalisi akan merespon setiap pelanggaran yang dilakukan oleh Syiah Houtsi yang didukung Iran.

Dua gencatan senjata sebelumnya yang ditengahi oleh PBB telah gagal.

Sementara itu pada Jum'at (24/7), serangan udara koalisi dilaporkan menghantam sebuah perumahan di kota Laut Merah, menewaskan sedikitnya 120 orang, menurut laporan Associated Press.

Serangan memukul perumahan para pekerja yang bekerja di pembangkit listrik di Mokha, meratakan beberapa bangunan, ujar pejabat lokal dan medis. Korban termasuk anak-anak, perempuan dan orang tua.

Beberapa serangan udara juga menghantam kandang ternak di dekatnya.

Pejabat koalisi Arab menurut Al Jazeera tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentarnya. Tidak jelas mengapa perumahan buruh menjadi target serangan. (haninmazaya/arrahmah.com)

Bagaimana sikap kaum muslimin terhadap musibah di Tolikara?

Posted: 25 Jul 2015 10:18 AM PDT

Bagaimana-Sikap-Kaum-Muslimin-Terhadap-Musibah-di-Tolikara

(Arrahmah.com) - Bagaimana sikap kaum muslimin terhadap musibah di Tolikara? Berikut kami tampilkan beberapa nasihat para asatidz/guru-guru yang bijak dari Arrahmah Channel, semoga bermanfaat.

1. Ustadz Farid Ahmad Okbah, Pimpinan Umum Al-Islam Islamic Center.

2. Ustadz Bahtiar Nasir, Pimpinan Umum AQL Islamic Center.

3. Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin, Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah.

(ArrahmahChannel/arrahmah.com)

Cina mencoba menyuap orang Uighur untuk misi kotor

Posted: 25 Jul 2015 08:23 AM PDT

Omer Khan speaks to a group of Uyghurs in Rawalpindi, in a file photo. (RFA)

PAKISTAN (Arrahmah.com) - Para pejabat Konsulat Cina berusaha menyuap sejumlah orang Uighur yang tinggal di Pakistan untuk memberikan informasi tentang para aktivis yang menentang kekuasaan Cina di wilayah Xinjiang, menurut sumber-sumber lokal yang dikutip RFA.

Pada 19 Julu, para konsulat Cina di Rawalpindi dan Gilgit, di utara Pakistan, mengadakan acara untuk mengakhiri bulan suci Ramadhan dan menawarkan uang kepada warga Uighur lokal yang telah memberikan mereka "bantuan," kata Omer Khan, pendiri Omer Uyghur Trust kepada RFA cabang Uighur, seperti dipublikasikan situs RFA pada Kamis (23/7/2015).

Para pejabat di Konsulat Cina di Rawalpindi mengadakan acara pertemuan itu di rumah Nasir Khan, pemimpin Overseas Chinese Association of Pakistan (OCAP), sebuah organisasi Uighur pro-Cina yang tinggal di Pakistan, kata Omer Khan.

Pada saat acara tersebut, para pejabat Cina memberikan uang sebesar 23.000 USD untuk OCAP, serta 12.000 USD untuk sebuah sekolah dasar, yang dikenal sebagai Big Montessor School, organisasi yang didirikan dengan bantuan dari konsulat Cina dalam beberapa tahun terakhir, dan tambahan senilah 10.000 USD untuk "para anggota yang bekerjasama erat" di organisasi tersebut, katanya.

Laporan juga mengatakan bahwa tidak jelas siapa yang menjadi tuan rumah acara konsulat Cina di Gilgit, atau berapa jumlah uang yang para pejabat berikan peada para warga Uighur lokal.

Rawalpindi adalah rumah bagi sekitar 1.000 orang Muslim Uighur atau sekitar 300 keluarga Uighur, sebagian besar mereka pindah ke kota itu pada tahun 1960-an dari Hoten atau Kashgar di Xinjiang.

Para warga Uighur ini meninggalkan cina dalam kondisi takut dimata-matai, khususnya jika mereka meninggalkan keluarga mereka di Xinjiang, dan mereka mengatakan bahwa ketakutan mereka telah kian memburuk sejak kerusuhan pada Juli 2009. Muslim di Xinjiang telah lama mengalami penekanan dan penindasan dari pemerintah Cina, sebagian mereka dituduh sebagai "separatis".

Omer Khan mengatakan bahwa para pejabat konsulat Cina telah memberikan uang kepada OCAP dan orang Uighur yang simpatis kepada Cina di masa lalu, tetapi tahun ini adalah yang pertama kali mereka secara terbuka memberikan uang kepada orang Uighur yang memberikan informasi tentang para aktivis yang menentang Cina, yang membuat marah warga Uighur lokal yang menentang pemerintahan Cina di Xinjiang. (siraaj/arrahmah.com)

Iran naik pitam pasca "Hizbullah" kalah perang di Qalamoun

Posted: 25 Jul 2015 08:00 AM PDT

Ilustrasi: "Hizbullah" dimarahi Iran pasca kalah perang di Qalamoun (Foto: Google)

ZABADANI (Arrahmah.com) - Seorang sumber terkemuka dari militer Libanon mengungkapkan fakta, dengan syarat anonimitas, bahwa pasukan Garda Nasional Republik Iran telah memasuki wilayah pertempuran seminggu sebelum pertempuran Zabadani dimulai. Mereka juga telah memulai suatu ruang operasi untuk menjaga pengawasan di wilayah perang agar tetap memadai.

Unit ini disebut-sebut telah bekerjasama dengan "Hizbullah", rezim Suriah dan brigade Dhu Al-Faqqar dari Iran. Mereka dikirim ke daerah guna mendukung "Hizbullah" sebelum terjadinya peperangan di Qalamoun.

Pada Senin (20/7/2015) MTV Libanon merelay temuan dari intelijen yang menguatkan bahwa adanya ketidaksenangan Iran (marah) terhadap kinerja "Hizbullah" dan kegagalannya untuk menghasilkan kemenangan di Qalamoun, sebelum akhirnya berita tersebut dipaksa diturunkan oleh pihak media akibat kecaman pihak Iran. Pasalnya, tayangan itu mengemukakan rancangan yang awalnya direncanakan untuk mengeksploitasi negosiasi nuklir, namun akhirnya mengakibatkan Iran mengalami kerugian besar di beberapa barisan [milisi Syiah] yang berperang untuk rezim Assad di Suriah.

Ketidakpuasan Teheran mendorong mereka meminta bantuan keuangan dan militer kepada Rusia, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya ahli perang dan pilot Rusia yang bekerja untuk rezim Suriah.

Jumlah warga Iran yang ditugaskan terjun dalam pertempuran di wilayah pegunungan Timur Libanon antara 50 hingga 70 orang, sudah termasuk para pemimpin, para pakar perang, dan penasihat.

Ruang kontrol operasi lapangan juga telah diluncurkan di daerah Brital.

Sumber juga membenarkan terbunuhnya Kolonel Karim Goabsh, penasihat utama dari Garda Nasional Republik Iran di Zabadani.

Dilansir ALN, Sabtu (25/7), media Orient, memperkiraan rata-rata Pejuang Hizbullat yang ditugaskan di sepanjang pegunungan Timur Libanon mencapai kurang lebih 5000 orang.

Sebanyak 300 pejuang lainnya, merupakan kelompok Syiah impor dari Afghanistan dan Iraq, telah ditugaskan di wilayah sepanjang sisi timur, tetapi mereka tetap tidak berhak mengizinkan mobilitas orang yang keluar masuk wilayah Libanon tanpa perintah dari otoritas Garda Nasional Republik Iran.

Sumber militer mengatakan bahwa intervensi tentara Libanon di Arsal telah membantu melindungi warga desa Arsal (yang beraqidah syiah) terhadap perselisihan yang dikarang oleh Hizbullat melalui kedok suku yiah, berlabel "terrosism" yang merajalela.

Memang, pembantaian besar-besaran terhadap warga Suriah di kamp-kamp pengungsian sudah dihindari, karena pembantaian tersebut memberikan tekanan berat kepada militer Libanon bahwa hal itu akan menimbulkan konfrontasi terbuka dengan pemberontak Suriah.

Dilaporkan adanya penembakan yang dilakukan oleh tentara Libanon untuk meredakan ketegangan pada saat itu, dan membenahi setiap upaya penyusupan, terutama di daerah Timur Bekaa, al-Kaa, dan di pinggiran utara Arsal, dimana terkonsentrasinya kelompok Daesh. (adibahasan/arrahmah.com)

Salah target, pesawat penjajah AS membom pos militer rezim Afghan

Posted: 25 Jul 2015 07:31 AM PDT

us copter

LOGAR (Arrahmah.com) - Pesawat penjajah AS membom pos militer pasukan rezim Afghan (ANA) di sebuah distrik di provinsi Logar yang dikira sebagai pos Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA).

Menurut laporan yang dilansir Shahamat, sebanyak 14 tentara ANA tewas dan sejumlah lainnya luka-luka setelah pesawat tempur penjajah AS membombardir pos mereka di distrik Baraki Barak pada Ahad pekan lalu.

Para warga desa mengatakan bahwa pos tersebut dibom oleh tentara penjajah AS karena meyakini bahwa pos tersebut telah direbut oleh Mujahidin.

Sementara itu, pada hari yang sama sebuah ranger hancur akibat bom pinggir jalan di distrik Mohammad Agha di provinsi tersebut, meninggalkan seorang tentara rezim luka-luka. (siraaj/arrahmah.com)

Islamophobia di Perancis: 274 serangan dalam 6 bulan

Posted: 25 Jul 2015 06:00 AM PDT

Jumlah aksi dan ancaman anti-Muslim di Perancis terhitung sebanyak 274 pada paruh pertama 2015, sedangkan pada periode yang sama tahun 2014 tidak lebih dari 72 kasus.

PARIS (Arrahmah.com) - Perancis telah melihat kenaikan yang mengkhawatirkan dalam aksi kekerasan anti-Muslim di seluruh negeri itu sejak Januari.

Dewan Perancis untuk Agama Islam memperingatkan peningkatan serangan dan ancaman Islamofobia di Perancis selama enam bulan pertama tahun ini, yang meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun 2014, sebagaimana dilansir oleh Muslim Village, Jum'at (24/7/2015).

Menurut laporan itu, sekitar lima juta Muslim, sebagian besar dari Afrika Utara, tinggal di Perancis, menempati peringkat pertama untuk jumlah Muslim di negara-negara Eropa.

Kepala Dewan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Al Jazeera, Jum'at (24/7/2015), mengungkapkan bahwa jumlah aksi dan ancaman anti-Muslim terhitung sebanyak 274 pada paruh pertama 2015, sedangkan pada periode yang sama tahun 2014 tidak lebih dari 72 kasus.

Sejak serangan Paris, berapa masjid telah dirusak oleh granat, tembakan, serta toko milik Muslim dibakar, kata Zekri, kepala sebuah Observatorium di Paris.

Zekri menuding politisi Perancis menjadi "acuh tak acuh" terkait serangan terhadap Muslim. Dia juga mengkritik beberapa politisi yang ikut serta dalam "pidato provokatif".

Menurut Zekri, angka ini tidak mencerminkan jumlah yang sebenarnya dari serangan Islamophobia dan ancaman terhadap Muslim di Perancis, mengingat bahwa banyak Muslim yang tidak melaporkan serangan yang dilakukan terhadap mereka kepada polisi.

(ameera/arrahmah.com)

Sebanyak 9,8 juta warga Suriah menderita kekurangan makanan

Posted: 25 Jul 2015 05:00 AM PDT

Pengungsi Suriah di jalanan (foto: MEMO)

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan World Food Programme mengkonfirmasi pada Kamis (23/7/2015) bahwa sekitar 9,8 juta warga Suriah saat ini menderita kekurangan makanan, termasuk 6,8 juta yang sangat membutuhkan bantuan bantuan makanan mendesak, sebagaimana dilansir oleh MEMO.

Dua organisasi ini mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa konflik yang telah berlangsung di Suriah sejak 2011, telah menghancurkan sektor pertanian di negara itu. Pejabat FAO di Roma, Dominique Bourgeon, mengatakan bahwa dibutuhkan bantuan segera dari para donor sehingga petani dapat mengolah panen gandum di bulan Oktober ini.

Tanaman gandum Suriah untuk tahun 2015 diperkirakan sekitar 2,4 juta ton, berkat curah hujan yang mencukupi, meningkat dibandingkan tahun 2014, tapi mengalami penurunan sebanyak 40 persen dibandingkan tanaman gandum yang dihasilkan sebelum konflik.

Demikian pula, ternak telah terkena dampak negatif konflik, populasi ternak mengalami penurunan sebesar 30 persen, domba dan kambing sebesar 40 persen, dan unggas sebesar 50 persen.

Sebaliknya, harga pangan naik pesat pada awal tahun 2015 akibat kurangnya dukungan pemerintah dan devaluasi mata uang Suriah. Harga roti telah meningkat selama tahun lalu hingga 87 persen.

Menurut pernyataan itu, rumah tangga Suriah telah menghabiskan setengah dari pendapatan mereka, atau kadang-kadang bahkan lebih, untuk membeli makanan di kota-kota seperti Sweida, Aleppo dan Hama.

(ameera/arrahmah.com)

Otoritas Palestina menangkap 100 tahanan politik di Tepi Barat

Posted: 25 Jul 2015 04:00 AM PDT

Anggota Hamas Hassan Yusuf.

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Seorang anggota dewan Hamas, Hasan Yusuf, telah mengatakan bahwa masih ada sekitar 100 tawanan politik saat ini yang sedang ditahan oleh Otoritas Palestina (PA) meskipun tahanan itu baru saja dibebaskan, kantor berita Safa melaporkan, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Jum'at (24/7/2015).

Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan pada Kamis (23/7), Yusuf menuntut Otoritas Palestina untuk segera membebaskan semua tahanan politik dan berhenti mengganggu "anggota gerakan Islam".

Yusuf juga menuntut pelaksanaan dan penerapan file rekonsiliasi, khususnya yang berkaitan dengan peran Dewan Legislatif dan kerangka kerja utama PLO.

Kami membutuhkan hal itu untuk menilai periode sebelumnya, terutama jalan rekonsiliasi, dan mencoba untuk mencapai konsensus umum Palestina terhadap apa yang harus dilakukan untuk menjaga stabilitas hak-hak dan konstanta kami dan tidak mengorbankan mereka dalam keadaan apapun; selain merangkul kelompok perlawanan, dalam segala bentuknya, dalam menghadapi tantangan 'Israel'," katanya.

Seperti pengumuman "Israel" baru-baru ini yang mengatakan bahwa "Israel" tidak akan ragu untuk menahan kembali tawanan yang dibebaskan selama pertukaran kesepakatan dengan Gilad Dhalit.

Yusuf mengatakan: "Pendudukan [Israel] melanggar semua janji-janji yang dibuat dalam kesepakatan. Pendudukan tidak menghormati perjanjian apapun, dan tidak tahu tentang persyaratan atau janji."

"Penangkapan ini datang untuk memprovokasi dan menekan tawanan Hamas, sehingga pendudukan dapat memperoleh informasi mengenai tentara "Israel" yang hilang di Jalur Gaza," tambah Yusuf.

(ameera/arrahmah.com)

10 tentara boneka Afghan tewas dan 10 lainnya bergabung dengan Mujahidin IIA di Kunduz

Posted: 25 Jul 2015 01:05 AM PDT

Peta provinsi Kunduz

KUNDUZ (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) pada Kamis (23/7/2015) menyerang konvoy gubernur distrik Chahar Carah, provinsi Kunduz di mana tiga orang pengawal gubernur tewas.

Di distrik Archi Dashti, empat pasukan boneka tewas dan tiga lainnya terluka dalam pertempuran melawan Mujahidin IIA di hari yang sama. Dua Mujahid juga terluka dalam bentrokan tersebut, seperti dilansir Voice of Jihad pada Jum'at (25/7).

Sementara itu, sepuluh tentara boneka menyatakan diri bergabung dengan Mujahidin dengan membawa senjata lengkap di distrik Chahar darah.

Selanjutnya, 3 polisi boneka termasuk seorang petinggi tewas dan dua lainnya terluka dalam baku tembak dengan Mujahidin IIA di kota Kunduz, ibukota provinsi Kunduz. (haninmazaya/arrahmah.com)

Innalillahi, rezim Nushairiyah bunuh 45 warga sipil dalam serangan udara di seluruh Suriah sepanjang Jum'at

Posted: 25 Jul 2015 12:33 AM PDT

Korban serangan udara di kota Al Bab, Aleppo. (Foto: aktivis Suriah)

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah sepanjang Jum'at (25/7/2015) telah membunuh 45 orang di seluruh Surah, ujar laporan Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) seperti dilansir Zaman Alwasl.

Serangan bom barel menewaskan 7 warga sipil termasuk tiga anak di kota Al-Yadouda di provinsi selatan Daraa.

Di timur Suriah, 4 orang termasuk dua anak gugur dalam serangan rudal di kota Albou Amr di Deir Azzur.

Juga sebuah keluarga berjumlah lima orang di Kafr Moos, provinsi Idlib, gugur dalam serangan udara pengecut oleh rezim Nushairiyah.

Lebih dari 230.000 nyawa telah melayang dalam perang Suriah yang telah memasuki tahun kelima sejak Maret 2011. (haninmazaya/arrahmah.com)