Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Pejuang Suriah meluncurkan operasi baru untuk membebaskan Daraa dari rezim Nushairiyah

Posted: 24 Jul 2015 04:40 PM PDT

Kota Daraa yang hancur setelah serangan bom barel oleh rezim Nushairiyah. (Foto: Reuters)

DARAA (Arrahmah.com) - Pejuang Suriah yang mencakup afiliasi Al-Qaeda di Suriah mengumumkan serangan sengit di kota besar di wilayah selatan, Daraa, mengatakan bahwa tujuan mereka adalah membersihkan daerah dari rezim.

Operasi "Badai Kebenaran" diumumkan di Twitter oleh Front Selatan untuk memurnikan provinsi Daraa dari kotoran geng rezim Nushairiyah yang dipimpin oleh Bashar Al-Assad, seperti dilansir AFP.

Mujahidin Jabhah Nushrah dan faksi Islam lain mengambil bagian dalam pertempuran tersebut, ujar laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

"Serangan dimulai pagi ini (23/7/2015) di kota Daraa yang dikuasai oleh rezim, dengan kedua belah pihak saling bertukar tembakan meriam," ujar SOHR kepada AFP.

"Kelompok-kelompok menyerang posisi rezim di bagian utara kota namun mereka belum menguasai bangunan," ujar Rami Abdel Rahman, Direktur SOHR.

Kelompok oposisi telah menguasai beberapa bagian kota Daraa dan sekitar 70 persen dari provinsi Daraa yang berbatasan dengan Yordania.

Sebelumnya rezim Nushairiyah telah kehilangan ibukota provinsi Idlib di wilayah barat laut yang saat ini dikuasai oleh aliansi Mujahidin yang menamai dirinya Jaisyul Fath. (haninmazaya/arrahmah.com)

Muslim Tolikara laksanakan shalat Jumat pertama pasca dibakarnya Masjid Baitul Muttaqin

Posted: 24 Jul 2015 08:00 AM PDT

Shalat Jumat pertama (24/7/2015) di Masjid sementara Baitul Muttaqin, Tolikara paska dibakarnya masjid oleh teroris Kristen GIDI

TOLIKARA (Arrahmah.com) - Ustadz Harun Hamzah, Ketua Tim TPM Wahdah Islamiyah untuk Tolikara melaporkan langsung dari Tolikara bahwa pelaksanaan shalat Jumat hari ini (24/7/2015) di Tolikara berjalan khidmat.

Khatib Juat oleh ustadz Fadhlan Garamathan. Ustadz asal Papua dan salah satu penggagas MIUMI Pusat ini menyampaikan khutbah dengan topik "Menjaga kesatuan Indonesia dengan membangun Tolikara damai bersatu cerdas untuk Indonesia lebih baik ke depan".

Adzan shalat Jumat dikumandangkan jam 12.15 waktu setempat. Bertindak sebagai muadzin ustadz Abdul Shamad (Dai Wahdah Asli Putra Papua) dengan imam ustadz Harun Hamzah (tim Lazis Wahdah).

Adapun jumlah jamaah shalat Jumat sekitar 100 orang yang berasal dari kesatuan TNI-Polri, warga pengungsi dan para relawan lembaga amal.

Masjid sementara untuk pelaksanaan shalat Jumat di Tolikara

Masjid sementara untuk pelaksanaan shalat Jumat umat Islam di Tolikara

Berbagai kelengkapan yang sebelumnya disiapkan oleh tim LAZIS Wahdah seperti papan nama masjid sementara, karpet plastik, speaker portabel sangat membantu saat pelaksanaan shalat Jumat.

Alhamdulillah, program pertama yang diemban oleh tim dapat terlaksana dgn baik yaitu ditegakkannya sholat jumat "Jumat Berkah Tolikara Damai".

"Ini merupakan shalat Jumat pertama kali sejak insiden pembakaran masjid di hari Idul Fitri 1436H. Sebagaimana diketahui bahwa masjid Baitul Muttaqin yang hangus terbakar adalah satu-satunya masjid yang ada di kabupaten Tolikara," lapor Ustadz Harun.

Tim Wahdah Islamiyah/Lazis Wahdah akan terus menjalankan program keumatan di Tolikara, donasi dapat disalurkan melalui rekening sedekah Lazis Wahdah bank Mandiri Syariah (451) 499 9000005 a.n Lazis Wahdah Peduli

Konfirmasi transferan ke 085315900900

(azmuttaqin/arrahmah.com)

Apel siaga ribuan umat Islam se Solo Raya untuk kuatkan Muslim Tolikara

Posted: 24 Jul 2015 07:07 AM PDT

Apel Siaga umat Islam se solo Raya untuk  ssaudara seiman Muslim Tolikara

SOLO (Arrahmah.com) - Tepat usai shalat Jumat (24/7/2015) ribuan umat Islam Solo Raya hadiri Apel Siaga dalam rangka Solidaritas untuk Muslim Tolikara Papua. Masa yang berjumlah hampir 8000 orang berkumpul di masjid Kota Barat dipimpin langsung oleh Ketua MUI Solo, Prof. Dr. dr. Zaenal Arifin Adnan dan Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta Dr. Muinudinnillah Basri, MA menuju Bundaran Gladag.

Humas aksi Endro Sudarsono melaporkan, hadir dalam apel siaga ini Ketua MTA Ust. Ahmad Sukina, Sekjen Majelis Mujahidin Ust. Shobbarin Syakur, Direktur Al Mukmin Ngruki KH. Wahyudin, Tokoh NU Abdul Halim, Tokoh Mega Bintang Mudrik Sangidu, Ketua LUIS Edi Lukito, Amir JAS Jateng Surawijaya, Ketua FKAM Ust. Rohmad dan beberapa pengurus dari Muhammadiyah Solo, KOKAM Solo, FJI DIY, Brigade Al Ishlah, Aktvis Muslim Papua, HMI, Anggota DPR RI, MPI, KAMMI, FUI Klaten, JAT, FUI Karanganyar, FUI Sragen, Darusy Syahadah Boyolali, Isykarima Karanganyar, FUI Semarang, MUI Sukoharjo, FPI Klaten, Hidayatullah Al Kahfi, dan dari jamaah masjid.

Rribuan umat Islam Solo Raya apel siaga dalam rangka solidaritas untuk Muslim Tolikara Papua,  Jumat (24/7/2015)

Rribuan umat Islam Solo Raya apel siaga dalam rangka solidaritas untuk Muslim Tolikara Papua, Jumat (24/7/2015)

Ust Muin meminta kepada Kapolri menangkap pelaku pembakaran masjid Baitul Muttaqin, pembubaran serta pelemparan batu terhadap jamaah Sholat idul Fitri 1436 H. Disamping itu Kapolri harus meminta pertanggungjawaban Gereja injili Di Indonesia (GIDI) atas pelarangan jilbab dan pelarangan perayaaan Idul Fitri 1436 H

Sementara itu Prof Zaenal menilai,"Jika Kapolri tidak tegas terhadap pelaku teror terhadap umat Islam, maka kasihan Presiden Jokowi, pertanggungjawabannya tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat." (azmuttaqin/*/arrahmah.com)

Indonesia akan lanjut pulangkan para migran Bangladesh

Posted: 24 Jul 2015 06:47 AM PDT

12may2015_imigrant_3-2_1C8D323C937F46B69635BD4A4CB3BC27

JAKARTA (Arrahmah.com) - Setelah mendeportasi 25 imigran asal Bangladesh yang mendarat di Aceh bersama para imigran Rohingya, pemerintah Indonesia berencana untuk memulangkan para imigran Bangladesh lainnya.

Seorang petugas imigrasi di Medan, Sumatera Utara, mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) pada Jum'at (24/7/2015) bahwa 25 imigran Bangladesh telah dideportasi pada Rabu (22/7), sementara imigran Bangladesh lainnya akan dipulangkan pada Senin.

"Kami berharap pemulangan ini bisa diselesaikan secepatnya, khususnya bagi para imigran yang terdampar di Langkat [kabupaten] beberapa waktu lalu," kata Midran Dylan, kepala kantor imigrasi.

Ke 25 imigran Bangladesh itu, yang sebelumnya diakomodasi di sebuah hotel di Medan di terbangkan dengan Malaysia Airlines dari Bandara Internasional Kuala Namu.

"Dari Kuala Namu, mereka diangkut ke Kuala Lumpur, dan kemudian menuju ke negara asal mereka," tambah Dylan.

Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memulangkan para imigran Bangladesh yang terdampar di Aceh pada Mei 2015 karena alasan mereka adalah untuk mencari kerja. Sedangkan untuk para imigran Rohingya, Indonesia bersedia menampung mereka selama setahun karena alasan kemanusiaan. (siraaj/arrahmah.com)

Penjelasan ilmiah hadits Nabi tentang lalat yang jatuh ke air minum

Posted: 24 Jul 2015 05:00 AM PDT

Lalat itu membawa penyakit di salah satu sayapnya, dan obat dari penyakit tersebut di sayap yang lain.

(Arrahmah.com) - Pernahkah Anda mendengar hadis Nabi tentang lalat? Sebuah hadis dimana Nabi menyuruh para sahabat untuk menenggelamkan lalat apabila jatuh ke dalam air minum, dan kemudian membuang lalat tersebut.

"Jika ada seekor lalat yang terjatuh pada minuman kalian maka tenggelamkan, kemudian angkatlah (lalat itu dari minuman tersebut), karena pada satu sayapnya ada penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat." (HR. Al Bukhari)

Hadis itu banyak dibahas. Beberapa bahkan bertanya, mengapa Nabi Muhammad meminta lalat itu malah dicelupkan ke dalam air minum. Bukankah lalat kerap hinggap di tempat-tempat jorok, sehingga bisa menularkan penyakit?

Bagaimana penjelasan hadist ini dilihat dari sudut pandang ilmiah?

Dikutip dari halaman situs Dr. Zaghloul El-Nagger, seorang professor Muslim di bidang sains, memberikan penjelasan ilmiah tentang Hadist ini. Menurut El-Nagger, hadis ini berarti bahwa lalat itu membawa penyakit di salah satu sayapnya, dan obat dari penyakit tersebut di sayap yang lain.

Ketika seekor lalat jatuh ke dalam wadah (makanan atau minuman), lalat tersebut membawa mikroba di salah satu sayapnya, sebagai pertahanan diri. Imam Ibnu Hajar mengatakan dalam komentarnya tentang hadis ini bahwa salah satu ulama mengamati bahwa lalat melindungi dirinya dengan sayap kiri, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa lalat membawa obat atau penangkal di sayap kanan. Jadi jika lalat direndam di wadah tempat ia jatuh, obat penawar itu akan menghancurkan racun atau mikroba dengan kehendak Allah.

Beberapa orang tidak senang dengan ide membenamkan lalat dalam makanan atau minuman. Namun, ini bisa diterapkan dalam kasus-kasus darurat. Ketika, misalnya, seseorang berada di padang pasir, hanya memiliki sedikit air atau minuman. Dalam kasus ini orang itu tidak punya pilihan selain untuk melakukan seperti yang direkomendasikan oleh Nabi. Jika tidak, maka ia akan mati kehausan atau infeksi. Jika seseorang merasa jijik, maka ia tidak harus melakukannya, tapi ia tidak memiliki hak untuk menolak keaslian hadits ini. Hadits ini sangat otentik, seperti yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.

Lalat merupakan serangga yang sangat umum dijumpai. Lalat memiliki hampir 87.000 spesies. Secara ilmiah telah membuktikan bahwa lalat-lalat itu hidup di sampah dan limbah bahan organik yang mengandung sejumlah besar bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya serta kuman.

Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil. Mereka hidup dalam jumlah miliaran dalam satu gram tanah pertanian dan jutaan dalam setetes ludah. Pengaruh bakteri pada kehidupan biologis di bumi tidak terbatas, tanpa bakteri tidak ada tanaman yang bisa tumbuh, dan tanpa tanaman tidak akan ada kehidupan bagi manusia dan hewan di bumi. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, tetapi beberapa dari mereka bisa menyebabkan berbagai penyakit.

Virus, pada kenyataannya, adalah asam nukleat (baik DNA ataupun RNA). Allah Yang Mahakuasa memberi mereka kemampuan untuk membentengi diri mereka dengan lapisan protein, untuk membentuk unit terpisah yang disebut "virion". Partikel virus atau "virion" memiliki kemampuan untuk menyerang sel-sel hidup (sel inang), memicu mereka untuk menghasilkan lebih banyak virus atau menghancurkan jaringan sel inang ini. Itu sebabnya virus bertanggung jawab untuk timbulnya berbagai macam penyakit, yang mempengaruhi tanaman, hewan dan manusia.

Ada jenis virus yang menginfeksi sel bakteri, yang dikenal sebagai "Bacteriophage." Jenis virus yang membunuh sel bakteri ini dikenal sebagai "Virulent Bacteriophage", sedangkan jenis virus yang tidak membunuh sel bakteri dikenal sebagai "Temperate Bacteriophage". Ini adalah satu ke Maha Kuasaan Allah, Maha Suci Allah, untuk membuat segala sesuatu di alam semesta ini berpasangan, sehingga, hanya Allah, satu-satunya, yang tidak memiliki pasangan. Dengan demikian, Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, siang dan malam, positif dan negatif, sebagaimana Allah menciptakan bakteri dan "Bacteriophage." Hanya Allah yang tidak memiliki pasangan.

AllahYang Maha Kuasa, memberikan lalat kemampuan untuk membawa kuman pada salah satu sayapnya dan obat penawar pada sayap yang lain. Jika tidak,spesies lalat akan binasasekarang, semua terkena kuman ini. Namun, lalat-lalat itu masih ada di lebih dari 87.000 spesies.

Lalat membawa virus dari banyak penyakit, yang kemudian mencemari makanan, minuman dan tubuh. Penyakit yang diakibatkan oleh virus seperti flu, campak, gondok, cacar, kutil, demam kuning, penyakit hati menular, beberapa kasus kelumpuhan, beberapa jenis kanker, dan beberapa penyakit kronis dari sistem saraf pusat termasuk juga multiple sclerosis.

Virus juga menyebabkan banyak penyakit pada ternak, seperti pada domba, burung, serta bebek yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui hewan yang terinfeksi itu. Beberapa tanaman seperti kentang, tomat, pisang dan tebu juga bisa hancur oleh infeksi virus.

"The Virulent Bacteriophage" membunuh sel bakteri yang menyerang dalam waktu yang sangat singkat. Sementara "Temperate Bacteriophage" menjaga sel bakteri untuk tetap hidup. Hal itu semacam kekebalan terhadap virus yang sama dan atau menghasilkan virus yang sama. Hal ini menjelaskan mengapa lalat membawa patogen pada salah satu sayapnya dan obat penawar pada sayap yang lain.

Sekelompok peneliti Muslim di Mesir dan Arab Saudi melakukan beberapa percobaan pada wadah berbeda yang berisi air, madu dan jus. Mereka membiarkan jenis cairan tersebut dihinggapi lalat. Kemudian mereka tenggelamkan lalat di beberapa wadah ini. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan bahwa cairan yang tidak ada lalat ditengelamkan mengandung banyak bakteri dan virus, sementara wadah yang lain di mana lalat benar-benar ditenggelamkan tidak terdapat bakteri dan virus.

Penemuan bahwa ada penangkal untuk patogen, dan bahwa ada berbagai jenis bakteri dan "Bakteriofag", baru diketahui pada dekade terakhir abad ke-20.

Sedangkan Nabi menyinggung soal ini 1400 tahun yang lalu, ketika manusia hampir tidak tahu tentang fakta-fakta ilmu pengetahuan modern. Namun, jenis informasi yang akurat seperti ini, bahwa salah satu sayap lalat membawa penangkal patogen yang dibawa oleh sayap yang lain, hanya bisa berasal dari Wahyu Ilahi yang diajarkan kepada Nabi oleh Allah SWT. Subhanallah…

(ameera/arrahmah.com)

Kisah mula "Gereja Islam" di Tolikara

Posted: 24 Jul 2015 03:45 AM PDT

Sisa papan nama Masjid Baitul Muttaqin  yang rata dengan tanah dibakar oleh teroris  Kristen di Karubaga Kabupaten Tolikara, Papua saat kaum Muslimin shalat Idul Fitri 1436 H, Jum'at (17/7/2015),  Aksi ini diotaki oleh Ketua Gereja Injili di Indonesia (GIDI Tolitora Pdt. Nayus Wenea, S.Th dan Sekertaris Marthen Jingga, S.Th; MA.

TOLIKARA (Arrahmah.com) - Pasti banyak dari kita tidak mengetahui asal mula Masjid Baitul Muttaqin yang hangus dilalap api pada tragedi Idul Fitri berdarah di Tolikara, Papua itu bisa berdiri. Padahal, gereja selain aliran Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) seperti Katolik, Protestan, Advent, Pantekostan dan lainnya, 'haram' berdiri di Tolikara.

Ustadz Ali Mukhtar, selaku imam Masjid Baitul Muttaqin mengisahkan kepada Panjimas, Kamis (23/7/2015), bahwa dahulu sekitar tahun 1989 Masjid itu mulai dirintis dan didirikan di atas tanah yang diberikan seorang kepala suku.

"Ada anaknya kepala suku namanya Karmin Yekua, itu pernah cerita sama saya. Waktu itu saya tanya, awal mulanya kok bisa kepala suku ngasih tempat ibadah kepada saudara-saudara Muslim?" kata Ustadz Ali Mukhtar di tempat pengungsian, di Komplek dinas Kormil Karubaga, pada Rabu (22/7/2015).

Menurut Ustadz Ali, melakukan pembebasan tanah di Tolikara, apalagi untuk didirikan Masjid sangat mustahil terjadi.

"Tahu sendiri, masalah pembebasan tanah itu agak susah di sini, karena tidak ada sertifikat," imbuhnya.

Ustadz Ali melanjutkan, kepala suku di Tolikara memberikan sebidang tanah untuk dibangung Masjid karena rasa hormat mereka kepada para guru Muslim yang mengajar di Tolikara.

"Guru-guru waktu itu shalat, dia ruku, terus sujud. Kepala suku ini lalu bertanya, 'eee.. bapak guru, saya bingung, kita cari dokter saja, mungkin pak guru tidak enak badan kah?' Lalu pak guru itu menjawab, eee… bapak, kami ini sedang sembahyang, ajaran agama kami ini adalah ibadah," kata Ustadz Ali diiringi gelak tawa.

Perlu diketahui, penduduk asli Papua sangat menghormati guru, dokter dan warga negara asing (bule). Alasannya sederhana, karena guru yang mendidik anak-anak mereka menjadi pintar, setelah kondisi mereka sebelumnya yang primitif. Sementara dokter selama ini yang mengobati mereka jika sakit. Adapun hormat mereka pada orang bule, karena dianggap sebagai pengabar Injil.

Singkat cerita, didirikanlah rumah ibadah pertama kali di Tolikara dengan ukuran cukup kecil dan diberi cat hitam. Tujuan diberi cat hitam bukan hijau sebagaimana warna kesukaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, demi menyesuaikan diri dengan warga lokal sekitar.

"Hari demi hari, umat Islam di sini ingin shalat. Lalu bikin (ruangan, red) ukuran 5 x 5, tiang-tiangnya ada, cuma kotak begitu saja, catnya hitam. Rumah-rumah misionaris dan orang-orang papua begitu, catnya hitam," tuturnya.

Uniknya, dengan semangat toleransi yang sangat tinggi dari umat Islam di Tolikara, pada awal-awal berdiri, mereka rela tak menyebut rumah ibadah itu sebagai mushalla atau Masjid, namun disebut sebagai gereja Islam.

"Kalau orang tanya Masjid, putra derah (warga lokal asli Papua, red.) itu tidak tahu, mereka tahunya gereja Islam," tuturnya.

Tak hanya itu, para tokoh agama Islam di sana pun disebut sebagai gembala Islam.

"Sama saya manggilnya gembala Islam," imbuhnya.

Bagi warga Muslim yang umumnya pendatang dari luar Papua, penyebutan itu bukanlah hambatan bagi mereka. Mengingat di Tolikara Kristen sangat mendominasi, khususnya GIDI.

"Yang penting kita di sini bisa menempatkan diri. Misi kita di sini rahmatan lil 'alamin, harus bermanfaat bagi lingkungan sekitar," ujarnya.

Setelah bertahun-tahun hidup berdampingan, akhirnya rumah ibadah itu menjadi mushalla dan diberi nama Baitul Muttaqin yang artinya rumah orang-orang bertakwa. Subhanallah, nama yang indah, sesuai dengan mental para pendatang yang begitu tegar memegang teguh agama Islam, di tengah arus derasnya penyebaran Kristen dan kerasnya perangai/watak warga asli Papua.

Para tokoh sempat meminta izin kepada warga lokal asli Papua untuk merubah nama mushalla menjadi Masjid Baitul Muttaqin. Namun hal itu ditolak dari warga lokal. Jangankan membuat kubah atau membangun menara Masjid, memasang plang yang menunjukkan arah lokasi tempat ibadah juga dilarang. Akhirnya mereka hanya memasang plang Masjid Baitul Muttaqin di dalam. Warga Muslim pendatang mau tak mau harus menerima sikap warga lokal, meskipun hal itu jika dipanda dari sisi Hak Asasi Manusia (HAM) sangat intoleran.

Meski hanya mushalla, namun kegiatan ibadah di tempat tersebut sudah cukup baik, dari mulai shalat Jum'at hingga shalat Idul Fitri telah berlangsung belasan tahun.

Sampai akhirnya, warga Muslim dikejutkan dengan surat edaran yang berisi pelarangan jilbab dan shalat Idul Fitri yang dikeluarkan GIDI. Mereka tak menyangka, warga Muslim yang selama ini hidup rukun dengan Kristen, tiba-tiba terusik dengan sikap arogan, provokatif dan melanggar HAM tersebut. Hingga puncaknya, meletuslah tragedi penyerangan jamaah shalat Idul Fitri dan disusul pembakaran kios-kios yang merembet membakar Masjid. (adibahasan/arrahmah.com)

Belajar "menjaga masjid" dari Hajj Hamdo

Posted: 24 Jul 2015 03:30 AM PDT

ilustrasi peledakan masjid di Suriah

(Arrahmah.com) - Udara panas membakar hati Muslim warga kota Jisr Asy-Syughur. Beberapa kali aksi hit and run Mujahidin ke dalam kota berhasil dibendung tentara Syi'ah Nushairiah. Yang dengan begitu membuat kedzaliman Syi'ah makin menjadi!
Dengan segala alasan mereka culik, Eksekusi, kemudian buang jenazah para warga yang dicurigai menjadi anggota perlawanan, Di jalan-jalan!

Tapi yang membuat panas hati bukan itu. Manusia hidup dan mati, datang lalu pergi, berjuang dan syahid, lahir dan kembali. Biasa itu, Apalagi di negeri yang bau kematian menyeruak ke rumah-rumah lebih dahulu daripada udara pagi.

Yang meningkatkan tensi emosi warga sampai titik tertingginya karena sejak tiga bulan terakhir pemerintah menutup 25 Masjid dari 27 yang tersisa! Peralatan sound systemnya dilucuti, lantainya dikotori tapak sepatu najis mereka, dan pintunya digembok dari segala penjuru!

Puluhan lainnya sudah hancur tak lagi dapat dipergunakan. Keimanan warga yang sedang mencapai titik tertingginya bagai terhalang gunung tinggi. Shaf-shaf shubuh dan 4 waktu lainnya yang kini berpindah tempat ke basement atau loteng rumah-rumah, sedikit membuka keran tabung gas di kepala mereka yang terus ditekan, mengulur pemberontakan lebih lama, sekaligus mengokohkan iman mereka!

Tapi Masjid tetaplah Masjid, Rumah Allah Yang Maha Agung seberapa pun jeleknya ia. Bukti wujud sebuah masyarakat Islam pada sepetak bumi Allah, serta Rumah Allah yang jauh lebih berharga dari rumah kita!

Maka mengusik keberadaan Masjid tidak mendatangkan apapun bagi kafir kecuali membaranya perlawanan atas mereka. Bahkan dari pelaku-pelaku maksiat yang masih beruntung Allah sisakan kebanggaan sebagai Muslim!

Di tengah kegelisahan warga kota Jisr, Hajj Hamdo, seorang Shalih dan Imam Masjid, tengah malam memaksa masuk ke dalam salah satu dari dua Masjid yang tersisa dan kebetulan berada tepat di samping rumah. Istri dan anak-anak beliau tak dapat melarang. Jangan kata penangkapan, api dan siksa manusia pun kali ini akan dilawannya!

Dengan satu sujud khusyuk dan panjang, beliau berdoa dan berjanji pada Allah, bila Dia turunkan Mujahidin membebaskan kota, ia akan menyerukan takbir selama penyerangan, meski Masjid harus runtuh dan hilang di bawahnya!

Dan Allah Maha Menjawab doa hamba-Nya yang ikhlas sepenuh hati. Beberapa hari setelah itu serangan besar Mujahidin bergelombang menghantam kota!
Pembukaannya sederhana saja: Sebuah aksi amaliyat Mujahidin Turkistan yang mengendarai BMP penuh bahan peledak menggoncang tanah Suriah!
Sudahnya teriakan takbir menebar maut di hati musuh-musuh Allah!

Perang hebat pecah sepanjang tujuh hari!

Hajj Hamdo tak lupa perjanjiannya dengan Allah. Melihat Mujahidin berkumpul depan kota, beliau menyelinap masuk Masjid, mengeraskan speaker, lalu tanpa henti mengumandangkan takbir yang terus diingat sampai hari ini! Memberi tanda pada para petarung di penjuru kota, Ini saatnya bertumpah darah membela agama-Nya!

Kepahlawanan, ianya yang kan bangkitkan jiwa-jiwa yang mati, menuntun para pengecut menuju satu pelita, membuat para pemberani bangkit dan bergerak! Maka tak lama susul menyusul seisi warga kota berkumpul di sekeliling Masjid, menjaga sang Imam dengan jiwa mereka

"Bila harus mati, matilah kami bersamanya!"

Beberapa jam telah berlalu sejak mesiu pertama menyalak, perang sengit telah berkecamuk, Mujahidin dan Nushairiyah bertempur sengit, saling balas kematian kawannya. Sementara di Masjid, Hajj Hamdo masih setia menjaga pos sebagai penyemangat Mujahidin ketika akhirnya sebuah ledakan besar mengguncang Masjid, meratakannya dengan tanah, menerbangkan Hajj Hamdo dan kawanannya ke langit, Menjadikan mereka insyaAllah dalam daftar para syuhada...

Allah menepati janji-Nya pada siapa saja yang menepati janji pada-Nya, dan Allah tidak menghentikan kumandang takbir yang sukacita menyeru nama-Nya dalam Keagungan serta penghormatan. Takbir Hajj Hamdo bukan yang pertama di muka bumi. Tapi ianya tercatat di sini, pada hati-hati para pejuang. Takbir lainnya tetap sama,

Allahu Akbar!!!

Di tempat lainnya masih berkumandang, diserukan oleh mereka yang setia pada agama Allah, di tanah Suriah, Turki, Papua, atau dimana saja...

Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!!

*Dikisahkan oleh pelaku langsung

(misimedissuriah/arrahmah.com)

Imarah Islam Afghanistan: 4 poin penting menuju perdamaian

Posted: 24 Jul 2015 03:00 AM PDT

1-MonogramClear

KABUL (Arrahmah) - Pada pekan lalu, Imarah Islam Afghanistan (IIA) merilis analisa mingguannya. Kali ini, IIA membahas komitmennya dalam menciptakan perdamaian di Afghanistan.

Berikut 4 poin penting terkait upaya menuju perdamaian yang dikemukakan IIA, yang Arrahmah kutip pada Jum'at (24/7/2015). Bismillah.

Mujahidin IIA

Mujahidin IIA

Perdamaian merupakan kebutuhan alami setiap manusia, sebagai rahasia mencapai kesejahteraan dan pembangunan. Umat manusia dari sebuah bangsa hidup dalam kedamaian. Masyarakat membutuhkan rasa damai layaknya ikan membutuhkan air. Jauh sebelum apapun, kebutuhan utama dan pertama yang dibutuhkan negeri kita tercinta adalah kedamaian abadi. Tak diragukan lagi, bangsa kita yang cinta damai ini merindukan perdamaian.

Memperoleh kedamaian itu mudah. Setiap orang dapat menyuarakan damai tetapi kedamaian hanya dapat diraih dan dibangun dengan adanya keseragaman kenyataan di lapangan [dengan cita-cita] juga dengan pertimbangan dan pendapat dari masyarakat. Ianya tidak dapat diraih hanya melalui pernyataan. Melainkan harus dengan menghilangkan segala rintangan di jalan menuju perdamaian, [juga] dengan membangun atmosfir kepercayaan diri dan kepercayaan serta inisiasi proses [meraih damai] yang bijaksana.

Sayangnya, situasi saat ini di negeri yang kita cintai (pemerintah boneka Afghanistan) sedang menuju penggunaan kekuatan [militer] tinimbang meningkatkan kemajuan perdamaian. Selain mengulang-ulang janjinya, para penjajah (AS) tidak kunjung mundur dari kancah peperangan. Serangan malam dan pengeboman buta [tanpa tebang pilih] masih berlanjut. [Sementara] Para pejabat di Kabul menggunakan perdamaian sebagai objek politik dan propagandanya. Itu menunjukan bahwa mereka tak memiliki komitmen terhadap perdamaian karena alih-alih memendarkan dan menyuarakan perdamaian, mereka malah meluncurkan operasi militer di berbagai bagian negara ini dalam dinginnya musim di tahun lalu. Mereka telah menghancurkan pemukiman dan kebun-kebun dari orang-orang awam, dan operasi yang merusak itu masih berlanjut hingga kini. Perilaku penjajah dan pemerintah boneka Kabul telah membuka jalan dilanjutkannya peperangan.

Berikut beberapa poin yang harus dipertimbangkan demi perdamaian.

1. Komitmen dan ketulusan adalah elemen terpenting untuk proses perdamaian. Sebuah proses perdamaian yang juga merupakan kewajiban Islam tidak boleh digunakan sebagai alat untuk penipuan, [berbuat] licik dan [dijadikan] tuduhan kepada sisi yang berlawanan. Pertama-tama mereka yang menginginkan perdamaian dan bekerja dalam proses perdamaian harus takut kepada Allah, Yang Mahakuasa. Mereka harus merasa bertanggung jawab dan tidak harus bermain dengan masa depan bangsa yang tertindas.

2. Perdamaian membutuhkan pemikiran yang mendalam dan diskusi. Sebuah kesalahan kecil dalam proses perdamaian bisa membawa masalah besar bagi bangsa kita.

3. Perdamaian membutuhkan gerak yang serius berdasarkan realitas, selain itu akan memperburuk proses perdamaian dan membuka jalan bagi perpanjangan perang. Oleh karena itu, semua langkah harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

4. Poin penting dalam proses perdamaian adalah realisasi atas sentimen dari sisi yang berlawanan. Perdamaian tidak harus diartikan sebagai menyerah. Mereka yang menginginkan perdamaian seharusnya tidak menggunakannya sebagai alat propaganda.

Imarah Islam telah berulang kali menyatakan komitmennya untuk perdamaian yang berkelanjutan dan telah melakukan upaya dalam hal ini. Dengan demikian, telah diajukan strategi yang masuk akal mengenai proses perdamaian yang berbeda baik melalui pertemuan resmi maupun tidak resmi. Akhir pendudukan [musuh] dan pembentukan sistem Islam telah ditetapkan sebagai tujuan utama perjuangan yang sah dan Jihad suci ini. Seperti di masa lalu, Imarah Islam menginginkan perdamaian hari ini dan akan berusaha untuk itu di masa depan. Tapi proses perdamaian harus memiliki beberapa indikasi komitmen, ketulusan dan transparansi. Realita di lapangan harus diperhitungkan karena mengikuti fatamorgana di padang pasir yang kering [tentunya] tidak memiliki makna apa-apa. (adibahasan/arrahmah)

Terlalu, GIDI denda warga yang tak mengecat bendera "Israel"

Posted: 24 Jul 2015 02:30 AM PDT

Banyak kios di Tolikara, Papua, Indonesia  dicat bendera zionis "Israel"

TOLIKARA (Arrahmah.com) - Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) memberikan sanksi denda Rp 500 ribu kepada warga Tolikara yang tidak mengecat kediamannya dengan bendera "Israel".

"Kami didenda Rp 500 ribu jika tidak cat kios, itu kami punya kios," kata seorang pedagang asal Bone, Agil Paweloi (34), kepada Republika.co.id di tempat pengungsian di Tolikara, Papua, Jumat (24/7/2015) dini hari.

Agil menuturkan pengecatan ruko, rumah, dan trotoar jalan diwajibkan dengan warna biru dan putih. Dalam kegiatan itu, lanjutnya, pihak GIDI menjelaskan kepada warga bahwa instruksi pengecatan tersebut dalam rangka menyambut kedatangan pendeta dari "Israel".

Berdasarkan spanduk yang dipampang di halaman kantor Pusat GIDI di Jayapura, acara seminar KKR Internasional DIGI yang berlangsung pada 15 Juli-19 Juli di Kabupaten Tolikara dihadiri pendeta asal "Israel" bernama Benjamin Berger.

Tidak hanya penduduk Muslim, seluruh masyarakat Tolikara ikut diwajibkan mengecat rumah mereka dengan warna bendera "Israel". Para jurnali menyaksikan bahwa seluruh ruas jalan dan ruko-ruko pedagang dicat memang berwarna biru putih. "Saya ikut cat saja daripada harus bayar Rp 500 ribu," ujarnya. (adibahasan/arrahmah.com)

300 loyalis ISIS gabung ke Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam

Posted: 24 Jul 2015 02:00 AM PDT

300 loyalis ISIS gabung ke Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam

DARA'A (Arrahmah.com) - Liwa' Syuhada Yarmuk, yang sebelumnya telah menyatakan kesetiaannya kepada Daulah Baghdadiyah pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi, dilaporkan telah kehilangan 300 pasukannya berikut sejumlah komandan penting. Mereka dikabarkan telah memutuskan untuk membatalkan kesetiannya kepada ISIS dan bergabung dengan Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam Al-Islamiyah. Demikian Muqawamah melansir Eremnews pada Kamis (23/7/2015).

Sumber-sumber dari aliran Salafi Jihadi menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi beriringan setelah kesuksesan pasukan Jaisyul Fath yang dipimpin oleh Jabhah Nushrah dalam mempertahankan wilayah Dar'a di selatan Suriah pada Selasa (21/7) dari serangan pasukan Assad. Hal tersebut seiring dengan pengkhianatan Liwa' Syuhada Yarmuk yang menyatakan kesetiaannya kepada ISIS, sekaligus menyerang Mujahidin dari belakang.

Dalam pertempuran tersebut, selain memukul mundur pasukan Assad, Jabhah Nushrah beserta koalisi faksi-faksi militer Islam yang tergabung dalam Jaisyul Fath benar-benar telah menimpakan kerugian besar terhadap Liwa' Syuhada Yarmuk melalui pertempuran yang cukup sengit dan memakan korban dari kedua belah pihak.

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Jabhah Nushrah beserta koalisi faksi-faksi mujahidin lainnya mulai menyerbu pusat-pusat wilayah yang dikuasai oleh Liwa' Syuhada Yarmuk. Beberapa hari sebelum ini, Jaisyul Fath telah mengokohkan posisinya di kota-kota di wilayah Dar'a.

Liwa' Syuhada Yarmuk yang saat itu dipimpin oleh komandan mereka Abu Ali Al-Baridi, tidak mampu menghadang gerak laju pasukan Jaisyul Fath pimpinan Jabhah Nushrah yang menyerbu markas-markas milik Liwa' Syuhada Yarmuk. Karenanya, markas-markas tersebut kembali ke pangkuan mujahidin Jabhah Nushrah, menguasai kota mereka dan menewaskan sejumlah besar pasukan dan komandan mereka.

Sumber tersebut juga menambahkan bahwa tindakan tegas diambil, setelah sebelumnya pasukan Jabhah Nushrah melakukan pengepungan terhadap posisi pasukan Liwa' Syuhada Yarmuk yang berjumlah sekitar 700 orang. Itu termasuk para komandan mereka yang menolak untuk menyerahkan diri dan menolak untuk menyerahkan komandan mereka, Abu Ali Al-Baridi untuk diadili di Mahkamah Syariah di wilayah Hauran atas berbagai tindak kejahatan mereka. (adibahasan/arrahmah.com)