Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Empat tentara junta Mesir tewas dalam serangan bom ranjau di Sinai

Posted: 23 Jul 2015 04:15 PM PDT

Foto yang diambil dari perbatasan Rafah memperihatkan asap tebal mengepul ke udara di wilayah Semenanjung Sinai pada 16 Juli 2015. (Foto: AFP)

SINAI (Arrahmah.com) - Empat tentara junta Mesir tewas dalam ledakan bom ranjau pada Kamis (23/7/2015) di Semenanjung Sinai di mana militer memerangi pejuang Islam.

Seorang perwira dan tiga tentara tewas dalam serangan yang menghantam kendaraan mereka di dekat kota perbatasan Rafah, ujar juru bicara militer di halaman Facebook nya seperti dilansir AFP.

Serangan datang beberapa hari setelah tujuh tentara tewas dalam serangan di pos pemeriksaan.

Sejak kudeta militer yang menggulingkan Muhammad Mursi dari kursi kekuasaan pada 2013 lalu, serangan terhadap polisi dan tentara junta Mesir meningkat tajam. Dilaporkan bahwa ratusan polisi dan tentara telah tewas dalam serangkaian serangan khususnya di Semenanjung Sinai. (haninmazaya/arrahmah.com)

Astaghfirullah, bocah pengungsi Suriah dipukuli hanya karena menjual tisu di restoran Turki

Posted: 23 Jul 2015 06:40 AM PDT

syrianboy

TURKI (Arrahmah.com) - Kejadian di mana seorang manajer restoran memukuli anak Suriah di Turki barat yang terjadi enam bulan setelah pemukulan terhadap seorang anak Suriah oleh seorang manajer Burger King di Istanbul kembali memancing kemarahan publik, lansir Daily Sabah pada Selasa (21/7/2015).

Bocah laki-laki yang tidak diketahui namanya itu tengah menjual tisu di sebuah restoran di Basmane Square Izmir. Manajer restoran, yang tampak marah karena bocah itu mendekati pelanggan restorannya, mencoba menyeretnya keluar. Ketika anak itu menolak untuk keluar, manajer itu mulai menampar bocah malang tersebut.

Para pejalan kaki berusaha turun tangan, tapi orang itu terus saja memukul bocah yang sudah jatuh di tanah dan merangkak di bawah meja di depan restoran untuk menyelamatkan diri dari pukulan. Hidungnya bahkan berdarah akibat terkena pukulan.

syrianboy1

Foto bocah Suriah dengan hidung berdarah memicu kemarahan publik media sosial

Para saksi mencoba untuk membantu anak yang terlihat ketakutan itu, namun sia-sia. Anak itu meninggalkan tempat kejadian sambil menangis, sementara manajer restoran tersebut dilaporkan tidak dituntut atas tindakan brutalnya itu.

Pada bulan Januari, seorang manajer Burger King tertangkap kamera saat ia memukul seorang anak Suriah yang mencoba mengambil sisa kentang goreng di nampan pelanggan restoran di distrik Åžirinevler Istanbul. Manajer restoran itu pun dipecat setelah video pemukulannya tersebar secara online.

Saat foto bocah Suriah yang menangis dengan hidung berdarah ini muncul, para pengguna media sosial juga menyatakan kemarahan mereka, menggambarkan manajer restoran itu sebagai seekor "binatang", terkait kasus pelecehan terhadap bocah laki-laki Suriah yang menjual tisu.

Distrik Basmane Izmir dikenal sebagai wilayah padat dengan para migran Suriah yang ingin menyeberang ke Eropa secara ilegal melalui Laut Aegea. Kebanyakan dari mereka diketahui merupakan warga miskin dan tinggal di taman-taman. Mereka terpaksa menjadi pengemis atau menjual tisu untuk mencari nafkah.

Turki menampung lebih dari 1,8 juta pengungsi Suriah selama empat tahun konflik di negara tetangga sebelah selatannya itu. Hanya sebagian kecil dari mereka yang ditampung di kamp-kamp tenda di Turki selatan, sementara warga miskin Suriah sisanya terpaksa mendiami bangunan-bangunan kosong dan tempat-tempat lainnya.

Meskipun masyarakat Turki pada umumnya memiliki pendekatan yang baik serta merangkul warga Suriah, kasus sporadis seperti yang terjadi di Izmir itu dipandang begitu sensitif karena seakan menganggap warga Suriah sebagai beban keuangan bagi Turki.

(banan/arrahmah.com)

Ini THR untuk anak Suriah

Posted: 23 Jul 2015 06:31 AM PDT

Pembagian THR melalui GPS-Coin4Syam di pengungsian Suriah

JAKARTA (Arrahmah.com) - Program Coin4Syam yang digagas Gaul Peduli Syam (GPS) beberapa bulan lalu memberikan dana Tunjangan Hari raya untuk Anak-Anak Suriah. Pembagian dilakukan pada hari raya Idul Fitri 1436 Hijriyah melalui relawan Misi Medis Suriah yang berada di Suriah. Demikian Randy Bimantara selaku Koordinator GPS dan pembina program Coin4Syam menginformasikan kepada Arrahmah pada Selasa (21/7/2015).

MMS tiba di lokasi pengungsian dan membagikan amanah Muhsinin Indonesia pada pukul 10 pagi waktu Suriah. Saat itu, cuaca begitu cerah. Tentunya sangat terik karena sekarang memang sedang musim panas.

"Ketika kami datang, Anak anak berlarian, berkumpul dan berbaris menunggu giliran pembagian amplop yang akan dibagian oleh Syaikh," ujar Randy.

Suasana terik matahari tak membuat mereka mundur, meski jumlah uang yang dibagikan hanya 20 Lira per anak. Bagi kita di negeri yang aman, tentu seperti tidak berharga, akan tetapi bagi mereka, jumlahnya sangat besar dan sangat berarti.

"Sungguh mereka mendoakan agar apa yang sedang mereka alami, tidak akan di alami oleh rakyat indonesia. Insyaa Allah," lanjut Randy.

Ia menambahkan, "Disini di pengungsian, tidak ada yang memakai baju baru, sandal baru, atau sesuatu yang baru lainnya, tapi mereka tetap tersenyum walaupun berbaris di bawah terik matahari hanya demi berharap bisa menikmati jajanan dari bapak,ibu, kakak, abang dan saudara seiman di indonesia."

"Alhamdulillah, dari 50 juta yang diharapkan, infaq THR4Syam yang terkumpul totalnya 51.277.000,- Jazakumullah khairan katsiro kepada para donatur dan semua pihak yang telah mendukung program ini." Demikian ungkap Randy sambil menutup program THR4Syam tahun 1436H secara resmi .

Tentu saja, infaq untuk program utama, yakni operasional pabrik roti masih berlanjut.

"Izinkan kami mewakili saudara Muslim Suriah mengucapkan; Taqobbalallahu minna wa min kum. Kullu am wa antum bi khoir. Selamat hari raya Iedul fitri. Mohon maaf lahir dan batin," pungkas Randy tersenyum hangat.

Pembagian THR melalui GPS-Coin4Syam di pengungsian Suriah

Pembagian THR melalui GPS-Coin4Syam di pengungsian Suriah (2)

Pembagian THR melalui GPS-Coin4Syam di pengungsian Suriah

Pembagian THR melalui GPS-Coin4Syam di pengungsian Suriah (3)

Pembagian THR melalui GPS-Coin4Syam di pengungsian Suriah

Pembagian THR melalui GPS-Coin4Syam di pengungsian Suriah (4)

Pembagian THR melalui GPS-Coin4Syam di pengungsian Suriah

Pembagian THR melalui GPS-Coin4Syam di pengungsian Suriah (5)

(adibahasan/arrahmah.com)

Badan amal Muslim di Inggris secara tidak adil dituding terkait dengan ekstrimisme

Posted: 23 Jul 2015 05:02 AM PDT

Muslim Charities Forum (MCF), organisasi payung badan amal Muslim untuk 10 lembaga amal Islam yang berbasis di Inggris.

LONDON (Arrahmah.com) - Pada September tahun lalu, organisasi payung untuk 10 lembaga amal Islam yang berbasis di Inggris 'Muslim Charities Forum (MCF)' mendapatkan pukulan berat setelah surat kabar melaporkan beberapa anggotanya terkenal memiliki hubungan dengan terorisme.

Hampir seminggu kemudian, Departemen Masyarakat dan Pemerintah Daerah (DCLG) mengatakan kepada MCF untuk menghentikan aktivitas mereka, termasuk skema 8 bulan utama untuk mendorong integrasi, yang telah menerima sebanyak £ 250.000 dana hibah. Penyelenggara mengatakan bahwa hal ini sangat mengecewakan, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Rabu (22/7/2015).

Berikutnya pada bulan Desember DCLG menghentikan dana untuk MCF. MCF membantah segala jenis hubungan dengan terorisme dan meminta kepada DCLG untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka,. Namun, MCF sekarang dalam proses hukum, yang berarti mereka harus non-aktif karena dana mereka dihentikan.

Lebih seperempat dari penyelidikan hukum yang diluncurkan oleh Komisi Amal Inggris sejak April 2012 telah mengarah kepada badan-badan amal Muslim terkait dengan pengelolaan masjid, memberikan bantuan kemanusiaan atau melakukan upaya bantuan di Suriah.

Selanjutnya, minggu lalu David Cameron mengungkapkan rencana ima tahun "anti-ekstremisme"nya, yang oleh beberapa pihak ditengarai ada unsur "Islamofobia". Rencana tertentu dapat menyebabkan keterasingan Muslim dari seluruh masyarakat Inggris.

Masalah MCF ini muncul setelah Daily Telegraph secara tak berdasar menuduh MCF dan sejumlah organisasi amal Muslim lainnya memiliki keterkaitan ke Union of Good, sebuah koalisi global dari 50 lebih badan amal yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat pada 2008 karena keterkaitannya dengan kelompok Palestina, Hamas. Namun, tuduhan Daily Telegraph ini terbukti salah.

Undang-undang kontra-terorisme terbaru mengikis kebebasan sipil dan kebebasan politik. Shaista Gohir, ketua Jaringan Muslimah Inggris, mengatakan: "Kebijakan dan strategi pemerintah sekarang menargetkan Islam dan organisasi, sehingga ummat Islam khawatir. Apa alasan yang akan digunakan untuk menargetkan kita selanjutnya? "

Muslim mengatakan bahwa undang-undang kontra-terorisme dapat diartikan terlalu luas, "siapa pun bisa menjadi seorang ekstrimis sekarang" menurut bahasa ambigu hukum. Mereka sangat kecewa dengan situasi saat ini karena setiap Muslim dapat dilihat sebagai tersangka.

(ameera/arrahmah.com)

7 khasiat mengagumkan dari air kelapa

Posted: 23 Jul 2015 04:00 AM PDT

Menurut para peneliti, selain menjadi penghilang dahaga, air kelapa juga kaya akan nutrisi dan baik untuk kesehatan.

(Arrahmah.com) - Air kelapa merupakan salah satu minuman yang sangat diminati karena rasanya yang segar dan manus. Selain mudah dijumpai, dibalik segarnya buah kelapa ternyata juga menyimpan khasiat yang sangat penting bagi tubuh. Selain untuk menghilangkan dahaga, air kelapa juga kaya akan nutrisi yang baik untuk kesehatan.

Berikut beberapa manfaat air kelapa yang dikutip dari situs Jerman, Deutsche Welle.

Membantu Menurunkan Berat Badan

Kandungan lemak dalam air kelapa sangat rendah, jadi tidak perlu takut mengkonsumsi air kelapa dalam jumlah banyak. Selain itu air kelapa juga bisa mengurangi rasa lapar dan cepat membuat Anda merasa kenyang.

Kaya Nutrisi

Tidak seperti minuman isotonik industrial yang dijual di pasaran, air kelapa adalah minuman alami yang mengandung lima elektrolit penting yang ada dalam tubuh manusia. Seperti kalsium, magnesium, fosfor, potasium, dan sodium. Karena komposisinya yang unik, air kelapa bisa dinikmati oleh individu dengan kondisi kesehatan yang berbeda-beda.

Membantu Proses Pencernaan

Jika Anda bermasalah dengan sistem pencernaan, air kelapa bisa membantu. Karena kandungan serat yang tinggi, air kelapa juga turut mengurangi gejala refluks asam lambung.

Membantu Menurunkan Tekanan Darah

Tekanan darah pengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi yang secara rutin mengkonsumsi air kelapa turun hingga 71 persen. Dibandingkan dengan minuman isotonik, air kelapa lebih kaya unsur kalium daripada sodium. Asupan unsur Sodium harus dibatasi karena bisa menyebabkan hipertensi.

Minuman Hidrasi

Air kelapa lebih efektif menghidrasi tubuh manusia dibanding minuman energi yang dijual di pasaran. Setelah berolahraga, tubuh kehilangan cairan yang kaya mineral. Air kelapa adalah pengganti yang ideal, karena mengandung 294 mg potasium dan 5 mg gula alami per gelasnya. Sementara "sport drink" hanya mengandung setengah dari potasium dan lima kali jumlah gula.

Seperti Darah Manusia

Sifat air kelapa isotonik sama dengan plasma darah manusia. Dalam kondisi darurat air kelapa bisa digunakan sebagai pengganti plasma. Di negara-negara miskin, air kelapa dimanfaatkan untuk menyelamatkan nyawa manusia.

Kulit Mulus

Bagi Anda yang bermasalah dengan kulit, seperti misalnya berjerawat, air kelapa bisa membersihkan kulit secara maksimal dan membuat kulit lebih mulus. Air kelapa juga melembabkan kulit dari dalam jika Anda meminumnya dan mampu mengeliminsi minyak dalam jumlah besar. Ini penjelasan mengapa ada banyak produk kosmetik yang mengandung ekstrak air kelapa.

(ameera/arrahmah.com)

Peduli Tolikara, Persis siap jihad harta dan jiwa

Posted: 23 Jul 2015 03:00 AM PDT

Aksi damai PW Persis Jawa Barat untuk Muslim Tolikara, Papua

BANDUNG (Arrahmah.com) - PW Persatuan Islam (Persis) Jabar menggelar aksi peduli Papua dengan aksi berjalan kaki dan penggalangan dana dimulai dari Piaduc sekretariat PP Persis, masuk ke jalan Wastu kencana hingga menuju Gedung Sate, Kamis, (23/7/2015).

Sepanjang jalan peserta aksi melakukan orasi silih berganti yang isinya kepedulian pada Muslim Papua khususnya Tolikara.

"Persis siap jihad harta untuk membantu pembangunan masjid, rumah dan kios yang dibakar teroris serta siap jihad nyawa dalam arti perang," kata Suryana Nurfatwa.

Ketua umum GARDAH yang juga anggota PERSIS jama'ah Sanggar indah Banjaran ini menyampaikan bahwa peristiwa Tolikara adalah lampu hijau untuk kaum Muslimin bergerak mengembangkan sayap dakwah ke sana,

"Mari bangun mesjid dan pesantren termegah disana dan turunkan da'i da'i terbaik, jadikan Tolikara pusat gerakan Islam Papua," ucap Suryana lantang.

Sementara para tokoh PERSIS lainnya menyampaikan agar bergerak cerdas dalam menyikapi peristiwa Tolikara, jangan mudah diadu domba oleh kepentingan politik yang lagi hangat di Papua,

"Mari bangun kekuatan dakwah di sana. Mereka merusak kita lawan dengan membangun baik pisik naupun SDM yang handal," kata salah seorang orator. (azmuttaqin/arrahmah.com)

Alhamdulillah, Mujahidin Yaman duduki benteng terakhir Syiah Houtsi

Posted: 23 Jul 2015 02:30 AM PDT

Mujahidin Yaman

ADEN (Arrahmah.com) - Pejuang loyalis pemerintahan Yaman (Ahlussunnah) mengatakan pada Senin (20/7/2015) bahwa, mereka telah menguasai distrik Al-Tawahi di pusat Aden, benteng terakhir kubu pemberontak Houtsi di kota selatan, menyusul bentrokan sengit dengan pemberontak.

"Mujahidin telah berhasil mengendalikan semua distrik Al-Tawahi dan fasilitas vital," Ali Al-Ahmadi, juru bicara loyalis pemerintah, mengatakan kepada Asharq Al-Awsat, Senin (20/7). Demikian ALN melansir dari Middle East Update, Kamis (23/7).

Loyalis, yang dikenal sebagai Perlawanan Rakyat, juga merebut kendali di istana presiden, bangunan kantor radio dan televisi , markas komando militer regional, dan pangkalan angkatan laut, Ahmadi menambahkan.

Loyalis kini mulai menyisir daerah sekitarnya dalam upaya untuk membersihkan kantong pemberontak yang tersisa, menurut juru bicara itu.

Pasukan yang setia kepada Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi, yang didukung oleh serangan udara yang dipimpin Saudi, merebut Aden pekan lalu dan anggota kabinet negara ini telah mulai kembali ke kota dari basis sementara mereka di Riyadh.

Pejuang Houthi masih menguasai istana presiden lain di Aden, yang terletak di lokasi strategis Crater district. Ahmadi mengatakan pejuang Houthi yang tersisa masih diposisikan pada atap bangunan di Crater, "tapi dalam jumlah kecil."

Bentrokan dalam 24 jam terakhir antara pemberontak Perlawanan Rakyat dan Houtsi di Crater telah menewaskan 28 orang, termasuk 17 Houthi, dan melukai puluhan lainnya, kata sumber pro-Hadi.

Pasukan yang didukung Saudi juga menangkap sekitar 40 milisi Houthi di kota, hari Senin. Banyak dari mereka menyerah setelah kendaraan lapis baja pro-Hadi memasuki distrik Al-Tawahi.

Loyalis menemukan markas rahasia di Al-Tawahi yang digunakan Huthi untuk keperluan intelijen, kata sumber itu. Mereka juga menggerebek sebuah rumah yang digunakan untuk menyiarkan saluran TV milik Al-Houthi, Al-Massira TV channel.

Sementara itu, Presiden Hadi, Senin (20/7) mengeluarkan dua keputusan menunjuk seorang gubernur dan wakil gubernur baru untuk Aden sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menjalankan pemerintahan di kota tersebut.

Sementara itu, Menteri Hak Asasi Manusia Yaman, Ezz Al-Din Al-Asbahi meminta Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk mengunjungi Aden dan memantau situasi hak asasi manusia di propinsi itu.

"Pemerintah Yaman akan bekerja sepenuhnya untuk mengatur kunjungan dan menghapus semua hambatan dalam perjalanan," ujar Asbahi kepada Asharq Al-Awsat melalui telepon.

Yaman berada dalam kekacauan sejak September 2014 ketika pemberontak Houtsi yang didukung Iran dan pengikut mantan Presiden Ali Abdullah Saleh merebut Sana'a dan mulai secara bertahap mengkonsolidasikan kontrol mereka di Yaman, dan akhirnya meluncurkan kudeta terhadap pemerintah Hadi pada Februari lalu. (adibahasan/arrahmah.com)

Islam dan syiar dakwah Nusantara

Posted: 23 Jul 2015 02:00 AM PDT

Jama'ah Masjid Jogokariyan menyimak kajian bersama Ustadz Salim A. Fillah dan Felix Siauw

YOGYAKARTA (Arrahmah.com) - Rupanya pemahaman kita terkait Islam di Nusantara sangat perlu disegarkan kembali. Karenanya, berikut Arrahmah kutipkan gagasan Ustadz Salim A. Fillah dari situs pribadinya pada Kamis (23/7/2015).

Masjid Ampel

Masjid Ampel

Islam. Betapa kata ini sederhana lagi sempurna, utuh dan menyeluruh, indah serta menyejarah.

Adalah Imam Al Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah kisah dari Thariq ibn Syihab, bahwa telah datang seorang laki-laki dari kalangan Ahli Kitab Yahudi kepada 'Umar ibn Al Khaththab. Pria itu lalu berkata, "Wahai Amirul Mukminin, ada sebuah ayat dalam kitab kalian dan kalian membacanya, sekiranya ayat itu turun kepada kami sungguh akan kami jadikan hari di waktu ayat itu turun sebagai hari raya tiap tahunnya". Sayyidina 'Umar bertanya kepadanya, "Ayat manakah yang engkau maksudkan?" Lelaki Ahli Kitab itu menjawab,

"..Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan atas kalian nikmat-nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagi kalian.." (QS Al Maidah [5]: 3)

Maka, Sayyidina 'Umar menimpali, "Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui hari dan tempat ketika ayat itu turun kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, yaitu ketika hari Jumat bertepatan dengan hari 'Arafah."

Lihatlah betapa cemburu seorang Ahli Kitab, pada sebuah penyebutan dan penegasan yang gamblang dari Rabb semesta alam tentang agama yang diridhaiNya. Islam. Jadi nama risalah ini tersurat secara resmi di dalam ayat yang suci, sementara sejauh ini sulit menemukan agama lain yang mendapati namanya termaktub di kitab-kitab mereka. Umumnya, nama sebuah agama berasal dari penisbatan masyhur yang dilakukan oleh manusia dari sosok kunci atau ajaran.

Demikian pula sebutan untuk pemeluk agama ini, diumumkan dari langit dengan penuh kebanggaan, bahwa Allah sendiri yang memberi julukan sejak dahulu. Maka Islam adalah risalah seluruh Nabi dan Rasul, dan muslim adalah nama untuk para pengikut mereka di sepanjang zaman hingga kelak tiba masa pohon dan batu berbicara tentang musuh kebenaran yang bersembunyi di belakangnya.

"Dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kalian, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untuk kalian di dalam agama. Ikutilah agama bapak moyang kalian Ibrahim. Allah telah menamakan kalian sebagai para Muslim sejak dahulu, dan begitu pula dalam Al Quran ini, agar Rasul itu menjadi saksi atas kalian dan agar kalian semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah pelindung kalian; sungguh sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong." (QS. Al Hajj [41]: 78)

Ialah tali Allah yang terentang teguh menjadi pegangan ummat manusia sepanjang zaman. Maka untuk mewakili matarantai Islam dan Muslim itu, Allah memilih nama Ibrahim 'Alaihis Salam kekasihNya. Inilah sosok yang ketika Allah perintahkan padanya, "Aslim.. Islamlah engkau!", bergegas dia menyambut, "Aku berislam pada Rabb semesta alam." Maka inilah agama yang mudah, luas, dan tegas. Inilah risalah yang sederhana, indah, dan menyejarah.

Bahwa pengertiannya sederhana; yakni sebersahaja Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab ketika ditanya oleh Malaikat Jibril yang menyamar, apa itu Islam, dalam hadits panjang dari Sayyidina 'Umar yang dibawakan oleh Imam Muslim. Adalah beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak berrumit-rumit dengan asal kata dan istilah. Tetapi menjawab dengan definisi 'ilmiah yang 'amaliah, "Islam itu bahwasanya engkau bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad adalah RasulNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika memampuinya."

Berpunca jaminan Allah "Kusempurnakan agama kalian" hingga makna 'amal yang bersahaja dari Rasulullah inilah, kata "Islam" itu telah cukup, utuh, lagi menyeluruh.

Maka memberi sandaran berupa sebuah kata ataupun frasa di belakang kata Islam rasanya tidak perlu, juga merepotkan. Bahkan kata segagah "kaaffah" dan frasa secantik "rahmatan lil 'aalamiin" pun ketika digandengkan dengannya menjadi "Islam Kaaffah" serta "Islam Rahmatan lil 'Aalamiin" telah bermasalah sejak pengambilan asalnya.

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaaffah." (QS Al Baqarah [2]: 108)

Dalam susunan ayat ini, kata "kaaffatan.. secara keseluruhannya" adalah kata keterangan untuk "udkhuluu.. masuklah kalian." Jadi yang kaaffah adalah masuknya. Yakni masuklah secara kaaffah ke dalam Islam. Adapun kata "As Silm.. kedamaian" yang oleh Imam Ath Thabari setelah menyampaikan banyak riwayat tentang tafsirnya dari Mujahid, Qatadah, Ibnu Abbas, As-Suddiy, Ibnu Zaid, dan Adh-Dhahhak disimpulkan sebagai "Islam", di dalam ayat ini berdiri tunggal, tidak diberi sandaran apapun.

Sebagaimana riwayat yang disebutkan oleh Imam Al Baghawi bahwa ayat ini turun tentang sebagian Ahli Kitab yang ketika masuk Islam masih mengagungkan hari Sabtu dan bahkan meminta izin untuk tetap membaca Taurat dalam shalat dengan alasan bahwa ianya adalah Kalamullah; maka tuntutan ayat ini menunjukkan kesempurnaan dan kemenyeluruhan Islam yang menjadikan segala lain tak diperlukan sebab ia telah cukup lagi mencakup.

"Dan tidaklah Kami utus engkau wahai Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam." (QS Al Anbiya' [21]: 107)

Pun di ayat ini, kita mendapati bahwa frasa "rahmatan lil 'aalamiin" adalah keterangan untuk "arsalnaaka.. Kami utus engkau". Dengan demikian maknanya, rahmat semesta alam itu adalah Rasulullah. Sehingga gabungan kata yang menjadi simpulannya adalah "Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam rahmat bagi semesta alam", dan bukan "Islam Rahmatan lil 'Alamin."

Ini sebagaimana yang disampaikan Imam Ath Thabari dalam Jami'ul Bayan maupun Imam Al Qurthubi dalam Al Jami' li Ahkamil Quran, bahwa; "Rahmat ini dalam makna umum dan merata bagi semuanya. Karena lafazh al 'aalamiin menunjukkan makna mutlak dan menyeluruh, maksudnya rahmat untuk alam manusia, yang mukmin dan yang kafir; untuk alam Malaikat; rahmat untuk alam jin, yang mukmin dan yang kafir; dan rahmat untuk alam hewan."

"Adapun rahmat untuk yang beriman, maka Allah telah memberikan hidayah kepada mereka, dan menanamkan iman ke dalam hati mereka. Kemudian juga memasukkan mereka ke dalam surga dengan rahmat itu karena mereka telah mengamalkan ajaran yang dibawa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dari sisi Allah 'Azza wa Jalla. Sedangkan rahmat untuk orang-orang kafir, yaitu bahwa Allah 'Azza wa Jalla tidak langsung mengadzab mereka di dunia ini seperti Dia telah membinasakan orang-orang kafir sebelum mereka yang telah mendustakan para Nabi dan Rasul dengan penenggelaman dan pembenaman, melainkan menundanya hingga hari akhirat."

Jadi, jika kata segagah "kaaffah" dan frasa secantik "rahmatan lil 'aalamiin" pun ketika digandengkan dengan Islam telah bermasalah sejak pengambilan asalnya; kita akan lebih kesulitan lagi memberi argumentasi pada penisbatan Islam terhadap kata lain yang tak diambil dari Al Quran semisal "Liberal", "Progresif", atau juga "Timur Tengah" dan "Nusantara."

***

Islam. Betapa kata ini sederhana lagi sempurna, utuh dan menyeluruh, indah serta menyejarah. Adapun jika kita mentafakkuri tentang Islam di Nusantara, ada hutang besar yang sudah seharusnya kita bayar. Ialah syi'ar dakwah, untuk, oleh, dan dari Nusantara bagi seluruh ummat manusia.

Meski Islam telah hadir di negeri ini sejak abad pertama Hijriah, terlacak dari surat menyurat antara Maharaja Sri Indrawarman dari Kerajaan Sriwijaya dengan Mu'awiyah ibn Abi Sufyan dan 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz, barangkali yang dapat kita catat sebagai masa dakwah paling intensif dan massif di jazirah ini adalah enam abad lalu. Untuk menyebutnya, dalam sejarah peradaban Islam kita dikenalkan dengan istilah Futuhat.

Futuhat inilah pembebasan yang dibawakan oleh Rasulullah dan para sahabat, sebagaimana Allah istilahkan bagi perjanjian Hudaibiyah; "Inna fatahna laka fathan mubiinaa.. Sesungguhnya Kami telah bukakan bagimu kemenangan yang nyata.."(QS Al Fath [48]: 1); kota Makkah "Fa ja'ala min duuni dzalika fathan qariibaa.. Maka Dia jadikan di sebalik itu kemenangan yang dekat.." (QS Al Fath [48]: 27);dan juga seluruh jazirah, "Idzaa jaa-a nashrullaahi wal fath, wa ra-aitannaasa yadkhuluuna fii diinillaahi afwaajaa.. Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia berbondong-bondong memasuki agama Allah." (QS An Nashr [110]: 1-2)

Melihat ketiga peristiwa tersebut, sungguh indah bahwasanya Allah menunjukkan kepada kita metode-metode bagi Futuhat yang tidak tunggal, apalagi sebagaimana sering dituduhkan yakni melulu melalui peperangan. Tampak bahwa ia bisa berbentuk perundingan damai yang selepas itu membawa begitu banyak kebaikan, atau juga pengerahan kekuatan militer dengan pertumpahan darah yang amat minimal, dan pula perutusan-perutusan yang membawakan kabar gembira, peringatan, seruan, serta cahaya ini ke segala penjuru dunia.

Lalu apa nilai pencerahan yang ditawarkan oleh Futuhat ini? Mari kita kenang sebuah kalimat bersejarah. "Kami adalah kaum yang dibangkitkan Allah; untuk membebaskan manusia:

1) dari penghambaan kepada sesama makhluq, menuju peribadahan pada Khaliq semata.2) dari sempitnya dunia, menuju luasnya akhirat.3) dari kezhaliman agama-agama, menuju keadilan Islam."

Jawaban indah ini menjadi syi'ar Futuhat. Mulai dari Sa'd ibn Abi Waqqash sang panglima besar, Al Mughirah ibn Syu'bah sang komandan lapangan, hingga Ribi' ibn Amir si prajurit kecil dalam kesempatan berbeda menyatakannya dengan amat kompak kepada Rustum, panglima agung Persia dalam pertempuran Qadisiyah.

Maka "tangan Allah bersama jama'ah". Jika Musa 'Alaihis Salaam yang berkata "Inna ma'iya Rabbi sayahdin.. Sesungguhnya Rabbku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk padaku" dibelahkan laut untuknya, hingga kaumnya menyeberang dalam takut diapit gelombang besar yang menggunung; pasukan Sa'd ibn Abi Waqqash bergandeng tangan menyeberangi lebar dan derasnya arus Dajlah dengan karamah yang membuat musuh terperangah. Selama tiga nilai Futuhat ini dipelihara; jadilah ia da'wah yang mencahayai semesta.

Tapi sejarah kita juga berisi pengalaman tentang bagaimana kiranya jika nilai-nilai Futuhat ini tidak dijaga.

Di Andalusia, saat raja-rajanya berrebut memperbudak kulit putih hingga jangat hitam dan rambut pirang hingga mata biru; kekuasaan 7 abad di sana jadi sedikit sekali membawakan ruh dakwah. Seperti digambarkan Ahmad Thompson dalamIslam in Andalus, kolam-kolam khamr direnangi dalam pesta, permainan optik dan air raksa menakutkan duta-duta Franka, bebangunan indah lagi rumit menjulang, ornamen-ornamen ukir dan keramik menakjubkan, pun Ziryab mengenalkan fine dining hingga mode pakaian tiap musim. Tapi bangsa keturunan Visigoth melihat itu semua sebagai lambang penjajahan.

Al-Hambra, Granada

Al-Hambra, Granada

Saat kuasanya rapuh dan antar penguasanya rusuh, Ferdinand dari Arragon dan Isabella dari Castillia memulai reconquesta. Satu per satu; Cordoba, Malaga, Huelva, Toledo, Sevilla, Almeria, dan akhirnya Granada jatuh. Maka tergulunglah muslimin nyaris tanpa sisa hingga bukit tempat sang Sultan terakhir menangisi lepasnya daulah terujung diberi nama "El Ultimo Sospiro del Moro"; desah nafas terakhir orang Mor. Dan hingga hari ini, Spanyol dan Portugal di semenanjung Iberia masih mencatatkan diri dalam tingkat Islamophobia yang amat tinggi.

Ronda Canyon, Andalusia

Ronda Canyon, Andalusia

Empat abad lamanya pula, muslim Mughal memerintah tiga perempat anak benua. Tapi seperti ditangisi Aurangzab Alamghir tentang Syah Jahan ayahnya; ketika cinta pada 1 perempuan mengorbankan 30.000 budak Hindu yang dibunuh sebakda diperas tenaganya untuk pembangunan kuburan mewah bernama Taj Mahal serta 3 tahun kas negara bangkrut dan pajak dipungut paksa demi pembangunannya. Hari ini, hanya sepuluh perratus kaum muslimin tersisa di negeri Bharata, India.

Adapun Nusantara ini diasasi berkah da'wah para Wali dan Sultan Demak. Inilah kesultanan yang mampu mengerahkan 300 kapal untuk berjihad melawan Portugis di Malaka; tapi bahkan sisa istananya tak ditemukan. Sebab, demikian menurut sebagian sejarawan, Sultannya amat bersahaja, hingga tempat tinggalnya pun tak jauh beda dengan rakyatnya. Ia menjadi kontras dengan Majapahit yang sudah lemah dan remuk oleh paregreg serta kesewenang-wenangan, tapi tetap bermewah-megah para penguasanya.

Demak

Demak

Para Sultan inipun tunduk pada Majelis Syuraa para 'Ulama di Masjidnya. Mereka, dengan gelar "Sunan" di depan nama, menjadi pelanjut dari generasi dakwah sebelumnya yang penuh hikmah. Dan sahibul hikayat berkisah, sejak catatan kelana Ibn Batuththah "Ar Rihlah" dihadiahkan Sultan Maroko kepada Muhammad I dari Daulah 'Utsmaniyah di Turki, dengan penuh semangat sang Sultan-Ghazi mengirimkan da'i-da'i tangguh ke kepulauan ini.

Sebagai gambaran tentang betapa terrencana dan rapinya kerja tim Futuhat ini dalam merancang syi'ar dakwah Nusantara, sebuah Kropak rangkaian lontara yang tersimpan di Ferrara, Italia, ternyata mencatat isi rapat para Wali itu dan merangkum pengajaran-pengajaran yang mereka sepakati dalam mendakwahi masyarakat Jawa saat itu. Jauh sebelum itu, Het Boek van Bonang telah menjadi rujukan para sejarawan untuk melacak strategi dakwah yang dahsyat dari tim yang masyhur dikenal sebagai Wali Sanga ini.

Dahsyat, sebab, betapapun mereka belum sempurna menunaikan tugas dakwahnya, dan siapakah memangnya yang sempurna dalam dakwah selain Rasulullah; tapi hingga hari ini, belum ada lagi satu tim beranggotakan hanya beberapa mu'allim yang dalam waktu kurang dari 50 tahun atas izin Allah mampu menjadikan sebuah kerajaan besar yang tegak dengan Hindu dan Budha sebagai agama resmi, nyaris semua penduduk jazirah intinya bersyahadat. Belum lagi nantinya kita melihat, bagaimana pusat pendidikan mereka di Ampel, Giri, Kadilangu, Kudus, dan Cirebon mendidik para calon 'Ulama dan Sultan untuk Banten, Banjar, Mataram, Gowa, Ternate, Tidore, Bima, hingga Palembang.

Menyimak bagaimana misalnya Maulana Malik Ibrahim yang ahli irigasi dan persawahan menjawab persoalan pangan; bagaimana Maulana Maghribi I yang ahli ruqyah mengalahkan para dukun, klenik, tempat angker, dan sihir; bagaimana Maulana Ahmad Jumadil Kubra mendakwahi para penduduk gunung yang dikeramatkan; bagaimana Maulana 'Aliyuddin dan Taqiyyuddin menekuni pengajaran di pelabuhan-pelabuhan; bagaimana Maulana 'Ali Rahmatullah mendirikan sekolah kasatriyan di Ampeldenta untuk mengatasi krisis ketatanegaraan Majapahit; bagaimana Sunan Ngudung dan Maulana Ja'far Ash Shadiq menjawab persoalan strategi perang dan keprajuritan; hingga bagaimana Sunan Kalijaga menggubah budaya Islami untuk memassifkan tabligh; kita semakin takjub tentang bagaimana tim ini bekerja.

Maka inilah hutang besar kita, pada bangsa kita sendiri maupun dunia, sebuah syi'ar dakwah Nusantara.

Hutang terhadap diri sendiri sebab hari-hari ini kita berada di masa maraknya syi'ar namun sering tak terpimpin, tanpa arah, dan tak jelas hendak menuju mana dan meraih capaian apa; hingga kitapun susah menyebutnya "dakwah" apatah lagi "Futuhat". Tak usah sejauh itupun, sejak kemerdekaan Republik Indonesia beberapa sensus telah digelar, dan prosentase jumlah ummat Islam terus menurun.

Litbang Kementerian Agama juga pernah merilis data, bahwa antara tahun 1970-an hingga 1990-an awal, buku-buku yang terbit di kalangan ummat Islam didominasi wacana Islamisasi pengetahuan, ekonomi Islam, hingga Politik Islam. Maka kitapun memanennya di akhir periode itu dengan tumbuhnya Ikatan Cendikiawan Muslim, ekonomi syari'ah, perbankan syari'ah, hingga kesadaran politik Islam.

Sebaliknya, antara tahun 1990-an akhir hingga hari ini, buku yang terbit kebanyakannya kembali mempertajam sisi-sisi khilafiyah furu'iyyah di kalangan ummat, antar ormas Islam, organisasi dakwah, dan antar harakah. Detail sekali peruncingan perbedaan itu hingga kitapun kembali memanennya dalam bentuk sensitifnya lagi soal-soal yang sebenarnya bertahun lalu telah diredam oleh para 'Ulama dan Zu'ama dengan amat bijak.

Maka kalau hari ini dalam bingkai Islam Nusantara, tawassuth didengungkan dengan eksklusif seakan hanya kelompok kita yang moderat, tawazun didalilkan dengan jumawa seakan hanya kelompok kita yang seimbang, i'tidal dilanggamkan dengan nyaring seakan hanya kelompok kita yang tegak lurus, dan tasamuhdidendangkan dengan nada tinggi seakan hanya kelompok kita yang toleran; kita justru sungguh khawatir ada bias terhadap syi'ar dakwah Nusantara yang menyentuh hati, merangkul, melayani, menyatukan, dan memberdayakan.

Belum lagi hutang kita pada Sultan Muhammad I yang mengirim da'i-da'inya ribuan mil, juga hutang kita pada para 'ulama yang menempuh perjalanan jauh dan berbahaya, dan ukhuwah Islamiyah Mesir hingga Palestina yang diunjukkan penuh bangga mendukung kemerdekaan Indonesia. Seperti kaidah "Pay It Forward", kita tertuntut pula membayarnya dengan membawa syi'ar dakwah Nusantara ini pada Eropa, Amerika, Australia, hingga Cina. Bahwa hari-hari ini, komunitas muslim Nusantara di berbagai negeri kian menunjukkan peran dakwah mereka bersama saudara-saudaranya dari berbagai bangsa, semoga ianya bagian dari kabar gembira untuk masa depan.

Sebagai penutup, izinkan kami menyampaikan (kembali) sebuah kisah....

Masjid Jogokariyan

Imam Muhammad Abu 'Anzah di Masjid Jogokariyan

Suatu saat kami sedang duduk di Masjid Jogokariyan, di hadirat Syaikh Dr. Abu Bakr Al 'Awawidah, Wakil Ketua Rabithah 'Ulama Palestina. Kami katakan pada beliau, "Ya Syaikh, berbagai telaah menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai sampai bangsa 'Arab bersatu. Bagaimana pendapat Anda?"

Beliau tersenyum. "Tidak begitu ya Ukhayya", ujarnya lembut. "Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini sesiapa yang dipilihNya di antara hambaNya; Dia genapkan untuk mereka syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama dan kejayaan itu."

"Pada kurun awal", lanjut beliau, "Allah memilih Bangsa 'Arab. Dipimpin Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, dan beberapa penguasa Daulah 'Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta para punggawanya menyimpang, Allahpun mencabut amanah penjayaan itu dari mereka."

"Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah Khurasan mereka datang menyokong Daulah 'Abbasiyah. Maka penyangga utama Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga panglima, bahkan banyak 'Ulama dan Cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan orang Persia."

"Lalu ketika Bangsa Persia berpaling dan menyimpang, Allah cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang Kurdi; puncaknya Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya."

"Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz, Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk."

"Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu pada Bangsa Turki; 'Utsman Orthughrul dan anak turunnya, serta khususnya Muhammad Al Fatih."

"Ketika Daulah 'Aliyah 'Utsmaniyah ini berpaling juga, Allah cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum menunjuk bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan Islam ini."

Beliau menghela nafas panjang, kemudian tersenyum. Dengan matanya yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan wajahnya pada kami lalu berkata. "Sungguh di antara bangsa-bangsa besar yang menerima Islam, bangsa kalianlah; yang agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi berhidung pesek", katanya sedikit tertawa, "Yang belum pernah ditunjuk Allah untuk memimpin penzhahiran agamanya ini."

"Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam mereka? Dulu para 'Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah 'Abbasiyah sudah menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan Daulah 'Umawiyah. Tapi kini kita tahu; dunia Islam ini membentang dari Maghrib; dari Maroko, sampai Merauke", ujar beliau terkekeh.

"Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas kalian adalah menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban Islam."

"Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi barangkali kami, para pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak berjuang di garis depan. Bersabar menanti kalian layak memimpin. Bersabar menanti kalian datang. Bersabar hingga kita bersama shalat di Masjidil Aqsha yang merdeka insyaallah."

(*/arrahmah.com)

Jerman membuka bank syari'ah pertama

Posted: 23 Jul 2015 01:30 AM PDT

Jerman telah resmi membuka bank Islam pertama sesuai dengan hukum syariah di Frankfurt, menawarkan kepada populasi Muslim di negara itu kemungkinan yang lebih baik dalam hal investasi halal.

BERLIN (Arrahmah.com) - Jerman telah resmi membuka bank Islam pertama sesuai dengan hukum syariah di Frankfurt, menawarkan kepada populasi Muslim di negara itu kemungkinan yang lebih baik dalam hal investasi halal.

"Kami bangga memiliki lisensi ini. Hamad Al-Marzouq, Dewan Ketua Kuwait Finance House (KFH), induk dari Kuveyt Türk (KT), mengatakan kepada Kuwait News Agency (KUNA), sebagaimana dilansir oleh onislam, Rabu (22/7/2015)..

"Menggiatkan perbankan yang sejalan dengan syariah Islam sangat penting tidak hanya bagi Jerman, yang berusaha untuk meningkatkan posisi keuangan Jerman, tetapi bagi jutaan klien yang ingin menggunakan jasa perbankan yang ditawarkan oleh bank ini di tiga kota Jerman," ia menambahkan.

Marzouq menyampaikan hal tersebut pada acara pembukaan resmi yang diselenggarakan pada tanggal 21 Juli 2015 di Frankfurt di kantor pusat bank KT .

Ugurlu Soylu, general manager di Bank KT, mengatakan bahwa bank baru itu diharapkan dapat meningkatkan ekonomi riil Jerman.

Dia menambahkan bahwa perbankan syariah memiliki keunggulan dalam sistem yang memungkinkan risiko yang lebih sedikit yang didistribusikan lebih merata, dan dengan demikian keruntuhan total sistem ini sangat kecil.

Berbasis di Frankfurt, bank baru ini bertujuan untuk memanfaatkan komunitas Muslim terbesar kedua di Eropa, banyak yang anggotanya adalah keturunan Turki.

Kuveyt Turk, bank syariah terbesar di Turki dan 62 persen sahamnya dimiliki oleh Kuwait Finance House, mendirikan cabang jasa keuangan di Mannheim pada tahun 2010 dan memiliki lisensi perbankan penuh pada tahun 2012.

Pada saat itu, pemberi pinjaman mengatakan akan menginvestasikan modal awal 45 juta euro ($ 48.700.000) di bank syari'ah unit Jerman yang direncanakan ini.

Islam melarang Muslim dari transaksi riba, menerima atau membayar bunga pinjaman.

Bank-bank Islam dan lembaga keuangan tidak bisa menerima atau menyediakan dana untuk apa pun yang melibatkan alkohol, perjudian, pornografi, tembakau, senjata atau babi.

Penawaran pembiayaan berbasis syari'ah seperti pengaturan sewa guna usaha, rencana angsuran, perjanjian pembelian dan penjualan bersama, atau kemitraan.

Investor memiliki hak untuk mengetahui bagaimana dana mereka digunakan, dan sektor ini diawasi oleh dewan pengawas serta pengawas nasional biasa.

Selama beberapa tahun terakhir, keuangan Islam telah lambat untuk mendapatkan pijakan di Eropa.

Inggris tetap menjadi pusat keuangan Islam utama di Eropa, dimana di sana telah memiliki lima bank syariah, dan perusahaan Luksemburg juga berencana untuk meluncurkan pinjaman syari'ah.

(ameera/arrahmah.com)

Muslim Tolikara diteror dan intimidasi, berikut pernyataan sikap Komat

Posted: 23 Jul 2015 01:05 AM PDT

Konfrensi Pers Komite Umat Untuk Tolikara (KOMAT) di Senayan, rabu (23/07/2015)

JAKARTA (Arrahmah.com) - Puluhan tahun Muslim Tolikara, Papua hidaup dalam keadaan tertekan, diintimidasi dan diterot oleh pihak Gereja Injili di Indonesia (GIDI). H. Ali Muktar adalah salah satu imam Masjid Baitul Muttaqien Tolikara, sekaligus salah saksi dalam aksi penyerangan kelompok perusuh yang berakibat pembakaran kios dan masjid menuturkan,

"Di sini memang mendirikan rumah ibadah dilarang kecuali Gereja Injili Di Indonesia (GIDI). Tidak hanya Islam, bahkan semua denominasi Kristen kecuali GIDI dilarang,"

Jauh sebelum itu, pada 1990-an beberapa orang tua dari warga asli Papua, di Distrik Walesi, Kabupaten Jayawijaya memeluk agama Islam, kemudian ditangkap dan dipenjarakan karena berusaha membangun mushola. Bahkan, sebetulnya hal itu sudah terjadi sejak 1970-an.

Demikian dikatakan salah satu warga dari Distrik Walesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Hamka Yeni Pele saat rombongan TPF Komat Tolikara bersama anggota JITU bersilaturahmi serta berkoordinasi di rumah putra kepala suku Dani, H. Arif Lani, di Kabupaten Jayawijaya, ibukota Wamena, Rabu (22/07/2015) malam.

"Termasuk bapak saya sendiri, waktu itu. Alasan mereka masuk Islam karena itu sebuah pilihan. Jadi, sebetulnya tidak ada masalah bagi yang mau memeluk agama Islam," ungkap Hamka.

Untuk itu Komite umat untuk Tolikara (KOMAT), dalam rilisnya kepada redaksi siang ini. mendorong pihak keamanan memberikan jaminan keamanan dan ketenangan bagi masyarakat Muslim di Tolikara dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari, pasca insiden penyerangan shalat iedul fitri.

Berikut selengkapnya Pernyataan sikap KOMAT:

  1. Menolak pihak-pihak yang menghambat masuknya bantuan dari lembaga-lembaga kemanusiaan resmi dalam rangka pemulihan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Tolikara.
  2. Meminta semua ormas dan elemen masyarakat secara bersama menyalurkan bantuannya secara terkoordinasi melalui BAZNAS dan LAZNAS yang dikoordinasikan oleh FOZ, agar pemulihan dan pembangunan perekonomian di Tolikara berjalan dengan efektif.
  3. Mendorong pihak keamanan memberikan jaminan keamanan dan ketenangan bagi masyarakat muslim di Tolikara dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari, pasca insiden penyerangan shalat iedul fitri.
  4. Langkah hukum yang tegas, adil dan transparan terhadap aktor intelektual atau oknum oknum yang terindikasikan melakukan gerakan radikalisme, separatisme, dan terorisme harus tetap dilakukan untuk mewujudkan keadilan.
  5. Masalah Tolikara adalah masalah dalam negeri. Semua pihak perlu mewaspadai kepentingan asing atau pihak lain yang tidak bertanggung jawab terhadap kedaulatan NKRI. TNI dan POLRI harus menindak unsur-unsur atau atribut yang mengarah pada keterlibatan pihak asing yang tidak bertanggung jawab.
  6. Mendorong semua pihak untuk mewujudkan kondisi damai dan toleransi di kabupaten Tolikara.
  7. Mendukung Menteri Dalam negeri untuk mencabut perda yang telah diakui oleh bupati Tolikara tentang aturan pembatasan pembangunan rumah ibadah di kabupaten Tolikara karena bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan tidak kondusif untuk toleransi dan kerukunan antar umat beragama, khususnya di Tolikara.

Jakarta, 23 Juli 2015/7 Syawwal 1436

  1. KH Didin Hafidhuddin
  2. KH Hidayat Nur wahid
  3. KH Bachtiar Nasir
  4. KH M Syafii Antonio
  5. KH Yusuf Mansyur
  6. KH M Arifin Ilham
  7. KH Abdul Wahid Alwi
  8. KH Syuhada Bahri
  9. Aries Mufti
  10. KH Muhammad Zaitun Rasmin
  11. KH Bobby Herwibowo
  12. KH Haikal Hasan
  13. Nur Effendi
  14. Ahmad Juwaini
  15. Fahmi Salim
  16. Ahmad Mukhlis Yusuf
  17. Moh Arifin Purwakananta
  18. Jeje Zaenudin
  19. Musthofa B. Nahrawardaya
  20. Adnin Armas
  21. Irfan Syauqi Beik
  22. Bidin Bachrul Ulumuddin
  23. H Wafiudin
  24. Aat Surya Safaat
  25. KH Farid Okbah

(azmuttaqin/arrahmah.com)