Arrahmah.Com |
- Polisi Chad: Siapa pun yang mengenakan cadar, akan kami tangkap!
- "Israel" berencana untuk memperluas dua pemukiman di Ramallah
- Mesir: Sebanyak 464 hukuman mati di tahun pertama pemerintahan Sisi
- Innalillahi, ISIS bakar 5 orang Ibu dan hancurkan kepala 12 tawanan mereka dengan buldoser
- Muslim Rohingya: Serangan terhadap Muslim di Myanmar telah menjadi sebuah kelaziman
- Thailand dituduh hendak memisahkan keluarga
- Muslim di AS membagikan makanan gratis selama Ramadhan
Polisi Chad: Siapa pun yang mengenakan cadar, akan kami tangkap! Posted: 12 Jul 2015 04:30 PM PDT N'DJAMENA (Arrahmah.com) - Polisi Chad mengatakan siapa pun yang mengenakan cadar akan ditangkap, sehari setelah serangan bom yang menewaskan belasan orang di sebuah pasar di ibukota Chad, N'Djamena. Serangan pada Sabtu (11/7/2015) di sebuah pasar di N'Djamena juga melukai 80 orang lainnya dan menyebarkan kepanikan di seluruh kota, seperti dilansir Al Jazeera pada Ahad (12/7). "Serangan ini menegaskan bahwa larangan cadar dibenarkan," klaim juru bicara kepolisian, Paul Manga yang menambahkan bahwa "ini harus dipatuhi lebih dari sebelumnya oleh seluruh penduduk". "Siapa pun yang tidak mematuhi hukum akan secara otomatis ditangkap dan dibawa ke pengadilan," ujarnya memperingatkan. Chad yang berpenduduk mayoritas Muslim melarang penggunaan cadar, dengan dalih meningkatkan langkah-langkah keamanan. Keamanan diperketat di seluruh ibukota sejak Ahad (12/7) dengan penyebaran polisi dan tentara di seluruh wilayah termasuk di persimpangan, pasar dan Masjid. (haninmazaya/arrahmah.com) |
"Israel" berencana untuk memperluas dua pemukiman di Ramallah Posted: 12 Jul 2015 02:00 AM PDT RAMALLAH (Arrahmah.com) - Surat kabar "Israel" mengungkapkan bahwa Otoritas Pekerjaan "Israel" (IOA) berencana untuk memperluas dua pemukiman Yahudi di tanah Palestina di utara Ramallah, sebagaimana dilansir oleh Ma'an News Agency, Sabtu (11/7/2015). Komite perencanaan "Israel" mendukung rencana pembangunan perumahan di Shilo dan Shvut Rachel berdasarkan perintah dari Perdana Menteri "Israel" Benjamin Netanyahu. Koran Maariv mengungkapkan bahwa komite perencanaan "Israel" mengeluarkan 12 izin konstruksi untuk 12 unit rumah pada Rabu lalu. Kementerian Perumahan "Israel" mengeluarkan izin untuk semua bangunan yang dibangun di Shilo. Surat kabar itu mengatakan bahwa keputusan baru itu menandakan bahwa pembangunan di permukiman akan dilanjutkan kembali setelah sempat terhenti untuk waktu yang lama. (ameera/arrahmah.com) |
Mesir: Sebanyak 464 hukuman mati di tahun pertama pemerintahan Sisi Posted: 12 Jul 2015 01:00 AM PDT KAIRO (Arrahmah.com) - Observatorium Mesir untuk Hak dan Kebebasan telah melaporkan bahwa pengadilan militer dan sipil Mesir telah menjatuhkan sebanyak 92.420 hukuman terhadap warga Mesir selama tahun pertama pemerintahan Abdul-Fatah Al-Sisi, termasuk diantaranya 464 hukuman mati, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Sabtu (11/7/2015). Dalam sebuah laporan mengenai pelanggaran proses pengadilan di Mesir, Observatorium itu mengatakan bahwa pengadilan sipil Mesir mengeluarkan putusan sebanyak 570 kasus dan pengadilan militer mengeluarkan putusan sebanyak 17 kasus. Menurut laporan itu, 92.420 orang Mesir telah dijatuhi hukuman di hadapan pengadilan militer dan sipil. Dari 464 warga yang dijatuhi hukuman mati, tujuh telah dieksekusi. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa sebanyak 4.800 orang lainnya dijatuhi hukuman penjara hingga 39 tahun, sementara 772 dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Menurut laporan itu, pengadilan Mesir telah membebaskan 3.457 orang Mesir. Yang lainnya dibebaskan dari hukuman dan 214 orang dihukum kembali. (ameera/arrahmah.com) |
Innalillahi, ISIS bakar 5 orang Ibu dan hancurkan kepala 12 tawanan mereka dengan buldoser Posted: 11 Jul 2015 11:58 PM PDT ANBAR, IRAK (Arrahmah.com) - Dari Irak dikabarkan bahwa Tanzhim Daulah pimpinan Al-Baghdadi telah mengeksekusi 12 orang penduduk sipil di pusat kota Mosul dengan Buldoser, sebagaimana yang dilaporkan oleh kantor berita Al-Sumaria News koresponden Nainawa. Liputan lapangan yang diadakan oleh kantor berita wilayah Nainawa mengabarkan bahwa eksekusi yang dilakukan oleh Tanzhim Daulah/ISIS terhadap 12 orang penduduk sipil tersebut dilakukan pada hari Jumat, dengan menggunakan Buldoser dan bertempat di tengah kota Mosul. Sumber-sumber redaksi melaporkan kepada Sumeria News bahwa kelompok Daulah/ISIS telah mengundang penduduk kota untuk menyaksikan eksekusi tersebut pada sore hari, yang menampilkan model eksekusi baru yang lebih kejam, setelah mereka merampas hak penduduk Nainawa. Dua belas orang penduduk kota yang akan dieksekusi tersebut dibaringkan berjajar di tengah jalan raya di pusat kota Mosul di dekat gerbang masuk At-Thawib. Sopir Buldoser sekaligus eksekutor kedua belas penduduk sipil tersebut menjalankan Buldoser itu untuk melindas kepala mereka, kemudian kembali kedua kalinya untuk melindas jasad mereka. Lima orang ibu dan anak-anak mereka dibakar hidup-hidup di Anbar (Irak) Dari propinsi Anbar Iraq dilaporkan bahwa gerombolan ISIS mengumpulkan lima orang ibu dan anak-anak mereka dan membakar mereka hidup-hidup setelah para ibu tersebut menolak untuk mengizinkan anak-anak mereka bergabung dengan gerombolan yang mengusung nama Negara Islam. Para korban semuanya diyakini berasal dari suku Sunni Albu Nimr. Berkaitan dengan peristiwa keji ini, pemimpin suku Sheikh Naim al-Kaoud, mengatakan bahwa wanita dan anak-anak ditangkap oleh geng ISIS dan dibakar di jalan-jalan. Menurut surat kabar Saudi yang berbasis di London "Sharq al-Awsat" pemimpin suku menceritakan bagaimana perempuan-perempuan itu menolak pasukan Tanzhim Daulah sekaligus menuntut bagi mereka untuk melepaskan anak-anak mereka dari bergabung dengan ISIS. (muqawamah.net/arrahmah.com) |
Muslim Rohingya: Serangan terhadap Muslim di Myanmar telah menjadi sebuah kelaziman Posted: 11 Jul 2015 10:00 PM PDT RAKHINE (Arrahmah.com) - Komunitas Muslim Rohingya menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di Myanmar dan sangat membutuhkan bantuan dan dukungan. "Serangan dan pembunuhan Muslim di Myanmar telah menjadi kelaziman. Suatu malam sekitar enam bulan yang lalu, massa Buddha menyerang dan membakar madrasah yang didirikan oleh ayah saya Jalaluddin Usmani dan membunuhnya," kata Adul Majeed Madani, anggota komunitas Muslim Rohingya, sebagamana dilansir oleh World Bulletin, Sabtu (10/7/2015). "Bersama dengan ayah saya Jalaluddin Usmani, massa Buddha juga membunuh semua orang termasuk para guru dan para siswa remaja yang belajar di madrasah itu", tambahnya. Lebih dari 3000 Muslim Rohingya, yang melarikan diri dari Myanmar, sekarang masih sebagai pengungsi di berbagai belahan Hyderabad, ibukota negara bagian Telangana, India. Myanmar adalah negara yang mayoritas beragama Budha. Myanmar memiliki penduduk sekitar 60 juta orang, 90% dari mereka adalah Budha. Negara ini telah menghadapi kekerasan sektarian sejak penguasa militer negara itu menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil pada tahun 2011. Lebih dari 250 orang (menurut angka resmi) telah tewas - kebanyakan dari mereka Muslim - dan 140.000 lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka. Di negara bagian barat Rakhine, Buddha tidak menerima keragaman agama dan menuduh komunitas Muslim Rohingya secara ilegal memasuki negara itu dan melanggar batas tanah mereka sebagai alasan untuk bebas menganiaya mereka karena keyakinan agama mereka. Kekerasan mematikan menyebar awal tahun ini ke bagian lain dari Myanmar dan telah menimbulkan prasangka terhadap Muslim. Sejak 2012, lebih dari 150.000 Rohingya terpasa menumpang perahu yang dioperasikan oleh para pedagang manusia dalam upayanya untuk mencapai Malaysia, menurut data yang dirilis oleh organisasi hak asasi manusia Arakan Project. Beberapa negara di kawasan itu dan organisasi internasional menyalahkan Myanmar atas eksodus imigran tersebut, terutama Rohingya, kelompok Minoritas Muslim yang berusaha menyelamatkan diri dari penganiayaan di negara itu. (ameera/arrahmah.com) |
Thailand dituduh hendak memisahkan keluarga Posted: 11 Jul 2015 09:11 PM PDT BANGKOK (Arrahmah.com) - Organisasi Human Rights Watch (HRW) menuding pemerintah Thailand berniat memisahkan keluarga Uighur karena memberi pilihan bagi siapa yang akan pergi ke Turki dan siapa yang akan pergi ke Cina pada bulan ini. Sunai Phasuk, perwakilan HRW Thailand, mengklaim dalam Bangkok Post edisi Sabtu (11/7/2015) bahwa anggota keluarga perempuan dan anak-anak dikirim ke Turki, sementara laki-laki dewasa di antara mereka -dan sebagian perempuan- dikirim ke Cina, lansir Anadolu Agency (AA). "Segera setelah pemerintah Thailand dipuji karena mengirim lebih dari 170 wanita dan anak-anak yang berbahasa Turki ke negara pilihan mereka, pada saat yang sama pemerintah membuat kebalikan pada kebijakannya dengan mengirim para pria berbahsa Turki itu ke sebuah negara yang mereka tidak ingin pergi ke sana," kata Phasuk dalam laporan itu. HRW menekankan dalam sebuah pernyataan pada Jum'at (10/7) bahwa pendeportasian para imigran Muslim Uighur menghadapi resiko penganiyaan di Cina. "Orang Uighur yang sebelumnya dipaksa dikembalikan ke Cina telah menghadapi penangkapan dan penahanan sewenang-wenang, dan penuntutan pidana," katanya. Pemerintah Thailand mengelak tuduhan itu pada Sabtu. "Kebijakan kami bukanlah untuk memisahkan para keluarga dan polisi imigrasi melakukan yang terbaik untuk menerapkan kebijakan itu," kata Anusit Kunakorn, sekjen Dewan Keamanan Nasional Thailand, kepada Bangkok Post. Kunakorn menegaskan bahwa 140 wanita dan 32 anak-anak Uighur dikirim ke Turki pada 2 Juli dengan dukungan pemerintah Turki. Phasuk sebelumnya mengatakan bahwa 173 Uighur dikirim ke Turki, artinya -jika benar- hanya seorang pria di dalam pesawat itu. Mereka "tidak terlibat dalam aktivitas ilegal," katanya menggaris bawahi. Dia mengatakan bahwa para imigran Uighur dikirim ke Cina pada Kamis termasuk 85 pria dan 24 wanita "yang diverifikasi sebagai warga Cina oleh pemerintah Cina." Menurut polisi imigrasi Thailand, saat ini ada 60 warga Uighur yang masih di tahan di Thaland -52 laki-laki, empat wanita dan empat anak-anak- yang sedang melalui proses "verifikasi kewarganegaraan". Thailand telah menghadapi kritik dan protes dari Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat di antaranya, bersama dengan UNHCR dan kelompok-kelompok hak asasi manusia karena tindakannya mendeportasi para imigran Uighur itu ke Cina, karena dikhawatirkan mereka akan menghadapi penganiayaan dari otoritas Cina. Sementara itu departemen konsulat dan visa Thailand di Turki masih ditutup sejak diserang massa pada 8 Juli. "Departemen konsulat ini akan dibuka kembali dan melanjutkan untuk melayani saat kondisi telah normal," kata Kedutaan Besar Thailand di Ankara dalam sebuah pernyataan pada Jum'at. Muslim Uighur yang mayoritas tinggal di Xinjiang telah mengalami kebijakan represif dari pemerintah Cina yang membatasi aktivitas keagamaan, komersial dan kebudayaan mereka. (siraaj/arrahmah.com) |
Muslim di AS membagikan makanan gratis selama Ramadhan Posted: 11 Jul 2015 09:00 PM PDT WASHINGTON (Arrahmah.com) - Selama bulan Ramadhan ummat Islam bersama dengan yayasan amal Islamic Relief USA telah bergerak di kota-kota di seluruh negeri untuk mendistribusikan makanan untuk keluarga yang membutuhkan, termasuk anggota Suku Goshute di Utah barat, yang tergolong miskin dan banyak pengangguran, menurut siaran berita dari Islamic Relief USA, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Sabtu (11/7/2015). "The Tribal Nations adalah penduduk asli Amerika Utara, dan budaya hidup mereka telah menguntungkan semua orang Amerika. Islamic Relief USA senang bermitra dengan berbagai organisasi penduduk asli Amerika, membantu mereka untuk mempromosikan masyarakat yang sehat dan lestari," kata Islamic Relief USA. Islamic Relief USA mendistribusikan lebih dari 3.000 paket makanan, termasuk makanan, seperti beras, pasta, kacang-kacangan, keju dan kurma. Satu paket diperuntujukan untuk 4 orang. Di Suku Goshute di Ibapah, dekat perbatasan Nevadah-Utah, para aktivis membagikan paket untuk 30 keluarga, sekitar 150 orang. Kotak-kotak itu juga berisi berbagai makanan non-tradisional, seperti kurma dan hummus. Elvira Murphy, direktur program pendidikan di reservasi, mengatakan, "Keluarga kami bisa menyiapkan beberapa makanan malam ini dengan beberapa rasa yang berbeda." (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |