Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Kembali berulah, Budhis Burma menyerukan pelarangan hijab di sekolah-sekolah

Posted: 22 Jun 2015 05:10 PM PDT

Siswi Muslim di Afghanistan

RANGOON (Arrahmah.com) - Memperparah ketegangan agama di Burma, sekelompok Budhis berpengaruh menyerukan pelarangan hijab di sekolah-sekolah, mengklaim bahwa penggunaan hijab oleh Muslimah "tidak sejalan dengan disiplin sekolah".

"Kami akan menuntut pemerintah secara serius untuk melarang siswa Muslim mengenakan burqa di sekolah-sekolah pemerintah dan melarang pembunuhan hewan yang tak berdosa saat hari raya mereka (Idul Adha)," ujar organisasi yang mengklaim
melindungi "ras dan agama" di Burma, Ma Ba Tha, dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Guardian pada Senin (22/6/2015).

Tuntutan Ma Ba Tha diumumkan selama konferensi akhir pekan lalu yang digelar di Rangoon untuk membahas rencana untuk mempromosikan "agenda nasionalis" menjelang pemilu tahun ini.

Dihadiri sekitar 1.300 biksu, konferensi tersebut merilis daftar rekomendasi untuk ditegakkan di wilayah yang memiliki komunitas Muslim.

Menjelaskan pergerakan tersebut, biksu Ma Ba Tha, U Pamaukkha mengklaim: "Ketika mereka (Muslim) tinggal di Myanmar, mereka harus mematuhi hukum dan peraturan negara."

"Kami tidak menargetkan atau menyerang agama mereka," lanjutnya mengklaim.

Kelompok ini sangat nyata kebenciannya terhadap Muslim, mereka terus memantau "kejahatan oleh non-Budhis" dan menggunakan media sosial untuk menyebarkan berita mengenai "ancaman" terhadap Budhis di Burma.

Namun fakta di lapangan mengatakan bahwa di tahun 2012 dan 2013, serangan oleh Budhis Burma telah meninggalkan ratusan Muslim rohingya terbunuh dan lebih dari 140.000 lainnya harus lari dari rumah mereka.

Banyak yang kini tinggal di kamp-kamp pengungsian akibat ledakan kekerasan sektarian.

Dibentuk dua tahun lalu, Ma Ba Tha telah berulangkali dikecam karena menyebarkan kekerasan antar-komunal di negara yang tengah bergolak.

Para pengamat memperingatkan pengaruh negatif dari gerakan tersebut bagi negara.

"Ma Ba Tha telah menjadi kekuatan politik yang tidak dapat dimintai pertanggung jawaban dan sombong berdasarkan ekstrimisme agama dan pandangan sosial," ujar David Mathieson, seorang peneliti senior di organisasi Burma untuk Hak Asasi Manusia seperti dilansir Guardian.

Selama beberapa minggu terakhir, ribuan pengungsi Rohingya melarikan diri dari Burma, terombang-ambing di lautan dan mendarat di Malaysia, Indonesia dan Thailand. Mereka telah ditolak mendapatkan hak-hak kewarganegaraan sejak amandemen undang-undang kewarganegaraan tahun 1982 dan mereka diperlakukan seperti imigran ilegal di rumah mereka sendiri. (haninmazaya/arrahmah.com)

Otoritas Jerman bebaskan jurnalis Al Jazeera yang ditangkap di bandara Berlin

Posted: 22 Jun 2015 04:47 PM PDT

Ahmed Mansour didampingi oleh pengacaranyasaat dibebaskan dari tahanan Jerman pada Senin, 22 Juni 2015. (Foto: Reuters)

BERLIN (Arrahmah.com) - Pemerintah Jerman telah membebaskan jurnalis Al Jazeera, Ahmed Mansour, yang telah ditahan di bandara Berlin atas permintaan pemerintah junta Mesir.

Didampingi oleh pengacaranya, Mansour menyambut pendukungnya setelah dibebaskan pada Senin (22/6/2015) dan mengucapkan terima kasih kepada pengadilan Jerman atas keputusannya, seperti dilansir Al Jazeera.

"Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada para hakim yang jujur dan terhormat di Jerman," ujarnya dalam bahasa Arab kepada Al Jazeera.

Laporan sebelumnya mengatakan bahwa pengadilan Jerman hendak mempertimbangkan permintaan Mesir untuk mengekstradisi Mansour, salah satu wartawan yang paling dihormati di dunia Arab.

Pengacara Mansour mengatakan bahwa dengan adanya keputusan pengadilan, Mansour kini bisa meninggalkan Jerman.

Puluhan pendukung Mansour melakukan aksi protes di depan gedung pengadilan Berlin di mana ia ditahan.

Mansour ditangkap di bandara Berlin pada Sabtu (20/6) saat ia akan menaiki pesawat Qatar Airways dari Berlin menuju Doha.

Lebih dari 25.000 orang telah menandatangani petisi yang menyerukan Kanselir Jerman, Angela Merkel untuk membebaskan Mansour.

Sementara itu, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menyeru Mesir untuk berhenti mengejar wartawan Al Jazeera.

Penangkapan Mansour adalah yang terbaru dalam serangkaian panjang keterlibatan hukum antara junta militer Mesir dengan jaringan Al Jazeera. Sebelumnya tiga wartawan Al Jazeera ditahan oleh Mesir dengan dalih terlibat dengan gerakan Ikhwanul Muslimin.

Mansour pernah dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dalam pengadilan in absentia di Mesir dengan tuduhan penyiksaan terhadap seorang pengacara di alun-alun Tahrir pada tahun 2011. Tuduhan tersebut dibantah oleh Mansour dan Al Jazeera. (haninmazaya/arrahmah.com)

Barel bom hantam Masjid di Aleppo, 10 orang dilaporkan gugur

Posted: 22 Jun 2015 04:27 PM PDT

Serangan bom barel kembali menghantam Aleppo untuk kesekian kalinya. (Foto: Reuters)

ALEPPO (Arrahmah.com) - Sedikitnya 10 orang dilaporkan gugur dalam serangan bom barel oleh rezim Nushairiyah yang menghantam sebuah Masjid di Suriah utara, kota Aleppo.

Laporan pada Senin (22/6/2015) mengatakan bahwa beberapa orang juga terluka parah dalam serangan di wilayah yang dikuasai oleh pejuang Suriah, lingkungan Al-Ansari, seperti dilaporkan Al Jazeera.

Aktivis Suriah mengatakan, bom dijatuhkan ketika jamaah tengah melaksanakan sholat Isya.

Sebuah video yang diunggah ke media sosial menunjukkan bagaimana warga sipil diselamatkan dari puing-puing reruntuhan bangunan di Aleppo, menyusul pemboman udara oleh pasukan yang setia kepada rezim Nushairiyah.

Dalam salah satu video, asap terlihat membumbung ke udara dan warga sipil serta tim penyelamat menyelamatkan orang tua dan bayi dari rumah yang menjadi target serangan.

"Dia (Bashar Al-Assad) menargetkan orang yang tidak bersalah dan warga sipil dengan bom barel ini, selama bulan Ramadhan," ujar seorang pria berbicara dalam video tersebut.

"Jika Anda seorang pria sejati, datang dan bertempurlah di medan perang. Kami telah berhasil menyelamatkan dua keluarga sejauh ini dan ada dua lagi yang masih terjebak dalam reruntuhan."

Video lainnya memperlihatkan pasukan rezim menargetkan kota Hreitan, barat laut Aleppo. (haninmazaya/arrahmah.com)

Serangan syahid menghantam gedung parlemen Afghan di Kabul

Posted: 22 Jun 2015 06:44 AM PDT

KABUL3

KABUL (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) melancarkan operasi syahid di gedung parlemen yang terletak di ibukota Kabul, Afghanistan, menurut laporan yang dirilis Shahamat pada Senin (22/6/2015).

Laporan mengatakan bahwa Mujahidin bersenjatakan ringan dan berat telah memulai serangan ke gedung parlemen rezim Afghan di daerah Darul Aman di kota itu.

Saksi mata dari daerah tersebut mengatakan bahwa ledakan terjadi di dalam gedung parlemen sehingga menimbulkan asap dari sebagian besar dalam gedung, menunjukkan sebagian gedung terbakar.

Serangan itu dilancarkan ketika para anggota parlemen tengah menggelar rapat untuk memberikan suara persetujuan pemilihan menteri pertahanan.

Belum ada laporan terkait kerugian materil atau nyawa dalam serangan ini. Mujahidin mengatakan bahwa laporan lebih lanjut akan dirilis.

(siraaj/arrahmah.com)

Polisi Sukabumi tutup rumah makan yang buka pada siang hari Ramadhan

Posted: 22 Jun 2015 03:05 AM PDT

foto ilustrasi

SUKABUMI (Arrahmah.com) - Polisi di Kota Sukabumi, Jawa Barat, bertindak tegas menutup sejumlah rumah makan, toko serba ada, hingga mal yang buka pada siang hari pada bulan puasa ini. Alasannya untuk menghormati yang sedang berpuasa.

"Tindakan tegas ini Operasi Simpatik untuk menegakkan peraturan daerah Kota/Kabupaten Sukabumi serta Peraturan Wali Kota Sukabumi tentang jam buka rumah makan pada Ramadhan," kata Kepala Polres Sukabumi Kota, AKBP Diki Budiman, di Sukabumi, Senin (22/6/2015), dikutip dari Antara.

Operasi penutupan rumah makan dan lain-lain itu juga untuk mengimbau para pemilik rumah makan agar bukanya mulai pukul 16.00 WIB.

Itupun hanya diperbolehkan untuk dibungkus dan tidak dimakan di tempat, kecuali setelah waktu berbuka puasa.

"Operasi ini juga antisipasi elemen masyarakat yang merasa terganggu rumah makan buka pada siang hari yang dianggap tidak menghargai umat Muslim yang tengah beribadah puasa Ramadhan ini," tambahnya. (azm/arrahmah.com)

Gelombang suhu panas hantam Pakistan, 140 orang tewas

Posted: 22 Jun 2015 02:07 AM PDT

korban suhu panas pakistan

KARACHI (Arrahmah.com) - Gelombang panas di Pakistan menghantam Karachi yang merupakan kota terbesar di Pakistan, dan kabupaten lain di provinsi Sindh selatan telah menewaskan sedikitnya 140 orang, pejabat kesehatan mengatakan pada Ahad (21/6/2015), sebagaimana dilansir oleh The News.

"Sejak Sabtu sebanyak 131 orang tewas di Karachi dan sembilan orang lainnya tewas di tiga kabupaten di Sindh," kata Saeed Mangnejo, pejabat kesehatan setempat.

Ia mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi telah memberlakukan keadaan darurat di semua rumah sakit, membatalkan cuti untuk dokter dan staf medis lainnya dan meningkatkan stok obat-obatan.

Temperatur di Karachi mencapai setinggi 45 derajat Celcius (111 derajat Fahrenheit) pada Sabtu (20/6), yang merupakan suhu terpanas di Pakistan dalam 15 tahun terahir..

Dr Seemin Jamali, kepala departemen darurat di Rumah Sakit Jinnah, yang merupakan rumah sakit milik pemerintah, mengatakan bahwa lebih dari 100 orang telah meninggal di rumah sakit.

"Mereka semua meninggal karena sengatan panas," katanya.

Pejabat pemerintah mengatakan bahwa jumlah orang yang meninggal itu telah terjadi sejak Sabtu malam.

Departemen Meteorologi Pakistan mengatakan bahwa suhu panas itu kemungkinan akan mereda dalam beberapa hari mendatang, tetapi dokter menyarankan untuk menghindari paparan sinar matahari dan mengenakan pakaian katun yang menyerap keringat.

Suhu panas itu diperburuk oleh seringnya terjadi pemadaman listrik, yang memicu protes di beberapa bagian wilayah Karachi, sebuah kota yang luas dengan penduduk sebanyak 20 juta.

Pemadaman listrik itu pada akhirnya melumpuhkan sistem penyediaan air di Karachi, menghambat pemompaan jutaan galon air untuk konsumen, ungkap perusahaan air minum yang dikelola negara.

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif telah memperingatkan perusahaan pasokan listrik bahwa ia tidak akan mentolerir pemadaman listrik selama Ramadhan, ungkap seorang pejabat di kantor Sharif.

Universitas Karachi dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa mereka telah menunda ujian setidaknya satu bulan karena cuaca ekstrim ini.

Organisasi Kesejahteraan Edhi, organisiasi amal terbesar di Pakistan, mengatakan bahwa kamar jenazah telah dipersiapkan untuk menampung korban yang tewas akibat gelombang panas dan korban lainnya.

"Kami harus mengubur sekitar 30 mayat yang tidak diklaim untuk membuat tempat bagi yang lain di kamar mayat," kata pejabat Edhi, Anwar Kazmi.

Sebagaimana dilansir oleh CNN, bahwa gelombang panas juga menyerang India pada bulan lalu, menewaskan lebih dari 1.000 jiwa dalam kurun waktu satu pekan.

Akhir Mei lalu, badan statistik bencana India melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat gelombang panas di negara itu mencapai 2.005 orang pada tahun ini.

Gelombang panas juga berhembus di Jepang, menyebabkan 780 orang dirawat di rumah sakit pada pertengahan Juni.

(ameera/arrahmah.com)

Meski bershaum, Mujahidin Suriah tetap melawan Rezim Nusyairiyah hari ini

Posted: 22 Jun 2015 02:00 AM PDT

Mujahidin Suriah. (Foto: Zaman Alwasl)

QLAMUN (Arrahmah.com) - Tidak ada kata berhenti melawan rezim Nusyairiyah bagi Mujahidin Suriah. Meski dalam keadaan berpuasa, pada hari kelima Ramadhan 1436 Hijriyah ini, mereka tetap bertempur menghadang musuh Allah di berbagai wilayah.

Relawan Misi Medis Suriah melaporkan, bahwa hari ini, Senin (22/6/2015) telah terjadi pertempuran hebat di empat wilayah.

Di Qunaitharah, baku tembak sengit terjadi di pinggiran di jalan yang menghubungkan Harfa-Hadhar. Alhamdulillah, Mujahidin menghabisi puluhan tentara rezim.

Sementara di Aleppo, pekik takbir bersahutan di daerah Mustamitah selepas Mujahidin Fathul Halab berhasil menmbebaskan total daerah ini dari tentara Syiah Rafidhah dan milisi bayaran Shabihah. Musuh dikabarkan kocar-kacir, melarikan diri.

Hingga saat ini, di Qalamun, masih berlangsung pertempuran di daerah Jarud, antara Mujahidin Jaisyul Fath Qalamun dan milisi "hizbullah" Lebanon. Mujahidin berhasil menawan seorang tentara musuh.

Di wilayah Hama, lebih dari 20 orang milisi rezim diantaranya perwira melakukan pembelotan di kota Saqlabih.

Tak lupa pula di bulan Ramadhan yang barakah ini, mari terus sisipkan Mujahidin dalam doa-doa kita. Allahu Yahfidz. (adibahasan/arrahmah.com)

Jurnal Rusia: Pemerintah Kaukasus Utara berlomba bangun Masjid yang lebih banyak dan lebih besar

Posted: 22 Jun 2015 01:00 AM PDT

Masjid Ahmad Kadyrov, The Heart of Chechnya

MOSKOW (Arrahmah.com) - Setelah runtuhnya negara Soviet dengan kebijakan ateisnya, sebuah proses besar membangun kembali peradaban lama Islam dan membangun masjid baru telah mulai di Kaukasus Utara. Saat ini, Chechnya memiliki hampir 1.000 masjid dan Dagestan memiliki dua atau tiga kali lebih banyak dari jumlah itu (Kavpolit.com, 15 Februari 2014).

Namun, akademisi Mairbek Vatchagaev dalam Jurnal Eurasia Volume: 12 Issue: 95, yang dipublikasikan secara online pada Kamis (21/5/2015) mengatakan bahwa, perkembangan masjid yang pesat di wilayah ini telah berubah menjadi masalah bagi pemerintah boneka Rusia: karena memang, baik otoritas sipil maupun jasa keamanan ketakutan tidak dapat mengendalikan begitu banyak masjid. Masjid mulai bermunculan dan berkembang di wilayah itu pada 1990-an, tapi itu hanya terjadi hingga awal abad ke-21, sebelum pemerintah Rusia menyadari bahwa itu diperlukan untuk menempatkan masjid kembali di bawah kontrol ketat.

Rusia memberi peringatan kepada wilayah di bawah kekuasaannya di utara Kaukasia bahwa pembangunan masjid dilarang, jika tanpa memperoleh izin dari Moskow. Chechnya mengambil keuntungan dari hal ini untuk membangun sebuah masjid besar yang namanya diambil dari ayah seorang pemimpin Rusia saat masih menjadi republik, Ahmad Kadyrov.

Masjid, yang juga dikenal sebagai Heart of Chechnya (Serdce-chechni.ru, diakses 21 Mei), merupakan simbol dari budaya Chechnya kontemporer yang menampakkan keanggunan dan kekayaan. Hal ini terlihat dari balutan emas murni dan lampu gantung kristal gaya Bohemian.

Pihak berwenang Chechnya menyatakan masjid tersebut adalah yang terbesar di Eropa, dan ini menjadi kebijaksanaan konvensional meskipun fakta bahwa tetangga Makhachkala memiliki masjid yang dapat menampung 15.000 orang (Culture.ru, diakses 21 Mei). Masjid seperti Heart of Chechnya yang dapat menampung 10.000 orang telah cukup populer di Inggris untuk beberapa waktu (The Guardian, 2 Oktober 2003), dan sebuah masjid untuk 12.000 orang benar-benar dibangun di Roma (Cbn.com, 31 Mei 2011).

Namun demikian, pemerintah Chechnya terus melakukan upaya yang terbaik, dengan membangun masjid termegah dan terbesar tanpa mengambil pusing fakta dan statistik. Sekarang mereka telah mulai membangun masjid lain yang mereka akui akan menjadi yang terbesar dunia. Masjid ini sedang dibangun di kota Shali, yang berjarak 21 kilometer dari Grozny.

Ramzan Kadyrov mengumumkan proyek itu selama kunjungan ke lokasi pembangunan. "Di kota Shali, salah satu masjid terbesar di dunia sedang dibangun. Hari ini, saya mengunjungi lokasi pembangunan. Langit-langit kubah yang selesai. Kapasitas masjid akan lebih dari 20.000 orang."

Menurut Kadyrov, langit-langit masjid itu 36 meter, sedangkan menaranya akan mencapai ketinggian 64 meter (TASS, 15 Mei). Namun, wilayah tetangga Dagestan berencana untuk membangun sebuah masjid yang lebih besar, yang akan menampung 50.000 orang, menjadikannya masjid terbesar di Eropa. Menurut rencana, masjid yang akan dibangun akan menjadi pusat Islam terbesar di Eropa, terletak antara Makhachkala dan Kaspiysk (RIA Novosti, 11 Maret).

Tanpa diduga, Ingushetia, yang merupakan republik terkecil di Kaukasus Utara dengan populasi sedikit lebih dari 400.000, juga mengumumkan rencana untuk membangun sebuah masjid besar di ibukota Magas. Sumber informasi di republik melaporkan bahwa masjid ini akan menjadi yang terbesar di Eropa. Masjid ini akan menjadi bagian dari pusat keagamaan, budaya dan pendidikan besar-besaran untuk Ingushetia dan semua Rusia. Menurut layanan pers pemerintah Ingushetia, pusat akan mencakup kantor-kantor Dewan Spiritual Muslim, sebuah universitas Islam, asrama, dan kompleks budaya dan rekreasi (Galgayche.org, 3 April).

Masjid Ingusethia

Masjid Ingushetia

Fakta bahwa tidak ada lebih dari 8.000 masjid di Ingushetia tidak menghentikan para pejabat pengamat dari membuat pengumuman besar. Ramzan Kadyrov akhirnya merasa tersaingi Gubernur Ingushetia, Yunus-Bek Yevkurov, karena selama beberapa tahun terakhir, menara masjid utama Ingushetia diharapkan akan dibangun dua meter lebih tinggi daripada Masjid Jantungnya Chechnya, yang akan membuat menara masjid Ingushetia yang tertinggi di Rusia.

Namun, diharapkan bahwa menara-menara masjid yang direncanakan di Shali, yang kemungkinan besar akan diberi nama Ramzan Kadyrov, akan memiliki menara 64 meter, setara dengan masjid Ingushetia. Menara-menara masjid utama di Moskow diharapkan 75 meter setelah bangunan mengalami rekonstruksi, yang akan mengerdilkan orang di Kaukasus Utara (Geo.1september.ru).

Hampir semua masjid ini cukup mirip satu sama lain, biasanya menjadi replika masjid dari Istanbul atau Madinah. Satu-satunya masjid yang asli dibangun dalam gaya hi-tech di kota Chechnya Argun dan dinamai ibu Razan Kadyrov. Masjid Argun memiliki bentuk yang tidak biasa, menyerupai Frisbee (Liveinternet.ru, 14 Mei 2014), yang membuatnya menonjol di antara ribuan masjid lain yang telah dibangun di Kaukasus Utara dalam 30 tahun terakhir.

Masjid Argun

Masjid Argun

Meskipun Kabardino-Balkaria belum ikut berlomba-lomba membangun masjid, petugas di sana pasti juga ingin membangun sesuatu yang tak kalah memukau. Proyek pembangunan masjid-masjid di Kaukasus Utara diizinkan oleh pemerintah Rusia untuk menciptakan ilusi bahwa populasi Muslim di wilayah ini telah ditenangkan. Banyaknya masjid ini juga dimaksudkan untuk menyesatkan pengunjung ke wilayah tersebut menjadi percaya bahwa aspirasi umat Islam Kaukasus Utara telah terpuaskan oleh pemerintah yang sebenarnya anti-Islam.

Tujuan lain yang penting untuk membangun masjid besar adalah untuk mengontrol populasi dan memiliki masjid berfungsi sebagai sarana yang efektif untuk kontra-terorisme dan pengawasan. Ketika 10.000, 15.000 atau 20.000 orang berkumpul di gedung yang sama secara rutin, pemerintah merasa jauh lebih mudah untuk mengontrol topik diskusi dan menavigasi pemimpin spiritual resmi ke arah yang benar sambil menjaga keberpihakan komunitas Muslim tersebut.

Dengan demikian, alasan utama untuk membangun masjid besar adalah dengan menggunakannya sebagai corong bagi pemerintah terhadap radikalisme. Melalui pemusatan kegiatan Islam, pemerintah Rusia juga lebih mudah untuk mengawasi masyarakat agama setempat dengan cara yang menghemat uang dan sumber daya di balik pengawasan dengan membatasi masyarakat untuk satu masjid agung. (adibahasan/arrahmah.com)

Menjadi Muslim yang baik hanya pada bulan Ramadhan?

Posted: 22 Jun 2015 12:30 AM PDT

tarawih 2

(Arrahmah.com) - Saya bertemu dengan seorang teman yang secara tidak sengaja saya melihat dia mengenakan kerudung. Saya dengan senang hati mengucapkan selamat padanya untuk langkah yang baik ini, tapi dia menjawab, "Saya tidak memakainya secara permanen, Ini hanya untuk Ramadhan."

Saya pun terdiam.

Saya seringkali menyaksikan keadaan seperti ini. Saya melihat gadis-gadis dan ibu-ibu mengenakan busana Muslimah hanya di bulan Ramadhan.Saya juga biasa melihat Muslim yang rajin solat berjama'ah di masjid, membaca Al-Quran dan terlibat dalam kegiatan amal dan pengajian hanya di bulan Ramadhan.

Banyak Muslim yang melakukan banyak perbuatan baik, lebih dari yang biasanya, di bulan Ramadhan, dan berhenti setelah Ramadhan berakhir. Setiap Ramadan, ratusan ribu "paket Ramadhan" yang berisi penuh makanan diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Tapi yang perlu dipahami bahwa orang Miskin membutuhkan bantuan itu tidak hanya dalam satu bulan sepanjang tahun. Mereka membutuhkan makanan setiap hari dalam setahun.

Ibadah musiman

Setiap Ramadan Muslim selalu berusaha keras untuk menjadi orang yang lebih baik; shalat lebih rajin, membaca Al-Qur'an lebih sering, menahan diri untuk tidak marah-marah, menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak baik, tidak mengumpat, memakai busana Muslimah, tidak memakai terlalu banyak make-up, dan lain-lain.

Tentu saja, kita sangat memahami bahwa bulan kesembilan dalam kalender Islam adalah bulan dimana Allah melimpahkan pahala yang berlipat-berlipat kepada Muslim yang melakukan amal kebajikan. Namun, bagi beberapa Muslim menghadapi kenyataan ini seperti yang mereka lakukan di festival belanja yang menawarkan berbagai diskon.

Mereka mencoba untuk mengumpulkan sebanyak mungkin amal baik sebanyak mungkin selama bulan Ramadhan, saat mengetahui dengan pasti bahwa mereka tidak akan mempertahankan hal itu selepas Ramadhan, karena tidak mampu untuk melakukan banyak ibadah, dan juga karena setelah Ramadan, perbuatan baik diperlakukan seperti biasa saja.

Kita harus memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak mengerjakan amal kebajikan, mendekatkaan diri kepada Allah. Namun, apabila kita menganut gaya hidup religius sementara dan berencana untuk mengakhiri semuanya secepat mungkin setelah Ramadan berakhir, berarti kita tidak menjalin hubungan kita dengan Allah secara serius.

Dari 'Aisyah –radhiyallahu 'anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Ø£َØ­َبُّ الأَعْÙ…َالِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ اللَّÙ‡ِ تَعَالَÙ‰ Ø£َدْÙˆَÙ…ُÙ‡َا ÙˆَØ¥ِÙ†ْ Ù‚َÙ„َّ

"Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit."

Ibadah tidak semestinya dilakukan hanya sesaat di suatu waktu. Tentu bukanlah perilaku Muslim yang baik jika rajin shalat dan mengaji hanya pada bulan Ramadhan saja. Sedangkan pada bulan-bulan lainnya amalan tersebut ditinggalkan. Para ulama kadang mengatakan, "Sejelek-jelek orang adalah yang hanya rajin ibadah di bulan Ramadhan saja. Sesungguhnya orang yang sholih adalah orang yang rajin ibadah dan rajin shalat malam sepanjang tahun".

Para ulama memberikan nasihat yang sangat penting; bahwa kita tidak menyembah Pencipta kita untuk mendapatkan pahala, melainkan karena kita menyadari bahwa Dia layak untuk disembah dan ditaati. Dan kita harus tetap menaati-Nya apa pun yang akan kita peroleh dari melakukan hal ini. Dalam hal ini, kita akan terus berupaya untuk meningkatkan hubungan kita dengan-Nya, setiap saat, setiap helaan nafas kita. Tidak hanya bersifat musiman. Muslim, sepanjang hidup mereka, harus dalam keadaan melawan hawa nafsu mereka tiada henti, bukan hanya di bulan Ramadhan.

Kita semua menyadari dosa-dosa yang telah kita lakukan, dan amalan-amalam baik yang telah kita lewatkan, dan di bulan Ramadhan ini kita berusaha untuk mengerjakan amalan-amalan baik dan meninggalkan perbuatan dosa. Tapi ini akan sangat disayangkan apabila tidak menyebabkan perubahan yang berkelanjutan. Untuk menuju perubahan yang berkelanjutan kita harus melakukannya secara istiqomah.

Jadi, Ramadhan ini, hendaknya tidak sekedar menjadikannya sebagai ibadah musiman, melainkan menjadikan Ramadhan sebagai bulan untuk menggapai kesempurnaan dalam mendekatkan diri kita kepada Allah.

*Sumber: Onislam (dengan beberapa perubahan)

(ameera/arrahmah.com)

Talkshow Dakwah bersama Arrahmah dan Muslim Daily: Media Islam menolak kedzaliman

Posted: 22 Jun 2015 12:00 AM PDT

Talkshow Dakwah: Media Islam Menolak Kedzaliman

YOGYAKARTA (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, pada Ahad (21/6/2015), telah dilaksanakan Talk Show Dakwah "Media Islam Menolak Kedzaliman" di Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Acara yang dihadiri sekitar 200 peserta itu menampilkan dua tokoh media Islam Indonesia yakni, Muhammad Jibriel Abdul Rahman dan Abdul Rahim Ba'asyir.

Keduanya menyampaikan urgensi jihad dan dakwah melalui media dalam melawan arus propaganda anti-Islam dan penyelewengan informasi tentang dunia Islam, demikian Arrahmah melaporkan.

Menurut CEO Arrahmah.com, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, mengatakan bahwa peran media Islam di era perang pemikiran ini sangatlah penting. Terlebih musuh Islam semakin gencar dalam propaganda menyesatkan Ummat melalui medianya.

Ia mencontohkan, "Saya pastikan media Syi'ah saat ini sangat kuat. Mereke melempar banyak syubhat di media, tapi dihias dengan hal-hal berbau ukhuwah sebagai kedok, ini satu contoh saja."

Selain itu, media Islam juga hadir sebagai sahabat Ummat Islam Indonesia khususnya dan masyarakat sedunia pada umumnya untuk mendapatkan informasi yang benar tentang Islam. Sambil berseloroh Founder Arrahmah berkata, "Kalau tidak tahu, ya tanya pada sahabat yang tau. Jangan sok tau."

Karena semangat saja belum cukup menjadi bekal Muslimin di akhir zaman ini. Maka, "Semangat itu butuh yang menyemangati," lanjut Muhammad Jibriel.

Di lain pihak, CEO Muslimdaily.com, Abdul Rahim Ba'asyir, atau biasa disapa akrab Ustadz Iim mengatakan bahwa, media Islam tidak dapat menjalankan fungsi dakwah dan jihadnya sendirian, dibutuhkan gerak dari para pembaca juga. "Salah satu upaya kita saat ini [untuk] membantu media Islam adalah dengan menjadikan media-media Islam sebagai rujukan utama dan men-share-nya ke teman-teman," ujarnya.

Sebagai clossing statement acara bincang-bincang tersebut, Muhammad Jibriel berpesan agar, "Selalulah berlapang dada dan berprasangka baik pada Allah. Kita tidak tahu di mana kita mati dan kapan kita mati. Maka salinglah menasehati yang baik sesama kita, terutama di bulan Ramadhan ini."

Talkshow Bangkit Media Islam

Talkshow Dakwah: Media Islam Menolak Kedzaliman, Abdul Rahim Ba'asyir (kiri), moderator (tengah), Muhammad Jibriel Abdul Rahman (kanan)

Pelatihan Jurnalistik dan Menulis yag diselenggarakan oleh Bersama Dakwah

Pelatihan Jurnalistik dan Menulis yag diselenggarakan oleh Muslimdaily.net

Obrolan Jurnalis bersama Teras Dakwah

Dalam kesempatan yang sama, juga diadakan Obrolan Jurnalis yang

diselenggarakan oleh Teras Dakwah. Selain mempelajari teknik kepenulisan, peserta juga berkenalan dengan dunia jurnalistik Islam yang penuh dengan tantangan, baik tantangan teknis dan pemahaman.

"Kita menyampaikan kebenaran [via media apapun] itu tidak mudah." Untuk menjadi jurnalis media Islam online pun ada ujiannya. "Tidak semua orang punya jaringan internet yang cepat. Sementara untuk media fisik, "Kita butuh relawan berita Islam untuk menyebar dan menempel berita-berita Islam di mading-mading masjid dan tempat lainnya," terang CEO Arrahamah.com, Muhammad Jibriel Abdul Rahman.

Saat sesi silaturahim peserta bertanya, "Bagaimana ortu mas-mas ini, Ustadz Ba'asyir dan Ustadz Abu Jibriel mendidik sampai bisa jadi seperti ini?" dan masing-masing pembicara memberi jawaban beragamserupa tapi tak sama.

CEO Muslimdayli.com, Abdul Rahim Ba'asyir menjelaskan bahwa, kedua orang tuanya "Mendidik anak-anak istiqamah di atas Syari'ah. Beliau mendidik kita apa yang beliau amalkan dan lakukan. Itulah yang kami lihat dari ortu, dan itulah yang kami ingin tiru dari ortu. Kebanyakan ortu hanya menyuruh tapi tak memberi contoh pada anaknya."

Muhammad Jibriel Abdul Rahman berbicara dalam Pelatihan Jurnalistik dan Menulis

Muhammad Jibriel Abdul Rahman berbicara dalam Pelatihan Jurnalistik dan Menulis

Sementara Muhammad Jibriel menerangkan bahwa, "Terbentuknya pemahaman jihad saya sudah terpupuk dari kecil. Ketika ortu bicara jihad, sebagai anak, saya ingin tau apa itu jihad. Saya sebagai anak, tidak dipaksa untuk menjadi mujahid tapi tentunya ortu pingin anaknya lebih baik dari dirinya. Saya hanya sering disuruh shalat oleh ortu, masakan mujahid shalatnya bolong-bolong. Dan ortu saya sangat menekankan makanan halal."

"Ortu saya dan ustadz Ba'asyir dakwah jihad-nya 24 jam. Saya sebagai anak belum bisa meniru semuanya. Ortu saya tahajjud bangunnya jam 3, saya pingin tiru, tapi belum bisa semuanya," lanjut Muhammad Jibriel.

Terkait semangat jihad, Ustadz Iim berkata, "Semangat jihad harus ada pada setiap muslim. Itu tuntutan Allah dan Rasul-Nya."

"Pelajarilah Islam dengan sempurna. Hadiri kajian-kajian ilmu, jangan hanya semangat saja, karena kalau cuma semangat, mudah diprovokasi, lanjutnya."

"Hati-hati [jika] mahasiswa menerima dan membanggakan para filosof dan tidak membanggakan apa firman Allah dan apa sabda Rasul," tegas Ustadz Iim.

Adapun muatan yang diterapkan dalam media sebagai ladang jihadnya, Ustadz Iim mengatakan harus, "Sesuai syari'ah, bernilai dakwah dan membangun ukhuwah Islamiyah. [Itulah] 3 hal yang kami tanam di teman-teman Muslimdaily."

Khusus kepada Ustadz Iim peserta bertanya, "Kenapa dulu Anda di JAT (Jama'ah Ansharu Tauhid), sekarang di JAS (Jama'ah Ansharu Syari'ah)?"

Secara lugas ia menjawab, "Menghormati seseorang tidak berarti kita harus ikuti semuanya, karena tak ada yang ma'shum selain dari Rasulullah. Ranah ijtihadiyah dengan bapak (Ustadz Abu Bakar Ba'asyir) dalam masalah ISIS. Di rumah, bapak sendirian mendukung ISIS, keluarga lainnya tidak."

Putra Ustadz Abu Bakar Ba'asyir menyatakan bahwa ayahandanya telah menjadi korban penyelewengan informasi.

"[Bapak] Ini korban informasi. Beliau di dalam [lapas] terbatas menerima informasi, dan tentu semua ini ada hikmahnya. Kami husnuzhan, ini proses Bapak melihat kebenaran," pungkasnya.

Dengan demikian, semoga pelatihan dan acara silaturahim di Masjid Jogokarian tersebut menjadi salah satu jalan menuju kebangkitan media Islam. Sebab, di akhir zaman ini semakin banyak fitnah.

Mudah-mudahan, dengan merambah media, para Mujahid Islam dapat menjadikannya sebagai senjata pembela Agama Allah, kaum Muslimin dan kemanusiaan dalam medan ghozwul fikri ini. Insyaa Allah.

sebagaian peserta Pelatihan Jurnalistik dan Menulis di Masjid Jogokaryan, Yogyakarta

sebagaian peserta Pelatihan Jurnalistik dan Menulis di Masjid Jogokaryan, Yogyakarta

(adibahasan/arrahmah.com)