Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Pintu Rafah dibuka untuk ketiga kalinya dalam satu bulan terakhir

Posted: 23 Jun 2015 04:56 PM PDT

Tentara junta Mesir berjaga-jaga di pintu perbatasan Rafah. (Foto: Reuters)

RAFAH (Arrahmah.com) - Mesir membuka perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza pada Selasa (23/6/2015), ujar seorang pejabat Palestina yang mengatakan hal itu memungkinkan pengiriman pasokan semen ke wilayah yang telah hancur akibat perang.

Dibukanya pintu perbatasan Rafah juga memungkinkan warga Palestina untuk meninggalkan dan memasuki Gaza. Hal ini datang hampir satu tahun setelah pecahnya perang selama 50 hari di tahun lalu dengan puluhan ribu rumah milik warga Palestina masih berbentuk reruntuhan, seperti dilaporkan AFP.

Pemerintah junta militer Mesir telah membuka pintu perbatasan sebanyak tiga kali dalam satu bulan terakhir dan para pejabat Gaza berharap bahwa Kairo bisa mengurangi pembatasan dari dan ke daerah kantong pantai.

"Rafah akan dibuka selama tiga hari untuk memungkinkan orang-orang yang sakit, siswa yang belajar di luar negeri dan orang-orang yang memiliki izin tinggal di luar negeri untuk datang atau pegi," ujar Maher Abu Sabha, direktur perlintasan perbatasan di Gaza, kepada AFP.

Kairo juga mengizinkan semen memasuki Gaza, lanjutnya.

Awal bulan ini, pemerintah Mesir mengizinkan 3.250 ton bahan bangunan memasuki Gaza, ujar sumber Mesir kepada AFP.

Bahan-bahan tersebut dibutuhkan untuk memperbaiki sejumlah besar kerusakan yang disebabkan selama perang Juli-Agustus yang membunuh sedikitnya 2.200 warga Palestina, menghancurkan puluhan ribu rumah dan meninggalkan 100.000 orang kehilangan tempat tinggal. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mesir akan membersihkan perpustakaan Masjid dari buku-buku "ekstrimis"

Posted: 23 Jun 2015 04:41 PM PDT

Muhammad Mokhtar Gomaa mengatakan akan memeriksa perpustakaan seluruh Masjid di Mesir. (Foto: Al Masry Al Youm)

KAIRO (Arrahmah.com) - Menteri Agama Mesir mengatakan pada Senin (22/6/2015) bahwa pihaknya berencana membersihkan perpustakaan Masjid dari setiap buku yang menghasut "ekstrimisme", ujar laporan situs berita yang berbasis di Kairo, Al-Ahram.

Muhamman Mokhtar Gomaa mengatakan seluruh Masjid di Mesir harus memberikan daftar isi perpustakaan mereka untuk diperiksa, lansir Al Arabiya pada Selasa (23/6). Namun laporan tidak memberikan rincian mengenai contoh buku yang akan dibuang dari perpustakaan Masjid.

Gomaa melanjutkan bahwa tidak ada buku yang bisa ditambahkan ke perpustakaan tanpa persetujuan kementerian. Dia juga mengatakan, pemerintah junta militer Mesir akan mengambil tindakan terhadap ulama pengkhotbah yang tidak memiliki "izin".

Sebuah undang-undang yang ditandatangani oleh Adly Mansour, presiden interim Mesir, menyatakan bahwa pengkhotbah yang tidak memiliki izin bisa menghadapi hukuman penjara sampai satu tahun. (haninmazaya/arrahmah.com)

Foto suasana Ramadhan 1436 H di penjuru dunia

Posted: 23 Jun 2015 06:00 AM PDT

(Arrahmah.com) - Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Dengan limpahan karunia dan izin-Nya semata kita kembali bisa memasuki bulan suci Ramadhan tahun ini. Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan karunia.

Kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia pun menjalani bulan suci ini dengan suasana yang berbeda-beda. Ada yang menjalankan ibadah puasa dengan ketenangan beribadah di negara mayoritas muslim, ada yang melalui bulan penuh hikmah ini bersama komunitas muslim minoritas di negaranya, hingga mereka yang menjalankan puasa di tengah penindasan penjajah.

Sejumlah foto yang dipublikasikan oleh World Bulletin ini menyajikan suasana Ramadhan 1436 Hijriah di penjuru dunia.

Di mana pun dan dalam suasana apa pun kita menjalankan bulan penuh berkah ini, Allah Ta'ala berkehendak untuk membimbing kita kembali ke jalan-Nya. Allah Ta'ala menghendaki kita bertaubat dan memperbaiki diri. Allah Ta'ala menghendaki kita untuk kembali bersimpuh di hadapan-Nya dalam taubat yang nashuha. Allah Ta'ala menghendaki kita untuk kembali menaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Segala puji bagi-Mu, wahai Allah, atas karunia bulan suci yang penuh berkah ini. Segala puji bagi-Mu, wahai Allah, atas kesempatan kesekian kalinya yang Engkau karuniakan kepada kami, untuk memperbaiki dan mensucikan diri kami. Segala puji bagi-Mu, wahai Allah, atas kasih sayang-Mu kepada kami.

(banan/arrahmah.com)

Hamas memperingatkan armada Freedom Flotilla III untuk berhati-hati atas kemungkinan serangan "Israel"

Posted: 23 Jun 2015 05:00 AM PDT

jubir Hamas

DOHA (Arrahmah.com) - Anggota biro politik Hamas Ezzat al-Resheq memuji upaya yang diberikan oleh para peserta dalam armada Freedom Flotilla III yang menuju Jalur Gaza untuk mendobrak blokade "Israel", dan memperingatkan kemungkinan adanya serangan "Israel" seperti yang dilakukan pada armada sebelumnya.

Dalam sebuah pernyataan kepada Quds Press, Resheq menyerukan kepada dunia untuk mendukung armada Freedom Flotilla III, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Senin (22/6/2015).

Pejabat senior Hamas itu memperingatkan kemungkinan pasukan "Israel" menyerang armada Freedom Flotilla III. Dia juga menambahkan bahwa upaya "Israel" untuk menghalangi kedatangan armada Freedom Flotilla III ke Gaza merupakan perompakan yang mengekspos kriminalitas dan rasisme "Israel".

Pihak Freedom Flotilla III menyatakan bahwa perlengkapan sudah siap untuk berlayar menuju Gaza dengan partisipasi dari para aktivis Arab dan Eropa bersama dengan parlemen dan tokoh politik paling penting, seperti mantan presiden Tunisia Dr. Muhammad al-Moncef al-Marzouki.

Dalam konteks yang sama, juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan bahwa ancaman "Israel" untuk menyerang armada hanyalah intimidasi belaka kepada para aktivis di kapal itu dalam rangka mencegah mereka untuk melakukan tindakan kemanusiaan yang mulia ini.

Barhoum memuji orang-orang yang terlibat dalam kampanye Flotilla III, dan mengharapkan bahw mereka bisa mencapai Gaza tanpa ancaman "Israel".

Dia mengatakan bahwa rakyat Gaza tidak sabar untuk menyambut kedatangan armada Freedom Flotilla III karena mereka melihat harapan besar untuk mendobrak pengepungan dan mengekspos kejahatan "Israel".

Sumber media "Israel" mengungkapkan pada Ahad malam (22/6) bahwa tentara "Israel" menerima perintah untuk menghalangi kedatangan armada Freedom Flotilla III di Jalur Gaza.

(ameera/arrahmah.com)

Mujahidin IIA rebut pos-pos musuh, bendera tauhid berkibar di distrik Dashti Archi

Posted: 23 Jun 2015 02:30 AM PDT

distrik Dashti Archi

KUNDUZ (Arrahmah.com) - Allahu Akbar! Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) di utara provinsi Kunduz berhasil memukul mundur pasukan rezim seluruhnya dari distrik Dashti Archi pada Senin (22/6/2015) pada pukul 07:00 waktu setempat, ditandai dengan berkibarnya bendera tauhid di pusat distrik, menurut rilisan Al-Emarah News.

Markas besar distrik beserta 14 pos-pos ekamanan rezim diserbu Mujahidin sejak dimulainya pertempuran pada Ahad (21/6) yang menewaskan 24 tentara rezim dan melukai puluhan lainnya, berdasarkan laporan awal.

Sementara itu Mujahidin IIA berhasil menyita 8 APC, 12 truk pickup, 3 mobil, 130 item senjata ringan dan berat dan sejumlah besar amunisi beserta perlengkapan militer lainnya. Mujahidin IIA mengatakan 2 anggota Mujahidin juga gugur (syahid in syaa Allah) dalam operasi militer ini dan 6 lainnya luka-luka.

Keberhasilan tersebut menyusul keberhasilan Mujahidin IIA di kota Kunduz yang telah sepenuhnya menguasai markas besar distrik Char Darah dan seluruh pos militer di sekitarnya pada Sabtu (20/6) malam, membersihkan daerah tersebut dari keberadaan pasukan rezim. Alhamdulillah. (siraaj/arrahmah.com)

Mujahidin IIA bebaskan distrik Char Darah, 38 tentara musuh tewas

Posted: 23 Jun 2015 02:00 AM PDT

Mujahidin IIA

KUNDUZ (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) membebaskan distrik Chahar Darah, utara provinsi Kunduz, dan semua pos pemeriksaan dan militer disekitarnya pada Sabtu (20/6/2015), menurut laporan Al-Emarah News.

Laporan mengatakan bahwa bahwa Mujahidin IIA menewaskan sebanyak 24 tentara rezim dan melukai 19 lainnya dalam operasi tersebut. Sementara 25 tentara rezim lainnya meliputi polisi dan tentara nasional ditawan oleh Mujahidin, sedangkan 4 tank dan 6 kendaraan militer hancur dalam pertempuran.

Mujahidin juga menyita senjata dan amunisi dari pasukan musuh pada pertempuran hari Sabtu itu yang mana dua anggota Mujahidin gugur (syahid in syaa Allah) dan 4 lainnya luka-luka.

Pada Ahad (21/6), Mujahidin IIA dan pasukan musuh gabungan bertempur di berbagai tempat di distrik tersebut yang menyebabkan 4 milisi Arbaki dan 3 polisi tewas dan 8 lainnya luka parah, sementara 4 tank baja hancur akibat tembakan Mujahidin dan satu lainnya direbut dari tangah musuh.

Dalam laporan lainnya dari provinsi Kunduz, Mujahidin IIA menyerbu dua pos pasukan rezim di distrik Dashti Archi pada Ahad (21/6), menewaskan 4 milisi Arbaki dan melukai sejumlah lainnya.

Sedangkan 5 anggota milisi Arbaki bergabung dengan Mujahidin IIA di distrik Khanabad pada Sabtu (20/6), Alhamdulillah.(siraaj/arrahmah.com)

Saat Ramadhan, Anda dipenjara 10 hari kalau ketahuan makan siang sembarangan di Oman

Posted: 23 Jun 2015 01:00 AM PDT

Pedagang makanan di Oman

OMAN (Arrahmah.com) - Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan oleh Allah bisa menikmati kesempatan berlomba-lomba peroleh pahala yang berlimpah pada Ramadhan 1436 Hijriyah ini. Ibadah kita itu, tentu sangat terbantu dengan adanya peraturan pemerintah terkait puasa di masyarakat, seperti apa yang diterapkan di Oman dan di Indonesia.

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Ramadhan memberi pengaruh yang nyata di sekitar kita, misalnya banyak warung-warung makan tutup disiang hari. Demi menghormati mayoritas yang berpuasa, warung-warung non Muslim pun ikut menghormati dengan berbagai cara. Dan sikap tenggang rasa seperti itu sudah berlangsung sejak lama. Demikian dilansir Aritunsa, Jum'at (19/6/2015).

Namun, baru-baru ini Kementrian Agama Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa orang yang berpuasa juga harus menghargai warung-warung yang buka di siang hari selama bulan Ramadhan. Beruntungnya ini negara Indonesia, sementara jika kita hidup di negara Oman, tentu tidak akan berpikir membuka warung siang hari saat bulan Ramadhan.

Dalam peraturan negara Oman, orang yang ketahuan makan siang saat Ramadhan akan dikenai denda, bahkan pelakunya bisa dipenjara, sebagaimana dilaporkan Times of Oman, Ahad (21/6). Lalu bagaimana dengan penduduk non-Muslim di sana, apakah mereka juga ikut berpuasa?

Di Oman, jika ada seseorang terlihat atau ketahuan makan siang saat bulan Ramadhan maka ia akan ditangkap dengan hukuman penjara 1 sampai 10 hari dengan dikenai denda setara dengan Rp 35.000 hingga Rp 175.000. Pemerintah disana mempunyai tim inspeksi yang bertugas khusus untuk memantau semua restoran. Mereka bekerja tiga shift dari 8 pagi hingga tengah malam. Hasilnya terbilang efektif, banyak warga Oman yang melanggar dan dikenai sanksi.

Sebagaimana Indonesia, Oman tidak hanya dihuni warga Muslim saja, tapi juga terdapat warga non-Muslim. Salah satu penduduk non-Muslim yang tinggal di Oman adalah warga India. Meskipun tinggal di daerah Muslim dengan aturan seperti itu, mereka tetap menghargai dan mentaati peraturan. Sebagaimana dinyatakan oleh Dr. Sathish, ketua Perkumpulan Warga India yang dikutip dari laman Times Of Oman.

Mereka warga non-Muslim tetap bisa makan siang dari restoran yang ditunjuk pemerintah. Akan tetapi restoran tersebut tetap tidak boleh buka. Pihak restoran diharuskan mengantar langsung kepada pelanggannya yang non Muslim. Jadi, apakah Anda berminat menjadi penduduk Oman? (adibahasan/arrahmah.com)

Di Cina, Muslim dilarang berpuasa, festival bir digelar

Posted: 23 Jun 2015 12:41 AM PDT

festival bir di cina

BEIJING (Arrahmah.com) - Salah satu kabupaten di Xinjiang Cina telah memicu kemarahan ummat Islam setelah mengadakan festival bir menjelang bulan Ramadhan, sedangkan di sisi lain ummat Islam dilarang berpuasa.

"Ini adalah provokasi terbuka untuk agama Islam," Dilxat Raxit, juru bicara kelompok pengasingan Kongres Uighur Dunia, mengatakan dalam sebuah pernyataan email kepada Reuters, Senin (22/6/2015), sebagaimana dilansir oleh onislam.

Festival bir diadakan di wilayah Niya di selatan Xinjiang, yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.

"Kompetisi bir ini bervariasi dan menghibur," ungkap pemerintah, dan mengatakan juga bahwa ada hadiah berupa uang tunai hingga 1.000 yuan ($ 161) bagi pemenang kompetisi ini.

Berita tentang acara tersebut muncul dalam sebuah artikel yang dikutip di situs berita pemerintah daerah pada Ahad (21/6).

"Tujuannya adalah memanfaatkan budaya modern untuk mencerahkan kehidupan budaya desa, mempersempit ruang untuk promosi agama ilegal ... dan menjamin desa ini harmoni dan stabilitas," kata situs web itu.,

Festival yang berlangsung beberapa hari sebelum Ramadan ini dipandang sebagai tindakan yang memprovokasi ummat Islam yang sedang menyambut bulan puasa Ramadhan.

Selain itu, disusul laporan bahwa pemberitahuan resmi yang menyerukan kepada anggota Partai Komunis, pegawai negeri sipil, siswa dan guru pada khususnya untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan.

Setiap tahun, pemerintah Cina telah berulang kali mengenakan pembatasan untuk menjalankan ibadah puas bagi Uighur Muslim di wilayah barat laut Xinjiang setiap Ramadan.

Sebelumnya pada bulan Desember, Cina melarang pemakaian jilbab bagi masyarakat di Urumqi, ibukota provinsi Xinjiang.

Peraturan tersebut datang saat Beijing menggencarkan kampanye melawan "ekstremisme agama" yang disalahkan atas kekerasan yang terjadi baru-baru ini.

Muslim Uighur adalah etnis minoritas berbahasa Turki berjumlah sekitar delapan juta di wilayah Xinjiang barat laut.

Xinjiang, yang aktivis menyebutnya sebagai Turkestan Timur, telah otonom sejak tahun 1955 namun terus menjadi sasaran tindakan keras keamanan besar-besaran oleh pemerintah Cina.

Kelompok-kelompok HAM menuduh pihak berwenang Cina melakukan represi agama terhadap Muslim Uighur di Xinjiang atas nama terorisme.

Sebelumnya pada tahun 2014, Xinjiang melarang mempraktekkan agama di gedung-gedung pemerintah, serta mengenakan pakaian atau logo yang terkait dengan "ekstremisme agama".

Mei lalu, toko-toko Muslim dan restoran di sebuah desa di barat laut Cina Xinjiang telah diperintahkan untuk menjual rokok dan alkohol.

(ameera/arrahmah.com)

M. Sanwani Naim: Benahi "Las Vegas" di kampung sendiri

Posted: 23 Jun 2015 12:00 AM PDT

Sanwani mengupayakan pembangunan pondok yatim di bawah naungan Masjid Al-Futuwwah

JAKARTA (Arrahmah.com) - Sanwani abai atas penilaian teman-teman sebayanya. Meski dianggap nyeleneh, pemuda jebolan FISIP Universitas Indonesia ini tak sungkan bergaul dengan masyarakat di sekitarnya yang sebagian besar pemulung dan anak jalanan.

Kepada Islampos, Ahad (21/6/2015) di Masjid Al Futuwwah, Muhammad Sanwani Naim, anak Betawi asli yang lahir dan besar di Cipete Utara ini, mengaku tidak peduli dengan penilaian teman-teman yang menyebut dirinya orang "aneh". Meskipun Sanwani seorang yang berpendidikan, ia tidak pernah merasa dirinya lebih hebat dari anak pemulung.

Sejak kecil, Sanwani – putra seorang ulama Betawi terpandang di kawasan Kemang dan Cipete, mengecap pendidikan di sekolah agama. Ketika SMP Sanwani belajar di Pondok Pesantren Tebu Ireng – Jombang, Jawa Timur. Menginjak SMA dia sekolah di Perguruan Daarul Maarif pimpinan KH. Idham Khalid. Kemudian pernah kuliah di Akademi Bidang Perusahaan, dan meraih gelar S1 di FISIP Universitas Indonesia.

Dalam berorganisasi, Sanwani pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kepemudaan Al Azhar, dan ikut dalam aktivitas Remaja Masjid.

"Saya dulu anak gaul. Teman sebaya selalu bilang, Sani, tempatmu bukan di sini (perkampungan kumuh). Saya tidak peduli itu. Saya hanya merasa terpanggil dan tertantang dengan melakukan perubahan di kampung halaman saya sendiri," kata Sanwani.

Bermula dari main bola

Sanwani mengakui, dahulu pergaulan di sini begitu liar, tidak sehat dan tak karuan. Tak sedikit yang menjadi korban narkoba, pelacuran, perjudian, dan perilaku maksiat lainnya. Bahkan, warga negara asing asal Korea yang tinggal di Prapanca, kerap mengajak anak-anak pemulung, denga kedok mengajak belajar. Tak tahunya, dijadikan objek dan sasaran pemurtadan.

Yang membuatnya sangat prihatin adalah fakta warga asli Betawi, dari yang tua hingga yang muda, bahkan dari anak sampai besan, acapkali main judi bareng. Saat ini, tinggal 20% dari mereka yang meninggalkan kebiasaan jelek tersebut. Bukan hanya judi, mabok, pelacuran, hingga banci tinggal di kawasan ini. Meski Betawi identik dengan sikap religius warganya, kenyataannya tak semuanya baik.

"Yang namanya nonton film porno seperti nonton film Unyil. Bahkan hamil di luar nikah dianggap biasa-biasa saja. Nyaris tak ada nilai-nilai yang dijaga. Boleh dibilang, ini sudah menjadi kawasan Las Vegas nya Cipete," ujar Sanwani lirih.

Satu hal yang membuatnya sedih, tak ada pihak yang ingin turun tangan untuk melakukan perubahan ini. Sebagai warga asli, Sanwani tidak ingin membiarkan kondisi ini terus terjadi di depan mata. Bermula dari aktivitas di sore hari dengan bermain bola di kawasan padat dan kumuh. Pelan-pelan ia ajak teman-temannya untuk shalat berjamaah dan belajar mengaji. Ketika itu, belum ada masjid atau musholla.

Niat Sanwani untuk membentengi akidah anak-anak pemulung dan pembantu rumah tangga — kebanyakan pendatang – ini membuahkan hasil. Sebagai penyemangat, Sanwani memberi motivasi kepada anak pemulung. Siapa yang menunaikan shalat Subuh berjamaah selama sebulan full, akan diberi hadiah berupa uang. Per orang Rp. 10.000. Ketika itu, ada 30 anak.

"Sebelum ada masjid, kita numpang di rumah salah seorang pengurus Yayasan. Yang jelas, tidak mudah awalnya mengajak anak-anak pemulung dan pembantu rumah tangga ini untuk shalat jamaah, apalagi shalat Subuh. Tahun 2003, kita ngontrak tanah 'nganggur' hanya 20 meter dengan biaya Rp. 1,5 juta per tahun. Di atas tanah inilah kemudian dibangun sebuah basecampe terbuat dari anyaman bamboo untuk dijadikan tempat belajar, mengaji dan sekaligus musholla," kisah Sanwani.

Tahun berikutnya, Sanwani memperluas lahan untuk sarana belajar semester demi semester dengan mengontrak 1,7 juta setahunnya. Saat ini total lahan mencapai 400 meter persegi.

"Jatuh bangun kami mendirikan sarana belajar dan musholla ini. Yang menariknya, tanah ini sebagian besar bukan merupakan tanah hibah pemberian orang atau wakaf, tapi dicicil sedikit demi sedikit," tukas Sanwani.

Kalaupun ada, tanah milik Haji Asrih yang mewakafkan tanahnya seluas 10 meter untuk akses jalan. Pernah, tanah yang dibeli hasil tukar dengan kambing kurban. "Tahun 2012, banyak warga yang menjual tanahnya. Namun, kami bertahan untuk tidak menjual tanah hingga sekarang. Jadi dulu, awalnya kawasan kumuh, banyak sampak, tempat jamban, kita sulap menjadi panti asuhan dan masjid. Prosesnya cukup panjang pastinya."

Diejek teman

Bagi mereka yang tak terpanggil, tentu dakwah yang dilakukan Sanwani begitu melelahkan. Ia membangun dakwah di "lahan kering". Namun, ia tertantang untuk melakukan perubahan di lingkungannya terdekat lebih dulu.

"Teman saya mengejek, Hei Sani, ente gak geli minum yang dimasakin air oleh mereka (pemulung). Tapi saya gak peduli. Bagaimanapun mereka adalah saudara kita. Mereka orang baik, hanya saja kurang mendapat sentuhan agama. Jika saya tinggal, saya khawatir mereka akan kembali pada habitatnya semula sebagai orang liar yang tak mengenal peradaban."

Ketika ditanya, kenapa berjuang sendiri, tidak mengajak teman yang memiliki visi yang sama? Sanwani mengatakan, "Sebagian besar teman saya banyak yang merasa tidak level. Apalagi saya dianggap orang aneh. Terpenting bagi saya adalah terjadinya peradaban di Cipete, tempat kampung halaman saya dibesarkan dan tinggal. Ketika kaum dhuafa merasa nyaman, maka itulah kebahagiaan saya," tandas Sanwani. (adibahasan/arrahmah.com)

Muslim Kanada menjalankan ibadah puasa terlama dalam 33 tahun

Posted: 22 Jun 2015 11:00 PM PDT

muslim kanada

OTTAWA (Arrahmah.com) - Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini merupakan yang paling menantang dalam beberapa dekade bagi Muslim Kanada karena memiliki jam puasa terpanjang dalam 33 tahun, dengan lebih dari 17 jam puasa setiap hari selama bulan suci. Akan tetapi mereka mengatakan bahwa tantangan ini akan sanggup mereka hadapi.

"Ada begitu banyak orang di dunia yang berbuka puasa hanya dengan air," Khalil Khalilov, dari North York, mengatakan kepada The Star, sebagaimana dilansir oleh onislam, Senin (22/6/2015).

Seperti jutaan ummat Islam di bagian utara, Muslim Kanada menghadapi tantangan jam puasa yang berlangsung dari jam 3:45 subuh sampai 9 malam.

"Ada ungkapan yang mengatakan bahwa kita berpuasa dengan pikiran, dengan mata dan telinga kita," kata Khalilov, seorang pengusaha dan agen real estat.

"Ketika seseorang berpuasa, itu membuatnya dekat tentang Tuhan ... Selama Anda memiliki tujuan yang besar ini dalam pikiran, hari akan berlalu dengan sangat cepat."

Keluarga Khalilov ini, asal Tatar Krimea yang berimigrasi ke Kanada dari Ukraina pada tahun 2007, memanfaatkan moment Ramadhan untuk berbagi makanan dengan tetangga mereka.

Meskipun menghadapi tantangan jam puasa yang panjang, Muslim Toronto menganggap bahwa hal itu merupakan tantangan kecil dibandingkan dengan pahala puasa.

"Mungkin ada beberapa tantangan, tetapi itu adalah hal yang sangat kecil," kata Khalilov.

Bagi keluarga Muslim, merayakan Ramadhan di Kanada dan berkomunikasi dengan orang lain adalah hal yang tidak ada hambatan.

"Anda tidak memiliki hambatan untuk berkomunikasi satu sama lain. Ini hal besar yang kita miliki di Kanada," kata Alie Khalilov, ibu Khalil.

"Di sini, kita menyadari bahwa kita semua sama," kata Khalil.

Ramadhan tahun ini meliputi hari terpanjang, yaitu 21 Juni, yang menandai awal musim panas, dengan suhu udara yang tinggi dan jam puasa panjang merupakan tantangan yang akan dihadapi oleh jutaan ummat Islam di seluruh dunia.

"Jika saya berada di rumah dengan anak-anak, itu agak menantang," kata Ayse Yegul, perwakilan penjangkauan untuk Intercultural Dialogue Institute, sebuah kelompok GTA yang menyebarkan kesadaran Islam di Kanada.

"Kadang-kadang sulit untuk mengimbangi energi mereka. Kadang-kadang saya lebih suka tidur siang yang lama bersama dengan mereka. "

"Orang-orang merindukan hal itu, karena kita menyadari betapa indahnya bulan ini," ungkap Khalilov.

Dia mengatakan bahwa ia akan merindukan suasana spiritual Ramadan ketika telah berakhir.

Muslim adalah komunitas agama paling cepat berkembang di Kanada, menurut kantor statistik Kanada.

Populasi Muslim Kanada meningkat 82 persen selama dekade terakhir - dari sekitar 579.000 pada tahun 2001 menjadi lebih dari 1 juta pada tahun 2011. Muslim mewakili 3,2 persen dari total penduduk Kanada.

(ameera/arrahmah.com)