Arrahmah.Com |
- Saudi kerahkan sejumlah besar pasukannya di perbatasan
- Setelah 11 tahun dipenjara secara tidak sah, tokoh Muslim India ini merilis buku
- Malaysia menahan 1.000 pengungsi Rohingya dan Bangladesh
- Syiah gelar seminar "radikalisme" bersama BNPT dan MUI Jakarta Utara
- Danish school forces muslim to taste pork
- Video Song4Syria mengetuk hati kita, membantu Muslimin Suriah
- Paksa mahasiwi Muslimah cicipi daging babi, Sekolah Tinggi Kuliner di Denmark didenda
- Hijarahnya para Utusan Allah
- Muslim Malawi memerangi pengangguran dengan zakat
- Ini perpisahan terakhir Da'i Sunni yang dieksekusi Rezim Syi'ah Iran
Saudi kerahkan sejumlah besar pasukannya di perbatasan Posted: 11 May 2015 04:38 PM PDT RIYADH (Arrahmah.com) - Arab Saudi telah mengumpulkan sejumlah besar kekuatan tambahan di perbatasan dengan Yaman yang menjadi saksi baku-tembak artileri berat dan roket, sehari sebelum gencatan senjata yang diusulkan berlaku. Kementerian Pertahanan Arab Saudi mengumumkan pada Senin (11/5/2015) bahwa kekuatan besar telah mencapai Najran, dalam perjalanan untuk mengambil posisinya di garis depan berdekatan dengan wilayah Yaman, seperti dilaporkan Al Jazeera. Laporan tidak menyebutkan seberapa besar pasukan Saudi yang dikerahkan di perbatasan namun mengatakan bahwa pasukan membawa serta persenjataan canggih yang mampu untuk bertempur di daerah pegunungan terjal. Rekaman video menunjukkan deretan tank dan kendaraan lapis baja yang ditayangkan di saluran televisi Saudi. Sebelumnya pada Senin (11/5), milisi Syi'ah Houtsi menembakkan roket Katyusha dan mortir ke kota Jizan dan Najran setelah pasukan Saudi menghantam provinsi Saada dan Hajjah dengan lebih dari 150 serangan roket. Departemen Pertahanan Saudi mengatakan satu warga Saudi tewas dalam penembakan di Najran yang dikatakan menargetkan sebuah sekolah dan pemukiman penduduk yang berdekatan dengan pos militer. Empat orang lainnya terluka dalam serangan tersebut. Jet tempur koalisi pimpinan Saudi juga menghantam posisi Houtsi di kota Taiz dan provinsi Marib yang menjadi penghasil minyak. Tidak ada rincian mengenai korban. "Bukan berkurangnya pertempuran saat kita menghitung mundur menuju gencatan senjata di sekitar 24 jam, apa yang kita saksikan adalah eskalasi," ujar reporter Al Jazeera yang melaporkan dari Riyadh. Pertempuran perbatasan terbaru datang hampir seminggu setelah Houtsi melancarkan serangan mortir dan roket di Najran yang menewaskan beberapa warga Saudi. Saat itu pemerintah Saudi mengatakan Houtsi telah menyeberangi garis merah dengan melakukan serangan. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Setelah 11 tahun dipenjara secara tidak sah, tokoh Muslim India ini merilis buku Posted: 11 May 2015 08:06 AM PDT NEW DELHI (Arrahmah.com) - Sebuah buku yang ditulis oleh Mufti Abdul Qayyum, yang telah menghabiskan 11 tahun di penjara India atas tuduhan terlibat "terorisme", telah dirilis. Buku ini memaparkan pahit yang ia alami selama 11 tahun di penjara, seperti dilansir OnIslam pada Senin (11/5/2015). Mahkamah Agung India menjatuhkan hukuman kepada Abdul Qayyum atas tuduhan terlibat serangan di Gujarat. Buku yang ia rilis bertujuan untuk menyadarkan berbagai pihak tentang para korban yang dipenjara dengan tuduhan yang tidak benar, terkhusus bagi mereka yang tertuduh "teroris". "Kami hanya membantu umat Muslim yang telah tumbang menyusul serangan terhadap mereka setelah insiden Godhra," kata Abdul Qayyum kepada OnIslam.net. "Kami memberikan bantuan kepada kerabat orang-orang yang tewas di kerusuhan Gujarat. Kami tidak pernah melakukan hal yang salah. Kami akan berjuang melawan ketidakadilan dan untuk hak-hak kami dalam kerangka hukum." Abdul Qayyum dituduh terlibat dalam serangan terhadap Kuil Akshardham di Gadhinagar, Gujarat, yang terjadi pada 24 September 2002. Pada saat serangan itu, 33 orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya luka-luka sebelum akhirnya keamanan mengakhiri insiden itu dengan membunuh dua pelaku penyerangan. Setelah 11 tahun di penjara, Abdul Qayyum bebas pada 16 Mei tahun lalu. Abdul Qayyum mengungkapkan bahwa isteri dan anaknyalah yang sebenarnya paling menderita selama ia berada dibalik jeruji, hingga pada suatu hari isterinya mencoba untuk bunuh diri. Mufti Abdul Qayyum mengatakan bahwa ia ditargetkan padahal ia saat itu tengah bekerja untuk membantu para korban kerusuhan Gujarat.Kerusuhan di negara bagian itu meletus setelah adanya dugaan pembakaran kereta di Godhra (Gujarat) pada 27 Februari 2002 yang menyebabkan 58 warga Hindu. Kemudian warga Hindu melakukan serangan pembalasan terhadap komunitas Muslim selama sekitar tiga bulan di negara bagian itu. Sumber-sumber memperkirakan bahwa hingga 2.000 Muslim terbunuh dalam aksi penyerangan itu. Penyerangan terhadap kuil Akshardham pada September 2002 terjadi beberapa bulan kemudian. Buku Mufti Abdul Qayyum yang berjudul "Gyarah Saal Salakho ke Piche" (Sebelas tahun dibalik jeruji), telah dirilis di New Delhi pada 8 Mei 2015, sebulan setelah polisi Gujarat menolak memberikan izin untuk merilis bukunya dengan alasan hukum. Dia mengatakan bahwa bukunya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang penderitaan orang-orang yang mendekam dibalik jeruji besi atas kasus-kasus yang dipalsukan dan orang-orang yang terpaksa menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara hanya karena pelanggaran kecil. (siraaj/arrahmah.com) |
Malaysia menahan 1.000 pengungsi Rohingya dan Bangladesh Posted: 11 May 2015 06:50 AM PDT KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) - Malaysia menahan sebanyak 1.018 pengungsi Bangladesh dan Rohingya Arakan setelah mereka tiba di Malaysia dengan menggunakan tiga kapal pada Senin (11/5/2015), ungkap polisi, sehari setelah pihak berwenang Indonesia menyelamatkan sebanyak 600 Muslim Rohingya yang terdampar di lepas pantai Aceh, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin. Lebih dari 100.000 Muslim Arakan telah melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan di Myanmar sejak 2012. Sebagian besar mereka menggunakan kapal pedagang menuju Thailand, di mana mereka kemudian menjadi korban perdagangan manusia dan ditahan di kamp-kamp hutan yang kumuh sampai mereka membayar uang tebusan. Polisi di pulau Langkawi, barat laut Malaysia, mengatakan bahwa ada tiga kapal yang tiba pada tengah malam untuk membongkar para pengungsi, tetapi hanya satu perahu yang ditemukan, kepala kepolisian Langkawi Harrith Kam Abdullah mengatakan kepada Reuters. Sebanyak 555 orang Bangladesh dan 463 orang Rohingya Arakan, termasuk diantaranya 99 perempuan dan 54 anak-anak, mendarat secara ilegal dan akan diserahkan kepada departemen imigrasi, tambahnya. Diperkirakan sebanyak 25.000 orang Rohingya Arakan dan Bangladesh tiba di Malaysia dengan menumpang kapal penyelundup selama tiga bulan pertama tahun ini, dua kali lebih banyak dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014, badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan. Malaysia, salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki perekonomian yang kaya, telah lama menjadi magnet bagi imigran ilegal dari negara-negara miskin di wilayah tersebut. (ameera/arrahmah.com) |
Syiah gelar seminar "radikalisme" bersama BNPT dan MUI Jakarta Utara Posted: 11 May 2015 06:45 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Dengan menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Polres Jakarta Utara, Syiah mengadakan seminar umum pada Sabtu (9/5/2015). Seminar tersebut dihadiri sekitar 300 orang yang berasal dari berbagai kelompok, ormas dan tokoh masyarakat lainnya, lansir salam-online. Seminar nasional dengan tema 'Menangkal Radikalisme di Dunia Pendidikan' ini diselenggarakan oleh salah satu organisasi Syiah yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan, yaitu Organization of Ahlulbayt for Social support and Education (OASE) bekerjasama dengan MUI Jakarta Utara. Acara tersebut menghadirkan empat pembicara: Muslih Nasuha (Kasubdit BNPT/Wakil Ketua PBNU), Zuhairi Misrawi (Dosen Universitas Islam Negeri Jakarta yang juga kader PDI-P), Robi Nurhadi (Sekretaris Komisi Kajian dan Litbang), Dr Zuhdi Zaini serta Jalaluddin Rakhmat (Ketua Dewan Syuro IJABI dan OASE). "Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari Majelis Ulama Indonesia Jakarta Utara periode 2015. Mengadakan program-program kegiatan seperti seminar sekitar soal radikalisme wabil khusus dalam dunia pendidikan. Sekaligus dalam rangka untuk memperingati hari Pendidikan Nasional," ujar panitia saat membacakan laporan pelaksanaan acara. Sementara itu, Kapolres Jakarta Utara yang diwakili Wakasat M. Supriyanto dalam sambutannya mengungkapkan tindakan "radikalisme" atau "terorisme" di wilayah Jakarta Utara sendiri sampai saat ini belum begitu tampak, tetapi pihaknya akan terus berupaya untuk selalu bersikap waspada. "Acara-acara seminar seperti ini, itu bagus sekali untuk membangkitkan kembali umat serta mengabarkan dan mensosialisasikan kepada umat akan 'radikalisme' dan 'terorisme'," demikian Supriyanto memberikan apresiasi. Ketua MUI Jakarta Utara KH Ahmad Ibnu Abidin menuturkan, MUI Jakarta Utara turut memberikan sumbangsih bagi kemaslahatan umat Islam dengan melakukan seminar-seminar seperti membahas "radikalisme". "Setidaknya kita bisa memahami dan sebaik-baiknya kita mampu menangkal 'radikalisme' sebijak mungkin," ujar Abidin. (banan/arrahmah.com) |
Danish school forces muslim to taste pork Posted: 11 May 2015 06:43 AM PDT COPENHAGEN (Arrahmah.com) - A Danish Muslim student who abandoned her culinary school after being forced to taste pork in classes has received a court order forcing the school to pay 40,000 Danish krone, or around $6,000, as compensation. Troubles emerged when 24-year-old Muslim student was told in Holstebro Culinary School that she has to taste her own food that she cooks as part of her education which included pork, Anadolu Agency reported cited the Danish daily Politiken. The student, who arrived in the country as a baby from Libya, was aware that the school asked students to prepare food with pork and wine. However, the requirement to eat the food also was said to be a recent requirement, according to the paper. After being forced to taste pork, the student, who was not named by the paper, filed a complaint against the school with the Equal Treatment Board and said she was being discriminated on religious grounds. She also reportedly stopped going to the school as a result of the requirement to eat pork, which Muslims believe is prohibited to eat in Islam. The board had agreed with the student's claim of discrimination ordering the school to pay the student $6,005 compensation, instead of the $70,000 asked for. (onislam/arrahmah.com) |
Video Song4Syria mengetuk hati kita, membantu Muslimin Suriah Posted: 11 May 2015 03:45 AM PDT LONDON (Arrahmah.com) - Banyak cara untuk menolong saudara-saudara kita di Suriah. Salah satunya adalah dengan mengunduh dan memberi tanda 'like' atas karya bersama Song4Syria, pada video yang Arrahmah unggahkan ini dari YouTube, Senin (11/5/2015). Dengan niat ta'awun (tolong-menolong) para munsyid Inggris seperti, UK Apache, Muslim Belal, Abdullah Role, Hassen Rasool, Masikah, Omar Esa, dan lainnya menciptakan sebuah karya dakwah yang kreatif. Nasyid yang mereka buat pada April 2014 itu bahkan menjadi bagian dari kampanye ChildrenPlus, guna membantu anak-anak Suriah. "Tolong bantu kami dengan mengunjungi website kami untuk info lebih lanjut, dan mem-forward ini kepada keluarga dan teman-teman." Demikian pesan Tim Song4Syria kepada netizen. Selamat berta'awun. Semoga menjadi amal shalih. Insyaa Allah. (adibahasan/arrahmah.com) |
Paksa mahasiwi Muslimah cicipi daging babi, Sekolah Tinggi Kuliner di Denmark didenda Posted: 11 May 2015 02:45 AM PDT KOPENHAGEN (Arrahmah.com) - Seorang mahasiswi Muslimah Denmark berhenti dari sekolah kuliner setelah dipaksa untuk mencicipi daging babi di kelas. Pengadilan memerintahkan kepada sekolah itu untuk membayar denda sebesar 40.000 krone Denmark, atau sekitar $ 6.000 sebagai kompensasi. Masalah tersebut muncul ketika seorang mahasiswi Muslimah berusia 24 tahun itu mengatakan bahwa Holstebro Culinary School meminta dia untuk mencicipi makanan yang dia masak sebagai bagian dari pendidikannya, dimana dalam masakan itu mengandung babi, Anadolu Agency melaporkan, sebagaimana dilansir oleh onislam.net, Ahad (10/5/2015). Mahasiswi itu berasal dari Libya dan sudah ada di Denmark sejak masih bayi. Mahasiswi yang merahasiakan namanya itu menyadari bahwa sekolah meminta kepada mahasiswa untuk menyiapkan makanan yang berupa babi dan anggur. Setelah dipaksa untuk mencicipi daging babi yang telah dimasaknya, mahasiswi itu mengajukan keluhan kepada Dewan Kesetaraan Perlakuan dan mengatakan bahwa dia mengalami didiskriminasi. Dia juga dilaporkan berhenti dari sekolah sebagai akibat dari adanya persyaratan untuk mencicipi makanan walaupun mengandung daging babi, yang dalam keyakinan seorang Muslim hal itu dilarang untuk dimakan. Dewan telah setuju dengan klaim diskriminatif dari mahasiswi tersebut dan menuntut sekolah untuk membayar kompensasi sebesar $ 6.005, lebih kecil dari tuntutan semula yaitu sebesar $ 75.000. (ameera/arrahmah.com) |
Posted: 11 May 2015 01:45 AM PDT Oleh Umm Fulana (Arrahmah.com) - Selama ini, peristiwa hijrah sangant identik dengan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam saja. Padahal, ketika kita membaca Al Qur'an, tentu kita dapati bahwa para nabi dan rasul selain Nabi Muhammad pun mengalami babak baru dalam dakwah mereka dalam bentuk hijrah. Namun mungkin kita kurang menyadari bahwa itulah hijrah mereka, fase baru dakwahnya para utusan Allah. Meskipun banyak nabi dan rasul yang mengalami hijrah, hijrah mereka berbeda dengan hijrahnya Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Berikut di antara rasulullah yang mengalami peristiwa hijrah. Nabi Ibrahim 'alaihi sallam Dan tidak diragukan lagi, Nabi Ibrahim memang memasuki kedua kota tersebut. Namun kota mana yang terlebih dahulu dikunjungi? Allahu a'lam. فَآَمَنَ لَهُ لُوطٌ وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَى رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ "Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: "Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Ankabut: 26). وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (QS. Ash-Shaffat: 99). Dan firman Allah, وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي عَسَىٰ أَلَّا أَكُونَ بِدُعَاءِ رَبِّي شَقِيًّا "Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". (QS. Maryam: 48). Beliau menjauhkan diri dari peribadatan yang mereka lakukan dan juga menjauhkan diri dari tempat tersebut. Nabi Musa 'alaihi sallam Peristiwa hijrahnya Nabi Musa berbeda dengan hijrahnya Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Ketika hijrah, Nabi Musa belum diangkat sebagai rasul. Adapun Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad telah diangkat sebagai rasul saat keduanya berhijrah. وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ يَسْعَىٰ قَالَ يَا مُوسَىٰ إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ مِنَ النَّاصِحِينَ "Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: 'Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu'." (QS. Al-Qashash: 20). Nabi Musa pun pergi menuju Madyan. Selama tinggal 10 tahun di Madyan, Nabi Musa menikahi seorang wanita putri dari laki-laki sepuh di wilayah tersebut. Perbedaan lainnya antara hijrah Nabi Muhammad dan Nabi Musa adalah latar belakang hijrah. Jika hijrahnya Nabi Muhammad adalah karena orang-orang Mekah telah menutup rapat diri mereka dari hidayah Islam, sementara di Madinah eksistensi dakwah secara meluas dan tegaknya negeri Islam sangat mungkin digapai. Adapun Nabi Musa untuk menghindari kebengisan Firaun. فَفَرَرْتُ مِنْكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ فَوَهَبَ لِي رَبِّي حُكْمًا وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُرْسَلِينَ "Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul." (QS. AS-Syuara: 21). Dan masih banyak nabi dan rasul lainnya yang mengalami hijrah, seperti Nabi Ya'qub dan Nabi Yusuf, dll. Kesimpulannya, hijrah para nabi berbeda dengan hijrahnya Nabi Muhammad. Hijrah beliau memiliki kedudukan yang begitu mulia dan juga sangat berat dalam praktiknya. Hijrah beliau tidak dilator-belakangi lari dari siksa atau adzab kaumnya. Wallahu a'lam bish shawwab. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan para pengemban dakwah di zaman ini mengalami fase "hijrah" sebagaimana yang dialami para uswah kaum Muslimin yang telah dikisahkan dalam Al Qur'an. Maka mari kita berhijrah dengan "cantik", menuju dakwah yang lebih baik. Insyaa Allah. (adibahasan/arrahmah.com) |
Muslim Malawi memerangi pengangguran dengan zakat Posted: 11 May 2015 12:45 AM PDT LILONGWE (Arrahmah.com) - Di saat semakin meningkatnya jumlah pemuda Malawi yang pengangguran, komunitas Muslim di negara itu telah meluncurkan program pelatihan kejuruan yang dikelola oleh Dana Zakat Islam (IZF), untuk membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk menciptakan sebuah "masyarakat yang mandiri" untuk "pemimpin masa depan" di negara Afrika bagian selatan. "Tingkat pengangguran di kalangan para pemuda di negeri ini cukup mengkhawatirkan dan menyedihkan. Situasi saat ini melukiskan gambaran sepertinya kita sengaja mengabaikan kesejahteraan mereka," Mohamed Osman, direktur dana nasional Mohamed Osman, mengatakan kepada OnIslam.net, Ahad (10/5/2015). "Situasi ini menyerukan sebuah upaya bersama untuk mengubah gambaran buruk ini. Program pelatihan kejuruan telah diperkenalkan untuk membangun harapan dan semangat kemandirian di kalangan pemuda." "Sejak kemerdekaan, pemuda Malawi telah dianggap pemimpin masa depan, tapi sayangnya, belum ada usaha maksimal untuk memberdayakan mereka ke arah ini. Oleh karena itu kami telah dipaksa untuk menciptakan ini dalam menanggapi kebutuhan pertumbuhan anak muda," kata Osman. "Kecuali jika, kita menciptakan bisnis atau kesempatan kerja bagi kaum muda kita, yang merupakan mayoritas di negeri ini, masa depan Malawi dipertaruhkan. Program ini merupakan langkah ke arah yang benar." Osman memperingatkan bahwa negara itu mengalami peningkatan dekadensi moral di kalangan pemuda karena kebanyakan para pemuda itu tidak memiliki kegiatan apapun untuk dilakukan. "Mereka mengalami kebosanan dan frustrasi. Pelatihan ini akan berfungsi untuk mengalihkan perhatian mereka dari terlibat dalam perilaku yang merusak." "Para pemuda cukup rentan terhadap berbagai tantangan, oleh karena itu harus ada upaya untuk memberdayakan mereka, kami akan mengumpulkan pasukan dari generasi yang terbuang," tambah Osman. Malawi dianggap sebagai bangsa para pemuda mendominasi populasinya, sekitar 75% dari 16 juta penduduk negara itu. Meskipun program ini menjadi inisiatif dari dana Zakat, Osman menegaskan bahwa program itu terbuka untuk semua pemuda apapun agama mereka. (ameera/arrahmah.com) |
Ini perpisahan terakhir Da'i Sunni yang dieksekusi Rezim Syi'ah Iran Posted: 11 May 2015 12:01 AM PDT KARAJ (Arrahmah.com) - "Perpisahan terakhir ... mungkin kita bertemu lagi di surga." Demikian ungkap Hamed Ahmadi, seorang pengkhotbah (da'i) Sunni di Iran. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada sesama tahanan Sunni-nya, sebelum dieksekusi pada 4 Maret lalu di Rajai Shahr penjara di Iran. Demikian organisasi Sunni Prisoners Iran melaporkan pada laman Facebooknya, Senin (11/5/2015). Menurut Sajid Khaleeq Ibrahimkhel dari SPI, "Ia (Hamed) adalah seorang pengkhotbah Sunni di Iran. Ia ditangkap sehubungan dengan kegiatan keagamaan di Juni 2009. Ia dituduh terlibat (bersama dengan pengkhotbah Sunni lainnya) dalam pembunuhan seorang ulama pro-rezim yang tewas pada tanggal 17 September 2009, meskipun fakta bahwa mereka dipenjara pada saat itu!" Padahal, berdasarkan catatan rezim Iran sendiri menunjukkan bahwa Hamed Ahmadi dan pengkhotbah lainnya berada di tahanan pada saat itu dan tidak mungkin telah terlibat. Mereka akhirnya dibebaskan dari tuduhan ini, tapi kemudian didakwa dengan 'Moharabeh' [menantang Allah] melalui kontak dengan kelompok-kelompok oposisi Kurdi]' dan dijatuhi hukuman mati. Sejumlah enam pengkhotbah dieksekusi pada tahun 2012, dan sisanya empat, termasuk Hamed Ahmadi, dieksekusi pada tahun 2015. "Seperti yang Anda lihat, rezim Iran menggunakan alasan apapun untuk mencoba membungkam pengkhotbah Sunni yang vokal," pungkas Sajid Khaleeq. Innalillaahi wainna ilaihi raaji'uun. Semoga Allah merahmati saudara-saudara Sunni kita yang didzalimi rezim syiah Iran dengan kesyahidan yang manis. (adibahasan/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |