Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Mujahidin Suriah gempur pasukan rezim yang terjebak di rumah sakit Jisr al-Shughur

Posted: 10 May 2015 04:22 PM PDT

Ledakan. Aliansi Mujahidin Jaisyul Fath menyerang kompleks rumah sakit di barat laut Suriah pada Ahad pagi. Sekitar 250 pasukan rezim dan keluarga mereka terkepung di dalamnya. (video grab)

IDLIB (Arrahmah.com) - Mujahidin Suriah termasuk dari kelompok Jabhah Nushrah pada Ahad (10/5/2015) menyerbu sebuah kompleks di barat laut Suriah di mana sekitar 250 pasukan rezim Nushairiyah dan keluarga mereka telah terjebak selama dua
minggu sejak Mujahidin merebut kota Jisr al-Shughur di provinsi Idlib.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris melaporkan bahwa Mujahidin Suriah telah memasuki kompleks rumah sakit di kota Jisr al-shughur, sisa dari daerah yang mereka rebut dua pekan
lalu.

"Para pejuang pagi ini menyerbu kompleks rumah sakit di tepi barat daya Jisr al-Shughur," ujar Direktur SOHR, Rmai Abdel Rahman kepada AFP.

"Mereka memasuki salah satu bangunan dan terlibat pertempuran sengit dengan tentara di dalam kompleks."

Dia mengklaim 39 pejuang Suriah gugur dan puluhan tentara rezim juga tewas dalam pertempuran di dalam dan di luar rumah
sakit.

Abdel Rahman menambahkan serangan pada Ahad (10/5) dimulai dengan bom mobil yang dilakukan oleh anggota Jabhah Nushrah.

Ini adalah pertama kalinya Mujahidin berhasil menembus kompleks.

Di antara 250 orang yang bersembunyi di dalam, sekitar 150 adalah tentara rezim termasuk para petinggi serta anggota keluarga mereka dan beberapa pegawai negeri rezim Nushairiyah.

Mujahidin merebut Jisr al-Shughur pada 25 April diikuti dengan direbutnya sebuah pangkalan militer strategis milik rezim setelah sebelumnya berhasil merebut ibukota provinsi Idlib.

Bala bantuan pasukan rezim dan milisi Syi'ah sekutu mereka terus berupaya untuk mencapai rumah sakit untuk mengevakuasi rekan mereka yang terkepung di dalam rumah sakit.

Pasukan rezim didukung oleh serangan udara untuk melancarkan operasi tersebut dan media corong propaganda rezim mengklaim bahwa tentara telah berhasil membunuh "puluhan teroris".

Masih belum jelas berapa banyak makanan dan amunisi yang terdapat di kompleks rumah sakit. (haninmazaya/arrahmah.com)

Setelah melarang jenggot dan kerudung, kini nama islami pun dilarang di Tajikistan

Posted: 10 May 2015 06:28 AM PDT

Presiden Tajikistan Emomali Rahmon telah menginstruksikan kepada Parlemen untuk mempertimbangkan RUU yang akan melarang nama yang terdengar islami di tajikistan, para pejabat mengatakan pekan ini.

DUSHANBE (Arrahmah.com) - Dalam sebuah kampanye yang berusaha melawan Islam, pemerintah Tajikistan kini mengalihkan perhatian mereka ke nama Arab, dan melakukan pembahasan undang-undang untuk melarang setiap nama yang "terlalu Arab".

Pemerintah Tajikistan telah berupaya menerapkan larangan ini dengan memaksa pria Muslim untuk mencukur jenggot mereka, anak-anak dilarang menghadiri masjid, perempuan yang mengenakan jilbab dicap sebagai "pelacur", melakukan pengawasan ketat terhadap masjid-masjid, dan memaksa ribuan mahasiswa yang belajar Islam di luar negeri untuk segera kembali ke tanah air. Kini anggota legislatif mulai merencanakan untuk membahasa undang-undang yang akan melarang pengunaan nama arab untuk Muslim.

Menurut laporan The Guardian, Presiden Emomali Rahmon telah memerintahkan kepada parlemen untuk mempertimbangkan RUU yang akan melarang pendaftaran nama yang dianggap terlalu Arab, pejabat di departemen catatan sipil Kementerian Kehakiman mengungkapkan kepada Interfax.

"Setelah penerapan peraturan ini, kantor pencatatan sipil tidak akan mendaftarkan nama yang salah atau asing bagi budaya lokal, termasuk nama-nama yang menunjukkan benda, flora dan fauna, serta nama-nama asal Arab," ungkap Jaloliddin Rahimov.

Peraturan itu berlaku tidak hanya untuk bayi yang baru lahir setelah peraturan disahkan, namun anggota parlemen juga menuntut bahwa setiap orang yang memiliki nama yang terlalu mirip dengan bahasa Arab harus mengubah namanya ke nama yang berasal dari Tajik.

Departemen Kehakiman juga menyiapkan daftar nama-nama Tajik yang direkomendasikan jika orang tua kesulitan dan tidak bisa memikirkan nama sendiri.

Islam merupakan agama utama bagi 98% populasi di Tajikistan. Ketaatan warga Tajikistan terhadap agama telah meningkat baru-baru ini, dimana hal ini mencemaskan pemerintah sekuler Tajikistan, sehingga mereka mengeluarkan peraturan yang tidak masuk akal seperti memaksa took-toko atau restoran-restoran untuk menjual alkohol dan rokok. Mereka mengatakan bahwa anggaran negara sedang memburuk karena ada peningkatan jumlah orang yang taat beribadah, dan penurunan jumlah orang yang mengkonsumsi alkohol.

(ameera/arrahmah.com)

Terhadap teroris Papua, Jokowi minta TNI-Polri gunakan pendekatan pembangunan

Posted: 10 May 2015 01:41 AM PDT

Teroris Papua bersenjata dan terorganisisr, kerapkali menyerang warga masyarakat dan aparat. Ratusan sudah korban berjatuhan ulah teror nyatanya ini, namun tak ada tindakan pemberantasan terhadap gerombolan teroris ini

JAYAPURA (Arrahmah.com) - Teror yang telah menewaskan anggota masyarakat dan puluhan personel TNI-Polri berupa gerakan separatis Papua yang digawangi oleh Organisai Papua Merdeka (OPM) disikapi dengan sangat lembut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi meminta anggota TNI-Polri mengubah pendekatan dalam menangani konflik bersenjata yang terjadi di Papua.

"Saya ingin agar pendekatan di Papua diubah, bukan pendekatan keamanan represif, tetapi diganti pendekatan pembangunan dengan pendekatan kesejahteraan," kata presiden di depan ratusan Prajurit TNI dan Polri di Markas Korem Jayapura, Sabtu (9/5/2015), dikutip dari Antara.

Dia mencontohkan TNI-Polri aktif dalam pelayanan masyarakat, seperti mengajar di sekolah yang kekurangan guru atau membangun jalan di perbatasan.

"Itu akan dilihat masyarakat, itu lho yang membangun jalan, yang mengajar sekolah ada dari TNI-Polri. saya kira pendekatan-pendekatan seperti yang dilakukan," kata Jokowi.

Grasi untuk gembong separatis

Jokowi juga memberikan grasi kepada lima orang tahanan politik (tapol) ketika berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Sabtu petang.

"Kita ingin menciptakan Papua sebagai tanah yang damai. Adapun sore ini saya memberikan grasi kepada lima orang, yaitu yang pertama kepada saudara Linus Hiluka yang dihukum 20 tahun penjara, Numbungga Telenggen dihukum seumur hidup, Apotnaholik Lokobal yang dihukum 20 tahun, Kimanus Wenda yang dihukum 20 tahun dan Yafrai Murib yang dihukum seumur hidup," kata Presiden Jokowi.

Jokowi menegaskan pemberian grasi itu merupakan langkah awal dari pembebasan tapol di Indonesia.

"Kemudiannya, nanti, hal ini akan dilanjuti dengan amnesti dan lainnya dan kurang lebih ada 90 orang yang ada di sel," demikian Jokowi. (azm/arrahmah.com)

Bukan ditembak Taliban, heli jatuh akibat gangguan mesin

Posted: 10 May 2015 12:28 AM PDT

Foto ilustrasi: Helikopter Mi 35

ISLAMABAD (Arrahmah.com) - Pakistan menyebut "bohong" pernyataan Taliban mengenai penembakan helikopter militer yang menewaskan duta besar Norwegia dan Filipina termasuk istri duta besar Indonesia, di bagian utara negeri itu.

Mengutip Antara, Sekretaris Luar Negeri Azizaz Ahmad mengesampingkan kemungkinan aksi teror dalam tragedi itu dan mengatakan kecelakaan tersebut terjadi akibat gangguan mesin pada helikopter.

Satu helikopter militer yang membawa diplomat yang berpusat di Islamabad, jatuh di dekat Gilgit, saat melakukan pendaratan akibat gangguan mesin, kata Ahmad.

"Angkatan Darat Pakistan telah mengatur pengamanan kelas atas bagi para tamu dan pernyataan TTP mengenai penembakan helikopter itu adalah dusta," kata diplomat senior itu, yang diapit perwira Angkatan Darat dan Angkatan Udara yang juga memberi rincian peristiwa tersebut.

Ahmad menjelaskan berdasarkan instruksi perdana menteri, Angkatan Darat Pakistan telah mengerahkan 1.000 prajurit bagi tujuan keamanan dan semua puncak gunung di sekitar wilayah yang dipenuhi personel tersebut.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Pakistan itu mengatakan dua helikopter mendarat selamat di Daerah Naltar dan helikopter ketiga mengalami kecelakaan akibat gangguan teknis di dekat lokasi pendaratan.

Dia mengatakan perdana menteri telah memberi izin bagi perjalanan s30 diplomat atas permintaan Ketua Korps Diplomatik, demikian laporan Xinhua, Sabtu pagi.

Dia mengatakan Angkatan Udara Pakistan telah mengembangkan tempat pelancongan bermain ski di Naltar dan kereta gangtung di sana yang akan diresmikan oleh perdana menteri.

"Gagasan untuk merancang kegiatan itu ialah untuk memberi sumbangan bagi pembangunan daerah indah tersebut," kata dia.

Ia menambahkan perjalanan serupa bagi diplomat yang diselenggarakan pada masa lalu berjalan baik termasuk ke Skardu, Daerah Shigar di Pakistan Utara, Wilayah Suku Waziristan Utara dan Sekolah Umum Angkatan Darat yang diserang Taliban di Peshawar.

Dia mengatakan Kepala Staf Angkatan Darat telah membentuk dewan penyelidikan yang dipimpin seorang brigadir jenderal. Beberapa anggota tim penyelidikan telah sampai ke lokasi kecelakaan dan yang lain sedang dalam perjalanan.

Dewan Penyelidikan itu telah memulai pekerjaan mereka sehingga segera akan jelas apa yang telah terjadi. Pejabat tersebut mengatakan kotak hitam helikopter yang naas itu telah ditemukan.

Helikopter itu dioperasikan pada 2002 dan dirawat secara rutin. Servis terakhir dilakukan cuma 11 jam sebelum kecelakaan.

Ahmad mengatakan prioritas pemerintah ialah mengangkut mayat korban, korban cedera dan utusan asing lain kembali ke Islamabad. (azm/arrahmah.com)

NSA cantumkan wartawan Al Jazeera dalam daftar 'teroris' Al Qaeda

Posted: 09 May 2015 11:14 PM PDT

Ahmad Muaffaq Zaidan, Wartawan senior Al Jazeera

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Pihak berwenang Amerika Serikat telah menempatkan seorang wartawan Al Jazeera dalam daftar 'teroris' Al Qaeda, demikian isi sebuah laporan mengutip dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor NSA Edward Snowden.

Laman berita online The Intercept mengatakan kepala biro Al Jazeera di Islamabad, Ahmad Muaffaq Zaidan, ada dalam daftar awas 'teroris', dan dilukiskan dalam dokumen Badan Keamanan Nasional (NSA) sebagai anggota baik Al Qaeda maupun Ikhwanul Muslimin.

Zaidan berkata kepada The Intercept bahwa dia tegas membantah menjadi bagian dari organisasi-organisasi itu, namun menandaskan dia memang kerap mewawancarai tokoh-tokoh senior Alqaeda, termasuk Osama bin Laden.

Mengomentari laporan ini, Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York, mengaku sangat terganggu oleh tuduhan terhadap Zaidan itu.

"Menggambarkan kegiatan pengumpulan berita secara sah dari seorang wartawan terkemuka sebagai bukti teroris internasional adalah membahayakan kerja vital media, termasuk di Pakistan di mana wartawan rutin mewawancarai Taliban dan kelompok militan lainnya sebagai bagian dari peliputan mereka," kata Bob Dietz, koordinator program Asia dari komite itu.

Menurut The Intercept, Zaidan dikutip dalam dokumen itu dalam kaitannya dengan sebuah program bernama Skynet yang menganalisis lokasi dan data komunikasi dari tumpukan rekaman panggilan telepon sebagai upaya mendeteksi pola-pola mencurigakan.

Skynet berusaha mengidentifikasi orang-orang sebagai kurir organisasi-organisasi teror seperti Al Qaeda yang didasarkan pada metadata atau informasi panggilan telepon tanpa melihat isi perbincangannya.

Dalam pernyataan kepada The Intercept, Zaidan berkata bahwa "bagi kami untuk bisa memberi tahu dunia, kami harus bisa berhubungan secara bebas dengan tokoh-tokoh relevan di ranah publik, berbicara dengan orang-orang di lapangan, dan mengumpulkan informasi penting.

"Setiap petunjuk adanya pengawasan pemerintah yang menghalangi proses ini adalah pelanggaran terhadap kebebasan pers dan mencederai hak masyarakat untuk tahu," tutup dia seperti dikutip AFP. (azm/antara/arrahmah.com)

Israeli soldier: 'We bombed civilians for entertainment'

Posted: 09 May 2015 09:15 PM PDT

gaza

PALESTINA (Arrahmah.com) - According to an article written in Days of Palestine, an Israeli soldier has given his account of the events that occurred during the attacks on Gaza in July 2014.

Known as Operation Protective Edge, the soldier described how they were ordered by their unit commander and were free to shoot, in order to take revenge for the killing of a soldier in their unit.

Israeli soldier Arieh, 20, said: "I was called to service early on July 2014 and was deployed to the Gaza Strip but until that time the operation [Operation Protective Edge] was not announced yet.

"Only some soldiers speculated that there will be war, but later our commander told us to imagine a 200 metre radius and to immediately shoot anything moving inside this circle."

He emphasised that: "We bombed civilian targets for entertainment," noting "one day at about 8am we went to the Al-Bureij; a densely populated refugee camp in central Gaza, and the commander told us to select a random target and shoot it.

"At the time we did not see any Hamas fighters, no one shot at us, but the commander told us jokingly: 'We have to send Bureij a morning greeting from the Israeli army.'"

"I remember that one day, a soldier from our unit was killed and our commander asked us for revenge so I drew the tank randomly towards a huge white residential building, just four kilometres away from us and fired a shell at the 11th floor. I must have killed civilians who were absolutely innocent," he continued.

The soldier explained how their main objective was to obliterate not just Hamas but Gaza as much as possible, including their infrastructure. He said that "We entered the Gaza Strip on July 19, 2014 to search for Hamas's tunnels between Gaza and 'Israel,' but our goal was to destroy Hamas and the Gaza Strip's infrastructure."

"We destroyed many Palestinian buildings, farms and electricity poles. They told us that 'we must avoid civilian casualties as much as possible', but how could you do that when they ask you to leave behind so much destruction,"

"I can confirm that we only saw civilians, we did not see any Hamas fighters. We knew they moved through tunnels."

The soldiers name who participated in the interview is Arieh and he is one of roughly 60 Israeli soldiers who has agreed to testify in a report by an organisation called Breaking the Silence, an Israeli organisation established by former IDF soldiers who collect and provide testimonies during their military service in the West Bank, Gaza Strip and East Jerusalem since the Second Intifada.

(wb/arrahmah.com)

Petinggi Ikhwanul Muslimin gugur dalam pertempuran melawan Syiah Houtsi Yaman di Taizz

Posted: 09 May 2015 09:00 PM PDT

yemen (5)

YAMAN (Arrahmah.com) - Seorang petinggi Ikhwanul Muslimin dikabarkan gugur dalam konfrontasi dengan pemberontak Syiah Houtsi Yaman di provinsi barat daya Taizz, sumber medis setempat mengatakan pada Sabtu (9/5/2015), sebagaimana dilansir MEMO.

Sementara itu, lima pejuang anti-Houtsi lainnya dilaporkan terluka selama pertempuran yang sama, ungkap sumber itu kepada Anadolu Agency.

Pada hari Sabtu, pemberontak Syiah Houtsi menyerbu sebuah lokasi dekat provinsi barat daya. Segera setelah menduduki lokasi itu, pasukan Houtsi mulai menembaki wilayah pemukiman di Taizz.

Sejak akhir Maret, Arab Saudi dan sejumlah negara yang tergabung dalam aliansinya telah menggempur posisi Houtsi di Yaman.

Riyadh mengatakan serangan anti-Houtsi dilancarkan dalam menanggapi teror yang dilakukan oleh Houtsi di Yaman.

Pada September lalu, kelompok Houtsi telah menyerbu ibukota Sanaa sebelum maju ke selatan di bagian lain negara itu.

(banan/arrahmah.com)

Tujuh orang tewas dalam 3 ledakan terpisah di Baghdad

Posted: 09 May 2015 08:45 PM PDT

iraq-bomb

IRAK (Arrahmah.com) - Tujuh orang tewas dalam tiga ledakan terpisah di Baghdad, Sabtu (9/5/2015), kata polisi Irak, sebagaimana dilansir WB.

Empat orang tewas dan 13 lainnya luka-luka ketika sebuah bom mobil meledak di distrik Karada, seorang kapten polisi setempat mengatakan kepada Anadolu Agency pada kondisi anonimitas.

Mayoritas korban dilaporkan adalah Muslim. Namun demikian, sejauh ini belum ada laporan resmi mengenai hal itu.

Selain itu, dua orang tewas dan lima lainnya juga terluka dalam serangan bom rakitan di barat daya Baghdad, menurut sumber lain kepolisian, juga pada kondisi anonimitas.

Sementara sebuah ledakan ketiga yang terjadi di pusat ibukota menewaskan satu orang dan melukai enam lainnya.

Sejauh ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas ketiga ledakan tersebut.

(banan/arrahmah.com)

"Israel" mengakui kemajuan taktik perang Brigade Al-Qassam dalam menggunakan terowongan

Posted: 09 May 2015 08:30 PM PDT

al-qassam-ribuan

PALESTINA (Arrahmah.com) - Seorang perwira senior militer "Israel" telah mengakui keberhasilan sayap militer Hamas dalam melawan pasukan "Israel" dengan menarik tentara "Israel" ke dalam terowongan bawah tanah di perbatasan dengan Jalur Gaza. Dia mengatakan bahwa dalam aspek ini Brigade Izzuddin Al-Qassam begitu profesional.

Berbicara dalam sebuah konferensi di Yerusalem, sebagaimana dilansir MEMO pada Sabtu (9/5/2015), Jenderal Uri Jordin mengatakan bahwa "pejuang Hamas melawan tentara [Israel] sambil tetap berupaya melindungi diri mereka di bawah tanah. Mereka lebih handal menarik kami ke dalam terowongan."

Jordin menambahkan bahwa Hamas telah belajar dari perjuangan mereka sebelumnya serta mengurangi penggunaan komunikasi elektronik yang bisa membuat tentara "Israel" mengetahui keberadaan dan lokasi mereka selama pertempuran.

Dia juga mengakui ketidakmampuan pasukan "Israel" untuk memenangkan pertempuran Gaza karena kesulitan yang dihadapi dalam mendapatkan informasi dari lapangan.

Jenderal zionis itu mengklaim bahwa angkatan bersenjata "Israel" menggunakan teknik lain dalam memerangi taktik pertempuran Al-Qassam. Dalam hal ini, dia mengakui, mereka lebih mendapatkan manfaat dari operasi di daerah yang padat penduduk di Tepi Barat yang diduduki.

Brigade Al-Qassam memiliki kemampuan tempur yang luar biasa dalam menggunakan terowongan selama perang melawan "Israel" yang menyerang warga sipil Gaza tahun lalu untuk meluncurkan beberapa operasi defensif yang berhasil melawan pasukan invasi.

(banan/arrahmah.com)

Pasukan rezim Nushairiyah berjuang untuk membebaskan rekan mereka yang terjebak di Jisr al-Shughur

Posted: 09 May 2015 05:02 PM PDT

Pasukan rezim Nushairiyah saat berpatroli di wilayah perbatasan Suriah-Turki pada tahun 2011. (Foto: AP)

IDLIB (Arrahmah.com) - Pasukan rezim Nushairiyah pada Sabtu (9/5/2015) berupaya untuk maju ke wilayah yang kini dikuasai oleh Mujahidin Suriah, kota Jisr al-Shughur, di mana sekitar 250 anggota pasukan rezim dan keluarga mereka terjebak di dalam gedung rumah sakit.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan bahwa pasukan rezim kini berjarak sekitar 2 kilometer dari gedung rumah sakit di mana rekan-rekan mereka terjebak sejak aliansi Mujahidin Jaisyul Fath merebut kota dua minggu lalu.

"Pasukan rezim dan milisi sekutu kini berjarak dua kilometer dari rumah sakit dan sangat ingin menyelamatkan 250 orang yang terkepung di dalam," ujar Rami Abdel Rahman, direktur SOHR seperti dilaporkan AFP.

Dia menambahkan terjadi pertempuran sengit antara Mujahidin Suriah dengan pasukan rezim yang didukung oleh serangan udara karena mereka berusaha untuk mendekati rumah sakit yang terletak di pinggiran tenggara Jisr al-Shughur.

Pasukan rezim yang terjebak di rumah sakit juga terlibat pertempuran dengan Mujahidin di luar gedung.

Tidak jelas berapa banyak makanan dan amunisi yang tersedia di dalam rumah sakit tersebut.

Aliansi Mujahidin Suriah dari berbagai faksi yang menamai diri mereka Jaisyul Fath, merebut kota Jisr al-Shughur pada 25 April lalu tak lama setelah merebut ibukota provinsi Idlib.

Hilangnya kota strategis yang berlokasi di dekat perbatasan Turki dan tetangga provinsi Lattakia, merupakan kemunduran telak bagi rezim Nushairiyah.

Sejak itu, rezim juga kehilangan salah satu dari sisa pangkalan militer di provinsi Idlib.

Pada Rabu lalu, pemimpin rezim Nushairiyah yang berbicara di hadapan publik untuk pertama kalinya setelah serangkaian kekalahan yang dialami oleh pasukannya, mengklaim bahwa tentara akan segera tiba bagi mereka yang terjebak di rumah sakit Jisr al-Shughur. (haninmazaya/arrahmah.com)