Arrahmah.Com |
- Khutbah Idul Fitri 1436 H dari Amir IIA Mullah Muhammad Umar Mujahid
- Pengacara yang akan menikahi Malia Obama memperoleh hidayah Islam
- Hilal 1 Syawal 1436H tampak di Cakung, Idul Fitri Jumat 17 Juli 2015
- Agar ucapan selamat saat Idul Fitri menjadi berkah
- 8 hal yang disunnahkan saat Idul Fitri
- Teruskan keshalihan mu meskipun Ramadhan terpaksa meninggalkanmu
- Daulah Slogan, jeratan bagi perindu Khilafah
- Berdoa agar para penguasa yang kejam dan zhalim dilaknat oleh Allah, rezim kudeta Mesir cekal Syaikh Muhammad Jibril
- Organisiasi Bulan Sabit Merah Turki mengirimkan bantuan makanan ke Gaza
- Suasana Ramadhan di sebuah kamp kumuh di Malawi
Khutbah Idul Fitri 1436 H dari Amir IIA Mullah Muhammad Umar Mujahid Posted: 16 Jul 2015 09:46 AM PDT (Arrahmah.com) - Tidak terasa hari raya Idul Fithri tahun ini telah tiba. Segenap umat Islam di seluruh dunia merayakan. Tak terkecuali para Mujahidin di medan Jihad. Amir Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban Mullah Muhammad Umar Mujahid menyampaikan pesan-pesan Idul Fithri kepada seluruh umat Muslim di dunia, khususnya kepada rakyat Muslim Afghanistan, yang dipublikasikan oleh Voice of Jihad. Dalam khutbahnya tahun ini, pemimpin IIA yang sering lebih dikenal sebagai Mullah Umar mengucapkan selamat hari raya Idul Fithri dan menyampaikan beberapa pesan penting bagi kaum Muslimin, terkhusus Mujahidin. Mullah Umar menyampaikan bahwa jihad adalah kewajiban setiap individu Muslim pada saat ini, berdasarkan fatwa syariah. Oleh karena itu Ia bersama rakyat Muslim Afghan dan Mujahidinnya akan terus melanjutkan jihad mereka dalam melawan penjajah asing hingga penjajajahan di Afghanistan berakhir dan sistem Islam ditegakkan di seluruh Afghanistan. Mullah Umar mengingatkan umat Islam, khususnya Mujahidin, tentang propaganda-propaganda musuh yang selalu mencoba untuk melemahkan perjuangan dan memecah belah kaum Muslimin. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya persatuan umat dan Mujahidin dalam perjuangan menegakkan Islam. Tidak lupa, Mullah Umar juga menjelaskan tentang pentingnya strategi politik dalam perjuangan ini, sebagaimana Rasulullah ﷺ pun melakukan strategi politik dalam perjuangannya menegakkan Islam. Ia membantah tuduhan-tuduhan tidak benar dari sejumlah pihak bahwa beberapa anggota Mujahidin IIA menjadi agen inteijen Pakistan dan Iran. Adapun hubungannya dengan beberapa negara, Mullah Umar menegaskan posisi pemerintahannya yang senantiasa berusaha menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga, regional dan dunia. Lebih lanjut, amir IIA tersebut menyampaikan bahwasannya IIA tidaklah anti teknologi dan ilmu pengetahuan modern. Justru, IIA telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di masyarakat Afghan sebab bagian ini merupakan bagian tak terpisahkan dari perjuangan Islam. Harus ada di antara umat Islam yang menguasai bidang teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai persiapan menghadapi musuh dan agar tidak tergantung kepada ahli-ahli dari kalangan musuh. Di akhir khutbahnya, Mullah Umar mengingatkan umat Islam, khususnya Mujahidin, agar selalu berniat untuk mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menjaga persatuan dan persaudaraan supaya dikaruniai kemenangan oleh Allah. Dan tetap berlaku lemah lembut dalam menghadapi manusia serta meningkatkan dukungan mereka kepada Mujahidin baik fisik maupun finansial dalam upaya menegakkan syariat Allah di muka bumi ini. Berikut terjemahan lengkap khutbah Idul Fithri Mullah Muhammad Umar Mujahid: ******* Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang الحمد لله رب العلمین و الصلوة والسلام علی سیدالأنبیاء والمرسلین محمد وعلی آله وأصحابه أجمعین وبعد قال الله تعالی : (أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ] (الحج:39].
"Telah diizinkan [berperang] bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu." (QS. Al-Hajj:39) Kepada seluruh Ummat Muslim, khususnya kepada rakyat Muslim dan Mujahid Afghanistan. السلام علیکم ورحمة الله وبرکاته Saya ingin mengucapkan selamat kepada Antum (Anda) sekalian pada kesempatan yang penuh harapan ini dengan doa tulus terbaik saya, baik hari raya 'Idul Fitri dan penaklukkan-penaklukkan yang signifikan di medan Jihad. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menerima semua ibadah, shodaqoh, dan perbuatan baik Antum sekalian di bulan suci Ramadhan. Aamiin. Semua penaklukkan-penaklukkan ini adalah hasil dari pertolongan Allah Ta'ala yang tak henti-hentinya yang diikuti oleh pengorbanan, usaha keras dan dukungan tak terhitung dari rakyat Mujahid Afghan. Saya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, untuk membalas semua pengorbanan dan jasa mereka. Ini adalah momen rasa syukur yang dalam dan kehormatan besar bagi saya untuk berbagi perasaan saya dengan Antum sekalian terkait hari yang disucikan dan diberkahi dalam Agama Islam yang suci ini. Umat Muslim memberikan selamat satu sama lain pada hari ini, berdoa untuk kesejahteraan mereka dan mengekspresikan ketulusan, rasa persaudaraan dan simpati mereka dalam suasana ukhuwah fiddin [Al-Islam] –rasa persaudaraan sesama umat Islam-. Dalam kesempatan ini, saya ingin untuk menjelaskan beberapa masalah terkait perjuangan Jihad Imarah Islam Afghanistan pada masa lalu dan saat ini. 1. Invasi Afghanistan oleh aliansi penjajahan yang dipimpin oleh Amerika pada kenyataannya adalah agresi brutal secara eksplisit, bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, terhadap Umat Muslim yang tak terpisahkan, dan kemudian inisiasi Jihad suci melawan agresi ini menjadi kewajiban individu yang mengikat kita. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: (وَقَاتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ...] (البقرة:190 ] "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, [tetapi] janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Baqarah:190) Hal itu sesuai dengan kewajiban agama ini bahwa lebih dari lima lima ratus ulama di negara kami mengeluarkan fatwa Jihad suci bagi Imarah Islam [Afghanistan] yang kemudian diterima oleh para ulama yang lurus di seluruh dunia. Dipandang dari sudut fatwa agama ini, Jihad saat ini adalah wajib karena sejak dimulainya penjajahan asing, tanah air Muslim Afghanistan kami masih berada di bawah penjajahan dan baik darat mupun lautannya dikendalikan oleh para penjajah. Satu-satunya perbedaan kecil adalah bahwa setelah menderita banyak korban dan kerugian finansial, pasukan penjajah asing telah mengurangi jumlah mereka dan telah membatasi diri mereka untuk menjaga ketat pangkalan-pangkalan, mengisi kekosongan ini dengan beberapa tokoh-tokoh terkenal dari masyarakat kami [Afghan], pasukan tentara bayaran yang dilatih oleh agen-agen intelijen asing dan beberapa para pemuda naif dalam aparat keamanan Afghanistan yang secara keuangan, logistik dan bahkan didukung langsung oleh pasukan penjajah ketika ditekan [diserang] oleh Mujahidin. Oleh karena itu, ini masih merupakan kewajiban bagi kami untuk melanjutkan Jihad kami yang sakral, untuk membebaskan tanah air kami tercinta dan mengembalikan sistem Islam. Memang benar bahwa daerah-daerah besar di negara ini telah dibebaskan oleh Mujahidin, tetapi perjuangan Jihad kami akan terus berlanjut hingga penjajahan kafir di negara kami berakhir dan sistem Islam yang murni ditegakkan. 2. Bersamaan dengan jihad senjata, upaya politik dan jalan damai demi mencapai tujuan yang sakral ini adalah prinsip Islam yang sah and sebuah bagian yang tak terpisahkan dari politik Nabawi. Sebagaimana pemimpin kita yang maksum, Nabi tercinta ﷺ, ketika aktif terlibat perang melawan kaum kafirin di medan "Badar" dan "Khaibar", beliau sekaligus berpartisipasi dalam perjanjian yang bermanfaat bagi umat Muslim, mengadakan pertemuan dengan para utusan orang-orang kafir, mengirim pesan dan delegasi kepada mereka dan dalam berbagai kesempatan bahkan melakukan kebijakan pembicaraan face to face dengan pihak-pihak kafirin yang terlibat perang. Jika kita melihat pada aturan-aturan agama, kita bisa menemukan bahwa pertemuan dan bahkan interaksi damai dengan para musuh bukanlah hal yang terlarang tetapi apa yang diharamkan adalah menyimpang dari cita-cita luruh Islam dan melanggar fatwa-fatwa agama. Oleh karena itu tujuan dibalik upaya politik kami serta kontak dan interaksi dengan negara-negara di dunia dan rakyat Afghan kami sendiri adalah untuk mengakhiri penjajahan ini dan untuk menegakkan sistem Islam yang independen di negara kami. Ini adalah hak sah kami untuk memanfaatkan semua jalur hukum karena dengan menjadi sususan yang terorganisir dan bertanggung jawab, kami bertanggung jawab kepada rakyat kami, kami adalah bagian tidak terpisahkan dari masyarakat dan mengandalkan satu sama lain. Seluruh anak bangsa dan Mujahidin harus yakin bahwa dalam proses ini, saya akan membela hak-hak hukum dan sudut pandang kita dengan teguh dan di manapun. Kami telah mendirikan Kantor Politik untuk urusan-urusan politik, dipercayakan dengan tanggung jawab pengawasan dan melakukan semua aktifitas politik. Kami menekankan pada kesatuan front Jihad di Afghanistan karena pertama, ini adalah perintah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kedua, buah dari kesuksesan Jihad melawan Uni Soviet hilang sebagai konsekuensi tak terelakkan dari banyaknya faksi. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman mengenai front Jihad: (إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفّاً كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوصٌ) (4 الصف) "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. As-Shaf: 4) Dalam kesempatan yang lain, Al-Qur'anul Karim dengan tegas melarang dari semua perselisihan, perbedaan dan saling berselisih dalam ayat eksplisit berikut: ( وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ( 46 الانفال) "Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Anfal:46) Dan Nabi kita ﷺ bersabda: {لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ {رواه البخاري "Tidaklah seorang mukmin tersengat bisa dari satu lubang yang sama sebanyak dua kali." (HR. Bukhari) Karena mempertahankan persatuan front Jihad di negara kami adalah kewajiban agama, oleh karena itu kami mengarahkan seluruh Mujahidin untuk menjaga persatuan dan dengan tegas mencegah semua elemen yang berupaya untuk menciptakan perbedaan, merusak front Jihad ini atau mencoba untuk membubarkan Mujahidin. 4. Nabi Muhammad ﷺ mengatakan: ( الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا" وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، "بِحَسْبِ امْرِئٍ مِن الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ ) رواه مسلم و احمد "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, tidak layak untuk saling menzalimi, berbohong kepadanya dan acuh kepadanya. Taqwa itu ada di sini (beliau sambil menunjuk dadanya 3 kali). Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Haram bagi seorang muslim dari muslim yang lainnya, darahnya, hartanya, dan harga dirinya." (HR. Muslim) Mengingat sabda Nabi kita ﷺ dan karena kita bagian dari anggota masyarakat Muslim, kita memandang setiap Muslim sebagai saudara kita dan kita secara resmi mengakui hak-hak yang sah dari semua warga Afghanistan termasuk minoritas sebagai tugas agama kami. Pembentukan Imarah Islam Afghanistan yang terdiri dari orang-orang saleh dan terpelajar dari semua bidang dan dari seluruh wilayah dari negara kita. Kita belajar banyak dari pengalaman sebelumnya selama 36 tahun. Terutama dari tanggung jawab yang dipikul selama dua puluh tahun terakhir, maka tidak ada yang harus khawatir tentang apa yang akan terjadi jika Imarah Islam maju meraih kekuasaan. Saya meyakinkan Antum sekalian bahwa perubahan yang akan datang sama sekali tidak menyerupai situasi setelah runtuhnya rezim komunis ketika semuanya terbalik. Tidak ada perbedaan pendapat dalam komandan-komandan Jihad seperti di masa lalu. Kali ini, setiap perkembangan di seluruh negeri akan dipertahankan, aset nasional dan prestasi sektor swasta akan dipertahankan, martabat semua individu dan masyarakat dari negara akan dihormati, pemerintah Afghanistan yang akuntabel, transparan, profesional dan inklusif akan dipersiapkan untuk memenuhi kedua kebutuhan; baik kebutuhan duniawi maupun kebutuhan ukhrowi (agama) dari bangsa Afghanistan. Kami selalu mencoba, di bawah landasan cahaya prinsip-prinsip Islam dan kepentingan bangsa, untuk menjaga hubungan baik dan timbal balik dengan semua negara tetangga, negara-negara regional dan dunia sehingga negara Afghanistan akan mengamankan kecurigaan pihak eksternal serta perbedaan internal. 5. Beberapa kalangan menuduh Mujahidin menjadi agen dari Pakistan dan Iran. Ini merupakan vonis yang tidak adil sama sekali karena tidak ada sejarah masa lalu maupun keadaan yang berlaku saat ini yang membuktikan pernyataan ini. Sejarah yang akan datang juga akan menjadi saksi terhadap tuduhan palsu itu, in syaa Allah. Namun demikian, bahwa kita telah berusaha menjaga hubungan baik, tidak hanya dengan Pakistan dan Iran, tetapi juga negara-negara tetangga lainnya itu adalah fakta. Sama seperti terhadap orang-orang Pakistan dan Iran, kami telah menjadi simpatisan baik dari semua pihak dan negara tetangga, negara-negara regional dan dunia. Dan kami bertekad untuk mengejar kebijakan yang bijaksana ini. Kami menyerukan kepada semua orang yang memiliki kecerdasan untuk tidak tertipu oleh propaganda tak berdasar dari intelijen musuh. Daerah Imarah Islam yang luas menyebar dari Badakhshan hingga Kandahar, dari Faryab ke Paktia, dan dari Herat ke Nangarhar, yang hampir meliputi seluruh negara dapat dibebaskan tanpa dukungan asing. Jika bantuan luar negeri sedemikian efektif maka itu dapat mengobati luka pemerintahan Kabul yang menikmati dukungan tak terbatas dari lima puluh negara. Mereka bebas mendapatkan senjata dan tenaga kerja dari luar negeri, bahkan para pemimpin mereka dibesarkan dan dilatih oleh orang asing. Tapi tak satu pun dari ketentuan tersebut dapat memberikan stabilisasi bagi mereka, bukannya malah kehilangan wilayah setiap hari. Oleh karena itu, jika kita tidak didukung oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala serta umat yang saleh dan bersemangat dalam Jihad, bagaimana mungkin bagi kita untuk melakukan perlawanan yang tak seimbang ini secara berkelanjutan selama empat belas tahun terhadap kekuatan militer utama dunia dengan dukungan signifikan dan dukungan diam-diam salah satu atau dua negara tetangga? Tidak diragukan, tak ada pikiran waras yang akan pernah menerima omong kosong ini. Oleh karena itu saudara-saudara Muslim kami, baik yang dekat maupun yang jauh, janganlah menjadi korban propaganda musuh. Karena musuh tidak hanya licik, tetapi juga cerdas dan memiliki perlengkapan yang baik. Mereka mampu menyampaikan dan menyebarkan rumor dan propaganda terhadap umat Islam dan gerakan Islam kepada seluruh dunia. Oleh karena itu semua umat Islam harus tetap waspada dan cerdas dilengkapi dengan kekuatan iman dan ketajaman spiritual. 6. Beberapa orang, tanpa memiliki bukti yang jelas, menuding bahwa Imarah Islam menentang semua perkembangan terbaru, teknologi dan sumber daya modern. Padahal, biaya pengeluaran secara keseluruhan pada sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi lebih besar dari madrasah agama tradisional pada masa pemerintahan Imarah Islam. Sebanyak 20% dari anggaran Imarah Islam dialokasikan untuk pendidikan dan pelatihan. Studi Kontemporer direkomendasikan oleh para ulama kita karena hal itu wajib menurut ajaran Islam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Kitab Suci-Nya: (وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ... (الانفال 60-
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu..." (QS. Al-Anfal:60) Ayat di atas menekankan pada setiap kemungkinan persiapan untuk melawan musuh. Dan karena Jihad adalah kewajiban yang sangat diperlukan untuk umat Islam saat ini, maka teknologi modern untuk memerangi musuh tidak bisa didapatkan atau dimanfaatkan tanpa memiliki pengetahuan sebelumnya dari ilmu modern dan percobaan-percobaan ilmiah terbaru. Demikian pula pengobatan luka Mujahidin dan perawatan kesehatan umat, membebaskan diri dari ketergantungan musuh dalam hal teknis, industri, pertanian dan berbagai kehidupan lainnya serta melayani kaum Muslimin secara benar dan program swasembada masyarakat Islam memerlukan keunggulan kami dalam ilmu pengetahuan yang modern. Ini adalah aturan mapan dalam hukum Islam bahwa memenuhi sesuatu perkara yang wajib adalah wajib. Oleh karena itu Imarah Islam menyadari nilai dan pentingnya ilmu modern dan sumber dalam penegakan hukum Syariah kami. Buktinya adalah bahwa Mujahidin memfasilitasi penelitian baik ilmu agama dan ilmu modern bagi generasi muda tanah air kita tercinta di semua wilayah di bawah kendali mereka. 7. Saya ingin mengingatkan semua Mujahidin bahwa jika mereka mematuhi dua hal maka kemenangan akhirnya akan menjadi milik mereka. Pertama, mereka harus bertujuan untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam semua perbuatan mereka. Mereka harus mempertahankan loyalitas mereka pada keimanan mereka, Imarah Islam dan para pemimpin mereka yang mengikuti panduan Kitab Suci Al-Qur'an. (يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُواْ اللَّهَ یَنصُرْکمْ وَ یُثَبِّتْ أَقْدَامَکمْ (محمد 7
"Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad:7) Kedua, Nabi kita (ﷺ) bersabda: (لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَلم يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا (ترمذي "Mereka yang tidak memiliki belas kasihan pada anak-anak dan tidak menghormati orangtua bukanlah termasuk golongan kami." (HR. Tirmidzi) Jadi, jika Antum sekalian berurusan dengan orang-orang berlemah-lembutlah, lakukan dengan cinta dan sopan santun. Perlakukan orang tua mereka sebagai orang tua Antum sendiri dan anak-anak mereka sebagai saudara dan anak-anak Antum sendiri. Perlindungan dari nyawa dan harta orang-orang sipil (yang tidak memerangi Imarah) adalah tanggung jawab keislaman dan kemanusiaan Antum. Terutama dalam perencanaan militer Antum, ambillah semua tindakan yang memungkinkan untuk menghindari kerugian sipil dan korban. Jika Antum melirik sejarah, dengan jelas akan terlihat bahwa orang yang telah mengkhianati agama suci Allah atau telah dipandang rendah oleh bangsa ini karena telah gagal dalam perkara ini. Nabi Muhammad ﷺ mengatakan: (أکمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا) (رواه ابوداود) "Yang paling sempurna di antara orang-orang mukmin adalah yang paling bagus akhlaknya." Diriwayatkan oleh Abu Daud. Maka, raihlah kemenangan atas bangsa ini dengan perilaku yang baik. 8. Wahai Mujahidin! Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala telah membuka lebar-lebar pintu kemenangan untuk Antum, lakukan yang terbaik untuk mengundang dan membimbing lawanmu ke jalan yang benar dan berikan mereka kondisi hidup yang aman dan terhormat. Alih-alih membunuh mereka, lebih baik mendakwahi mereka supaya bergabung dengan komunitas kita. Kita pasti akan merasa menderita karena adanya janda dan anak yatim mereka. Orang-orang yang mengendalikan amarah dan memaafkan mereka dijunjung tinggi oleh Allah Subahanahu wa Ta'ala sebagaimana firman Allah: (وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ) آل عمران (134) "Dan orang-orang yang menahan amarah, dan mengampuni manusia, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Imran:134) 9. Muslim dari seluruh dunia dan khususnya umat Islam di Afghanistan diminta untuk meningkatkan dukungan fisik dan keuangan mereka kepada Mujahidin ditengah proses kemenangan saat ini, karena pada saat yang sama kita terus-menerus diberkahi dengan perpanjangan waktu selama empat belas tahun terakhir. Antum harus ingat bahwa Jihad adalah kewajiban individu bagi setiap Muslim. Jika salah seorang tidak dapat berpartisipasi dalam bidang Jihad fisik, ia dapat melaksanakan tugasnya dengan memperluas dukungan finansial atau politik atau budaya dengan Mujahidin. Nabi kita ﷺ mengatakan: (مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فِي سَبِيلِ الله فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً فِي سَبِيلِ الله بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا (متفق علیه
"Barang siapa yang membekali pejuang di jalan Allah maka sungguh ia telah berperang, dan barang siapa yang menyantuni keluarganya dengan kebaikan maka sungguh ia telah berperang." (Muttafaq alaih) 10. Untuk mengakhiri pidato ini, saya meminta semua pemimpin dan umat Islam sedunia untuk menjaga persatuan dan persaudaraan di antara mereka sendiri dan tidak membiarkan perbedaan internal untuk melemahkan barisan mereka. Kebijakan toleransi, kesabaran, kecerdasan dan ketaatan pada syariah Islam harus diadopsi. Saya ingin mengingatkan semua saudara kita yang bersimpati pada jihad untuk memperluas dukungan penuh mereka kepada keluarga korban dari para syuhada, tahanan, anak yatim yang cacat, fakir miskin dan Mujahidin di garis depan yang berjaga selama hari-hari bahagia Idul Fitri. Mereka seharusnya tidak ditinggalkan sendirian dan harus selalu disokong karena itulah sumber kesuksesan dan kemakmuran di dunia ini juga dunia akhirat. Saya mengharapkan yang terbaik kepada Antum semua, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur'an: (وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (الحج - 77 "... dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung." (QS. Al-Hajj:77) Sekali lagi, saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri pada kesempatan yang berbahagia ini, semoga Allah Subahanahu wa Ta'ala menerima amal ibadah kita semua. Wassalam. Khadimat Islam, Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar Mujahid 27/1436 14/7/2015 (siraaj/banan/arrahmah.com) |
Pengacara yang akan menikahi Malia Obama memperoleh hidayah Islam Posted: 16 Jul 2015 08:20 AM PDT (Arrahmah.com) - Pengacara Kenya yang menyatakan minatnya untuk menikahi putri pertama Presiden Amerika Barack Obama, Malia, telah memeluk Islam. Felix Kiprono Matagei, yang menjadi sorotan berita utama setelah mengumumkan ia menawarkan 50 ekor sapi, 70 ekor domba dan 30 ekor kambing sebagai mahar untuk Malia Obama, menyatakan bahwa dirinya telah meninggalkan Kristen setelah diperkenalkan dengan agama Islam oleh seorang temannya pada tahun 2012. "Saya memeluk Islam pada tahun 2012 di Masjid Jamia setelah teman perempuan saya memperkenalkan saya dengan agama ini. Saya telah menjadi Muslim sejak saat itu," katanya kepada Citizen Digital pada Rabu (15/7/2015). "Wanita itu memiliki hati yang baik, dan ia berhasil meyakinkan saya bahwa Islam benar-benar merangkul persaudaraan, jadi saya berkeingingan untuk menjadi mualaf." Pengacara itu menambahkan bahwa sudah hampir tiga tahun ia mengikuti kelas Tauhid, yang katanya menahannya agar tidak tergesa-gesa mengumumkan keislamannya. "Saya telah mengambil kelas Tauhid sejak tahun 2012, dan tidak ingin berbicara tentang perpindahan agama saya sebelum saya menyelesaikan studi. Sekarang kurang dari tiga bulan lagi bagi saya untuk menyelesaikan kelas ini, saya berani untuk mengungkapkan agama saya yang benar," tambah Kiprono. Tauhid adalah ajaran Islam yang menyatakan keesaan Allah sebagai pencipta dan penguasa alam semesta. Kiprono menambahkan bahwa kini ia telah mempunyai nama Islam: Adnan. Nama Timur Tengah yang berasal dari suku Quraisi; salah satu suku di mana Nabi Muhammad ﷺ berasal. "Nama Islam saya adalah Adnan dan termasuk di antara empat nama saya di sertifikat konversi yang saya peroleh dari para pemimpin agama," katanya. Ketika ditanya apakah ia berpuasa selama bulan suci Ramadhan ini, pengacara itu menjawab tegas dan menambahkan bahwa ia telah mempelajari Al-Qur'an. "Saya telah berpuasa sejauh ini karena merupakan kwajiban dalam agama saya, dan saya tidak pernah meninggalkannya. Saya juga telah mempelajari Al-Qur'an untuk menuju kehidupan saya yang lebih baik sebagai seorang Muslim," katanya. (banan/arrahmah.com) |
Hilal 1 Syawal 1436H tampak di Cakung, Idul Fitri Jumat 17 Juli 2015 Posted: 16 Jul 2015 04:33 AM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - KH. Nuryazid, Ketua Tim Hisab dan Ru'yah Lajnah Falakiyah Al Husiniyah Cakung Jakarta Timur, mengatakan via sambungan telepon, bahwa hilal, anak bulan, yang menandai awal bulan Syawal telah tampak pada pemantauan di Cakung petang ini Kamis (16/7/2015). Hilal tampak tak lama setelah matahari terbenam (maghrib) yakni 17.54 – 17.55 WIB pada ketinggilan 5 derajat, dengan kondisi langit di Cakung saat pemantauan cerah. Menurut Kiai Nuryazid hilal berhasil dilihat selama 30 detik. Dua orang saksi melihat hilal awal Syawal tersebut. Keduanya dari Tim Hisab dan Ru'yah yang telah disumpah adalah :
Menurut Kiai dengan tampaknya hilal awal Syawal ini, maka kaum muslimin mengakhiri shoum Ramadhan pada hari ini yakni 29 Ramadhan 1436 H. dan esok Jumat, 18 Juli 2014 berhari raya Idul Fitri Almubarok, insya Alah. Segenap redaksi Arrahmah.com mengucapkan "Selamat Idul Fitri 1436 H" teriring do'a Taqabbalalloh minna wa minkum. (azmuttaqin/arrahmah.com/) |
Agar ucapan selamat saat Idul Fitri menjadi berkah Posted: 16 Jul 2015 03:00 AM PDT YOGYAKARTA (Arrahmah.com) - "Apa yang mesti kita ucapkan saat jumpa saudara kita di hari raya Idul Fitri? Adakah ucapan khusus yang diajarkan?" Demikian pertanyaan yang sering menggelayut saat kita bersilaturahmi di hari raya. Agar ucapan selamat kita menjadi doa yang sesuai sunnah dan bernilai pahala, maka kita harus mengetahui penjelasan syar'i mengenai ini. Mari kita simak penjelasan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal berikut, yang Arrahmah kutip dari Muslim pada Kamis (16/7/2015). Taqobbalallahu minna wa minkumPerlu diketahui bahwa telah terdapat berbagai riwayat dari beberapa sahabat radhiyallahu 'anhum bahwa mereka biasa mengucapkan selamat di hari raya di antara mereka dengan ucapan "Taqobbalallahu minna wa minkum" (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian). فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك . قال الحافظ : إسناده حسن . Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berjumpa dengan hari 'ied (Idul Fithri atau Idul Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, "Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian)." Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.[1] Imam Ahmad rahimahullah berkata, وَلَا بَأْسَ أَنْ يَقُولَ الرَّجُل لِلرَّجُلِ يَوْمَ الْعِيدِ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك "Tidak mengapa (artinya: boleh-boleh saja) satu sama lain di hari raya 'ied mengucapkan:Taqobbalallahu minna wa minka". وَقَالَ حَرْبٌ : سُئِلَ أَحْمَدُ عَنْ قَوْلِ النَّاسِ فِي الْعِيدَيْنِ تَقَبَّلَ اللَّهُ وَمِنْكُمْ .قَالَ : لَا بَأْسَ بِهِ ، يَرْوِيه أَهْلُ الشَّامِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قِيلَ : وَوَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ ؟ قَالَ : نَعَمْ .قِيلَ : فَلَا تُكْرَهُ أَنْ يُقَالَ هَذَا يَوْمَ الْعِيدِ .قَالَ : لَا . Salah seorang ulama, Harb mengatakan, "Imam Ahmad pernah ditanya mengenai apa yang mesti diucapkan di hari raya 'ied ('Idul Fithri dan 'Idul Adha), apakah dengan ucapan, 'Taqobbalallahu minna wa minkum'?" Imam Ahmad menjawab, "Tidak mengapa mengucapkan seperti itu." Kisah tadi diriwayatkan oleh penduduk Syam dari Abu Umamah. Ada pula yang mengatakan, "Apakah Watsilah bin Al Asqo' juga berpendapat demikian?" Imam Ahmad berkata, "Betul demikian." Ada pula yang mengatakan, "Mengucapkan semacam tadi tidaklah dimakruhkan pada hari raya 'ied." Imam Ahmad mengatakan, "Iya betul sekali, tidak dimakruhkan." وَذَكَرَ ابْنُ عَقِيلٍ فِي تَهْنِئَةِ الْعِيدِ أَحَادِيثَ ، مِنْهَا ، أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ زِيَادٍ ، قَالَ : كُنْت مَعَ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ وَغَيْرِهِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانُوا إذَا رَجَعُوا مِنْ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لَبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك .وَقَالَ أَحْمَدُ : إسْنَادُ حَدِيثِ أَبِي أُمَامَةَ إسْنَادٌ جَيِّدٌ . Ibnu 'Aqil menceritakan beberapa hadits mengenai ucapan selamat di hari raya 'ied. Di antara hadits tersebut adalah dari Muhammad bin Ziyad, ia berkata, "Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lainnya. Jika mereka kembali dari 'ied (yakni shalat 'ied, pen), satu sama lain di antara mereka mengucapkan, 'Taqobbalallahu minna wa minka" Imam Ahmad mengatakan bahwa sanad riwayat Abu Umamah ini jayyid. 'Ali bin Tsabit berkata, "Aku pernah menanyakan pada Malik bin Anas sejak 35 tahun yang lalu." Ia berkata, "Ucapan selamat semacam ini tidak dikenal di Madinah." Diriwayatkan dari Ahmad bahwasanya beliau berkata, "Aku tidak mendahului dalam mengucapkan selamat (hari raya) pada seorang pun. Namun jika ada yang mengucapkan selamat padaku, aku pun akan membalasnya." Demikian berbagai nukilan riwayat sebagaimana kami kutip dari Al Mughni[2]. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "Adapun tentang ucapan selamat (tah-niah) ketika hari 'ied seperti sebagian orang mengatakan pada yang lainnya ketika berjumpa setelah shalat 'ied, "Taqobbalallahu minna wa minkum wa ahaalallahu 'alaika" dan semacamnya, maka seperti ini telah diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi. Mereka biasa mengucapkan semacam itu dan para imam juga memberikan keringanan dalam melakukan hal ini sebagaimana Imam Ahmad dan lainnya. Akan tetapi, Imam Ahmad mengatakan, "Aku tidak mau mendahului mengucapkan selamat hari raya pada seorang pun. Namun kalau ada yang mengucapkan selamat padaku, aku akan membalasnya". Imam Ahmad melakukan semacam ini karena menjawab ucapan selamat adalah wajib, sedangkan memulai mengucapkannya bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Dan sebenarnya bukan hanya beliau yang tidak suka melakukan semacam ini. Intinya, barangsiapa yang ingin mengucapkan selamat, maka ia memiliki qudwah (contoh). Dan barangsiapa yang meninggalkannya, ia pun memiliki qudwah(contoh)."[3] Selamat Hari RayaSyaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin rahimahullah ditanya, "Apa hukum mengucapkan selamat hari raya? Lalu adakah ucapan tertentu kala itu?" Beliau rahimahullah menjawab, "Ucapan selamat ketika hari raya 'ied dibolehkan. Tidak ada ucapan tertentu saat itu. Apa yang biasa diucapkan manusia dibolehkan selama di dalamnya tidak mengandung kesalahan (dosa)."[4] Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah ditanya, "Apa hukum jabat tangan, saling berpelukan dan saling mengucapkann selamat setelah shalat 'ied?" Syaikh rahimahullah menjawab, "Perbuatan itu semua dibolehkan. Karena orang-orang tidaklah menjadikannya sebagai ibadah dan bentuk pendekatan diri pada Allah. Ini hanyalah dilakukan dalam rangka 'adat (kebiasaan), memuliakan dan penghormatan. Selama itu hanyalah adat (kebiasaan) yang tidak ada dalil yang melarangnya, maka itu asalnya boleh. Sebagaimana para ulama katakan, 'Hukum asal segala sesuatu adalah boleh. Sedangkan ibadah itu terlarang dilakukan kecuali jika sudah ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya'"[5] Dari penjelasan di atas, berarti ucapan selamat hari raya itu bebas, bisa dengan ucapan "Selamat Hari Raya", "Taqobbalallahu minna wa minkum" dan lainnya. Ucapan "Taqobbalallahu minna wa minkum" pun tidak dikhususkan saat Idul Fithri, ketika Idul Adha dianjurkan ucapan semacam ini sebagaimana kita dapat melihat dalam penjelasan berbagai riwayat di atas. Mohon Maaf Lahir BatinSatu catatan pula yang mesti diperhatikan, tidak ada pengkhususan di Idul Fithri untuk saling maaf memaafkan. Semacam sering kita dengar tersebar ucapan "Mohon Maaf Lahir dan Batin" saat Idul Fithri. Seolah-olah saat Idul Fithri hanya khusus dengan ucapan semacam itu. Ini sungguh salah kaprah. Idul Fithri bukanlah waktu khusus untuk saling maaf memaafkan. Waktu untuk saling memohon maaf itu luas. Ketika berbuat salah, langsung meminta maaf, itulah yang tepat. Tidak mesti di saat Idul Fithri. Karena jika dikhususkan seperti ini harus butuh dalil dari Al Qur'an dan Al Hadits. Buktinya, tidak ada satu dalil yang menunjukkan seperti ini. Minal 'Aidin wal FaizinSatu ucapan lagi yang keliru saat Idul Fithri, yakni ucapan "Minal 'Aidin wal Faizin". Ucapan ini dari segi makna kurang bagus. Arti dari ucapan tersebut adalah "Kita kembali dan meraih kemenangan". Ini suatu kalimat yang rancu. Kita mau kembali ke mana? Apa pada ketaatan atau maksiat? Jika mengandung dua makna seperti ini hendaknya ditinggalkan. Karena bisa jadi orang memahami yang dimaksud adalah kita kembali pada maksiat. Artinya, ibadah hanya di bulan Ramadhan saja, setelah itu sah-sah saja untuk maksiat, sah-sah saja untuk tinggalkan shalat dan ibadah wajib lainnya. Akibat ucapan keliru, berujung pada amalan yang keliru. Satu hal lagi yang mesti dipahami, makna "Minal 'Aidin wal Faizin" adalah sebagaimana yang kami sebutkan di atas. Dan bukan maknanya adalah "Mohon Maaf Lahir dan Batin". Setiap kali ada yang ucapkan "Minal 'Aidin wal Faizin" lantas diikuti dengan kalimat "Mohon Maaf Lahir dan Batin". Dikira artinya adalah kalimat selanjutnya. Ini sungguh keliru. Ini pemahaman orang yang tidak paham bahasa Arab. Semestinya hal ini diluruskan. Makna kalimat "Minal 'Aidin wal Faizin" adalah "Kita kembali dan meraih kemenangan". Namun sebagaimana diterangkan di atas, dari sisi makna kalimat ini keliru. Sehingga sudah sepantasnya kita hindari. Ucapan yang lebih baik adalah sebagaimana telah dikemukakan di awal tulisan dan dicontohkan langsung oleh para sahabat, yakni "Taqobbalallahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima amal kita dan amal kalian)". Kami pun doakan para pembaca Arrahmah.com, taqobbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima amalan kita dan amalan kalian. Referensi [1] Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, Darul Ma'rifah, 1379, 2/446. Syaikh Al Albani dalamTamamul Minnah (354) mengatakan bahwa sanad riwayat ini shahih. [2] Al Mughni, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, Darul Fikr, cetakan pertama, 1405, 2/250. [3] Majmu' Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa', cetakan ketiga, 1426, 24/253. [4] Majmu' Fatawa Rosail Ibni 'Utsaimin, Asy Syamilah, 16/129. [5] Majmu' Fatawa Rosail Ibni 'Utsaimin, 16/128. (*/arrahmah.com) |
8 hal yang disunnahkan saat Idul Fitri Posted: 16 Jul 2015 02:00 AM PDT (Arrahmah.com) - Tak terasa detik-detik menuju 1 Syawal 1436 Hijriyah semakin cepat. Idul Fitri sudah menanti kita, alumnus Ramadhan nan mulia. Ikhwahti fiiddiin, di hari raya ini rrahmat Allah diberikan kepada umat Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Hari raya pasca sebulan kita shaum disebut 'Ied karena pada hari itu Allah memberikan berbagai macam kebaikan yang kepada kita sebagai hamba-Nya. Di antara kebaikan itu adalah berbuka setelah adanya larangan makan dan minum selama bulan suci Romadhan dan kebaikan berupa diperintahkannya mengeluarkan zakat fitrah. Berikut penjelasan para ulama tentang sunah-sunah Rasulullah yang berkaitan dengan hari raya, yang Arrahmah kutip dari risalah Ummu 'Athiyah pada Muslimah.or.id, Kamis (16/7/2015). 1. Mandi pada hari rayaSa'id bin Al Musayyib berkata: "Sunah hari raya 'idul Fitri ada tiga: berjalan menuju lapangan, makan sebelum keluar dan mandi." 2. Berhias sebelum berangkat sholat 'Iedul FitriDisunahkan bagi laki-laki untuk membersihkan diri dan memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, memakai minyak wangi dan bersiwak. Sedangkan bagi wanita tidak dianjurkan untuk berhias dengan mengenakan baju yang mewah dan menggunakan minyak wangi. 3. Makan sebelum sholat 'Idul Fitri"Dari Anas RodhiyAllahu'anhu, ia berkata: Nabi sholAllahu 'alaihi wa sallam tidak keluar rumah pada hari raya 'Iedul fitri hingga makan beberapa kurma." (HR. Bukhari). Menurut Ibnu Muhallab berkata bahwa hikmah makan sebelum sholat adalah agar jangan ada yang mengira bahwa harus tetap puasa hingga sholat 'Ied. 4. Mengambil jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari sholat 'IedHal ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, beliau mengambil jalan yang berbeda saat pulang dan perginya (HR. Bukhari), diantara hikmahnya adalah agar orang-orang yang lewat di jalan itu bisa memberikan salam kepada orang-orang yang tinggal disekitar jalan yang dilalui tersebut, dan memperlihatkan syi'ar islam. 5. BertakbirNabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berangkat menunaikan sholat pada hari raya 'ied, lalu beliau bertakbir sampai tiba tempat pelaksanaan sholat, bahkan sampai sholat akan dilaksanakan. Dalam hadits ini terkandung dalil disyari'atkannya takbir dengan suara lantang selama perjalanan menuju ke tempat pelaksanaan sholat. Tidak disyari'atkan takbir dengan suara keras yang dilakukan bersama-sama. Untuk waktu bertakbir saat Idul Fitri menurut pendapat yang paling kuat adalah setelah meninggalkan rumah pada pagi harinya. 6. Sholat 'IedHukum sholat 'ied adalah fardhu 'ain, bagi setiap orang, karena Rosulululloh shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa mengerjakan sholat 'Ied. Sholat 'Ied menggugurkan sholat jum'at, jika 'Ied jatuh pada hari jum'at. Sesuatu yang wajib hanya bisa digugurkan oleh kewajiban yang lain (At Ta'liqat Ar Radhiyah, syaikh Al Albani, 1/380). Nabi menyuruh manusia untuk menghadirinya hingga para wanita yang haidh pun disuruh untuk datang ke tempat sholat, tetapi disyaratkan tidak mendekati tempat sholat. Selain itu Nabi juga menyuruh wanita yang tidak punya jilbab untuk dipinjami jilbab sehingga dia bisa mendatangi tempat sholat tersebut, hal ini menunjukkan bahwa hukum sholat 'Ied adalah fardhu 'ain. Waktu Sholat 'Ied adalah setelah terbitnya matahari setinggi tombak hingga tergelincirnya matahari (waktu Dhuha). Disunahkan untuk mengakhirkan sholat 'Iedul Fitri, agar kaum muslimin memperoleh kesempatan untuk menunaikan zakat fitrah. Disunahkan untuk mengerjakan di tanah lapang di luar pemukiman kaum muslimin, kecuali ada udzur (misalnya hujan, angin kencang) maka boleh dikerjakan di masjid. Dari Jabir bin Samurah berkata: "Aku sering sholat dua hari raya bersama nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tanpa adzan dan iqamat." (HR. Muslim) Tidak disunahkan sholat sunah sebelum dan sesudah sholat 'ied, hal ini sebagaimana perkataan Ibnu Abbas bahwa Nabishallallahu 'alaihi wa sallam sholat hari raya dua raka'at. Tidak ada sholat sebelumnya dan setelahnya (HR. Bukhari: 9890) Untuk Khutbah sholat 'ied, maka tidak wajib untuk mendengarkannya, dibolehkan untuk meningggalkan tanah lapang seusai sholat. Khutbah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamtidak dibuka dengan takbir, tapi dengan hamdalah, dan juga tanpa diselingi dengan takbir-takbir. Beliau berkutbah di tempat yang agak tinggi dan tidak menggunakan mimbar. Rasulullah berkhutbah dua kali, satu untuk pria dan satu untuk wanita, ketika beliau mengira wanita tidak mendengar khutbahnya. 7. Ucapan selamat Hari RayaSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya tentang mengucapkan selamat pada hari raya dan beliau menjawab: "Adapun ucapan selamat pada hari raya 'ied, sebagaimana ucapan sebagian mereka terhadap sebagian lainnya jika bertemu setelah sholat 'ied yaitu:Taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan kalian) atau ahaal Allahu 'alaika (Mudah-mudahan Allah memberi balasan kebaikan kepadamu) dan semisalnya." Telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat Nabi bahwa mereka biasa melakukan hal tersebut. Imam Ahmad dan lainnya juga membolehkan hal ini. Imam Ahmad berkata, "Saya tidak akan memulai seseorang dengan ucapan selamat 'ied, Namun jika seseorang itu memulai maka saya akan menjawabnya." Yang demikian itu karena menjawab salam adalah sesuatu yang wajib dan memberikan ucapan bukan termasuk sunah yang diperintahkan dan juga tidak ada larangannya. Barangsiapa yang melakukannya maka ada contohnya dan bagi yang tidak mengerjakannya juga ada contohnya (Majmu' al-Fatawaa, 24/253). Ucapan hari raya ini diucapkan hanya pada tanggal 1 Syawal. 8. Kemungkaran-kemungkaran yang terjadi pada hari rayaSaat hari raya, kadang kita terlena dan tanpa kita sadari kita telah melakukan kemungkaran-kemungkaran diantaranya:
Referensi
(adibahasan/arrahmah.com) |
Teruskan keshalihan mu meskipun Ramadhan terpaksa meninggalkanmu Posted: 16 Jul 2015 01:11 AM PDT Oleh: Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman (Arrahmah.com) - Dibulan mulia Ramadhan Al Mubarak segala amal shalih terasa ringan dilakukan,dan setelah kepergiannya semoga amal-amal shalih terus berkekalan dilaksanakan. Inilah ungkapan salafus shalih tentang keutamaan menjaga keberlagsungan amal shalih. قال ابن رجب رحمه الله تعالى : Berkata Ibnu Rajab rahimahullah : "Wahai hamba-hamba Allah, sungguh bulan Ramadhan ini akan segera pergi dan tidaklah tersisa waktunya kecuali sedikit, maka siapa saja yang sudah berbuat baik di dalamnya hendaklah ia sempurnakannya dan siapa saja yang telah menyia-nyiakannya hendaklah ia menyudahinya dengan yang terbaik" قال ابن الجوزي رحمه الله : Al-Imam Ibnu Al-Jauziy rahimahullah berkata : "Seekor kuda pacu jika sudah berada mendekati garis finish ia akan mengerahkan seluruh tenaganya agar meraih kemenangan, maka jangan sampai kuda lebih cerdas darimu.. Karena sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya.. Untuk itu, jika kamu termasuk dari yang tidak baik dalam penyambutan, maka semoga kamu bisa melakukan yang terbaik saat perpisahan" وقال ابن تيمية رحمه الله : Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : "Yang akan menjadi ukuran adalah kesempurnaan akhir dari sebuah amal, dan bukan buruknya permulaan..." وقال الحسن البصري رحمه الله : Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata : "Perbaiki apa yang tersisa bagimu, Allah akan mengampuni atas apa yang telah lalu, maka manfaatkan sebaik-baiknya apa yang masih tersisa, karena kamu tidak tahu kapan rahmat Allah itu akan dapat diraih" Allohummaj'al khoiro 'amaliy khowatimahu. بارك اللّٰه فيكم وتقبل الله منا ومنكم SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI AL MUBARAQ. ________________________ Muhasabah Akir Ramadhan (samirmusa/arrahmah.com) |
Daulah Slogan, jeratan bagi perindu Khilafah Posted: 16 Jul 2015 12:30 AM PDT SURIAH (Arrahmah.com) - Tidak ada yang lebih membahagiakan seorang perindu, kecuali berjumpa dengan yang dirindukannya. Sifat alamiah itulah juga kiranya yang dimanfaatkan Daulah Al-Baghdadi dalam menjerat para perindu khilafah. Di tengah kerinduan berat itu, Ummat digiring untuk mempercayai keabsahan Khilafah Al-Baghdadi yang disulap sebagai pengisi posisi pemimpin Islam dunia yang didambakan. Al-hasil, tak sedikit janji setia kaum Muslimin yang ikhlas dijaring menjadi anggota dan simpatisan Jama'ah Daulah. Daulah juga menguatkan jeratan itu melalui slogan-slogan pembaakar semangat, yang dimanfaatkan untuk menghancurkan agenda jihad kaum Muslimin sedunia. Sayang sekali! Keterpedayaan itu akhirnya mendorong Syaikh Abu Mundzir Asy-Syinqithi, salah seorang ulama senior di Mimbar Tauhid wal Jihad yang dahulu aktif memberikan pembelaan kepada Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) sebelum deklarasi Khilafah oleh Al-Baghdadi, angkat bicara. Berikut risalah beliau yang telah diterjemahkan dan dipublikasikan Muqawamah Media pada Sabtu (11/7/2015). Daulah Slogan Oleh: Syaikh Abu Mundzir Asy-Syinqithi Hafidzahullahu بسم الله الرحمن الرحيم Segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam semoga tercurahkan atas nabi kita Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabatnya. Saya menulis tema ini untuk orang-orang yang meyakini bahwa eksistensi Islam dan keberlangsungannya adalah tidak bergantung pada Jama'ah Daulah. Saya menulis risalah ini untuk orang-orang yang meyakini bahwa menyelisihi Jama'ah Daulah bukanlah perbuatan kufur, dan bermusuhan dengan mereka bukanlah perbuatan zindiq. Sesungguhnya mengkritisi dan menjelaskan aib-aib Jama'ah ini adalah perkara yang diatur oleh hukum, berbeda dengan pihak yang mengharamkannya sama sekali. Saya menulis risalah ini untuk orang-orang yang meyakini bahwa tercapainya kemenangan dan berkembangnya kekuasaan tidak selalu berarti manhaj dan jalan pengusungnya adalah benar dan lurus! Karena sungguh telah ada daulah yang berkembang kekuasaannya, sedangkan ia diusung oleh manusia paling fajir dan paling fasiq. Saya menulis risalah ini untuk orang-orang yang mau membaca kajian terhadap kebenaran darimanapun sumbernya, bukan untuk orang-orang yang hanya membaca apa yang ia inginkan, dan bukan untuk orang-orang yang tidak bisa percaya kecuali pada pihak yang ia cintai. Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu telah berkata: telah berkata Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam: إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ "Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian." HR. Muslim Hadits ini merupakan perkara ushul dalam menetapkan kebenaran hakiki atas segala sesuatu dan menyingkap tampilan dhahir yang menipu darinya. Karena sesungguhnya nama saja tidak bisa mengubah hakikat sesuatu, serta pemandangan dhahir dan segala bentuknya yang tampak tidaklah cukup, sehingga hakikatnya benar-benar menjadi jelas dan terang. Sesungguhnya kebatilan telah berwujud dengan berbagai macam rupa, bahkan terkadang musuh datang dengan wujud sahabat dekat. Makar musuh telah dihiasi dan cukup terlatih, terkadang ia tampil dalam wujud tertentu di satu kesempatan, dan pada kesempatan yang lain ia tampil dengan wujud yang lain. Imam Malik telah meriwayatkan dalam Kitab Al-Muwattha': "Seorang laki-laki dari penduduk Yaman telah dipotong tangannya, lalu ia datang mengadu kepada Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq Radhiyallahu anhu. Dia mengadu kepada Abu Bakar As-Shiddiq: 'Gubernurmu di Yaman telah mendhalimiku'. Pada saat itu Abu Bakar sedang shalat malam, lantas beliau berkata: 'Demi ayahmu, kamu adalah pencuri'. Lalu kemudian Asma' binti Umais (istri Abu Bakar) kehilangan kalungnya, maka si lelaki yang tangannya terpotong ini ikut mencari kalung tersebut bersama yang lainnya (di dalam rumah Abu Bakar), lantas ia berkata: 'Ya Allah atas Engkau-lah yang (menganggu) penghuni rumah yang shalih ini.' Lalu mereka mendapatkan kalung tersebut pada seorang pedagang perhiasan, pedagang tersebut mengklaim bahwa lelaki yang terpotong tangan itulah yang menjual kalung itu untuknya. Maka si lelaki yang tangannya terpotong ditangkap dan ia mengakui perbuatannya. Maka Abu Bakar As-Siddiq memerintahkan untuk memotong tangannya yang sebelah kiri, dan beliau berkata: 'Demi Allah do'a dia untuk dirinya sendiri adalah lebih dahsyat bagiku dari apa yang telah ia curi.'" Imam Al-Baihaqi telah meriwayatkan dalam As-Sunan dengan sanad yang shahih, bahwasanya Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu telah berkata: "Jangan kalian menilai seseorang dari puasa, atau shalatnya. Tetapi lihatlah kejujuran omongannya ketika ia berbicara, dan lihatlah sikap amanahnya ketika ia dipercaya, serta sikap wara'nya ketika ia diberi jabatan." Dalam lafadz yang lain, Umar bin Khattab juga berkata: "Janganlah kalian terkesima dengan retorika seseorang. Adapun seseorang yang menjaga amanah dan menjaga kehormatan manusia, maka dialah lelaki sejati." Maka sungguh naif barangsiapa yang mengira bahwa siapa yang mengangkat slogan (syi'ar-syi'ar) Islam, maka ia adalah orang yang bersungguh-sungguh dan jujur dalam dakwahnya. Adapun sekedar mengangkat slogan-slogan Islam, maka itu adalah perkara mudah dan gampang. Akan tetapi ketika menjalankannya, maka akan tampak hakikat-hakikat yang tersembunyi dan menjadi jelas pula perkara-perkara yang rahasia. Oleh karena itulah mewujudkan penerapan slogan-slogan tersebut terlebih dahulu merupakan perkara yang paling penting, sebelum berjalan di belakang slogan-slogan itu secara membabi buta. Yang mana malah mencerminkan kenaifan dan kebodohan mereka, serta menjadikan mereka mainan di tangan musuh-musuh yang sedang membuat makar. Sungguh fatal apa yang telah menimpa kaum muslimin akibat lalai dan lengahnya orang-orang yang shalih! Imam Ahmad bin Hanbal telah meriwayatkan dari Matraf bin Abdullah bin As-Sukhair bahwasanya ia telah berkata: احتَرِسُوا مِنَ النَّاسِ بِسُوءِ الظَّنِّ "Berhati – hatilah dari (kejahatan) manusia dengan cara berperasangka tidak baik (atas mereka)." Berkata At-Thabrani dalam kitab Al-Ausath: hadits ini marfu' dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, tetapi sanadnya lemah. Berkata As-Sakhawi dalam kitab Al-Maqasid Al-Hasanah bahwa terdapat banyak sekali jalur periwayatan hadits ini yang menguatkan satu dengan yang lainnya. Berkata Imam As-Suyuthi dalam menafsirkan hadits ini: "Janganlah kalian mempecayai semua orang dengan mudah, karena itu lebih selamat bagi kalian." Telah diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad (177/2) dengan sanad yang shahih tentang perkataan Imam Hasan Al-BasriRahimahullahu: "Sikap bijaksana (berhati-hati) itu adalah engkau berburuk sangka pada manusia." Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata kepada orang-orang beriman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ "Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu," QS. An-Nisaa: 71 Dan Allah juga telah berfirman: وَلا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذينَ لا يُوقِنُونَ "Dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu". QS. Ar-Ruum: 60 Dan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu telah berkata: "Aku bukanlah seorang penipu dan tidak ada penipu yang bisa memperdayaiku." Imam Ibnul Qayyim telah berkata: "Umar radhiyallahu anhu adalah orang yang paling wara' dan tidak menipu, dan ia adalah orang paling berakal yang tidak bisa ditipu." Sesungguhnya umat jika mereka meletakkan perkara mereka diatas panji slogan dan embel, maka mereka tidak akan menyadari jika arah perjalanannya telah melenceng dan perkara mereka telah diusik. Bukankah slogan dan embel-embel dusta menjadi sebab dari banyak musibah dan tragedi yang menimpa umat ini? Bukankah terbunuhnya Amirul Mukminin Utsman bin Affan radhiyallahu anhu juga disebabkan karena slogan-slogan palsu? Dan bukankah sistem dan tuhan-tuhan yang sesat menyebarkan kesesatan mereka dengan slogan-slogan palsu? Bukankah berkembangnya paham ba'ats, sosialisme dan liberal di dunia Islam disebabkan oleh slogan-slogan palsu? Mungkinkah Barat mampu memperluas pengaruhnya dan menjalankan agendanya di dunia Islam jika bukan karena slogan-slogan palsu PBB dan HAM? Bukankah paham demokrasi disebarkan dengan slogan-slogan palsu? Sesungguhnya memperjual belikan slogan-slogan agama telah sangat laris saat ini, digunakan oleh banyak mereka yang berniat buruk. Sungguh Rasulullah shalallhu alaihi wa sallam telah bersabda: يخرج في آخر الزمان رجال يختلون الدنيا بالدين يلبسون للناس جلود الضأن من اللين ألسنتهم أحلى من العسل وقلوبهم قلوب الذئاب يقول الله: أبي يغترون أم علي يجترئون فبي حلفت لأبعثن على أولئك منهم فتنة تدع الحليم منهم حيران "Akan muncul di akhir zaman lelaki yang memanipulasi agama untuk kepentingan dunia, mengenakan pakaian yang halus-halus, lidah mereka lebih manis daripada madu tetapi mereka berhati serigala. Allah berfirman, "Apakah kepada-Ku mereka sombong atau, kepada-Ku mereka berani. Atas nama-Ku mereka bersumpah. Maka akan ditimpakan kepada mereka fitnah, yang membuat orang-orang pandai jadi kebingungan." HR. At-Turmudzi Dan Rasulullah shalallhu alaihi wa sallam telah bersabda dalam hadits qudsi: إن الله تعالى قال: لقد خلقت خلقا ألسنتهم أحلى من العسل وقلوبهم أمر من الصبر "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman: 'Sungguh Aku telah menciptakan golongan manusia yang lidah mereka lebih manis dari madu dan hati mereka lebih pahit dari getah." Diriwayatkan oleh Imam At-Turmudzi dan ia berkata: hadits ini hasan shahih. Memperjual belikan slogan-slogan agama demi agenda politik dan kepentingan pribadi bukan barang baru. Betapa banyak para pembuat hukum dan thagut yang mencoba menggunakan agama dengan mencomot slogan-slogannya dalam rangka membenarkan hukumnya atau kekuasaannya. Lihatlah para pemerintah yang berhukum dengan hukum positif, pada awalnya semua mereka mengklaim bahwa hukum itu mereka ambil dari syariat Islam, dan syariat Islam adalah landasan utama hukum buatan ini! Sesungguhnya orang-orang yang tidak bisa memahami bahwa upaya menggunakan slogan-slogan jihad dan tahkim syariat dalam rangka untuk mencapai kepentingan lain adalah berlawanan dengan syariat, maka mereka perlu mengkaji kembali tarikh dan pengetahuan bagaimana keberhasilan Ibnu Saba' menjalankan rencana dan agendanya, dan bagaimana kaum A'bidiyyun memperluas kekuasaan mereka di dunia Islam, dan bagaimana keberhasilan Ibnu Tumart menegakkan daulahnya, serta bagaimana cara Ibnu Sa'ud berhubungan dengan Ikhwanul Muslimin. Lihatlah hari ini kita sedang menyaksikan Iran memperluas kekuasaannya dan sedang berupaya mengembalikan dinasti syiah! Sesungguhnya sejarah telah menjadi saksi bahwa begitu banyak Imarah dan Daulah yang ketika dirintis diklaim membawa asas untuk mengimplementasikan syariat, namun ketika mereka telah berdiri kenyataannya ia malah menjadi rezim tiran yang tidak ada hubungannya dengan syariat. Dan hari ini gambaran ini juga telah terlihat pada Daulah Al-Baghdadi dengan bentuk yang amat jelas bahkan jauh hari sebelum ia berdiri. Melalui propaganda yang menggiurkan dan slogan-slogan yang menarik Daulah Al-Baghdadi telah mampu untuk menggiring kedalamnya para pemuda penuh semangat yang tertipu dengan slogan dan embel dan tidak mengerti realita di dalam. Sungguh di dalam Jama'ah ini masih terdapat orang-orang polos yang masih menganggap benarnya keislaman seorang hakim (thagut) hanya karena ia menghadiri shalat ied, atau karena ia mencetak mushaf Alquran, atau karena seringnya ia hadir ke masjid. Beginilah keadaanya, sesungguhnya Daulah Al-Baghdadi pada umumnya dan kebanyakan mereka hanyalah kumpulan orang-orang polos! Maka menjadi besar orang yang kerdil di mata orang-orang kerdil pula, dan menjadi kecil orang yang besar di mata orang-orang yang besar! Sesungguhnya Al-Baghdadi tidak pernah berhasil memperluas pengaruhnya melainkan dengan menggunakan kekuatan senjata, dan dengan kenaifan orang-orang yang tertipu yang mereka mengira bahwa setiap yang putih adalah tulang dan setiap yang merah adalah darah! Sangat sulit bagi mereka untuk menerima bahwa Daulah yang telah mereka pertaruhkan nyawa mereka dengan hijrah kepadanya ternyata bukanlah Daulah Islamiyah sebagaimana yang mereka impikan. Ternyata kemenangan yang dahulu mereka kira akan raih (dengan Daulah) hanyalah ilusi belaka. Tsa'lab telah ditanya tentang makna hawa, lantas ia berkata: "Mata menjadi buta untuk bisa melihat dengan adil, dan telinga menjadi tuli untuk mendengar mana yang memiliki cela" Anehnya, kebanyakan pasukan dan simpatisan Daulah Al-Baghdadi tidak berpegang pada Daulah mereka apalagi kepada Al-Baghdadi pribadi dan siyasahnya. Mereka hanya bercita-cita agar Daulah mereka menjadi benar-benar Daulah Islamiyah. Beginilah yang lisan mereka katakan: "Berharaplah (Daulah) menjadi hak, dan itulah sebaik-baik harapan. Jika (Daulah) tidak (menjadi sesuai harapan) maka setidaknya kita telah pernah hidup di dalamnya dalam waktu yang penuh kebahagiaan." Sebagaimana orang yang sedang tenggelam mengharapkan pelampung agar selamat, maka begitupula para pencari Daulah Islamiyah mereka bergantung pada Daulah Al-Baghdadi baik dengan berada dalam intinya atau pinggirannya, sehingga tidak melewatkan kesempatan sedikitpun untuk menciptakan Daulah mereka. Seakan-akan yang paling penting bagi mereka hanyalah adanya nama "Daulah Islam" dengan sedikit gambaran keadaan dan karakteristiknya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang telah meninggalkan keluarga mereka dan tanah air mereka untuk berjuang di jalan Allah dan menjaga kehormatan kaum muslimin. Tetapi hari ini yang mereka lindungi dan jaga tidak lain hanyalah politiknya Al-Baghdadi. Bahkan mereka rela memerangi kaum muslimin demi mewujudkan kepentingan politik ini. Daulah ini telah menjelam menjadi gelanggang pembantaian bagi para pemuda ini. Mujahidin Daulah Islam (Irak) telah melakukan kesalahan pada tahun 2007 tatkala mereka membuka pintu selebar-lebarnya kepada siapa saja yang ingin bergabung dan berafiliasi dengan Daulah, dan diantara yang bergabung saat itu adalah para perwira senior partai Ba'ats. Setelah berjalannya waktu, maka serangan atas mujahidin Daulah semakin dahsyat dan para pemimpin mereka berhasil ditargetkan oleh musuh. Lalu orang-orang yang baru terlibat ini berhasil mencapai pusat tandhim dan komando, walaupun visi yang mereka bawa sebenarnya jauh sekali dari jihad dan tujuannya. Ingatlah kembali kisah seorang wanita yang mengasuh bayi serigala yang terlantar, lalu ia jadikan dombanya menyusui serigala tersebut. Tatkala ia tumbuh dewasa ia pun membunuh si domba dan memangsanya, lalu ia kabur. Si wanita tadi berkata: "Kau telah disapih di kandang si domba, dan kau hidup dengannya, siapa yang memberitahumu bahwa ayahmu seekor serigala!?" Al-Baghdadi sedang merangsang semangat para pengikutnya dengan slogan-slogan yang menjadikan mereka nekat untuk terus berada di belakangnya. Al-Baghdadi menyadari bahwa semangatlah yang menjadi pendorong utama banyaknya pemuda bergabung ke Jama'ah Daulah. Metode Al-Baghdadi memperjual belikan embel-embel "Daulah Islam" tidak berbeda dengan Barat yang juga memperjual belikan embel-embel "Kebebasan", "Hak Asasi" dan "Keadilan". Slogan-slogan sebagai penghias semata untuk menipu manusia dan tidak nyata. Sungguh Al-Baghdadi menyadari bahwa orang-orang polos dan lugu yang mendukungnya telah menelan nikmatnya slogan "Tamaddadad Daulatul Islamiyah", lalu ia tambah kenikmatan itu dengan rasa yang lebih menipu yaitu pegumuman Khilafah. Kemudian ia tambahkan rasa lain lagi yaitu mewajibkan jizyah atas kaum Nasrani. Dan kemudian ia berikan rasa baru dengan penerapan Dinar emas. Beginilah Al-Baghdadi menyuguhkan rasa demi rasa untuk orang-orang yang ia tipu, agar mereka memberikan loyalitas mereka padanya dan senantiasa berjalan di belakangnya. Al-Baghdadi telah bermain dalam urat saraf mereka, memanfaatkan momen yang mereka nantikan, yaitu dengan pengumuman khilafahnya. Alangkah bahagianya mereka tatkala mengetahui khilafah telah kembali, dan kesepatan Sykes-Picot telah diruntuhkan dengan berbagai gambaran dan ilusi semu yang telah disuguhkan. Untuk menjadikan sebuah khilafah benar adalah khilafah, bagi orang-orang lugu ini cukup dengan pengumuman saja, mewajibkan jizyah, memerangi orang-orang musyrik, dan mewajibkan menjadi muslim kepada siapa non muslim. Serta dengan potong tangan, bunuh orang, dan rajam, serta menghukum para pelanggar atas dasar menegakkan hudud! Daulah Al-Baghdadi telah membunuh dua ekor burung dengan satu lemparan batu:
Beginilah cara para pemerintahan thagut dari masa ke masa, mereka mengeksekusi para penentang mereka di atas papan nama penegakan agama dan pemberantasan para perusak. Sebagaimana Fir'aun tatkala ia berkata: وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَادَ "Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena Sesungguhnya aku khawatir Dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi". QS. Ghafir : 26 Adapun penyerangan atas kaum Nasrani dan kaum Yazidi adalah sebuah langkah politik yang memang harus ditempuh oleh Al-Baghdadi -dengan segala resiko-, sehingga ia mampu menjadikan pasukannya merasakan hidup dalam angan khilafah. Dan ia ingin menegaskan pada pasukannya bahwasanya merekalah satu-satunya pihak pada hari ini yang benar-benar menjalankan Islam. Karena hanya mereka sajalah yang menerapkan jizyah atas kaum Nasrani dan mereka memerangi kaum musyrikin. Para penyeru slogan penipuan telah membesar-besarkan pelaksanaan perkara-perkara ini untuk menipu manusia dan untuk menutupi kedok mereka yang sebenarnya. Namun orang yang jeli pasti mampu membedakan antara orang yang benar menangis dan hanya pura-pura menangis. Politik pencitraan dan promosi imej seperti ini digunakan sebagai jubah sang khalifah! Seorang aktor kawakan tentu tidak akan lupa pentingnya kostum dengan segala asesorisnya untuk memberikan pertunjukan sempurna kepada para penonton. Oleh sebab itulah Al-Baghdadi menampilkan kostum yang khusus untuk mengembalikan kembali kenangan orang-orang lugu ini akan masa-masa para khalifah Islam terdahulu. Dan juga peran aktif media Jama'ah Daulah yang sangat masif mempropagandakan citra "khilafah" dibandingkan realita. Merupakan hak kita untuk bertanya: Apa yang telah berubah dari keadaan kaum muslimin setelah Jama'ah Daulah melakukan lompatan-lompatan fenomenal yang membangkitkan semangat para pengikut dan simpatisannya? Sesungguhnya Jama'ah Daulah sangat fokus terhadap slogan-slogan mereka dan berusaha merealisasikannya dengan cara menerapkan maksud slogan tersebut dan menjadikannya semakin jauh dari sebelumnya. Contoh dari hal ini adalah: Pengumuman "At-Tamaddadad" oleh Al-Baghdadi, yang mana ia menyeru pesatuan seluruh mujahidin di Syam dan Irak. Tapi walhasil, langkah ini malah menyulut perpecahan mujahidin dan menyebabkan terjadinya peperangan diantara mereka. Sungguh keadaan mujahidin sebelum pengumuman "At-Tamaddadad" oleh Al-Baghdadi jauh lebik baik dibandingkan setelah pengumuman. Al-Baghdadi sama sekali tidak mengevaluasi kekeliruannya yang sudah terjadi, dia malah makin menjadi-jadi dengan mengumumkan bahwa dirinya adalah seorang khalifah, kali ini dia bertujuan menyatukan kaum muslimin. Tetapi kenyataannya, pengumuman khilafah Al-Baghdadi malah menjadi sebab utama terpecahnya barisan mujahidin di timur dan barat, dan keadaan mujahidin sebelum pengumuman khilafah Al-Baghdadi adalah jauh lebih baik daripada setelah pengumuman ini. Dan baiat yang diserukan Al-Baghdadi atas daulahnya adalah untuk mendapatkan loyalitas dan keta'atan. Tapi pada kenyataannya bai'at ini telah menyebabkan banyak mujahidin membatalkan sepihak baiat mereka terdahulu dan menjadikan mereka bermaksiat pada amir-amir mereka yang telah lebih dahulu mereka ba'iat. Dalam khutbahnya yang terakhir, Al-Baghdadi tidak lupa memberikan ucapan selamat kepada para pengikutnya di Afghan, Yaman, dan Magrib Islami yang telah memisahkan diri mereka dari amir-amir mereka dan kini memba'iatnya, dan bahkan Al-Baghdadi meminta pada mereka lebih dari itu. Tapi sorotan Al-Baghdadi telah luput terhadap mujahidin Somalia yang sedang memerangi pasukan salib. Hal ini disebabkan keengganan mereka untuk berbaiat padanya. Sesungguhnya Daulah Al-Baghdadi tidak membutuhkan ba'iat yang syar'i, yang mereka tuntut hanyalah ketundukan atas mereka dengan menggunakan tampilan ba'iat yang syar'i. Oleh karena itulah ia mengambil baiat dengan segala cara, baik dengan cara yang makruh hingga cara yang terlarang untuk mengambil baiat. Fitnah Al-Baghdadi telah merajalela atas kita, fitnah itu telah memporak porandakan jama'ah-jama'ah jihad dan memecah belah barisan. Dan mengarahkan para pemuda yang mencintai jihad yang telah bergabung dalam daulahnya berada diambang dua gelora api: Pertama: Para pemuda ini mengingkari para masyayikh jihad, pimpinan dan tokoh-tokoh jihad dengan memotong hubungan dengan mereka. Kedua: Mereka berlepas diri dari program-program Daulah sehingga nyawa mereka berada dalam bahaya. Saudaraku, barangsiapa yang mencintai kekuasaan maka dikhawatirkan akan terjebak dalam bid'ah dan kesesatan. Diriwayatkan bahwa Hilal bin Yasaf telah berkata: "Nabi shalallahu alaihi wa sallam telah mengutus Al-Miqdad radhiyallahu 'anhu sabagai mata-mata. Tatkala ia kembali, maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya padanya: 'Apa yang telah engkau perhatikan dari Imarah mereka?' Berkata Al-Miqdad: 'Wahai Rasulullah, Aku telah mendatangi suatu kaum yang mana aku merasa bahwa aku tidak lebih utama dari mereka. Dan tatkala aku keluar darisana mereka menghadiahkanku seorang budak.' Maka Rasulullah berkata: 'Seperti itulah seharusnya sebuah Imarah wahai Abu Ma'bad.'" Diriwayatkan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dan telah disepakati oleh Ad-Dzahabi. Sungguh musuh-musuh proyek jihad global telah berusaha untuk merusak jihad dengan menggunakan mata-mata di berbagai kesempatan yang berbeda-beda. Tapi Al-Baghdadi, dialah orang pertama yang coba mencuri keseluruhan projek jihad global, lalu ia manfaatkan sesuka hatinya. Daulah Islamiyah yang hak sebenarnya adalah amal jama'ah, yang dipingkul oleh para pemimpin jihad, para pasukan, para ulama, dan para anshar, sertar kaum muslimin umumnya. Sedangkan hari ini "Daulah" hanya menjadi milik Al-Baghdadi seorang. Tidak seorangpun dibenarkan mengambil peran di dalamnya melainkan dengan izin dan perintah Al-Baghdadi. Adapun Al-Baghdadi, ia telah bermaksiat kepada para amir jihad dan para ulama yang berperan sebagai pemberi arahan. Ia mengambil langkah sendiri dan menyelisihi para umara', dan ia juga menutup rapat kedua telinganya dari mendengar arahan para Ulama. Kemudian ia memutus jalan untuk siapa saja dari mereka untuk tetap memiliki peran dalam membantu Daulah, dan untuk mengarahkannya baik dengan masukan dan arahan, padahal mereka melakukan itu tulus bukan atas dasar haw nafsu dan kepentingan pribadi mereka. Hari ini tidak mungkin lagi para pemimpin jihad dan para ulama jihad mengayomi daulah, tidak mungkin lagi mereka bisa berkata pada daulah: "mengapa kalian lakukan ini?" Apa lagi untuk berkata: "lakukanlah ini!" atau "jangan lakukan itu!". Jika yang menjadi inti majelis bukan seorang yang mulia Maka tidak ada kebaikan dari apa yang dihasilkan majelis Daulah kini telah terlepas dari rangkulan para pemimpin jihad dan ulama jihad, semua itu karena ulah Al-Baghdadi yang telah mencengkram dan merusak jama'ah ini, persis seperti bayi yang sedang merusak mainan. Dan tidaklah Al-Baghdadi dan orang-orang yang mempengaruhinya memutus baiat mereka secara sepihak dari Syaikh Ayman Az-Zhawahiri, melainkan agar mereka bisa mengendalikan Daulah semau mereka. Inilah dia madrasahnya Ba'ats! Beginilah metode yang dahulu telah ditempuh Saddam Husein untuk meraih kekuasan! Saddam juga telah meninggalkan dan berlepas diri dari para pendampingnya dari Partai Ba'ats yang telah membantunya untuk melakukan kudeta, sehingga akhirnya ia menjadi penguasa tunggal, dan ia raih apa yang inginkan. Al-Baghdadi telah menjadikan wadah jihad yang merupakan wadahnya umat sebagai alat pemenuh hasrat dan kepentingan pribadinya. Ia manfaatkan Daulah Islamiyah dengan slogan-slogannya, para tentaranya, medianya, dan simpatisannya untuk ia bangun daulah pribadinya dan sesuai kehendaknya. Dia bagaikan seorang kontraktor penipu yang mencuri besi dan semenmu untuk ia bangun rumah pelanggannya yang lain. Akan tetapi Daulah Islamiyah akan tetap baqiyah, sedangkan Daulah Al-Baghdadi akan musnah. Slogan-slogan palsu ini akan menampakkan kebohongannya, para tentara yang lugu akan berpaling darinya setelah tidak sanggup bertahan lagi karena mereka telah mengetahui kebenaran-kebenaran yang ada. Mungkin Al-Baghdadi telah berhasil menipu dalam waktu tertentu, tetapi ia tidak mungkin bisa menipu selalu. Pada saat itu tidak mungkin ada yang bersikeras untuk tetap bersama berhala "Daulah" kecuali ia adalah orang yang bahkan tidak bisa mengenali wajahnya di cermin. Kaum muslimin juga pernah tertipu oleh Hizb Hasan Nasrullah Ar-Rafidhi, selama bertahun-tahun mereka mengira bahwa benar ia adalah pelindung Islam dan kaum muslimin. Selang beberapa waktu, maka menjadi jelaslah kepada seluruh manusia bahwa hizb yang ia pimpin adalah hizb rafidhah. Al-Baghdadi mengira semuanya akan berjalan baik-baik saja dengan politik "satu tangan mengapung diatas dan tangan lainnya menyembelih". Ia berharap semua rahasia dan hakikatnya akan tetap tersembunyia sebagaimana dasar air yang tidak bisa dilihat dari permukaan. Adapun yang terjadi sekarang adalah Daulah Al-Baghdadi dengan segala slogan dan propaganda medianya berlawanan dan kontras dengan realita. Sebagaimana seorang yang sakit sedang menampakkan pada anda bahwa ia sehat-sehat saja, padahal dari dalam mungkin penyakitnya sudah sangat berbahaya. Mungkin Al-Baghdadi berhasil secara finansial dan persenjataan untuk memperluas pengaruhnya di beberapa wilayah dalam beberapa waktu terakhir, dan dia juga berhasil menarik para pemuda yang penuh semangat demi memuluskan proyeknya, tetapi hal ini tidak lantas menjadikan daulahnya Al-Baghdadi menjadi Daulah Islamiyah yang masyru'. Mungkin ada beberapa orang yang bertanya: "Apa yang menjadikan kami yakin bahwa apa yang dilakukan oleh Jama'ah Daulah adalah hanya slogan dan embel-embel semata bukan selain itu?" Maka jawaban kami untuk itu adalah: "Perkara ini sangat sederhana dan mudah dipahami. Setiap kali kita melihat siapapun mengangkat slogan-slogan Islam dan syariat atau khilafah, dan di waktu yang sama ia menyelisihi syariat, menumpahkan darah-darah yang suci, tidak mendengarkan ulama dan bahkan membunuhi siapapun yang menyelisihi mereka. Lalu ia menyingkirkan dari sisinya orang-orang berilmu dan berpengalaman, serta menjadikan hukum antara ia dan yang menyelisihinya hanya pedang dan bukan syariat, maka itu artinya jelas sekali bahwa slogan-slogan yang ia bawa hanyalah tipuan semata, dan tidak terbuktikan dalam realita." Jika engkau mendapati seseorang menyepelekan urusan darah, maka jangan Tanya bagaimana sikap wara' dirinya akan harta dan jangan Tanya bagaimana cara ia bermuamalah dengan manusia! Dalam Jama'ah Daulah terdapat orang-orang yang mudah mengkafirkan tanpa memperhatikan batasan-batasan syariat, mereka semakin terperosok dalam hal ini tanpa dasar-dasar ilmiah, sehingga mereka gunakan hukum takfir untuk orang murtad atas semua pihak yang menyelisihi mereka. Mereka tidak mengevaluasi keadaan mereka dengan mengkaji bagaimana jama'ah-jama'ah jihad terdahulu telah menyimpang, sebagaimana yang terjadi pada Jama'ah Islamiyah Musallahah di Aljazair. Dan ada sebuah tandhim yang bahkan sampai membunuh para syar'inya karena mereka menyelisihi dan mengkritik tandhim, sebagaimana yang menimpa Abu Walid Al-Maqdisi. Sungguh telah sangat jelas terlihat bahwa arahan-arahan komando dari Tandhim Al-Qaeda pusat telah menyandera kepentingan politis Al-Baghdadi, itulah mengapa akhirnya ia mengumumkan telah keluar dari arahan-arahan Syaikh Ayman Az-Zhawahiri. Sehingga kini daulahnya telah terbiasa dengan penyimpangan dan menyelisihi syariat, dan imej ini menjadi identik dengan jama'ah ini baik dalam kebijakan politik, taktik dan strateginya. Tapi tentu daulah coba menutupinya dengan slogan-slogannya untuk tetap membuai orang-orang yang lugu. Sebuah pepatah mengatakan: "Seorang pelacur setiap kali ia berzina maka ia semakin bertambah jelek". Beginilah kita saksikan keadaan Al-Baghdadi hari ini, semakin ia berusaha menampakkan gambaran jihad yang lebih dominan dari Al-Qaeda, maka daulahnya malah semakin menyimpang dan semakin jauh dari manhaj jihad itu sendiri. Sehingga kondisi daulah sekarang sama dengan apa yang dikatakan oleh Syaqiq bin Salamah tentang para penguasa di zamannya: "Sesungguhnya para penguasa kita tidak memiliki satu dari dua hal: mereka tidak memiliki sikap taqwa ahlu Islam, dan tidak pula impian-impian jahiliah." Sya'bul Iman: 29/10. Dahulu Jama'ah Daulah dipimpin dengan syariat, dan kini tidak ada lagi syariat melainkan perintah-perintah Al-Baghdadi. Setelah daulah menolak untuk tunduk atas tahkim syariat, dan mengabaikan para ulama, serta menolak untuk menjawab nasehat-nasehat mereka. Maka semenjak itu Al-Baghdadi memimpin jama'ah dan bala tentaranya dengan perintah pribadinya. Daulah tidak mengindahkan perkataan para ulama, karena para ulama adalah musuh khalifah. Adapun orang-orang yang sedang tertipu dengan slogan-slogan ini, tatkala mereka mendapati kontradiksi ini, maka mereka mencoba menutupi luka yang telah bernanah. Maka mereka mencari solusi untuk jama'ahnya, atau mereka mencari-cari udzur dan pembenaran. Maka kami katakan untuk mereka: "Jangan paksa dirimu untuk mencari-cari udzur dan pembenaran, bukanlah setiap malam itu adalah malammu!" Wallahu a'lam. Segala puji hanya milik Rabb penguasa semesta alam. Ditulis oleh: Ramadhan 1436 H
Maka, berkaca dari nasihat di atas, tak akan ada Daulah Al-Baghdadi jika tidak ada masyarakat yang membuat sosok itu menjadi sang khalifah Al-Baghdadi. Semoga melalui tausyiah Abu Mundzir Asy-Syinqithi ini dapat menjadi arahan jelas bahwa, kini sudah saatnya para perindu khilafah berlepas diri dari mendukung slogan-slogan Jama'ah yang mengecoh. Jadikanlah nasihat para Ulama haq dan kabar dari media -"sekeras" apapun ia dalam membongkar kebejatan Jama'ah Daulah- sebagai sarana menguak fakta. Yang dengannya kita mendapatkan ibroh berupa kesimpulan berbasis ilmu yang haq juga data, bukan pembenaran yang didominasi hawa nafsu. Ikhwah fiillah, inilah saatnya kita kembali ke setapak perjuangan bermanhaj lurus, bebas dari jeratan manipulasi slogan yang justru memecah belah Ummat juga menggagalkan agenda jihad semesta. (adibahasan/arrahmah.com) |
Posted: 15 Jul 2015 11:30 PM PDT KAIRO (Arrahmah.com) - Muhammad Mukhtar Juma, Menteri Wakaf Islam rezim kudeta Mesir, telah melarang seorang ulama dan qari' Al-Quran terkenal, Syaikh Muhammad Jibril untuk menjadi imam masjid di Mesir, sebagaimana dilansir oleh situs Al-Araby, Rabu (15/7/2015). Pada malam 27 Ramadhan - ketika Al-Quran pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad (Shallahu 'Alaihi Wasallam)- Syaikh Muhammad Jibril berdoa kepada Allah pada saat shalat Tarawih untuk menghukum "para penguasa yang zhalim, para politisi dan wartawan yang rusak, para 'ulama' yang membela rezim yang zalim, dan media yang menyesatkan", di Masjid Masjid Amru bin Ash di Kairo. Dia juga berdoa bagi anak-anak muda yang ditahan oleh rezim kudeta Mesir. Syaikh Jibril juga berdoa untuk kebaikan keluarga para tahanan, syuhada, orang yang dikejar-kejar dan terbuang ke negara lain. Sementara itu, jamaah tarawih mengamini seluruh doa tersebut, diiringi dengan isak tangis kekhusyukan. Syaikh Muhammad Jibril, lulusan Universitas Al-Azhar di Mesir dalam bidang hukum Syariah, menjadi imam tarawih selama Ramadhan Masjid Amru Bin Ash di Kairo sejak tahun 1988. Namun demikian, banyak dari popularitasnya diperoleh sebagai salah satu qari' yang terkenal. Dalam sebuah wawancara telepon saat talk show di saluran televisi lokal, menteri Juma mengatakan bahwa Syaikh Jibril telah ikut campur dalam urusan politik, dan akan dilarang untuk menjadi imam atau berkhutbah di semua masjid di Mesir dan akan diadili. Kementerian itu juga berencana meminta kepada negara-negara Arab untuk mencekal perjalanan Syaikh Jibril dan melarang dia memberi khutbah di masjid-masjid mereka. Menteri itu mengatakan bahwa Syaikh Jibril adalah "sosok bersemangat yang dikenal bisa memanipulasi emosi orang." Dilaporkan pada Rabu (15/7) bahwa Syaikh Muhammad Jibril bermaksud untuk melakukan perjalanan dari Mesir menuju London, tapi dicekal di bandara Kairo. Pencekalan Syaikh Jibrill itu menunjukkan semakin meningkatkan ketegangan antara pemerintah dan pemuka agama di Mesir, walaupun mereka bukan berasal dari Ikhwanul Muslimin. Ketegangan dengan al-Azhar "Anda adalah salah satu yang bertanggung jawab untuk wacana keagamaan, dan Allah akan bertanya kepada saya apakah saya puas [dengan kinerja Anda] atau tidak," kata al-Sisi. "Peran ulama tidak memberikan pidato di masjid-masjid, tapi untuk menyebarkan perdamaian di antara ummat manusia," katanya. Komentarnya muncul setelah pertemuan tokoh-tokoh al-Azhar, termasuk Syaikh al-Tayib, untuk membahas perkembangan "wacana beragama" ini. "Kami harus berfokus pada nilai-nilai kemanusiaan dan konsep yang kita butuhkan dalam masyarakat kita, seperti toleransi dan keadilan sosial," kata Tayeb setelah pertemuan yang digelar pekan lalu. "Ada sebuah plot terhadap Islam dan masa depan Mesir, yang bertujuan untuk mengacaukan negara dan rakyatnya ..." katanya. Hisham Abdul Aziz, Ketua Umum Partai Reformasi dan Kebangkitan, mengatakan bahwa pamflet dan buku yang menguraikan tentang "wacana beragama" ini didistribusikan pada malam itu. Namun, dalam komentar Sisi yang gamblang itu akan muncul persepsi bahwa Presiden tidak puas dengan upaya al-Tayib untuk mengubah "wacana beragama" di Mesir. Ini merupakan perkembangan yang mungkin menunjukkan meningkatnya ketegangan antara tokoh agama pro-rezim dan pemerintah. Hubungan pemerintah Mesir dengan al-Azhar telah lama kompleks. Sejak rezim Jamal Abdul Nasr, al-Azhar berada di bawah kontrol negara dengan sebagian besar pemimpin dan ulama al-Azhar ditunjuk oleh pemerintah; Ahmad al-Tayib sendiri ditunjuk oleh mantan Presiden Mubarak dan mendukung kudeta militer Sisi. Di sisi lain, banyak mahasiswa al-Azhar yang mendukung mantan presiden Muhammad Mursi, dimana para mahasiswa ini memegang peranan besar dalam demontrasi setelah kudeta militer pada tahun 2013. Negara Mesir juga melakukan tindakan kerasa terhadap kegiatan keagamaan selama bulan suci Ramadhan. Mukhtar Juma, mengumumkan pada bulan lalu bahwa kementerian wakaf akan meningkatkan pemantauan masjid-masjid untuk pidato yang berpotensi subversif, serta sangat membatasi waktu shalat malam. Shalat tarawih dilakukan sepanjang bulan Ramadhan dan serta i'tikaf selama 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, ketika beberapa orang menghabiskan malam di masjid. Berdasarkan pembatasan baru itu, di Kairo hanya ada 247 masjid yang diizinkan untuk mengadakan i'tikaf, dan sebanyak 196 yang diperbolehkan untuk melaksanakan shalat tarawih. Bulan lalu menteri Mukhtar Juma juga menginstruksikan kepada masjid-masjid untuk membuang buku-buku yang ditulis oleh Hassan al-Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin abad ke-20, dan "buku radikal" lainnya, termasuk juga buku-buku yang ditulis oleh anggota Ikhwanul Muslimin. (ameera/arrahmah.com) |
Organisiasi Bulan Sabit Merah Turki mengirimkan bantuan makanan ke Gaza Posted: 15 Jul 2015 11:00 PM PDT GAZA (Arrahmah.com) – Bulan Sabit Merah Turki, bersama dengan beberapa organisasi bantuan Turki lainnya, mengirimkan bantuan makanan dalam jumlah besar ke Jalur Gaza, pada Rabu (15/7/2015), menurut pernyataan resmi Bulan Sabit Merah Turki, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin. Sejumlah organisasi pemerintah dan non-pemerintah Turki, termasuk Badan Kerjasama dan Koordinasi Internasional Turki (TIKA) serta Bulan Sabit Merah, sering mengirim bantuan ke daerah kantong Palestina itu. Sejak tahun 2007, Jalur Gaza telah mengalami tantangan hidup yang berat di bawah blokade ketat "Israel" yang dikenakan melalui udara, darat dan laut, yang telah menyebabkan hampir 2 juta jiwa di wilayah itu mengalami ketebatasan bahan pokok, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan. (ameera/arrahmah.com) |
Suasana Ramadhan di sebuah kamp kumuh di Malawi Posted: 15 Jul 2015 10:00 PM PDT MALAWI (Arrahmah.com) - Kamp kumuh Thembehlihle didirikan lebih dari satu dekade yang lalu namun akses terhadap kebutuhan dasar seperti air, tempat berlindung, keamanan, dan perumahan masih menjadi sebuah fatamorgana. Sebuah laporan dalam berita CII menjelaskan bahwa kamp kumuh yang terletak di kaki pemukiman itu berada di pinggiran kota Lenasia yang kaya yang berpenduduk mayoritas Muslim, namun sangat sedikit Muslim dari pinggiran kota makmur ini telah menginjakkan kaki di kamp tersebut untuk menghabiskan waktu bersama dengan orang Muslim yang miskin itu, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Rabu (15/7/2015). Ini terjadi walaupun sejumlah besar populasi Muslim di kamp kumuh itu merupakan orang Malawi Asli. Muslim yang tinggal di kamp itui juga menghadapi tantangan setiap hari, dimana banyak dari mereka sering mendapatkan serangan xenophobia. Meskipun tantangan yang dihadapi di bulan Ramadhan lebih berat, tetapi ada seorang pria yang masih peduli terhadap mereka setiap Ramadhan dengan menyediakan buka puasa setiap hari. Warga Lenasia yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengatakan bahwa ia telah memberi makan Muslim di Thembelihle selama bulan puasa sejak tahun 1997. "Saya telah melakukan ini selama 19 tahun terakhir untuk mendapatkan ridho Allah pada saat yang sama membantu saudara Muslim saya kesempatan untuk mendapatkan makanan yang layak," katanya. "Saya melakukan pendekatan kepada 30 wanita di Lenasia untuk menyiapkan makanan selama bulan Ramadhan dan Alhamdulillah kami tidak pernah melewatkan waktu berbuka seharipun di bulan Ramadhan," tambahnya. Dalam Islam memberi makan orang yang berpuasa memiliki pahala yang besar dan sang dermawan ini memahami hal tersebut dan memilih tempat dimana banyak Muslim takut untuk mendatangi tempat itu. "Banyak Muslim yang tinggal di sini mengalami kesulitan sehingga kami mencoba untuk melakukan sesuatu untuk mereka selama bulan Ramadhan," katanya. Masjid satu-satunya yang berada di kamp kumuh itu mengalami kesibukan besar menjelang waktu berbuka puasa. Masjid itu sendiri merupakan struktur berwarna-warni yang asing di wilayah tersebut. Dalam beberapa menit masjid itu sudah penuh dengan jama'ah yang menunggu untuk mengakhiri puasa mereka, dengan kurma dan jeruk. Jannat Chikaba, Warga Muslim di Thembelihle, yang telah berada di daerah itu selama 17 tahun mengatakan bahwa Ramadan pertamanya di daerah itu benar-benar berat saat hanya ada beberapa Muslim yang tinggal di daerah itu. "Orang-orang sekarang lebih memahami tentang Ramadhan, pertama kali mereka tidak mengerti apa sebenarnya puasa," kata Chikaba. Dia mengatakan bahwa banyak orang Afrika Selatan lokal di kamp itu yang menyaksikan kami berpuasa selama Ramadhan, dan mereka berpikir bahwa kami berpuasa untuk mendapatkan makanan dari Muslim India. "Ini tidak seperti itu, kami berpuasa karena perintah Allah. Mereka berpikir Ramadan adalah waktu untuk menerima sesuatu tapi kami mencoba untuk meyakinkan mereka bahwa berpuasa adalah untuk mendapatkan pahala dari Allah," tambahnya. Abdurasheed Atwabi, seorang imam di kamp kumuh itu, yang merupakan lulusan dari Malawi Islamic Centre di mana ia menyelesaikan hafalan Al-Qur'annya mengatakan bahwa selama lima tahun ia telah menghabiskan waktu di masjid kamp kumuh itu, dan telah menjadi pembelajaran bagi dirinya. "Anda belajar lebih banyak dari orang-orang saat Anda bisa membantu mereka yang tidak mampu dan untuk mengajarkan Islam kepada anak-anak," kata Atwabi. "Bagi mereka (para jama'ah) bangun dan datang ke sini (masjid) di tempat yang tidak memiliki listrik dan menghabiskan sebagian besar malam berdiri melaksanakan shalat tentu hal yang sulit bagi mereka, tetapi dengan rahmat Allah mereka bisa melakukannya, masjid selalu penuh ," katanya Atwabi. (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |