Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

KH Mohammad Anas: Gerakan ratusan imigran syiah harus kita awasi!

Posted: 12 Dec 2014 04:00 PM PST

Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqin, Gunung Guntur, Balikpapan,  Kalimantan Timur

BALIKPAPAN (Arrahmah.com) - Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqin, KH Mohammad Anas Muchtar merasa resah dengan kehadiran gelombang imigran yang diduga penganut syiah di Kota Balikpapan.

Seperti dilaporkan Fajar Shadiq, anggota Jurnalis Islam Bersatu dari Kota Balikpapan, ada sekitar 300 imigran dari Afghanistan masuk ke kota Balikpapan sejak Oktober 2014 lalu.

Pada bulan Oktober, jumlah imigran yang berstatus pengungsi dan pencari suaka ini baru berjumlah sekira 70 orang. Namun, hingga bulan Desember jumlahnya melejit hingga tiga kali lipat.

Menurut Kyai Anas, kehadiran para imigran Syiah ini cukup meresahkan. Pasalnya, mereka bisa saja membawa agenda terselubung yang mengancam stabilitas nasional.

"(Ini) cukup meresahkan, kalau seperti di kota besar di Jakarta, sudah biasa barangkali dan mungkin bisa-bisa tidak terdeteksi saking banyaknya," ungkap Kyai Anas di Ponpes Modern Al-Muttaqin, Gunung Guntur, Balikpapan, pada Jumat (12/12).

Sebelumnya, beredar kabar bahwa para imigran yang membawa dokumen dari UNHCR ini berasal dari Afghanistan dan mengaku bertujuan ke negara ketiga seperti Australia dan New Zealand.

Menurut informasi yang diterima JITU, sejumlah pengungsi mengaku beragama Syiah dan merayakan perayaan Asyura pada bulan Muharram lalu.

Hal inilah yang membuat, sejumlah tokoh Islam termasuk Pengurus Syuriah Nahdlatul Ulama Provinsi Kaltim ini semakin mewaspadai gelombang imigran syiah ini.

"Makanya gerakan (imigran syiah, red) itu yang harus kita awasi, mereka kan gerakannya tidak langsung ya, tidak langsung apa yang dia inginkan. tetapi dia mengikuti arus yang ada di daerah itu, diikuti dulu, dilihat tapi lama-lama nanti akan dibelokkan pemahaman mereka," tambahnya.

Kyai Anas yang belum lama ini mengikuti Pertemuan Ulama-Ulama NU di Ponpes Al-Hikam menyatakan jangan sampai ideologi syiah yang dibawa oleh para imigran-imigran asing ini berkembang di Indonesia.

"Kita usahakan khususnya di Balikpapan ini, agar kita jangan sampai mereka (syiah, red) ini berkembang. Khususnya para pendatang-pendatang itu, harus kita waspadai betul," pungkasnya.

Laporan: Fajar Shadiq

(azm/arrahmah.com)

Banyaknya imigran Syiah, Syuriah NU Balikpapan: Waspada!

Posted: 12 Dec 2014 02:00 PM PST

KH. Mohamad Anas Muchtar di Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqin, Gunung Guntur Balikpapan

BALIKPAPAN (Arrahmah.com) - Pengurus Syuriah Nahdlatul Ulama provinsi Kalimantan Timur, KH Mohammad Anas Muchtar menegaskan umat Islam khususnya di Balikpapan harus mewaspadai adanya gelombang imigran syiah ke wilayah Indonesia.

Sebagaimana ramai diberitakan, gelombang pengungsi dan pencari suaka dari wilayah Afghanistan dan Iran berduyun-duyun memenuhi kantor detensi imigrasi se-Indonesia. Di antaranya di wilayah Pekanbaru, Makassar dan Balikpapan. Hal itu menimbulkan kasak-kusuk di kalangan umat Islam, terlebih lagi setelah didapati temuan di lapangan yang mengungkapkan bahwa mereka beragama Syiah.

"Setiap ada yang masuk dari daerah mana saja itu kita harus waspada. terutama kita selaku umat Islam. Setidaknya, jangan sampai kita ini dipecah-belah oleh mereka. Kita tidak tahu mereka itu dikemudikan oleh siapa. Sehingga kita tetap waspada saja," ujar Kyai Anas kepada Fajar Shadiq, anggota Jurnalis Islam Bersatu di Balikpapan, Jumat, (12/12/2014).

Pengasuh Pondok pesantren Modern Al-Muttaqin ini mengungkapkan meski kita belum bisa menuduh apa yang akan dilakukan oleh para imigran syiah itu, umat Islam harus bersatu serta mengambil perannya masing-masing.

Menurut beliau, meskipun toleransi antar umat Islam di Balikpapan sangat kondusif, namun sebagian besar tokoh-tokoh Islam tidak mentolerir keberadaan aliran Syiah.

"Rata-rata kalau di Balikpapan itu dengan Syiah belum bisa mentolerir, meskipun ada sebagian kecil yang sudah ikut mendukung, tapi sebagian besar sudah tidak menolerir terhadap syiah," ujar alumni Pondok Darul Ulum, Jombang ini.

Laporan: Fajar Shadiq

(azm/arrahmah.com)

Erdogan: Turki akan terus melawan ketidakadilan

Posted: 12 Dec 2014 06:57 AM PST

tayyip-erdogan-9-at-the-UNGA

(Arrahmah.com) - Turki akan terus melawan ketidakadilan dan tirani dan akan tetap menyuarakan orang-orang yang menderita dan rasa kemanusiaan, Presiden Recep Tayyip Erdogan menekankan pada Rabu (11/12/2014).

"Kami akan terus membuka kedok ketikdadilan di dunia ini, mengabaikan mereka yang berusaha untuk membungkam kami dan yang melancarkan kampanye pencorengan terhadap kami," kata Erdogan dalam kesempata hari HAM Sedunia yang ke-66, lansir MEMO.

"Saat ini, meskipun perjalanan 66 tahun sejak deklarasinya telah dilaksanakan, hak-hak dasar kemanusiaan telah dilanggar di berbagai tempat yang berbeda di seluruh dunia, dan kita melihat jutaan orang kehilangan hak-hak itu, karena ada rezim-rezim yang mencabut hak hidup warga negara mereka dan menyiksa mereka, seperi rezim Suriah dan Mesir yang masih hidup nyaman tanpa dikenakan sanksi apapun," tambah Erdogan.

Erdogan juga menyinggung Gaza, terkait agresi "Israel" belum lama ini, mengingatkan bagaimana "Israel" secara brutal membunuh ratusan warga sipil Palestina, termasuk wanita dan anak-anak serta para jurnalis, dengan membom sekolah-sekolah, tempat-tempat ibadah, rumah sakit, ambulans, dan daerah pemukiman. (siraaj/arrahmah.com)

Presiden George W Bush 'tahu segalanya' tentang interogasi CIA

Posted: 12 Dec 2014 06:04 AM PST

George Bush

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Mantan Presiden AS George W Bush disinyalir mengetahui sepenuhnya tentang teknik interogasi CIA yang brutal sebagaimana yang disebutkan dalam laporan Senat, ungkap wakil presidennya, sebagaimana dilansir oleh BBC, Kamis (11/12/2014).

Berbicara kepada Fox News, Wakil Presiden Dick Cheney mengatakan bahwa George W Bush mengetahui semua apa yang dia perlu ketahui tentang program (penyiksaan).

"Presiden Bush mengetahui segala sesuatu yang perlu dia ketahui dan ingin ketahui tentang interogasi CIA," tandasnya. Cheney juga mengungkapkan bahwa Bush mengetahui hingga soal teknik interogasi.

Akan tetapi, menurut mantan politikus Partai Republik itu, Komite Intelijen Senat ingin mencoba mengungkapkan bagaimana CIA melaksanakan operasi interogasi yang berdasarkan kekerasan.

Seorang pejabat CIA yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa program penyiksaan CIA itu merupakan program dari presiden yang berkuasa. Para pejabat CIA itu juga mengungkapkan bahwa Presiden Bush menyetujui program interogasi dengan penyiksaan terhadap 119 tersangka Al- Qaeda.

Sementara itu, negara-negara sekutu AS mengecam praktik penyiksaan yang dilakukan oleh CIA. Mereka memuji keberanian Komite Intelijen Senat untuk memublikasikan laporan tersebut. ''Itu merupakan pelanggaran terhadap norma-norma liberal dan demokrasi yang selama ini kita junjung tinggi. Tindakan semacam itu tidak boleh terulang,'' tegas Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.

Jubir Komisi Eropa Catherine Ray memberikan pujian kepada Dianne Feinstein dan Komite Intelijen Senat yang dipimpinnya karena mengungkapkan kebenaran yang pahit. ''Laporan tersebut membuka mata dunia terhadap AS yang ternyata juga melakukan pelanggaran HAM,'' ungkapnya. Padahal, selama ini, AS memosisikan diri sebagai negara yang paling membela HAM.

Presiden Afghanistan Asraf Ghani juga mengungkapkan bahwa program penyiksaan tahanan yang diduga dilakukan CIA melanggar semua norma hak asasi manusia (HAM) di dunia. Tidak ada pembenaran atas tindakan dan penyiksaan manusia di dunia ini, katanya. Dia berjanji akan menginvestigasi berapa banyak warga Afghanistan yang mengalami penyiksaan oleh CIA.

Jerman sebagai salah satu sekutu AS juga mendesak untuk mengungkap kasus ini. Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengkritik tindakan brutal CIA yang dianggap sebagai kesalahan serius dalam memerangi terorisme.

(ameera/arrahmah.com)

Drone AS menewaskan 11 warga sipil Afghan di Parwan

Posted: 12 Dec 2014 06:01 AM PST

drone-

PARWAN (Arrahmah.com) - Serangan drone penjajah AS terbaru menewaskan 15 warga Afghanistan di provinsi Parwan pada Rabu (10/11/2014), menurut laporan yang dipublikasikan Anadolu Agency (AA) pada Kamis (11/12)

Sebuah serangan udara menewaskan 11 orang, termasuk empat anggota Taliban, di distrik Seyahgerd di provinsi tersebut, klaim seorang pejabat rezim Afghan.

"Sebuah pesawat tanpa awak membom pos-pos militar Taliban di distrik Seyahgerd setelah mereka bentrokd engan aparat keamanan nasional pada Rabu sore dan menewaskan 11 orang termasuk seorang hakim 'bayangan' distrik itu," kata gubernur provinsi Parwan Basir Salangi kepada AA pada Kamis kemarin.

Salangi menambahkan bahwa lima orang dari sebelas korban adalah warga sipil.

Warga dan keluarga korban telah mengevakuasi jasad korban, mereka berdemo di pusat distrik tersebut dan menuntut keadilan pada Kamis.

Seorang pejabat rezim Afghan, dalam kondisi anonimitas, mengatakan kepada AA bahwa kelima warga sipil yang tewas adalah anak-anak.

Serangan drone penjajah AS telah sering menewaskan warga sipil tak bersalah, bahkan wanita dan anak-anak. Bagaimanapun, sering kali laporan media berbeda dengan fakta yang terjadi yang dilaporkan oleh media resmi Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA). Korban drone AS paling banyak adalah warga sipil tak bersenjata, namun pihak rezim Afghan dan penjajah asing sering menutup-nutupi kenyataan di lapangan.

Sementara itu, terkait laporan ini belum ada konfirmasi dari Mujahidin IIA. (siraaj/arrahmah.com)

Serangan bom Mujahidin IIA menewaskan atau melukai 27 personel militer rezim

Posted: 12 Dec 2014 01:45 AM PST

1kabul_bus

KABUL (Arrahmah.com) - Sebuah serangan syahid, yang merupakan bagian dari serangkaian Operasi Khaibar, menghantam sebuah bus pasukan militer di Kabul, ibukota Afghanistan, menurut laporan Al-Emarah News.

Juru bicara IIA Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh seorang Mujahid IIA bernama Hafiz Talha, dari provinsi Wardak, ia menyerang bus yang membawa aparat Menteri Pertaanan di daerah Tangi Tarakhel di kota tersebut pada Kamis (11/12/2014) pukul sekitar 07:00 waktu setempat menggunakan rompi peledak.

Akibat serangan tersebut lebih dari 27 personel militer rezim tewas atau terluka. (siraaj/arrahmah.com)

Puluhan Muslim di India dipaksa murtad ke Hindu

Posted: 12 Dec 2014 01:14 AM PST

ramzansheikh

NEW DELHI (Arrahmah.com) - Puluhan keluarga Muslim India telah meninggalkan rumah mereka di Agra setelah sebanyak 57 keluarga dilaporkan telah dipaksa dimurtadkan ke Hindu, sebagaimana dilansir oleh BBC, Kamis (11/12/2014).

Organisasi Muslim telah menuduh kelompok nasionalis Hindu yang dekat dengan parta BJP yang berkuasa, atas kasus pemurtadan paksa tersebut.

Kelompok-kelompok Hindu telah membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa mereka pindah agama atas dasar sukarela.

Sementara itu, anggota parlemen oposisi menuduh Hindu garis keras telah merusak persatuan di India.

Masalah ini hangat diperdebatkan di parlemen, dimana partai-partai oposisi menuntut penjelasan dari Perdana Menteri Narendra Modi.

Kritik itu mengatakan bahwa kelompok garis keras Hindu bertindak keras di bawah pemerintahan baru partai Bharatiya Janata Party (BJP), yang dipimpin oleh Modi.

Baru-baru ini, berturut-turut terjadi saat menteri Niranjan Jyoti menggunakan istilah yang kasar untuk menyebut masyarakat non-Hindu, dan meminta orang-orang saat kampanye publik untuk memilih antara Ramzada (anak-anak tuhan dalam agama Hindu) dan Haramzada (bajingan).

Modi mengatakan bahwa dia tidak setuju dengan bahasa kasar yang digunakan oleh Jyoti, tapi ia menolak untuk memecatnya.

warga kumuh india

Pada Kamis (11/12), penduduk kumuh Vednagar di Agra mengatakan kepada wartawan BBC bahwa sekitar 250 orang telah menghadiri puacara havan (upacara agama Hindu) pada Senin (8/12).

Sebagian besar penduduk daerah kumuh dan miskin itu mengatakan bahwa mereka telah dijanjikan kartu jatah makanan dan fasilitas dasar lainnya oleh aktivis lHindu lokal jika mereka hadir dalam acara tersebut.

Seorang warga daerah kumuh, Salina, mengatakan bahwa dia tidak tahu bahwa itu adalah upacara pemurtadan. "Selama upacara, tiba-tiba kami disuruh untuk menirukan apa yang dilakukan oleh pimpinan agama Hindu."

Setelah ritual selesai, aktivis Hindu setempat mengatakan kepada kami bahwa kami semya telah menjadi Hindu. Kami ingin protes, tapi kami disarakan untuk tetap tenang karena kami diberitahu bahwa kami akan mendapatkan kartu ransum dan fasilitas lainnya."

Ramzan Sheikh, seorang saksi mata dari upacara pemurtadan tersebut mengatakan bahwa ada banyak kehawatiran di daerah itu. "Kami takut. Apa pun yang terjadi, kami tidak pernah harapkan," katanya.

Setelah menerima keluhan dari ummat Islam, polisi telah melakukan penyelidikan terhadap seorang aktivis Hindu yang dituduh mencoba untuk memurtadkan Muslim ke Hindu dengan iming-iming kartu jatah makanan.

Polisi juga telah menanyai seorang Muslim di daerah kumuh itu dan pihak berwenang telah mengerahkan polisi bersenjata di daerah tersebut sebagai langkah pencegahan.

(ameera/arrahmah.com)

Laporan dari Balikpapan terkait 300 imigran Syiah

Posted: 12 Dec 2014 12:55 AM PST

KH. Mohamad Anas Muchtar

BALIKPAPAN (Arrahmah.com) - Sejatinya, Kota Balikpapan adalah kota yang nyaman dihuni dan kondisi keberagamaannya cukup kondusif.

Menurut Sekretaris Umum MUI Kota Balikpan, Drs. HM. Jaelani menyatakan, kota yang berjuluk "Madinatul Iman" ini pada tahun 2011 pernah mendapatkan penghargaan dari Menteri Agama sebagai kota yang paling kondusif dalam segi kerukunan beragama.

Hal itu dibenarkan oleh tokoh Nahdlatul Ulama Balikpapan, KH. Mohamad Anas Muchtar.

"Alhamdulillah sekarang ini perbedaan-perbedaan makin menyempit. Khususnya di Balikpapan ini sudah kondusif. Toleransi di dalam agama sendiri itu sudah bagus sekali. Tapi, kalau toleransi antar agama ya tetap kita batasi," tandasnya kepada anggota Jurnalis Islam Bersatu, Fajar Shadiq di Balikpapan, Jumat, (12/12/2014).

Namun, suasana kondusif itu sempat terusik tatkala Kota Balikpapan kedatangan sejumlah imigran Syiah dari Afghanistan. Paska 1 Juli 2014, Australia menutup pintu bagi para pencari suaka, Indonesia menjadi sasaran yang empuk untuk ditinggali. Hingga saat ini sudah ada sekira 300 imigran syiah di kota industri ini.

Meski demikian, keberadaan para penganut syiah di Kota Balikpapan sudah sejak lama tercium.

HM. Jaelani, selaku pengurus MUI kepada JITU menyatakan kelompok syiah sudah mulai berani terang-terangan sejak tahun 2000-an.

"Kalau terdengar sudah lama, tapi untuk menyatakan bahwa diri bahwa mereka syiah, itu mereka gak akan ngaku. Mereka taqiyyah (berdusta dan menutupi diri,red) itu," tutur Jaelani saat ditemui di Kantor Baznas, Kamis, (11/12/2014).

Sementara, Kyai Anas mengakui bahwa keberadaan mereka sudah diketahui saat pihaknya mengadakan pertemuan dengan DKM Masjid Shohibus Salim dengan pihak Kementerian Agama.

Masjid Shohibus Salim ini memang dikenal oleh kalangan umat Islam Balikpapan sebagi masjid yang kerap mengadakan pengajian syiah.

"Beberapa tahun lalu kita mengadakan pertemuan dengan mereka di Masjid Sohibus Salim. Itu salah satu dari pengurusnya pernah mengakui. 'masjid tempat saya memang ada sekretariatnya'," ujar Kyai Anas.

"Saya (Kyai Anas) berkata, berarti anda melindungi syiah itu. Dengan adanya syiah, mengakui bahwa di situ ada syiah," tambah tokoh yang pernah mondok di Pondok pesantren Darul Ulum, Jombang ini.

Jadi, dari situlah Kyai Anas yakin bahwa Syiah memang sudah ada di Balikpapan tetapi sangat kecil sekali dan belum berani menampakkan diri.

Kyai Anas juga mengaku bahwa dirinya agak kerepotan menghadapi gerakan Syiah di Balikpapan. Pasalnya, mereka yang menjadi tokoh syiah di Kota Minyak ini dulunya merupakan 'teman-teman seperjuangan' yang bertaqiyah.

"Kita ini repotnya bagaimana yaa. Dari teman-teman semua yang dulu sama-sama perjuangannya, pahamnya juga sama asalnya, terus tahu-tahu kok dia menurut kabar sudah condong dengan syiah," tuturnya lamat-lamat sambil menerawang ke arah gerbang pondok pesantren yang diasuhnya sejak tahun 2006 itu.

Dari penelusuran JITU di situs berita-berita syiah, kelompok ini beberapakali telah mengadakan acara ritual Asyura di Balikpapan.

Bahkan, mereka mengadakan acara Dialog Antar Mazhab bertajuk "Merajut Ukhuwah Islamiyah dan Meretas Program Umat yang diselenggarakan oleh Yayasan Anzal Al-Ishlah Balikpapan pada 24 Mei 2014.

Dalam acara tersebut, yayasan yang diduga memayungi kelompok syiah itu mengeluarkan sejumlah tuntutan. Mulai dari tuntutan bahwa Syiah adalah salah satu agama dalam mazhab Islam, mengecam peredaran buku MUI Pusat berjudul "Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia". Bahkan, mereka juga menuntut penulisnya dimejahijaukan.

Tuntutan yang terbilang berani itu, ditanggapi santai oleh Kyai Anas.

"Itu yang deklarasi bukan dari syiah (secara tegas, red) tapi atas nama Yayasan Anzal, itu pun bukan deklarasi tapi ada pertemuan biasa yang pertemuannya itu membuat beberapa keputusan untuk meminta dicabut buku yang diedarkan oleh MUI Pusat. Tapi kita abaikan saja itu," ujarnya.

Menurut pengasuh Ponpes Modern Al-Muttaqin, Gunung Guntur, acara itu sebenarnya juga dipelopori oleh salah seorang oknum pengurus MUI Kecamatan.

"Jadi, apakah mereka tidak paham atau bagaimana?" Tanya Kyai Anas.

Langkah NU membendung Syiah

Kyai Anas sendiri menganggap bahwa Nahdlatul Ulama telah melakukan langkah-langkah preventif untuk memagari warga Nahdliyyin dari pengaruh syiah.

Di antara caranya adalah dengan mengadakan pertemuan para tokoh di tingkat atas secara rutin, hingga memantau masjid-masjid dan musholla yang dikelola oleh warga Nahdliyyin. Terutama jika ada pihak luar yang ingin memakai rumah ibadah sebagai tempat kegiatan seperti pengajian atau semacamnya.

Beliau juga membentengi para jamaahnya dengan cara konvensional seperti dengan cara dakwah bil lisan.

"Kalau saya, saat khutbah sedikit-sedikit tetap saya masukkan, saya sampaikan juga kelompok (syiah, red) ini di Balikpapan sudah ada itu saya sampaikan. Saya tidak langsung sebutkan namanya, tapi saya terangkan ini ada kelompok yang tidak mengakui sahabat, yang jadi khalifah pertama seharusnya Ali, dan sebagainya. Di Balikpapan itu sudah ada kelompok seperti ini," tutur pria yang sejak tahun 1980 sudah merantau ke Balikpapan.

Beliau mewaspadai agar jangan sampai kita jamaahnya ikut terjebak dalam kelompok menyesatkan itu.

"Kita harus waspada. Kita masukkan di ceramah-ceramah, di khutbah-khutbah itu kita masukkan walau sedikit-sedikit," ungkap beliau.

Lapaoran: Fajar Shadiq

(azm/arrahmah.com)

Cina melarang Muslimah memakai jilbab di Xinjiang

Posted: 11 Dec 2014 11:36 PM PST

veil-burqa

XINJIANG (Arrahmah.com) - Ibukota Xinjiang Cina (Turkestan Timur) telah melarang pemakaian jilbab bagi Muslimah, kata pemerintah daerah pada Kamis (11/12/2014), dalam sebuah keputusan yang dikhawatirkan bisa memicu meningkatnya kerusuhan di wilayah tersebut, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

Pembatasan pemakaian jilbab bagi Muslimah muncul saat Cina meningkatkan pembatasan pemakaian busana Muslimah dan pendidikan bagi warga Muslim Uighur di wilayah tersebut.

Banyak ahli mengatakan bahwa pelarangan pemakaian jilbab dan cadar di Xinjiang lebih lanjut akan menstigmatisasi Uighur di wilayah itu.

Larangan jilbab itu telah disetujui oleh Komisi parlemen Urumqi pada Rabu (10/12), kata situs berita resmi pemerintah Xinjiang.

Pelarangan ini dijadwalkan untuk mulai berlaku setelah dilakukan review oleh Standing Committee parlemen Xinjiang sebelum resmi diumumkan, situs Tianshan.net melaporkan.

Xinjiang, rumah bagi orang-orang Uighur yang berbicara bahasa Turki, telah dilanda kekerasan karena kebijakan represif pemerintah selama bertahun-tahun.

James Leibold, seorang ahli kebijakan etnis Cina dari Melbourne La Trobe University, mengatakan bahwa larangan cadar akan membuat mereka "lebih populer sebagai simbol perlawanan dan penegasan identitas etno-nasional".

"Partai telah menarik hubungan antara gaya berpakaian yang menutupi kepala, wajah dan tubuh dan pemikiran ekstremis agama dan kekerasan," kata Leibold, yang meneliti praktek-praktek anti-jilbab di Xinjiang.

"Ini adalah cara yang sangat kasar dan kontraproduktif yang mencoba untuk menangani masalah terorisme."

Kelompok hak asasi banyak yang mengatakan bahwa sebenarnya penyebab kerusuhan di wilayah tersebut adalah karena kebijakan tangan besi otoritas Cina, termasuk pembatasan terhadap Islam serta budaya dan bahasa Uighur.

Bulan lalu, Xinjiang telah melarang praktik agama di gedung-gedung pemerintah dan warga akan dilarang mengenakan atau memaksa orang lain untuk memakai pakaian atau logo yang berkaitan dengan agama.

Pada bulan Agustus, Karamay, sebuah kota di barat laut di Xinjiang, melarang orang berjilbab dan berjenggot untuk menaiki bus umum.

(ameera/arrahmah.com)

Alhamdulillah, Kapolda Bali yang muallaf melaksanakan Umroh

Posted: 11 Dec 2014 10:37 PM PST

benny mokalu

DENPASAR (Arrahmah.com) - Alhamdulillah, Kapolda Bali, Irjen Pol Albertus Julius Benny Mokalu, yang baru masuk Islam Oktober lalu, berangkat ke Tanah Suci, Jumat (12/12) untuk menunaikan ibadah umroh beserta istri dan anak-anaknya, sebagaimana dilansir Republika.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Heri Wiyanto, mengatakan kepada Republika bahwa, Kapolda menunaikan ibadah umroh menggunakan pesawat Garuda, dengan rute Denpasar-Jakarta-Jeddah. Selain mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah, Benny juga akan mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah.

"Sudah berangkat jam 09.00 Wita," ujar Heri.

Benny Mokalu yang lahir di Kupang, NTT, 22 Juli 1959, sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Bengkulu. Lalu pada 16 September 2013, Benny dilantik sebagai Kapolda Bengkulu.

Pada awal Oktober lalu, Benny menyatakan syahadat di Denpasar Bali, dipandu seorang ulama asal kota Bengkulu.

Atas biaya pribadi, Benny berencana melaksanakan umroh selama 10 hari bersama anak dan istrinya. Benny juga mengajak ajudan sopir dinasnya. Baarakallahu fiikum. (adibahasan/arrahmah.com)