Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

97 jamaah haji Badung Bali bertolak

Posted: 12 Sep 2014 03:38 PM PDT

Jamaah haji Indonesia siap berangkat menuju Tanah Suci

MANGUPURA (Arrahmah.com) - Sebanyak 97 jamaah calon haji 2014 yang terdiri dari 52 perempuan dan 45 pria dilepas keberangkatannya ke Tanah Suci secara resmi oleh Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung, di Mangupura, Kamis (11/9/2014).

Pelepasan Jemaah calon haji itu dihadiri Anggota DPRD Badung, Kepala Kantor Kementerian Agama Badung, I Nyoman Arya, Kadis Kesehatan, Putra Suteja, Ketua MUI Badung, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, serta pejabat terkait di lingkungan pemerintahan setempat.

Gde Agung di sela-sela sambutannya mengatakan bahwa pemerintah daerah sangat berkomitmen untuk senantiasa mendorong segenap masyarakat dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pemberian pelayanan kepada masyarakat.

"Ibadah Haji merupakan salah satu ibadah yang memiliki kekhususan tersendiri yakni, ibadah yang diwajibkan sekali seumur hidup bagi setiap Muslim/Muslimat yang mampu dan memenuhi segala persyaratan," ujarnya, dikutip dari Antara.

Menurut dia, perjalanan suci menenuaikan ibadah ke tanah suci itu juga harus menghormati aturan, ketentuan serta budaya yang berlaku di negara itu.

Dengan demikian, jamaah calon haji tersebut diminta untuk menghindari dan menjauhi tindakan-tindakan yang tidak terpuji, serta tidak melakukan kegiatan yang dilarang oleh pemerintah Arab Saudi.

Diharapkan para jemaah haji Kabupaten Badung mengkonsentrasikan dirinya dalam beribadah yang merupakan tujuan utama datang ke tanah suci.

Selain itu, Gde Agung mengingatkan para calon haji untuk menjaga kesehatan agar dalam perjalanan sucinya itu berjalan dengan sukses.

"Inilah momentum yang sangat ditunggu-tunggu oleh jemaah calon haji, untuk itu kami mengucapkan selamat menunaikan ibadah haji seraya mendoakan semoga berhasil menjadi haji yang mabrur," ujarnya.

Sebagai informasi, Propinsi Bali pada musim haji tahun ini akan memberangkatkan 512 calon haji, atau jumlahnya menurun dari total calhaj tahun sebelumnya yang tercatat 613 orang. (azm/arrahmah.com)

Pembunuhan-pembunuhan misterius atas pimpinan Jihad Syam terus terjadi

Posted: 12 Sep 2014 09:53 AM PDT

Pemimpin Soqour Al-Sham, Ahmed Issa Al-Sheikh,

IDLIB (Arrahmah.com) - Kelompok bersenjata tak dikenal pada hari Kamis telah membunuh seorang komandan dan jurnalis Suriah di Marrat Al-Nu'man di pedesaan timur provinsi Idlib, sumber mengatakan kepada Zaman Al-Wasl.

Hussein Al-Qasim, komandan batalyon 'Ashabul Yameen' bersama dengan wartawan, Mohamed Al-Qasim tewas pada Kamis pagi (11/9).

Baru-baru ini, daerah yang dikuasai pejuang pembebasan Suriah telah menyaksikan meningkatnya pembunuhan terhadap komandan atau petinggi kelompok-kelompok pejuang.

Pada hari Kamis, pemimpin Soqour Al-Sham, Ahmed Issa Al-Sheikh, telah lolos dari upaya pembunuhan, hanya dua hari setelah syahidnya hampir 50 petinggi dan komandan Gerakan Ahrar As-Syam, termasuk pemimpinnya Syaikh Hassan Abboud rahimahullah oleh ledakan bom mengandung gas beracun yang menghantam tempat pertemuan rahasia mereka di Idlib, kata aktivis.

Juga, Syaikh Abu Mishary Al-Urdani, seorang syar'i Jabhah Nusrah di Idlib, syahid di Jisr Al-Shogour ketika sekelompok bersenjata menembaknya setelah shalat subuh pada hari Rabu (10/9). Innalillahi waa inna ilaihi rojun..

(muqawamah/arrahmah.com)

Kondisi kesehatan tahanan Palestina semakin memprihatinkan

Posted: 12 Sep 2014 08:23 AM PDT

penjara israel

RAMALLAH (Arrahmah.com) - Kondisi kesehatan dari sejumlah tahanan Palestina yang ditangani di rumah sakit penjara Ramla dalam kondisi yang sangat memprihatinkan akibat kelalaian medis dalam penjara-penjara "Israel", kata seorang pengacara dari Palestinian Prisoner Society (PPS), mengatakan pada Kamis (11/9/2014), sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center.

Layanan penjara "Israel" (IPS) telah memindahkan tahanan Adnan Muheissen, yang didiagnosis menderita kelumpuhan, ke penjara Ofer "Israel" dalam keadaan terborgol, tanpa mengindahkan kondisi kesehatannya yang kritis, kata pengacara tersebut mengutip perkataan tahanan Muheissen, dari Betlehem.

Muheissen menderita sakit punggung yang serius dan infeksi saluran kemih, yang menyebabkan dia beberapa kali pingsan.

Kondisi kesehatan seorang tahanan Palestinan yang bernama Mootaz Abidou juga sangat memprihatinkan. Dia menderita kelumpuhan pada kaki kirinya, serta luka perut yang dialaminya akibat tembakan peluru peledak "Israel" pada tahun 2011. Abidou juga menderita luka yang lainnya pada tahun 2013 dan saat ini ia harus segera dioperasi.

Tahanan Palestina Rabi 'Rezq Subh, dari Betlehem, mengungkapkan tentang pengabaian medis yang dilakukan secara sistematis di dalam penjara "Israel". Dokter di penjara "Israel" memberinya obat-obatan yang menyebabkan ia sering mengalami perdarahan dan gangguan jantung.

Tahanan Palestina Ashraf Abu al-Huda, dari Nablus, juga tak kalah memprihatinkan. Dia menderita kondisi kesehatan yang kritis dan membutuhkan pengobatan medis yang terus menerus, dan menjalani terapi agar bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

(ameera/arrahmah.com)

Meluruskan paham sesat JAT tentang daulah Al-Baghdadi (ISIS)

Posted: 12 Sep 2014 07:04 AM PDT

Kiri ke kanan: Ustadz Irfan S. Awwas, Ustadz Muhammad Thalib, dan Ustadz Shabbarin Syakur

Oleh: Irfan S. Awwas dan Tim Ahli Majelis Mujahidin

Membantah JAT

بسم الله الرحمن الرحيم

(Arrahmah.com) - Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang telah berkenan menjaga keimanan kita sehingga tidak terjerumus pada paham sesat. Shalawat dan salam pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat, keluarga dan kaum muslimin yang mengikuti jejak beliau.

Penolakan mayoritas umat Islam terhadap eksistensi Daulah Baghdadi (ISIS) di Indonesia, mengundang reaksi marah Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Sekalipun hampir semua gerakan Islam mengeluarkan pernyataan menolak ISIS karena kejahatan kemanusiaan dan paham sesatnya. Tapi yang disorot keras JAT hanya pernyataan Majelis Mujahidin yang secara tegas menyatakan Daulah Khilafah Al-Baghdadi Sesat dan Menyesatkan.

Majelis Mujahidin mengeritik ISIS dari sudut pandang syari'at Islam, bukan kebencian. Tapi aneh, mengapa JAT yang marah dan membantah pernyataan Majelis Mujahidin secara membabi buta? Bantahannya pun ditujukan pada pimpinan Majelis Mujahidin secara personal. Apakah sikap ini membuktikan bahwa JAT adalah perwakilan ISIS di Indonesia, dan karena itu pula menyebabkan mayoritas jamaahnya memisahkan diri dan membentuk JAS (Jamaah Ansharus Syariah)?

Pernyataan dan bantahan yang dikeluarkan oleh Imarah Markaziyah JAT dan dipublikasikan melalui situs resminya berjudul: "Pernyataan Sikap Jamaah Anshorut Tauhid Terhadap Umat Islam yang Menolak Khilafah Islamiyah yang Baru di Tegakkan," sangat tendensius. Bahkan secara serampangan memungut potongan dalil dari perkataan Ibnu Hazm dan Ibnu Taimiyyah guna mendukung kesesatan Daulah Al-Baghdadi alias ISIS.

Pada mulanya, Majelis Mujahidin menganggap tidak penting untuk direspons; bukan saja pernyataan itu tidak diawali basmalah, tanpa alamat, juga tanpa kop surat. Tetapi juga, secara ilmiah sama sekali tidak berbobot. Pernyataan Majelis Mujahidin dikeluarkan berdasarkan hasil investigasi; sedangkan JAT hanya persepsi. Mereka belum pernah ke Suriah, apalagi bertemu Baghdadi, jauh panggang dari api. Akan tetapi yang lebih penting lagi, setelah diklarifikasi pada Amir JAT, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang bertanda tangan dalam pernyataan tersebut, melalui putranya yang bezuk ke Lapas Nusakambangan, ternyata tidak mengakui sebagai penulisnya. Begitupun, ketika markaz JAT di Solo dikontak, semuanya bungkam. Adakah misi terselubung di balik pernyataan tersebut?

Namun, karena persoalan yang dibicarakan perkara khilafah dan takfir yang menyangkut kemaslahatan umat Islam, dan dalam kondisi penuh fitnah. Maka Majelis Mujahidin memutuskan untuk menjawab bantahan-bantahan sesat JAT, secara obyektif, menggunakan akal sehat dan hujjah syar'i, insyaAllah.

Dari jawaban ini akan nampak jelas bagi mereka yang berfikir sehat dan cerdas, perbedaan antara Majelis Mujahidin dan JAT, terkait pemahaman keagamaan, kerangka berfikir, manhaj perjuangan, termasuk menyikapi problema kaum muslimin. Oleh karena itu, menjawab bantahan JAT menjadi penting, agar masyarakat memperoleh pencerahan dan tidak tertipu oleh propaganda sesat.

1. Mengingkari musyawarah seluruh kaum Muslimin dalam memilih Khilafah

JAT mengatakan: "Irfan S. Awwas dalam tulisannya yang dimuat dalam Arrahmah.com menolak keberadaan Khilafah Islamiyah yang baru ditegakkan dengan alasan: "Mengangkat kholifah wajib berdasarkan musyawarah kaum muslimin secara keseluruhan".

Dia berdalil dengan kisah pembaiatan Abu Bakar dengan berdasar pernyataan Umar Bin Khotob sbb: "Siapa saja yang mengajak Umat untuk mengangkat dirinya atau orang lain menjadi Imam tanpa musyawarah kaum muslimin maka dihalalkan bagi kalian membunuh orang itu."

Keterangan itu adalah merupakan kedustaan terhadap para sahabat dan terhadap Umar Bin Khotob, karena tidak ada satupun ulama yang menyatakan sebagaimana yang dikatakan oleh Irfan S. Awwas seperti yang tersebut diatas. Maka jelas ini adalah pendapat bathil yang wajib di tolak.

Pendapat ini tertolak dengan peristiwa pembaiatan Abu Bakar yakni dengan pembaiatan yang hadir saja. Adapun Ucapan Umar Bin Khotob yang dikutib oleh Irfan S. Awwas sebagaimana tersebut diatas bukanlah dimaksudkan seluruh kaum muslimin akan tetapi, yang dimaksud adalah musyawarah orang-orang yang memiliki kemampuan dan kekuatan. Oleh karena itu ketika menjelang wafat Khalifah Umar Bin Khotob hanya menunjuk beberapa sahabat Rosullullah untuk bermusyawarah memilih khalifah pengganti setelah beliau wafat, mereka itu adalah: Ali Bin Abi Thalib, Utsman Bin Affan, Tholhah, Zubair Bin Awam, Abdurrohman Bin Auf & Sa'ad Bin Abi Waqqos. Sama sekali beliau tidak menyuruh untuk mengumpulkan seluruh kaum muslimin. Karena para sahabat adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dan kekuatan."

Meluruskan bantahan JAT

Bantahan JAT merupakan bantahan orang yang pendek akal, tidak mampu memahami dalil secara benar. Inilah salah satu dari dua landasan Majelis Mujahidin terkait ucapan Khalifah Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu mengenai pengangkatan khalifah berdasarkan musyawarah kaum muslimin.

"Dari Ibnu 'Abbas, … Umar berkata, "Demi Allah, tidaklah kami temui urusan kami yang jauh lebih sulit daripada pembai'atan Abu Bakar. Karena ketika itu kami khawatir, sekiranya ada suatu kaum yang kami tinggalkan dalam pembai'atan Abu Bakar, kemudian mereka membai'at orang lain yang tidak kami ridhai atau kami yang menyalahi keinginan mereka, sehingga terjadi bentrokan. Oleh karena itu, siapa saja yang membai'at seseorang tanpa musyawarah kaum muslimin, maka orang yang membai'at dan yang dibai'at tidak boleh diikuti. Sebab dikhawatirkan kedua orang itu akan dibunuh orang lain."(HR. Bukhari, no. 6328)

Namun JAT memahami perkataan Khalifah Umar radhiyallahu 'anhu di atas dengan pemahaman yang dangkal, sehingga dapat membuka pintu kesesatan di atas kesesatan yang sudah ada. Mengatakan tidak ada ulama yang berpendapat seperti pernyataan Majelis Mujahidin itu, jelas dusta dan manipulasi fakta sejarah. Berapa banyak kitab ulama yang sudah dibaca, sehingga berani berkesimpulan bahwa, "tidak ada ulama yang berpendapat demikian?" Pernyataan itu juga bertentangan dengan ucapan Imam Ahmad, yang menegaskan pentingnya ijma' kaum muslimin dalam pemilihan khalifah. Imam Ahmad mengatakan:

وَمَنْ خَرَجَ عَلَى إِمَامٍ مِنْ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَقَدِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِ النَّاسُ فَأَقَرُّوا لَهُ بِالْخِلَافَةِ بِأَيِّ وَجْهٍ كَانَتْ بِرِضًا كَانَتْ أَوْ بِغَلَبَةٍ فَهُوَ شَاقٌّ هَذَا الْخَارِجُ عَلَيْهِ الْعَصَا ، وَخَالَفَ الْآثَارَ عَنْ رَسُولِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَإِنْ مَاتَ الْخَارِجُ عَلَيْهِ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً .

"Barangsiapa yang memberontak kepada salah seorang pemimpin kaum muslimin, padahal manusia telah berkumpul di bawah kepemimpinannya, mereka pun mengakui kepemimpinannya, dengan cara apa saja ia mendapati kepemimpinan itu, apakah dengan kerelaan atau dengan paksa, maka orang yang memberontak itu telah merusak persatuan kaum muslimin dan menyelisihi hadits-hadits Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam, jika pemberontak ini mati maka matinya mati jahiliyah." (Syarhul I'tiqad Ahlis Sunnah wal Jama'ah lil Laalikaai, 1/313)

Keabsahan seorang khalifah hanya bila dipilih berdasarkan musyawarah dan dikukuhkan atas kesepakatan (ijma') kaum muslimin. Apakah melibatkan seluruh kaum muslimin berarti memberatkan? Memilih khalifah memang bukan perkara ringan dan gampang, tapi perkara berat yang menyangkut kemaslahatan seluruh kaum muslimin sedunia. Karena itu diperlukan partisipasi seluruh kaum muslimin, bukan hanya sekelompok tertentu saja seperti dilakukan ISIS, supaya tidak ada peluang bagi kaum oportunis untuk memanipulasi sistem khilafah hanya sekadar proyek murahan.

Rahmat Allah semoga terlimpah kepada Al-Faruq yang telah membimbing kaum muslimin dengan perangkat nilai yang jelas, yaitu dalam memilih khalifah harus berdasarkan musyawarah seluruh kaum muslimin. Pemilihan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu sebagai khalifah dilakukan secara syar'i berdasarkan musyawarah, dipilih langsung secara aklamasi. Adanya penolakan seseorang sama sekali tidak mengurangi keabsahan kepemimpinannya. Pengangkatan Umar radhiyallahu 'anhu dilakukan melalui penunjukan ahlul halli wal 'aqdi oleh khalifah sebelumnya, sebagai representasi kaum muslimin kala itu.

Di zaman modern ini, mekanisme pemilihan khalifah berdasarkan musyawarah dengan melibatkan partisipasi kaum muslimin lebih mudah dipraktikkan. Mekanisme pemilihan bisa melalui refrendum, pemilihan umum, atau sistem perwakilan negara-negara Islam.

Upaya mengembalikan kekhalifahan mengikuti tradisi pemilihan khalifah yang telah dirintis para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditempuh oleh ulama dan para tokoh Islam, tidak lama setelah Kemal Ataturk melikwidasi kekhalifahan Islam Turki, 3 Maret 1924. Pada April 1924, sebulan setelah khilafah jatuh, Amir Makkah Syarif Husein membentuk Dewan Khilafah yang terdiri dari 9 orang sayyid dan 19 perwakilan dari daerah lain termasuk dua orang perwakilan dari Jawa.

Pada tahun yang sama, di bawah pimpinan Syaikh Al-Azhar kala itu, para ulama menyelenggarakan pertemuan di Kairo, yang kemudian menyepakati bahwa adanya khilafah untuk memimpin umat Islam merupakan keniscayaan. Adapun siapa yang layak dipilih menjadi khalifah, pertemuan itu memutuskan akan mengadakan muktamar pada Maret 1925 di Kairo, Mesir dengan mengundang wakil-wakil umat Islam seluruh dunia.

Ulama dan tokoh pergerakan Islam di Indonesia juga ikut mensponsori bangkitnya kekhalifahan Islam. Pada Mei 1924, diadakan kongres Islam II yang diselenggarakan oleh Sarekat Islam dan Muhammadiyah. Kongres yang diketuai Haji Agus Salim ini menyepakati pentingnya meningkatkan persatuan umat Islam maka kongres harus ikut aktif dalam usaha menyelesaikan persoalan Khalifah karena menyangkut kepentingan seluruh umat Islam. Keputusan itu dipertegas lagi dalam Kongres Nasional Central Comite Chilafah pada Agustus 1924 di Surabaya, dan diputuskan akan mengirim utusan ke muktamar dewan khilafah pada 1925 di Kairo. Sekalipun usaha tersebut belum berhasil hingga sekarang, bukan berarti menganggap enteng prinsip musyawarah, lalu memaksakan diri untuk membentuk khilafah seperti dilakukan ISIS.

Apabila khalifah hanya dipilih oleh sebagian kaum muslimin dan meninggalkan sebagian lainnya, niscaya akan memicu perang saudara dan munculnya pemberontakan. Perjalanan sejarah kekhalifahan Islam membuktikan kebenaran ucapan Umar bin Khatthab di atas. Peperangan yang terjadi antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Gubernur Syam, Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma adalah contohnya. Selain menuntut balas atas terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan, pemberontakan Mu'awiyah juga dipicu adanya anggapan bahwa pengangkatan Ali radhiyallahu 'anhu sebagai khalifah tidak berdasarkan ijma' kaum muslimin.

Begitupun, dengan alasan yang sama Husein bin Ali radhiyallahu 'anhuma, cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memprotes penunjukan Yazid bin Mu'awiyah sebagai khalifah, sehingga terbunuhnya Husein di Padang Karbala. Namun demikian, prinsip yang harus dipedomani, sekalipun mereka berperang tapi masing-masing pihak tidak saling mengafirkan. Berbeda dengan ISIS dan JAT yang seenaknya mengafirkan orang Islam yang tidak sepaham dengan kelompoknya.

Jika khalifah rasyidah yang sah, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu saja digugat bahkan diperangi, apalagi Daulah Al-Baghdadi. Siapa yang membaiatnya sebagai khalifah? Jangankan dipilih berdasarkan ijma' kaum muslimin, bahkan tidak seorang pun ulama yang representative, baik di Irak maupun Suriah yang mendukung mimpi dan ambisi Baghdadi jadi khalifah. Anehnya, sejumlah kecil kaum muslim Indonesia justru bersemangat mendukung Khilafah Baghdadi, padahal mereka tidak mengenal Baghdadi kecuali lewat internet dan ilusi pendukungnya.

Oleh karena itu, menentang prinsip musyawarah berdasarkan ijma' kaum muslimin dalam pemilihan khalifah berarti menentang syari'at Islam. Apabila mereka yang tidak memiliki kapasitas dan kredibilitas menyelesaikan problem umat, hanya sekadar bernostalgia tentang khilafah, lalu memaksakan diri menjadi khalifah dengan pengikut ala kadarnya, niscaya akan memicu fitnah yang besar.

Kondisi penuh fitnah ini telah dinubuwahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan sabdanya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

« سَيَأتِي عَلَى النَّاس سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤتَمَنُ فِيهَا الخَائِنُ وَيَخُوَّنُ فِيهَا الأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبَضَةُ . قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبَضَةُ قَالَ : الرَّجُلُ التَّافِهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ العَامَّةِ » .

"Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?" Beliau menjawab, "Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas." (HR. Ibnu Majah)

2. Melecehkan para sahabat Nabi Shallalahu alaihi wa sallam mengamalkan dakwah takfir

JAT mengatakan: "Irfan berkata: Doktrin Takfir muncul dari Idiologi Khawarij." Ucapan ini adalah keluar dari ketidakpahaman ajaran syariat islam. Takfir adalah ajaran islam yang sah selama diamalkan memenuhi syarat-syarat syariat. Kalau Irfan S. Awwas mengatakan Takfir adalah idiologi khawarij berarti dia menuduh para sahabat nabi dan para ulama sunnah yang telah mengamalkan dakwah takfir sebagai kaum khawarij. Sungguh ini pernyataan yang tidak didasari ilmu, hanya keluar karena kebencian.

Para sahabat telah mentakfir para pengikut nabi palsu dan orang yang menolak membayar zakat, padahal mereka yang ditakfir oleh para sahabat itu aktif mendirikan sholat."

Meluruskan bantahan JAT

Paham takfir sangat berbahaya, terutama bagi ukhuwah dan kemaslahatan kaum muslimin. Mengafirkan orang yang dikafirkan Allah dan Rasul-Nya; dan mengafirkan orang Islam adalah dua hal yang berbeda. Menyatakan bahwa para sahabat Nabi dan para ulama Ahlussunnah telah mengamalkan dakwah takfir, merupakan pelecehan terhadap kemuliaan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan ulama salafus shalih.

Para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan ulama Ahlussunnah mendakwahkan tauhid, menyeru orang kafir supaya beriman, bukan mendakwahkan takfir, seperti termaktub dalam Qs. An-Nahl ayat 125:

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Wahai Muhammad, ajaklah manusia kepada Islam, agama Tuhanmu, dengan hujjah yang kuat, nasehat yang baik, dan sanggahlah hujah lawanmu dengan hujah yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui siapa yang menyimpang dari agama-Nya, dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang mendapat hidayah."

Betapa lancangnya JAT menuduh para sahabat Nabi sebagai takfiri. Sehingga mereka sibuk mentakfir orang Islam, berdasarkan anggapan dusta seolah-olah sahabat Rasulullah pun melakukan dakwah takfir. Di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat, belum pernah terjadi orang Islam yang melakukan shalat dan ibadah lainnya divonis kafir. Adakah orang kafir melakukan shalat, lalu mengapa orang shalat malah dituduh kafir? Karena itu, tunjukkan, siapa di antara sahabat Nabi, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in yang mengamalkan dakwah takfir?

Kelompok yang pertama kali mengumbar vonis kafir terhadap kaum muslimin adalah kelompok sesat Khawarij dari kalangan Syi'ah. Pada waktu Khalifah Ali bin Abi Thalib mengadakan perdamaian dengan Mu'awiyah bin Abi Sufyan yang menolak pembaiatan Ali sebagai khalifah setelah terbunuhnya Utsman bin Affan yang digerakkan oleh gerombolan Abdullah bin Saba', seorang Rabbi Yahudi keturunan Yaman yang masuk Islam di masa khalifah Utsman bin Affan.

Menurut Ibnu Taimiyyah rahimahullah Khawarij mempunyai dua ciri khas yang popular, dan yang membedakannya dengan jama'ah kaum muslimin. Pertama, mereka keluar dari Sunnah, sehingga menganggap sesuatu yang bukan kejelekan sebagai kejelekan, atau yang bukan kebaikan sebagai kebaikan.

Kedua, Khawarij dan para pelaku bid'ah mengafirkan seseorang dengan sebab dosa dan kesalahan. Akibat dari pengafiran mereka dengan sebab dosa tersebut, mereka menghalalkan darah dan harta kaum muslimin. Mereka anggap negeri Islam (Darul Islam) sebagai negeri yang mesti diperangi (Darul Harb), dan hanya negeri yang mereka tinggali sebagai negeri iman (Darul Iman)." (Majmu' Al-Fatawa, 19/71-73)

Alasan bahwa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu memerangi pengikut nabi palsu dan kaum muslim yang menolak membayar zakat, sebagai indikasi takfiri, jelas anggapan dusta akibat kebodohan. Kedua peristiwa itu hukumnya berbeda, dan sama sekali tidak membuktikan sikap takfiri.

Mempercayai dan mengikuti nabi palsu jelas perbuatan murtad dari Islam. Tidak perlu ditakfir, sudah otomatis kafir. Sedangkan kelompok yang menolak membayar zakat diperangi, disebabkan mereka menganggap zakat bukan kewajiban syari'at, melainkan sekadar upeti atau pajak pada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam wafat maka selesailah pembayaran upeti. Karena itulah mereka diperangi, tapi tidak ditakfir.

Maka penting bagi kaum Muslimin, terutama JAT, untuk memahami dan meneladani bagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq radliyallahu 'anhu telah melakukan pengorbanan luar biasa membela Dienul Islam dalam menyikapi sekelompok orang yang menolak membayar zakat. Beliau mengucapkan kalimat monumental dan yang menentukan keberlangsungan Dienul Islam, sebagaimana diceritakan dalam Tarikh Al-Khulafa' hal. 67:

"Manakala berita wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tersebar di berbagai daerah, banyak kelompok-kelompok di kawasan Arab yang murtad dan tidak mau membayar zakat. Maka Abu Bakar Ash-Shiddiq radliyallahu 'anhu bertekad untuk memerangi mereka, dan Umar serta sahabat lainnya berusaha untuk menenangkannya. Namun Abu Bakar berkata, 'Demi Allah, jika mereka enggan menyerahkan kepadaku satu ekor saja yang biasa mereka berikan kepada Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam, niscaya aku perangi mereka karena enggan membayar zakat.' Lalu Umar radhiyallahu 'anhu berkata, 'Bagaimana engkau akan memerangi orang-orang, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Aku diperintahkan memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melakukan hal tersebut, maka darah dan harta mereka terlindungi dariku, kecuali dengan hak Islam dan hisab (pehitungan) mereka pada Allah Ta'ala?" Abu Bakar pun berkata, 'Demi Allah, saya akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat; karena sesungguhnya zakat itu adalah hak (kewajiban) pada harta benda.' Kemudian Umar berkata, 'Maka demi Allah, yang terjadi atas dia tiada lain kecuali aku mengetahui bahwa Allah 'Azza wa jalla telah melapangkan dada Abu Bakar untuk berperang, lalu aku pun tahu bahwa dia memang benar." (HR Bukhari-Muslim dan lainnya)

Kita berlindung pada Allah subhanahu wa ta'ala dari bahaya paham sesat. Karena paham sesat akan melahirkan amal yang sesat, dan amal sesat akan melahirkan ideologi serta gerak perjuangan yang juga sesat.

JAT mengatakan: "Irfan S Awwas juga berkata: Kini alasan yang sama juga digunakan oleh kelompok Al-Baghdadi alias ISIS untuk mengkafirkan kaum muslimin yang menolak kekhalifahan yang dideklarasikan secara sepihak. Dan mengkafirkan kaum muslimin yang ada didalam pemerintahan yang didominasi oleh hukum-hukum selain syariat Islam."

Ucapan Irfan S. Awwas yang menyatakan bahwa khilafah mengkafirkan umat islam yang tidak berbaiat, adalah ucapan bohong tanpa memberikan bukti dan saksi. Padahal kenyataanya adalah sebaliknya, bahwa khilafah islamiyah sama sekali tidak mengkafirkan mereka yang tidak mau berbaiat. Buktinya Khilafah tidak mengkafirkan Syaikh Az-Dzawahiri, Abu Qotadah dan Syaikh Al Maqdisi yang menolak berbaiat kepada Khilafah, bahkan Al-Jaulani yang telah membatalkan baiat secara sepihak juga tidak dikafirkan oleh khilafah.

Meluruskan bantahan JAT

Benarkah Khilafah Baghdadi tidak mengkafirkan Syaikh Az-Zhawahiri, Abu Qotadah dan Syaikh Al-Maqdisi yang menolak berbaiat kepada khilafah, termasuk Al-Jaulani yang telah membatalkan baiat secara sepihak?

Apabila benar demikian, maka patut dipertanyakan. Mengapa Khilafah Baghdadi tidak mengafirkan mereka, sementara ribuan umat Islam lainnya dibunuh oleh Khilafah Baghdadi karena tidak mau berbaiat? Dan mengapa pula tokoh-tokoh yang disebutkan itu tidak mau berbaiat dan tidak mendukung Daulah Baghdadi?

Jika para ulama dan mujahid di Suriah saja tidak mendukung Baghdadi karena kesesatannya, lalu atas dasar apa orang-orang JAT di Indonesia mendukung Khilafah Baghdadi, bahkan membuka perwakilan ISIS, padahal kalian tidak pernah bertemu Baghdadi, tidak pernah juga mampir ke Raqqah walau sedetik? Apakah kalian merasa lebih pintar dan lebih paham siapa dan apa Daulah Baghdadi daripada para ulama dan tokoh di atas, sementara kalian mengenalnya hanya lewat internet atau qila wa qala? Maka sadarilah kesalahan dan kelemahan diri kalian.

JAT mengatakan: "Meskipun Irfan pernah ke Syiria, tetapi dia hanya mendapat keterangan tentang khilafah dari kelompok/orang-orang yang anti khilafah, meskipun kelompok tersebut bertujuan memerangi Basyar Asyad, Maka Irfan hanya menilai khilafah dari luar tidak masuk ke wilayah khilafah sehingga bisa melihat keadaan khilafah yang sebenarnya, dan mendapat keterangan dari mujahidin khilafah sehingga dia dapat memahami keadaan khilafah yang sebenarnya. Karena dia melihat khilafah dari luar dan mendapat keterangan dari kelompok yang anti khilafah baik orang islam/ulama maupun kaum sekuler. Maka semua tuduhannya terhadap khilafah tidak boleh dipercaya, pasti banyak kebohongannya."

Meluruskan bantahan JAT

Dari manakah JAT tahu, apa yang dilakukan Majelis Mujahidin di Syria? Adalah mustahil seseorang mengetahui sesuatu padahal dia tidak berada di tempat kejadian. Bukankah hal ini adalah sikap sok tahu dan kesaksian imajinatif? Ataukah JAT mengirim jasus untuk mematai-matai aktivitas Majelis Mujahidin disana?

Jangan kalian membayangkan, situasi dan kondisi di wilayah yang dikuasai ISIS seperti sebuah Negara yang normal, negeri yang stabil secara politik dan militer, berlaku syari'at Islam, dan tertib administrasi. Anggapan ini telah menipu sebagian generasi muda Islam, padahal itu hanyalah ilusi, bukan fakta. Datanglah kesana, saksikan sendiri situasi perang, pembunuhan dan kondisi yang mengerikan, atau tanyakan pada sohibnya yang sudah terjebak disana.

Untuk mengenal kesesatan aqidah Daulah Bagdhadi, dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan, tidak harus bertandang ke wilayah Raqqah. Bukankah untuk mengenal kesesatan paham Syi'ah, tidak harus ke Iran atau mendapat informasi dari orang Iran? Tetapi bisa juga diperoleh melalui buku-buku yang dipublikasikan, melalui video dan segala macam teknologi informasi yang sekarang betapa mudah diakses. Bisa juga melalui pelajar Indonesia yang ke Iran, kemudian pulang menjadi propagandis Syi'ah.

Misalnya, opini dan paham sesat ISIS dapat didengar melalui pidato rekaman dan tulisan "Amirul Mukminin Abu Umar Al-Husainiy Al-Quraisiy Al-Baghdadiy." Rekaman ini dengan bangga diterjemahkan oleh seorang terpidana kasus teroris yang menyebut dirinya Abu Yusuf Al-Indunisiy, 2 Mei 2014, yang kini mendekam di LP Pasir Putih Nusakambangan, Cilacap. Hasil terjemahan itu selanjutnya dipublikasikan melalui situs online Almustaqbal.net dan bulletin pendukung Daulah Islamiyah yang terbit di Solo dengan judul gagah: Inilah Aqidah Kami, Daulah Islamiyyah.

"Kami meyakini bahwa negeri-negeri bila yang berlaku di dalamnya adalah syiar-syiar kekafiran dan yang mendominasi di dalamnya adalah hukum-hukum kekafiran bukan hukum-hukum Islam, maka negeri-negeri ini disebut negeri kafir. Konsekwensinya, kita mengkafirkan penduduk yang mendiami negeri-negeri tersebut, kecuali ada udzur yang mu'tabar (dianggap) secara syar'i. Dan karena hukum-hukum yang berlaku di seluruh negeri-negeri Islam hari ini adalah hukum-hukum thaghut dan syariat kufurnya, maka sesungguhnya kami meyakini kafir dan murtadnya seluruh pemerintah tipe ini dan bala tentaranya. Dan memerangi mereka hukumnya lebih wajib dari memerangi pemerintah salibis,.."

Inilah di antara doktrin paham sesat takfiri yang dianut Daulah Baghdadi dan pendukungnya. Dengan ideologi dan pemahaman jahat seperti ini, mereka sibuk mentakfir dan membunuh kaum muslimin. Pertanyaannya, tunjukkan fakta, adakah di antara para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, para tabi'in, dan tabi'ut tabi'in yang memiliki dan menyebarkan paham sesat seperti ini?

Bandingkan paham Al-Baghdadi di atas dengan definisi negara Islam menurut imam mazhab:

Menurut mazhab Hanafi, negara Islam adalah sebuah wilayah yang diperintah oleh penguasa-penguasa muslim. Sedangkan menurut mazhab Syafi'i, negara Islam adalah sebuah wilayah di mana syi'ar-syi'ar Islam dominan di bawah kendali kaum muslimin. (Dr. Abdul Karim Zaidan, Al-Fard wa Ad-Daulah fi Syari'atil Islam)

Oleh karena itu, kembalilah pada pemahaman Islam yang benar. Apabila dengan keterangan yang jelas, tidak mauruju' ilal haq, maka benarlah firman Allah subhanahu wa ta'ala:

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

"Tidakkah mereka mau berkelana di muka bumi agar hati mereka terbuka untuk berpikir, dan telinga mereka terbuka untuk mendengar? Sesungguhnya yang buta pada diri mereka bukanlah matanya, tetapi hati yang ada di dada merekalah yang buta." (Qs. Al-Hajj, 22: 46)

Wallahu a'lam bish shawab!

Jogjakarta, 17 Dzulqa'dah 1435 H / 12 September 2014 M

(majelismujahidin.com/arrahmah.com)

Universitas Ohannesburg larang mahasiswa dan akademisi "Israel"

Posted: 12 Sep 2014 06:56 AM PDT

boikot israel

RAMALLAH (Arrahmah.com) - Duta Besar Palestina untuk Afrika Selatan Abdul Hafid Nofal mengatakan bahwa Universitas Johannesburg memutuskan untuk tidak menerima setiap mahasiswa atau berurusan dengan akademisi atau dosen dari "Israel".

Dalam siaran pers pada Rabu (10/9/2014), Nofal mengatakan bahwa dewan akademik Universitas mengeluarkan keputusan yang melarang menerima mahasiswa "Israel".

Keputusan ini juga termasuk larangan mempekerjakan atau menerima akademisi dan dosen yang bekerja untuk universitas-universitas "Israel", menurut duta besar Palestina itu.

Dia juga mengatakan bahwa Universitas Johannesburg merupakan univeritas pertama di Afrika Selatan yang telah mengambil keputusan yang berani sejak tiga tahun lalu untuk memboikot universitas-universitas "Israel".

(ameera/arrahmah.com)

Tentara Israel menahan 14 warga Tepi Barat

Posted: 12 Sep 2014 03:45 AM PDT

kondisi warga jenin yang ditangkap pasukan "Israel"

RAMALLAH (Arrahmah.com) - Mengutip laporan Ma'an News pada Kamis (11/9/2014) bahwa pasukan "Israel" menyerbu sebuah desa Palestina di wilayah Jenin di Tepi Barat bagian utara, Rabu (10). "Mereka menahan 14 pemuda Palestina," menurut Masyarakat Tahanan Palestina (PPS).

Dalam sebuah pernyataan, kelompok PPS mengatakan beberapa kendaraan militer "Israel" menyerbu desa Fahma, barat daya Jenin dan menahan 14 warga Palestina termasuk empat bersaudara dari sebuah keluarga.

Para tahanan, menurut pernyataan itu, adalah Ibrahim Muhammad Nawasra, Muhammad Asif Maraaba, Mahmoud Ahmad Maraaba, Imad Walid Nassar dan saudara-saudaranya Hamza, Khalid dan Muhammad serta Nathmi Bilal Saadma, Nizar Maraaba, Muhammad Tayseer Nawasra, Wajdi Mustafa Maraaba, Muhammad Ahmad Nawasra dan Ibrahim Hasan Nawasra.

Pernyataan itu menambahkan bahwa pasukan "Israel" menahan Nimir Khalil Kilani dari desa yang sama ketika ia berada di dekat desa Yaabad.

Seorang jurubicara militer "Israel" mengatakan 35 orang ditangkap di daerah Jenin semalam (11/9). (adibahasan/arrahmah.com)

Lumpur panas Lapindo meluber ke pemukiman warga

Posted: 12 Sep 2014 03:38 AM PDT

Rumah-rumah yang menjadi  korban luapan lumpur Lapindo

SIDOARJO (Arrahmah.com) - Lumpur panas milik Lapindo Brantas Inc. meluber ke pemukiman warga di Kecamatan Tenggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.

Dilaporkan suhu lumpur panas yang meluber dari pusat semburan di bekas area sumur Banjar Panji I milik Lapindo Brantas Inc. menuju tanggul titik 68 Desa Gempolsari Kec. Tanggulangin, mencapai 48 derajat.

Hal inilah yang membuat kendala petugas BPLS tidak melakukan penanganan secara maksimal. Karena petugas yang bekerja dilapangan melakukan upaya penanganan secara manual.

Alat berat yang biasanya dibuat untuk operasioanal penanganan, tidak memungkinkan, karena kondisi di TKP tidak memungkinkan. Area menuju lokasi bocornya tanggul, penuh dengan endapan lumpur yang sudah mengering.

Meski demikian, BPLS akan berupaya mendatangkan alat berat untuk membantu penanganan tanggul, untuk membendung aliran lumpur panas secara aman dilokasi.

"Kami akan datangkan satu unit escavator untuk mengalirkan lumpur agar tidak semakin menggenangi rumah warga yang berbatasan dengan tanggul kolam penampungan lumpur," terang Humas BPLS Dwinanto Prasetyo, Kamis (11/9/2014), dikutip dari beritajatim.

Sebelumnya diwartakan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mendesak pelunasan ganti rugi korban lumpur di Peta Area Terdampak (PAT) tanggungan Lapindo Brantas Inc. yang belum lunas.

"9 September mendatang, saya diundang oleh Menteri PU ke Jakarta. Di Jakarta, saya akan manfaatkan pertemuan itu untuk membahas persoalan ganti rugi korban lumpur yang belum lunas. Kami minta ada desakan soal percepatan ganti rugi yang belum tuntas," ucapnya Selasa (2/9/2014).

Ditambahkannya, desakan itu didasari dengan tidak adanya kesanggupan pembayaran ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya juru bayar Lapindo.

"Saya kira, pemerintah sudah seharusnya sudah mengambil alih pelunasan ganti rugi itu. Lapindo sudah angkat tangan, dan secepatnya diseleseikan oleh pemerintah," harap Saiful ilah.

Percepatan ganti rugi ini imbuh bupati, juga didasari dengan segera berakhirnya masa pemerintahan SBY ke Jokowi. Bupati berharap, tuntasnya persoalan ganti rugi ini, terjadi pada pemerintahan SBY.

"Saya pinginnya persoalan ganti rugi ini tuntas pada pemerintahan SBY. Karena ini merupakan kado indah bagi korban lumpur dari pemerintahan SBY," tukasnya.

Seperti diketahui, korban lumpur dalam PAT, sampai kini masih menolak aktifitas tanggul. Mereka meminta kepada Lapindo untuk segera melunasi dulu ganti rugi hingga tuntas.

Kondisi lumpur yang terus mengalir ke kolam penampungan ke sisi barat dan selatan, juga membuat kondisi tanggul di beberapa titik kritis. Seperti halnya tanggul Siring, ketinggian lumpur hampir menyamai bibir tanggul. (azm/arrahmah.com)

Alhamdulillah, PNS Palestina di Gaza akhirnya diberi gaji oleh Hamas

Posted: 12 Sep 2014 02:26 AM PDT

antrean PNS Palestina di Gaza

GAZA (Arrahmah.com) - Mengutip laporan MEMO pada Kamis (11/9/2014), Hamas membagikan gaji karyawan pemerintah sebelumnya, dengan dukungan finansial dari Negara Qatar, melalui Departemen Keuangan. Alhamdulillah.

Menurut kesepakatan, karyawan dibayarkan setengah dari jumlah gaji terutangnya, sebesar minimal 1.000 shekel "Israel" ($ 276) dan maksimal 4.500 "shekel" ($ 1241).

Pemerintah persatuan nasional sejauh ini telah menolak untuk membayar gaji pegawai negara Palestina di Gaza. Maka mulai saat ini, semua pejabat di pemerintahan sebelumnya akan melanjutkan pekerjaan mereka di bawah pemerintahan Hamas.

Hal ini diyakini bahwa Otoritas Palestina tidak mampu menyediakan dana untuk membayar gaji, terutama karena tidak menyatakan para karyawan sebagai PNS. Terlebih, tidak ada komite dibentuk untuk melihat kinerja pekerja. Posisi karyawan tidak terkonfirmasi, sehingga sulit diadakan sistem penggajianmenurut pemerintah persatuan.

Namun, dengan adanya program bantuan finansial dari pemerintah Qatar, maka pembayaran gaji PNS Palestina diharapkan dapat meningkatkan pelayanan sipil yang selama ini dilakukan dengan penuh sukarela dan semangat kecintaan dalam mengabdu kepada bangsa. Maasyaa Allah.

berdiri di terik mentari demi nafkahi anak isteri

berdiri di terik mentari demi nafkahi anak isteri

petugas bank yang diamanahi Hamas sedang membagikan gaji

petugas bank yang diamanahi Hamas sedang membagikan gaji

tidak ada ATM, semua antre di depan bank terpilih

tidak ada ATM, semua antre di depan bank terpilih

petugas pembagi gaji sangat sabar melayani para pelayan sipil

petugas pembagi gaji sangat sabar melayani para pelayan sipil

pembagian gaji berakhir dengan tertib dan lancar

pembagian gaji berakhir dengan tertib dan lancar

(adibahasan/arrahmah.com)

Serangan udara oleh rezim Syi'ah Nushairiyah bunuh puluhan Muslim Suriah termasuk 4 anak di dekat Douma

Posted: 11 Sep 2014 11:59 PM PDT

Serangan udara pengecut oleh rezim Syi'ah pimpinan Assad di Douma.  (Foto : Douma Medical Center)

DOUMA (Arrahmah.com) - Serangan udara rezim Syi'ah Suriah di Douma, sebuah kota di timur laut Damaskus, membunuh sekitar 20 orang termasuk 4 anak dan seorang wanita pada Kamis (11/9/2014), ujar laporan sebuah kelompok pemantau.

Observatorium Suriah untuk Hak ASasi Manusia (SOHR) yang berbasis di inggris mengatakan serangan tersebut terjadi di Douma, kota yang berada di bawah pengepungan militer rezim lebih dari satu tahun, lansir Zaman Alwasl.

SOHR juga melaporkan bentrokan berat di daerah al-Dokhania dekat Jobar antara pasukan rezim dan Mujahidin Jabhah Nushrah.

Menurut laporan PBB, sedikitnya 191.369 orang telah tewas dalam konflik Suriah, lebih dari dua kali lipat dari angka yang didokumentasikan pada tahun lalu. (haninmazaya/arrahmah.com)

Video amalkan ajaran syariat, Jabhah Nushrah bebaskan 45 tentara UNDOF PBB

Posted: 11 Sep 2014 10:00 PM PDT

undof pbb

QUNAITIRAH (Arrahmah.com) - Mujahidin Jabhah Nushrah pada hari Kamis (11/9/2014) pagi membebaskan 45 tentara UNDOF PBB yang mereka sandera di dataran tinggi Golan, setelah sempat menawan mereka selama dua pekan. Jabhah Nushrah menjelaskan pembebasan para sandera tentara PBB tersebut dilakukan karena salah seorang mujahid Jabhah Nushrah telah memberikan jaminan keamanan kepada tentara PBB saat terjadi pertempuran melawan pasukan Nushairiyah di dataran tinggi Golan, Ad-Durar Asy-Syamiyah melaporkan.

Yayasan Media Al-Manarah Al-Baidha', sayap media mujahidin Jabhah Nushrah pada hari Rabu (10/9/2014) telah merilis sebuah video berdurasi 14 menit 51 detik dengan judul "Penjelasan seputar latar belakang penyanderaan tentara PBB oleh Jabhah Nushrah".

Dalam video tersebut ketua dewan syariat Jabhah Nushrah, Syaikh Dr. Sami Al-Uraidi hafizhahullah, menjelaskan bahwa salah seorang mujahid Jabhah Nushrah telah memberikan jaminan keamanan kepada pasukan UNDOF PBB saat mujahidin bertempur dengan pasukan Nushairiyah Suriah, dalam operasi pembebasan jalur penyeberangan Qunaitirah di dataran tinggi Golan.

Syaikh Al-Uraidi menjelaskan bahwa Jabhah Nushrah telah menuntut tim juru runding PBB untuk menukarkan ke-45 tentara UNDOF PBB dengan kaum muslimin yang dijebloskan dalam penjara-penjara rezim Bashar Assad, khususnya para tawanan wanita muslimah. Jabhah Nushrah juga mempersyaratkan PBB mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk penduduk sipil yang diblokade oleh rezim Nushairiyah Suriah di wilayah Damaskus dan pinggiran Damaskus.

Namun kasus itu kemudian dilaporkan dan dikaji ulang oleh Lajnah Syar'iyah [Komisi Syari'at] Jabhah Nushrah dan Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi hafizhahullah, setelah salah seorang mujahid Jabhah Nushrah bersaksi telah memberikan jaminan keamanan kepada pasukan UNDOF PBB saat pertempuran sengit melawan pasukan Nushairiyah berlangsung di dataran tinggi Golan. Berdasar fatwa dari Lajnah Syar'iyah dan Syaikh Al-Maqdisi, Jabha Nushrah dengan berbesar hati membebaskan ke-45 tentara UNDOF PBB tersebut, sebagai bentuk dari pengamalan ajaran syariat Islam.

Dalam video tersebut, Syaikh Al-Uraidi menyangkal berita dusta yang disebar luaskan oleh media massa internasional, yang menyebutkan tuntutan agar Jabhah Nushrah dikeluarkan dari daftar "kelompok teroris" PBB. Berita dusta itu, antara lain, bersumber dari klaim pemerintah Fiji, negara asal dari ke-45 tentara UNDOF PBB yang disandera Jabhah Nushrah.

Syaikh Al-Uraidi menegaskan bahwa Jabhah Nushrha adalah satu bagian dari pertarungan abadi antara kebenaran dan kebatilan. Jabhah Nushrah berjihad untuk tujuan menerapkan syariat Allah dan membela rakyat yang ditindas oleh rezim thaghut Nushairiyah. Oleh karenanya jihad dan "teror" Jabhah Nushrah, seperti dituduhkan oleh PBB, adalah "teror yang terpuji", kata Syaikh Al-Uradi.

Video tersebut juga menampilkan Dr. Abu Mush'ab, seorang mujahid Jabhah Nushrah yang telah memberikan jaminan keamanan kepada pasukan UNDOF PBB saat terjadi pertempuran sengit dengan pasukan Nushairiyah di dataran tinggi Golan.

Dr. Abu Mush'ab menceritakan bahwa saat pertempuran sengit untuk membebaskan jalur penyeberangan Qunaitirah terjadi, ia memberikan saran kepada para komandan lapangan Jabhah Nushrah untuk memasuki titik 27, yang berada dalam kontrol pasukan UNDOF PBB, untuk menghindari jatuhnya banyak korban mujahidin dari serangan pesawat tempur dan artileri berat pasukan Nushairiyah.

Abu Mush'ab menawarkan hal itu kepada pasukan UNDOF PBB, dengan janji mujahidin akan menjamin keselamatan nyawa dan harta kepemilikan pasukan UNDOF PBB.

Abu Mush'ab menambahkan bahwa setelah jalur penyeberangan Qunaitirah berhasil dibebaskan, Jabhah Nushrah meninggalkan [titik 27 posko pasukan UNDOF PBB, edt] dan sibuk mengurusi mujahidin yang terluka.

Tiga hari setelah itu Abu Mush'ab baru mengetahui bahwa Jabhah Nushrah telah menawan ke-45 tentara UNDOF PBB tersebut. Abu Mush'ab pun segera menemui para komandan Jabhah Nushrah dan menjelaskan bahwa ia telah memberikan jaminan keselamatan nyawa dan harta kepemilikan kepada pasukan UNDOF PBB. Berdasar kesaksian tersebut, Jabhah Nushrah pun melepaskan seluruh tentara UNDOF PBB yang mereka sandera.

Dalam video tersebut, seorang perwira pasukan UNDOF PBB berpangkat kolonel menyampaikan ucapan terima kasih kepadda mujahidin Jabhah Nushrah yang telah menjaga keselamatan nyawa mereka. Ia menegaskan bahwa Jabhah Nushrah telah memperlakukan mereka dengan baik, meskipun Jabhah Nushrah sendiri memiliki keterbatasan dana dan logistik.

Pembebasan ke-45 pasukan UNDOF PBB ini menunjukkan mujahidin Jabhah Nushrah telah mengamalkan akhlak-akhlak Islam dalam jihad mereka. Syariat Islam memerintahkan umatnya untuk menepati perjanjian dan menunaikan jaminan keselamatan kepada orang-orang kafir yang telah diberi jaminan keamanan.

Allah Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah perjanjian-perjanjian kalian." (QS. Al-Maidah [5]: 1)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

الْمُسْلِمُونَ تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ وَيُجِيرُ عَلَيْهِمْ أَقْصَاهُمْ وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ يَرُدُّ مُشِدُّهُمْ عَلَى مُضْعِفِهِمْ وَمُتَسَرِّيهِمْ عَلَى قَاعِدِهِمْ لَا يُقْتَلُ مُؤْمِنٌ بِكَافِرٍ وَلَا ذُو عَهْدٍ فِي عَهْدِهِ

Orang-orang Islam itu memiliki kehormatan darah yang sama [dalam hal berlakunya hukum qishash dan diyat]. Orang Islam yang paling rendah pun berhak memberikan jaminan dzimmah dan orang Islam yang paling jauh tempat tinggalnya pun berhak memberikan jaminan keamanan. Orang-orang Islam itu bagai satu tangan [bersatu padu] dalam menghadapi orang-orang non muslim [kafir harbi]. Orang Islam [mujahid] yang kendaraannya kuat berjalan seiring [tidak lebih cepat] dari orang Islam [mujahid] yang kendaraannya lemah. Pasukan kecil Islam yang mendapatkan harta rampasan perang dari pasukan musuh akan mengambilan harta tersebut kepada induk pasukan Islam. Seorang mukmin tidak dihukum qishash karena membunuh seorang kafir dan seorang kafir yang mendapat jaminan keamanan tidak boleh dibunuh selama ia masih memiliki jaminan keamanan tersebut." (HR. Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad)

(muhib al majdi/arrahmah.com)