Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov (62) tewas ditembak di ibu kota Turki, Ankara, Senin (19/12) malam waktu setempat. Karlov ditembak saat memberi sambutan di sebuah pameran fotografi di Ankara.
Penembaknya diidentifikasi sebagai seorang anggota kepolisian Turki bernama Mevlut Mert Altintas, 22 tahun. Aljazeera mengutip Wali Kota Ankara bahwa Altintas adalah polisi yang bertugas di ibu kota Turki itu.
Altintas berpakaian rapi, mengenakan jas dan berdasi, memiliki kartu pengenal sebagai anggota pengawal Duta Besar Rusia. Saat penyerangan itu, Altintas tengah libur alias sedang tidak bertugas.
Setelah menembak, Altintas membiarkan para tamu keluar dari ruang pameran. Menurut saksi, Altintas tersebut meneriakkan, “Jangan lupa Aleppo! Jangan lupa Suriah!” tepat setelah Duta Besar Karlov roboh meregang nyawa.
“Siapa pun yang mengambil bagian dalam kekejaman ini akan membayar harga, satu persatu … Hanya kematian yang akan membawa saya dari sini,” tegas Altintas sambil memegang pistolnya.
Ia kemudian melanjutkan pernyataannya dalam bahasa Arab, “Kami adalah keturunan dari mereka yang mendukung Nabi Muhammad, untuk berjihad!”
Mevlut sendiri dikabarkan ditembak mati dalam kepungan pasukan khusus Turki. Ia tergeletak di lantai dengan luka-luka berdarah, di tembok sekitar 50 cm dari tubuhnya nampak belasan lubang peluru. Pistolnya tergeletak di dekat tangannya dalam kondisi rusak dan buyar.
Diego Cupolo, seorang jurnalis foto di Ankara, mengatakan kepada Aljazeera bahwa ada sekitar seratus tentara dan polisi bersenjata bertugas di lokasi kejadian lengkap dengan kendaraan tempur lapis baja.
Penembaknya diidentifikasi sebagai seorang anggota kepolisian Turki bernama Mevlut Mert Altintas, 22 tahun. Aljazeera mengutip Wali Kota Ankara bahwa Altintas adalah polisi yang bertugas di ibu kota Turki itu.
Altintas berpakaian rapi, mengenakan jas dan berdasi, memiliki kartu pengenal sebagai anggota pengawal Duta Besar Rusia. Saat penyerangan itu, Altintas tengah libur alias sedang tidak bertugas.
Setelah menembak, Altintas membiarkan para tamu keluar dari ruang pameran. Menurut saksi, Altintas tersebut meneriakkan, “Jangan lupa Aleppo! Jangan lupa Suriah!” tepat setelah Duta Besar Karlov roboh meregang nyawa.
“Siapa pun yang mengambil bagian dalam kekejaman ini akan membayar harga, satu persatu … Hanya kematian yang akan membawa saya dari sini,” tegas Altintas sambil memegang pistolnya.
Ia kemudian melanjutkan pernyataannya dalam bahasa Arab, “Kami adalah keturunan dari mereka yang mendukung Nabi Muhammad, untuk berjihad!”
Mevlut sendiri dikabarkan ditembak mati dalam kepungan pasukan khusus Turki. Ia tergeletak di lantai dengan luka-luka berdarah, di tembok sekitar 50 cm dari tubuhnya nampak belasan lubang peluru. Pistolnya tergeletak di dekat tangannya dalam kondisi rusak dan buyar.
Diego Cupolo, seorang jurnalis foto di Ankara, mengatakan kepada Aljazeera bahwa ada sekitar seratus tentara dan polisi bersenjata bertugas di lokasi kejadian lengkap dengan kendaraan tempur lapis baja.