Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

AS hanya mengakui kematian 20 warga sipil dalam serangan udara yang mereka lancarkan di Irak dan Suriah

Posted: 22 Apr 2016 04:29 PM PDT

Pesawat AS

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Dua puluh warga sipil Irak telah tewas dan 11 lainnya terluka dalam sembilan serangan udara AS di Irak dan Suriah antara 10 September 2015 dan 2 Februari 2016, klaim militer AS pada Jum'at (22/4/2016) seperti dilansir Zaman Alwasl.

Kematian tersebut membawa jumlah korban sipil sejak AS melancarkan intervensi militer di tahun 2014 dengan dalih memerangi Daulah Islam atau ISIS menjadi 41 orang, klaim Kolonel Patrick Ryder, juru bicara Komando Pusat AS.

Ia menambahkan bahwa 28 warga sipil lainnya terluka selama waktu tersebut.

Delapan warga sipil tewas selama serangan pada 5 Oktober di dekat Al-Huwayjah, Irak, lanjut pernyataan militer AS.

Secara terpisah, lima warga sipil dilaporkan tewas pada 12 Desember di Ramadi, Irak.

AS mengklaim bahwa mereka telah "berupaya" mematuhi hukum konflik bersenjata dan "semua tindakan" diambil untuk mencegah jatuhnya korban sipil. Klaim yang tidak berdasar dan jauh dari fakta di lapangan.

Koalisi pengecut pimpinan AS telah melancarkan 11.539 serangan udara dengan 7.7.94 serangan di Iran dan 3.745 di Suriah, menurut data yang dikeluarkan oleh militer AS.

Sejak awal kampanye, militer AS sebenarnya menerima 162 tuduhan korban sipil, namun mereka tidak mengakuinya dan mengklaim bahwa 112 di antaranya dianggap tidak kredibel, lansir Zaman Alwasl. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mencuri koneksi Wi-Fi bolehkah?

Posted: 22 Apr 2016 09:53 AM PDT

phone-forget-wifi

(Arrahmah.com) - Pertanyaan dan jawaban ini dikutip dari Departemen Fatwa Umum Yordania terkait dengan adab Islam dalam menggunakan teknologi modern Wi-Fi.

Pertanyaan: Apa hukumnya menggunakan jaringan Wi-fi tanpa permisi dari pemiliknya? Apakah hal-hal, seperti aplikasi, file, dll, yang diunduh dari jaringan ini dianggap haram dan sehingga harus dihapus?

Jawaban: Segala puji bagi Allah Rabb Semesta Alam, dan semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabat beliau.

Menggunakan langganan internet berbayar adalah hak bagi pelanggannya saja. Oleh karena itu, tidak ada satupun yang boleh menggunakannya tanpa izin pemiliknya, sebagaimana yang diindikasi dari sabda Nabi shalallahu 'alayhi wa sallam dalam khutbah pada Haji wada' di hari Raya Qurban di Mina:

"Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian adalah haram/dilindungi, sebagaimana mulianya hari ini di bulan yang mulia ini, di negeri yang mulia ini." [Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim]. Beliau juga bersabda: ".... Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan kerelaan pemiliknya yang telah memberikannya dengan senang hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiaya diri kamu sendiri." [Musnad Al-Imam Ahmad]

Oleh karena itu, izin dari pelanggan [Wi-Fi] harus dicari sebelum menggunakan Wi-Fi-nya, bahkan jika menggunakannya tidak merugikan pemiliknya. Namun, tidak diproteksi password bukan berarti memberikan orang hak untuk menggunakan Wi-Fi seseorang karena mungkin saja ia lupa untuk menguncinya atau tanpa sengaja membiarkannya terakses siapa saja, dan seorang Muslim sejati adalah seseorang yang menghindari hal-hal yang syubhat.

Adapun terkait materi yang telah diunduh, menghapusnya bukan sebuah kompensasi bagi pemilik jaringan. Oleh sebab itu, melakukan hal itu bukanlah perkara yang wajib. Tetapi, diperintahkan untuk memberikan uang kompensasi bagi pemilik jaringan atau meminta maaf atau kerelaannya agar bebas dari kewajibannya.

Kami ingin menekankan di sini bahwa diperbolehkan untuk menggunakan dan mengunduh dari jaringan wireless yang di set up di tempat-tempat umum karena itu disediakan dan terbuka untuk umum. Wallahu a'lam.

diterjemahkan dari artikel Muslimvillage.com

(siraaj/arrahmah.com)

Cara Islami raih kekuasaan negara

Posted: 22 Apr 2016 08:12 AM PDT

IMG_0730

(Arrahmah.com) - Sekalipun umat Islam warga negara mayoritas di Indonesia, tapi posisi Islam dalam pengelolaan negara hanya peran pinggiran. Bahkan setiapkali ada upaya untuk bangkit dan menyerukan berlakunya syariat Islam, selalu dituduh musuh negara. Kalaupun ada tokoh atau partai Islam terlibat dalam pemerintahan negara, para tokohnya selalu mudah takluk di depan kekuasaan, dan melupakan misi Islam yang diamanahkan kepadanya.

Oleh karena itu menjadi penting bagi umat Islam untuk mengetahui, adakah cara Islami meraih kekuasaan negara? Semua ideologi dunia berambisi menguasai pemerintahan negara untuk melaksanakan misi ideologinya. Komunisme di Indonesia pernah melakukan pemberontakan melalui G30S PKI yang berdarah-darah. Syiah ingin merebut kekuasaan dari dominasi Muslim di Irak, Suriah, Yaman dan ditempat lainya. Sekularisme ingin terus bercokol di setiap negara, baik atas nama demokrasi, liberalisme atau melakukan sekularisasi agama.

Lalu bagaimana dengan Islam dan kaum Muslimin? Tugas dan fungsi dakwah yang diamanahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah Islamisasi masyarakat dan negara. Menggunakan kekuasaan negara untuk menanamkan akidah yang benar pada masyarakat, adalah metode perjuangan Rasulullah Saw. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Wahai Muhammad, berikanlah perumpamaan kepada penduduk Makkah, bahwa dahulu ada suatu negeri yang kedatangan utusan Allah. Penduduk negeri itu mendustakan dua orang utusan Kami. Kedua utusan Kami itu Kami kuatkan dengan utusan yang ketiga. Mereka berkata kepada penduduk negeri itu: "Kami bertiga adalah utusan Allah kepada kalian." (QS Yaasiin (36) : 13-14)

Ayat ini mengindikasikan, pentingnya lembaga dakwah serta kader dakwah yang secara masif menyeru masyarakat untuk hidup dibawah naungan syariat Allah. Kader dakwah harus banyak, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, harus melibatkan semua komunitas umat Islam. Ketika masyarakat menolak dai yang satu dilanjutkan oleh dai yang lainnya. Tidak boleh terputus.

Bandingkan dengan kondisi organisasi dakwah zaman sekarang. Hampir rata-rata tidak punya ideologi, sementara tokoh-tokohnya plin-plan, tidak berprinsip sehingga mudah ditaklukan lawan. Ketika datang demokrasi ikut demokrasi, saat datang komunis ikut komunis, datang syiah ikut syiah. Dalam perjalanan dakwah di Indonesia, kita mengenal banyak tokoh dai nasional yang terkenal, punya jutaan pengikut, militan, orator, tapi mudah takluk dengan iming-iming jabatan. Tidak konsisten memegang prinsip. Jika tidak takluk dengan jabatan, ditekan dan diancam penjara mereka betubah sikap. Munculnya ulama, dai, muballigh yang mencari pembenaran misi dakwah berdasarkan demokrasi, pluralusme, HAM, maka yang terjadi adalah penyesatan umat.

Mengapa perjuangan dakwah selalu gagal membawa gerbong umat ini menguasai kekuasaan negara, sekalipun telah banyak pengorbanan. Karena para penyeru dakwah ini mudah tergerus akidahnya dengan mengikuti tradisi, ideologi, budaya, dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat. Bahkan tidak sedikit ulama dan tokoh ormas-orpol Islam yang mekakukan kolaborasi keagamaan, dengan cara mengadakan doa bersama, ikut natal bersama, menjaga gereja tapi menghujat sesama muslim. Padahal dalam berdakwah kita mesti memohon petunjuk Allah, mencari solusi sesuai kitabullah dan sunah rasul:

"Ingatlah ketika beberapa orang pemuda berlindung di gua itu, lalu mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, tetapkanlah hati kami dalam Islam dan berikanlah jalan keluar kepada kami dalam menyelesaikan urusan kami." (QS Al-Kahfi (18) : 10)

Negara berbasis syariat Islam tidak mungkin dibangun di atas pondasi masyarakat yang bobrok, tidak mengerti Islam. Sementara tokoh-tokohnya lemah, hakim, polisi, dan pejabat negara terdiri dari orang-orang yang tidak setuju syariat Islam. Ketika masyarakat menyadari pentingnya syariat Islam di lembaga negara, kita tidak memiliki pakar yang ahli, yang akidahnya lurus, memiliki pemahaman yang konprehensif, konsisten dan konsekuen.

Contohnya, Pakistan. Sebagai negara Islam, institusi negaranya tetap eksis, tapi Islamnya hilang. Karena para pejabat negara, polisi, hakim, didominasi oleh mereka yang membenci Islam.

Oleh karena itu pentingnya membina kualitas pemimpin yang memahami Islam, berani dan istiqamah. Adalah tugas ormas, orpol Islam tanpa kecuali untuk menyadari dan segera bangkit untuk menyatukan misi dakwah, "tegaknya syariat Islam di lembaga negara".

Segala aktifitas dakwah, pendidikan, majelis ta'lim, parpol, agar seluruhnya diarahkan ke tujuan ini. Seperti sebuah ungkapan, "tegakkan syariat Islam dihatimu, niscaya dia akan tegak di negaramu". Wallahu a'lam bish shawab.

Serial kajian malam Jum'at di Masjid Raya Ar Rasul, Jogjakarta, 22 April 2016.

Narsum: Amir Majelis Mujahidin, Al Ustadz Muhammad Thalib

Notulen: Irfan S Awwas

(*/arrahmah.com)

FIS: Bupati Purwakarta Dedi seorang penghayat sunda wiwitan

Posted: 22 Apr 2016 07:16 AM PDT

Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta

BANDUNG (Arrahmah.com) - Kasus penghinaan/penodaan agama Islam oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi terus bergulir. Teraktual, Forum Islami (FIS) Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan bahwa Dedi Mulyadi adalah seorang penghayat sunda wiwitan.

Ustadz Suryana Nurfatwa, Presidium FIS mengatakan, FIS yang terdiri dari 11 Ormas Islam sudah punya fakta bahwa Dedi benar benar penghayat sunda wiwitan pimpinan Jati Kusumo

"Sunda wiwitan adalah agama bukan budaya, sekarang lagi agresif bergerak melalui Dedi yang sedang berkuasa sebagai bupati. Bahkan Dedi melangkah untuk merebut posisi gubernur Jabar supaya lebih leluasa menancapkan ajaran sunda wiwitan yang sesat itu. Sunda wiwitan bersembunyi di balik budaya sunda. Padahal sunda wiwitan adalah reinkarnasi paguyuban cara ajaran karuhun urang (PACKU) yang resmi dibekukan dan dinyatakan sesat oleh Bakorpakem Jabar SK no. 42/1982," ungkap Ustadz Suryana kepada redaksi, Jumat (22/4/2016)

Ketua Umum Gardah ini juga mengatakan FIS telah mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar untuk mengurus fatwa sesat untuk Dedi, Kamis (21/4).

Ustadz Rafani, sekretaris MUI Jabar menyambut hangat tujuan tersebut. Sebab selama ini belum ada yang mengajukan hal seperti itu. Padahal gerakan protes terhadap Dedi luar biasa banyaknya dari berbagai elemen masyarakat.

Pada kesempatan itu Ustadz Rafani mengatakan bahwa MUI baru diminta oleh Polda Jabar untuk menjadi saksi ahli dalam kasus Dedi

Karena itu dirinya heran kalau sekarang Dedi menyebut kasus sesatnya dianggap beres. Padahal MUI belum bersaksi dan tidak ada informasi formal tentang kelanjutan kasus tersebut.

Sebelumnya terungkap data-data yang dianggap Dedi telah melakukan penistaan agama di antaranya seperti dalam buku 'Kang Dedi Menyapa' jilid 2. Lebih rinci, berikut ini beberapa poin yang intinya menilai Dedi telah menodai Islam.

  • Didalam Buku 'Kang Dedi Menyapa' jilid 2:

1. Halaman 192: Ketika bicara Pancasila maka kita bicara ketuhanan yang Maha Esa, keragaman bertuhan.

2. Halaman 203: Nah inilah prinsip yang di luar alam pendidikan. Allah memahami Rasullah sebagai kekasihnya tetapi perlakukan Alah terhadap Rasullah justru mendidiknya dan membiarkan Rasullah sengsara.

  • Penodaan agama dalam video:

1. Video Safari Ramadhan 2015 part 1, di menit 06.15-06.32. Dedi mengatakan,"Pemahaman kita dalam agama selama ini selalu memahami Alah itu dalam aspek yang formal, solatnya formal, puasanya formal, semuanya hubungan dengan Allah menjadi formal. Padahal hubungan dengan Allah itu hubungan percumbuan."

2. Video Orasi Ilmiah KAHMI Dedi Mulyadi -Pelantikan HMI Cabang, di menit 19.00-19.12. Dedi mengatakan "Islam itu bagi saya, saya Sunda, saya dengan menjadi Sunda yang sebenarnya maka saya menjadi Islam yang sebenarnya, begitulah menurut saya."

3. Masih di Video Orasi Ilmiah KAHMI Dedi Mulyadi -Pelantikan HMI Cabang, di menit 19.15-19.33. Dedi mengatakan "Dan kita punya karakter itu dan itu bisa dibuktikan di dalam sejarah ketika Islam masuk, semuanya menjadi bersenyawa karena orang Indonesia, orang nusantara sebelum Islam dari sisi kelembagaan datang sudah Islam dari sisi substantif sejak lama dan jauh lebih Islam dari orang Arab yang sebelumnya. Di sini saya tegaskan urang Sunda boga hak asup surga pangheulana."

4. Video Dangiang, di menit 04.50-05.00. Dedi mengatakan "Supaya urang Indonesia teu cape mangkat ka Mekkah, mun kuring jadi Presiden Rek diinjem eta Kabah dipindahkeun ka Purwakarta. (Supaya orang Indonesia tidak cape ke Mekkah, kalau saya menjadi presiden mau pinjam itu Kakbah dipindahkan ke Purwakarta)."

5. Video Orasi Ilmiah Koordinator Presidium KAHMI Jawa Barat, 19 Desember 2014. Dedi mengatakan "Ketika sampah mulai bersatu dengan dirinya, maka di situ sampah menjadi harum. Kenapa? Karena Allah hadir pada sampah-sampah itu."

6. Video Ceramah Sunda Kang Dedi Mulyadi, di menit 02.41-02.52. Dedi mengatakan"Kanjeng Rasulullah SAW ngajarkeun ka-Islam di tanah Mekkah, ngajarkeun naon eta teh? Ngajarkeun saripati ajaran Sunda nu dibawa ka tanah Mekkah. Pek tulis! (Rasulullah SAW mengajarkan pada Islam di Mekkah, mengajar apa? Mengajarkan sari-sari ajaran sunda yang di bawa ke Mekkah. Silahkan tulis!"

(azmuttaqin/arrahmah.com)

Indonesia: "Kekerasan di Palestina telah mencapai tingkat mengkhawatirkan"

Posted: 22 Apr 2016 06:18 AM PDT

israeliabuse2

JAKARTA (Arrahmah.com) - Kekerasan di Palestina telah mencapai tingkat mengkhawatirkan. Untuk itu Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB segera mengakhiri pendudukan Israel di Palestina, sebagaimana dinyatakan dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Jumat.

Mengutip Antara, desakan itu disampaikan Wakil Tetap Indonesia untuk PBB, Dian T Djani, dalam debat terbuka mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk isu Palestina, yang digelar DK PBB, di Markas Besar PBB, di New York, Senin (18/4/2016).

Djani menegaskan, pengakhiran pendudukan Israel di Palestina sudah sangat mendesak sebagai syarat terbentuknya negara Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

"Kekerasan di Palestina telah mencapai tingkat mengkhawatirkan," ujar diplomat karir Indonesia itu.

Dia menambahkan, Israel harus mematuhi tanggung jawab internasionalnya, dengan melindungi hak-hak rakyat Palestina dan tidak melakukan pembunuhan semena-mena.

Dia juga menyampaikan kesepakatan yang dicapai pada KTT Luar Biasa Ke-5 OKI, di Jakarta, yang antara lain mendesak segera pencapaian solusi komprehensif dan final terhadap konflik Palestina-Israel.

"Kekerasan yang terus terjadi mencerminkan dalamnya permusuhan di antara warga Palestina dan Israel, dan akan semakin mempersulit upaya memulai kembali proses perdamaian," tegasnya.

Djani juga menyesalkan banyaknya resolusi PBB mengenai Palestina yang tidak dapat ditindaklanjuti.

"PBB tidak dapat hanya melaksanakan rapat atau konsultasi sementara korban jiwa terus berjatuhan di Palestina. Hal ini tidak dapat diterima," kata dia.

Selain membahas isu Palestina, dalam debat itu Djani juga menyinggung konflik yang terjadi di Suriah.

Dia menyampaikan, Indonesia berharap agar pihak yang bertikai dapat mengedepankan dialog dan menghormati prinsip kemanusiaan, serta secara bersama membangun kembali Suriah.

(azm/arrahmah.com)

Bangun peradaban Aceh dengan syariat Islam

Posted: 22 Apr 2016 05:00 AM PDT

Masyarakat Aceh saat shalat di halaman Masjid Raya Banda Aceh .

BANDA ACEH (Arrahmah.com) - Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Prof Dr H Misri A Muchsin MAg menjelaskan bahwa penerapan syariat Islam di Aceh dengan segala qanun-qanunnya sebagai aturan hukum, merupakan bangunan dari sendi-sendi peradaban Islam. Artinya, ketika Aceh menerapkan syariat Islam, itu bermakna Aceh sedang membangun peradaban.

Hal ini disampaikan saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syaria Islam (KWPSI), di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (20/4/2016) malam, sebagaimana dilansir Serambi Indonesia.

Pengajian yang diikuti kalangan wartawan, mahasiswa, dan masyarakat umum ini, mengangkat tema "Peradaban Islam dan Eksistensinya dalam Pembangunan Aceh".

"Syariat Islam sesungguhnya bukan hanya persoalan hukum, tapi juga berbagai aspek kehidupan. Ibadah, muamalah, munakahat (pernikahan), politik, muamalah, pergaulan, dan sebagainya. Semua itu telah tercover dalam syariah," jelas Prof Misri.

Ia menceritakan, ada seorang pemikir/pelancong yang merekam sejarah Aceh dalam bukunya. Ia mengatakan penerapan syariat di abad 19 adalah sangat ril. Dulu, kata Misri, di samping adanya implementasi hukum jinayah, pelaksanaan syariat Islam juga dibuktikan dengan bukti fisik. Meuligoe raja itu ada sambungan langsung dengan masjid, dan punya jalan khusus agar memudahkan pemimpin ke masjid.

Begitu juga, pembangunan masjid juga harus dekat dengan pasar, agar penghuni pasar bisa segera ke masjid saat azan dikumandangkan. Karena dipahami, shalat berjamaah adalah amalan harian yang terus dilakukan Rasulullah SAW sepanjang hidupnya. "Maka masjid harus dekat dengan pasar," ujarnya.

Begitu juga, seni-seni di Aceh memiliki nilai filosofis yang hulunya adalah Islam. Rumoh Aceh biasanya dibangun dengan menghadap kiblat. Rumah yang ada arah kiblat biasanya sangat adem.

Terkait dengan dinamika politik Aceh, diharapkan juga agar memperhatikan rambu-rambu ajaran Islam agar dinamikanya senantisa berada dalam garis peradaban Islam.

"Kalau kita melihat siyasah atau politik, bagaimana kelangsungan politik di Aceh, idealnya politik harus bersendikan pada nilai-nilai peradaban. Jangan mencapai kekuasaan lewat kekerasan, tapi berbuat dengan akal sehat," kata Misri.

Misri juga mengatakan, kalau kekerasan yang ditempuh dalam politik, maka hal demikian bermakna kita belum beradab atau belum berperadaban. Sebab, orang beradab itu suka damai, cinta ilmu, cinta keindahan. Maka kepemimpinan itu mampu mengundang cinta dari rakyat.

(ameera/arrahmah.com)

Rayakan Pesakh, "Israel" tutup akses antara Gaza dan Tepi Barat

Posted: 22 Apr 2016 04:00 AM PDT

Ultra-Ortodoks Yahudi berkumpul untuk mengambil air dari mata air untuk membuat matzah, roti buatan tangan tanpa ragi untuk perayaan Pesakh, dekat Yerusalem, Kamis (21/4/2016). (Foto: Voa News).

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - "Israel" telah mengumumkan penutupan semua jalan masuk antara Tepi Barat yang diduduki, Jalur Gaza, dan wilayah "Israel" pada Jum'at (22/4/2016) dan Sabtu (21/4) untuk merayakan hari raya Yahudi.

Ketegangan meningkat di "Israel" menyusul gelombang kekerasan yang telah menewaskan 201 warga Palestina dan 28 warga "Israel" sejak Oktober.

Blokade tersebut diputuskan setelah dilakukan evaluasi terhadap situasi keamanan, ungkap seorang juru bicara militer kepada AFP tanpa memberikan keterangan penjelasan secara spesifik.

Pemerintah "Israel" secara rutin menutup akses ke "Israel" bagi warga Palestina selama festival keagamaan besar Yahudi, meskipun ada pengecualian untuk kasus-kasus kemanusiaan dan medis, kata juru bicara itu.

Ribuan orang Yahudi berduyun-duyun ke Yerusalem dan tempat-tempat suci lainnya selama delapan hari libur Paskah, yang memperingati eksodus bangsa Yahudi dari Mesir.

"Saat menjelang Pesakh, para ekstrimis akan menyebarkan kebohongan tentang kebijakan kami mengenai Temple Mount," kata Perdana Menteri 'Israel' Benjamin Netanyahu pekan lalu, merujuk ke situs bersejarah di Yerusalem yang dianggap suci oleh orang Yahudi, Muslim dan Kristen.

"Kami akan bertindak melawan provokator tersebut dengan mengerahkan bala bantuan keamanan di daerah yang rentan terjadi bentrokan," katanya.

Sebagian besar warga Palestina dibunuh oleh pasukan "Israel" dalam beberapa bulan terakhir dengan tuduhan membawa pisau, senjata atau melakukan serangan mobil. Banya dari tuduhan tersebut tidak terbukti.

Awal pekan ini sebuah bisa yang membawa penumpang warga "israel" meledak, dan melukai 20 orang. dimana "Israel" kemudian menyalahkan Hamas.

Para pakar menilai gelombang kekerasan terjadi karena warga Palestina frustrasi dengan pendudukan Israel dan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.

(ameera/arrahmah.com)

London bangun replika situs Palmyra yang dihancurkan ISIS

Posted: 22 Apr 2016 03:30 AM PDT

Replika dari salah satu bangunan di situs Palmyra diresmikan di Trafalgar Square London pada 19 April 2016. (Foto: Justin Tallis / AFP)

LONDON (Arrahmah.com) - Sebuah replika dari salah satu monumen yang paling ikonik di kota Suriah kuno, Palmyra, diresmikan di Trafalgar Square London pada Selasa (19/4).

Proyek ini merupakan gagasan dari Institute for Digital Archaeology (IDA) yang berbasis di Oxford, lansir AFP (19/4/2016).

Palmyra dianggap sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs yang dikenal sebagai "Mutiara dari gurun" ini terletak di timur laut Damaskus, Suriah.

Kota peninggalan 2000 tahun ini telah menjadi tujuan wisata utama sebelum konflik Suriah meletus pada tahun 2011. (fath/arrahmah.com)

Mendagri Belgia: Banyak muslim 'menari-nari' setelah serangan bom Brussels

Posted: 22 Apr 2016 03:00 AM PDT

Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon. (Foto: AFP)

BRUSSELS (Arrahmah.com) - Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon menjadi sasaran kecaman setelah mengatakan bahwa "sejumlah besar komunitas Muslim menari-nari" setelah terjadinya serangan bom Brussels.

Ia berulang kali diminta oleh para anggota parlemen untuk menunjukkan buktinya, sementara sebuah kelompok Muslim telah mengajukan pengaduan resmi.

Jan Jambon, yang berasal dari partai kanan-tengah nasionalis, memiliki kursi terbesar di parlemen. Lawan politiknya, Katja Gabriels, memperingatkan bahwa pejabat pemerintah tidak bisa membuat generalisasi seperti itu, dan bahwa pernyataannya berimplikasi menghina seluruh masyarakat Islam Belgia.

"Selama beberapa hari orang berfokus pada kata 'sejumlah besar' dan berbicara tentang berapa banyak contohnya, berapa banyak laporan ke polisi, dll. Saya jawab langsung. Saya tidak memiliki data tentang laporan polisi. Ada beberapa, tapi tidak banyak," kilah Jan Jambon kepada parlemen.

"Apakah kita harus menunggu laporan resmi polisi untuk mengukuhkan keberadaan fakta-fakta ini?" tambahnya, sebagaimana dilansir BBC (22/4/2016).

Ia juga mengingatkan bahwa banyak orang melemparkan batu dan botol kepada polisi sesudah mereka menangkap tersangka penyerang Paris, Salah Abdeslam, empat hari sebelum serangan bom Brussels. (fath/arrahmah.com)

Siswa Muslim di Swiss menolak berjabat tangan dengan guru wanita, keluarganya kini dihentikan proses kewarganegaraannya

Posted: 22 Apr 2016 02:30 AM PDT

Populasi Muslim di Swiss mencapai 350.000 jiwa dari 8 juta penduduknya. (Foto: Internet)

THERWIL (Arrahmah.com) - Swiss menghentikan proses kewarganegaraan bagi sebuah keluarga dari dua bersaudara remaja Muslim setelah kedua remaja tersebut menolak untuk berjabat tangan dengan guru wanita, yang telah memicu perdebatan nasional mengenai kebebasan beragama.

Kakak beradik, yang masing-masing berusia 14 dan 15 tahun, sebelumnya telah mengungkapkan kepada para pejabat pendidikan di utara kota Therwil bahwa kontak fisik dengan wanita yang bukan anggota keluarga mereka tidak dibenarkan dalam agama.

Mereka kemudian dibebaskan dari kebiasaan murid Swiss untuk berjabat tangan dengan guru. Para pejabat Therwil juga memerintahkan kedua siswa Muslim tersebut untuk menghindari kontak dengan guru laki-laki untuk menghindari "diskriminasi" gender.

Namun, kompromi tersebut memicu respon negatif dari politisi terkemuka Swiss termasuk Menteri Kehakiman Simonetta Sommaruga yang bersikeras bahwa "berjabat tangan adalah bagian dari budaya (Swiss)".

Pada Selasa, pihak berwenang di Negara Basel, Swiss, di mana kota Therwil berlokasi, mengatakan bahwa proses kewarganegaraan untuk keluarga itu telah ditahan.

Juru bicara Negara Basel Adrian Baumgartner, dalam sebuah email, mengkonfirmasi laporan dari kantor berita ATS tentang penangguhan tersebut.

Laporan itu juga mencatat bahwa penangguhan lazim dilakukan dalam prosedur kewarganegaraan oleh pihak berwenang yang sering membutuhkan informasi tambahan mengenai keluarga yang bersangkutan.

Di tengah pemberitaan media mengenai pembebasan jabat tangan, Negara Basel meminta pendapat ahli hukum, di mana Therwil mengklaim berjanji akan mematuhinya.

Ayah dari dua remaja pria tersebut, merupakan seorang imam yang bermukim di Basel dan berkewarganegaraan Suriah. Mereka pindah ke Swiss pada tahun 2001 dan diberi suaka.

Kantor migrasi Basel sedang mencari informasi lebih lanjut tentang keadaan di mana permintaan suaka mereka telah disetujui.

Sebelumnya sengketa serupa telah terjadi pada orang tua Muslim yang meminta anak perempuan mereka untuk dibebaskan dari pelajaran berenang.

Sebagaimana dilansir AFP (19/4/2016), populasi Muslim di Swiss diperkirakan mencapai 350.000 jiwa dari delapan juta penduduknya. (fath/arrahmah.com)