Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

'Visit my Mosque', langkah Muslim Inggris untuk melawan stereotip negatif tentang Muslim

Posted: 30 Jan 2016 03:18 PM PST

Muslim Inggris berjumlah sekitar 2,7 juta orang. (Foto: AP)

LONDON (Arrahmah.com) - Masjid di seluruh Inggris berencana akan membuka pintu mereka untuk publik dalam upaya untuk melawan stereotip negatif tentang Muslim pada pekan depan, dengan latar belakang meningkatnya Islamofobia di Inggris.

Diselenggarakan oleh Dewan Muslim Inggris (MCB), lebih dari 80 Masjid akan berpartisipasi dalam gerakan "Visit my Mosque" yang akan diselenggarakan pada 7 Februari di Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara, lansir Al Jazeera pada Sabtu (30/1/2016).

"Ini kesempatan bagi Muslim di Inggris untuk menempatkan diri di luar sana dan menjangkau tetangga mereka," ujar juru bicara MCB kepada Al Jazeera.

"Hari ini akan memungkinkan bagi orang-orang untuk bertemu bertatap muka, saling mengenal satu sama lain dan mengatasi kesalahpahaman."

Pengunjung dari semua agama dapat mengunjungi salah satu Masjid yang berpartisipasi, di mana mereka akan disambut untuk mengajukan pertanyaan, berkeliling dan menikmati teh serta makanan ringan dengan relawan dan pengurus Masjid.

Setidaknya terdapat 2,7 juta Muslim di Inggris, atau kurang dari 5 persen dari total populasi yang berjumlah sekitar 64 juta.

Sekitar setengah dari total Muslim Inggris lahir di Inggris.

Biasanya sekitar 300 orang akan menghadiri sholat Jumat di Masjid di Surrey, sebelah tenggara Inggris.

"Kami hidup di sebuah kota kecil, jadi kami tidak memiliki banyak masalah di daerah ini. Tapi ada beberapa kesalahpahaman di media tentang Muslim dan ini adalah seluruh alasan mengapa kami melakukan ini hari ini, untuk menumbuhkan pemahaman," ujar Abdul Majid, Ketua Masjid Camberley yang ikut berpartisipasi dalam gerakan tersebut.

Pada Desember 2015, polisi London mencatat sekitar 158 pelanggaran terhadap Muslim di ibukota, di mana para korban diketahui atau dianggap Muslim, meningkat lebih dari tiga kali lipat dari angka yang dilaporkan pada Desember 2014 yang berjumlah 50 kejahatan Islamofobia.

"Saya telah dalam situasi di mana orang-orang bersumpah serapah kepada saya karena saya seorang Muslim," ujar Fatima Manjra, seorang relawan di Masjid Darul Arqam di Leicester mengatakan kepada Al Jazeera.

"Saya sedang dalam perjalanan pulang dari tempat kerja suatu hari, dan beberapa orang mengutuk kepada saya, menyebut saya fuc**n 'raghead'. Saya tidak mengindahkannya dan saya harus tetap tenang."

Masjid Darul Arqam adalah Masjid lainnya yang juga mengambil bagian dalam gerakan "Visit my Mosque". (haninmazaya/arrahmah.com)

Perahu terbalik, 33 pengungsi meninggal tenggelam di lepas pantai Turki

Posted: 30 Jan 2016 07:05 AM PST

MIGRANT

SURIAH (Arrahmah.com) - Sebanyak 33 pengungsi meninggal dunia setelah sebuah perahu yang membawa mereka terbalik pada Sabtu (30/1/2015) di lepas pantai Turki.

Kecelakaan ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kecelakaan fatal yang merenggut ratusan nyawa pada tahun lalu saja.

Lima anak termasuk di antara mereka yang tenggelam. Perahu itu berusaha untuk mencapai pulau Lesbos Yunani dari provinsi Canakkale pesisir Turki, lapor Anadolu, kantor berita yang dikelola negara, mengutip keterangan penjaga pantai.

Penjaga pantai menyelamatkan 75 orang di Laut Aegean. Para pengungsi itu berasal dari Suriah, Afghanistan dan Myanmar.

Turki adalah titik peluncuran utama bagi para migran dan pengungsi mencoba untuk mencapai Uni Eropa.

(banan/arrahmah.com)

Peringatan tak diindahkan, serangan kejutan Jabhah Nushrah gempur basis ISIS di Qalamoun

Posted: 30 Jan 2016 05:20 AM PST

lnsr_0

SURIAH (Arrahmah.com) - Jabhah Nushrah pada Kamis (28/1/2016) melancarkan sebuah serangan kejutan pada basis kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS), di Qalamoun di provinsi Rif Dimashq, dekat perbatasan Libanon.

Juru bicara Jabhah Nushrah di Qalamoun menjelaskan, sebagaimana dilansir El Dorar, bahwa serangan itu dilancarkan setelah mereka menyampaikan seruan peringatan terakhir amir wilayah Abu Malik Al-Shami.

Al-Shami dalam sebuah rekaman suara pada November lalu mengatakan: Organisasi "Daulah Islamiyah" jauh dari jalan Islam, dan mereka telah menjadi alat di tangan pihak ketiga untuk menentang Revolusi Suriah. Dia meminta anggota dan para pemimpin organisasi pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu untuk keluar dari organisasi itu.

Dia juga menyeru kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS itu untuk bertobat dari tindakan kriminal yang mereka lakukan, di mana begitu mudah bagi mereka menumpahkan darah kaum Muslimin. Mereka diminta untuk bertaubat sepenuhnya atas dosa pembunuhan yang telah mereka lakukan.

(banan/arrahmah.com)

Proyek lokal strategi global ala Al-Qaeda: Pandangan tentang pembentukan dan pengendalian pemerintah sementara

Posted: 30 Jan 2016 03:30 AM PST

jihadislamx

(Arrahmah.com) - Sebelum membahas rincian masalah yang berkaitan dengan masalah ini, kami akan mengajukan sebuah pertanyaan penting: Bagaimana gambaran terbaik mengenai pembentukan pemerintahan yang akan memberikan jaminan kepada kita untuk menjadi Daulah Islam, dari satu sisi, terus dari sisi kedua kenapa Daulah tersebut tidak ditunjukkan sebagai Imaroh Islam Al-Qaeda atau pemerintahan Mujahidin?

Untuk mengurai dua pertimbangan yang sulit ini hendaknya kita membangun cara berfikir kita yang benar terhadap pemerintahan. Yakni bahwa interfensi luar itu akan semakin kuat kemungkinan terjadinya dan akan semakin dipercepat pelaksanaannya ketika semakin kuat monopoli kita terhadap pemerintahan dan semakin mencolok dominasi kita terhadap pemerintahan tersebut.

Dan sebaliknya, kemungkinan interfensi luar itu akan melemah dan musuh juga akan kesulitan untuk melakukannya ketika terbukti bahwa pemerintahan tersebut mewakili mayoritas rakyat Azawad dengan seluruh unsur, gerakan dan sukunya, dan bukan pemerintahan Al-Qaeda saja atau pemerintahan yang beraliran salafi jihadi saja. Dan ketika mereka mengetahui bahwa pemerintahan tersebut mewakili seluruh unsur dan kelompok masyarakat maka mereka akan menyadari bahwa mereka akan berbenturan dengan seluruh masyarakat dengan seluruh unsurnya yang mana hal itu akan menjadikan misi mereka akan lebih sulit.

Selain itu, kita juga harus benar-benar bedakan antara mengendalikan satu pasukan mujahidin dengan mengendalikan pemerintahan dan rakyat atau Negara. Karena mengendalikan Negara itu jauh di luar kemampuan kita dan menuntut kita untuk memfungsikan semua potensi rakyat dan suku, serta mengefektifkan semua tenaga ahli dengan baik.

Atas dasar itu kami berpendapat bahwa pandangan yang benar mengenai permasalahan ini adalah hendaknya kita jangan terlalu antusias untuk menguasai dan mendominasi pemerintahan, namun justru sebaliknya, pihak kita harus memiliki keinginan kuat untuk mengikut sertakan MNLA (Gerakan Nasional Untuk Kemerdekaan Azawad) dan semua kelompok penting lainnya dalam pemerintahan ini, sehingga pemerintahan ini memiliki perwakilan dari semua kelompok yang sangat luas dan sangat mencakup unsur masyarakat.

Akan tetapi di sini kita menghadapi banyak persoalan yang bermacam-macam, di antaranya yang paling penting adalah:

  1. Apa tugas pemerintahan atau dewan sementara ini?
  2. Siapa yang menjadi pemimpin pemerintahan atau dewan sementara ini dan bagaimana pemilihannya?
  3. Bagaimana gambaran terbaik untuk menjamin berjalannya poin kedua dalam kesepakatan tersebut yang merupakan jaminan atas keislaman Daulah Azawad?
  4. Bagaimana bentuk kejasama kita dengan MNLA dalam dewan sementara ini? Apakah tolak ukur yang akan kita jadikan pusat perhatian kita dalam dewan tersebut? Dan berapakah persentase masing-masing kelompok?
  5. Departemen apa saja yang paling penting yang harus menjadi pusat perhatian kita? Dan departemen apa saja yang selayaknya ada atau yang tidak ada masalah jika tidak ada karena mengalah untuk kepentingan MNLA?
  6. Atas standar apa para menteri dan pejabat itu dipilih?
  7. Apakah masing-masing departemen itu memiliki program sendiri-sendiri atau harus terikat dengan program dewan sementara yang berkaitan dengannya?

Di sini, di sela-sela menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kami akan berusaha memaparkan pandangan kami yang kami sertakan dengan beberapa usulan, saran dan ide mengenai masalah ini, semoga ke depan dapat membantu para ikhwah dalam melakukan perundingan. Dan kami akan menyampaikannya secara global dalam beberapa poin berikut:

  1. Mungkin di antara tugas pemerintahan tersebut adalah mengendalikan periode sementara, menyusun undang-undang Daulah Islam Azawad, dan membentuk dewan syura yang mencakup seluruh pemikir dan tokoh di dalam negeri Azawad.
  2. Alangkah baiknya jika yang memimpin dewan sementara tersebut adalah Syaikh Abul Fadl, beliau adalah tokoh figur dan pemimpin, akan tetapi hendaknya tidak melakukan monopoli dalam mengambil keputusan. Dan untuk menghindari hal itu hendaknya kita mengambil para pembantu dari kelompok-kelompok lain.
  3. Pemerintah sementara tersebut hendaknya mencakup semua unsur sampai suku Al-Barobisy Arab dan para pemimpin Garda Arab, Songhai, Fulani dan juga para pemuka suku-suku penting. Hendaknya kita berusaha untuk meyakinkan siapa saja di antara mereka yang belum mau menandatangani kesepakatan tersebut, dan menarik hati mereka dengan cara melibatkan mereka dalam kabinet.
  4. Untuk menjamin berjalannya poin kedua dari kesepakatan tersebut yang terwujud dalam program islamisasi Daulah Azawad, haruslah dibentuk dewan Islam tertinggi independen yang bertugas melindungi dan menjamin tidak adanya penyimpangan syariat di semua sisi Daulah tersebut.
  5. Mengenai tolak ukur yang sebaiknya dijadikan patokan oleh pihak kita dalam memilih para pejabat pemerintahan dan kementrian, kami berpendapat hendaknya kita mengkombinasikan antara keahlian, representasi kesukuan, serta loyalitas terhadap Islam dan syariat Islam. Keahlian adalah faktor penting, akan tetapi perwakilan suku juga faktor penting yang harus kita perhatikan. Maka hendaknya semaksimal mungkin kita berusaha mengikutsertakan para pemuka dan para ahli dari semua suku besar jika ada. Adapun loyalitas kepada Islam dan penerimaan terhadap syariat Islam, ini merupakan syarat mendasar bagi pejabat kementrian dan pemerintahan yang dibebankan pada pundak Ansharuddin.
  6. Adapun departemen paling penting yang harus kita perhatikan betul-betul adalah ketentaraan, media, pengadilan, dakwah dan urusan agama Islam, serta pendidikan. Sedangkan departemen yang bisa kita serahkan kepada MNLA adalah kementrian luar negeri, keuangan, pekerjaan umum dan lain-lain yang semacamnya.
  7. Mengenai departemen pertahanan, kami usulkan agar dibentuk dewan pimpinan gabungan yang terdiri dari semua gerakan yang menandatangi kesepakatan dan kemudian dilakukan pembagian tugas keamanan dan pertahanan kepada seluruh kelompok.
  8. Semua departemen berkewajiban untuk mengajukan programnya masing-masing lalu didiskusikan oleh dewan pemerintahan dan dewan syura, kemudian komisi yang berkaitan dengan departemennya masing-masing, lalu masing-masing departemen berkomitmen dengan program tersebut.

Arahan-arahan penting berkaitan dengan kemungkinan terjadinya interfensi militer asing

Oleh karena kemungkinan terjadinya interfensi militer asing sangat kuat, maka kami memandang pada waktu yang akan datang perlu untuk memberikan masukan kepada kalian dengan tulisan yang berisikan arahan-arahan mendasar dan cara-cara efektif untuk menghadang ancaman ini, dan tulisan tersebut akan sampai kepada kalian dalam waktu dekat insyaaAllah.

Sebagai penutup kami katakan, sesungguhnya arahan-arahan dan gambaran umum ini adalah cara yang menurut kami paling baik untuk menghindari kesalahan-kesalahan di masa lalu yang telah kita rasakan pahitnya, dan kami berharap untuk tidak diulang lagi. Kami memohon kepada Allah SWT bimbingan, ketepatan dan petunjuk untuk kami dan kalian semua.

 

Dan sebagai akhir do'a kami, segala puji bagi Allah Rabb Semesta Alam.

 

Sabtu, 2 Ramadhan 1433 H

Bertepatan 20 Juli 2012 M

 

333

.

 

Sumber: Proyek Lokal Strategi Global Al Qaeda – Arahan Umum Proyek Islam dan Jihad di Azawad

Oleh: Yayasan Media Jihad An-Nukhbah

 

(banan/arrahmah.com)

Syam, Amanat di Pundak Kalian (3)

Posted: 30 Jan 2016 03:00 AM PST

SYAM

(Arrahmah.com) - Media As-Sahab, divisi media Tanzhim Al-Qaeda, Rabi'ul Awwal 1437, merilis rekaman pesan Syaikh Dr. Aiman Azh-Zhawahiri berjudul "Syam Amanatun fi A'naqikum", Syam Amanat di Pundak Kalian. Video berdurasi 27 menit 35 detik tersebut muncul di media online pada Kamis, 4 Rabi'ul Akhir 1437 H/14 Januari 2016 M.

Syaikh Aiman menyeru agar mujahidin hanya percaya kepada pertolongan Allah, kemudian kepada diri sendiri dan umat Islam. Ia menegaskan bahwa Allah telah meneguhkan, memberi taufik, dan melindungi mereka dari tipu daya aliansi setan kontemporer yang menggabungkan Rafidhah Shafawiyah, Nushairiyah, orang-orang sekuler, dan salibis barat maupun salibis timur.

Pemimpin Al-Qaeda juga itu berpesan agar mereka memohon pertolongan kepada Allah dan bersabar, karena mereka adalah harapan umat Islam pada masa kini. Cukuplah umat Islam, tegasnya, mengalami bencana akibat perbuatan orang-orang takfiri ekstrim, yang mengorbankan kehormatan kaum muslimin, persatuan kaum muslimin, dan nyawa kaum muslimin demi meraih syahwat kekuasaan.

Pada bagian pertama, Syaikh Aiman sebelumnya telah menegaskan bahwa Syam adalah amanah bagi umat Islam. Ia mengingatkan umat dari upaya-upaya penyelesaian ke arah politik, yang menjauhkan dari tegaknya syariat Islam. Salah satunya adalah konferensi Riyadh, yang baru-baru ini diadakan.

Pada bagian kedua, ia berpesan jangan sampai hasil dari semua pengorbanan mujahidin yang sangat besar dipetik oleh sekelompok manusia sampah dari kalangan kaum sekuler, sebagai akibat dari hasil tawar-menawar para politikus yang mengabaikan pokok-pokok ajaran akidah dan syariah yang baku. Syaikh Aiman tidak ingin jihadis mengulang kembali kesudahan yang buruk dari apa yang mereka namakan Arab Spring di negara-negara Arab lainnya.

Berikut terjemah akhir pesan Syaikh Aiman dalam "Syam, Amanat di Pundak Kalian" tersebut, yang telah dipublikasikan kiblat.net.

***

Antara Khawarij Zaman Dahulu dan Khawarij Kontemporer

Pembunuhan terhadap Abu Khalid as-Suri rahimahullah telah mengungkap sebagian sisi dari kekejian orang-orang ekstrim takfiri masa kini. Antara mereka dengan orang-orang Khawarij zaman generasi awal terdapat sejumlah perbedaan:

Orang-orang Khawarij generasi awal mengumumkan dan membanggakan operasi mereka. Setelah menebas Ali bin Abi Thalib dengan pedangnya, Abdurrahman bin Muljam berteriak, "Tidak ada hukum kecuali milik Allah, bukan milikmu wahai Ali, bukan pula milik kawan- kawanmu."

Adapun mereka ini membunuh dan menyerang secara sembunyi-sembunyi, lalu mereka tidak mendapati pada diri mereka keberanian seperti keberanian orang-orang Khawarij generasi awal. Sebab mereka adalah orang-orang pengecut, tidak berani mengumumkan perbuatan yang mereka lakukan, khawatir kalau hal itu akan menyingkap wajah mereka yang sebenarnya. Para pembunuh Syaikh Abu Khalid As-Suri rahimahullah adalah orang-orang pengecut. Mereka memprovokasi orang-orang lain yang bisa diperdaya untuk melakukan pembunuhan, namun mereka sendiri menyembunyikan perbuatan yang mereka lakukan.

Selain perbedaan ini yang disingkap oleh kasus pembunuhan terhadap Syaikh Abu Khalid As-Suri rahimahullah, terdapat sejumlah perbedaan lainnya antara Khawarij generasi awal dan Khawarij zaman sekarang:

Orang-orang Khawarij terdahulu meyakini kebohongan adalah kekafiran. Adapun orang-orang takfiri ekstrim yang baru, berbohong adalah kebiasaan mereka. Para pemimpin mereka tidak merasa malu untuk berbohong bahkan atas diri mereka sendiri. Sampai-sampai salah seorang di antara mereka mengakui suatu perkara, kemudian mengingkari perkara tersebut di depan publik tanpa malu-malu.

Orang-orang Khawarij terdahulu meyakini pembatalan perjanjian secara sepihak adalah kekafiran. Adapun orang-orang takfiri ekstrim yang baru, mereka memandang berloncatan dari satu baiat kepada baiat lainnya adalah sebuah kepiawaian berpolitik, dalam upaya mereka untuk menggapai ambisi meraih kekuasaan.

Orang-orang Khawarij terdahulu mengkafirkan pelaku kemaksiatan. Adapun orang-orang takfiri ekstrim yang baru, mengkafirkan atas dasar kebohongan dan berita palsu yang mereka karang- karang, bahkan atas dasar ketaatan (yang dilakukan oleh orang lain yang mereka kafirkan, edt). Orang-orang Khawarij terdahulu, mereka mengkafirkan atas dasar akidah. Adapun orang-orang takfiri ekstrim yang baru, takfir bagi mereka adalah perkara politik yang tergantung kepada keuntungan. Barang siapa sependapat dengan mereka, atau bergabungnya ia dengan barisan mereka akan memberikan manfaat, niscaya mereka memujinya. Bahkan mereka berulang kali meminta dirinya untuk menyebut-nyebut mereka dan memuji mereka, agar mereka mendapatkan posisi di hadapan manusia.

Adapun barang siapa tidak sependapat dengan mereka, maka mereka berdusta atas nama dirinya, mencaci makinya, dan mengkafirkannya. Hal itu sebagai wujud mengikut manhaj takfir, lalu tafjir (peledakan), lalu menjauhkan, lalu menguasai dengan sewenang-wenang.

Demikian pula, Majalah Dabiq (majalah pro ISIS, edt.) mengingatkanku akan buku berjudul "Hidayatu Rabbil 'Alamien" tulisan Abu Abdurrahman Amin. [2]

Peristiwa peledakan Masjid Ariha setelah dibebaskan oleh mujahidin dan pembunuhan terhadap orang- orang yang melaksanakan shaum di dalamnya, mengingatkanku akan serangan Al-Khulaifi dan para pengikutnya yang menewaskan orang-orang yang sedang melaksanakan shalat jamaah di Masjid Ansharus Sunnah di Omdurman (Sudan). Lalu mereka melakukan serangan terhadap Madhafah (Kantor Penerimaan Tamu) Syaikh Usamah bin Ladin di Khartum (Sudan). [3]

Ketika Al-Khulaifi ditanya tentang alasannya melakukan serangan terhadap Masjid Ansharus Sunnah, ia mengatakan bahwa masjid itu adalah tempat ibadah orang-orang musyrik. Ketika Al-Khulaifi ditanya kenapa ia menyerang Madhafah Syaikh Usamah bin Ladin, ia menjawab bahwa tempat itu lebih menyesatkan umat manusia, karenanya ia memulai operasinya dengan lebih dahulu menyerang tempat itu.

Di Peshawar, orang-orang takfiri ekstrim mengkafirkan saya karena saya tidak mengkafirkan mujahidin Afghanistan. Kemudian mereka mengkafirkan Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi karena beliau tidak mengkafirkan saya.

Dahulu mereka itu mengklaim berada di atas madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan mengklaim tidak mengkafirkan atas dasar kemaksiatan. Hal itu seperti halnya klaim-klaim kelompok Al-Baghdadi (ISIS, edt), yang mengklaim kelompoknya berada di atas madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah, namun kelompoknya mengkafirkan manusia atas dasar kepalsuan dan kebohongan, juga dengan hal-hal yang bukan amal kekafiran, bahkan mengkafirkan manusia yang mengerjakan amal-amal ketaatan, mengikuti Al-Qur'an dan as-sunnah.

Contohnya, mereka mengkafirkan Abu Sa'ad al-Hadhrami rahimahullah (mantan komandan Jabhah Nushrah dan ISIS di propinsi Raqqah, kemudian divonis murtad dan diekesekusi mati oleh ISIS, edt) karena ia mengambil baiat dari FSA untuk berjihad.

Mereka juga mengkafirkanku karena menurut keyakinan mereka, aku mengikuti pendapat mayoritas manusia dan aku tidak kufur kepada thaghut, karena aku mendukung revolusi rakyat yang terzalimi dan aku berbicara dengan lemah lembut kepada Muhammad Mursi yang ditawan (oleh rezim Mesir, edt), semata-mata karena saya mengikuti petunjuk Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam berdakwah. Penyebab yang sebenarnya dari kepalsuan dan kebohongan mereka terhadap diriku ini adalah karena saya mencegah ketamakan mereka, dalam upaya menghentikan pertumpahan darah kaum muslimin.

 

Kewajiban Senantiasa Mendakwahi Kelompok Takfiri Ekstrim

Saya telah bergaul dengan orang-orang takfiri dengan beragam golongan dan jenis mereka di Mesir, sampai-sampai pada tahun 1970an saya menulis dengan tanganku sendiri bantahan atas kekeliruan- kekeliruan mereka. Mereka biasanya memperalat semangat para pemuda yang menolak kebobrokan dan penyimpangan dari Islam, dan banyak pula orang-orang jujur pencari kebenaran yang bergabung dalam barisan mereka.

Ini merupakan tanda-tanda berita gembira. Dari mengikuti kasus secara terus-menerus, menjadi jelas bahwa mayoritas orang yang bergabung dengan mereka, pada akhirnya keluar dari kelompok mereka setelah beberapa waktu lamanya. Bahkan banyak di antara orang yang keluar dari kelompok mereka pada akhirnya menjadi orang yang lebih berkomitmen kepada manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan antusias dalam menjaga kehormatan kaum muslimin, berdasar pengalaman mereka sebelumnya.

Hal ini mengajak kita untuk terus-menerus mendakwahi mereka dan menjelaskan hakikat persoalan kepada mereka serta mengungkap kepalsuan media massa mereka. Sebab selihai dan secanggih apa pun media massa mereka melakukan kepalsuan dan penipuan, ia tidak akan mampu mengubah hakikat di balik semuanya. Kebenaran akan tetap menjadi kebenaran, kebohongan akan tetap menjadi kebohongan, memenuhi perjanjian akan tetap menjadi memenuhi perjanjian, dan pengkhianatan akan tetap menjadi pengkhianatan.

 

Nasehat Untuk Mujahidin di Suriah

Saudara-saudaraku mujahidin Islam di negeri ribath dan jihad Syam…

Sesungguhnya aliansi setan kontemporer yang menggabungkan Rafidhah Shafawiyah, Nushairiyah, orang- orang sekuler, dan salibis barat maupun salibis timur sedang menunggu-nunggu kehancuran kalian.

Mereka berupaya untuk memecah-belah barisan mujahidin dan mengadu sebagian mujahidin dengan sebagian lainnya.

Maka berpegang teguhlah dengan akidah kalian, berserah dirilah kepada Rabb kalian, dan bersandarlah ---setelah berserah diri kepada Allah--- kepada diri kalian dan umat kalian.

Waspadailah para makelar Barat, yang memiliki perusahaan-perusahaan minyak internasional di negara- negara Teluk, mereka menjanjikan secuil bantuan kepada kalian dengan syarat kalian melepaskan sebagian akidah kalian dan kalian berlepas diri dari saudara-saudara kalian.

Allah telah meneguhkan kalian, memberi kalian taufik, dan melindungi kalian dari tipu daya mereka. Maka mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah, karena kalian adalah harapan umat Islam pada masa kini. Janganlah kalian mengecewakan harapan mereka pada diri kalian. Cukuplah umat Islam mengalami bencana akibat perbuatan orang-orang takfiri ekstrim, yang mengorbankan kehormatan kaum muslimin, persatuan kaum muslimin, dan nyawa kaum muslimin demi meraih syahwat kekuasaan.

Para makelar Barat akan berupaya memblokade kalian dalam penjara nasionalisme dan kebangsaan, yang telah dipaksakan atas diri kita sejak runtuhnya khilafah. Maka janganlah kalian tertipu oleh pancingan mereka. Sebab kalian adalah para perintis umat Islam dan pasukan pelopornya untuk membebaskan Al- Aqsha, dengan izin Allah.

Kekuatan kalian ---setelah kekuatan Allah SWT--- terletak pada diri umat Islam, maka bersama umat Islam terjunilah perang pembebasan negeri Syam, kemudian perang pembebasan Al-Quds, dengan izin Allah.

Saudara-saudaraku mujahidin Islam di negeri ribath dan jihad Syam…

Sesungguhnya negeri Syam adalah amanat di pundak kalian, maka janganlah kalian menyerahkannya kepada orang-orang sekuler, jangan pula kepada orang-orang Rafidhah Shafawiyah, jangan pula kepada orang-orang Nushairiyah, dan jangan pula kepada orang-orang takfiri ekstrim.

Janganlah kalian berhenti dari jihad kalian sehingga tegak Daulah Islam di negeri Syam, hukum syariat Islam diberlakukan, dan berdiri kokoh panji jihad, serta kalian menjadi pasukan pelopor menuju pembebasan Al-Aqsha, dengan izin Allah.

Akhir dari seruan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya, dan seluruh sahabatnya.

 

Wassalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

Media As-Sahab Rabi'ul Awwal 1437 H

 

Ket:

[2] Abu Abdurrahman Amin adalah amir baru faksi jihad Jama'ah Islamiyah Musallahah Aljazair pasca terbunuhnya amir terdahulu, Abu Abdillah Ahmad. Abu Abdurrahman Amin membawa dan menetapkan takfiri ekstrim sebagai manhaj Jama'ah Islamiyah Musallahah. Pada akhir tahun 1995, kepemimpinan Abu Abdurrahman Amin yang jahat dan takfiri ekstrim membunuh sejumlah tokoh mujahidin, seperti Syaikh Muhammad As-Sa'id, Abdul Wahhab Al- Imarah, dan mujahidin lainnya yang berafilisasi kepada Jama'ah Thalabah.

Dengan persetujuan Abu Abdurrahman Amin, buku Hidayatu Rabbil 'Alamin dinyatakan sebagai manhaj Jama'ah Islamiyah Musallahah. Buku itu mengandung berbagai bentuk kebodohan, radikalisme, takfiri, dan penyimpangan yang semakin memperjelas penyimpangan baru jama'ah tersebut di bawah pemimpin barunya. Lihat: Abu Mush'ab as-Suri, Perjalanan Gerakan Jihad, hlm. 156-158

[3] Pada hari Jum'at, 17 Ramadhan 1436 H /3 Juli 2015 M, Mujahidin Jabhah Nushrah menyelenggarakan acara ifthar jama'i (buka puasa) bersama masyarakat Ariha di Masjid Jami' Salim, Kota Ariha, Propinsi Idlib. Seorang pejuang ISIS menyusup di tengah jama'ah dan melakukan serangan bom bunuh diri, sehingga menewaskan lebih dari 25 mujahidin Jabhah Nushrah dan penduduk sipil lainnya. Puluhan mujahidin dan penduduk sipil juga cedera dalam serangan tersebut. Lihat: http://eldorar.com/node/80542, http://islammemo.cc/akhbar/arab/2015/07/05/253402.html, dan http://www.aljazeera.net/news/reportsandinterviews/2015/7/18/ﺑﺈﺩﻟﺏ-ﺍﻟﻣﻌﺎﺭﺿﺔ-ﻓﻲ-ﻟﻘﺎﺩﺓ-ﺍﻏﺗﻳﺎﻝ-ﻣﺣﺎﻭﻻﺕ

(banan/arrahmah.com)

Astaghfirullah, dua wanita Inggris ini kencing di depan orang shalat

Posted: 30 Jan 2016 02:00 AM PST

Natalie Richardson, (32), dan Claire Farrell, (36)

LONDON (Arrahmah.com) - Dua wanita Inggris, Natalie Richardson, (32), dan Claire Farrell, (36), berjongkok dan kemudian kencing di depan keluarga Suriah yang sedang shalat di taman. Sambil dalam keadaan mabuk, wanita itu melontarkan kata-kata rasis yang menghina.

Pada saat kejadian itu, keluarga Muslim Suriah itu bersama dengan anak-anaknya yang berusia 8 dan 10 tahun.

Richardson, yang merupakan seorang ibu dari tiga orang anak, bahkan mendorong beberapa orang yang menyaksikan tindakan menjijikkannya itu yang mencoba untuk campur tangan.

Di pengadilan Plymouth Crown, hakim menjelaskan bahwa perilaku mereka berdua itu menjijikkan.

Richardson dinyatakan bersalah pada tanggal 16 Agustus atas tindakan mengancam yang sangat parah secara agama serta melontakan kata-kata kasar.. Sedangkan Farrell mencoba membantah tuduhan itu.

Walaupun telah didakwa dengan tuduhan perilaku menjijikkan di depan publik, dan keduanya dinyatakan bersalah atas tindnakannya tersebut, kedua wanita rasis Inggris itu malah mendapat penangguhan penjara selama enam bulan. Penangguhan diberikan oleh Pengadilan Tinggi di Plymouth, Inggris, dengan alasan kebutuhan kegiatan rehabilitasi, sebagaimana dilansir Sunday World, Sabtu (30/1).P

Persidangan yang dipimpin Hakim Agung Davis pada Jumat (29/1), menolak dakwaan yang diajukan Jaksa Robert Buckland. Selain kebutuhan rehabilitasi, Hakim Davis menggunakan alasan lain untuk menangguhkan hukuman para pelaku,

Davis beralasan bahwa penangguhan itu diberikan karena pasangan Muslim yang menjadi korban kurang memiliki keinginan untuk membalas dendam.

(ameera/arrahmah.com)

Pejuang oposisi berhasil menggagalkan upaya pasukan Asad untuk menguasai pedesaan Damaskus

Posted: 30 Jan 2016 01:00 AM PST

foto; Orient Net

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Pasukan Asad yang didukung oleh milisi Syiah berhasil dikalahkan di daerah al-Marj di Al-Gotta, pedesaan Damaskus, koresponden Orient melaporkan.

Sebagaimana dilansir oleh Orient Net, Sabtu (30/1/2016), pertempuran antara pejuang oposisi dan pasukan Asad berlanjut di Darayya dan al-Mouadamiya di pedesaan Damaskus dan pejuang oposisi menguasai daerah-daerah baru di sana.

Jayshul Islam mengumumkan bahwa pejuangnya berhasil melakukan penyergapan yang menyebabkan banyak milisi Syiah tewas dan yang lainnya berhasil ditangkap bertepatan dengan pertempuran di jalan raya Damaskus - Homs.

Sementara itu, jet Asad melemparkan lebih dari 45 bom barel di daerah pertempuran dalam upaya untuk menghentikan pejuang oposisi yang berusaha untuk mendobrak pengepungan Asad rezim yang diberlakukan di garis berbatasan antara Darayya dan al-Mouadamiya.

(ameera/arrahmah.com)

Ketua Gafatar Aceh dihukum 3 tahun penjara

Posted: 30 Jan 2016 12:11 AM PST

Massa yang tergabung dalam Masyarakat Cinta Syariat menggelar unjuk rasa ketika berlangsungnya sidang perdana pengurus Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Aceh di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Aceh.

BANDA ACEH (Arrahmah.com) - Ketua Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Aceh, Althaf Mauliyul Islam (34), divonis hukuman 3 tahun penjara. Majelis hakim menilai ajaran Gafatar yang disebarluaskan merupakan ajaran yang menodai agama Islam.

Althaf sebelum bergabung dengan Gafatar merupakan anggota Komunitas Millata Abraham (Komar) yang menganut paham Millata Abraham. Kemudian aliran tersebut dinyatakan sebagai aliran sesat dan masyarakat kembali mensyahadatkan Althaf di Masjid Raya Baiturrahman pada 22 April 2011, sebagaimana dilansir oleh Detik News, Jum'at (29/1/2016).

Pada 5 Januari 2014 Althaf kemudian bergabung dengan Gafatar. Enam bulan setelahnya ia kemudian diangkat menjadi Ketua Gafatar Banda Aceh. Dalam organisasi tersebut, Althaf kembali menyebarkan ajaran Millata Abraham.

Althaf menyebarkan ajaran tersebut di Desa Lamgapang, Kecamatan Barona Jaya, Aceh Besar. Althaf memberikan ceramah di depan anggota Gafatar lainnya di kantor DPD Gafatar setempat dan meminta anggotanya untuk tetap dalam paham Millata Abraham. Dalam ceramah tersebut, Althaf menyebarkan ajaran seperti misalnya Nabi Adam bukan manusia pertama dan Nabi Muhammad bukan nabi terakhir.

Masyarakat yang resah kemudian melaporkan hal ini ke aparat dan Althaf pun diproses secara hukum.

"Menyatakan M Althaf Mauliyul Islam telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penodaan terhadap agama Islam," putus majelis Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh sebagaimana dikutip detikcom dari website Mahkamah Agung (MA), Jumat (29/1/2016).

Bertindak sebagai ketua majelis Syamsul Qamar dengan anggota Muhifuddin dan Akhmad Nakhrowi Mukhlis. Ketiganya meyakini Althaf melanggar Pasal 156a KUHP.

Hal-hal yang memberatkan yaitu perbuatan Althaf bertolak belakang dengan program Pemerintah Aceh dalam menegakkan syariat Islam. Selain itu, Althaf juga telah mengabaikan peringatan keras dari Pemerintah Aceh mengenai aliran Millata Abrahim dalam bentuk apa pun di Provinsi Aceh.

"Terdakwa sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau rasa bersalah atas perbuatannya," ujar majelis dengan suara bulat.

Adapun hal yang meringankan yaitu terdakwa masih berusia muda, belum pernah dihukum dan menunjukkan sikap sopan dalam persidangan.

Gafatar diharamkan keberadaannya di Provinsi Aceh sejak setahun lalu. Bahkan beberapa pengurusnya sedang dipenjara. Fatwa tersebut bernomor 01 Tahun 2015 tentang organisasi Gafatar dan dikeluarkan pada 22 Januari 2015. Dalam fatwa tersebut disebutkan bahwa ajaran (pemahaman, pemikiran, keyakinan dan pengamalan) Gafatar adalah metamorfosis dari Millata Abraham dan al-Qiyadah al-Islamiyah. Gafatar dinilai sesat dan menyesatkan, sehingga setiap pengikutnya adalah murtad.

(ameera/arrahmah.com)

Austria akan memberikan bantuan 60 juta Euro untuk Suriah

Posted: 29 Jan 2016 11:30 PM PST

Foto; Orient Net

WINA (Arrahmah.com) - Kanselir Federal mengatakan bahwa Austria akan menyediakan bantuan senilai hampir 60 juta euro (65 juta dolar AS) untuk Suriah pada tahun 2016, Austria Press Agency melaporkan, Jum'at (29/1/2016).

Pernyataan ini muncul menjelang kehadiran Kanselir Austria, Werner Faymann, di konferensi donor Suriah di London minggu depan.

Dana tersebut terutama akan diberikan kepada Regional Trust Fund Uni Eropa dalam menanggapi krisis Suriah (Madad Fund), Badan Pengungsi PBB, dan Program Pangan Dunia, Xinhua melaporkan.

Kanselir itu juga menyatakan atas nama Faymann bahwa dana tersebut akan menjadi sebuah tindakan yang penting dalam mengurangi jumlah pengungsi.

Faymann juga berencana untuk menggunakan konferensi tersebut untuk mengungkapkan isu krisis migran di Eropa, sekaligus bertemu dengan rekan-rekannya seperti Perdana Menteri Inggris David cameron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.

(ameera/arrahmah.com)

Puluhan milisi Syiah tewas di Hama

Posted: 29 Jan 2016 10:53 PM PST

foto: Orient Net

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Pejuang oposisi Suriah pada Jum'at (29/1/2016) berhasil membebaskan desa al-Buweida di utara pedesaan Hama menyusul pertempuran sengit dengan pasukan Asad dan milisi Syiah, koresponden Orient News, Feras Karam, melaporkan.

Dia juga menambahkan bahwa 8 tank hancur, puluhan pasukan Asad dan para milisi Syiah tewas.

Pejuang oposisi mengumumkan pada Jum'at (29/1) dimulainya operasi militer di Hama, sebelah utara dan barat Hama yang merupakan operasi terbesar sejak jet Rusia mulai melancarkan serangan udara mereka di Suriah.

Di front al-Mahasna dan kota Sawan, pertempuran terus berlanjut saat pejuang oposisi berusaha untuk membebaskan kota Tal Malah dan al-Yabin. Dua tank hancur dan 9 pasukan Shabiha tewas.

(ameera/arrahmah.com)