Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Belanda akan bergabung dengan koalisi pimpinan AS yang melakukan kampanye militer di Suriah

Posted: 29 Jan 2016 03:34 PM PST

Dua jet tempur F-16 milik Belanda yang berada di pangkalan udara di Amsterdam. (Foto: AFP)

AMSTERDAM (Arrahmah.com) - Pemerintah Belanda mengatakan pada Jum'at (29/1/2016) bahwa pihaknya berencana untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS yang melakukan kampanye militer di Suriah dengan dalih memerangi pejuang Daulah Islam atau yang lebih dikenal dengan ISIS.

Belanda telah melakukan serangan udara di Irak menggunakan empat jet tempur F-16, namun telah menolak keras memperpanjang misinya di Suriah.

Tetapi setelah permintaan dari AS dan Perancis, Belanda pada Jum'at (29/1) memutuskan untuk memperluas serangan udara pengecutnya ke Suriah timur, lansir AFP.

"Kami akan lebih mengefisiensikan penggunaan F-16 yang juga akan aktif di wilayah Suriah, terutama menghantam, misalnya, pusat pelatihan dan fasilitas lainnya milik ISIL," klaim Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.

Menteri Pertahanan Belanda, Jeanine Hennis-Plasschaert mengklaim keputusan tersebut berarti koalisi akan membuat "kemajuan lebih" terhadap ISIS.

Kabinet telah mengirim surat menguraikan keputusan parlemen yang kemungkinan akan dibahas dalam beberapa hari mendatang. Mayoritas legislatif Belanda mendukung serangan udara di Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)

Serangan bom mematikan hantam sebuah masjid di Saudi, 3 orang tewas

Posted: 29 Jan 2016 08:51 AM PST

CZ4ZMkyXEAALa_P

ARAB SAUDI (Arrahmah.com) -Sedikitnya tiga orang telah tewas setelah serangan bom menghantam sebuah masjid di daerah Al-Ahsa, Arab Saudi, pada Jum'at (29/1/2016), lapor Al Arabiya.

Seorang tersangka dalam serangan tersebut dilaporkan telah ditangkap polisi, menurut sumber yang beredar. Selain menewaskan tiga orang, tujuh orang terluka dalam serangan itu.

Seorang tersangka meledakkan dirinya sendiri di dekat masjid itu dan yang lainnya ditangkap setelah tertembak oleh otoritas Saudi, lapor koresponden Al Arabiya.

Seorang aktivis, mengutip saksi mata, mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah ledakkan yang disusul dengan serangan senjata api terjadi di Masjid Imam Rida.

Warga setempat mengatakan bahwa aparat keamanan sempat terlibat baku tembak dengan lima terduga pelaku penyerangan, demikian Saudi Gazette melansir.

Hingga saat ini belum diketahui identitas pelaku penyerangan.

(siraaj/arrahmah.com)

Swedia akan mendeportasi 80.000 pengungsi

Posted: 29 Jan 2016 04:00 AM PST

Swedia berencana untuk mendeportasi 80.000 pengungsi yang pengajuan suakanya ditolak.

STOCKHOLM (Arrahmah.com) - Swedia bermaksud untuk mendeportasi hingga 80.000 pengungsi yang tiba pada tahun 2015 dan pengajuan suakanya juga telah ditolak, Menteri Dalam Negeri Swedia, Anders Ygeman, mengatakan pada Rabu (28/1/2016).

"Kita berbicara tentang 60.000 orang, tapi jumlahnya bisa meningkat menjadi 80.000," ungkap Ygeman, seperti dikutip oleh media Swedia, lansir World Bulletin.

Dia juga menambahkan bahwa pemerintah Swedia telah meminta kepada polisi dan otoritas yang bertanggung jawab terhadap masalah migran untuk mengatur pendeportasian mereka.

Rencana deportasi imigran itu diumumkan saat Eropa berjuang untuk mengatasi krisis setelah puluhan ribu pengungsi tiba di pantai Yunani.

PBB mengatakan bahwa lebih dari 46.000 orang telah tiba di Yunani sepanjang tahun ini, dengan lebih dari 170 orang tewas dalam perjalanan yang berbahaya.

Ygeman mengatakan bahwa proses deportasi tersebut, yang biasanya dilakukan dengan menggunakan penerbangan komersial, harus dilakukan dengan menggunakan pesawat carteran khusus, karena jumlahnya yang sangat banyak.

Swedia memiliki populasi sekitar 9,8 juta penduduk. Negara ini merupakan salah satu negara Uni Eropa yang menampung imigran dalam jumlah besar, jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Pada 2015, Swedia menampung 160 ribu imigran, menurut data dari Badan Migrasi Swedia.

Namun jumlah kedatangan imigran telah menurun drastis sejak Swedia memberlakukan pemeriksaan foto ID sistematis terhadap para pendatang pada 4 Januari.

Pejabat Swedia pada Selasa (26/1) menyerukan untuk menetapkan sistem keamanan yang lebih ketat di pusat suaka yang penuh sesak sehari setelah penusukan fatal terhadap seorang petugas di sebuah pusat pengungsi.

(ameera/arrahmah.com)

Proyek lokal strategi global ala Al-Qaeda: Catatan tentang nota kesepakatan antara gerakan Ansharuddin dengan MNLA

Posted: 29 Jan 2016 03:30 AM PST

03

(Arrahmah.com) - Sebelum memasuki rincian kesepakatan dan membahas poin-poinnya, kami ingin menyampaikan satu poin penting yaitu bahwa kondisi kita sekarang ini pada beberapa sisi mirip dengan kondisi Nabi SAW pada saat datang ke Madinah dan mendirikan sebuah masyarakat Islam yang baru lahir di sana, yang pada waktu itu berbagai mara bahaya mengancam "bayi yang baru lahir" tersebut dari berbagai arah.

Maka penjagaan yang pertama kali dilakukan oleh Nabi SAW adalah barisan internal Madinah yang di dalamnya terdapat bangsa Yahudi yang memerankan pihak yang penting dalam perimbangan, serta membuat kesepakatan yang mengikat kedua belah pihak dengan mereka untuk menjadi satu kesatuan terhadap pihak yang lain. Inilah yang kemudian dikenal dengan piagam Madinah.

Dengan demikian, gencatan senjata dan membuat kesepakatan adalah termasuk ajaran pokok Nabi SAW. Dan cukuplah bagi kita pada periode ini mencapai kesepakatan menyeluruh dan mengikat dengan MNLA (Gerakan Nasional Untuk Kemerdekaan Azawad) yang dengannya kita dapat memperkuat barisan internal Azawad sebagai persiapan untuk menghadapi ancaman yang sangat besar dari luar. Intinya adalah hendaknya kita mengambil dan menerima petunjuk, pemahaman, siasat yang bagus dan pengaturan Nabi SAW. Dan kami telah sebutkan bagaimana interaksi beliau dengan Yahudi, bangsa pembunuh para Nabi dan musuh terbesar kaum muslimin.

Dan sungguh sangat menyedihkan bagi kami akan gagalnya kesepakatan tersebut, bahkan lebih dari itu adalah terjadinya peperangan pada saat kita sangat menginginkan untuk segera menetapkan dan memberlakukan kesepakatan tersebut dalam bentuk yang nyata. Dan oleh karena waktunya belum terlambat, sementara kebutuhan kita untuk mengadakan kesepakatan itu sangat mendesak dalam rangka mengokohkan barisan internal dan dalam rangka mencegah terjadinya interfensi luar dan menggagalkan segala usaha terbentuknya neo-Shahawat. Oleh karena semua itu kami ingin sampaikan kepada kalian dalam catatan yang penting ini yang sebelumnya telah kami catat dalam nota kesepakatan:

  1. Nota kesepakatan tersebut dalam pandangan kami adalah sebuah kemenangan besar dan penting untuk meraih tujuan. Dan dalam bentuk pertamanya lebih menguntungkan kita, meskipun kita tidak melakukan perubahan poin apapun dalam kesepakatan tersebut. Bahkan menurut pandangan kami kesepakatan tersebut lebih besar daripada sekadar atap yang dapat diprediksikan oleh setiap pemerhati yang mungkin mau dilakukan oleh MNLA, jika diasumsikan bahwa gerakan tersebut adalah gerakan yang memiliki pandangan dan proyek sekuler.
  2. Inti dari nota kesepakatan tersebut secara umum menggembirakan, rincian dalam sembilan poinnya tersebut sudah cukup bagi kita, dan keseluruhannya mendukung proyek kita. Atas dasar itu kami berpendapat hendaknya kita lebih bersemangat daripada MNLA dalam melaksanakan kesepakatan tersebut. Dan bahwasanya termasuk tindakan yang salah kalau kita menghalang-halangi atau menyebabkan gagalnya kesepakatan tersebut. Sebelumnya kami berharap kalau para ikhwah itu telah menandatangai kesepakatan tersebut, karena yang paling penting pada saat ini adalah mengikutsertakan MNLA dan menariknya ke dalam barisan kita untuk menghadapi ancaman dari luar. Dan selama mereka mau menerima proyek Dauah Islam dan mau bergandengan tangan dengan kita untuk menjadi satu kekuatan dalam menghadapi musuh kita bersama, apa lagi yang kita inginkan lebih dari itu untuk saat ini? Apakah kita ingin mereka bergabung dengan gerakan Ansharuddin, menjadi kelompok salafi dan mujahid dalam tempo antara sore dan pagi hari? Jika seperti ini, maka kami kira pemikiran semacam ini tidak realistis dan bahkan akan menimbulkan efek yang sebaliknya pada mereka yang mana hal ini akan menjadikan mereka lari dan berbalik memusuhi kita, sementara kita tidak ingin seperti itu.

Maka kita jangan tergesa-gesa dalam semua perkara pada saat ini, dan jangan pula merusak tahapan-tahapan. Karena dengan sedikit kesabaran, kebijaksanaan dan dakwah kita akan meraih apa yang kita inginkan insyaaAllah dalam waktu yang normal.

Kemudian dalam perkara ini kita juga harus ingat dan jangan sampai lupa bahwa yang paling maksimal yang kita inginkan sebelumnya adalah jangan sampai mereka dan orang-orang yang semacam mereka itu menjadi proyek shahawat di kawasan ini, yang akan semakin menguras energi kita dan menambah kepenatan kita. Dan lihatlah, kini Allah telah berkehendak atas karunia dan rahmat-Nya kita dapat mewujudkan jauh lebih banyak dari itu semua. Di mana kita telah berhasil menjadikan mereka satu kekuatan dengan kita untuk menghadapi musuh kita bersama, dan kita dapat jadikan mereka mau menerima Islam sebagai landasan Daulah. Ini jelas merupakan pencapaian yang sangat besar untuk tahap sekarang ini.

  1. Penolakan para ikhwah atas kesepakan tersebut belum dapat kami pahami alasannya, wallahu a'lam. Untuk syarat pertama, yang kalian inginkan untuk ditambahkan adalah kalimat; "… bahwa setiap tindakan yang menyebabkan pelanggaran terhadap satu prinsip dari prinsip-prinsip Islam akan dianggap sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan." Syarat tambahan ini sebenarnya hanyalah mengulang sesuatu yang sudah ada. Karena syarat ini sudah terkandung dalam poin kedua dalam kesepakatan yang menyebutkan bahwa landasan Daulah Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah. Sedangkan syarat kedua yang berkaitan dengan piagam Islam yang terperinci, tidaklah pantas pada saat ini untuk dimasukkan atau dikaitkan dengan nota kesepakatan umum yang menitikberatkan kepada prinsip-prinsip umum yang berlaku. Dan selama poin kedua itu sudah jelas pada ruang lingkupnya, menurut pendapat kami lebih baik rincian-rincian persoalan itu diserahkan kepada dewan ulama yang akan dibentuk dan digabungkan dalam dewan sementara, di mana yang menjadi tugas utama dewan ulama' tersebut adalah mengontrol perjalanan periode sementara ini sesuai dengan ajaran Islam dan melarang segala bentuk pelanggaran syariat Islam. Atas dasar pandangan ini, saya berpendapat bahwa syarat kedua ini jika akan menyebabkan penolakan kesepakatan, maka lebih baik kita menarik kembali darinya dan sebagai gantinya kita komitmen untuk bersungguh-sungguh dalam menerjemahkan poin kedua yang telah disepakati tersebut. Yang secara praktek akan diterjemahkan oleh dewan sementara melalui dewan ulama' yang akan memberikan jaminan kepada kita untuk tidak menyelisihi syariat dalam semua perkara pada periode sementara tersebut.
  2. Pada poin kedua dalam kesepakatan tersebut dikatakan: "Kedua belah pihak berkomitmen untuk berusaha mendirikan dan membangun Daulah Islam di Azawad yang manhajnya adalah Al-Qur'an dan Sunnah, sesuai dengan manhaj salafush shalih." Dalam pandangan kami – wallahu a'lam– merupakan tindakan yang salah jika pada saat ini kita tergesa-gesa memaksakan fikih tertentu kepada masyarakat muslim Azawad yang dikenal sebagai masyarakat yang menganut madzhab Maliki. Kita biarkan saja dalam hal ini mereka bebas, dan kita buka peluang untuk para da'i dan ulama' secara bertahap mendakwahi masyarakat dan meluruskan pemahaman mereka sedikit demi sedikit. Adapun mengenai permasalahan fikih, kami berpendapat bahwa sikap yang bijak adalah kita biarkan saja mereka pada saat ini menganut madzhab Maliki, meskipun tidak mengapa kita menasehati dan mendakwahi agar berpegang dengan dalil. Yang penting untuk saat ini adalah mencantumkan ketentuan untuk tidak menyelisihi syariat Islam. Maksudnya adalah tidak menyelisihi syariat Islam pada perkara-perkara yang telah disepakati di kalangan ulama'. Adapun permasalahan-permasalahan fikih yang masih diperselisihkan dan yang bersifat ijtihadi maka kita serahkan kepada dewan ulama' dalam Daulah Islam. Intinya, kami berpendapat bahwa yang paling benar itu adalah jika para ikhwah dalam poin ini menyederhanakan kalimat sebagai berikut: "Menegakkan dan membangun Daulah Islam di Azawad yang bermanhajkan Al-Qur'an dan Sunnah."
  3. Poin yang menyebutkan kemerdekaan wilayah, kami berpendapat hendaknya hal ini tidak kita benturkan dengan dan kita kacaukan dengan pernyataan-pernyataan resmi kita, seperti dengan mengatakan bahwa kita ini tidak mengenal batas-batas wilayah, atau yang penting bagi kita adalah penerapan syariat Islam tanpa peduli dengan batas-batas wilayah. Karena itu semua memuat pesan yang bisa jadi akan memancing Negara-negara tetangga untuk bersegera bersatu memusuhi kita. Untuk saat ini tidak ada masalah dan tidak ada larangan syar'i bagi kita untuk membuat kesepakatan awal dengan MNLA atas batasan-batasan tertentu untuk Daulah Islam Azawad.
  4. Mungkin poin negatif yang masih ada sampai saat ini dalam kesepakatan tersebut adalah tidak ikutnya kelompok-kelompok penting lainnya dalam kesepatan tersebut, seperti suku Arab yang tergabung dalam Garda Arab untuk Kemerdekaan Azawad, atau suku Songhai dan suku Fulani. Hal ini harus segera ditangani dalam waktu secapat mungkin, dan kita harus mengerahkan segala upaya kita untuk meyakinkan semua golongan agar mau menandatangai kesepakatan tersebut, dan tidak masalah kita menyertakan mereka dalam dewan sementara sesuai dengan kadar jumlah mereka.

Ket:

Songhai adalah grup etnis dari Afrika Barat. Bahasa Songhai adalah bahasa utama mereka. Songhai dan Mandé merupakan grup etnis yang dominan dalam Kekaisaran Songhai yang mendominasi Sahel barat pada abad ke-15 dan ke-16. Songhai dapat ditemui di region Sudan Barat di Mali.

Fula atau Fulani atau Fulbe adalah kelompok etnis yang tersebar di banyak negara di Afrika Barat, Afrika Tengah, sampai Afrika Timur. Mereka berada di Mauritania, Senegal, Guinea, Gambia, Mali, Nigeria, Sierra Leone, Benin, Burkina Faso, Guinea Bissau, Kamerun, Pantai Gading, Niger, Togo, Republik Afrika Tengah, Ghana, Liberia, dan sampai Sudan di timur. Kecuali di Guinea, Fula merupakan minoritas di setiap negara yang mereka huni.

Sumber: Proyek Lokal Strategi Global Al Qaeda – Arahan Umum Proyek Islam dan Jihad di Azawad

Oleh: Yayasan Media Jihad An-Nukhbah

(banan/arrahmah.com)

Syam, Amanat di Pundak Kalian (2)

Posted: 29 Jan 2016 03:00 AM PST

SYAM

(Arrahmah.com) - Media As-Sahab, divisi media Tanzhim Al-Qaeda, Rabi'ul Awwal 1437, merilis rekaman pesan Syaikh Dr. Aiman Az-Zhawahiri berjudul "Syam Amanatun fi A'naqikum", Syam Amanat di Pundak Kalian.

Dalam video berdurasi 27 menit 35 detik yang muncul di media online pada Kamis, 4 Rabi'ul Akhir 1437 H/14 Januari 2016 M tersebut, Syaikh Aiman menegaskan bahwa Jihad ialah demi menegakkan negara dengan syariat Islam sebagai kedaulatan tertinggi di dalamnya, yaitu sebuah negara yang tidak mengakui batas-batas wilayah nasional dan perbedaan kebangsaan. Itulah negara yang meyakini kesatuan negeri-negeri Islam dan persaudaraan orang-orang mukmin.

Pemimpin Al-Qaeda itu juga mengingatkan, jangan sampai hasil dari semua pengorbanan mujahidin yang sangat besar dipetik oleh sekelompok manusia sampah dari kalangan kaum sekuler, sebagai akibat dari hasil tawar-menawar para politikus yang mengabaikan pokok-pokok ajaran akidah dan syariah yang baku. Syaikh Aiman tidak ingin jihadis mengulang kembali kesudahan yang buruk dari apa yang mereka namakan Arab Spring di negara-negara Arab lainnya.

Pada bagian pertama, Syaikh Aiman diantaranya juga telah menegaskan bahwa Syam adalah amanah bagi umat Islam. Ia mengingatkan umat dari upaya-upaya penyelesaian ke arah politik, yang menjauhkan dari tegaknya syariat Islam. Salah satunya adalah konferensi Riyadh, yang baru-baru ini diadakan.

Konferensi Riyadh dipandang sebagai upaya yang akan berakhir pada kegagalan yang sama. Itu adalah upaya untuk menimbulkan perpecahan di antara Mujahidin di Syam. Hal itu patut diwaspadai agar tidak mengulang apa yang dahulu terjadi di Afghanistan. Tujuan konferensi itu adalah agar barisan Jihad di Syam terpecah-belah, sehingga negeri Syam dikuasai oleh kaki tangan musuh.

Berikut lanjutan terjemah pesan Syaikh Aiman dalam "Syam, Amanat di Pundak Kalian" tersebut, yang telah dipublikasikan kiblat.net.

***

Tujuan Jihad Adalah Menegakkan Daulah dan Syariat Islam

Saudara-saudaraku mujahidin di negeri Syam dan setiap tempat…

Al-Qur'an telah menetapkan tujuan jihad dengan firman Allah SWT,

"Dan perangilah mereka sehingga tidak terjadi lagi fitnah (kekafiran dan pemurtadan) dan seluruh ketaatan manusia ditujukan kepada Allah semata." (QS. Al-Anfal [8]: 39)

Tujuan jihad juga ditetapkan oleh sabda Rasulullah SAW,

"Barang siapa berperang agar kalimat (agama) Allah menjadi yang paling tinggi, maka dia di jalan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari)

Maka jihad dan kesungguhan usaha kita sudah seharusnya demi menegakkan Daulah MusIim, kedaulatan tertinggi di dalamnya adalah milik Syariat Islam, sebuah negara yang tidak mengakui batas-batas wilayah yang nasionalis dan tidak pula perbedaan kebangsaan. Itulah negara yang meyakini kesatuan negeri- negeri Islam dan persaudaraan orang-orang mukmin.

Oleh karena itu muhajirin di negeri Syam dan dalam faksi jihad apa pun tidak bisa disebut orang-orang asing. Justru mereka adalah saudara seiman dan seakidah, yang telah mengorbankan nyawa mereka demi menolong agama Allah. Oleh karenanya, mengusir mereka dari Syam atau dari wilayah Islam mana pun merupakan perbuatan yang sangat bertentangan dengan hukum-hukum Islam. Nabi SAW sendiri telah mensifati negeri Syam sebagai:

"Kampung halaman orang-orang beriman adalah Syam." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban. Dinyatakan shahih oleh Syaikh Syu'aib Al-Arnauth)

Saudaraku, mujahid di negeri Syam dan di setiap tempat…

Waspadalah…waspadalah…waspadalah!

Engkau berkorban dengan nyawamu, hartamu, hijrahmu…engkau meninggalkan tanah airmu dan keluargamu, bahkan engkau melalui bertahun-tahun usiamu sebagai tawanan musuh. Jangan sampai hasil dari semua pengorbananmu yang sangat besar itu dipetik oleh sekelompok manusia sampah dari kalangan kaum sekuler, sebagai akibat dari hasil tawar- menawar para politikus dan berlepas dirinya mereka dari pokok-pokok ajaran akidah dan syariah yang baku. Akibatnya bencana yang sama terulang kembali, kita telah berputar-putar dalam bencana tersebut sejak lebih dari satu dekade yang lalu. Seakan-akan kita tidak mengambil pelajaran apa pun dari bencana- bencana tersebut dan dari kesudahan yang buruk dari apa yang mereka namakan Arab Spring.

Wahai para singa Islam di negeri ribath dan jihad Syam, dari semua faksi mujahidin dari semua negeri kaum muslimin…

Sesungguhnya negeri Syam adalah amanat di pundak kalian. Maka bersihkanlah negeri Syam dari orang- orang Nushairiyah, sekuler, dan Rafidhah Shafawiyah. Pertahankanlah negeri Syam dari invasi-invasi salibis.

Hakekat Kelompok Ekstrim Takfiri Modern di Suriah dan Irak

Jangan pula kalian membiarkan negeri Syam dirampas oleh orang-orang ekstrim takfiri, yang mengkafirkan para pemimpin Al-Qaidah, dan mereka secara dusta mengklaim bahwa milisi Syiah Hutsi Yaman tidak mendapatkan perlawanan dari pihak orang-orang yang bertauhid. Bahkan mereka merendahkan tentara Imarah Islam Taliban dengan menjuluki mereka adalah agen-agen CIA. Lebih dari itu mereka mengkafirkan mayoritas mujahidin di negeri Syam.

Mereka adalah orang-orang yang melarikan diri dan menghindar dari berhukum kepada syariat Islam, di saat semua faksi mujahidin lainnya di Syam bersedia untuk berhukum kepada syariat Islam. Meski mereka melarikan diri dari berhukum kepada syariat Islam, mereka tetap saja mencela akidah mujahidin yang telah menghabiskan usia mereka demi membela kedaulatan syariat Islam.

Apakah orang-orang seperti mereka itu bisa dipercaya untuk persoalan memberlakukan syariat Islam? Lalu mereka mendeklarasikan khilafah melalui pembaiatan oleh orang-orang yang tidak dikenal, di sebuah tempat yang tidak dikenal, pada tanggal yang tidak dikenal, untuk seorang laki-laki yang tidak layak menerima baiat. Di luar itu, di pundaknya masih ada ikatan baiat kepada Imarah Islamiyah Afghanistan. Lalu berita deklarasi itu disampaikan oleh seorang laki-laki yang beritanya tidak bisa diterima, karena ia telah terkenal sering berdusta dan mencaci maki. Maka perhatikanlah kerusakan yang bertumpuk-tumpuk di atas kerusakan lainnya ini!

Mereka mengklaim berada di atas jalan para pendahulu, padahal mereka jelas-jelas menyelisihi jalan Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, yang mengumumkan baiatnya kepada Amirul Mu'minin Mulla Muhammad Umar, dan itu adalah baiat uzhma (baiat kepada kepala negara, edt). Syaikh Usamah juga mengajak kaum muslimin untuk membaiat Mulla Muhammad Umar.

Mereka juga menyelisihi Syaikh Abu Hamzah Al-Muhajir (pemimpin Al-Qaidah di Irak dan Menteri Urusan Perang Daulah Islam Irak, edt) yang beranggapan bahwa barang siapa telah berbaiat kepada Amirul Mukminin Mulla Muhammad Umar, kemudian mengingkari baiat tersebut, maka ia telah melakukan sebuah dosa besar yang lebih besar daripada dosa meminum khamr dan berzina. Bahkan Abu Hamzah Al- Muhajir meyakini baiatnya kepada Mulla Muhammar Umar adalah baiat khilafah, sebagaimana yang akan kami sebutkan dengan bukti dokumen-dokumen, insya Allah. Dalam pernyataan-pernyataannya yang dirilis, Abu Hamzah Al-Muhajir selalu menyatakan, "Kepada waliyyul amri kami, Mulla Muhammad Umar."

Lalu kelancangan takfir dan kesembronoan ekstrim mereka mengantarkan mereka untuk menuduh para wanita merdeka yang menjaga kesuciannya, dari kalangan istri-istri mujahidin Jabhah Nushrah dan faksi mujahidin lainnya, sebagai para wanita pezina.

Sebelumnya, mereka mencaci maki Al-Qaidah dengan menjulukinya bak pelacur wanita yang mengklaim kesucian dirinya. Inilah level mereka yang mereka terjerembab ke arahnya dan inilah sumber air mereka yang mereka menciduk air darinya. Inikah yang disebut Khilafah Nubuwwah itu?

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, sesungguhnya pembunuhan terhadap Syaikh Abu Khalid As-Suri rahimahullah mengingatkanku akan pembunuhan terhadap Syaikh Muhammad Sa'id dan Syaikh Abdurrazzaq Ar-Rajjam serta rekan-rekan mereka di Aljazair. Pembunuhan terhadap kedua orang syaikh ini dan rekan-rekan mereka di Aljazair merepresentasikan kekalahan mental, yang disusul oleh kekalahan material, kelompok GIA (Jama'ah Islamiyah Musallahah) di Aljazair.

Saya yakin pembunuhan terhadap Syaikh Abu Khalid As-Suri rahimahullah juga merepresentasikan kekalahan mental orang-orang yang membunuhnya. Biasanya, hal itu akan disusul oleh kekalahan material. Semoga Allah merahmatimu, wahai Abu Khalid.

Bersambung...

(banan/arrahmah.com)

"Israel" tangkap anggota parlemen Palestina

Posted: 29 Jan 2016 02:27 AM PST

police-israel

TEL AVIV (Arrahmah.com) - "Israel" menahan seorang anggota parlemen Palestina dari kelompok Hamas. Penangkapan ini menambah jumlah anggota parlemen Palestina telah yang ditahan penjajah "Israel" sebelumnya menjadi tujuh orang, lansir World Bulletin, Kamis (28/1/2016).

Muhammad Abu Tir dibawa ke tahanan setelah dicurigai terlibat dalam kegiatan "teroris", juru bicara militer mengatakan.

Abu Tir ditangkap dalam serangan di daerah Kafr Aqab dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, ia menambahkan.

Abu Tir merupakan anggota Hamas dari Dewan Legislatif Palestina dari Yerusalem Timur.

Ia sebelumnya telah ditahan oleh "Israel" selama satu tahun tanpa dakwaan, hingga akhirnya dibebaskan pada tahun 2012.

Enam anggota lain, dari 132 anggota Dewan Legislatif Palestina, saat ini ditahan oleh "Israel", organisasi hak asasi manusia Palestina Addameer mengungkapkan.

Menurut Addameer, tiga dari mereka adalah anggota Hamas, satu dari Fatah, dan dua orang lainnya dari Front Pembebasan Palestina (PFLP), yang diklaim "Israel" sebagai organisasi "teroris". (fath/arrahmah.com)

ISIS klaim serangan di Istana Kepresidenan Yaman

Posted: 29 Jan 2016 01:00 AM PST

Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi tengah berada di dalam kediamannya di Maashiq Palace saat serangan terjadi, Kamis (28/1), namun tidak terluka. (Foto: Reuters / Stringer)

ADEN (Arrahmah.com) - Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil di luar kediaman Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi di kota Aden, lansir CNN, Jumat (29/1/2016).

Dalam sebuah pernyataan yang beredar di dunia maya, ISIS mengungkapkan serangan tersebut merupakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang militan bernama Abu Hanifa Al-Hollandi yang diduga warga negara Belanda.

"Sebuah mobil dihadang ketika berusaha menembus penjagaan luar dan pihak keamanan berusaha menghalangi mobil tersebut dengan memberikan tembakan dan berusaha menjinakannya," kata sebuah pernyataan dari kantor kepresidenan.

Sedikitnya tujuh orang tewas dan belasan orang terluka dalam ledakan bom mobil tersebut. Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi berada di kediamanya di Istana Maashiq pada saat kejadian dan dinyatakan selamat.

Hadi menempati Aden ketika istana presiden dan ibu kota Sana'a dikuasi kelompok Syiah Houthi pada tahun 2015, kemudian kabur ke Riyadh, Arab Saudi untuk melarikan diri. Baru-baru ini ia kembali ke Yaman dan berbasis di Aden, kota pelabuhan di wilayah selatan Yaman. (fath/arrahmah.com)

Mesir akan kembali menerima Jet tempur Rafale dari Perancis

Posted: 29 Jan 2016 12:00 AM PST

Jet tempur Rafale buatan Perancis. (Foto: AFP)

KAIRO (Arrahmah.com) - Mesir akan kembali menerima jet tempur Rafale buatan Perancis sesuai dengan kesepakatan bisnis antara kedua negara, ujar laporan kantor berita MENA.

Pengiriman gelombang kedua terdiri dari tiga pesawat yang akan mengambil bagian dalam parade udara di Kairo, Giza dan kota lainnya setelah kedatangan mereka, tambah laporan MENA seperti dilansir Al Bawaba pada Kamis (28/1/2016).

Penambahan jet Rafale untuk Angkatan Udara Mesir merupakan langkah kualitatif dalam meningkatkan kapasitas angkatan bersenjata untuk melaksanakan tugas-tugas dalam mendukung upaya menuju "keamanan dan stabilitas" di Timur Tengah, klaim sumber mengatakan kepada MENA.

Mesir menerima kontrak ekspor pertama jet Rafale pada Juli tahun lalu. Kesepakatan yang bernilai lebih dari 5 miliar Euro ditandatangani di Kairo oleh menteri pertahanan kedua negara.

Mesir juga menerima sekitar 1,3 miliar USD dalam bantuan militer tahunan oleh AS. Mesir menerima bantuan dalam bentuk senjata dan peralatan militer setiap tahun melalui pelayanan program kementerian pertahanan AS yang disebut Foreign Military Financing (FMF).

Peralatan militer strategis yang dipasok ke Mesir oleh AS termasuk jet tempur F-16.

Mesir juga menerima bantuan militer dari Rusia. Pada Desember lalu, Rusia menandatangani kesepakatan dengan Mesir yang akan memberikan 46 helikopter yang dikenal dengan Ka-52 Alligator. (haninmazaya/arrahmah.com)

Kembali warga sipil meninggal di Madaya yang terkepung

Posted: 28 Jan 2016 11:00 PM PST

Foto: Orient News

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Korban meninggal mencapai 16 orang akibat kelaparan yang melanda Madaya di Damaskus barat setelah seorang wanita dan seorang pria tua meninggal akibat kekurangan makanan dan obat-obatan.

Sebagaimana dilansir oleh Orient News, Kamis (28/1/2016), kematian 2 orang itu datang setelah paket bantuan PBB memasuki Madaya pada 11 dan 14 Januari, sehingga jumlah orang yang meninggal akibat kekurangan gizi dan kelaparan berjumlah 56 sejak awal pengepungan yang diberlakukan oleh milisi "Hizbullah" di kota itu lebih dari enam bulan lalu.

Sumber-sumber medis di Madaya memperingatkan bahwa akan lebih banyak lagi orang yang mati kelaparan karena saat ini ada lebih dari 75 kasus kritis.

Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan PBB, Stephen O'Brien, sebelumnya mengatakan bahwa sekitar 400 orang di Madaya harus segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.

Di sisi lain, 15 keluarga terpaksa harus kehilangan tempat tinggal di Madaya selatan, setelah milisi "Hizbullah" mengambil kendali atas beberapa area di al-Badri, pos pemeriksaan al-Mathana, dan daerah el-Kroum.

(ameera/arrahmah.com)

Asad dinilai gagal melindungi para pendukung setianya di Homs

Posted: 28 Jan 2016 10:00 PM PST

Foto: Orient News

DAMASKUS (Arrahmah.com) - Loyalis di daerah pro-Assad melakukan demonstrasi di Homs pada Kamis (28/1/2016) atas apa yang mereka sebut "kegagalan Asad dalam melindungi mereka."

Sebagaimana dilansir oleh Orient News, para pemonstrasi itu bergerak dari Ekrema menuju al-Zahra di Homs atas ketidakmampuan Asad dalam melindungi mereka.

Menurut media pro-Asad, para pengunjuk rasa yang marah itu menuntut pengunduran diri pejabat keamanan tinggi termasuk gubernur kota itu dan mengkritik media yang dikelola negara yang tidak mengakui tingginya jumlah orang-orang yang meninggal dan hilang di antara para pendukung setia Asad dalam serangan baru-baru ini yang sangat sering terjadi.

Mereka juga menuduh komite keamanan Asad gagal melindungi daerah pro-Asad dan menyebut mereka "pembohong".

(ameera/arrahmah.com)