Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

"Israel" kerahkan ratusan tentara dan polisi untuk mengamankan rencana pembongkaran rumah milik warga Palestina

Posted: 02 Dec 2015 03:34 PM PST

Polisi perbatasan "Israel" memeriksa warga Palestina di Kota Tua Yerusalem. (Foto: Reuters)

YERUSALEM (Arrahmah.com) - Ratusan tentara dan polisi Zionis dikerahkan di lingkungan Yerusalem Timur pada Rabu (2/12/2015) menjelang rencana pembongkaran sebuah rumah milik warga Palestina yang dituduh melakukan serangan pada tahun lalu.

Penghancuran seperti ini, dikecam keras oleh kelompok-kelompok HAM, telah secara teratur meletuskan bentrokan mematikan antara pasukan "Israel" dengan pemuda Palestina yang berupaya mempertahankan rumah yang menjadi target.

Rumah yang rencananya akan menjadi target pembongkaran oleh "Israel" terletak di kamp pengungsi Shuafat dan merupakan kediaman Ibrahim Al-Akari, yang dituduh melakukan serangan pada 5 November 2014, menewaskan dua orang termasuk seorang polisi perbatasan, lansir AFP pada Rabu (2/12).

Pria berusia 38 tahun tersebut diklaim mengendarai sebuah van dan dengan sengaja menabrakkannya ke pejalan kaki di sepanjang jalan yang memisahkan antara Yerusalem Barat dan Timur.

Dia kemduian melompat keluar dari kendaraan dan menyerang pejalan kaki dengan batang besi sebelum ditembak mati oleh polisi.

"Israel" mengklaim penghancuran rumah adalah tindakan pencegahan bagi mereka yang berpotensi melakukan serangan, sementara kelompok-kelompok HAM menyatakan bahwa itu sebagai hukuman kolektif di mana anggota keluarga menderita untuk sesuatu yang tidak dilakukan oleh mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)

Jabhah Nushrah bunuh 50 tentara Asad dalam pertempuran di Aleppo selatan

Posted: 02 Dec 2015 03:05 PM PST

Medan pertempuran di Aleppo Selatan. (Foto: Zaman Alwasl)

ALEPPO (Arrahmah.com) - Sedikitnya 50 tentara rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan milisi Syiah yang menjadi sekutu mereka tewas dalam tujuh hari terakhir di pedesaan selatan Aleppo, ujar pernyataan Mujahidin Jabhah Nushrah pada Rabu (2/12/2015).

Pertempuran berlangsung di garis depan kota Al-Qarasi di Aleppo selatan, meninggalkan 50 personil militer rezim tewas, menurut akun Twitter resmi Jabhah Nushrah seperti dilansir Zaman Alwasl.

Sementara itu, serangan udara pada Selasa (1/12) telah menghantam kota-kota Zummar, Al-Zarbeh, Deir Jamal, Al-Zeraya dan distrik Minnig. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pernyataan juru bicara IIA terkait keputusan NATO mempertahankan pasukannya di Afghanistan

Posted: 02 Dec 2015 07:49 AM PST

IIA AFGHAN

(Arrahmah.com) - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Selasa (1/12/2015) menyatakan bahwa NATO akan mempertahankan 12.000 pasukannya di Afghanistan hingga akhir 2016 dengan dalih memerangi "teroris," sebagaimana dilansir AFP.

Keputusan NATO ini mengundang kecaman dari Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA). Juru bicara IIA mengatakan dalam pernyataan resminya bahwa keputusan NATO tersebut hanya akan menambah kesulitan rakyat Afghan dan memperluas ketidakamanan. Berikut pernyataan resmi juru bicara IIA Zabihullah Mujahid yang dipublikasikan Voice of Jihad pada Rabu (2/12).

*****

Negara-negara anggota NATO sekali lagi memperjelas rencana jahat mereka terkait Afghanistan dan menyatakan bahwa tentara mereka akan tetap berada di Afghanistan hingga akhir tahun 2016, akan melanjutkan pendanaan yang dibebankan terhadap pemerintahan Kabul dan akan melakukan apa yang disebut "proyek sipil" dengan tujuan menipu rakyat Afghan.

Imarah Islam mengecam dengan keras keputusan ini oleh NATO. Memperpanjang penjajahan Afghanistan dan menjaga api dalam perang ini tetap menyala tidak hanya menarik rakyat Afghan ke dalam kesulitan yang lebih tetapi juga hal ini menciptakan ketidakamanan di wilayah yang lebih luas, membuang-buang kesempatan dan lebih jauh lagi menurunkan reputasi NATO itu sendiri.Sama seperti ratusan ribu tentara penjajah dari negara-negara anggota NATO dan milyaran dolar gagal untuk mewujudkan keinginan dan tujuan bangsa Afghan oleh karena itu beberapa ribu tentara yang terbatas untuk membentengi basis-basis akan juga gagal dalam mencapai tujuan-tujuan kolonial NATO.Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa Afghan yang gagah berani bukanlah bangsa yang pengecut bahkan mereka akan melanjutkan Jihad sakral mereka hingga pengusiran penjajah yang tersisa dan akan memanfaatkan hak hukum mereka dan segala cara yang mereka miliki untuk kemerdekaan negara mereka di bawah kepemimpinan Imarah Islam [Afghanistan].Juru bicara Imarah Islam AfghanistanZabihullah Mujahid(siraaj/arrahmah.com)

Kesaksian warga Raqqah hidup di "ibukota" ISIS: Kami menghadapi kematian dari berbagai arah

Posted: 02 Dec 2015 04:10 AM PST

An image made available by Jihadist media outlet Welayat Raqa on June 30, 2014, allegedly shows a member of the IS (Islamic state) militant group parading with a long-range missile on a street in the northern rebel-held Syrian city of Raqa. AFP PHOTO / HO / WELAYAT RAQA  === RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT "AFP PHOTO / HO / WELAYAT RAQA" - NO MARKETING NO ADVERTISING CAMPAIGNS - DISTRIBUTED AS A SERVICE TO CLIENTS FROM ALTERNATIVE SOURCES, AFP IS NOT RESPONSIBLE FOR ANY DIGITAL ALTERATIONS TO THE PICTURE'S EDITORIAL CONTENT, DATE AND LOCATION WHICH CANNOT BE INDEPENDENTLY VERIFIED === / AFP / WELAYAT RAQA / -

Raqqah adalah sebuah penjara yang kejam, warganya secara perlahan mati kelaparan, terlebih lagi bom pasukan asing juga menambah penderitaan mereka, ungkap seorang warga Raqqah yang telah mengungsi untuk menghindari kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, yang mengklaim Raqqah sebagai "ibukota daulah" mereka.

Dalam sebuah wawancara dengan MEE, Senin (30/11/2015), Abdullah K, yang belum lama ini menyelamatkan diri ke Eropa, mengatakan bahwa kota itu telah jatuh ke dalam jurang, di mana warganya menghadapi murka IS dan bombardir pasukan asing.

Komentarnya itu bertepatan dengan langkah para politisi Inggris yang tengah mempersiapkan diri mereka untuk memilih apakah akan memperpanjang aksi militer negara itu terhadap IS ke Suriah atau tidak. Raqqah, markas de facto kelompok IS, diklaim akan menjadi target utama aksi militer tersebut.

Kota ini sudah menderita di bawah serangan AS, Rusia dan yang paling baru Perancis, yang meningkatkan serangan udaranya pasca serangan IS bulan Oktober di Paris.

Berbicara kepada MEE dari perbatasan Yunani-Macedonia, Abdullah mengatakan kondisi warga Raqqah berada di ambang kelaparan.

"Hari ini, Raqqah bagai menghadapi mimpi buruk. IS dengan segala cara membuat penduduk sipil kelaparan dan itulah yang terjadi. Ketersediaan listrik menjadi begitu sulit. Air belum disanitasi sejak IS mengambil alih Raqqah.

"Pusat kota bagaikan kota hantu. Hanya rumah-rumah yang telah diambil alih secara paksa oleh anggota IS lah yang menerima pelayanan," ungkap Abdullah menjelaskan diskriminasi yang mereka rasakan di Raqqah sejak kedatangan IS.

"Harga sekantung roti telah mencapai harga yang luar biasa," ujar Abdullah. "Meskipun IS mengancam untuk memotong tangan siapa pun yang tertangkap mencuri, pencurian justru telah merajalela dan bahkan terjadi di siang bolong karena kasus kelaparan."

Dia mengatakan terlebih pengeboman yang menyasar sipil semakin menambah kesengsaraan tersebut.

"Setiap intervensi militer oleh Inggris tidak akan menghentikan geng Asad, tapi semakin memperkeruh situasi," katanya.

"Saya tidak mendukung segala bentuk intervensi yang tidak mengembalikan stabilitas dan membawa kami kembali ke negara kami, selain intervensi yang menyingkirkan Asad dan IS."

Dia mengatakan bahwa serangan mendadak Rusia dan Perancis telah benar-benar gagal untuk menargetkan IS.

"Serangan udara Rusia seperti orang buta yang menyerang di mana-mana kecuali untuk daerah di mana IS berada," katanya. "Sedangkan serangan Rusia malah menghujani warga sipil.

"[Sementara] serangan udara Perancis bersifat reaksioner, acak, dan tidak penuh perhitungan meski terkadang tidak ada warga sipil yang tewas dan serangan berhasil menargetkan basis IS."

 

Lubang hitam Raqqah

Mantan penduduk Raqqah lainnya yang sekarang berbasis di Turki mengatakan kepada MEE mengenai bahaya bagi siapa pun yang berada di Raqqah.

"Tidak ada internet di rumah, internet hanya ada di kafe umum yang dioperasikan oleh IS," katanya, meminta namanya dirahasiakan. "Jadi sangatlah berisiko untuk menyebutkan hal-hal tertentu untuk berbicara menentang mereka ketika mereka memantau segala sesuatunya."

Karena cengkraman IS, mengonfirmasi banyak detail kehidupan di kota ini menjadi begitu sulit, apalagi mendengar cerita pengeboman dari perspektif warga sipil.

Kehidupan di Raqqah telah berubah sejak IS mengambil alih kota ini pada bulan Januari 2014, dengan populasinya jatuh dari dari satu juta menjadi hanya 400.000 orang.

Hukuman bagi mereka yang tidak mematuhi peraturan yang ketat telah menjadi realitas sehari-hari bagi warga.

Para aktivis di sana dieksekusi atau berhasil melarikan diri ke Turki - namun tidak berarti mudah untuk menyelamatkan diri mengingat IS melarang warga meninggalkan Raqqah tanpa izin mereka.

Sejumlah laporan telah beredar dari keluarga para anggota IS sendiri yang melarikan diri dari Raqqah ke Mosul dari serangan udara baru-baru ini. Para anggota IS juga telah pindah ke daerah-daerah sipil untuk bersembunyi di antara warga sipil, dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

 

Sebuah realitas yang berbeda

Situasi di Raqqah tampak begitu berbeda pada tahun 2013 ketika Tentara Pembebasan Suriah atau Free Syrian Army (FSA) dan Mujahidin Ahrar Syam memukul mundur pasukan pemerintah Nushairiyah Suriah dari kota, dan kemudian dari provinsi. Di bawah pemerintahan FSA, Abdullah mengatakan, kehidupan Raqqah berlanjut normal.

"Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi tetap buka, dan bahkan lembaga pemerintah tetap berjalan di bawah koordinasi penuh antara FSA dan Ahrar Syam," katanya.

Namun, pada bulan-bulan sebelum deklarasi "Daulah Islam" di Suriah dan Irak pada musim panas 2014, banyak aktivis dan tokoh terkenal di Raqqah yang diculik.

"Tidak diragukan lagi bahwa mereka diculik oleh anggota IS," katanya. "Orang-orang - seperti aktivis dalam gerakan non-kekerasan dan bersenjata, kepala dewan kota, wali dewan kota, dan hakim legislatif - merupakan kekuatan pendorong untuk menyatukan jalan dan mengorganisir protes jalanan yang besar.

"Pada tanggal 10 Januari 2014, IS mengambil alih Raqqah. Sekolah-sekolah ditutup selama satu tahun dan dibuka kembali pada bulan Februari 2015, tetapi hanya untuk kelas sembilan. Seluruh kurikulum berubah dari menggunakan buku-buku 'kafir' menjadi buku-buku yang disetujui oleh IS."

Menurut salah satu aktivis yang melarikan diri dari Raqqah pada bulan Oktober, kebanyakan orangtua khawatir terhadap pencucian otak anak-anak mereka dengan paham ekstrimis yang bisa dilakukan di sekolah-sekolah yang dikendalikan IS, sehingga mereka memilih home schooling untuk anak-anak mereka, meski langkah itu bisa beresiko hukuman mati.

Di tengah teror dan diskriminasi yang IS sodorkan kepada warga sipil Raqqah, memang ada beberapa laporan di mana IS juga mencoba menerapkan syariat Islam, namun cara mereka memaksa warga sipil dirasa bagai teror yang justru membuat warga awam begitu ketakutan dengan "kengerian syariat Islam" yang masih baru bagi mereka.

IS, kata para aktivis, bersumpah untuk membunuh guru-guru yang menjalankan sekolah swasta di luar pantauan IS, terutama untuk anak-anak perempuan.

Pemilik toko yang tidak menutup tokonya untuk shalat berjamaah akan dikenakan denda yang besar. Kaum perempuan dipaksa untuk memakai hijab yang menutup seluruh tubuh, ditambah pakaian tebal lain yang melapisinya.

Para pria diberhentikan di pos-pos pemeriksaan yang dijaga oleh banyak anggota IS dan penjaga patroli IS yang adang-kadang memerintahkan untuk menyerahkan ponsel mereka untuk melihat apakah mereka memiliki lagu atau menyimpan gambar perempuan tak berhijab di ponsel mereka.

Dengan beberapa hal itu, meski menghadapi kengerian dari berbagai arah setiap harinya, masih ada di antara mereka yang menyisakan harap bahwa mereka akan dapat melaluinya, kata Abdullah: "Keluarga saya masih di Raqqah, tabah dan menunggu pertolongan."

(aliakram/arrahmah.com)

30 orang hilang saat kapal pengungsi tenggelam di lepas pantai Turki

Posted: 02 Dec 2015 03:00 AM PST

Setidaknya 3.138 pengungsi telah meninggal saat menyeberangi Laut Mediterania sepanjang tahun ini, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.

ANKARA (Arrahmah.com) - Setidaknya 30 orang hilang setelah kapal yang membawa pengungsi tenggelam di lepas pantai sebelah barat Turki, pada Selasa (1/12/2015), ungkap penjaga pantai Turki.

Sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency, perahu yang membawa sekitar 35 orang itu menuju ke pulau Chios Yunani ketika perahu itu tenggelam di lepas pantai Cesme, provinsi Izmir.

Pulau ini merupakan salah satu tujuan paling disukai bagi pengungsi yang berupaya untuk memasuki Uni Eropa dari Turki.

Dua pengungsi berenang ke darat dan melapor kepada penjaga pantai Turki mengenai tenggelamnya perahu pengungsi.

Kapal dan helikopter pencarian dan penyelamatan telah dikirim ke lokasi kecelakaan. Mayat dari tiga pengungsi Suriah ditemukan terdampar di pantai dekat.

Izmir, Mugla, Aydin dan Canakkale - empat provinsi Turki yang berhadapan dengan pulau-pulau Yunani di Laut Aegea dan laut Mediterania - merupakan tempat utama bagi pengungsi untuk menuju negara-negara Uni Eropa.

Setidaknya 3.138 pengungsi telah meninggal saat menyeberangi Laut Mediterania sepanjang tahun ini, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.

Badan pengungsi PBB mengatakan bahwa lebih dari 640.000 orang telah tiba di Eropa melalui Mediterania sepanjang tahun ini.

(ameera/arrahmah.com)

Jerman: rezim Asad membeli minyak dari ISIS

Posted: 02 Dec 2015 12:30 AM PST

Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Sawsan Chebli mengatakan pada konferensi pers di Berlin pada Selasa (1/12/2015) bahwa ada bukti transaksi minyak antara rezim Asad dan ISIS. (Foto: Anadolu Agency)

BERLIN (Arrahmah.com) - Pemerintah Jerman menuding rezim Bashar Asad membeli minyak dari ISIS.

Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Sawsan Chebli mengatakan pada konferensi pers di Berlin pada Selasa (1/12/2015) bahwa ada bukti transaksi minyak antara rezim Asad dan ISIS.

Ditanya tentang klaim Presiden Vladimir yang menuding Turki membeli minyak dari ISIS, Chebli mengatakan bahwa pemerintah Jerman tidak memiliki informasi yang mendukung klaim tersebut, lansir Anadolu Agency (1/12).

"Tapi apa yang kita tahu misalnya adalah bahwa rezim Asad telah menerima sejumlah besar minyak dari ISIS. Kami memiliki bukti. Kami memiliki indikasi yang menunjukkan bahwa hal ini terjadi," tambahnya.

Juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert juga mengkritik tuduhan yang diarahkan pada Turki. Ia mengatakan tidak ada bukti serius yang menunjukkan Turki telah menoleransi ataupun aktif mendukung pembelian minyak tersebut dengan ISIS.

"Kami tidak melihat tuduhan tersebut tanpa bukti yang kuat. Kami percaya bahwa masyarakat internasional harus fokus memperkuat memerangi ISIS dan menahan diri dari segala sesuatu yang dapat memperkuat ISIS," tegasnya.

Menyusul jatuhnya sebuah pesawat perang Rusia yang melanggar wilayah udara Turki dekat pergatasan Suriah (24/11), Rusia mengumumkan sanksi terhadap Turki. Presiden Rusia Vladimir Putin menuding adanya keterlibatan Turki dalam pembelian minyak dari ISIS.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menantang Putin dan mengatakan akan mundur dari jabatannya jika klaim Rusia bahwa Turki membeli minyak dari ISIS terbukti benar. Erdogan juga meminta Putin melakukan hal yang sama jika tudingan tersebut salah.

(fath/arrahmah.com)

NATO akan mempertahankan 12.000 tentaranya di Afghanistan hingga 2016

Posted: 02 Dec 2015 12:30 AM PST

Komandan pasukan AS dan NATO di Afghanistan, Jenderal John F. Campbell (tengah) saat berada di markas NATO di Kabul. (Foto: AP)

KABUL (Arrahmah.com) - NATO akan mempertahankan 12.000 tentara di Afghanistan untuk tahun 2016 dengan dalih mencegah Afghanistan menjadi surga "teroris", menurut pernyataan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg pada Selasa (1/12/2015).

Dukungan untuk nasehat militer NATO dan misi pelatihan seharusnya berakhir di tahun ini, namun keberhasilan medan perang Taliban (Imarah Islam Afghanistan-red) membuat NATO "berpikir ulang".

"Hari ini, sekutu NATO dan mitra operasional Resolute Support telah sepakat untuk mempertahankan kehadiran selama 2016," ujar Stoltenberg setelah menteri luar negeri aliansi mendukung keputusan itu, lansir AFP.

"Misi, akan terus dikaji dan jika perlu akan disesuaikan untuk memastikan efektivitasnya."

Jumlah pasukan akan berjumlah sekitar 12.000, tambahnya.

Amerika Serikat dan sekutunya menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 dan AS terjebak dalam perang yang panjang dengan dalih "melawan terorisme".

NATO mengambil alih komando operasi pada tahun 2003 dan jumlah pasukan AS mencapai puncaknya, sekitar 90.000 personil. Operasi tempur NATO berakhir pada 2014, namun mereka masih meninggalkan sejumlah pasukan dengan dalih untuk misi pelatihan dan penasehat militer.

Stoltenberg mengklaim NATO harus memiliki alasan kuat untuk menyelesaikan misinya di Afghanistan dengan pemerintahan yang stabil yang mampu menjamin keamanan.

"Kami berada di Afghanistan untuk mencegah Afghanistan menjadi tempat yang aman bagi 'teroris'. Jika Afghanistan menjadi tempat yang aman, maka itu akan menjadi ancaman bagi kami," klaimnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Empat tentara penjajah AS tewas dalam serangan bom ranjau di provinsi Parwan, Afghanistan

Posted: 02 Dec 2015 12:00 AM PST

Tentara AS tewas dalam ledakan bom ranjau di Parwan. (Foto: Voice of Jihad)

PARWAN (Arrahmah.com) - Sedikitnya empat tentara penjajah AS dilaporkan tewas dalam serangan Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) di utara Afghanistan, menurut laporan Al-Emarah pada Selasa (1/12/2015).

Laporan menambahkan bahwa sebuah bom ranjau meledak ketika kendaraan pengangkut personil berlapis baja melintas di distrik Bagram, provinsi Parwan pada Senin (30/11) di mana empat tentara penjajah AS tewas di tempat kejadian.

Sementara itu dalam peristiwa terkait, sebanyak 22 tentara musuh dilaporkan tewas dan 18 lainnya mengalami luka-luka selama pertempuran sengit di utara Afghanistan, lansir Voice of Jihad.

Tentara musuh tewas di Samangan. (Foto: Voice of Jihad)

Tentara musuh tewas di Samangan. (Foto: Voice of Jihad)



Pertempuran pecah pada Selasa (1/12) di distrik Darah-e-Souf, provinsi Samangan, setelah Mujahidin melepaskan tembakan ke konvoy musuh yang menuju pusat distrik. Dalam pertempuran tersebut satu tank dan satu kendaraan militer musuh hancur.

Dua Mujahid dilaporkan syahid (insyaa Allah) dan lima lainnya terluka. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mujahidin Asy-Syabaab menyerbu basis militer tentara boneka Somalia di kota Qoryoley

Posted: 01 Dec 2015 11:30 PM PST

Mujahidin Asy-Syabaab di kota Qoryoley

SHABELLE BAWAH (Arrahmah.com) - Pertempuran mematikan antara Mujahidin Somalia Asy-Syabaab dengan tentara boneka Somalia (SNA) pecah di kota strategis Qoryoley, wilayah Shabelle Bawah, lansir kantor berita Shabelle pada Selasa (1/12/2015).

Konfrontasi bersenjata pecah ketika Mujahidin bersenjata berat menyerang pangkalan militer di kota yang menjadi tempat tinggal tentara SNA pada Senin (30/11) malam.

Mengonfirmasi insiden tersebut, wakil komisaris Qoryoley mengklaim dalam wawancara dengan Radio Shabelle bahwa SNA melakukan perlawanan dan menimbulkan kerugian besar pada pejuang Asy-Syabaab.

Sementara itu, Asy-Syabaab mengatakan di situs online bahwa pejuang mereka telah berhasil membunuh beberapa tentara dalam serangan di Qoryoley yang berlokasi sekitar 120 km dari barat laut ibukota Somalia, Mogadishu. (haninmazaya/arrahmah.com)

NATO akan memperluas penyebaran pasukan di Afghanistan tahun 2016

Posted: 01 Dec 2015 11:00 PM PST

Menteri luar negeri NATO telah sepakat untuk memperluas pengerahan 12.000 tentara di Afghanistan pada tahun 2016 dan menyediakan dana sedikitnya 3 miliar dolar AS untuk pasukan keamanan Afghanistan sampai tahun 2020.

BRUSSELS (Arrahmah.com) - Menteri luar negeri NATO, pada Selasa (1/12/2015), sepakat untuk memperluas pengerahan 12.000 tentara di Afghanistan pada tahun 2016 dan menyediakan dana sedikitnya 3 miliar dolar AS untuk pasukan keamanan Afghanistan sampai tahun 2020.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa kehadiran NATO di Afghanistan sangat penting untuk menghentikan negara itu menjadi "tempat yang aman bagi teroris internasional".

"Kami berada di Afghanistan untuk mendukung diri kami," kata Stoltenberg kepada wartawan di Brussels setelah pertemuan antara menteri luar negeri NATO, pada Selasa (1//12)

"Jika Afghanistan menjadi tempat berlindung yang aman bagi 'teroris internasional' hal itu juga akan menjadi ancaman bagi kami," kata Stoltenberg.

"Kami bekerja sama dengan Afghanistan untuk memperbaiki dan meningkatkan keamanan bersama, itu sebabnya kami terus mendanai mereka," Stoltenberg menambahkan.

"Kami [para menlu NATO] bertemu hari ini dan bersama-sama menegaskan kembali komitmen kami untuk meningkatkan keamanan, dan mempromosikan perdamaian, pembangunan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum di Afghanistan," kata menteri luar negeri NATO dalam sebuah pernyataan bersama, pada Selasa.

Klaim NATO itu tentu bertolak belakang dengan kenyataan bahwa keikutsertaan NATO dalam berbagai konflik di berbagai negara justru melanggengkan peperangan, pertikaian, perpecahan, dan menelan korban sipil yang tidak sedikit.

(ameera/arrahmah.com)