Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Zahran Alloush, amir Jaisyul Islam gugur dalam serangan udara di Ghautah Timur

Posted: 25 Dec 2015 03:26 PM PST

Zahran Alloush, amir Jaisyul Islam

GHAUTAH (Arrahmah.com) - Seorang pemimpin faksi perlawanan Suriah dan kelompok yang paling kuat di pinggiran timur Damaskus, dilaporkan gugur dalam serangan udara yang menargetkan markas kelompok pada Jum'at (25/12/2015).

Kematian Zahran Alloush, amir Jaiyul Islam disebut-sebut sebagai pukulan besar untuk pejuang Suriah di pedesaan timur Damaskus yang dikenal dengan Ghautah. Namun seperti diketahui, faksi pejuang Suriah tidak akan kehilangan kekuatan meskipun petinggi mereka gugur, karena ini bukan pertama kalinya amir dari sebuah faksi perlawanan gugur dalam pertempuran.

Sumber mengatakan bahwa serangan oleh jet tempur Rusia menargetkan markas rahasia Jaisyul Islam, yang menurut data intelijen Barat memiliki sekitar 15.000 sampai 20.000 pejuang dan merupakan faksi terbesar di Ghautah Timur, lansir Zaman Alwasl.

Jaisyul Islam telah efektif menjalankan administrasi di Ghautah Timur sejak 2013 ketika kelompok tersebut terbentuk dari penggabungan sejumlah brigade.

Sumber menambahkan bahwa Alloush gugur ketika mengadakan pertemuan dengan pemimpin kelompok lain di daerah Marj Al-Ghauta yang telah menjadi target serangan utama rezim Nushairiyah dalam beberapa minggu terakhir.

Terdapat laporan yang saling bertentangan terkait serangan udara yang menyebabkan kematian Alloush. Rezim Nushairiyah mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang membunuh Alloush namun beberapa sumber mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jet tempur Rusia yang bertanggung jawab.

Menurut laporan Al Jazeera, Alloush disebut sebagai ulama kharismatik Salafi yang mendapat dukungan dari Arab Saudi. Kematian Alloush bisa mengancam masa depan pembicaraan damai karena itu menandakan bahwa Rusia dan rezim Suriah tidak benar-benar mengejar negosiasi.

Sebelum mendirikan Jaisyul Islam, Alloush merupakan pendiri Liwa Al-Islam bersama dengan ayahnya Abdallah yang juga merupakan ulama Salafi yang berbasis di Arab Saudi.

Rami Abdurrahman, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan Ghautah Timur menjadi sasaran serangan udara Rusia pada Jum'at (25/12).

Sementara itu, jet Rusa juga menghantam rumah sakit bersalin di Azaz, provinsi Aleppo, membunuh sedikitnya 14 orang dan melukai beberapa lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Masjid yang dibakar di AS menerima bantuan $ 11.000

Posted: 25 Dec 2015 02:00 AM PST

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di Islamic Center of Palm Springs, sebuah masjid di Coachella Jumat pagi (11/12/2015). (Foto: AP)

COACHELLA (Arrahmah.com) - Masjid di Coachella, Amerika Serikat, yang dibakar pada 11 Desember menerima bantuan $ 11.000 dari Courage Campaign.

"Dr. Paul Song, ketua Courage Campaign akan memberikan cek sebesar $ 11.000 atas nama organisasi dan anggotanya didedikasikan untuk merekonstruksi masjid setempat setelah dibakar oleh ekstremis anti-Muslim pada awal bulan ini," kata kelompok tersebut dalam sebuah email

"Kami berharap sumbangan $ 11.000 dari Courage Campaign dan anggotanya bisa membantu untuk membangun kembali Masjid di Coachella Valley dan kami berharap para korban kasus islamofobia dimana pun tahu bahwa mereka tidak sendirian," tambah Song.

Sebagaimana dilansir SB Sun (23/12/2015), Pejabat Riverside County Sheriff mengungkapkan kebakaran disebabkan oleh api. Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menangkap pelaku yang diidentifikasi sebagai Carl James Dial.

Beberapa Muslim di California Selatan dan di sekitarnya khawatir akan setiap aksi islamofobia yang bisa saja terjadi setiap saat.

(fath/arrahmah.com)

Sofia, #IWillProtectYou

Posted: 25 Dec 2015 01:00 AM PST

Sofia Yassini memeriksa pintu beberapa kali sehari karena takut tentara akan mengusir mereka. (Foto: Independent)

Apakah kekuatan dari sebuah hashtag?

Bagi seorang bocah muslim, setidaknya, hashtag #IWillProtectYou yang digunakan oleh para anggota militer dan veteran mampu meyakinkan gadis cilik yang ketakutan akan dideportasi dari AS setelah mendengar pernyataan kotroversial Donald Trump yang melarang muslim memasuki AS.

Melissa Yassini dari Dallas, Texas, mengatakan anaknya, Sofia, segera mengemas barang-barang keyangannya ke dalam tas untuk berjaga-jaga jika tentara datang untuk mengusir mereka dari rumah.

Melissa mengatakan di akun Facebook miliknya, "Hari menyedihkan di Amerika karena saya harus menenangkan anak saya yang berusia delapan tahun yang mendengar seseorang dengan rambut kuning bernama Trump ingin mengusir keluar semua Muslim dari Amerika."

"Sofia memeriksa semua kunci pintu tiga sampai empat kali. Ini adalah terorisme. Tidak ada satu pun anak di Amerika yang layak untuk merasakan hal seperti ini."

Melissa memposting pernyataannya setelah mendengar serangkaian pernyataan kontroversial Donald Trump pasca penembakan massal di San Bernardino yang menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari 20 orang.

"Kita sering lupa, kita mengibarkan perang satu sama lain dengan kata-kata. Kita orang dewasa, bisa menghadapinya. Anak-anak yang menderita karena ini. Mereka pergi ke sekolah setiap hari, dan mereka takut untuk memberitahu orang bahwa mereka adalah Muslim. Ini harus dihentikan," tulisnya di Facebook.

Pernyataan yang ditulis Melissa menjadi viral dan telah dibagian lebih dari 20.000 kali.

Kerri Peek, seorang veteran tentara merasa tersentuh mendengar pernyataan tersebut. Ia juga merasa sangat marah ketika Sofia khawatir tentara akan datang untuk mengusirnya. Peek merasa harus melakukan sesuatu untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada tentara mengusirnya. Ia pun mengirim fotonya yang mengenakan seragam militer. Dan menuliskan pesan: "Inilah gambar saya sebagai seorang ibu dan tentara, aku akan datang untuk melindungimu."

Peek juga mengajak rekan-rekannya untuk mengirim pesan dukungan kepada Sofia. Ia memulai hashtag #IWillProtectYou dan meminta para anggota militer dan veteran untuk berjanji melindungi anak-anak Muslim seperti Sofia dari diskriminasi.

"Pasang foto Anda yang menggunakan seragam tentara denga hashtag #IWillProtectYou agar anak-anak ini tahu bahwa kita tidak akan menyakiti mereka. Bahwa merka aman di sini, di Amerika," tulis Peek di Facebook.

Para tentara dan veteran militer Amerika segera menanggapi, dalam akunnya ia menulis, "Sofia, sebagai orang Amerika, Marinir, dan seorang ayah, kisahmu sangat menghancurkan hati saya. Jangan takut, Sofia,kami akan melindungimu."

Akun lain atas nama Elizabeth April, menulis, "Sofia, kamu adalah alasan saya mengabdi. Saya tidak akan bertanya agama seseorang sebelum saya membantu mereka. Saya cukup membantunya."

@bryanchasebrown menulis, "Tidak ada seorang pun yang takut untuk tinggal di satu negara karena keyakinan mereka," #Sofia #IWillProtectYou

Melissa mengungkapkan ia telah membaca semua dukungan untuk Sofia, dan Sofia merasa jauh lebih baik mengetahui bahwa ia adalah bagia dari Amerika.

(fath/arrahmah.com)

Pemulihan hubungan Turki-"Israel", "Israel" akan mengizinkan bantuan Turki memasuki Gaza

Posted: 25 Dec 2015 12:00 AM PST

Menteri Bea dan Perdagangan Turki, Bulent Tufenkci, mengatakan bahwa Tel Aviv akan memungkinkan produk Turki untuk memasuki Jalur Gaza.

ANKARA (Arrahmah.com) - Turki mengatakan pada Kamis (24/12/2015) bahwa "Israel" akan mengizinkan produk dan bantuan material dari Turki memasuki Gaza jika kesepakatan tercapai untuk meningkatkan hubungan antara Ankara dan Tel Aviv.

Tanya jawab pada konferensi pers bersama anggota Asosasi Koresponden Ekonomi, Menteri Bea dan Perdagangan Turki, Bulent Tufenkci, mengatakan bahwa Tel Aviv akan mengizinkan produk Turki untuk memasuki Gaza.

"Jika kesepakatan dapat tercapai antara kedua negara, "Israel" akan mengizinkan produk asal Turki dan bahan bantuan melalui Turki ke Jalur Gaza," kata Tufenkci, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Rabu (24/12/2015).

"Israel" akan menghapus hambatan seputar pergerakan barang dari Turki ke Jalur Gaza."

Gaza, yang telah diperintah oleh gerakan perlawanan Palestina Hamas sejak 2007, tidak memiliki infrastruktur dasar dan menjadi objek blokade Mesir-"Israel".

Sejak kudeta 2013 terhadap Muhammad Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara bebas, pemerintah Mesir telah menutup rapat perbatasan Rafah, yang merupakan satu-satunya gerbang bagi warga Gaza menuju ke dunia luar yang tidak berada di bawah kendali "Israel".

Penutupan perbatasan Rafah yang berkelanjutan telah menghalangi sekitar 1,9 juta penduduk Jalur Gaza untuk mendapatkan komoditas penting, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

Pembicaraan terakhir untuk menormalkan hubungan antara Turki dan "Israel" datang lebih dari lima tahun setelah pasukan "Israel" menyerang armada bantuan Gaza di perairan internasional, yang menyebabkan sembilan warga Turki tewas dan 30 lainnya terluka, termasuk satu orang yang meninggal setelah hampir empat tahun mengalami luka kritis dalam serangan itu.

Turki telah meminta agar "Israel" meminta maaf, dan memberikan kompensasi kepada keluarga korban yang tewas dalam serangan itu serta penghapusan blokade "Israel" di Gaza.

Permintaan Turki yang pertama telah terpenuhi pada tahun 2013 ketika Perdana Menteri "Israel" Benjamin Netanyahu meminta maaf kepada Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan atas serangan itu.

Namun, kedua negara itu belum sepakat apakah kompensasi itu harus dibayarkan kepada keluarga korban.

(ameera/arrahmah.com)

Asy-Syabaab eksekusi dua pejabat Somalia

Posted: 24 Dec 2015 11:29 PM PST

Mujahidin Asy-Syabaab saat berpatroli di pasar Bakara di Mogadishu pada 29 Juni 2009. (Foto: AP)

SHABELLE (Arrahmah.com) - Pejuang Asy-Syabaab telah mengeksekusi seorang pejabat militer Somalia dan pemimpin sebuah kota kecil di wilayah selatan Somalia, Shabelle Bawah, ujar juru bicara kelompok dan warga setempat pada Kamis (24/12/2015).

Kelompok yang berusaha menggulingkan pemerintahan lemah Somalia yang didukung oleh Barat, dan berupaya menerapkan syariat Islam secara sempurna di Somalia, dianggap sebagai ancaman potensial di negara Tanduk Afrika tersebut.

Sekitar 200 orang berkumpul pada Rabu (23/12) di kota Bariirey, sekitar 50 km dari selatan Mogadishu, untuk menyaksikan proses eksekusi oleh Asy-Syabaab.

"Asy-Syabaab memanggil kami untuk berkumpul. Kami pikir mereka ingin berkhutbah. Namun kami melihat dua laki-laki dengan tangan dan kaki terikat. Mereka menembaknya sampai mati," ujar seorang warga setempat, Ahmad Aden, mengatakan kepada Reuters.

Asy-Syabaab mengambil alih Bariirey sekitar dua bulan lalu. Salah seorang pria yang dieksekusi diidentifikasi sebagai pemimpin Mareerey, sebuah kota kecil yang direbut Asy-Syabaab awal bulan ini. Dan pria lainnya merupakan pejabat militer Somalia yang ditangkap oleh Asy-Syabaab di laut.

"Kami mengeksekusi mereka sesuai dengan syariat Islam," ujar Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara militer Asy-Syabaab tanpa memberikan penjelasan lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com)

Erdogan tuding Rusia melakukan propaganda kotak hitam

Posted: 24 Dec 2015 11:00 PM PST

Pesiden Turki mengatakan bahwa pembukaan kota hitam dari pesawat tempur Rusia yang jatuh secara live di TV adalah 'memalukan'

ANKARA (Arrahmah.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Rusia membuat "propaganda pertunjukkan" dengan kotak hitam yang diperoleh dari pesawat tempurnya, SU-24, yang jatuh.

"Dikatakan bahwa kotak hitam tersebut telah dibuka, tetapi informasinya tidak terbaca karena mengalami kerusakan," kata Erdogan pada Rabu (23/12/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin,.

"Kami tidak memiliki keraguan sedikit pun tentang hal ini, karena informasi kami jelas dan padat," kata Presiden Turki itu.

Erdogan juga mengatakan bahwa pembukaan kota hitam dari pesawat tempur Rusia yang jatuh secara live di TV adalah 'memalukan'

Rusia membuka kotak hitam dari jet - yang ditembak jatuh oleh Turki pada 24 November - secara live di TV awal pekan ini.

Namun, pihak berwenang Rusia mengatakan mereka tidak dapat mengambil data dari perekam penerbangan itu saat 13 dari perangkat 16 microchip telah hancur dan tiga sisanya mengalami rusak berat.

Pemerintah Rusia nampaknya ingin melakukan pemeriksaan kotak hitam jet tempur Su-24 secara terbuka. Ini terlihat dengan sikap Rusia yang mengajak belasan negara untuk turut memeriksa kotak hitam jet tempur yang ditembak jatuh militer Turki bulan lalu.

(ameera/arrahmah.com)

Al-Qur'an tua itu diduga milik Abu Bakar Ash-Shiddiq

Posted: 24 Dec 2015 09:00 PM PST

Sebuah Al-Qur'an kuno yang ditemukan di University of Birmingham, yang telah hilang selama lebih dari 100 tahun, dianggap sebagai miliki Abu Bakar, salah satu orang yang pertama memeluk Islam di luar keluarga Nabi.

BIRMINGHAM (Arrahmah.com) - Sebuah Al-Qur'an kuno yang telah ditemukan di University of Birmingham kemungkinan adalah milik Abu Bakar, salah satu sahabat Rasulullah yang pertama kali memeluk Islam.

Sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, penanggalan radiokarbon yang dilakukan pada bulan Juli menemukan bahwa penggalan Al-Qur'an itu setidaknya berusia 1.370 tahun, meningkatkan kemungkinan bahwa Al-Qur'an itu bisa menjadi salinan tertua dari kitab suci Islam yang pernah ada.

Jamal bin Huwareib, manajer Yayasan Muhammad bin Rashid Al Maktoum UEA untuk studi Islam, mengatakan bahwa dokumen awal seperti itu hanya bisa dimiliki oleh sejumlah kecil orang - yang paling mungkin dari mereka adalah Abu Bakar.

Abu Bakar diterima secara luas sebagai orang yang pertama masuk Islam di luar keluarga langsung Nabi Muhammad. Ia adalah teman dan penasihat terpercaya bagi nabi dan menjadi khalifah pertama tahun 632, yang berkuasa selama 27 bulan hingga wafatnya pada 634 Masehi.

Usia Al-Qur'an yang ditemukan di Birmingham kemungkinan telah dibuat pada tahun awal-awal Islam, ketika populasi Muslim dunia hanya berjumlah ratusan.

"Saya yakin ini adalah Al-Qur'an dari Abu Bakar," kata Jamal bin Huwareib kepada BBC News.

Dia juga menambahkan: "Ini penemuan paling penting yang pernah ada bagi dunia Muslim."

Kualitas perkamen dari Al-Qur'an yang ditemukan di Birmingham serta tulisan tangannya menunjukkan bahwa dokumen yang terdiri dari 200 lembar itu hanya bisa dibuat untuk seorang tokoh yang sangat penting, katanya.

"Versi ini, koleksi ini, naskah ini adalah akar Islam, itu adalah akar dari Al-Quran, ini akan menjadi revolusi dalam mempelajari Islam," Jamal bin Huwareib melanjutkan.

Namun, tidak semua orang begitu meyakini bahwa Al-Qur'an yang ditemukan di Birmingham adalah milik Abu Bakar.

David Thomas, profesor Unversitas Birmingham mengatakan bahwa klaim Jamal bin Huwareib merupakan sebuat "lompatan yang sangat besar", dan ia meyakini bahwa penanggalan radio karbon itu menunjukkan bahwa naskah itu sebenarnya dibuat sekitar 20 tahun setelah wafatnya khalifah pertama.

Al-Qur'an di Birmingham itu ditemukan di universitas kota itu awal tahun ini setelah hilang selama lebih dari satu abad.

Hal ini secara luas dianggap sebagai penemuan paling penting dari sebuah teks Islam selama ratusan tahun.

(ameera/arrahmah.com)

PM Inggris selidiki alasan warga Muslim Inggris dilarang ke Disneyland AS

Posted: 24 Dec 2015 08:00 PM PST

Perdana Menteri Inggris David Cameron. (Foto: Reuters)

LONDON (Arrahmah.com) - Kantor Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan pada Rabu (23/12/2015) akan menyelidiki kasus keluarga Muslim asal Inggris yang ditolak izinnya untuk menaiki pesawat dari London ke Los Angeles untuk mengunjungi Disneyland.

Keluarga yang terdiri daru dua orang dewasa dan sembilan anak tersebut diberitahu oleh pejabat AS bahwa hak mereka untuk melakukan perjalanan telah dicabut.

Sebagaimana dilansir Reuters (23/12), mereka mengatakan bahwa telah mendapatkan izin perjalanan secara online beberapa pekan lalu, namun dilarang ketika telah sampai di bandara dan siap untuk melakukan perjalanan.

Sebuah sumber pemerintah AS menghatakan hanya satu anggota laki-laki dari keluarga tersebut yang dilarang terbang. Namun karena 11 penumpang telah memesan perjalanan mereka bersama-sama, mereka semua ditolak atas instruksi dari Bea Cukai dan Lembaga Perlindungan Perbatasan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Sumber tersebut menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai identitas dan alasan salah satu anggota keluarga tersebut dilarang melakukan perjalanan.

Anggota parlemen Stella Creasy, yang mewakili wilayah utara London dimana keluarga tersebut tinggal, mengatakan ia telah meminta kantor Cameron untuk membantu dalam menyelesaikan kasus ini.


(fath/arrahmah.com)

AS siap uji coba senjata laser

Posted: 24 Dec 2015 07:30 PM PST

Senjata laser tersebut tidak menghasilkan suara, tidak terlihat, tapi sanat panas. (Foto: Sputnik)

WASHINGTON DC (Arrahmah.com) - Kontraktor pertahanan Amerika Serikat, General Atomic siap untuk mulai menguji teknologi senjata laser berkekuatan 150 kilowatt bulan depan, dan akan diuji coba oleh Angkatan Udara Komando Operasi Khusus (AFSOC), lansir Sputnik (24/12/2015).

"Beberapa perusahaan lain mengembangkan senjata laser dan kita sedang melihat mereka semua," Letnan Jendral Bradley Heithold, kepala AFSOC, mengatakan dalam sebuah wawancara. "Teknologi ini matang untuk untuk aplikasi pada pesawat tempur AC-130."

General Atomic, perusahaan yang mengembangkan MQ-1 Predator drone, juga akan melengkapi drone Predator C Avenger dengan laser yang dinamai High Energy Liquid Laser Area Defense System (HELLADS).

Senjata laser ini tidak menghasilkan suara, tidak terlihat, tapi sanat panas dengan memompa listrik melalui minerat tanah yang langka untuk merangsang elektron dan menghasilkan energi, Defense News melaporkan.

Heithold mengungkapkan alasan menyematkan teknologi senjata laser pada pesawat tempur AC-130 adalah karena ingin agar tidak ada yang bisa menemukan lokasi pesawat ketika menembakan senjata kinetik.

(fath/arrahmah.com)

Somalia dan Brunei larang perayaan Natal

Posted: 24 Dec 2015 07:00 PM PST

Sultan Hassanal Bolkiah

MOGADISHU (Arrahmah.com) - Somalia telah mengeluarkan larangan perayaan Natal di negara mayoritas Muslim mereka setelah kesultanan Brunei mengumumkan larangan serupa awal bulan ini dengan ancaman lima tahun penjara bagi yang melanggarnya, lansir Al Jazeera pada Rabu (23/12/2015).

Syaikh Mohamed Khayrow, direktur jenderal Departemen Agama Somalia, mengatakan pada Selasa (22/12) bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru mengancam aqidah Muslim di negara itu.

"Seharusnya tidak ada aktivitas [perayaan Natal dan Tahun Baru] sama sekali," katanya kepada wartawan, menambahkan pasukan keamanan telah diperintahkan untuk membubarkan setiap perayaan tersebut.

"Semua kegiatan yang terkait dengan perayaan Natal dan Tahun Baru bertentangan dengan budaya Islam, yang dapat merusak iman masyarakat Muslim."

Sheikh Nur Barud Gurhan, Dewan Agama Agung Somalia, juga memperingatkan pelarangan perayaan itu, mengatakan bahwa perayaan-perayaan semacam itu bisa memprovokasi Asy-Syabaab "untuk melakukan serangan".

Tahun lalu, cabang Al-Qaeda Somalia itu melancarkan serangan Hari Natal di markas yang dijaga ketat Uni Afrika di ibukota Mogadishu, menewaskan tiga tentara AU.

Somalia, yang mengeluarkan larangan serupa pada tahun 2013, mengikuti kalender Islam yang tidak mengakui 1 Januari sebagai awal tahun.

Hampir tidak ada orang Kristen yang tersisa tinggal di negara ini, meskipun katedral Katolik yang dibangun Italia dan telah dibom tetap menjadi landmark kota Mogadishu.

Diplomat asing, pekerja bantuan, dan tentara yang tinggal di kompleks AU diizinkan untuk merayakannya secara pribadi.

Pelarangan Topi Santa

Demikian pula, Sultan Hassanal Bolkiah Brunei juga telah melarang perayaan Natal di tempat publik.

Pemimpin agama di kesultanan yang kaya minyak itu memperingatkan larangan Natal akan dilakukan secara ketat, di mana para pelanggar akan menghadapi hukuman hingga lima tahun penjara.

"Menggunakan simbol-simbol keagamaan seperti salib, menyalakan lilin, memasang pohon Natal, menyanyikan lagu-lagu religius, mengirimkan salam Natal itu bertentangan dengan agama Islam," kata imam dalam khotbah-khotbah yang diterbitkan di pers lokal.

Pemerintah memperingatkan tahun lalu bahwa umat Islam akan dianggap melakukan pelanggaran jika mereka memakai "topi atau pakaian yang mirip Santa Claus".

Penganut Kristen mewakili hanya sekitar sembilan persen dari 430.000 penduduk Brunei.

Para pelaku bisnis telah diperingatkan untuk tidak menggunakan dekorasi yang bertentangan dengan Islam dan pihak berwenang telah meningkatkan pemeriksaan di sejumlah tempat di ibukota. Hotel populer di kalangan turis Barat yang pernah memasang lampu-lampu menyilaukan dan pohon Natal raksasa sekarang pun terlihat tanpa dekorasi meriah.

(banan/arrahmah.com)