Arrahmah.Com |
- Pemimpin Jabhah Nushrah katakan serangan udara yang dipimpin AS tidak akan mengalahkan pejuang Islam di Suriah
- Ledakan keras mengguncang area diplomatik di ibukota Afghanistan
- Serangan bom mobil targetkan basis Syi'ah Houtsi di provinsi Maarib
- Warga Suriah kecam serangan Amerika dan sekutunya
- Video pelatihan sniper Jabhah Nushrah yang dipimpin oleh Abu Yusuf At-Turki Rahimahullah
- Abu Yusuf At-Turki, pelatih sniper Jabhah Nushrah yang syahid dalam serangan udara salibis AS di Suriah
- Pasukan khusus "Israel" menyerbu penjara Eshel
- Mendobrak pengepungan di Gaza, Freedom Flotilla 2 akan diluncurkan
- Serangan drone salibis AS membunuh 2 pejuang AQAP, melukai 3 anak di Al-Jawf
- Pernyataan AQIS terkait operasi terhadap Angkatan Laut Amerika oleh Mujahidin di Pakistan
Posted: 28 Sep 2014 05:00 PM PDT DAMASKUS (Arrahmah.com) - Amir Mujahidin Jabhah Nushrah mengatakan serangan udara yang dipimpin oleh AS tidak akan mengalahkan pejuang Islam di Suriah dan memperingatkan bahwa Mujahidin mungkin akan melancarkan serangan balasan terhadap negara-negara Barat dan sekutunya. Abu Muhammad al-Jaulani dalam pesan audio yang diposting di forum Jihad mendesak warga Eropa dan Amerika Serikat untuk mengecam tindakan AS jika mereka ingin menjaga diri mereka dari perang. "Kaum Muslim tidak akan menonton sementara anak-anak mereka dibombardir. Pemimpin kalian bukanlah satu-satunya orang yang akan membayar harga dalam perang. Anda juga akan membayar dengan harga terberat," ujarnya dan memperingatkan bahwa pertempuran akan dibawa "ke jantung rumah Anda", sebagaimana dilansir Zaman Alwasl pada Senin (29/9/2014). "Anda harus melindungi diri dari perang ini dengan berdiri melawan keputusan penguasa Anda dan menghentikan mereka dari membawa kesengsaraan perang kepada Anda," lanjutnya. Negara penjajah Amerika Serikat telah melancarkan serangan udara di Suriah dan Irak dengan dalih memerangi ISIS yang ternyata menargetkan seluruh Mujahidin Suriah dan Irak. Kampanye tersebut mendapat dukungan tidak hanya dari negara-negara Barat, tetapi juga negara Arab seperti Arab Saudi, Yordania dan Qatar. Menurut laporan, setidaknya 50 Mujahid dari kelompok Jabhah Nushrah telah gugur dalam gelombang pertama serangan udara pengecut AS di Suriah pada pekan lalu, ujar kelompok pemantau yang berbasis di Inggris. Syaikh al-Jaulani mengatakan bahwa pada akhirnya Mujahidin akan memenangkan perang (in syaa Allah) bahkan jika mereka harus merasakan penderitaan yang lama. Dia juga mendesak Muslim yang berada di negara tetangga, Libanon, untuk keluar dari tubuh militer yang menurutnya telah menerima perintah dari "Hizbullah", kelompok militan Syi'ah yang mendukung rezim Syi'ah Nushairiyah pimpinan Assad dan telah mengirimkan tentaranya ke Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Ledakan keras mengguncang area diplomatik di ibukota Afghanistan Posted: 28 Sep 2014 04:24 PM PDT KABUL (Arrahmah.com) - Sebuah ledakan telah melukai sedikitnya satu orang di kuartal diplomatik di ibukota Afghanistan, Kabul, sehari sebelum pelantikan presiden boneka baru Afghanistan. Ledakan itu terjadi di luar gerbang istana presiden di Kabul, disebabkan oleh sebuah bom magnet yang melekat pada kendaraan militer. Terjadi selama jam sibuk pada Ahad (28/9/2014). "Pada pukul 9.15 pgi ini, sebuah bom yang ditempel di kendaraan militer Afghanistan meledak di alun-alun Zanbaq, hanya melukai pengemudi," klaim Najib Denmark, wakil juru bicara kementerian dalam negeri kepada Reuters. Al Jazeera melaporkan bahwa keamanan diperketat di ibukota untuk menghadapi pelantikan presiden baru, Ashraf Ghani yang rencananya akan diadakan hari ini (29/9). Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Serangan bom mobil targetkan basis Syi'ah Houtsi di provinsi Maarib Posted: 28 Sep 2014 04:15 PM PDT MAARIB (Arrahmah.com) - Serangan bom mobil yang diduga dilakukan oleh pejuang yang berafiliasi dengan Al Qaeda telah menghantam sebuah rumah sakit yang dijadikan basis oleh militan Syi'ah Houtsi Yaman pada Ahad (28/9/2014) menewaskan sedikitnya 20 orang. Sumber suku dan penduduk setempat mengatakan itu adalah serangan pertama yang terjadi di kota Majzar, provinsi Maarib, timur ibukota Sana'a, sementara pejabat setempat mengatakan serangan kedua terjadi di selatan provinsi al-Bayda pada Ahad Militan Syi'ah Houtsi menduduki ibukota Sana'a pada 21 September setelah pertempuran empat hari dengan tentara. Mereka menolak keluar dari ibukota meskipun telah menandatangani kesepakatan kontrak dengan Presiden pemerintahan lemah Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi untuk membuat mereka menjadi bagian dari pemerintah. Ketidakstabilan di Yaman adalah kekhawatiran bagi Amerika Serikat dan sekutu negara-negara Teluk karena posisinya di sebelah Arab Saudi dan jalur pelayaran internasional yang melalui Teluk Aden. "Puluhan tewas dan terluka dari kalangan Houtsi dalam operasi martir oleh Anshar al-Shariah menggunakan bom mobil di Maarib," ujar kelompok yang merupakan bagian dari Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Mujahidin mengatakan, mereka menargetkan rumah sakit al-Jafra yang telah berubah menjadi basis militer Syi'ah Houtsi untuk melancarkan operasi mereka di daerah tersebut. Suku setempat mengatakan sedikitnya 15 orang tewas dalama serangan itu dan lebih dari 50 lainnya mengalami luka. Dalam serangan kedua, pejabat lokal mengatakan Al Qaeda menyerang sebuah mobil yang digunakan oleh militan Houtsi, menewaskan lima orang dari mereka. Pernyataan Al Qaeda menyebutkan jumlah korban tewas dalam serangan tersebut adalah enam orang. Tidak ada pernyataan yang dirilis dari kubu Houtsi. Mujahidin Anshar al-Shariah mulai menargetkan militan Syi'ah Houtsi setelah mereka menduduki ibukota Sana'a. Pekan lalu, Mujahidin mengatakan telah melakukan serangan serupa di kubu Houtsi di utara provinsi Saada di mana puluhan orang tewas atau terluka. (haninmazaya/arrahmah.com) |
Warga Suriah kecam serangan Amerika dan sekutunya Posted: 28 Sep 2014 08:06 AM PDT IDLIB (Arrahmah.com) - Umumnya rakyat Suriah menolak keterlibatan Amerika Serikat dan sekutu Arabnya di negara mereka. Koreponden Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Shakirullah, yang dalam beberapa hari setelah serangan Amerika dan sekutunya, Selasa (23/9/2014) lalu, menyusuri beberapa kawasan, merekam suara jeritan rakyat. Di wilayah Maarat Nouman, Kafr Nabel, Sarmada, dan lainnya, semua warga menyatakan penolakannya campur tangan Amerika dan sekutu Arabnya yang hanya merugikan rakyat Suriah. "Setelah lebih 3 tahun kami dibantai Basyar Asad dan aliansi Syiahnya, kalian (AS dan sekutunya) malah datang untuk menambah pembantaian terhadap kami," kata salah seorang warga. "Satu roket pun tidak kalian tembakkan ke arah pasukan Basyar yang membunuhi kami, tapi malah kalian menggempur kami," serunya jengkel. Hari-hari ini segenap Muslim, Mujahidin dan para Ulama di Suriah meningkatkan doa qunut seraya melaknat Amerika yang telah membombardir Mujahidin dan rakyat Suriah, tanpa satu tembakan pun yang diarahkan ke rezim Basyar Asad. (azm/arrahmah.com) |
Video pelatihan sniper Jabhah Nushrah yang dipimpin oleh Abu Yusuf At-Turki Rahimahullah Posted: 28 Sep 2014 05:45 AM PDT SURIAH (Arrahmah.com) - Abu Yusuf At-Turki -semoga Allah menerimanya sebagai syuhada- dilaporkan gugur dalam serangan pengeboman brutal yang dipimpin oleh salibis AS awal pekan ini di Suriah. Serangan itu merupakan serangan fajar pesawat tempur Amerika terhadap salah satu markas Jabhah Nushrah di Kafar Dariyan, Idlib, pada Selasa (23/7/2014). Abu Yusuf At-Turki adalah seorang sniper yang paling disegani dan merupakan seorang komandan jihad yang melatih Mujahidin Jabhah Nushrah, cabang resmi Al-Qaeda di Suriah, untuk menjadi penembak jitu. Abu Yusuf merupakan seorang mujahid yang pernah berjuang di Afghanistan, Irak dan Suriah. Dia kemudian menjadi seorang instruktur yang sangat dihormati dalam jajaran kelompok Al-Qaeda di Suriah. Kehebatan Abu Yusuf dalam melatih mujahidin untuk menjadi sniper terlihat dari kepiawaian mujahidin dalam berlatih tembak yang didokumentasikan dalam sebuah video berdurasi 4 menit yang menampilkan kegiatan pelatihan para sniper Jabhah Nushrah yang berada di Divisi Khusus Sniper Al-Qaeda Syam yang dilatih dan dipimpin olehnya. (banan/arrahmah.com) |
Posted: 28 Sep 2014 05:00 AM PDT Salah seorang mujahid yang dilaporkan gugur dalam pengeboman brutal yang dipimpin oleh salibis AS awal pekan ini di Suriah adalah seorang tokoh jihad Jabhah Nushrah, cabang resmi Al-Qaeda di Suriah, yang dikenal sebagai Abu Yusuf At-Turki. Dia –semoga Allah menerimanya sebagai syuhada- gugur dalam serangan fajar pesawat tempur Amerika terhadap salah satu markas Jabhah Nushrah pada Selasa (23/7/2014). Abu Yusuf At-Turki adalah seorang sniper yang paling disegani dan merupakan seorang komandan jihad yang melatih Mujahidin Jabhah Nushrah untuk menjadi penembak jitu. Foto jenazahnya dirilis di situs media sosial yang berafiliasi dengan Al-Qaeda hanya beberapa jam setelah serangan bom pertama. Abu Yusuf adalah seorang mujahid yang pernah berjuang di Afghanistan, Irak dan Suriah. Sejumlah sumber mujahidin secara online juga telah memposting foto Abu Yusuf yang menunjukkan dia tengah melancarkan jihad di beberapa lokasi. Puluhan Mujahidin Jabhah Nushrah lainnya serta beberapa warga sipil termasuk wanita dan anak-anak dilaporkan turut syahid, insyaa Allah, bersama Abu Yusuf dalam serangan udara di markas Jabhah Nushrah tersebut. Pada hari-hari setelah serangan, Twitter mujahid membagikan sebuah video yang menunjukkan pelatihan jihad yang dipimpin oleh Abu Yusuf di Suriah ketika mereka mempersiapkan misi penembak jitu mereka. Laporan pers Turki mengidentifikasi Abu Yusuf pernah mengambil bagian dalam plot yang diduga untuk menyerang KTT NATO pada akhir Juni 2004. Today's Zaman, sebuah publikasi yang berbasis di Istanbul, melaporkan bahwa nama asli Abu Yusuf adalah Ãœmit Yasar Toprak. TZ menyatakan bahwa dia adalah salah satu tersangka "teroris" yang ditahan oleh polisi Bursa pada bulan April 2004 tentang dugaan perencanaan pembunuhan Presiden AS, George W. Bush, selama kunjungan presiden negara penjajah salibis itu ke Ä°stanbul untuk menghadiri pertemuan puncak NATO. Plot itu disebutkan dalam Laporan Terorisme 2004 Departemen Luar Negeri Negara AS. "Otoritas Turki mengumumkan bahwa mereka telah menggagalkan plot untuk menyerang KTT NATO di Istanbul," klaim laporan itu. "Turki menetapkan sembilan tersangka anggota kelompok 'teroris' Ansar Al-Islam - yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda - dengan perencanaan pengeboman." Abu Yusuf dilaporkan ditangkap pada tahun 2004 bersama saudara-saudaranya dan yang beberapa mujahidin lainnya. Laporan pers kontemporer mengidentifikasi saudaranya, Alpaslan Toprak, sebagai orang yang menuangkan ide mengenai plot tersebut. Mereka dilaporkan bermaksud untuk meluncurkan serangan pada puncak KTT NATO, di mana Presiden AS saat itu, George Bush dan Perdana Menteri Tony Blair menghadiri acara itu. Para mujahid pemberani tersebut lalu dilaporkan berhijrah ke Irak, di mana mereka kemudian mengobarkan jihad melawan pasukan Amerika. Pada awal Mei 2004, pihak berwenang Turki dilaporkan telah menahan beberapa anggota sel saudara Abu Yusuf, semuanya diidentifikasi sebagai anggota Ansar Al-Islam, sebuah kelompok jihad yang berbasis di Irak utara yang berkaitan dengan Al-Qaeda. AP mengutip gubernur provinsi Bursa di barat laut Turki, Oguz Kagan Koksal, yang bahkan mengklaim bahwa sel itu "juga merencanakan untuk menyerang sinagoga di Bursa dan merampok sebuah bank." Sementara AFP yang meringkas konferensi pers Koksal terkait penangkapan itu, mencatat bahwa serangan terhadap rumah-rumah dan kantor-kantor para "tersangka" itu ditemukan bom pipa buatan, bahan yang digunakan untuk membuat bahan peledak, CD yang menampilkan Syaikh Usamah bin Ladin dan para pejuang Al-Qaeda dalam pelatihan dan dokumen subversive." Sumber lainnya di Turki mengatakan bahwa salah satu mujahidin, yang tidak disebutkan namanya, telah menghabiskan enam tahun di Pakistan, di mana dia telah menerima pelatihan. Abu Yusuf At-Turki dibebaskan dari penjara dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dia dilaporkan mencoba untuk menyadarkan mereka yang merencanakan kebijakan luar negeri Amerika dengan mengatakan kepada pers, "Kami membenci dan mengutuk kebijakan ofensif AS dan Israel." Abu Yusuf akhirnya bergabung dengan Jabhah Nushrah di Suriah. Dan dia menjadi seorang instruktur yang sangat dihormati dalam jajaran kelompok Al-Qaeda. Berikut adalah beberapa foto Abu Yusuf At-Turki yang diposting di situs media sosial jihad pekan ini. Gambar berikut menunjukkan Abu Yusuf yang diduga saat berada di Afghanistan. Tweet yang menyertainya menggambarkan dia sebagai pemimpin penembak jitu brigade Jabhah Nushrah. Foto di bawah ini menunjukkan Abu Yusuf (kanan) dengan salah satu peserta pelatihan sniper, berlatar bendera tauhid Jabhah Nushrah. Pakaian penyamaran yang dikenakan oleh peserta pelatihan ini sama seperti yang ditunjukkan dalam video pelatihan sniper yang dia pimpin yang tersebar di situs-situs jihad. Foto berikut merupakan screenshoot video pelatihan sniper Jabhah Nushrah yang dipimpin oleh Abu Yusuf Rahimahullah di mana mujahidin peserta pelatihan mengenakan pakaian penyamaran. (banan/arrahmah.com) |
Pasukan khusus "Israel" menyerbu penjara Eshel Posted: 28 Sep 2014 01:30 AM PDT RAMALLAH (Arrahmah.com) - Sebuah Pasukan Khusus "Israel" menyerbu kamar tahanan Palestina di penjara Eshel di Beersheba pada Jum'at malam (26/9/2014), sumber hak asasi manusia mengungkapkan pada Sabtu (27/9/2014). Pusat Studi Tahanan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan "Israel" secara brutal menyerbu sejumlah kamar tahanan dan memaksa para tahanan keluar dari sel mereka dalam keadaan terborgol selama berjam-jam. Pusat Studi itu menyatakan bahwa serangan yang terjadi pada waktu malam itu sengaja dilakukan terhadap 73 tahanan yang sebelumnya telah dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan Wafa al-Ahrar. Akan tetapi "Israel" melanggar kesepakatan itu dengan kembali menangkap mereka baru-baru ini. Pusat Studi itu juga mengatakan bahwa sejumlah tahanan administratif meningkat di penjara "Israel" selama tiga minggu terakhir. Sebanyak 540 tahanan administratif saat ini sedang ditahan di penjara-penjara "Israel". (ameera/arrahmah.com) |
Mendobrak pengepungan di Gaza, Freedom Flotilla 2 akan diluncurkan Posted: 28 Sep 2014 12:30 AM PDT ISTANBUL (Arrahmah.com) - Aktivis internasional dan Turki menyatakan niatnya untuk mengirim armada kedua untuk menghentikan pengepungan terhadap Gaza. Armada tersebut diberi nama Freedom Flotilla 2, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Sabtu (27/9/2014). Sebelumnya, Freedom Flotilla I telah diserang di laut sebelum mencapai Jalur Gaza oleh pasukan angkatan laut "Israel" yang menyebabkan sepuluh warga Turki meninggal. Aktivis dari seluruh dunia di Istanbul menyatakan bahwa mereka telah memulai persiapan untuk meluncurkan "Freedom Flotilla 2" yang akan membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang terkepung. Sekitar 100 aktivis akan berpartisipasi dalam armada tersebut untuk mendobrak 7 tahun pengepungan terhadap Gaza, sebagaimana dikonfirmasi oleh organisasi bantuan kemanusiaan Turki (IHH). Pada tahun 2010, pasukan angkatan laut "Israel" menembaki kapal para aktivis pro-Palestina yang merupakan kapal armada bantuan yang akan berlayar ke Jalur Gaza, menewaskan 10 warga Turki dan melukai beberapa orang lainnya. Sementara itu, kepala IHH untuk hubungan internasional Izzat Shahin menegaskan bahwa peluncuran armada Freedom Flotillah 2 sebagai upaya menanggapi pengepungan "Israel" yang terus berlangsung terhadap Jalur Gaza. Rincian lebih lanjut mengenai armada tersebut akan dinyatakan segera, tambahnya. Sebelumnya, hampir 12 organisasi non-pemerintah termasuk kelompok "anti-Israel" menyatakan niatnya untuk meluncurkan sebuah armada kedua ke Gaza. Aktivis dari berbagai negara serta dari negara-negara Arab dan Islam akan berpartisipasi dalam upaya untuk mendobrak pengepungan di Gaza, Shahin menambahkan. Mengomentari setiap potensi ancaman "Israel", Shahin mengatakan bahwa "Israel" tidak akan pernah bisa lagi mengulangi kejahatannya setelah dipaksa untuk mengakui dan meminta maaf atas kesalahannya. Ketegangan antara "Israel" dan Turki mencapai titik puncaknya setelah serangan yang disengaja oleh "Israel" terhadap armada bantuan di Gaza, terutama kapal IHH Turki, Mavi Marmari pada 31 Mei 2010. Banyak aktivis yang sudah berpartisipasi dalam Freedom Flotilla 1 dan selamat dari serangan pertama menyatakan partisipasi mereka dalam Freedom Flotilla 2, wartawan Turki Ahmad Faroul kepada al-Jazeera. (ameera/arrahmah.com) |
Serangan drone salibis AS membunuh 2 pejuang AQAP, melukai 3 anak di Al-Jawf Posted: 27 Sep 2014 11:30 PM PDT YAMAN (Arrahmah.com) - Pejabat lokal di provinsi utara Yaman Al-Jawf mengatakan kepada media Arab bahwa serangan pesawat tak berawak AS pada Jum'at (26/9/2014) malam membunuh dua Mujahidin Al-Qada di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP). Serangan itu terjadi di wilayah Khasaf, sebelah timur ibukota provinsi Hazm, lansir LWJ. Saksi mata menyatakan bahwa serangan udara pengecut AS itu menargetkan kendaraan yang membawa dua pejuang AQAP saat mereka bepergian dari provinsi Marib. Para saksi mata melaporkan bahwa keduanya gugur di lokasi. Identitas dua pejuang AQAP tersebut belum dapat dikonfirmasi. Sejumlah sumber juga mengatakan bahwa tiga anak-anak, ketiganya dikabarkan bersaudara, telah terluka akibat serangan itu. Ketiganya dilaporkan terluka saat berada di sekitar rumah mereka, dekat dengan lokasi serangan. Pesawat tak berawak AS telah menargetkan Al-Jawf sedikitnya enam kali sejak awal 2010. Serangan terakhir di provinsi itu terjadi pada tanggal 12 Maret dan membunuh seorang komandan militer AQAP yang dikenal sebagai Moajab bin Aziz, serta pengawalnya. Serangan sebelumnya, pada tanggal 5 Maret, membunuh Ali Saleh Juraym Al-Olyan, seorang komandan Al-Qaeda setempat yang kembali dari pertempuran di Irak, dan tiga pejuang AQAP lainnya. Dua dari tujuh serangan di Al-Jawf telah menargetkan para petinggi AQAP. Pada September 2011, AS membunuh Syaikh Anwar Al-Awlaki dan Samir Khan dalam sebuah serangan udara di provinsi ini. Syaikh Anwar dikabarkan berlindung di rumah pemimpin Islah di Al-Jawf sebelum dia dibunuh. Dan pada Januari 2010, serangan udara pengecut AS menargetkan Qasim Al-Raymi, komandan militer AQAP. Dia dan para pejabat senior AQAP lainnya berhasil selamat dalam serangan itu. (banan/arrahmah.com) |
Pernyataan AQIS terkait operasi terhadap Angkatan Laut Amerika oleh Mujahidin di Pakistan Posted: 27 Sep 2014 10:20 PM PDT (Arrahmah.com) - Al-Qaeda di Anak Benua India atau Al-Qaeda in the Indian Subcontinent (AQIS), cabang terbaru dari organisasi jihad global Al-Qaeda, telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan kedua mereka di Pakistan selama minggu pertama operasi jihadnya. Serangan yang menargetkan Angkatan Laut AS itu dilancarkan pada Sabtu (6/9/2014) lalu. Dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa (16/9) ini, juru bicara resmi untuk AQIS, Usamah Mahmud, menyampaikan alasan dan tujuan penargetan Amerika dan angkatan laut dalam operasi mereka kali ini. Berikut terjemahan pernyataan beliau terkait operasi terhadap Angkatan Laut Amerika yang dilancarkan oleh Mujahidin di Pakistan tersebut. *** Al-Qaeda di Anak Benua India SIARAN PERS, 16 September 2014 Operasi terhadap Angkatan Laut Amerika oleh Mujahidin Alasan dan Tujuan Usamah Mahmud (semoga Allah melindunginya) Juru Bicara Al-Qaeda di Anak Benua India Dengan nama Allah. Segala puji bagi Allah. Salam dan shalawat semoga tercurah atas Rasulullah (Shalallahu 'alaihi wasallam). Dengan rahmat Allah, rencana yang luar biasa dan sangat berani disiapkan oleh Mujahidin Al-Qaeda di Anak Benua India - cabang baru Al-Qa'eda- untuk menargetkan militer Amerika dan sekutunya di lautan. Segala puji hanya bagi Allah yang membimbing Mujahidin untuk melakukan operasi ini dan menjalankan rencana hingga tahap akhir eksekusi. Angkatan Bersenjata Pakistan -melalui corong mereka, ISPR (Inter Services Public Relations) – dengan sengaja berusaha menutupi dasar dan target sebenarnya dari operasi ini. Dalam sebuah upaya untuk mencoba menyembunyikan kegagalan kebijakan pro-Amerika dan menyesatkan dunia, serangan ini diklaim oleh ISPR dan juru bicara Angkatan Laut Pakistan sebagai serangan semata-mata pada Angkatan Laut Pakistan – khususnya galangan kapal Angkatan Laut di Karachi. Kenyataannya adalah bahwa target sebenarnya dari operasi ini ialah armada Angkatan Laut Amerika di Samudera Hindia, yang menjadi sasaran menggunakan Kapal perang Pakistan, termasuk PNS Zulfiqar. Para penyerang diklaim sebagai orang luar yang telah menyusupi instalasi angkatan laut Pakistan; sedangkan semua peserta operasi berani ini adalah perwira Angkatan Laut Pakistan. Kami salut atas kedalaman keyakinan dan keberanian para perwira ini. Allah Yang Mulia memberikan mereka keberuntungan membaca Kitab Allah dengan kontemplasi dan refleksi. Mereka menanggapi seruan dari para ulama Jihad dan bergabung dengan barisan Mujahidin untuk memenuhi kewajiban masing-masing. Para perwira ini menolak untuk menjadi bagian dari perlombaan tikus [mengejar] 'pemangkatan dan keuntungan', dan lebih memilih untuk melakukan jihad melawan Amerika dan sekutu-sekutunya. Ini bukan hanya sebuah operasi melawan Amerika, tetapi yang lebih penting, ini juga pemberontakan oleh para perwira Angkatan Laut Pakistan terhadap kebijakan perbudakan ekstrim dan sikap tunduk kepada Amerika yang sedang diburu oleh Angkatan Bersenjata Pakistan dan lembaganya. Dengan rahmat Allah, ini adalah perpecahan nyata pertama di kain rapuh Pasukan Bersenjata Pakistan; dan Insyaa Allah, ini tidak akan menjadi yang terakhir. Dengan upaya berani mereka untuk menargetkan kapabilitas angkatan laut Amerika di perairan-perairan regional, para perwira tersebut telah mengajarkan sebuah pelajaran berharga untuk semua orang di Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut [Pakistan] yang masih memiliki beberapa pandangan iman yang tersisa di hati mereka: yaitu, bahwa mentaati Allah dan melayani agama-Nya merupakan hal yang jauh lebih tinggi dari mematuhi perintah komandan mereka untuk melayani Amerika. Pemberontakan ini juga harus menginspirasi para perwira dan tentara [Pakistan] yang sudah bertahun-tahun menekan ketidaksepakatan pahit mereka dengan kebijakan pro-Amerika pada Angkatan Bersenjata untuk berdiri dalam perlawanan terhadap sikap tunduk yang disengaja ini ke Amerika dan menawarkan darah mereka untuk membela Islam, daripada membuang-buang hidup mereka untuk melindungi sistem yang berdasarkan kekafiran.
Alasan Penargetan Amerika Al-Qaeda di Anak Benua India mengikuti metodologi syuhada Islam, Syaikh Usamah bin Ladin, dalam mempertimbangkan Amerika sebagai musuh utama dan target utama atas kapabilitas mereka. Alasan-alasan untuk ini adalah sebagai berikut:
Mengapa Sasaran Angkatan Laut yang Dipilih?
Inilah sebabnya mengapa kami mengatakan kepada Amerika: Selama kalian terus berperang melawan Islam, dan bertahan dalam dukungan kalian untuk negara Zionis "Israel" serta rezim murtad yang telah membebankan dengan paksaan pada umat Islam, hamba-hamba yang taat pada Tuhan mereka, seperti Mayor Nidal Hasan dan para perwira tersebut dari Angkatan Laut Pakistan akan terus muncul dari jajaran kalian dan jajaran sekutu kalian untuk membuat mimpi terburuk kalian menjadi kenyataan. Rincian lebih lanjut dari operasi ini akan dirilis dalam beberapa hari dan minggu mendatang, dengan izin Allah. "Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti." Dan semoga shalawat serta salam tercurah untuk hamba-Nya yang terbaik, Muhammad (Shalallahu 'alaihi wasallam), dan para keluarga serta sahabatnya. (banan/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |