Arrahmah.Com |
- Kembali targetkan Ghautah Timur, serangan udara pengecut oleh pasukan Rusia bunuh 8 warga sipil
- Erdogan: Tentara Turki di Irak atas permintaan Perdana Menteri Irak
- Pertempuran di Pangkalan Udara Kandahar masih berlangsung
- Operasi syahid Mujahidin IIA di Pangkalan Udara Kandahar tewaskan 80 tentara penjajah dan rezim Afghan
- Dua pemuda Palestina ditembak penjajah "Israel" dalam bentrokan di Bethlehem
- Rusia bawa konflik dengan Turki ke PBB
- Muslim Amerika minta Donald Trump menghentikan provokasinya
- Protes terhadap perang di Suriah, para veteran militer Inggris melakukan aksi buang medali penghargaan
- Islamofobia, Masjid di Philadelphia diteror dengan kepala babi
- Angkatan laut "Israel" tembak nelayan Gaza
Kembali targetkan Ghautah Timur, serangan udara pengecut oleh pasukan Rusia bunuh 8 warga sipil Posted: 09 Dec 2015 03:34 PM PST GHAUTAH (Arrahmah.com) - Serangan udara pengecut oleh pasukan Rusia di wilayah Ghautah Timur, pinggiran ibukota Damaskus, telah membunuh 8 warga sipil, sebagian besar anak-anak dan perempuan, ujar laporan aktivis Suriah pada Rabu (9/12/2015). |
Erdogan: Tentara Turki di Irak atas permintaan Perdana Menteri Irak Posted: 09 Dec 2015 03:05 PM PST ANKARA (Arrahmah.com) - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pasukan Turki disebar di Irak atas permintaan Perdana Menteri Haider Al-Abadi sejak 2014. |
Pertempuran di Pangkalan Udara Kandahar masih berlangsung Posted: 09 Dec 2015 05:07 AM PST KANDAHAR (Arrahmah.com) - Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) masih melanjutkan serangan di Pangkalan Udara Kandahar, menurut laporan Mujahidin yang dipublikasikan Voice of Jihad pada Rabu (9/12/2015). Laporan mengatakan bahwa unit Mujahidin yang melakukan serangan terhadap Pangkalan Udara Kandahar pada Selas (8/12) masih melancarkan serangan terhdap pasukan penjajah asing dan tentara lokal bayaran mereka. Sebelumnya dilaporkan bahwa sebanyak 80 tentara penjajah dan antek lokal mereka tewas dalam serangan Mujahidin di pangkalan udara besar tersebut. Sementara belum ada laporan lebih lanjut terkait kerugian musuh. (siraaj/arrahmah.com) |
Posted: 09 Dec 2015 04:42 AM PST KANDAHAR (Arrahmah.com) - Allahu Akbar! Operasi syahid yang dilancarkan Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) di Pangkalan Udara Kandahar menewaskan puluhan tentara penjajah asing dan rezim Afghan. Menurut laporan Voice of Jihad, salah satu media resmi IIA, unit Mujahidin memasuki Pangkalan Udara Kandahar pada Selasa (8/12/2015) sore dan melancarkan serangan mematikan terhadap pasukan penjajah asing dan tentara bayaran mereka. Laporan awal menyebutkan bahwa 13 APC hancur akibat tembakan Mujahidin dan sebanyak 80 tentara gabungan musuh tewas. Pertempuran tersebut dilaporkan masih berlangsung hingga Rabu (9/12) ini. (siraaj/arrahmah.com) |
Dua pemuda Palestina ditembak penjajah "Israel" dalam bentrokan di Bethlehem Posted: 09 Dec 2015 04:00 AM PST PALESTINA (Arrahmah.com) - Pasukan "Israel" pada Selasa (8/12/2015) menembak dan melukai dua pemuda Palestina dalam bentrokan di kota Bethlehem yang meletus setelah pemakaman seorang remaja yang ditembak dan dibunuh sebelum hari itu, sumber-sumber lokal mengatakan kepada Ma'an. Sumber-sumber tersebut mengatakan salah satu pemuda ditembak dan terluka dengan peluru tajam di kaki bagian bawah, sementara yang lain ditembak di paha selama bentrokan usai pemakaman Malik Akram Shahin (19), yang ditembak mati dalam serangan penahanan sebelum fajar di kamp pengungsi Duheisha. Kedua pemuda itu dievakuasi ke rumah sakit terdekat. Selain itu, petugas medis di tempat kejadian dipukul di kepala dengan tabung gas air mata saat bekerja di tengah bentrokan, dan beberapa pengunjuk rasa lainnya ditembak serta terluka akibat terkena peluru baja berlapis karet. Puluhan pengunjuk rasa dilaporkan menderita inhalasi gas air mata yang parah. Bentrokan juga meletus di desa Tuqu dan Al-Khader di pinggiran kota Bethlehem. (banan/arrahmah.com) |
Rusia bawa konflik dengan Turki ke PBB Posted: 09 Dec 2015 03:30 AM PST RUSIA (Arrahmah.com) - Rusia telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan diskusi tertutup mengenai kehadiran militer Turki di Suriah dan Irak utara, lansir MEE pada Selasa (8/12/2015). Diskusi yang dijadwalkan pada hari Selasa itu akan dipimpin oleh Amerika Serikat, presiden dewan bulan ini. Sebuah sumber diplomatik mengatakan kepada kantor Reuters bahwa Rusia bermaksud meningkatkan "isu tindakan Turki di Irak dan Suriah", komentar yang sama oleh sumber lain juga dikutip oleh kantor berita AP. Russia has since placed sanctions on Turkish goods and claimed the Turkish President Recep Tayyip Erdogan was complicit in buying oil from the Islamic State group in Syria. Hubungan antara Rusia dan Turki telah menurun drastis sejak Turki menembak jatuh jet Rusia untuk apa yang Ankara sebut sebagai pelanggaran terhadap wilayahnya pada 24 November lalu. Rusia kemudian memeberikan sanksi dengan pembatasan ekspor ke Turki dan mengklaim bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terlibat dalam pembelian minyak dari kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS), di Suriah. (banan/arrahmah.com) |
Muslim Amerika minta Donald Trump menghentikan provokasinya Posted: 09 Dec 2015 03:00 AM PST AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) - Muslim Amerika meminta Donald Trump untuk menghentikan provokasinya untuk melarang imigrasi Muslim setelah seorang pemilik toko di New York dipukuli dalam kejahatan rasial, lansir MEE pada Selasa (8/12/2015). Seruan inflamasi presiden dari Partai Republik Trump merupakan bagian dari apa yang telah dijelaskan para aktivis sebagai reaksi anti-Muslim yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengikuti serangan Paris dan penembakan di Kalifornia oleh pasangan yang diyakini berlatar belakang ekstrimis. "Dia memberikan hak kepada orang-orang untuk menyakiti kami," kata Ahmed Shedeed, yang pindah ke Amerika Serikat dari Mesir pada tahun 1980 dengan gelar di bidang teknik pertanian dan saat ini mengelola agen perjalanan. Juga direktur Islamic Center Jersey City, ia berbicara kepada AFP di sebuah masjid, menyatakan Trump memprovokasi kebencian dan kekerasan. "Saya meminta padanya, saya memintanya untuk menghentikan ini. Ini harus dihentikan - semua tuduhan ini-. Pandanglah komunitas Muslim sebagai bagian dari mosaik Amerika dan kami adalah bagian dari Amerika. Kami tidak akan ke mana-mana." Muslim Amerika mengatakan bahwa mereka takut. Mereka berbicara tentang wanita yang mengenakan kerudung diludahi, sopir taksi Muslim ditembak di punggungnya pada hari Thanksgiving dan kepala babi ditemukan di luar sebuah masjid Philadelphia. Hanya beberapa jam sebelum seruan Republik untuk mengakhiri imigrasi Muslim, tokoh masyarakat dari New Jersey bertemu jaksa meminta mereka untuk menyelidiki dugaan serius kejahatan kebencian terhadap Muslim. Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), kelompok kebebasan sipil Muslim terbesar di negara itu, mengatakan telah mendokumentasikan gelombang kekerasan, vandalisme dan tindakan diskriminasi pada bulan lalu. "Ini sembrono dan begitu tidak-Amerika. Donald Trump terdengar lebih seperti seorang pemimpin massa lynch ketimbang bangsa yang besar seperti kita," kata direktur eksekutif CAIR Nihad Awad dalam konferensi pers di Washington, DC. Ancaman kematian Meskipun datanya sulit untuk dijabarkan, komunitas Muslim Amerika sebagian besar adalah imigran, banyak diantaranya telah sejahtera sejak meninggalkan Asia dan Timur Tengah untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sebuah survei oleh Pew Research Center pada tahun 2011 memperkirakan ada 2,75 juta Muslim di Amerika Serikat, meskipun anggota masyarakat justru menempatkan angka dari enam sampai 12 juta. Setelah pembunuhan di Kalifornia, Presiden Barack Obama meminta warga Amerika untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap umat Islam dan terhadap komunitas Muslim untuk berbuat lebih banyak untuk menghadapi ideologi ekstremis tanpa alasan. Shedeed mengatakan pidato itu membuatnya bangga menjadi warga Amerika setelah Trump bersikeras begitu kasar, meskipun banyak bukti yang bertentangan, di mana warga Arab-Amerika di Jersey City merayakan serangan 9/11. "Kami merasakan penderitaan mendalam, kami ketakutan. Kami berlinang air mata," katanya. "Kami takut terhadap orang seperti dia. Jika Trump tahu serangan 9/11 dan dia melakukan pembicaraan yang sama, saya yakin banyak dari kita yang akan terluka." Sarker Haque, seorang pemilik toko di New York, babak belur setelah kepalanya diserang oleh seorang yang katanya mengancam akan membunuh Muslim. Dia mengatakan pria itu datang pada hari Sabtu untuk makan siang dan melotot tajam pada setumpuk koran yang menunjukkan wajah penembak perempuan di Kalifornia sebelum berkata: "Hei sobat semuanya gratis di toko ini?" Ketakutan Setelah bertindak aneh, dia mengatakan pria kulit putih berusia 50-an itu lalu meninju kepalanya, mengatakan "Saya ingin membunuh Muslim." Dia memukul wajah dan kepalanya, melukai bibirnya, menendang rusuknya dan memelintir tangan kirinya, hingga ia membutuhkan perawatan rumah sakit. Sebuah memar besar masih terlihat di bawah mata Haque. Haque mengatakan serangan itu telah membuat dirinya takut untuk pertama kalinya. "Saya tidak pernah merasa tidak aman sebelumnya," katanya. "Sekarang saya harus [waspada] melihat kiri dan kanan." Polisi mengatakan tersangka ditangkap karena dianggap telah melakukan penyerangan. Haque mengatakan dia yakin itu adalah kejahatan rasial. Di luar kota New Jersey, Hackensack, ibu dari empat anak, Najiba Saleh mengatakan ia juga telah tinggal di Amerika selama 30 tahun dan kini untuk pertama kalinya ia khawatir akan keselamatannya. "Sekarang saya punya anak, saya benar-benar, ketakutan," katanya kepada AFP. Empat hari seminggu, katanya, anak-anaknya pergi ke rumah seorang teman untuk belajar Al-Qur'an. "Ketika mereka meninggalkan rumah mereka memakai kerudung. Kau tahu, mereka membaca Al-Qur'an, mereka bersikap santun," katanya. "Ketika mereka meninggalkan rumah saya begitu khawatir, saya, seperti, bagaimana jika seseorang yang tengah mengemudi dan melihat mereka lalu menjadikan mereka target serangan?" (banan/arrahmah.com) |
Posted: 09 Dec 2015 02:15 AM PST LONDON (Arrahmah.com) - Veteran Pasukan Khusus Ben Geriffin melakukan aksi protes di Downing Street bersama para veteran perang lainnya, meminta personil militer untuk jangan patuh terhadap pemeritah dan meminta mereka untuk menghentikan pemboman di Suriah, lansir RT (7/12/2015). |
Islamofobia, Masjid di Philadelphia diteror dengan kepala babi Posted: 09 Dec 2015 01:00 AM PST PHILADELPHIA (Arrahmah.com) - Penistaan terhadap Masjid kembali terjadi. Masjid di Philadelphia diteror dengan kepala babi pada Ahad malam (6/12/2015). |
Angkatan laut "Israel" tembak nelayan Gaza Posted: 08 Dec 2015 11:00 PM PST GAZA (Arrahmah.com) - Pasukan angkatan laut "Israel" menembaki nelayan Palestina di lepas pantai al-Sudaniya di Jalur Gaza utara, pada Selasa (7/12/2015), kata para saksi mata. Sebagaimana dilansir oleh Ma'an News Agency, nelayan mengatakan bahwa pasukan angkatan laut "Israel" menembaki nelayan yang bekerja sekitar enam mil lepas pantai, yang berada dalam zona memancing yang diizinkan. Nelayan itu berhasil menyelamatkan diri dengan menjauh dari daerah itu. Tidak ada cedera yang dilaporkan. Seorang juru bicara militer "Israel" tidak segera menanggapi untuk memberi komentar. Sekjen Nelayan Gaza Uni Amjad al-Sharafi mengatakan kepada Ma'an News Agency, bahwa kapal angkatan laut "Israel" menembaki nelayan Palestina setiap hari. Sebelumnya, pasukan angkatan laut "Israel" menahan dua nelayan Palestina di lepas pantai Gaza dan menembaki kapal nelayan itu, ungkap pejabat setempat. Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Palestina, pasukan "Israel" menembaki kapal nelayan setidaknya 117 kali dalam sembilan bulan pertama tahun 2015, melukai 22 warga Palestina. "Serangan-serangan ini terjadi pada saat para nelayan itu tidak menimbulkan ancaman bagi pasukan angkatan laut "Israel", karena mereka melakukan pekerjaan mereka untuk menyambung hidup," kata pusat. Pada periode yang sama, setidaknya 15 nelayan Palestina ditahan. (ameera/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |