Arrahmah.Com

Arrahmah.Com

Link to Arrahmah.com

Rezim Mesir berniat memecat 4.000 pekerja sektor publik dengan alasan berafiliasi dengan IM

Posted: 27 Nov 2015 03:43 PM PST

Seorang anak mengibarkan bendera Mesir saat dua helikopter militer terbang di atasnya

KAIRO (Arrahmah.com) - Laporan berita telah mengungkapkan niat rezim Mesir untuk memecat hampir 4.000 karyawan sektor publik dan swasta dengan dalih berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin (IM) Mesir.

Kementerian Dalam Negeri juga mengumumkan pada Kamis (26/11/2015) dalam dua pernyataan terpisah mengenai penangkapan 60 anggota IM atas tuduhan mengumpulkan massa untuk menggelar aksi protes pada 25 Januari mendatang yang menandai ulang tahun keempat revolusi 2011.

Harian Alyoum7 melaporkan mengutip sumber tanpa nama yang mengatakan bahwa lebih dari 4.000 anggota IM masih berada di tengah-tengah masyarakat sebagai direktur, perwakilan kementrian, kepala sektor dan lain-lain. Surat kabar itu juga melaporkan bahwa Menteri Pembangunan Daerah Ahmad Zaki Badr menugaskan penyelidikan dengan membuat daftar nama-nama individu yang terkait dengan IM yang saat ini masih memegang posisi kepemimpinan dalam rangka untuk mengirimkannya ke pihak pemantau, lansir MEMO pada Jum'at (27/11/2015).

Masih menurut laporan, pihak pemantau akan memecat anggota IM dan bahwa rencana tersebut akan disampaikan ke perdana menteri. Hal ini kemudian akan diserahkan kepada administrasi presiden untuk diperiksa sebelum diambil tindakan.

Menurut laporan oleh pihak pemantau, jumlah anggota IM yang bekerja di kantor kotamadya dan Departemen Pembangunan Daerah lebih dari 800 orang, dan bahwa proses "pembersihan" akan dilakukan dengan memecat pemimpin IM dari posisi penting di Mesir. (haninmazaya/arrahmah.com)

Allahu Akbar! Mujahidin Suriah rebut 4 desa di selatan Aleppo dari tangan pasukan rezim Nushairiyah

Posted: 27 Nov 2015 03:14 PM PST

Pertempuran sengit di Aleppo selatan

ALEPPO (Arrahmah.com) - Pejuang Suriah pada Jum'at (27/11/2015) telah menguasai 4 desa di pedesaan selatan provinsi Aleppo, ujar laporan Komite Koordinasi Revolusi Lokal.

Desa Makhala, Tal Tajer, Kherbat Kousaand, Hemaira, dikuasai oleh Mujahidin setelah pertempuran sengit dengan pasukan rezim dan milisi Syiah sekutunya, lanjut laporan seperti dilansir Zaman Alwasl.

Tentara Iran ditawan oleh Mujahidin dalam pertempuran tersebut.

Pedesaan utara juga telah menyaksikan pertempuran sengit di dekat kota perbatasan Azaz.

Di kota Aleppo, pertempuran antara tentara rezim yang didukung oleh milisi Syiah asal Libanon "Hizbullah" dan pejuang Suriah terjadi di lingkungan Jamiyat Al-Zahraa.

Di Suriah timur, laporan oleh kelompok oposisi mengatakan gelombang baru serangan udara di kubu ISIS, kota Raqqa telah membunuh sedikitnya delapan orang, termasuk lima anak. Tidak jelas siapa yang melakukan serangan udara pada Jum'at (27/11) di Raqqa. (haninmazaya/arrahmah.com)

Rusia tuding Turki beli minyak dari ISIS, ini respon Erdogan

Posted: 27 Nov 2015 06:00 AM PST

Erdogan menyerukan kepada mereka yang mengklaim bahwa Turki membeli minyak dari ISIS untuk membuktikan tuduhan mereka.

ANKARA (Arrahmah.com) - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (26/11/2015) mengatakan "tidak ada keraguan" bahwa minyak dari wilayah "yang dikendalikan teroris" di Suriah telah melakukan perjalanannya melintasi perbatasan menuju Turki, lansir Al Jazeera.

Tuduhan itu muncul setelah Turki menembak jatuh sebuah jet tempur Rusia di perbatasan selatan dengan Suriah, membuat hubungan Ankara dengan Moskow ke level terburuk.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh rezim Bashar al-Assad Suriah yang membeli minyak dari ISIS.

"ISIL menjual minyak yang mereka bor kepada Assad. Bicarakan hal ini dengan Assad yang Anda dukung itu," kata Erdogan dalam pidatonya di ibukota Ankara, Kamis (27/11/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

Erdogan mengatakan bahwa tempat-tempat dari mana Turki membeli minyak dan gas alam sudah dikenal, menyebut Rusia dan Iran serta Azerbaijan dan Irak utara.

Erdogan menyerukan kepada mereka yang mengklaim bahwa Turki membeli minyak dari ISIS untuk membuktikan tuduhan mereka.

"Mereka yang mengklaim kita membeli minyak dari Daesh [ISIS] wajib membuktikannya. Jika tidak, Anda adalah tukang fitnah," kata Erdogan, berbicara kepada pejabat di ibukota pada Kamis (27/11), sebagaimana dilansir oleh Al Jazeera.

Erdogan juga mengatakan bahwa hampir tidak ada negara selain Turki yang berperang melawan ISIS begitu serius.

Dalam sambutannya, Erdogan juga menuding Rusia tidak memerangi ISIS di Suriah. Rusia malah membunuh Turkmen dan orang orang Suriah di Latakia.

Dia juga mengesampingkan rencana Turki untuk intervensi militer. "Intervensi militer langsung terhadap Rusia atau negara lainnya adalah keluar dari pertanyaan", tapi "kami berharap kepada semua orang untuk menunjukkan kepekaan terhadap hak-hak berdaulat kami," katanya.

"Kami tidak memiliki alasan untuk menargetkan Rusia dimana kita memiliki hubungan yang kuat," tambahnya.

Dia mengatakan bahwa kemitraan strategis Turki dengan Rusia memerlukan solidaritas, bukan ancaman, lansir World Bulletin.

(ameera/arrahmah.com)

Turki tidak akan meminta maaf kepada Rusia atas penembakan jet

Posted: 27 Nov 2015 04:21 AM PST

"Jika pelanggaran yang sama terjadi saat ini, Turki harus bereaksi dengan cara yang sama," kata Erdogan.

ANKARA (Arrahmah.com) - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Kamis (26/11/2015) bahwa Ankara tidak akan meminta maaf kepada Moskow atas jatuhnya sebuah pesawat tempur Rusia di perbatasan Suriah, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sebelumnya bahwa negaranya belum menerima permintaan maaf dari pemimpin Turki.

"Kami tidak perlu meminta maaf, pada kesempatan itu kita benar," kata Cavusoglu.

Turki tidak akan meminta maaf atas penembakan jatuh jet tempur Rusia yang melanggar wilayah udara Turki dekat perbatasan Suriah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN, Kamis (26/11), di Ankara.

"Saya pikir jika ada pihak yang perlu meminta maaf, itu bukan kami," kata Erdogan.

"Mereka yang melanggar wilayah udara kami adalah yang perlu meminta maaf. Pilot kami dan angkatan bersenjata kami, mereka hanya menjalankan tugas-tugas mereka, yang diantaranya termasuk menanggapi pelanggaran terhadap aturan keterlibatan. Saya rasa ini adalah esensinya."

Dalam pertemuan dengan para pemimpin masyarakat di Ankara, Erdogan mengatakan, "Jika pelanggaran yang sama terjadi saat ini, Turki harus bereaksi dengan cara yang sama," lansir CNN.

Turki telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya telah menembak jatuh pesawat perang Rusia pada Selasa hanya setelah pesawat itu mengabaikan beberapa peringatan dan memasuki wilayah udara Turki.

(ameera/arrahmah.com)

Turki dan Rusia perang kata-kata

Posted: 27 Nov 2015 03:45 AM PST

Dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pesawat tempur Rusia, menurut pihak berwenang Turki. (foto: Al Jazeera).

ANKARA (Arrahmah.com) - Turki, Rusia dan sekutu mereka masing-masing telah memasuki suatu perang kata-kata tentang jatuhnya pesawat tempur Rusia dekat perbatasan Turki-Suriah.

Pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-24, ditembak jatuh karena melanggar wilayah udara Turki pada Selasa pagi, ungkap para pejabat Turki, dimana hal ini memicu kemarahan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyamakan insiden tersebut sebagai "menikam dari belakang", sebagaimana dilansir oleh Al Jazeera, Rabu (25/11/2015).

Pesawat itu jatuh di wilayah Suriah di desa Ramadi, Latakia.

"Kehilangan hari ini terkait dengan penikaman dari belakang yang diberikan kepada kami oleh kaki tangan 'teroris'. Saya tidak dapat menyebut apa yang terjadi hari ini sebagai sesuatu yang lain," kata Putin yang tampak marah dalam komentar yang disiarkan televisi.

"Pesawat kami ditembak jatuh di atas wilayah Suriah oleh rudal air-to-air dari jet F-16 Turki. Pesawat itu jatuh di wilayah Suriah empat kilometer dari perbatasan Turki. Pilot dan pesawat kami tidak mengancam Turki sama sekali."

Rusia telah melakukan serangan udara di Suriah sejak September yang dikatakan untuk menargetkan ISIS. Akan tetapi, oposisi Suriah dan kekuatan Barat mengatakan bahwa serangan Rusia terutama ditujukan kepada kelompok oposisi yang memerangi rezim Suriah - sekutu Moskow.

Putin juga mengkritik tajam Turki yang membangun kontak dengan NATO untuk membahas insiden tersebut, sebelum menghubungi Moskow.

"Alih-alih segera membangun kontak dengan kami, sejauh yang kami tahu Turki menghubungi NATO untuk membahas insiden ini - seolah-olah kita yang telah menyerang pesawat mereka dan bukan sebaliknya," kata Putin.

Akan tetapi, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, mengatakan bahwa Turki memiliki kewajiban untuk bertindak terhadap siapa pun yang melanggar perbatasan.

"Semua orang harus tahu bahwa itu adalah hak internasional dan tugas nasional kami untuk mengambil tindakan terhadap siapapun yang melanggar batas udara atau tanah kami," kata Davutoglu di Ankara.

"Turki tidak akan ragu untuk mengambil semua tindakan untuk melindungi keamanan negara."

Menyusul insiden yang terjadi pada hari Selasa, kementerian pertahanan Rusia mengumumkan bahwa Rusia menghentikan kerjasama militer dengan Turki dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov membatalkan perjalanan yang telah direncanakan ke Turki.

Rusia juga memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Turki, dan mengatakan bahwa Turki tidak aman, serta mengerahkan sebuah kapal perang ke pantai dekat lokasi jatuhnya pesawat.

Sementara NATO - dimana Turki adalah salah satu anggotanya - menyerukan kepada kedua negara itu untuk menahan diri, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, "Kami membela Turki dalam solidaritas dan mendukung integritas wilayah sekutu NATO kami."

Anggota sesama NATO, Amerika Serikat, juga mendukung hak Turki untuk mempertahankan wilayahnya.

Presiden Barack Obama mengatakan bahwa sementara ini AS belum memiliki informasi yang cukup untuk membuat kesimpulan tentang insiden itu, dan konfrontasi serupa bisa dihindari jika Rusia berhenti menyerang oposisi moderat Suriah yang memerangi pasukan yang setia kepada pemerintah Presiden Bashar al-Asad.

Sementara itu, pemerintah Suriah yang didukung sekutu utamanya Rusia, dimana seorang pejabat militernya mengatakan kepada kantor berita SANA bahwa dengan menembak jatuh pesawat Rusia, Turki telah melakukan "pelanggaran berat terhadap kedaulatan Suriah".

"Tindakan putus asa agresi hanya akan meningkatkan tekad kami untuk melanjutkan perang melawan organisasi 'teroris' dengan dukungan dan bantuan dari teman-teman Suriah, terutama Rusia," kata pejabat militer Suriah.

Yang menjadi perdebatan utama dalam hal ini adalah apakah jet Rusia itu melintasi wilayah udara Turki, dimana dua negara itu merilis citra satelit mereka masin-masing yang menunjukkan pandangan yang bertentangan dari jalur penerbangan jet tersebut.

Pernyataan militer Turki mengatakan bahwa pesawat tempur Rusia itu melanggar wilayah udara Turki di provinsi Hatay dan telah diperingatkan sebanyak "10 kali dalam lima menit" sebelum kemudian ditembak jatuh pada 09:24 waktu setempat.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penetrasi wilayah udara Turki oleh jet Rusia berlangsung "hanya hitungan detik" karena pesawat itu melintas kira-kira 3 km bagian wilayahTurki yang membutuhkan waktu hanya 20 detik untuk melintasinya.

Akan tetapi, Rusia dengan tegas membantah bahwa pesawatnya pernah melintasi ke wilayah udara Turki.

Pasukan oposisi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jenazah dari kedua pilot Rusia itu ditemukan setelah kecelakaan tersebut, tapi pihak militer Rusia mengatakan hanya satu pilot yang tewas. Moskow belum mengatakan apa yang terjadi pada pilot kedua.

Sebuah helikopter Rusia juga ditembak saat mengambil bagian dalam pencarian dua pilot Rusia di dekat perbatasan Turki-Suriah, kata kelompok oposisi di Suriah.

Rusia menegaskan bahwa salah satu anggota awak helikopter ditembak mati dalam insiden itu dan awak lainnya "dievakuasi" setelah melakukan pendaratan darurat.

(ameera/arrahmah.com)

Seorang warga Palestina kembali ditembak mati oleh tentara "Israel"

Posted: 27 Nov 2015 12:30 AM PST

Tentara "Israel" berdiri di dekat pos pemeriksaan Hawara di dekat kota Nablus, Tepi Barat, di mana seorang warga Palestina ditembak mati oleh tentara Zionis. Ia diklaim mencoba untuk menusuk tentara di pos tersebut. (Foto: AP)

TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Seorang warga Palestina ditembak mati oleh tentara Zionis setelah diklaim bahwa dirinya dengan sengaja menabrakkan mobilnya ke arah kerumunan warga "Israel" dan melukai dua tentara.

Insiden tersebut terjadi di sebuah stasiun bus di dekat pemukiman ilegal Kfar Adumim di Tepi Barat, ujar laporan Reuters pada Jum'at (27/11/2015).

Insiden pada Jum'at (27/11) telah meningkatkan jumlah korban Palestina yang menjadi korban kebrutalan tentara "Israel" sejak 1 Oktober lalu menjadi 102 orang. 17 warga "Israel" juga tewas dalam periode waktu yang sama.

Dalam satu minggu terakhir, menjadi pekan paling mematikan di wilayah yang diduduki di Tepi Barat dan Yerusalem.

Lebih dari 800 warga Palestina juga telah ditangkap selama dua bulan terakhir, menurut laporan radio "Israel" pada Kamis (26/11). (haninmazaya/arrahmah.com)

Dalam video terbaru, Mujahidin Jabhah Nushrah memperlihatkan eksekusi terhadap puluhan tentara rezim Nushairiyah

Posted: 27 Nov 2015 12:00 AM PST

Mujahidin Jabhah Nushrah saat akan mengeksekusi tentara loyalis Asad

IDLIB (Arrahmah.com) - Mujahidin Jabhah Nushrah telah merilis video terbaru yang menunjukkan pembebasan pangkalan udara Abu Duhur di provinsi Idlib. Pangkalan udara tersebut diserbu oleh Mujahidin Jabhah Nushrah dan sekutunya pada September lalu setelah pengepungan panjang.

Dalam video tersebut, setelah mengambil kendali dari pangkalan udara, Jabhah Nushrah mengeksekusi puluhan tentara rezim Nushairiyah yang ditangkap selama operasi berlangsung. Para loyalis Asad ini berbaris dan satu-persatu ditembak di kepala oleh Mujahidin yang mengenakan penutup wajah, lansir LWJ pada Rabu (25/11/2015).

Menurut beberapa laporan, Partai Islam Turkistan (TIP), sebuah faksi yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, juga mengambil bagian dalam eksekusi tersebut. TIP juga dilaporkan ikut ambil bagian dalam pertempuran di pangkalan udara itu.

Wajah para tentara loyalis rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad terlihat ketakutan karena mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Eksekutor mereka berdiri di belakang, siap melepaskan tembakan ke arah mereka.

Berikut gambar-gambar yang diambil dari video terbaru yang dirilis oleh sayap media Jabhah Nushrah:

Mujahidin siap mengeksekusi tentara loyalis Asad

Mujahidin siap mengeksekusi tentara loyalis Asad

Tentara loyalis rezim Nushairiyah berbaris di lapangan terbuka di pangkalan udara Abu Dhuhur saat akan dieksekusi

Tentara loyalis rezim Nushairiyah berbaris di lapangan terbuka di pangkalan udara Abu Dhuhur saat akan dieksekusi

Mujahidin siap mengeksekusi tentara loyalis Asad

Mujahidin siap mengeksekusi tentara loyalis Asad

 

(haninmazaya/arrahmah.com)

Konvoy pasukan Uni Afrika jadi target serangan bom kembar di kota Marko, mereka membalasnya dengan menembak warga sipil tak bersalah

Posted: 26 Nov 2015 11:30 PM PST

Tentara Uni Afrika yang dikerahkan di Somalia untuk memerangi Mujahidin Asy-Syabaab

MARKO (Arrahmah.com) - Konvoy militer milik pasukan teroris Uni Afrika di Somalia (AMISOM) telah ditargetkan dalam ledakan bom kembar di kota pesisir selatan Somalia, kota Marko pada Rabu (25/11/2015).

Konvoy AMISOM yang terkena bom pinggir jalan tengah melintas di daerah Rusia di kota Marko, Shabelle bawah. Diyakini Mujahidin Asy-Syabaab yang telah menanam bom tersebut, lansir Shabelle pada Kamis (26/11).

Jumlah korban dalam serangan itu tidak diketahui.

Setelah ledakan, tentara AMISOM menutup lokasi kejadian dan secara acak menembaki warga sipil tak bersalah yang berada di sana, menyebabkan kematian dan cedera, lanjut laporan Shabelle. Namun tak jelas berapa jumlah korban dalam penembakan tersebut.

Pejabat AMISOM menolak untuk memberikan komentar terkait peristiwa di Marko. (haninmazaya/arrahmah.com)

Foto menyentuh hati dari pengungsi Suriah yang memberi makan tunawisma Jerman menyebar di media sosial

Posted: 26 Nov 2015 11:00 PM PST

Seorang pengungsi Suriah yang tinggal di Jerman, Alex Assali, telah menjadi sensasi internet setelah sebuah foto telah diposting tentang dirinya yang memasak makanan untuk dibagikan orang-orang tunawisma di Berlin.

BERLIN (Arrahmah.com) - Seorang pengungsi Suriah yang tinggal di Jerman, Alex Assali, telah menjadi sensasi internet setelah sebuah foto telah diposting tentang dirinya yang memasak makanan untuk dibagikan orang-orang tunawisma di Berlin, sebagaimana dilansir oleh Al-Bawaba, Rabu (25/11/2015).

Alex Assali melarikan diri Damaskus pada tahun 2007 setelah dia memposting sesuatu yang penting tentang Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan setelah menghabiskan waktu di Libya ia pindah ke Jerman pada September 2014.

Assali mengatakan kepada The Huffington Post bahwa dia telah memberi makanan kepada tunawisma di lokasi yang berbeda di seluruh Berlin sejak Agustus tahun ini. Dalam foto itu, ia terlihat sedang memasak makanannya, berdiri dengan tanda yang mengatakan "Berikan Kembali Sesuatu Untuk Orang-orang Jerman."

Jerman merupakan rumah bagi ribuan pengungsi Suriah yang menyelamatkan diri dari perang yang sudah berlangsung empat tahun. Tapi tidak semua orang menyambut baik kedatangan pengungsi, dimana berbagai insiden penganiayaa ndi beberapa negara telah dilaporkan selama tahun lalu.

Postingan foto tersebut telah dilihat lebih 2,8 juta kali. Orang-orang kemudian membagikan foto tersebut media sosial untuk mengungkapkan kekaguman mereka kepada Assali.

(ameera/arrahmah.com)

Menlu Rusia: Kami akan evaluasi kembali hubungan dengan Turki

Posted: 26 Nov 2015 10:00 PM PST

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov

MOSKOW (Arrahmah.com) - Menteri Luar Negeri Rusia, pada Rabu (25/11/2015), mengatakan bahwa jatuhnya jet tempur Rusia oleh Turki tampaknya menjadi "provokasi yang direncanakan" saat insiden itu meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Turki.

"Kami memiliki keraguan yang serius bahwa ini adalah suatu tindakan tak direncanakan, itu benar-benar terlihat seperti provokasi yang direncanakan," kata Sergei Lavrov dalam konferensi pers di Moskow, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.

"Kami tidak berencana untuk berperang dengan Turki, sikap kami terhadap orang-orang Turki tidak berubah," kata Lavrov kepada wartawan, tapi ia memperingatkan bahwa Rusia akan "serius mengevaluasi kembali" hubungan dengan Turki.

(ameera/arrahmah.com)