Arrahmah.Com |
- Remaja Palestina berusia 12 dan 13 tahun menikam tentara "Israel" di Yerusalem
- Serangan bom cluster Rusia bunuh 15 warga sipil Suriah di Douma
- Video: Solidaritas rakyat Gaza untuk Sumatera dan Kalimantan
- Beruang yang menusuk mata temannya
- 1000 anak hafidz Al Quran diwisuda di Rokan Hulu
- Iran protes eksekusi 3 warganya di Arab Saudi
- Munas Hidayatullah soroti Syiah, GIDI, dan krisis kepemimpinan di Indonesia
- Pasukan "Israel" mengeksekusi wanita muda Palestina di Tepi Barat
- Ratusan tentara Sudan tiba di Yaman untuk dukung Hadi
- Mossad ambil bagian dalam perang di Sudan Selatan
Remaja Palestina berusia 12 dan 13 tahun menikam tentara "Israel" di Yerusalem Posted: 10 Nov 2015 03:35 PM PST YERUSALEM (Arrahmah.com) - Dua remaja Palestina berusia 12 dan 13 tahun telah menikam dan melukai seorang tentara "Israel" di Yerusalem Timur yang diduduki, ujar laporan BBC pada Selasa (10/11/2015). |
Serangan bom cluster Rusia bunuh 15 warga sipil Suriah di Douma Posted: 10 Nov 2015 03:06 PM PST DOUMA (Arrahmah.com) - Sedikitnya 15 warga sipil Suriah tewas pada Selasa (10/11/2015) dalam serangan udara oleh pasukan komunis Rusia di kota Douma, timur laut Damaskus, ujar laporan kelompok pemantau. |
Video: Solidaritas rakyat Gaza untuk Sumatera dan Kalimantan Posted: 10 Nov 2015 06:30 AM PST GAZA (Arrahmah.com) - Dengan mengenakan masker, warga Gaza Palestina memberikan dukungan Moril bagi warga Indonesia, kususnya warga Kalimantan dan Sumatera yang terpapar asap dari kebakaran hutan. Mereka memadati pelataran Gedung Daarul Qur'an Nusantara Palestina untuk melakukan aksi itu sebagai bentuk doa dan simpati rakyat Palestina bagi korban kebakaran Hutan di Indonesia. "Subhanallah, terima kasih atas keprihatinannya terhadap kabut asap di sumatra kalimantan, dan salut pada saudara-saudara di Palestina walau sedang dilanda kekejaman tentara dan yahudi "srael, tapi masih perhatian pada kami di Indonesia. Ya Allah semoga saudara kami semua di Palestina mendapat Rahmat-Mu dan selalu dalam lindungan-Mu aamiin ya Rabbal'alamiin," tulis salah satu komentar di halaman Facebook Abdillah Onim. (ameera/arrahmah.com) |
Beruang yang menusuk mata temannya Posted: 10 Nov 2015 05:10 AM PST LIBANON (Arrahmah.com) - Perang Suriah sudah berlangsung empat tahun tapi tampaknya masih belum jelas kapan dan bagaimana akhir dari konflik ini yang telah menelan banyak korban dan menyebabkan sebagian besar rakyatnya terpaksa mengungsi. Konflik Suriah menjadi semakin panjang karena terjadi tarik ulur berbagai kepentingan diantara negara-negara superpower yang menguasai dewan keamanan PBB, dan juga kepentingan politik Syi'ah dan "Israel". Mempertanyakan apa sebenarnya motif si beruang Rusia di Suriah, dan bagaimana hubungannya dengan Iran menjadi meluas. Apakah Rusia dan Iran memiliki kepentingan yang sejajar atau memiliki kepentingan yang berbeda dalam kancah Suriah. Beberapa analisis pun bermunculan, dan berikut analisis ini dari Ahmad Al-Hila, yang dilansir oleh Middle East Monitor, Senin (9/11/2015). "Tetangga utara kami (Rusia) juga memberikan bantuan di Suriah, tetapi tidak senang dengan 'perlawanan Islam" (Iran). Dalam kasus apapun, Iran memberikan bantuan atas dasar berbagi kepentingan [kami]; tetapi tidak jelas bahwa Rusia sejajar dengan Iran berkaitan dengan Presiden Suriah Bashar Al-Asad." Pernyataan ini, dibuat oleh Panglima Militer Garda Revolusi Islam Iran, Muhammad Ali Jafari pada 3 November, tulis Ahmad Al-Hila di awal artikelnya. Pernyataan itu dibuat pada saat Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan, "memastikan bahwa Presiden Suriah Bashar Al-Asad tetap berkuasa bukanlah masalah prinsipil bagi Moskow." Posisi tersebut menunjukkan perbedaan mendasar antara Iran dan Rusia, meskipun mereka sebagai sekutu, terutama berkaitan dengan masalah Suriah. Namun, jelas terlihat seberapa jauh perbedaan yang tumbuh antara kedua belah pihak, bahwa ada sejumlah perbedaan dan perlesihan yang serius antara Teheran dan Moskow. Tidak ada keraguan bahwa sejak awal krisis Suriah Teheran telah berusaha untuk memperluas pengaruhnya di wilayah yang membentang dari Teheran ke pantai timur Laut Mediterania melalui Suriah, Lebanon, dan Irak. Iran telah melakukannya untuk mengamankan peran pentingnya sebagai pemain penting regional, dan telah menggunakan aspek sektarian dan doktrin untuk melakukannya. Hal ini dibuktikan dengan kata-kata Muhammad Ali Jafari ketika ia mengatakan bahwa: "Penyatuan hati Syria, Irak dan Iran akan membentuk satu kesatuan, yang akan membuka jalan bagi munculnya Imam Mahdi" (kantor berita Mehr , 3 November). Akan tetapi, kebijakan Iran ini berhadapan dengan oposisi yang kuat dari negara-negara rivalnya (terutama Arab Saudi, Qatar dan Turki), yang mendukung oposisi Suriah. Oposisi ini boleh dibilang telah mencegah keberhasilan proyek Iran sampai sekarang, bahkan secara ekonomi menguras tenaga; sehingga mendorong Teheran baru-baru membekukan proyek nuklirnya dengan imbalan mengangkat sanksi ekonomi dan militer yang dikenakan atasnya. Iran juga terpaksa mengandalkan Rusia untuk menyelamatkanya dengan melindungi jatuhnya rezim Suriah setelah mulai goyah dalam menghadapi hantaman pejuang oposisi Suriah, khususnya Jaish Al-Fatah yang dibentuk dengan dukungan Saudi dan Turki. Munculnya perbedaan ini, setidaknya di permukaan, terkait dengan posisi politik Teheran dan Moskow hanya sebulan setelah awal intervensi militer Rusia dalam krisis Suriah (yang seharusnya untuk mendukung kebijakan Iran di negara ini), Hal ini menunjukkan bahwa Iran, dengan meningkatnya tingkat tantangan, telah keluar dari penggorengan dan terjun ke dalam api. Iran tidak hanya menghadapi konfrontasi dari lawan-lawan politik tradisionalnya, tetapi juga konfrontasi dari "sekutu strategis" nya Moskow. Namun, kebijakan militer Rusia baru-baru ini mulai menyimpang dari agenda Iran. Pertama, Moskow mulai mengabaikan usaha untuk mempertahankan posisi Bashar Al-Asad dan lebih fokus dalam mempertahankan pengaruh dan pangkalan militernya di Tartus serta hubungan ekonomi dengan Turki, Arab Saudi, Qatar dan negara-negara Teluk. Rusia juga dapat menggunakan intervensi di Suriah untuk menekan NATO mengenai krisis Ukraina. Bagaimana cara Iran akan menghadapi perseteruan ini atas nasib Presiden Al-Asad, yang dianggap sebagai garis merah bagi Teheran, terutama jika kita mempertimbangkan bahwa keputusannya berada di tangan Rusia, karena Rusia adalah komandan operasi militer di Suriah saat ini, dan mengingat Rusia adalah anggota tetap di Dewan Keamanan PBB dan statusnya sebagai sumber utama senjata untuk proyek nuklir Iran? Kedua, Rusia mulai waspada untuk terlalu dalam terlibat dalam krisis Suriah, dan oleh karena itu Rusia telah membatasi intervensinya hanya dalam serangan udara dan tergantung kepada militer rezim Suriah dan ribuan pejuang dari Iran, Irak, Afghanistan dan "Hizbullah" untuk serangan darat. Ini berarti bahwa harga yang lebih tinggi akan dibayar oleh Iran, saat Iran telah terlibat dalam krisis Suriah selama empat tahun terakhir. Akankah Iran melanjutkan ketergantungannya dan hubungannya dengan Al-Asad meskipun fakta mengatakan bahwa Iran akan terus membayar harga yang mahal untuk membuat Asad tetap berkuasa - apalagi indikator-indikator intervensi Rusia tidak menunjukan bahwa pertempuran dapat diselesaikan secara militer di masa yang akan datang? Ketiga, dominasi Rusia akan kehadiran milisi "Hizbullah" di Suriah, terutama di front selatan (Golan), kepentingan keamanan "Israel". Hal ini mengambil kartu pemenang dari tangan Iran, karena "Hizbullah" memainkan peran penting dalam melaksanakan agenda Iran di kancah Suriah. Keempat, koordinasi keamanan dan militer yang sedang berlangsung antara Rusia dan "Israel" di Suriah menyebabkan Iran semakin dipermalukan, yang secara terbuka menyuarakan permusuhan terhadap "Israel". Ini bisa menghancurkan kredibilitas wacana Iran mengenai masalah Palestina. Selain ini, sikap Rusia menghasilkan kekhawatiran politik dan keamanan bagi "Hizbullah", dimana Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah mengatakan dalam pidatonya bahwa pembebasan Yerusalem akan melalui Zabadani (sebuah kota di barat daya Suriah). Jadi bagaimana jika Rusia mendukung aliansi dengan rezim Suriah dan secara terbuka memimpin koordinasi keamanan dengan pendudukan "Israel"? Jelas bahwa Iran sedang mengalami dilema yang kompleks di Suriah, termasuk kegagalannya sebagai satu-satunya yang melindungi rezim Suriah selama krisis Suriah; yang beralih meminta bantuan dari beruang Rusia, yang memiliki agenda sendiri yang tidak selalu sejajar dengan Iran; dan kembalinya Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Turki sebagai partai berkuasa tunggal di Turki, rival berat Iran yang memegang visi yang sangat berbeda dengan Iran atas krisis Suriah. Kenyataan saat ini menegaskan bahwa aksi militer saja tidak mampu menyelesaikan pertempuran di Suriah dan kekuatan lebih yang digunakan oleh rezim Suriah dan sekutunya hanya akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah mengingat adanya keseimbangan kekuatan saat ini. Ini sekali lagi, akan membuka pintu bagi pilihan politik, yang hanya akan berhasil jika mempertimbangkan kepentingan dan aspirasi rakyat Suriah sebagai yang pertama dan terpenting. (ameera/arrahmah.com) |
1000 anak hafidz Al Quran diwisuda di Rokan Hulu Posted: 10 Nov 2015 04:04 AM PST ROKAN HULU (Arrahmah.com) - Sebanyak 1000 anak hafidz dan hafidzah, penghapal Al Quran dari 34 lembaga pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) diwisuda pada Wisuda Akbar ke-2 oleh Yayasan Masjid Agung Madani Islamic Center Pasirpangaraian, Senin (9/11/15). Pihak panitia mengungkapkan bahwa 1000 hafidz dan hafidzah yang diwisuda ini berhasil menghafalkan ayat Alquran, mulai hafal satu juz, dua juz, 10 juz, 20 juz, hingga hafal 30 juz. Bupati Rohul Drs. H. Achmad M.Si mengakui dirinya merasa bangga dengan pencapaian generasi muda Rohul, sebab ada beberapa tahfiz yang berhasil menghafal 30 juz. "Ini merupakan kebanggan bagi masyarakat Rokan Hulu. Kalau generasi muda kita sudah banyak hafal Al Quran. Tentu, mereka akan menjadi Al Quran berjalan. Kita berharap banyak Al Quran berjalan di seluruh kecamatan (16 kecamatan)," ujar Bupati Achmad, lansir Riauterkini.com. Menurutnya semakin banyak tahfiz, tentunya akhlak generasi penerus Rohul akan semakin baik dan bagus lagi, sebab segala sesuatunya selalu berpedoman terhadap Alquran. Ia bangga, karena Program Menghafal Alquran yang dicanangkan sejak 8 Agustus 2012 silam berjalan baik. "Program menghafal Alquran ini disambut positif oleh masyarakat, terbukti sudah kedua kalinya diadakan wisuda. Dan kali ini pesertanya mencapai seribu orang," ungkapnya. Bupati Achmad mengharapkan para hafidz dan hafidzah yang diwisuda terus meningkatkan hafalannya, sehingga Alquran membumi di bumi berjuluk Negeri Seribu Suluk. Diakuinya, dengan semakin banyaknya pengahafal Alquran di Rohul, daerah akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, baik dari langit maupun dari bumi, sebab Alquran membawa kemakmuran dan kesejahteraan keimanan, serta ketaqwaan. Pada Wisuda Akbar ke-2, Pengurus Masjid Agung Madani turut mengundang Ahsani Fadhli Ilahi bin Darmono Abu Ifah (9) yang merupakan hafidz 30 Juz. Ia pernah mengikuti Musabaqah Ashgharu Haafidz 30 Juz ke-5 pada tahun lalu di Jedah, dan meraih predikat mumtaz atau sempurna/cumloude. Ahsani juga pernah juara Hafidz Indonesia, diselenggarakan di salah satu Stasiun Televisi Swasta Nasional. Pada kesempatan itu, Bupati Achmad sempat mencoba melihat kemampuan Ahsani Fadhli Ilahi dalam menghafal Al Quran, yakni membaca Al Quran didahului Bupati Rohul Achmad, dan dilanjutnya oleh Ahsani dengan bacaan sempurna. (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Iran protes eksekusi 3 warganya di Arab Saudi Posted: 10 Nov 2015 03:00 AM PST TEHERAN (Arrahmah.com) - Iran pada Ahad (8/11/2015) memanggil Kuasa Usaha (charge d'affairs) Arab Saudi untuk memprotes eksekusi tiga warganya yang telah dihukum karena telah menyelundupkan obat terlarang, menurut kantor berita resmi Iran, sebagaimana dilansir oleh MEMO. Kantor berita itu mengutip seorang diplomat senior Iran yang mengatakan bahwa Iran "sangat memprotes" eksekusi itu. Dia meminta Arab Saudi untuk menghormati konvensi internasional seperti Konvensi Wina 1963. Tiga warga Iran itu ditangkap ketika mereka "menyelundupkan sejumlah besar ganja ke dalam Kerajaan lewat laut," ungkap Kementerian Dalam Negeri Saudi, sebagaimana dikutip oleh Saudi Press Agency (SPA) . Pengadilan Umum Saudi menghukum tiga warga Iran itu dan "hukuman itu didukung oleh Banding dan Mahkamah Pengadilan; dan perintah kerajaan dikeluarkan untuk menjalankan hukuman itu," tambah SPA. Eksekusi itu dilakukan pada Ahad (8/11) di kota Dammam, Saudi Timur. (ameera/arrahmah.com) |
Munas Hidayatullah soroti Syiah, GIDI, dan krisis kepemimpinan di Indonesia Posted: 10 Nov 2015 02:24 AM PST BALIKPAPAN (Arrahmah.com) - Musyawarah Nasional (Munas) IV Hidayatullah di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur menyooroti bahaya Syiah, GIDI, dan krisis kepemimpinan di Indonesia Dalam sidang pleno, Selasa (10/11/2015) pagi, Komisi Rekomendasi Munas IV Hidayatullah, mengeluarkan sejumlah rekomendasi yang dibacakan oleh ketua komisi, Nursyamsa Hadis di Masjid ar-Riyadh. Di antara rekomendasinya menyoal perpecahan dan disintegrasi di Indonesia. Dikatakan, perbedaan pandangan di antara pimpinan lembaga negara, partai, dan suku telah terpublikasikan secara tidak terkendali, sehingga menjadi benih perpecahan di tengah masyarakat. Rekomendasi itu menyoroti ketidaktegasan pemerintah terhadap kelompok-kelompok tertentu yang mengarah kepada separatisme yang mengancam disintegrasi bangsa. Kelompok dimaksud di antaranya adalah GIDI, Organisasi Papua Merdeka, serta sejumlah aliran sesat seperti Syiah, Ahmadiyah, dan lainnya. Dikatakan, kelompok-kelompok itu menyebabkan negara menjadi tidak berwibawa di mata rakyat, bahkan menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Karenanya Hidayatullah merekomendasikan kepada pemerintah, penegak hukum, ulama, dan tokoh masyarakat mendeteksi sedini mungkin potensi aliran sesat, kemudian memberikan peringatan dan meluruskannya. Bahkan menyeret ke pengadilan agar tidak membesar dan mengganggu umat," demikian bunyi rekomendasi poin 3 dalam butir A yang Pada poin pertama rekomendasi itu, disoroti pula krisis pemahaman dan ajaran di Indonesia. Ajaran seperti komunisme, liberalisme, materialisme, dan lain sebagainya sudah menyusup ke masyarakat, mulai para elit hingga akar rumput. "Karenanya, bangsa Indonesia terancam mengalami loss generation, bermental hedonis, meremehkan norma agama dan hukum dalam kehidupan sehari-hari," bunyi rekomendasi tersebut. "Seluruh lembaga pendidikan dan elemen bangsa harus bersama-sama melawan neo kolonialisme dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, pendidikan dan sosial, serta budaya yang disebar melalui berbagai media," demikian cuplikan rekomendasi itu. (azmuttaqin/*/arrahmah.com) |
Pasukan "Israel" mengeksekusi wanita muda Palestina di Tepi Barat Posted: 09 Nov 2015 10:00 PM PST TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Seorang wanita Palestina berusia 24 tahun dibunuh oleh pasukan "Israel" pada Senin pagi (9/11/2015) di sebuah pos pemeriksaan militer di Tepi Barat ketika dia mendekati pos pemeriksaan dari jauh. Wanita itu memegang pisau di tangannya dan sebuah surat di dalam tasnya. Dia ditembak oleh seorang tentara "Israel" saat dia masih berada setidaknya 30 kaki dari pos pemeriksaan, sebagaimana dilansir oleh IMEMC. Wanita itu diidentifikasi sebagai Rasha Ahmad Hamed 'Oweissi. Pos pemeriksaan di mana dia dibunuh adalah pos pemeriksaan yang berada di dekat kota Qalqilia, di bagian barat laut dari Tepi Barat. Kota ini hampir sepenuhnya dikelilingi oleh Tembok "Israel", dengan sebuah pos pemeriksaan yang dikendalikan oleh pasukan "Israel" untuk mengijinkan atau menolak warga untuk masuk. Surat itu berbunyi sebagai berikut, "Syukur kepada Allah, shalawat serta salam. Ibu saya tersayang, saya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Saya hanya tahu bahwa saya telah mencapai akhir dari jalan ini. Dan ini adalah jalan yang saya pilih dengan kesadaran penuh dalam membela tanah air saya, para pemuda pemudi. Saya tidak tahan lagi terhadap apa yang saya lihat. Keluarga saya, ayah saya, saudara saya, maafkan saya untuk semuanya. Saya hanya tahu bahwa saya benar-benar mencintai kalian, terutama tunangan saya. Maafkan saya untuk semuanya saya tidak punya apa-apa lagi selain jalan ini. saya minta maaf atas kepergian ini." Menurut media "Israel", juru bicara militer IDF mengklaim bahwa Oweissi berusaha untuk menusuk tentara "Israel" di pos pemeriksaan militer Alyahu. Juru bicara itu mengatakan bahwa tentara "Israel" meminta Owissi untuk berhenti bergerak ke arah mereka, tapi ia menolak dan mengambil pisau dari sakunya; sehingga mereka menembaknya, sebagaimana dilansir oleh MEMO. Kematian Owissi ini membuat jumlah warga sipil Palestina yang tewas mencapai 77 orang sejak bentrokan dimulai pada awal Oktober. Mayoritas orang-orang yang ditembak mati oleh pasukan "Israel" atas dugaan melakukan serangan pisau. (ameera/arrahmah.com) |
Ratusan tentara Sudan tiba di Yaman untuk dukung Hadi Posted: 09 Nov 2015 09:00 PM PST SANA'A (Arrahmah.com) - AFP melaporkan bahwa sebanyak 400 tentara Sudan tiba di kota pelabuhan Aden, Yaman, untuk mendukung Presiden Hadi. Sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Senin (9/11/2015), tentara-tentara Sudan itu akan bergabung dengan 500 tentara Sudan lainnya yang telah tiba di Aden pada tanggal 19 Oktober. Tentara-tentara Sudan itu telah dikerahkan oleh pemerintah pro-Hadi ke provinsi-provinsi selatan untuk mengambil kembali kota yang saat ini dikuasasi oleh milisi Houtsi. Empat provinsi lain di sebelah selatan, yaitu provinsi Lahj, Daleh, Abyan dan Shabwa, baru-baru ini berhasil direbut kembali oleh pasukan pro-Hadi, AFP melaporkan. Kedatangan tentara-tentara Sudan yang baru ini diduga sebagai bagian dari manuever defensif untuk mengantisipasi agar milisi Houtsi tidak bisa merebut kembali kota Aden. Kota Aden adalah kota pelabuhan penting di Yaman yang saat ini dikuasi oleh pasukan pro-Hadi. Mobilisasi Umum telah dideklarasikan di Daleh, di mana para pejuang Houthi merebut kembali kota lain di dekatnya, Damt, pada Sabtu (7/11), seorang pejabat setempat mengatakan kepada AFP. Pasukan pro-Hadi juga bergerak menuju kota pesisir Dhubab, dekat selat Bab al-Mandab, di mana para milisi Houtsi mencapai "kemajuan yang terbatas" selama akhir pekan, kata sumber militer. Milisi Houtsi mengklaim sebuah pangkalan militer di Dhubab pada Sabtu, setelah pertempuran dengan pasukan pro-Hadi yang menyebabkan puluhan orang tewas. PBB melaporkan bahwa lebih dari 5.000 orang telah tewas dalam konflik yang sedang berlangsung sejak Maret. (ameera/arrahmah.com) |
Mossad ambil bagian dalam perang di Sudan Selatan Posted: 09 Nov 2015 08:00 PM PST TEL AVIV (Arrahmah.com) - Seorang mantan agen dinas intelijen "Israel", Mossad, David Ben Ozil, baru-baru ini mengungkapkan bahwa "Israel" mengambil bagian dalam perang saudara antara pasukan pemerintah Sudan dengan separatis selatan antara tahun 1969 dan 1971. Dalam sebuah buku baru, Ben Ozil mengklaim bahwa ia dan sejumlah koleganya aktif mengambil bagian dalam perang bersama gerakan separatis selatan yang dipimpin Joseph Lagu. Sudan Selatan kini telah merdeka. Seperti dilansir MEMO (9/11/2015), Ben Ozil mengatakan bahwa "Israel" membantu melemahkan tentara Sudan dalam perang. Mereka juga melatih separatis, memasok senjata, dan memberikan staf bantuan. "Israel" juga membantu separatis meluncurkan brigade militan kecil dan membangun bandara untuk pesawat mengangkut senjata secara langsung ke pemberontak selatan. Ben Ozil mengklaim, tujuan utama "Israel" adalah membuang waktu tentara Sudan sehingga Sudan tidak akan mampu bergabung dengan tentara Arab dalam perang masa depan yang potensial melawan "Israel". Mantan pejabat Mossad ini juga mengungkapkan bahwa "Israel" secara aktif memprovokasi hubungan dengan minoritas di Timur Tengah sebagai sarana untuk melemahkan dukungan untuk oposisi Arab ke "Israel". Tujuan daerah ini berada di belakang pengembangan hubungan yang kuat dengan negara-negara seperti Ethiopia, Iran, Turki, dan kelompok-kelompok etnis dan agama seperti Maronit di Libanon, dan Kurdi di Irak. (fath/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |