Arrahmah.Com |
- Rezim Nushairiyah dan Rusia terus gempur Aleppo, ribuan warga sipil melarikan diri
- Jenderal Senior Garda Revolusi Iran tewas di Suriah
- Lebih dari 3.000 warga Palestina gugur di Suriah
- Konflik Singkil bukan intoleransi tapi ketidakbecusan pemerintah
- 8 tewas, 11 terluka dalam ledakan di timur laut Libanon
- Media sengaja gelembungkan jumlah pengungsi Singkil
- Kekuatan sebuah pelukan: Demonstran anti-Islam kunjungi Masjid
- PAHAM: Pelaku penembakan di Singkil dapat dijerat UU Anti Terorisme
- Maafkan kami oh Palestina!
- Dua tentara Turki tewas diserang teroris PKK
Rezim Nushairiyah dan Rusia terus gempur Aleppo, ribuan warga sipil melarikan diri Posted: 19 Oct 2015 04:05 PM PDT ALEPPO (Arrahmah.com) - Puluhan ribu warga Suriah telah melarikan diri dari wilayah yang dikuasai oleh Mujahidin Suriah di kota Aleppo dalam tiga hari terakhir untuk menghindari serangan membabi buta oleh pasukan rezim Nushairiyah yang didukung oleh Rusia. |
Jenderal Senior Garda Revolusi Iran tewas di Suriah Posted: 19 Oct 2015 06:53 AM PDT SURIAH (Arrahmah.com) - Seorang Jenderal Senior Garda Revolusi Iran tewas di Suriah di mana pasukan Iran telah mendukung pasukan rezim diktator Bashar Asad, media Iran melaporkan, sebagaimana dilansir MEMO pada Senin (19/10/2015). Kantor berita Iran Mashriq mengatakan Jenderal "Muslim" Khizab tewas di Suriah saat bertugas dalam misi sebagai penasihat. Sekutu utama pemerintah Suriah di kawasan itu, Iran dan "Hizbullah" Libanon, baru-baru ini membantu tentara rezim Nushairiyah Suriah untuk mendapatkan kembali kontrol dari daerah yang berhasil dikuasai oleh Mujahidin dan kelompok oposisi dekat provinsi Hama dan Idlib. Koalisi itu juga mendapat dukungan udara dari pasukan Rusia. Menurut laporan, "Hizbullah" telah kehilangan 196 pasukan mereka sejak pertempuran dekat Zabadani dimulai pada bulan Mei sampai pertengahan September. (banan/arrahmah.com) |
Lebih dari 3.000 warga Palestina gugur di Suriah Posted: 19 Oct 2015 06:29 AM PDT SURIAH (Arrahmah.com) - Sebanyak 3.031 warga Palestina telah gugur dalam konflik Suriah antara Maret 2011 dan akhir September, sebuah laporan baru mengungkapkan, sebagaimana dilansir MEMO pada Senin (19/10/2015). Laporan, oleh Kelompok Kerja untuk Palestina di Suriah, menyatakan bahwa mereka yang tewas diverifikasi sebagai korban perang. Data statistik itu termasuk mereka yang gugur oleh akibat bom, penembakan, bentrokan bersenjata, dan penyiksaan di kamp-kamp penahanan serta kelaparan. Selain itu ada pula penyebab tidak langsung seperti tenggelam selama upaya untuk mencapai Eropa. Menurut kelompok itu, sebanyak 1.688 warga Palestina gugur di berbagai kamp pengungsi resmi di Suriah; 1274 gugur di luar kamp-kamp mereka (termasuk korban penyiksaan yang tempat kematiannya tidak diketahui); dan 69 meninggal di luar Suriah. Angka-angka tersebut memberikan rincian 69 di antara warga Palestina itu gugur ketika kelompok "Daulah Islamiyah", atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, menyerbu Kamp Pengungsi Yarmouk di pinggiran Damaskus pada bulan April tahun ini. (banan/arrahmah.com) |
Konflik Singkil bukan intoleransi tapi ketidakbecusan pemerintah Posted: 19 Oct 2015 06:27 AM PDT SINGKIL (Arrahmah.com) - Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Utara pada Ahad, (18/10) menyayangkan lemahnya kinerja aparat pemerintahan sehingga memicu konflik horizontal di Aceh Singkil. "Apa yang terjadi di Aceh Singkil bukanlah masalah intoleransi, tapi soal ketidakbecusan Pemerintah Daerah setempat dalam mengatur keberadaan rumah ibadah tanpa izin alias ilegal. Ini akar masalah sesungguhnya," ungkap Khairul Anwar Hasibuan, SH dari PAHAM Sumut. PAHAM berencana akan mengangkat kasus ini dengan jalan menemui ke Komisi III DPR RI, sekaligus meminta anggota parlemen agar turun ke Aceh Singkil guna membantu penyelesaiannya. PAHAM Sumut menilai, konflik yang terjadi di Kabupaten Aceh Singkil karena ketidakbecusan Pemerintah Daerah setempat dalam menyelesaikan pendirian rumah ibadah Nasrani yang tidak berizin alias ilegal. Pemberitaan media nasional sementara ini, mengesankan umat Islam di Aceh Singkil sebagai umat beragama tidak toleran. Padahal, Umat Kristen yang mengungsi ke luar Aceh Singkil bukanlah karena diusir ataupun diintimidasi oleh umat Islam. Mereka hanya ketakutan jika terjadi pembalasan atas ulah mereka yang melakukan penembakan di Kampong Dangguran, Gunung Meriah, Singkil. "Umat Islam Aceh Singkil tidak pernah melarang ibadah umat Kristiani. Apalagi memusuhi umat Kristiani sebagai umat beragama. Umat Islam hanya menuntut Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil untuk menertibkan pendirian gereja dan undung-undung yang tak berizin," pungkas anggota PAHAM Sumut lainnya, Dodi Chandra. Laporan: Desastian/JITU (azmuttaqin/arrahmah) |
8 tewas, 11 terluka dalam ledakan di timur laut Libanon Posted: 19 Oct 2015 06:04 AM PDT LIBANON (Arrahmah.com) - Sedikitnya delapan orang tewas dan 11 lainnya terluka dalam ledakan misterius yang terjadi pada Senin (19/10/2015) di timur laut Libanon, dekat perbatasan Suriah, kata satu sumber keamanan setempat, sebagaimana dilansir Albawaba. Sumber itu mengatakan kepada The Daily Star bahwa sebagian besar korban adalah "militan". Ledakan itu terjadi di daerah Wadi Hmayed dekat kota Arsal yang bergolak. Sebuah sumber keamanan terpisah mengatakan bahwa tentara mengepung daerah tersebut dan menyelidiki alasan di balik ledakan itu. (banan/arrahmah.com) |
Media sengaja gelembungkan jumlah pengungsi Singkil Posted: 19 Oct 2015 05:15 AM PDT SINGKIL (Arrahmah.com) - Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumatera Utara menilai ada kesengajaan yang dilakukan media dalam menggelembungkan jumlah pengungsi pasca kerusuhan Aceh Singkil. Sebelumnya diberitakan bahwa jumlah warga yang mengungsi hingga mencapai 7.000 orang. PAHAM Sumut menyatakan angka ini sangat berlebihan. Padahal, Pangdam Iskandar Muda hanya mengatakan, total pengungsi di sejumlah titik penampungan mencapai 4.900. "Bahkan sebagian dari umat Kristen tidak semua yang mengungsi. Warga Nasrani di Kampong Suka Makmur, Kecamatan Gunung Meriah, di lokasi tempat undung-undung dibakar massa, hanya tiga orang yang mengungsi ke luar Aceh Singkil," ujar Dodi Chandra SH, MH, kuasa hukum dari PAHAM Sumut kepada Jurnalis Islam Bersatu (JITU) pada Ahad, (18/10/2015). PAHAM merupakan sebuah lembaga yang membidangi advokasi hukum yang juga tergabung dalam Tim Pencari Fakta Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara dalam kasus Aceh Singkil. Mereka telah menemui pihak keluarga korban, baik yang meninggal dunia maupun korban luka tembak di Kabupaten Aceh Singkil. PAHAM Sumut juga menjadi kuasa hukum bagi tiga warga Aceh Singkil. Seorang warga bernama Syamsul meninggal dunia dalam upaya pembongkaran gereja di Aceh Singkil. Sementara, 5 korban lainnya juga mengalami luka tembak. Mereka adalah Salman (18), Uyung (27), Asriyanto (21), Amsar (53), dan Herman (21). Kini korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Meuraksa, Banda Aceh. Sedangkan tiga nama dari pihak umat Islam yang telah ditetapkan sebagai tersangka adalah: Syaiful (27), Irwan (18), dan Nawawi (35). "Kami berusaha optimal dalam pendampingan proses hukum, mulai dari pemeriksaan di Polres hingga pengadilan. PAHAM, secara kelembagaan, terus mengadvokasi dan menekan pemerintah untuk tidak membiarkan pendirian rumah ibadah umat Kristen yang tidak berizin alias ilegal," kata Dodi. Laporan: Desastian/JITU (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Kekuatan sebuah pelukan: Demonstran anti-Islam kunjungi Masjid Posted: 19 Oct 2015 04:12 AM PDT OHIO (Arrahmah.com) - Seorang demonstran wanita anti Islam yang berunjuk rasa di dekat sebuah masjid di Ohio, AS, menghentikan aksinya setelah seorang Muslimah mendatanginya dan berkata: "Bolehkah saya memeluk Anda?" Sebagaimana yang dilansir oleh Al Bawaba, Ahad (18/12/2015), dikutip dari RT, Muslimah yang diidentifikasi bernama Cynthia Eugenia kemudian memeluk demonstran itu dengan hangat. Demonstran itu kaget mendapat perlakuan seperti itu. Muslimah tersebut kemudian membawanya ke sebuah masjid, di mana mereka disambut dengan dengan hangat oleh Muslim yang ada masjid. "Saya terkejut melihat hanya ada satu pengunjuk rasa karena ini akan menjadi protes nasional yang besar," lanjut Cynthia Eugenia. "Saya merasa tubuhnya agak santai (setelah dipeluk), dan saya memintanya untuk masuk ke dalam (masjid) dengan saya. Dia benar-benar takut!" lanjut Cynthia. "Saya bertanya apakah saya terlihat menakutkan baginya. Dia mengatakan: tidak. Saya berjanji, saya akan mendampinginya sepanjang waktu," sambung Cynthia. Demonstran wanita, yang diidentifikasi oleh media memiliki nama depan Annie dari Lancanter, membawa spanduk yang bertuliskan: 'Aku benci Islam', 'Kau teroris', 'Kau pembunuh', 'Kau setan'. Annie tidak menyangka jika Muslim yang dia demo membalas dengan sikap ramah. Dia mengaku bahwa ia semula berpikir tidak ada Muslim yang baik. Tapi, setelah menghabiskan dua jam bersama Cynthia di masjid dia berpikir ulang. Annie tiba di Columbus Noor Islamic Cultural Center. Dia ikut serta dalam demo bertajuk "Anti-Islam Global Rally for Humanity". Demo itu menargetkan sejumlah masjid di AS. Cynthia Eugenia kemudian menjelaskan kepada pengunjuk rasa ini tentang sisi Islamophobia bahwa ia mengalaminya sendiri bagaimana orang menyerangnya beberapa kali di tempat parkir, pusat perbelanjaan dan di toko kelontong. Menurut Cynthia, Annie juga kagum dengan perlakuan baik para warga Muslim yang ada di masjid. "Pimpinan masjid secara pribadi menyambut dia, menawarkan makanan dan minuman," imbuh Cynthia. "Saya bertanya apakah dia ingin berkeliling, dia setuju. Saya menunjukkan di mana para Muslim melaksanakan shalat dan juga menunjukkan kantor administrasi (masjid). Kemudian kami pergi ke atas balkon Masjid Noor yang indah yang merupakan tempat Muslimah melaksanakan shalat." "Saya menjelaskan bahwa kami (Muslim dan Muslimah) tidak shalat bersama karena kami ingin orang-orang berkonsentrasi dengan shalatnya dan bukan pada pantat kami. Dia tertawa," kata Cynthia. Setelah menghabiskan beberapa jam di masjid, demonstran itu kemudian pergi "Kalian semua benar-benar baik," kata Annie. "Saya tidak tahu Muslim bisa menjadi baik pada saya, bahkan setelah saya berdiri di luar sana dengan berbagai spanduk [anti-Islam]. Maaf," ucap Annie, seperti dikutip Daily Mirror. (ameera/arrahmah.com) |
PAHAM: Pelaku penembakan di Singkil dapat dijerat UU Anti Terorisme Posted: 19 Oct 2015 03:13 AM PDT SINGKIL (Arrahmah.com) - Aparat penegak hukum bisa menjerat pelaku penembakan dari pihak Kristen, bukan hanya dengan pasal KUHP tentang kepemilikan senjata api secara ilegal, dan menghilangkan nyawa orang, tapi juga dengan UU Anti Teroris. "UU Anti Teroris jangan hanya diberlakukan kepada umat Islam, tapi juga penganut agama lain. Bahkan bicara hukum Islam, hukuman bagi yang melakukan pembunuhan adalah nyawa dibalas dengan nyawa," tandas Doni Chandra, dari Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM Sumatera Utara kepada JITU pada Ahad, (18/10). Terkait penembakan pihak Nasrani terhadap umat Islam di Kampong Dangguran, Kapolda Aceh Nangroe Aceh Darussalam Hussein Hamidi menyatakan sedang melakukan proses penyididikan. Satu orang dari pihak Kristen berinisial WA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polres. Soal senjata yang digunakan untuk menembak Syamsul hingga meninggal, Pangdam maupun Kapolda sudah menyatakan bahwa senjata itu bukan milik anggota aparat. Bahkan, anggota prajurit Pangdam telah menemukan senjata yang digunakan untuk penembakan, dan telah menyerahkan pada pihak kepolisian. PAHAM juga menyebutkan salah tuntutan Umat Islam Singkil, di antaranya adalah mendesak Pemerintah Kabupaten Aceh memberikan santunan kepada korban penembakan dan korban luka tembak. Dalam pernyataan sikap lainnya, umat Islam Aceh juga meminta pihak penegak hukum agar memproses oknum polisi/Polri yang melakukan pemukulan terhadap warga. Tuntutan lainnya adalah, memintah pemerintah agar mengeluarkan kendaraan yang ditahan serta mengganti rugi kendaraan warga yang dirusak oknum TNI/Polri ketika terjadi kerusuhan di Kabupaten Aceh Singkil. Pangdam Iskandar Muda Mayjen Agus Kriswanto secara pribadi telah memberikan santunan kepada keluarga korban sejumlah Rp 5 juta. Laporan: Desastian/JITU (azmuttaqin/arrahmah.com) |
Posted: 18 Oct 2015 10:15 PM PDT (Arrahmah.com) - Tanah mulia Al-Quds kembali tergenang dalam aliran darah yang disebabkan oleh kejahatan tiran Yahudi. Sayangnya, ummat Islam tidak dapat melakukan apa-apa kecuali hanya sebagai penonton. Perampok Yahudi dan sekutu Zionis mereka membunuh dan menjarah, dengan artileri dan tank serta peluru yang menggempur dari bawah dan atas, dan dunia Islam hanya tetap memantau, tontonan yang tampaknya tidak ada akhirnya, tontonan kejahatan yang tidak dapat dikendalikan dengan mudah dari leher saudara Palestina yang tertindas! Maafkan kami oh Palestina! Maafkan kami! atas rasa malu yang mendalam saat menyebutkan nama mulia kalian saat kami menyaksikan semua jenis ketidakadilan yang dilakukan terhadap anak-anak kalian, merasakan diri kami tak berdaya. Saya tidak mengerti, mungkin kita hidup di zaman dimana ummat Islam tidak dapat melakukan apa-apa kecuali hanya menonton dan menangis, dan ketika kami menangis, kami menangisi dua kondisi; yaitu pada lemahnya iman kami dan pada darah yang membasahi mata anak-anak kalian. Oh Al-Aqsa, dan mulut-mulut kami hanya bisa bungkam! Maafkan kami oh Palestina! Kami merasa sangat malu saat ksatria wanita ummat Islam dengan gagah berani walau hanya berbekal batu dan kerikil di tangan mereka menghadapi musuh yang bersenjata lengkap. Mereka memekikkan takbir sambil bertanya-tanya dengan heran, "apakah tidak ada pria Muslim yang tersisa di dunia ini untuk membela kehormatan kami?" Para ksatria muslimah itu dengan sekuat tenaga bergegas menuju garis musuh seperti serigala dengan cakar dan gigi yang tajam untuk melindungi Hijab dan identitas Islam. Maafkan kami oh Palestina! Kami tidak memiliki pesan apa-apa untuk anak-anak kalian yang terluka kecuali air mata dan darah. Sangat menyedihkan saat pemimpin-pemimpin Muslim tidak memiliki keberanian untuk membela bangsa Palestina, membela kesucian Al-Aqsa. Bahkan sekedar sikap simbolis yang mengatakan bahwa "Palestina adalah milk kita dan kita memiliki ikatan yang tak terpisahkan dengan darat dan laut." Dengan kepala merunduk dan tatapan pengecut, mereka hanya bisa menjadi penonton atas tindakan brutal "Israel". Mereka tidak bisa merebut kembali kehormatan mereka yang hilang atau martabat mereka yang terjarah! Maafkan kami oh Palestina! Tidak hanya Al-Quds yang memanggil ummat Islam untuk membebaskannya dari cengkraman sang perampok Yahudi, tapi juga para saudara, para ibu, anak-anak dan orang tua serta seluruh bangsa Palestina yang tertindas. Mereka menangis, "siapakah yang akan menjadi pendukung kami, yang akan menjadi penyelamat kami? di mana Khalid? di mana Umar? di mana Salahuddin? di mana Muhammad bin Qasim Tsaqafi? Namun apakah kalian ummat Islam yang lebih dari satu miliar jumlahnya tahu jawaban atas tangisan ini? Maafkan kami Oh Palestina! Saat media internasional menyiarkan penyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan komplotannya terhadap anak-anak Palestina, itu seakan mengejek kami dan secara eksplisit menyatakan 'lihat, lihat kondisi ummat Muhammad (Shallallahu 'Alaihi Wasallam) - di tanah Palestina '. Namun tampaknya kami tidak memiliki kekuatan kecuali menonton dan menangis. Tapi Allah Maha Menyaksikan dan Maha Mengetahui Oh Palestina, bahwa Ummat Islam di seluruh dunia juga tersiksa dengan kondisi yang kalian alami. Mereka merangkak ke sudut-sudut dengan air mata yang membasahi mata mereka. Jika Anda terjebak dalam jaring orang Yahudi pembenci Islam, ketahuilah bahwa ummat Islam di seluruh negara-negara Muslim juga sedang terjerat oleh ular tak berujung dari kejahatan Amerika. Mereka berjuang dan berkorban untuk melawan penjajahan dan eksploitasi dari musuh Islam dengan sekuat tenaga mereka. Melawan para pendukung Yahudi ini ...! Maafkan kami oh Palestina! Kami tidak memiliki banyak pilihan kecuali menyampaikan suara kalian yang tertindas kepada Allah Tuhan Yang Maha Agung dalam doa-doa kami, menyampaikan ketidakberdayaan kami, kelemahan dan rasa malu kami kepada Allah. "Ya Allah, kami memohon pertolongan dan belas kasih-Mu, tolonglah kami untuk melawan musuh-musuh-Mu, karena sesungguhnya kami ummat Islam tidak memiliki penolong kecuali Engkau Ya Allah, dan hanya kepada-Mu ya Allah kami mengadu." Sumber : shahamat English (ameera/arrahmah.com) |
Dua tentara Turki tewas diserang teroris PKK Posted: 18 Oct 2015 09:55 PM PDT TUNCELI (Arrahmah.com) - Dua tentara Turki tewas dan dua lainnya luka-luka pada Ahad (18/10/2015) dalam serangan teror PKK yang menyerang kendaraan polisi lapis baja di provinsi Turki timur Tunceli, menurut pejabat keamanan, lansir Anadolu Agency. Sumber-sumber keamanan mengatakan bahwa insiden itu terjadi di jalan raya Tunceli-Pulumur ketika kendaraan lapis baja milik tentara Turki sedang menyeberang. Setelah serangan itu, empat tentara dipindahkan ke Rumah Sakit Negara Tunceli tapi dua dari mereka meninggal di rumah sakit. PKK, yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, telah memperbarui serangan bersenjata merekamelawan negara Turki musim panas ini. Sejak Juli, lebih dari 150 anggota pasukan keamanan telah tewas, menurut pemerintah, lebih dari 2,000 teroris PKK telah tewas. Pada 6 September, enam belas tentara Turki tewas oleh bom pinggir jalan yang diikuti oleh bentrokan dengan teroris PKK di provinsi Daglica, Hakkari, dalam insiden mematikan. (fath/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |