Arrahmah.Com |
- Lagi, 9 warga sipil gugur dalam serangan pengecut Rusia di dekat Homs
- Mujahidin Suriah merebut kembali wilayah Aleppo selatan meskipun serangan udara Rusia gencar dilancarkan
- Gereja liar, Pangdam IM: Umat Islam Aceh sudah sangat toleran
- Pendeta Yahudi: Membunuh pejuang Palestina adalah kewajiban agama
- Intifadah mencerminkan sadisme "Israel"
- Tentara teroris Uni Afrika membunuh seorang tetua suku dan melukai dua lainnya di desa Gandershe Somalia
- "Israel" akan bangun pagar "keamanan" baru di perbatasan Gaza
- 620 warga Palestina ditangkap polisi "Israel" hanya dalam 2 minggu
- PM Turki: 10 tersangka ditahan atas kasus bom Ankara
- Di Singkil, PGI: "Memang benar ada 24 gereja tidak berizin"
Lagi, 9 warga sipil gugur dalam serangan pengecut Rusia di dekat Homs Posted: 16 Oct 2015 04:33 PM PDT HOMS (Arrahmah.com) - Korban tewas serangan udara pengecut oleh tentara penjajah Rusia di desa-desa di utara Homs yang dikuasai oleh Mujahidin meningkat hingga 34 orang saat pasukan rezim Nushairiyah dan sekutunya yang didukung jet Rusia melancarkan serangan besar di wilayah yang telah lama dkuasai oleh Mujahidin di utara dan barat Suriah, ujar aktivis Suriah. |
Posted: 16 Oct 2015 04:07 PM PDT ALEPPO (Arrahmah.com) - Mujahidin Suriah pada Jum'at (16/10/2015) merebut kembali wilayah di pedesaan Aleppo selatan dalam pertempuran dengan rezim Nushairiyah dan milisi sekutunya yang berasal dari Iran yang didukung dengan jet Rusia, memperluas serangan balik sejak Rusia melancarkan serangan udaranya dua pekan silam. |
Gereja liar, Pangdam IM: Umat Islam Aceh sudah sangat toleran Posted: 16 Oct 2015 09:12 AM PDT BANDA ACEH (Arrahmah.com) - Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayjen TNI Agus Kriswanto secara tegas menyampaikan bahwa umat Islam Aceh sudah sangat toleran terhadap keberadaan gereja di Singkil. "Sebetulnya ummat Islam di Aceh Singkil sudah sangat toleran, dari sekian banyak gereja yang ada hanya sepuluh yang diminta untuk dibongkar karena tidak memiliki izin," ujar Yuli Hardin Wakil Ketua DPRK Aceh Singkil mengutip yang disampaikan Pangdam Rabu (14/10/2015), lansir Klikkabar.com. Hal ini disampaikannya saat pertemuan dengan perwakilan umat Muslim di Pendopo Bupati Aceh Singkil yang juga dihadiri Kapolda Aceh, guna mendengar pendapat terkait bentrokan bernuansa SARA di wilayah itu. Pada kesempatan itu, Pangdam juga mengatakan sepuluh gereja yang akan dibongkar tersebut tidak akan mengurangi fasilitas atau juga kebutuhan ummat nasrani disana. Sementara itu, perwakilan kaum Muslimin tetap meminta agar pembongkaran sepuluh gereja tersebut tetap harus dilaksanakan. Mereka juga meminta agar 47 orang yang ditahan untuk diberikan penangguhan dan bila tidak bersalah harus segera dibebaskan. Sementara Yuli Hardin sendiri berpandangan, "Saya melihat Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Daerah sangat serius menangani persoalan ini, patut kita berikan apresiasi," ungkapnya, Kamis (15/10). Sebelumnya diwartakan, pada Selasa (13/10) terjadi pembakaran sebuah gereja illegal oleh ratusan warga di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil yang menewaskan satu korban jiwa dan beberapa lainnya luka-luka. (azm/arrahmah.com) |
Pendeta Yahudi: Membunuh pejuang Palestina adalah kewajiban agama Posted: 16 Oct 2015 05:00 AM PDT TEL AVIV (Arrahmah.com) - Media "Israel" mengungkapkan bahwa pendeta yahudi memerintahkan untuk membunuh pejuang perlawanan Palestina, dan tidak membiarkan mereka hidup. Pendeta itu juga menekan bahwa membunuh pejuang Palestina merupakan kewajiban agama. Sebagaimana dikutip dari situs "Israel" Wa La, Kamis (15/10/2015) menyebutkan bahwa perintah pendeta itu sebagai jawaban atas sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada sejumlah pendeta yahudi yang dikenal ekstrimis dan rasial terhadap bangsa Arab, seputar bagaimana memperlakukan pelaku penyerangan setelah ditangkap, lansir Info Palestina. Menurut situs tersebut, seorang yahudi bertanya kepada pendeta Ben Tzion Motsavi, bolehkah memukul atau membunuh orang yang membahayakan setelah ditangkap? Pendeta Motsavi menjawab, "Bukan sekedar dibolehkan, tetapi merupakan kewajiban agama, memegang kepala dan memukulnya sampai mati." Motsavi menyayangkan jawaban yang diberikan oleh pendeta David Stav yang melarang untuk membunuh pelaku setelah terluka atau apabila sudah tidak membahayakan. Motsavi menyatakan, "Jangan dengarkan penjelasan Stav, karena orang yang berbaik hati kepada pelaku kekerasan, akan berakibat buruk." Sementara itu pendeta yahudi kota Shafd "Samuel Elyaho" menyerukan untuk menerapkan sanksi kepada segenap anggota kepolisian dan tentara "Israel" yang membiarkan hidup para pelaku kekerasan dari pihak Palestina, setelah mereka ditangkap. Di laman facebooknya, Elyaho menulis bahwa pelaku penyerangan tidak boleh dibiarkan hidup, yang dikhawatirkan jika bebas akan membunuh lainnya. (ameera/arrahmah.com) |
Intifadah mencerminkan sadisme "Israel" Posted: 16 Oct 2015 04:00 AM PDT YERUSALEM (Arrahmah.com) - Intifada Yerussalem menunjukkan kepada dunia citra buruk dan sadis "Israel", Anwar Ishki, Direktur Pusat Timur Tengah untuk Studi Strategis di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (15/10/2015), sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center. (ameera/arrahmah.com) |
Posted: 16 Oct 2015 01:05 AM PDT GANDERSHE (Arrahmah.com) - Tentara teroris Uni Afrika AMISOM) yang mengklaim dirinya sebagai "penjaga perdamaian" di Somalia, telah menembak dan membunuh seorang tetua suku dan melukai dua orang lainnya di desa Gandershedekat kota Marko pada Rabu (14/10/2015), seperti dilaporkan Shabelle media Kamis (15/10). Gandershe disebut-sebut sebagai benteng kekuatan Asy-Syabaab. |
"Israel" akan bangun pagar "keamanan" baru di perbatasan Gaza Posted: 16 Oct 2015 12:05 AM PDT GAZA (Arrahmah.com) - Tentara Zionis "Israel" akan membangun pagar keamanan sepanjang 65 kilometer di sepanjang perbatasan Gaza dengan mengklaim untuk mencegah infiltrasi Palestina dari wilayah Gaza, menurut laporan Anadolu pada Rabu (14/10/2015). |
620 warga Palestina ditangkap polisi "Israel" hanya dalam 2 minggu Posted: 15 Oct 2015 11:10 PM PDT TEPI BARAT (Arrahmah.com) - Pasukan pendudukan "Israel" telah menangkap lebih dari 620 warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki sejak awal Oktober, lansir MEMO pada Kamis (15/10/2015). Statistik tersebut dikeluarkan oleh kelompok hak asasi. Menurut Komunitas Tahanan Palestina, setengah dari mereka yang ditahan adalah anak di bawah umur dan sebagian telah mengalami berbagai bentuk penyiksaan saat penangkapan terjadi. Beberapa ditangkap ketika sedang terluka oleh peluru tajam. Kebanyakan penangkapan, dilaporkan Quds Press, telah terjadi di Hebron dan Yerusalem, dengan angka masing-masing 130 dan 120 orang. Kemudian di Ramallah 95 orang ditangkap, dan Nablus, Bethlehem, Jenin Tulkarem, Qalqilya, Salfit, dan Tubas. Selanjutnya 116 warga Palestina-"Israel" juga telah ditangkap selama periode tersebut. Organisasi tahanan mengatakan bahwa otoritas pendudukan "Israel" telah mengeluarkan 33 perintah penahanan administratif sejak awal bulan ini. Tercatat bahwa warga Palestina yang sekarang ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan oleh "Israel" berjumlah 400 orang. (fath/arrahmah.com) |
PM Turki: 10 tersangka ditahan atas kasus bom Ankara Posted: 15 Oct 2015 09:58 PM PDT ANKARA (Arrahmah.com) - Sepuluh tersangka telah ditahan sehubungan dengan postingan mencurigakan yang muncul di Twitter sebelum pemboman mematikan terjadi pada Sabtu (11/10/2015), Perdana Menteri Turki mengungkapkan pada Kamis (15/10), lansir Anadolu Agency. Dalam wawancara langsung dengan saluran berita swasta TGRT Haber, Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan: "Kami memiliki sepuluh tersangka untuk diinvestigasi lebih lanjut", ia juga menambahkan bahwa tersangka tersebut terkait dengan ISIS dan organisasi teroris PKK. Davutoglu menambahkan bahwa penahanan berlangsung pada Rabu (14/10/2015) dan Kamis. "Kami telah mulai mengungkapkan kegiatan ISIS yang selalu disebutkan sebagai tersangka biasa dan jaringan dalam kerangka ini," kata perdana menteri itu. Dia meyakinkan bahwa tidak ada upaya yang bisa dihindari untuk menangkap dan mengungkap pelaku di balik serangan itu. Pada Rabu, Davutoglu merevisi jumlah korban yang tewas dari 97 ke 99 orang, yang juga termasuk warga negara Palestina. Ratusan orang lainnya juga terluka dalam pemboman Sabtu di aksi damai di luar stasiun kereta api utama Ankara. Juga pada Kamis, seorang mahasiswa yang dilaporkan sedang berada di provinsi Eskisehir pusat diduga memposting tweet tentang ledakan Ankara beberapa jam sebelum kejadian berlangsung. Menurut sumber-sumber keamanan setempat, tersangka adalah seorang mahasiswa Universitas Anadolu berusia 23 tahun, yang ditahan di rumahnya dan dikirim ke Ankara untuk penyelidikan lebih lanjut. Postingan mencurigakan dibagikan sebelum serangan, dengan menggunakan akun bernama "Pir Ozan Abdal". Ledakan bom di Ankara pada sabtu kemarin telah mengguncang Turki yang sebentar lagi akan mengadakan pemilihan umum ulang pada 1 November. (fath/arrahmah.com) |
Di Singkil, PGI: "Memang benar ada 24 gereja tidak berizin" Posted: 15 Oct 2015 07:30 PM PDT JAKARTA (Arrahmah.com) - Kepala Humas Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Jeirry Sumampow mengungkapkan adanya 24 gereja liar yang tidak memiliki izin (illegal) di wilayah Singkil, Aceh. Sekaligus juga meluruskan pemberitaan yang menyebutkan bahwa hanya ada 17 atau 19 atau bahkan 10 gereja illegal di wilayah Singkil, Aceh. "Memang benar ada 24 gereja tidak berizin. Ini yang sedang dalam proses pengurusan izinnya dengan dibantu Komnas HAM, tokoh masyarakat dan pimpinan agama," ungkjap Jeirry dalam konferensi pers (konpers) di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, Rabu (14/10/2015) sore, lansir Hidayatullah.com Kata dia sebetulnya pihak gereja yang tak berizin itu telah berkomitmen akan mengurus perizinannya. Demikian pula dengan adanya komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, dalam hal ini Bupati Singkil. Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Pusat, Dr. Nadjamuddin Ramly, M.Si menegaskan bahwa pada prinsipnya semua anak bangsa apapun agamanya, tidak boleh melarang orang yang ingin beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing sebab soal ibadah setiap orang adalah hak asasi dan dilindungi oleh konstitusi negara. "Tetapi kalau mendirikan rumah ibadah harus taat dengan regulasi atau aturan yang berlaku. Karena itu praktik-praktik yang dilakukan sesama umat beragama ini harus dipikirkan supaya peristiwa seperti Singkil tidak terulang kembali ke depannya," kata Nadjamuddin Selama ini, menurut Nadjamuddin, memang umat Islam saja yang selalu disalahkan jika terjadi sebuah konflik agama. Seakan-akan umat Islam itu dianggap selalu tidak toleran, berbeda perlakuannya dengan non-muslim. Bahkan tokoh-tokoh yang mengeluarkan surat pelarangan Idul Fitri dalam kasus tragedi Tolikara justru diundang Jokowi ke Istana secara diam-diam dan dalam keadaan tertutup. Dan orang yang ditetapkan tersangka justru dipreser supaya dikeluarkan dari tahanan dan dibebaskan. "Padahal, jika penegakkan hukum di negeri ini dilakukan maka tidak perlu lagi mendengar tekanan apapun karena negara ini berdiri di atas konstitusi hukum dan UUD 1045," tegasnya. Nadjmuddin menambahkan jika memang kelompok minoritas terkadang memblow-up kasus-kasus konflik beragama seperti itu bahkan sampai melaporkannya ke parlemen Uni Eropa, PBB, serta kantor HAM sehingga membuat pemerintah merasa ketar ketir menghadapinya. "Saya kira betul kita demokratis, ada hak orang mendirikan rumah ibadah tetapi juga harus proposionlaitas dan jangan melanggar aturan. Katakanlah modus operandinya menggunakan sebuah rumah, di situ anak-anak maen gitar lalu tak ada yang menggubris tiba-tiba ada semacam kerohanian dan menjadi tempat ibadah hinggan membangun pun tak ada yang menggubris. Itu yang banyak terjadi," paparnya. Padahal seharusnya tokoh agama di situ harus mengerti ada aturan yang tidak boleh dilanggar bahkan juga syarat pendirian rumah ibadah dlam SKB Dua Menteri salah satunya terkait dengan 60 dan 90 KTP jamaah tidak dipenuhi dengan cara yang baik. "Jadi saya kira ini semua hal di antara umat beragama sendiri tokoh-tokoh agama dan organisasinya itu harus mengindahkan aturan hukum sebab penegakkan hukum merupakan sesuatu yang niscaya," tandasnya, lansir Hidayatullah.com. Telah diwartakan, pada Selasa (13/10) terjadi pembakaran sebuah gereja illegal oleh ratusan warga di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil yang menewaskan satu korban jiwa dan beberapa lainnya luka-luka. (azm/arrahmah.com) |
You are subscribed to email updates from Arrahmah.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |