Brigade Jundul Aqsha, salah satu faksi yang tergabung dalam koalisi Jaisyul Fath di Idlib, merebut bukit strategis Al-Kharbah di kota Al-Fuah, pedesaan Idlib. Bukit itu merupakan pos pertahanan terakhir yang melindungi kota itu.
Seorang komandan Jaisyul Fath, Abu Ismail, mengatakan bahwa serangan pada Ahad (19/09) itu diawali dengan bom mobil yang dikemudikan seorang mujahidin Jundul Aqsha. Mobil itu melaju dan meledak tepat di markas militer tentara Suriah dan milisi Iran di bukit tersebut. Akibatnya, lebih dari sepuluh tentara tewas.
Kemudian, lanjut Abu Ismail, mujahidin menghujani pos-pos yang ada di bukit itu dengan puluhan mortir, roket serta bom rakitan. Situasi itu membuat tentara rezim panik dan mental mereka melemah.
Abu Ismail menunjukkan, mujahidin kemudian bergerak dan mengontrol penghalang-penghalang militer yang ditinggalkan militer rezim. Mujahidin terus bergerak sehingga berhasil mengontrol sepenuhnya bukit strategis tersebut.
“Puluhan tentara rezim tewas sejumlah peralatan militer berat milik mereka hancur,” kata Abu Ismail seraya menunjukkan, tentara rezim melarikan diri menuju pusat kota Al-Fu’ah.
Bukit Al-Kharbah terletak sangat strategis karena memungkinkan mengawasi langsung pergerakan di sejumlah jalan di dalam kota Al-Fu’ah. Kemajuan ini membuat militer rezim semakin tersudut. Selain itu, bukit itu juga memungkinkan menargetkan helikopter rezim yang berupaya memasok logistik dari udara.
Berikut ini dokumentasi setelah dikuasainya Pos Militer di Bukit al-Kharbah,
Kemenangan atas bukit al-Kharbah ini diraih setelah mujahidin merebut lebih dari 13 pos militer di sisi selatan kota tersebut. Sejumlah tentara rezim tewas akibat pertempuran itu.
Seorang komandan Jaisyul Fath, Abu Ismail, mengatakan bahwa serangan pada Ahad (19/09) itu diawali dengan bom mobil yang dikemudikan seorang mujahidin Jundul Aqsha. Mobil itu melaju dan meledak tepat di markas militer tentara Suriah dan milisi Iran di bukit tersebut. Akibatnya, lebih dari sepuluh tentara tewas.
Abu Ismail menunjukkan, mujahidin kemudian bergerak dan mengontrol penghalang-penghalang militer yang ditinggalkan militer rezim. Mujahidin terus bergerak sehingga berhasil mengontrol sepenuhnya bukit strategis tersebut.
“Puluhan tentara rezim tewas sejumlah peralatan militer berat milik mereka hancur,” kata Abu Ismail seraya menunjukkan, tentara rezim melarikan diri menuju pusat kota Al-Fu’ah.
Bukit Al-Kharbah terletak sangat strategis karena memungkinkan mengawasi langsung pergerakan di sejumlah jalan di dalam kota Al-Fu’ah. Kemajuan ini membuat militer rezim semakin tersudut. Selain itu, bukit itu juga memungkinkan menargetkan helikopter rezim yang berupaya memasok logistik dari udara.
Berikut ini dokumentasi setelah dikuasainya Pos Militer di Bukit al-Kharbah,
Lubang besar akibat bom syahid dari kendaraan BMP
Beberapa anggota militan syiah berlarian meninggalkan pos mereka
Sebuah Tank menjadi ghanimah mujahidin
Sebuah Tank Rezim ditemukan hancur akibat serangan rudal mujahidin
Beberapa Mayat tentara Rezim yang berserakan